Pages

Jumat, Oktober 11, 2013

Kebijakan Tony Abbot Soal Imigran Gelap Berpotensi Langgar Kedaulatan Indonesia

Tony Abbot ngotot ingin membeli perahu imigran gelap dan membayar informan di Indonesia untuk membendung kehadiran imigran gelap. Kebijakan ini dinilai bisa melanggar kedaulatan Indonesia. 
JAKARTA-(IDB) : Perdana Menteri Australia Tony Abbot berkukuh menjalankan rencananya membeli perahu imigran gelap dan membayar informan di Indonesia untuk membendung derasnya aliran pencari suaka ke negara itu.
Anggota Komisi I DPR Helmy Fauzi menilai kebijakan Australia itu melanggar prinsip kedaulatan Indonesia. Soalnya, kata dia, "Mereka melakukan operasi intelijen secara terang-terangan dalam kebijakan nyata di negara kita. DPR dan pemerintah wajib menolaknya."

Ia meminta aparat keamanan dan intelijen bekerja sama mengendus dan memastikan setiap gerak-gerik warga negara asing terutama Australia yang melakukan aksi mata-mata di dalam negeri. Ia berharap pemerintah mengeluarkan ketentuan pelarangan bagi masyarakat untuk bekerja sama dengan intelijen Australia. Sebab, hal itu berarti menjual informasi dalam negeri untuk kepentingan asing.

"Jika mereka melakukan aksi penangkapan dan sebagainya dengan alasan mencegah para pencari suaka sampai ke di Australia di wilayah NKRI, justru aparat Negeri Kanguru itu harus ditangkap dan diproses hukum di Indonesia. Karena mereka melakukan kegiatan yang bertentangan dengan hukum Indonesia," ujar Helmy Fauzi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (10/10).

Menurut Helmy, langkah Tony Abbot akan menciptakan suasana tak nyaman dalam hubungan kerja sama Australia-Indonesia. "Australia mestinya memahami masalah ini, yakni penolakan rakyat Indonesia atas kebijakan tersebut," katanya. 




Sumber : Jurnamen

Wawancara Dengan NRC Handelsblad (Belanda) Sehubungan Dengan Kunjungan Menhan Belanda Ke Indonesia

ANALISIS-(IDB) : Berikut adalah beberapa pertanyaan dari koresponden kami (Melle Garschagen) dari NRC Handelsblad kepada Bapak Jagarin Pane yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia : 



Mengapa pemerintah Indonesia dan TNI merasa penting untuk mengeluarkan dana untuk memperkuat dan memper-modern kekuatan militer? 



Pemerintah Indonesia bersama DPR memandang sangat perlu untuk memodernisasi TNI sebagai antisipasi dinamika kawasan khususnya Laut Cina Selatan.  Tahun 2008 yang lalu berdasarkan kajian intelijen dan Hankam RI menganalisis bahwa pusat konflik masa depan adalah Laut Cina Selatan.  

Meski Indonesia tidak terlibat klaim teritori dengan negara lain di kawasan itu, Pemerintah memandang sangat perlu untuk memperkuat tentaranya.  Klaim Malaysia terhadap Ambalat juga merupakan salah satu pemicu untuk memperkuat TNI.  Karena ternyata negeri itu lebih dahulu melakukan manuver kapal perang di kawasan itu tahun 2005 sehingga Presiden SBY merasa tersinggung dan langsung mendatangi lokasi di Karang Unarang untuk menegaskan bahwa Ambalat adalah teritori NKRI.



Siapakah/negara mana yang dilihat sebagai ancaman terbesar bagi keamanan dan keselamatan Indonesia? Kenapa? 



Sebenarnya bagi Indonesia tidak ada ancaman dari negara tertentu yang membahayakan keselamatan Indonesia. Tetapi sebagai antisipasi bagi negara kepulauan terbesar di dunia ini dan punya posisi strategis di kawasan ASEAN dan Asia Pasifik sangat wajar bagi Indonesia memperkuat persenjataan militernya yang selama lebih dari 10 tahun tidak diperbaharui. Penempatan Marinir AS di Darwin Australia bagaimanapun merupakan ancaman bagi keamanan RI, maka sebagai antisipasi TNI saat ini sedang mempersiapkan alokasi pasukan Marinir di Papua setingkat divisi.



Cabang TNI yang mana yang paling menganggap perlu dan penting untuk menginvestasikan dana dan ekspansi kekuatan militer (dalam hal alutsista)? 



Semua matra TNI sedang memperkuat diri. TNI AU sudah mendapatkan 1skuadron Sukhoi Su27/30 beserta rudal canggihnya dan sangat terbuka kembali melakukan pesanan untuk 1 skuadron berikutnya dari seri Sukhoi SU35 yang lebih modern. TNI AU juga menantikan kedatangan jet tempur F16 sebanyak 24 unit dari AS dan 16 unit T50 Golden Eagle dari Korsel.

Satuan-satuan radar modern memperkuat kawasan timur Indonesia sehingga tidak ada lagi yang blank spot.  TNI AL sedang menantikan 3 kapal selam Changbogo dari Korsel dan mendapat tawaran 10 kapal selam kelas Kilo bekas dari Rusia. Marinir diperkuat dengan lebih dari 50 tank amfibi BMP3F dari Rusia, 12 artileri roket RM Grad.  Indonesia sedang menunggu kedatangan 3 fregat ex Brunai dari Inggris, sudah memesan 2 fregat Sigma dari Damen Schelde Belanda yang dikenal dengan PKR 10514.   

Kapal Cepat Rudal ukuran 40 meter dan 60 meter buatan dalam negeri sudah dan sedang dalam proses pembuatan.  Sementara 3 LST buatan dalam negeri untuk kapal angkut Tank Leopard sedang dalam pengerjaan. TNI AD sudah pesan 103 MBT Leopard 2 dan 50 Tank Marder dari Jerman, kemudian menunggu kedatangan 36 unit MLRS Astross II Mk6 dari Brazil bersama 38 artileri Caesar Nexter dari Perancis.  300 panser Anoa buatan dalam negeri sudah memperkuat batalyon TNI AD.



Akankah trend ini akan berubah setelah pemilu? Factor2 apa saja yang mempengaruhi? 



Program modernisasi TNI ini dikenal dengan MEF (Minimum Essential Force).  Untuk MEF tahap I tahun 2010 sd 2014 sudah jelas arahnya dengan anggaran sebesar US $15 milyar.  Untuk MEF tahap II tahun 2015 sd 2019 sudah berganti pemerintahan. Tetapi hampir semua kalangan berpendapat bahwa MEF tahap II akan berjalan lebih intensif lagi dengan prediksi pagu anggaran minimal US $20 milyar. 

Yang menggembirakan ketika kita bicara modernisasi TNI semua komponen bangsa ini, Pemerintah, Parlemen dan mayoritas rakyat Indonesia mendukung program ini.  Ini yang membuat kita optimis bahwa MEF II akan berlanjut lebih baik lagi.



Negara mana saja yang menerima pesanan paling banyak untuk peralatan perang TNI? 



Indonesia menerapkan program alutsista dengan memesan produk yang belum bisa dibuat di dalam negeri dengan berbagai negara. Dengan AS misalnya pengadaan upgrade 24 F16, pembelian 8 Apache, pembelian rudal anti tank Javelin, pembelian 40 heli Bell412Ep dan lain-lain. Dengan Rusia 16 Sukhoi, simulator Sukhoi, BMP3F.  

Dengan Korea Selatan 3 kapal selam, 22 panser tarantula, 16 jet latih tempur Golden Eagle. Dengan Jerman 103 MBT Leopard, 50 Marder dan 18 pesawat latih Grobb.  Brazil mendapat order 16 pesawat Super Tucano dan MLRS Astross II. Perancis mendapat pesanan artileri Caesar Nexter. Belanda 2 PKR 10514 Sigma. Dengan Australia pesan 9 Hercules bekas. Juga dengan Spanyol pesan 9 pesawat angkut sedang CN295. Jadi semua negara sahabat mendapat pesanan bervariasi.



Menteri pertahanan Belanda akan melakukan lawatan ke Indonesia minggu ini untuk mengadakan pembicaraan dengan menhan RI dan TNI. Menurut Anda, apa saja yang akan mereka bicarakan? 



Kunjungan Menhan Belanda tentu untuk memperkuat kerjasama pertahanan. Anggaran belanja militer RI yang besar sesungguhnya menarik banyak negara untuk merapat ke RI. Ada kemungkinan Menhan Belanda menawarkan kembali 80 Leopardnya yang dulu ditawarkan ke Indonesia tetapi karena terlalu banyak persyaratan HAM, Indonesia beralih ke Jerman bahkan mendapat jumlah yang lebih banyak.   

Tetapi yang lebih penting mestinya Belanda lebih membuka mata hatinya untuk Indonesia misalnya dengan membagi teknologi militer untuk negeri bekas jajahannya. Misalnya teknologi kapal perang PKR10514. Jika saja Belanda lebih memahami cara mengambil hati Indonesia, kita yakin Belanda akan mendapat tempat di hati rakyat Indonesia.   

Dan kalau itu sudah didapat maka order bisnis apapun akan berjalan lancar dan jelas.  Kekuatan ekonomi Indonesia saat ini no.16 di dunia, pertumbuhan ekonomi rata-rata 6%,pendapatan perkapita US $4.000,- dengan jumlah penduduk 240 juta. Dengan anggaran militer masih sekitar 0,8%-1% dari PDB saat ini sudah sedemikian menariknya, apalagi jika menyentuh 2,5%-3% dari PDB.  Dan itu sangat mungkin.





Sumber : Analisis

Merpati Ingin Gunakan Pesawat N-219 PT. DI

JAKARTA-(IDB) : PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) siap mendukung PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dengan menggunakan pesawat asli made in Bandung. Jika sudah mulai produksi, Merpati ingin memakai pesawat N-219 pabrikan dalam negeri sendiri.

"Kita ingin gunakan merek dalam negeri. Punya tanah air sendiri, N-219 keluaran PT DI," kata Dirut Merpati Capt Asep Ekanugraha saat berkunjung ke kantor Kamis (10/10/2013).

Dijelaskan Asep, penggunaan N-219 mendukung rencana bisnis Merpati untuk terus mengembangkan penerbangan perintis. Ia mempunyai mimpi untuk terus membuat Merpati terbang keliling Indonesia.

"Untuk kelas 20 seater itu penerbangan perintis kita siap gunakan N-219. Kita tetap menjelajah langit Indonesia dengan berupaya menghubungkan tempat-tempat yang belum digarap maskapai lain. Ini ciri khas kita," jelas Asep.

Saat ini untuk kelas sampai 20 tempat duduk, Asep menjelaskan Merpati memiliki 8 pesawat. Antara lain, Twin Otter dan Cessna.

"Ke depan kita siap menambah sampai 40 pesawat untuk penerbangan perintis. Doakan agar Merpati bisa terus terbang di tanah air Indonesia," tutup Asep.





Sumber : Detik

2014 AU Autralia Diperkuat Pesawat F35

Pesawat pertama F-35 Lightning II Australia diserahkan tahun 2014 (photo: Angel DelCueto/Lockheedmartin)
Pesawat pertama F-35 Lightning II Australia diserahkan tahun 2014.

TEXAS-(IDB) : Pabrik pesawat F-35 Lockheed Martin dan Royal Australian Air Force (RAAF) menggelar selebrasi menandai dimulainya pembuatan pertama pesawat tempur F-35 Lightning II untuk Australia. Rencananya pesawat pertama F-35 Australia akan diserahkan sekitar bulan Juni tahun 2014.


“Hari ini adalah awal dari era penerbangan tempur taktis bagi Australia”, ujar Wakil Presiden dan Deputi Program Manager Lockheed Martin, Jeff Babione. “Kerjasama ini memperkuat hubungan Lockheed Martin dengan Australia yang telah lama, sejak pesawat pembom F-111 dan kini berlanjut ke F-35. Dua pesawat F-35s Australia sedang diproduksi dan akan diserahkan kepada RAAF pada tahun depan”, ujar Jeff Babione.

Pesawat pertama F-35 Lightning II Australia diserahkan tahun 2014 (photo: Angel DelCueto/Lockheedmartin)
Pesawat pertama F-35 Lightning II Australia diserahkan tahun 2014.

Ada sekitar 14 perusahaan Australia yang terlibat dalam pembangunan pesawat tempur F-35 dan setiap pesawat F-35 yang nantinya diproduksi oleh Lockheed Martin, akan melibatkan Australia untuk pembuatan komponen dan bagian pesawat.


F-35 Lightning II merupakan pesawat tempur generasi kelima yang menggabungkan: kemampuan stealth (siluman) tingkat advance, kemampuan tempur dan kelincahan tinggi, sistem operasi yang canggih, fully fused sensor information, network serta sistem manajemen tempur modern.


Tiga varian pesawat tempur F-35 Lightning II akan menggantikan pesawat A-10 dan F-16  U.S. Air Force, pesawat F/A-18  U.S. Navy,  pesawat F/A-18 dan AV-8B Harrier untuk U.S. Marine, serta berbagai jenis pesawat tempur lain yang dimiliki setidaknya oleh 10 negara.
Pesawat tempur generasi kelima F-35 Lightning II yang segera dimiliki Australia (photo: Lockheed Martin)
Pesawat tempur generasi kelima F-35 Lightning II yang segera dimiliki Australia
Persenjataan F-35
Persenjataan F-35
Perbandingan kemampuan Radar dan senjata F-35 dengan SU-30MK
Perbandingan kemampuan Radar dan senjata F-35 dengan SU-30MK

Dengan adanya pesawat canggih F-35 Australia pada tahun 2014, tentu akan mengubah geopolitik di kawasan sekitarnya, terutama Indonesia yang berbatasan langsung dengan Australia.

Jika pada Pitch Black 2012, Indonesia mengirim pesawat tempur Su-27/30 ke Australia untuk berlatih peperangan udara, akankah tahun 2014 atau 2015, Australia melibatkan F-35 dalam Pitch Black, untuk berlatih tanding dengan pilot SU-27/30 TNI AU ?. Mampukah radar Indonesia melacak keberadaan pesawat F-35 Australia ?. Sebuah persoalan serius yang harus diantisipasi dalam waktu dekat, jika Indonesia ingin tetap berdaulat atas wilayah udaranya.





Sumber : JKGR

TNI AD Diperkuat Puluhan Alutsista Baru Yang Mematikan

JAKARTA-(IDB) : Kehadiran empat unit kendaraan tempur Main Battle Tank Leopard di lapangan Monumen Nasional pekan lalu paling memantik perhatian pengunjung. Pengunjung pameran alat utama sistem persenjataan Tentara Nasional Indonesia berebut untuk berpose di samping tank buatan Jerman tersebut.

MBT Leopard adalah salah satu alutsista yang didatangkan untuk melengkapi senjata tempur Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat. Nantinya sampai tahun 2015, total tank Leopard yang akan didatangkan adalah 169 unit.

Terdiri dari 119 tank canon untuk tempur dan 50 tank angkut yang membawa jembatan, tank perlengkapan, dan tank ambulan.

Tank Leopard senegaja didatangkan untuk memberikan efek deteren. “Ketika kita diskusi tentang pertempuran dan mengatakan MBT, orang sudah mikir. Dalam pertempuran darat, tank masih lawan tank,” kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Sisriadi kepada detikcom, Selasa (8/10) lalu.
“(Roket ini) daya hancurnya luar biasa. Satu peluru bisa menghancurkan Senayan dan menembus baja 90 sentimeter,” kata dia.
Alutsista untuk TNI AD lainnya adalah meriam kaliber 155, buatan Prancis. Alat ini menurut Sisriadi termasuk senjata canggih. Senjata ini sudah menggunakan digital dan sound ranging radar untuk mengukur dan melacak meriam musuh. Jarak tembaknya pun bisa mencapai 40-50 kilometer

“Begitu musuh menembak kami tahu langsung musuhnya di mana. Kami tembak dan langsung kena musuh, setelah itu kami bisa langsung geser. Kalau manual mungkin bongkar pasang dulu dan baru jalan lagi, itu butuh 3 menit kalau prajuritnya jago-jago, jika tidak butuh enam menit, peluru musuh udah nyampe duluan,” papar Sisriadi.

Ada juga satu skuadron (12 unit) helikopter serang dan helikopter serbu buatan Eurocopter dari Eropa. Kementerian Pertahanan juga menjajaki untuk membeli 6 atau 8 unit Helikopter Apache buatan Amerika.

Helikopter tersebut akan digunakan untuk misi-misi tembakan, misalnya saat ada pertempuran darat maka helikopter akan digunakan untuk menyerang dari udara. Sementara Helikopter Serbu yang akan didatangkan yakni 16 unit Bell 412.

Selain tank, senjata TNI AD lainnya adalah 38 unit roket multi laras buatan Brasil. Barang yang baru mulai datang tahun depan ini, menurut Sisriadi, adalah yang terbaik di kelasnya. Menurut Sisriadi di beberapa medan pertempuran di Timur Tengah, roket ini paling ditakuti. Termasuk oleh orang NATO.





Sumbet : Detik

Modernisasi Alutsista TNI Akan Menjadikan Indonesia Terkuat Di Kawasan

JAKARTA-(IDB) : Pada kurun waktu tahun 1960-an kekuatan Tentara Nasional Indonesia sempat menggetarkan Asia. Namun sempat tak terdengar lagi pada masa Orde Baru. Kini setelah lepas dari politik, TNI terus berbenah.

Salah satunya dengan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista). Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Sisriadi mengatakan, pembelian alutsista tersebut diarahkan untuk memenuhi Minimum Essential Forces (MEF), atau kekuatan pokok minimum.

MEF yang disusun sejak 2007, terbagi dalam tiga rencana strategis hingga tahun 2024. “Jadi MEF ini bukan rencana mendadak,” kata Sisriadi kepada detikcom, Selasa (8/10) lalu.

Ada tiga komponen postur, yakni kekuatan, gelar (persebaran penempatan), dan kemampuan. “Untuk dukung kemampuan itu, yang dibangun adalah kekuatan daya tembak, daya gerak atau manuver,” tambah Sisriadi.
 

Pengamat militer dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jaleswari Pramodawardhani mengatakan, jika tiga rencana strategis itu ditepati, kekuatan TNI bisa menjadi yang terkuat di Asia.

“Bukan tak mustahil macan Asia akan kita raih kembali pada 2024,” kata pengamat yang biasa dipanggil Dhani ini kepada detikcom, Selasa (8/10) lalu.

Sementara pengamat militer dari Universitas Indonesia Andi Wijayanto menilai modernisasi alutsista TNI sudah baik. Bahkan jika mengacu pada target MEF 2024, modernisasi yang sudah dilakukan pemerintah sudah di atas target.

Modernisasi alutsista untuk memperkuat kesatuan itu, juga diikuti dengan pengembangan kemampuan prajurit. Pengadaan senjata dilakukan dengan pendekatan lifecycle, yakni pendekatan hidup penuh, mulai dari desain hingga nanti alutsistanya ingin dibuang karena sudah tua.

Memang beberapa alutsista yang dibeli tidak sesuai perencanaan awal, meski ada dalam renstra 2024. Dari segi waktu, pembelian alutsista tersebut ada yang tersegeser, baik lebih cepat atau justru ditunda dari rencana semula.

MBT Leopard yang dibeli dari Jerman, misalnya. Ternyata tank kelas utama ini tidak ada dalam perencanaan hingga 2019. “Harusnya baru 2024 baru ada Leopard,” kata Andi.

Meski tak sesuai perencanaan, namun pemerintah memang harus menyesuaikan dengan kondisi pasar senjata.

“Eropa Barat tidak lagi mengandalkan Kavaleri berat dalam sistem pertahanannya, maka tank kelas utama seperti Leopard itu tersedia di pasaran dalam jumlah besar. Peluang itu yang dimanfaatkan pemerintah,” kata dia.  





Sumber : Detik

Satgas Indo FPC terlibat Tripartite Meeting

LEBANON-(IDB) : Berdasarkan Frago 02-03-13 yang diterima Satgas Indo FPC XXVI-E2, Dansatgas Indo FPC Letkol Inf Yuri Elias Mamahi memberikan kepercayaan kepada Dantim kawal 3 Lettu Inf Faishal Riza dan Dantim Kawal 4 Lettu Mar Deni Kusmana sebagai Dantim pengawalan VVIP bagi Mayjen Paolo Serra dalam rangka pertemuan Tripartite Meeting (TM) pada bulan Oktober antara kedua negara  Libanon dan Israel dengan mediator UNIFIL yang kembali digelar di UNP 1-32 A, Kamis (10/9/2013).
 
Pengawalan  dilaksanakan bersama Srilangka Force Protection yang dimulai dengan pergeseran iringan rombongan dari gedung Head Quarter (HQ) Head of Mission Naqoura melewati minghystreet jalan penghubung Libanon dan Israel.


Pada pengawalan ini Satgas Indo FPC menyiapkan 1 kendaraan light vehicle Strada, bertindak sebagai kendaraan reece ( pengaman serta pembuka jalan bagi iring-iringan VVIP ) dipimpin oleh Lettu Inf Faishal Riza serta 2 kendaraan Armoured Personnel Carrier (APC) dipimpin Komandan kendaraan Lettu Mar Deni Kusmana. Dalam kegiatan ini Srilangka Force Protection (SLFP) mengeluarkan 1 kendaraan tactical tempur APC.


Letkol Inf Yuri Elias Mamahi memberikan perintah kepada seluruh stafnya untuk  mengambil langkah persiapan dalam menghadapi kegiatan ini. Dimulai dengan pengecekan kendaraan APC dan Strada dengan persenjataan yang akan digunakan, alat komunikasi untuk koordinasi, sprint personel yang terlibat hingga latihan pendahuluan sehari sebelum pelaksanaan. Hal tersebut dilakukan bertujuan untuk memastikan kesiapan individu maupun perlengkapan yang digunakan nantinya.


Setelah 5 jam pertemuan berlangsung iringan kembali ke HQ dengan lancar dan aman. Pada kegiatan debrifieng perwakilan protokoler FC menyampaikan apresiasi dan ucapan terimakasih atas pengawalan yang sudah berjalan dengan lancar serta tidak ada kendala dilapangan kepada Satgas Indo FPC dan SLFP.


Letkol Inf Yuri Elias Mamahi sekembalinya personil ke Soedirman Camp menyampaikan rasa bangga dan terimakasih atas usaha dan kerja keras yang telah ditunjukkan Lettu Inf Faishal Riza serta Lettu Mar Deni Kusmana beserta 18 personil yang terlibat mulai dari tahap persiapan hingga pelaksanaan ini berjalan dengan lancar sesuai rencana.





Sumber : TNI AD