Pages

Minggu, Oktober 13, 2013

Lapan Dan CNSA China Jajaki Kerja Sama Penginderaan Jauh Dan Satelit

BANDUNG-(IDB) : Lapan dan CNSA (lembaga antariksa Republik Rakyat Tingkok atau RRT) mengadakan pertemuan untuk membahas kerja sama di bidang antariksa. Pertemuan berlangsung di kantor Lapan, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (3/10).
 
Kepala Lapan, Bambang S. Tejasukmana, mengatakan bahwa Lapan dan CNSA dapat melaksanakan kerja sama di bidang penginderaan jauh dan satelit. Kedua kegiatan tersebut saat ini menjadi program prioritas Lapan.

"Penginderaan jauh menjadi prioritas karena data citra sangat dibutuhkan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sementara itu, di bidang satelit, Lapan saat ini sedang dalam proses untuk meningkatkan kapasitas pembangunan satelit," ujarnya.


Ia berharap, dengan adanya kerja sama tersebut, Lapan juga dapat meningkatkan kemampuan dalam sistem stasiun bumi penginderaan jauh dan navigasi.


Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan naskah kerja sama oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi dengan Administrator CNSA. Penandatangan tersebut disaksikan oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Cina, Xi Jinping, Rabu (2/10).


Dalam pertemuan Lapan dan CNSA, Deputi Bidang Penginderaan Jauh Lapan, Taufik Maulana, memaparkan mengenai kegiatan Lapan di bidang penginderaan jauh. Ia menjelaskan, sesuai dengan Inpres No. 6 tahun 2012 dan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan, Lapan bertugas untuk menyediakan data penginderaan jauh resolusi tinggi dengan lisensi pemerintah. Data tersebut dimanfaatkan untuk berbagai bidang seperti pemantauan kebakaran hutan dan banjir, pengamatan pertumbuhan padi, dan penentuan Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI).


Taufik mengatakan, saat ini stasiun bumi yang dimiliki Lapan telah mampu menerima data satelit SPOT-6 yang memiliki resolusi 1,5 meter.


Sementara itu, dalam pertemuan tersebut, Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan, Prof. Dr. Soewarto Hardhienata, memaparkan mengenai program pengembangan satelit, penerbangan, dan roket di Indonesia.


Soewarto mengatakan bahwa saat ini satelit pertama Lapan telah enam tahun mengorbit dan masih berfungsi dengan baik. Lapan juga telah menyelesaikan pembangunan satelit Lapan A2, yang rencananya akan diluncurkan tahun depan. Selain itu, saat ini Lapan sedang membangun Satelit Lapan A3. Satelit tersebut direncanakan selesai pada 2015.


Satelit yang dibangun Lapan sekarang termasuk dalam kategori satelit mikro. Namun, dalam program pengembangan satelit, Lapan berencana meningkatkan kemampuan diri dengan membangun satelit penginderaan jauh.


Pertemuan ini dihadiri oleh Sekretaris Utama Lapan, para eselon II di lingkungan Lapan, serta Administrator, Secretary General, dan Direktur CNSA.




Sumber : Lapan

Pemerinah Mendukung Sepenuhnya Bangkitnya Industri Pesawat Terbang RI

JAKARTA-(IDB) : Industri pesawat terbang di Indonesia seakan kembali bangun dari tidurnya yang lama. Beberapa pesawat yang tengah dikembangkan PT Dirgantara Indonesia juga pabrikan milik BJ Habibie PT Ragio Aviasi Industri menunjukkan Indonesia pun bisa bersaing di industri pesawat terbang.

Pemerintah sumringah akan hal ini. Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan Djoko Murdjatmodjo mengaku bangga dan siap mendukung agar industri pesawat terbang di dalam negeri terus berkembang dan bersaing di langit dunia.

"Kita dukung. Kita harus ikut kembangkan dan harus bangga," kata Djoko di sela acara Presbackground bertemakan Moratorium Pemberian Izin Operasi Perusahaan Penerbangan Baru di Hotel Millenium, Jakarta, Jumat (11/10/2013).

Saat ini, Indonesia masih banyak mengimpor pesawat terbang. Fenomena ini merupakan suatu langkah awal bangkitnya industri pesawat terbang dalam negeri yang pada akhirnya sedikit demi sedikit akam mampu lepas dari ketergantungan impor, khususnya untuk pesawat kecil atau jarak pendek.

"Kita butuh banyak pesawat yang 80 seater seperti itu. Masak kita impor terus. Kalau yang besar-besar boleh lah beli, ini yang kecil-kecil kita beli dari dalam negeri," katanya.

Beberapa maskapai penerbangan domestik pun telah memesan sejnumlah tipe pesawat buatan dalam negeri. Contohnya seperti maskapai penerbangan baru anak usaha Sriwijaya Air, Nam Air yang telah berkomitmen untuk memesan 100 unit R80 buatan PT Ragio Aviasi Industri.

"Ada airline nasional yang sudah mau pesan. Itu akan akan mendorong supaya industri ini semakin bergairah," tutupnya.




Sumber : Detik

Panglima TNI : Tunggu Wahana Baru TNI Tahun Depan

SANGATTA-(IDB) : Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menegaskan tidak ada kebijakan baru terkait pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) pada 2014.  TNI kini menunggu realisasi wahana-wahana tempur yang telah dipesannya.

"Untuk pembelian pesawat, kami hanya melanjutkan program yang sudah ada sehingga tidak ada kebijakan baru terkait pengadaan alutsista pada 2014," ungkap Morldoko kepada wartawan di Sanggata, Kutai Timur, Kalimantan Timur.

Pada 2014, kata Moeldoko, TNI akan mendatangkan 14 unit pesawat tempur jenis F-16 serta satu skuadron Fennec dari Perancis.

"Tinggal realisasi datangnya peralatan tempur tersebut," ungkap Moeldoko.

Selain peralatan tempur untuk angkatan udara, kata Moeldoko, TNI juga akan terus menambah kekuatan tempur untuk sektor darat dengan menghadirkan tank Leopard.

"Semuanya dibeli dan bukan dalam bentuk hibah," kata Moeldoko.

Semua alutsista baru itu, kata Meoldoko, akan dipamerkan pada Hari Ulang Tahun TNI 2014 yang kemungkinan dilaksanakan di Surabaya, Jawa Timur.

TNI, lanjut dia, akan terus memodernisasi alustsista sesuai program "Minimum Essensial Force" (MEF) yang akan berakir pada 2019 kemudian dilanjutkan hingga 2024.





Sumber : Antara

Penjaga Perbatasan, Garda Terdepan Yang Masih Memprihatinkan

KISAR-(IDB) : Selesai dengan tugas rutin, suatu siang di akhir Juni lalu, dua anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut itu duduk santai di pos. Berdua mereka menjadi penghuni pos berukuran 8 meter x 6 meter.

Tak ada nuansa sangar dari sebuah markas prajurit yang menjaga garda terdepan Nusantara. Padahal, pos yang terletak di Kecamatan Pulau-pulau Terselatan, Kabupaten Maluku Barat Daya, itu hanya berjarak 12 mil laut atau 22 kilometer dari Timor Leste.

”Kalau bosan, ya, main catur atau video game berulang-ulang. Kalau masih bosan, ya, melamun saja,” ujar Zakaria (21), salah satu penjaga pos berpangkat kelasi dua telegrafis. Ia baru bergabung di pos itu selama empat bulan terakhir menemani sang komandan yang sebelumnya bertugas sendirian.

Seperti hari-hari sebelumnya, siang itu, kedua prajurit yang menginduk pada Pangkalan Utama TNI AL VII Kupang itu lebih banyak diam di pos. Mereka tak leluasa berpatroli karena keterbatasan sarana pendukung. Mereka hanya memiliki satu perahu karet dengan mesin tempel berkekuatan 40 PK.

Bahan bakar pun dijatah. Setiap tiga bulan, pos kebagian 60 liter bensin, 200 liter solar, dan 60 liter oli. Jumlah itu harus dibagi untuk motor operasional dan generator sumber listrik pos.

Sekali patroli keliling Kisar butuh 40 liter solar. Kalau seminggu sekali patroli, jatah solar sudah habis sebulan.

”Kami ini garda terdepan sekaligus umpan,” kata Letnan Dua Laut (Teknik) Cahya Dharmawan, Komandan Pos TNI AL Pulau Kisar, getir. Bukan mengeluh, tetapi keterbatasan itu membuat mereka tak bisa bekerja profesional.

Kemampuan SAR mereka pun tak termanfaatkan. Akibatnya, saat ada kecelakaan laut yang menimpa perahu nelayan, mereka tidak bisa banyak membantu.

”Jelas sedih tidak bisa berbuat apa-apa untuk menjangkau lokasi kecelakaan. Paling kami hanya berkoordinasi dengan nelayan lain atau petugas Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai Kementerian Perhubungan yang alatnya lebih lengkap,” tambah Cahya, yang bertugas di Kisar sejak November 2012.

Ironisnya, ada beberapa kapal cepat (speedboat) milik pemerintah kabupaten setempat terbengkalai tak terpakai di dekat pos tersebut. Namun, sekadar meminjam kapal itu untuk patroli pun tidak diizinkan.

Keterbatasan personel dan sarana membuat TNI AL dipandang sebelah mata oleh masyarakat dan pemerintah setempat, apalagi oleh pihak asing. Posisi Kisar yang berbatasan dengan Timor Leste dan dekat Australia membuatnya sangat rawan. Perairan selatan Kisar sering menjadi lokasi transaksi jual beli minyak ilegal di atas tanker yang biasa disebut dengan istilah ”kapal kencing”.

”Pergi ke sana dengan perahu karet hanya membahayakan nyawa sendiri,” ujar Cahya, yang pernah bertugas di KRI Nanggala 402.

Sebagai satu dari 92 pulau terluar Indonesia, Kisar sangat rawan gangguan kedaulatan. Ancaman itu diperparah dengan ketertinggalan pembangunan di Kisar. Alih-alih dijaga dan dihias rapi, beranda depan Nusantara itu justru diabaikan dan ditinggalkan. 





Sumber : Kompas

Indonesia Korea Selatan Sepakat Perluas Kerjasama Industri Pertahanan

JAKARTA-(IDB) : Indonesia dan Korea sepakat memperluas kerjasama industri pertahanan. Di masa mendatang kerja sama ini tidak hanya tentang pengadaan persenjataan serta alih teknologinya, diharapkan mencakup rancang bangun dan produksi bersama.

Demikian disampaikan Presiden SBY bersama Presiden Republik Korea Park Geun-hye usai tentang hasil pertemuan dua delegasi yang mereka pimpin. Pertemuan berlangsung di Istana Merdeka, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Sabtu (12/10/2013).

"Kami sepakat untuk disamping pengadaan kapal selam atau pesawat-pesawat tempur tapi juga ada proyek-proyek bersama di mana sumber daya manusia baik dari Indonesia maupun Korea itu bersatu, untuk meningkatkan industri pertahanan di kedua negara dan utamanya yang kami kerjasamakan," kata SBY.

Proyek pengadaan kapal selam dan pesawat tempur dari Korea untuk Indonesia saat ini sedang berjalan. Kerjasama ini juga termasuk bidang pelatihan militer, saling kunjung perwira dan lain-lain.

Presiden Republik Korea Park Geun-hye di dalam keterangannya menyatakan keyakinannya bahwa kerjasama dengan Indonesia akan kokoh. Korea siap memfasilitasi kebutuhan Indonesia untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas militernya.

"Kita menyambut baik kedua negara menandatangani kerjasama pertahanan nasional. Presiden SBY dan saya sepakat untuk memfasilitasi kemajuan kerjasama pertahanan yang ada seperti sumber daya manusia selain pengadaan pesawat tempur dan juga kapal selam. Kita akan kerjasama antara perusahaan Indonesia Korea dalam proyek pertahanan," ujar Presiden Park Geun-hye yang berbusana warna merah.





Sumber : Detik

Indonesia, Malaysia Dan Singapura Tingkatkan Keselamatan Pelayaran

JAKARTA-(IDB) : Indonesia, Malaysia, dan Singapura bekerja sama meningkatkan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di perairan Selat Malaka dan Selat Singapura.

"Ketiga negara dapat saling tukar-menukar pikiran, berbagi ide serta serta menemukan mekanisme kerja sama terbaik di Selat Malaka dan Selat Singapura yang telah dibentuk sejak  2007," kata Menteri Perhubungan, Evert Erenst Mangindaan, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Sabtu.

Menurut Mangindaan, mekanisme itu dibentuk untuk memberi kesempatan berbagai pihak dapat turut berkontribusi dan berbagi tanggung jawab dalam pemeliharaan lingkungan dan peningkatan keselamatan pelayaran di Selat Malaka dan Selat Singapura.

Ia mengemukakan, kontribusi dari para pemangku kepentingan tersebut, dihimpun dalam bentuk trust fund yang pengelolaannya diserahkan kepada tiga negara pantai yaitu Indonesia, Malaysia dan Singapura dalam wadah yang bernama Aids to Navigation (ANF).

Kerja sama ini juga implementasi lanjutan salah satu butir kesepakatan KTT APEC 2013, di Nusa Dua, Bali, pekan lalu. Indonesia membahas peningkatan kerja sama pemantauan laut engan sejumlah negara di kawasan Asia Pasifik dalam rangka menjaga keamanan sumber daya kelautan dan perikanan.

"Forum APEC dapat menjadi media bagi promosi pengelolaaan sumberdaya kelautan dan perikanan lainnya di kawasan Asia Pasifik," kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Sutardjo, di Nusa Dua, Bali, Selasa (8/10).
Sumber : Antara

Anggap Agus Yudhoyono Pemimpin Muda Berprestasi Luar Biasa

Dinobatkan Sebagai Penerima Nanyang Outstanding Young Alumni Award 2013


JAKARTA-(IDB) : Mayor Inf Agus Harimurti Yudhoyono memperoleh penghargaan Nanyang Outstanding Young Alumni Award 2013 (Penghargaan Alumni Muda Nanyang) dari Nanyang Technological University (NTU) di Singapura. Penghargaan untuk putra sulung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu diserahkan Menteri Kebudayaan, Komunikasi dan Pemuda Singapore, Lawrence Wong, Sabtu, (12/10), di gedung Auditorium NTU Singapore.


Kepala Pusat Penerangan TNI, Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul dalam rilisnya ke media mengatakan, Agus Yudhoyono memperoleh penghargaan dari NTU karena dinilai telah berprestasi di bidang militer. "Agus Yudhoyono memperoleh penghargaan ini karena dinilai sebagai pemimpin muda berprestasi luar biasa di bidang kemiliteran di Indonesia," kata Iskandar mengutip keterangan resmi Presiden NTU, Professor Bertil Andersson.


Atas prestasi itu, Agus diminta oleh Kementerian Pertahanan Australia untuk berpartisipasi dalam program Special Young Future Leaders pada tahun 2012, serta untuk program serupa pada tahun 2013 yang digelar Departemen Pertahanan Republik Korea. Iskandar pun menyebut penghargaan dari NTU itu menambah deretan prestasi yang diukir salah satu putra terbaik TNI di dunia internasional.


Namun demikian Agus memang bukan orang pertama di Indonesia yang meraih penghargaan itu dari NTU. Sebab, sebelumnya penghargaan serupa juga diberikan kepada Merry Riana, penulis buku Mimpi Sejuta Dolar.


Iskandar menambahkan, Agus selama menjadi mahasiswa di S Rajaratnam School of International Studies di NTU memang sudah menonjol. Agus, kata Iskandar pernah ditunjuk sebagai pengamat di Shangri-la Dialog di Singapura dan sebagai peserta ASEAN 100 Leadership dan ASEAN Leadership di Malaysia pada tahun 2006.

Bahkan Agus pernah menerima penghargaan prestisius dalam masa pendidikan militer di Fort Benning, Amerika Serikat. "Agus merupakan satu-satunya penerima penghargaan yang bukan warga negara Amerika," ungkap Iskandar.





Sumber : JPNN

Israel Didepak Dari 10 Besar Militer Terkuat Dunia

TEL AVIV-(IDB) : Salah satu situs berita terkemuka Amerika Serikat mengeluarkan militer rezim Zionis Israel dari daftar 10 militer terkuat di dunia untuk tahun 2013.

Situs berita Global Firepower seperti dikutip Tasnim News (12/10) dalam laporan tahunannya menulis, militer Israel terdepak dari list 10 militer terkuat dunia untuk tahun 2013. Sementara itu militer Mesir berada di rangking pertama militer terkuat di kawasan.

 

Berdasarkan klasifikasi yang dilakukan situs Amerika ini, militer Amerika berada di peringkat pertama dunia, setelah itu disusul oleh Rusia, Cina, Inggris, Perancis, Jerman, Korea Selatan, Italia dan Brasil.


Global Firepower memposisikan militer Turki di urutan ke 11 dan Pakistan di posisi 12. Sementara itu militer Israel berada di urutan ke 13 dunia. Mesir berada di rangking ke 14 dan setelahnya Indonesia dan Iran.

 
Militer Aljazair berada di urutan ke 33, Suriah 39, Yaman 34, Yordania 56 dan Uni Emirat Arab 57. 





Sumber : Irib