ANALISIS-(IDB) : Berikut
adalah beberapa pertanyaan dari koresponden kami (Melle Garschagen)
dari NRC Handelsblad kepada Bapak Jagarin Pane yang sudah diterjemahkan
ke bahasa Indonesia :
Mengapa pemerintah Indonesia dan TNI merasa penting untuk
mengeluarkan dana untuk memperkuat dan memper-modern kekuatan militer?
Pemerintah Indonesia bersama DPR
memandang sangat perlu untuk memodernisasi TNI sebagai antisipasi dinamika
kawasan khususnya Laut Cina Selatan.
Tahun 2008 yang lalu berdasarkan kajian intelijen dan Hankam RI
menganalisis bahwa pusat konflik masa depan adalah Laut Cina Selatan.
Meski Indonesia tidak terlibat klaim teritori
dengan negara lain di kawasan itu, Pemerintah memandang sangat perlu untuk
memperkuat tentaranya. Klaim Malaysia
terhadap Ambalat juga merupakan salah satu pemicu untuk memperkuat TNI. Karena ternyata negeri itu lebih dahulu
melakukan manuver kapal perang di kawasan itu tahun 2005 sehingga Presiden SBY
merasa tersinggung dan langsung mendatangi lokasi di Karang Unarang untuk menegaskan
bahwa Ambalat adalah teritori NKRI.
Siapakah/negara mana yang
dilihat sebagai ancaman terbesar bagi keamanan dan keselamatan Indonesia?
Kenapa?
Sebenarnya bagi Indonesia tidak ada
ancaman dari negara tertentu yang membahayakan keselamatan Indonesia. Tetapi
sebagai antisipasi bagi negara kepulauan terbesar di dunia ini dan punya posisi
strategis di kawasan ASEAN dan Asia Pasifik sangat wajar bagi Indonesia
memperkuat persenjataan militernya yang selama lebih dari 10 tahun tidak
diperbaharui. Penempatan Marinir AS di Darwin Australia bagaimanapun merupakan
ancaman bagi keamanan RI, maka sebagai antisipasi TNI saat ini sedang
mempersiapkan alokasi pasukan Marinir di Papua setingkat divisi.
Cabang TNI yang mana yang
paling menganggap perlu dan penting untuk menginvestasikan dana dan ekspansi
kekuatan militer (dalam hal alutsista)?
Semua matra TNI sedang memperkuat diri.
TNI AU sudah mendapatkan 1skuadron Sukhoi Su27/30 beserta rudal canggihnya dan
sangat terbuka kembali melakukan pesanan untuk 1 skuadron berikutnya dari seri
Sukhoi SU35 yang lebih modern. TNI AU juga menantikan kedatangan jet tempur F16
sebanyak 24 unit dari AS dan 16 unit T50 Golden Eagle dari Korsel.
Satuan-satuan radar modern memperkuat kawasan
timur Indonesia sehingga tidak ada lagi yang blank spot. TNI AL sedang menantikan 3 kapal selam
Changbogo dari Korsel dan mendapat tawaran 10 kapal selam kelas Kilo bekas dari
Rusia. Marinir diperkuat dengan lebih dari 50 tank amfibi BMP3F dari Rusia, 12
artileri roket RM Grad. Indonesia sedang
menunggu kedatangan 3 fregat ex Brunai dari Inggris, sudah memesan 2 fregat
Sigma dari Damen Schelde Belanda yang dikenal dengan PKR 10514.
Kapal Cepat Rudal ukuran 40 meter dan 60
meter buatan dalam negeri sudah dan sedang dalam proses pembuatan. Sementara 3 LST buatan dalam negeri untuk
kapal angkut Tank Leopard sedang dalam pengerjaan. TNI AD sudah pesan 103 MBT
Leopard 2 dan 50 Tank Marder dari Jerman, kemudian menunggu kedatangan 36 unit
MLRS Astross II Mk6 dari Brazil bersama 38 artileri Caesar Nexter dari
Perancis. 300 panser Anoa buatan dalam
negeri sudah memperkuat batalyon TNI AD.
Akankah
trend ini akan berubah setelah pemilu? Factor2 apa saja yang mempengaruhi?
Program modernisasi TNI ini dikenal
dengan MEF (Minimum Essential Force).
Untuk MEF tahap I tahun 2010 sd 2014 sudah jelas arahnya dengan anggaran
sebesar US $15 milyar. Untuk MEF tahap
II tahun 2015 sd 2019 sudah berganti pemerintahan. Tetapi hampir semua kalangan
berpendapat bahwa MEF tahap II akan berjalan lebih intensif lagi dengan
prediksi pagu anggaran minimal US $20 milyar.
Yang menggembirakan ketika kita
bicara modernisasi TNI semua komponen bangsa ini, Pemerintah, Parlemen dan
mayoritas rakyat Indonesia mendukung program ini. Ini yang membuat kita optimis bahwa MEF II
akan berlanjut lebih baik lagi.
Negara
mana saja yang menerima pesanan paling banyak untuk peralatan perang TNI?
Indonesia menerapkan program alutsista
dengan memesan produk yang belum bisa dibuat di dalam negeri dengan berbagai
negara. Dengan AS misalnya pengadaan upgrade 24 F16, pembelian 8 Apache,
pembelian rudal anti tank Javelin, pembelian 40 heli Bell412Ep dan lain-lain.
Dengan Rusia 16 Sukhoi, simulator Sukhoi, BMP3F.
Dengan Korea Selatan 3 kapal selam, 22 panser
tarantula, 16 jet latih tempur Golden Eagle. Dengan Jerman 103 MBT Leopard, 50
Marder dan 18 pesawat latih Grobb.
Brazil mendapat order 16 pesawat Super Tucano dan MLRS Astross II.
Perancis mendapat pesanan artileri Caesar Nexter. Belanda 2 PKR 10514 Sigma.
Dengan Australia pesan 9 Hercules bekas. Juga dengan Spanyol pesan 9 pesawat
angkut sedang CN295. Jadi semua negara sahabat mendapat pesanan bervariasi.
Menteri
pertahanan Belanda akan melakukan lawatan ke Indonesia minggu ini untuk
mengadakan pembicaraan dengan menhan RI dan TNI. Menurut Anda, apa saja yang
akan mereka bicarakan?
Kunjungan Menhan Belanda tentu untuk
memperkuat kerjasama pertahanan. Anggaran belanja militer RI yang besar
sesungguhnya menarik banyak negara untuk merapat ke RI. Ada kemungkinan Menhan
Belanda menawarkan kembali 80 Leopardnya yang dulu ditawarkan ke Indonesia
tetapi karena terlalu banyak persyaratan HAM, Indonesia beralih ke Jerman
bahkan mendapat jumlah yang lebih banyak.
Tetapi yang lebih penting mestinya Belanda lebih membuka mata hatinya
untuk Indonesia misalnya dengan membagi teknologi militer untuk negeri bekas
jajahannya. Misalnya teknologi kapal perang PKR10514. Jika saja Belanda lebih
memahami cara mengambil hati Indonesia, kita yakin Belanda akan mendapat tempat
di hati rakyat Indonesia.
Dan kalau itu sudah
didapat maka order bisnis apapun akan berjalan lancar dan jelas. Kekuatan ekonomi Indonesia saat ini no.16 di
dunia, pertumbuhan ekonomi rata-rata 6%,pendapatan perkapita US $4.000,- dengan
jumlah penduduk 240 juta. Dengan anggaran militer masih sekitar 0,8%-1% dari
PDB saat ini sudah sedemikian menariknya, apalagi jika menyentuh 2,5%-3% dari
PDB. Dan itu sangat mungkin.