Pages

Rabu, Oktober 09, 2013

2014 Pagu Anggaran Belanja Alutsista Murni Rp. 16.7 Triliun

JAKARTA-(IDB) :  Kementerian Pertahanan berencana mengalokasikan 20% dari pagu anggaran 2014 yang mencapai Rp83,5 triliun atau sekitar Rp16,7 triliun untuk keperluan pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista), khususnya untuk membayar kontrak-kontrak yang sudah berjalan.

Kepala Pusat Komunikasi Kemhan Sisriadi mengatakan dari total anggaran yang akan diperoleh lembaga tersebut pada 2014, sebanyak 48% di antaranya akan digunakan untuk belanja pegawai, seperti gaji dan lain-lain.

Sementara itu, sekitar 52% di antaranya akan digunakan untuk belanja barang-barang keperluan pendukung pekerjaan seperti kertas dan lainnya, serta untuk belanja modal.

“Belanja modal adalah untuk keperluan pengadaan alutsista. Besarnya sekitar 20%. Sebagian untuk pembayaran kontrak yang sudah berjalan dan sebagian untuk pembelian barang-barang baru,” ujarnya di Kantor Kemenhan, Jakarta, Rabu (25/9/2013).

Barang-barang baru yang dimaksud adalah barang untuk keperluan operasional setiap angkatan yang ada di dalam tubuh Tentara Nasional Indonesia (TNI), seperti keperluan pembelian senapan, peluru, dan sebagainya.

Kepala Bidang Matra Darat Pusada Baranahan Kemhan Jimmy Alexander Adirman menuturkan pengadaan alutsista dilakukan melalui sejumlah tahapan. Antara lain tahapan pra persiapan, persiapan, pemilihan penyedia, penyusunan dan aktivasi kontrak, serta tahapan pelaksanaan dan penyerahan.

Keseluruhan proses tersebut, lanjutnya, umumnya bersifat jangka menengah hingga jangka panjang. “Ada yang 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, bahkan ada yang sampai 7 tahun,” ujarnya.

Selain menggunakan rupiah murni yang bersumber dari pendanaan APBN, lanjutnya, pengadaan alutsista juga menggunakan dua sumber dana lainnya. 

Yaitu pinjaman luar negeri yang umumnya bersumber dari kredit ekspor serta pinjaman dalam negeri yang umumnya berasal dari sindikasi bank-bank pelat merah.

“Untuk menilai wajar tidaknya sebuah alat yang diadakan, kami dapat mengacu pada kontrak-kontrak sejenis yang pernah terjadi baik di dalam maupun di luar negeri, hasil browsing di internet, juga dengan mengandalkan pusat kodifikasi.”





Sumber : Bisnis

TNI AU Jaring Penerbang Tempur

YOGYAKARTA-(IDB) : Menjadi seorang penerbang militer selain sebagai kebanggaan juga sebagai cita-cita para Alumni AAU. Selain dituntut kemampuan yang dipersyaratkan disamping itu juga dituntut untuk mempunyai bakat menjadi seorang pilot atau penerbang. 


Penerbang Militer yang mengabdikan diri sebagai Tentara Pengawal Kedaulatan Negara di Udara relatif sangat selektif. Selain cakap dalam intelgensia, fisik maupun prilaku namun yang paling penting seorang calon penerbang dituntut untuk mempunyai bakat.


Pada kesempatan lain Kepala Dinas Operasi Kolonel Pnb Wahyu Anggono, SE Selasa (8/10) menyampaikan bahwa TNI AU membutuhkan dan mencari personel dengan kualifikasi yang terbaik dalam rangka mengemban tugas mulia sebagai Pilot Militer di TNI AU, sehingga perlu kiranya untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam mengikuti proses seleksi.


Kadisop Menambahkan bahwa bahwa penerbang militer adalah identik dengan penerbang tempur. Dan untuk membentuk calon penerbang militer yang memiliki kualifikasi handal, memerlukan pendidikan dengan waktu yang panjang dan beresiko tinggi. Agar program tersebut dapat berjalan lancar dan aman, diperlukan suatu proses yang konsisten dan berlanjut, dengan tahapan-tahapan yang sistematis, ketat dan tanpa kompromi. Dari proses seleksi calon Siswa Sekolah Penerbangpun dilaksanakan dengan kriteria yang telah baku dan mutlak. Toleransi sekecil apapun terhadap kekurangmampuan dari setiap siswa, mengandung resiko potensi yang membahayakan, tidak saja bagi diri calon penerbang itu sendiri, namun juga bagi orang lain dan alutsista yang digunakannya.


Aptitude test untuk masuk menjadi calon siswa Sekolah Penerbang TNI AU bagi Alumni AAU tahun 2013, telah dimulai tanggal 7 Oktober dan akan berakhir 12 Oktober 2013. Para calon Penerbang Militer yang akan mengikuti Sekbang TNI AU angkatan 87 ini sampai hari ini tercatat sejumlah 37 orang. Aptitude test meliputi test Tertulis yang dilaksanakan di Skadik 104 dan Test Manuver Dasar yang dilaksanakan di Skadik 101 dengan Pesawat Latih Dasar As Bravo.


Rekrutmen yang berasal dari lulusan AAU baik dari Majoring Elektronika, Majoring Aeronautika, dan Majoring Teknik Manajemen Industri. dilaksanakan kepada seluruh Taruna yang mempunyai nilai IPK 2, 75 selanjutnya bagi mereka yang lulus akan di tes bakat terbang atau aptitude. 





Sumber : TNI AU

Arhanud TNI AD Latihan Pertahanan Udara


KEBUMEN-(IDB) : Pada Tanggal 24 s.d 27 September 2013 Pussenarhanud Kodiklat TNI AD menyelenggarakan kegiatan latihan menembak senjata berat terintegrasi TA. 2013 di Lapangan Tembak Laboratorium  Dislitbang Bulus Pesantren,Kebumen Jawa Tengah. Pelaksanaan latbakjatrat terintegrasi diikuti seluruh Batalyon Arhanud se jawa.
 
Batalyon Arhanudri 1/1 Kostrad menunjukan cakarnya di depan Pangkostrad dan Danpussenarhanud, Dengan menghancurkan 4 (empat ) pesawat LTD (Large Target Drone ) yang disiapkan oleh Pussenarhanud Kodiklat TNI AD dalam latbakjatrat terintegrasi TA. 2013.  Pangkostrad mengatakan ” yang hebat bukan alatnya tetapi prajurit yang terlatih yang mengawaki senjata tersebut.” setelah pesawat LTD ( Large Target Drone ) jatuh.


Latihan menembak senjata berat terintegrasi TA. 2013 merupakan ajang dalam menunjukan siap tempur jajaran Arhanud dan juga meningkatkan profesional prajurit.




Sumber : TNI AD

Berita Foto : Uji Tembak Tarantula

BANDUNG-(IDB) : Blarrrr...!! Blarrrr...!! Meriam 90mm Cockerill menyalak dahsyat bersahut-sahutan. Gema suaranya terdengar hingga kejauhan. Demikianlah suasana pelatihan penembakan senjata utama panser Tarantula yang dilaksanakan Pusat Kesenjataan Kavaleri TNI-AD di kawasan Cipatat Bandung Jawa barat. Pelatihan ini sendiri melibatkan puluhan personel kavaleri dan 2 buah Panser Tarantula.



Layaknya pelatihan, puluhan amunisi juga disiapkan. Munisi yang digunakan untuk latihan adalah dari jenis HESH buatan Belgia. Satu persatu, calon awak Tarantula mencoba membidik sasaran lesan ukuran 4x4 meter yang diletakan sejauh 1 kilometer. Dari beberapa kali uji tembak, terlihat akurasi meriam Cockerill ini sangat baik. Beberapa tembakan mencetak skor bulls eye. 

Padahal, ini baru merupakan latihan pertama sehingga para awak belum terlalu terlatih. Selain itu, meriam cockerill MK-3 90mm LP ini cukup canggih. Ia dilengkapi dengan pengukur jarak laser serta penglihat malam. Namun, dalam pelatihan ini juga dilatihkan menembak tanpa laser range finder. Sehingga kemampuan awak kavaleri benar-benar teruji.
Dari pengamatan ARC, platform Tarantula rupanya cukup stabil. Ketika meriam ditembakan, hampir tidak ada tolak balik yang terjadi. Berbeda misalnya jika kita melihat penembakan AMX-13, dimana tubuh tank ikut berguncang. Buktinya, Instruktur bule tampak santai nangkring diatas Tarantula tanpa takut terjerembab ketika sesi penembakan berlangsung. 

 Kecilnya recoil ini juga merupakan keunggulan dari meriam Cockerill MK-3. Sistem meriam 90mm Tarantula terpasang pada kubah yang dioperasikan oleh 2 awak, juru tembak (gunner) dan danran alias komandan kendaraan. Sementara, tipikal amunisi yang disediakan adalah APFSDS-T (Armor Piercing Fin Stabilised Discarding Sabot-Tracer), HEAT (High Explosive Anti Tank), HE-T, dan Canister (anti personil). Walaupun munisinya sudah tidak efektif untuk melawan tank modern, kanon 90 masih memiliki gigi untuk tugas-tugas pengamanan, penyekatan, dan dukungan tembakan, fungsi yang nantinya akan diemban oleh Tarantula.

Pelatihan penembakan ini merupakan rangkaian dari pelatihan awak ranpur sebelumnya. Dimana sebelumnya juga telah dilatihkan operasional radio, mengemudi dan akhirnya penembakan. Bukan hanya siang hari, pelatihan menembak juga akan dilakukan pada malam hari, serta juga pelatihan penembakan senjata co-axial. Setelah pelatihan lengkap, prajurit Kavaleri pun makin siap dan sigap mengamankan negeri menggunakan senjata kebanggaan mereka yang baru, Tarantula.

Berikut fotonya :




Sumber : ARC

Indonesia Belanda Tingkatkan Kerjasama Pertahanan

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro, Rabu (9/10) menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan Kerajaan Belanda Jeanine Hennis-Plasschaert di kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta. Kunjungan tersebut dimaksudkan dalam rangka meningkatkan hubungan kerjasama bilateral kedua negara khususnya di bidang pertahanan yang sudah terjalin baik selama ini.

Kunjungan Menhan Belanda di kantor Kemhan disambut oleh Menhan RI melalui upacara jajar kehormatan di depan Gedung Sudirman, Kemhan. Turut mendampingi Menhan RI antara lain Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin dan beberapa pejabat Eselon I di lingkungan Kemhan.

Selanjutnya kedua Menhan yang didampingi masing – masing delegasi melaksanakan pertemuan bilateral. Dalam pertemuan bilateral tersebut diantaranya membicarakan upaya – upaya peningkatan untuk memperkuat kerjasama pertahanan secara lebih konkret yang menguntungkan kedua negara.
Peningkatan kerjasama pertahanan tersebut mencakup berbagai bidang antara lain kerjasama di bidang pendidikan dan pelatihan, seminar dan program kunjungan antar pejabat militer kedua negara. Kerjasama tersebut diharapkan akan mengakomodasi peningkatan komunikasi dan interaksi antar kedua Angkatan Bersenjata.

Kerjasama pertahanan lainnya adalah di bidang pengadaan peralatan pertahanan. Kerjasama pada sektor pengadaan peralatan pertahanan dan industri pertahanan menjadi salah satu agenda penting di mana kedua negara telah bekerjasama selama bertahun-tahun.

Selain membicarakan peningkatan kerjasama kedua negara, dalam pertemuan bilateral tersebut kedua Menhan juga membahas dan saling bertukar pandangan mengenai situasi keamanan internasional dan regional saat ini guna saling berbagi pengalaman tentang bagaimana menangani tantangan-tantangan keamanan tersebut.

Menhan RI mengatakan, Indonesia dan Belanda adalah dua negara penting yang memainkan peran penting dalam promosi perdamaian dan stabilitas dunia. Kedua negara telah menjalin kerjasama di berbagai bidang termasuk pertahanan. Kerjasama pertahanan kedua negara terus meningkat dan telah memberikan manfaat tidak hanya untuk kedua negara tetapi juga bagi masyarakat internasional.

Dunia saat ini memiliki sejumlah tantangan keamanan yang cenderung lebih kompleks baik secara tradisional maupun non - tradisional, tidak ada negara yang mampu untuk menanganinya sendiri. Tantangan tersebut membawa kedua negara untuk bekerja sama dalam mempromosikan perdamaian dan menjaga stabilitas perdamaian dunia.

Di beberapa bagian dunia, kedua negara masih melihat beberapa negara yang terlibat dalam konflik yang mungkin menyebabkan penggunaan kekuatan militer seperti konflik di Semenanjung Korea, isu-isu konflik internal di Timur Tengah dan Afrika Timur serta sengketa Laut Cina Selatan.

Pada saat yang sama, dunia juga memiliki tantangan keamanan non-tradisional yang meningkat secara intensif seperti terorisme, pembajakan dan keamanan maritim, serta bencana alam dan dampak perubahan iklim global. Oleh karena itu, pertemuan bilateral Indonesia – Belanda ini diharapkan akan menjadi moment yang sangat baik bagi kedua untuk saling bertukar pandangan mengenai isu keamanan di lingkup global dan regional .

Selain pertemuan bilateral dengan Menhan RI, selama kunjungannya ke Indonesia kali ini Menhan Belanda juga dijadwalkan memberikan kuliah umum kepada Mahasiswa Universitas Pertahanan serta mengunjungi Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI di Sentul, Bogor. Menhan Belanda juga dijadwalkan akan mengunjungi PT. PAL Indonesia (Persero) di Surabaya, Kamis (10/10)

Bersamaan dengan kunjungan Menhan Belanda tersebut, dalam rangka meningkatkan kerjasama pertahanan Indonesia-Belanda, Kementerian Pertahanan dari kedua negara menandatangani Letter of Intent (LoI) tentang Kerjasama Pertahanan. LoI ditandangani oleh Dirjen Strahan Kemhan RI Mayjen TNI Sonny E.S. Prasetyo mewakili Kementerian Pertahanan RI dengan Principal Director of General Policy Affairs Wim Bargerbos mewakili Kementerian Pertahanan Kerajaan Belanda dan disaksikan oleh Menhan dari kedua negara.

Belanda Sesalkan Pembatalan Penjualan Tank Ke Indonesia

Kementerian Pertahanan Kerajaan Belanda menyesalkan dibatalkannya rencana penjualan tank Leopard ke Indonesia pada dua tahun lalu.

Hal itu dikemukakan Menteri Pertahanan Kerajaan Belanda Jeanine Hennis Plasschaert saat mengunjungi Kementerian Pertahanan RI di Jakarta, Rabu (9/10/2013).

Plasschaert mengaku menyesal atas keputusan parlemen Belanda untuk menolak keinginan pembelian tank oleh Indonesia kepada negara itu pada 2011 lalu.

"Pendahulu saya mengalami waktu sulit ketika menghadapi masalah itu. Saya tak mau kejadian seperti ini terjadi lagi. Apalagi kalau kita bicara kerja sama dan partnership," ujarnya.

Pada 2011, parlemen Belanda menolak rencana penjualan sejumlah tank Leopard ke Indonesia karena dinilai rawan dengan aksi pelanggaran hak asasi manusia.

Namun demikian, Plasschaert mengatakan penyesalan tersebut tidak lantas dapat diartikan bahwa Belanda akan kembali memroses penjualan tank ke Indonesia.

"Tidak ada deal yang spesifik saat ini," katanya.

Dia menegaskan bahwa permohonan maaf yang ia lontarkan bukan atas proses di parlemen.
"Saya tak bisa memohonkan maaf atas proses demokrasi yang terjadi," katanya.

Lebih lanjut dia menyesal karena peristiwa penolakan penjualan tank ke Indonesia tidak menguatkan hubungan kedua negara.

"Saya menghargai kerjasama kedua negara. Tetapi merevisi keputusan atas [pembatalan penjualan] tank itu tak akan memberangus hubungan Indonesia - Belanda," tegasnya.

Siang ini, Menteri Pertahanan Kerajaan Belanda Jeanine Hennis Plasschaert berkunjung ke Indonesia untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro.

Dalam pertemuan bilateral tersebut, menteri pertahanan kedua negara sepakat untuk memperkuat kerja sama pertahanan secara lebih konkret yang dapat menguntungkan kedua negara.

Kerja sama pertahanan tersebut antara lain mencakup bidang pendidikan dan pelatihan serta pengadaan peralatan pertahanan. Kerjasama pada sektor pengadaan peralatan dan industri pertahanan menjadi salah satu agenda penting.

"Kami di sini membahas masalah-masalah yang terkait masalah global, regional, dan hubungan bilateral Indonesia-Belanda. Kami baru akan bicarakan soal MoU kerjasama pertahanan ke depan. Kita bisa bicarakan di atas kertas apa yang kami butuhkan dan mereka bisa berikan," ujar Purnomo.

Dalam waktu dekat, ujarnya, pihak Kementerian Pertahananan RI akan ke Belanda untuk memformulasikan nota kesepahaman (MoU).





Sumber : DMC

189 Prajurit TNI-AL Jalani Seleksi Pasukan Elite

SURABAYA-(IDB) : Sebanyak 189 orang prajurit menjalani proses seleksi perekrutan masuk pendidikan pasukan elite TNI Angkatan Laut, masing-masing sebagai awak kapal selam, Pasukan Katak, juru selam, dan pasukan Intai Amfibi Marinir.

Seleksi yang dijadwalkan berlangsung selama satu minggu itu, dipusatkan di Gedung Moeljadi, Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal), Bumimoro, Surabaya, mulai Senin (7/10).

Adapun tahapan seleksi yang harus dijalani calon siswa pasukan elit itu, meliputi tes kesegaran jasmani, kesehatan lengkap, psikologi tertulis dan wawancara, mental ideologi, dan kesehatan jiwa.

Direktur Personel Kobangdikal Kolonel Laut (E) Catur Budi Susanto selaku Ketua Panitia Penerimaan, menjelaskan dari 189 prajurit tersebut, sebanyak 62 orang mengikuti seleksi calon siswa Pendidikan Pasukan Katak, Pendidikan Juru Selam (44 orang), Pendidikan Calon Awak Kapal Selam (22 orang), dan 61 orang sisanya di Pendidikan Intai Amfibi Marinir.

"Seluruh rangkaian seleksi penerimaan calon siswa pendidikan pasukan elit TNI AL akan menguras tenaga dan pikiran dari prajurit. Mereka yang lolos seleksi akan diketahui saat sidang penentuan akhir pada 18 Oktober mendatang," katanya.

Ia menjelaskan dalam kalender pendidikan tahun 2013, TNI AL sudah menetapkan kuota kursi untuk calon siswa dari masing-masing pendidikan pasukan elit tersebut.

Pendidikan Pasukan Katak dan Intai Amfibi Marinir masing-masing mendapatkan kuota sebanyak 30 orang siswa, kemudian Pendidikan Juru Selam 20 orang, dan Pendidikan Awak Kapal Selam 15 orang.

"Lokasi pendidikan bagi siswa prajurit yang dinyatakan lulus seleksi akan disebar di sejumlah tempat," tambah Catur Budi.

Siswa calon awak kapal selam menjalani pendidikan di Sekolah Kapal Selam (Sekasel), kemudian siswa Pasukan Katak di Sekolah Pasukan Katak (Sepaska) dan siswa Juru Selam di Sekolah Penyelam (Seselam), yang ketiganya di bawah komando Pusat Pendidikan Khusus Kodikopsla.

Sedangkan siswa Intai Amfibi menjalani pendidikan di Sekolah Khusus Pusat Pendidikan Infanteri yang berada di bawah Komando Pendidikan Marinir, Kobangdikal.




Sumber : Republika

Satran Koarmatim Gelar Lathan

SURABAYA-(IDB) : Satuan Kapal Ranjau (Satran), Senin lalu (7/10) mengggelar upacara pembukaan Satgaslat Latihan Tindakan Perlawanan Ranjau III/2013, upacara tersebut di pimpin oleh Komandan Satran Kolonel Laut (P) Eko Wahyono S.E. 

Latihan tindakan perlawanan ranjau adalah kegiatan latihan yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalitas prajurit khususnya bidang peperangan ranjau sekaligus mengukur kemampuan peralatan maupun alat utama dalam mendeteksi, klasifikasi, identifikasi serta netralisasi ranjau atau bahan peledak lainya.

Satgaslat tersebut akan dilaksanakan di Perairan Tarjun, Kota Baru, Kalimantan Selatan. 

Satgas kali ini melibatkan pihak dari berbagai satuan di jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), antara lain 7 Prajurit dari Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska), 7 Prajurit dari Dinas Penyelaman Bawah Air (Dislambair), 3 prajurit dari Arsenal, dan 3 prajurit dari Labinsen serta beberapa tim pendukung diantaranya Denintel Koarmatim dan tim kesehatan. Satgaslat ini direncanakan akan dilaksanakan kurang lebih selama 1 bulan lamanya.

Sebelum berangakat berlayar, terlebih dahulu KRI Pulau Rengat-711 melaksanakan loading Bom Laut dari Arsenal, 10 Bom Laut dibawa dalam Satgaslat ini, serta beberapa Bahan Peledak (Handak) pendukung lainya antara lain Detonator, TNT, dan kabel sebagai sarana untuk peledakan.





Sumber : Koarmatim

"Cyber army" Antisipasi "Cyber Warfare"

JAKARTA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia (TNI) tak hanya dituntut profesional dan mahir dalam memiliki dan menggunakan alat utama sistem senjata (alutsista) tetapi juga harus canggih dan tidak "gaptek" menghadapi ancaman di dunia maya (cyber space).

Untuk itu Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro segera membentuk satuan khusus tentara siber (cyber army) untuk menangkal serangan di dunia siber yang dapat mengganggu kedaulatan negara dan pertahanan negara.

Pembentukan "cyber army" merupakan bagian dari pembangunan Pusat Pertahanan Siber (Cyber Defence) yang meliputi pertahanan sistem komunikasi dan informasi Kementerian Pertahanan. "Cyber army" terdiri atas kalangan militer yakni TNI AD, TNI AU, dan TNI AL hingga kalangan sipil.

"Serangan cyber yang dapat mengganggu kedaulatan bangsa saat ini cukup terbuka lebar. Cyber Army dibentuk untuk menangkal serangan tersebut," ucap Purnomo baru-baru ini.

Kementerian Komunikasi dan Informatika akan membantu tata kelola, infrastruktur, peralatan, dan sumber daya manusianya.

Perang di dunia maya (cyber warfare) menjadi ancaman di berbagai belahan dunia ini di samping perang konvensional yang saling mengungguli dalam penggunaan alutsista. "Cyber warfare" berkembang dari "cyber crime" yang memiliki arti bentuk-bentuk kejahatan yang ditimbulkan karena pemanfaatan teknologi internet jaringan komputer seperti menyebar virus yang merusak akses informasi, membajak atau mencuri informasi, mengubah informasi secara ilegal, hingga memata-matai akses informasi.

"Cyber army" dibutuhkan untuk menangkis segala serangan di dunia maya yang setiap saat bisa mengganggu pertahanan kedaulatan RI. Selain menangkis dan bertahan, "cyber army" juga dituntut memiliki kemampuan untuk menyerang.

Menurut Menteri Pertahanan, "cyber army" juga memiliki tugas khusus menelusuri siapa saja yang mencoba mengoyak siber di Tanah Air dan menguak motif penyerangan tersebut.

"Potensi gangguan saat ini sudah ada tetapi kadang-kadang tidak kita rasakan," kata Purnomo.

Pengamat militer dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jaleswari Pramodhawardani sangat mendukung rencana Menteri Pertahanan itu.

"Itu sangat penting. Jangan dilupakan Indonesia juga memiliki peretas-peretas tangguh," ungkapnya.

Menurut Jaleswari, dari beberapa kali diskusi bersama petinggi TNI dan Kemhan, Indonesia memiliki sumber daya peretas yang tangguh bahkan sangat diperhitungkan di kawasan Asia Tenggara. Peretas-peretas ini memiliki strategi efektif untuk melumpuhkan pertahanan lawan dan mampu membaca taktik secara tepat.

"Cyber army" menjadi bagian dari kebijakan peningkatan kualitas pertahanan negara, selain industri strategis seperti produksi alat utama sistem persenjataan dan peningkatan pelatihan personel.

Sandi Negara

Sebenarnya pemerintah telah memiliki institusi khusus yang turut menangani persoalan ancaman itu yakni Lembaga Sandi Negara yang berdiri sejak 4 April 1946. Lembaga Sandi Negara kini dikepalai oleh Mayor Jenderal TNI Dr Djoko Setiadi, MSi.

Lembaga pemerintah nonkementerian yang bertanggung jawab kepada Presiden ini berfungsi mengatur, mengkoordinasi dan menyelenggarakan hubungan persandian secara tertutup dan rahasia antara aparatur negara baik di Pusat maupun daerah dan hubungan persandian ke luar negeri.

Lembaga Sandi Negara mempunyai tugas pokok yaitu menetapkan kebijaksanaan pelaksanaan di bidang persandian negara sesuai dan berdasarkan kebijaksanaan umum pemerintah: mengatur, mengkoordinasikan dan mengendalikan hubungan persandian dan kegiatan-kegiatan badan-badan persandian terutama dalam pengamanan dan pemberitaan rahasia negara; menyelenggarakan pendidikan khusus persandian; menyelenggarakan penelitian dan pengembangan persandian; menyelenggarakan koordinasi penggunaan personel maupun materiil persandian.

Selain memiliki tugas mengamankan informasi rahasia negara, Lembaga Sandi Negara juga memiliki tugas lain yaitu memperoleh informasi melalui analisis informasi rahasia pihak asing.

Informasi tersebut diperoleh dengan melakukan kegiatan intelijen sinyal. Kegiatan memperoleh informasi asing tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan salah satu fungsi intelijen yaitu fungsi penyelidikan sehingga Lembaga Sandi Negara memiliki dua misi utama yaitu penjaminan keamanan informasi dan intelijen sinyal.

Kepala Lembaga Sandi Negara Djoko Setiadi ketika acara penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Rektor Institut Teknologi Bandung pada 7 November tahun lalu mensinyalir adanya ancaman terhadap dunia maya sehingga harus disikapi oleh negara secara serius.

Ia mengatakan jaminan keamanan informasi sektor pemerintah atau swasta maupun masyarakat sudah mendekati ancaman keamanan informasi yang semakin mengkhawatirkan sehingga Lembaga Sandi Negara perlu melakukan gerakan. Ia menyebut contoh jadwal penerbangan pesawat Garuda pernah tidak teratur akibat diretas oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.

Kepala Lembaga Sandi Negara juga menyatakan bahwa perlu peningkatan kemitraan global dalam menghadapi berbagai bentuk ancaman kejahatan dunia maya. Potensi kejahatan dunia maya makin meningkat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Kebocoran berbagai informasi yang bersifat rahasia terjadi di berbagai belahan dunia.

Pada sebuah seminar internasional pada 2011 di Jakarta tentang kejahatan dunia maya dan keamanan sistem informasi dunia, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan ancaman bagi banyak negara tidak hanya berwujud ancaman militer tetapi juga ancaman nonmiliter, antara lain kejahatan siber. Sistem informasi negara harus dilindungi dari gangguan dan ancaman kejahatan dunia maya tersebut.

Menhan Purnomo Yusgiantoro sedang memaksimalkan tugas dan fungsi Lembaga Sandi Negara terutama dalam memberikan proteksi pada sistem informasi negara yang tengah dikembangkan. Contohnya sistem informasi pertahanan negara itu mendapatkan proteksi.

Indonesia pada 2008 telah memiliki Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagai salah satu upaya penegakan hukum menghadapi berbagai ancaman kejahatan dunia maya.

Harus Diwaspadai

Di balik kemudahan mengakses jaringan internet dalam perkembangan teknologi informasi saat ini, harus diwaspadai ancaman yang tak hanya menghantui orang per orang tetapi juga simbol-simbol kenegaraan. Kementerian Pertahanan suatu negara kerap menjadi sasaran untuk diserang karena menyimpan berbagai informasi penting yang setiap saat diintip oleh pihak lawan.

Jaringan yang terhubung antara komputer di seluruh dunia melalui internet biasanya terpusat di AS sehingga negara adidaya itu dapat dengan mudah mendapat informasi dari negara-negara lain. Terlebih internet pertama kali memang dikembangkan di AS dan kini dipakai di seluruh dunia.

Hal yang perlu diingat pula adalah mengakses data melalui internet rentan dengan penyadapan atau peretasan dari pengguna jaringan internet yang tidak bertanggung jawab. Jaringan internet juga bisa dipakai untuk mematai-matai negara lain selain digunakan untuk propaganda.

Untuk itu kesiapan Indonesia menangkal berbagai ancaman di dunia maya menjadi keniscayaan.

Meskipun menurut Menteri Pertahanan ancaman serius terhadap kedaulatan melalui dunia maya belum tampak dan belum bisa dikategorikan sebagai ancaman pertahanan negara namun kewaspadaan merupakan hal mutlak yang harus dilakukan. 





Sumber : Antara

SBY Bacakan 7 Kesimpulan KTT APEC Di Bali

NUSA DUA-(IDB) : Pertemuan puncak KTT APEC di Nusa Dua, Bali telah memasuki babak akhir. Pertemuan tingkat tinggi diakhiri dengan pembacaaan kesimpulan oleh Ketua APEC 2013 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Presiden SBY membacakan hasil kesimpulan pertemuan para pemimpin ekonomi APEC di Hotel Sofitel, Nusa Dua, Bali, Selasa (8/10/2013). 

Tujuh kesimpulan yang di hasilkan di KTT APEC 2013 Bali : 
  1. Menggandakan upaya sesuai dengan Bogor Goals. Kami berbagi pandangan, bahwa semua ekonomi di APEC harus terus tumbuh," ujar SBY.
  2. APEC sepakat mendukung perdagangan di dalam kawasan Asia Pasifik atau perdagangan antar kawasan. Ini termasuk fasilitas perdagangan, pembangunan kapasitas, dan pembentukan sistem pertdagangan multilateral. "Kami juga sepakat untuk menyukseskan konferensi WTO di Bali pada Desember 2013," jelas SBY.
  3. Pemimpin ekonomi di Asia Pasifik ini juga sepakat untuk mempercepat pengupayaan pembangunan yang berkaitan dengan konektivitas antar wilayah. "Dengan konektivitas bisa mengurangi biaya," kata SBY.
  4. APEC setuju untuk bersama-sama menjaga suatu pertumbuhan ekonomi global yang berimbang dan berkelanjutan. APEC juga berkomitmen untuk mendukung usaha kecil dan menengah serta pemberdayaan peran perempuan.
  5. Negara-negara yang tergabung dalam APEC sepakat untuk bekerjasama di bidang energi.
  6. Pemimpin ekonomi APEC ini juga mendukung pertemuan-pertemuan multilateral lain seperti KTT ASEAN dan KTT G20.
  7. APEC mendukung perdagangan dan investasi di kawasan APEC," kata SBY.

Usai membacakan kesimpulan ini, SBY lantas turun dari podium dan menyalami para pemimpin ekonomi yang juga berada di atas panggung. Usai salaman, satu per satu para pemimpin yang menjadi tamu dalam pertemuan tingkat leaders ini meninggalkan Hotel Sofitel.





Sumber : Detik

Sebagai Pengamat, Delegasi Perwira TNI Hadir Di APEC

JAKARTA-(IDB) : Sebagai tuan rumah APEC untuk kedua kalinya, APEC 2013 bagi Indonesia menjadi momentum proses integrasi ekonomi regional di Asia Pasifik.

Untuk membangun kesadaran perwira TNI mengenai pentingnya aspek ekonomi dalam ketahanan nasional dan internasional, panitia penyelenggara APEC 2013 mengundang Mabes TNI untuk mengirimkan perwira-perwiranya agar hadir dalam APEC 2013.


Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul mengatakan, untuk menghormati undangan panitia APEC, TNI mengirimkan 30 perwira pilihan dari ketiga matra, sekaligus berpartisipasi dalam event langka ini.


"Sepulang dari APEC, delegasi TNI ini mengemban misi untuk menyebarkan kesadaran pentingnya pertumbuhan ekonomi sebagai bagian tidak terpisahkan dari ketahanan nasional Indonesia,” ujar Iskandar, Minggu (6/10/2013).


Ke-30 perwira TNI ini berpangkat antara Mayor hingga Kolonel, yang dipimpin oleh Kolonel Laut (S) Indaryanto.


Sebagaimana anggota delegasi TNI lainnya, Mayor Inf Agus Harimurti Yudhoyono, anggota delegasi dari AD berharap dapat mengembangkan wawasannya melalui kegiatan ini.


Alumni Universitas Harvard ini mengatakan,"Negara APEC memiliki tujuan yang sama, dimana faktor stabilitas ekonomi berhubungan erat dengan stabilitas kawasan, perdamaian dan keamanan. Jangan sampai terjadi gangguan."


“Selama ini TNI sudah menjadikan ekonomi sebagai salah satu bahan kajian dalam aspek ketahanan nasional.,” kata Kolonel Pnb Ir. Purwoko Aji P, Mm. Mds, anggota delegasi TNI dari AU.


Lulusan National Security Program Canada Forces College tahun 2011 ini juga mengatakan, “Kehadiran kami di tengah para pemimpin perekonomian di kawasan Asia Pasifik serta bertemu dengan para pemimpin bisnis terkemuka dari kawasan ini, sungguh memperkaya wawasan para perwira dan akan menjadi bahan masukan penting bagi TNI ke depan. Kami senang dan berterima kasih atas undangan panitia penyelenggara APEC 2013.”


Dukungan TNI ini merupakan upaya untuk menterjemahkan tiga poin prioritas APEC 2013, yaitu untuk mencapai Bogor Goals, mencapai pertumbuhan berkelanjutan yang berkeadilan, dan mengembangkan konektivitas fisik dan kelembagaan.


Selain hadir sebagai pengamat dalam berbagai diskusi ekonomi, delegasi TNI ini juga bertugas mempelajari dan melihat lebih dekat mekanisme kerja Komando Satuan Tugas Gabungan Pengamanan APEC 2013, sebagai bahan masukan bagi pimpinan TNI untuk pengamanan acara-acara internasional lain di masa depan.




Sumber : PelitaOnline

2015 PAL Start Pembangunan Kapal Selam

SURABAYA-(IDB) : Badan Usaha Milik Negara (BUMN) produsen kapal militer dan niaga, PT PAL (Persero), siap memproduksi kapal selam di dalam negeri mulai 2015. Kapal selam pesanan Kementerian Pertahanan RI ini merupakan bagian kerjasama dengan perusahaan kapal asal Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME).

"Tahun 2015 kan kita sudah mulai. Kita sekarang siapkan orang dan fasilitasnya," ucap Direktur Utama PAL Firmansyah seperti dikutip Selasa (8/10/2013).

Produksi kapal type DSME 209 ini dilakukan saat proses pembuatan 2 unit kapal selam di Korsel. Saat ini PAL secara bertahap sedang menugaskan para karyawan untuk belajar proses perencanaan hingga produksi kapal selam di Korsel.

"Saat kapal selam 1 dan 2 dibangun di sana (Korsel). Orang kita belajar di sana untuk mempersiapkan kapal yang ke-3. Total 206 yang belajar. Kirimnya bertahap. Ada silabus pelajarannya dan itu semua karyawan PT Pal," jelasnya.

Selain mempersiakan para ahli di Indonesia, PAL juga membangun lokasi pembuatan dan perawatan kapal selam senilai US$ 150 juta (Rp 1,5 triliun) di Surabaya, Jawa Timur.

"Workshop atau tempat membangun section dalam negeri. Investasi di dalam negeri US$ 150 juta. Termasuk untuk peralatan, kapal selam kan perlu dirawat, perlu fasilitas sendiri. Selama ini mahal perawatan ke luar negeri," sebutnya.

Ditargetkan pada tahun 2017, Indonesia sudah memiliki kapal selam asli karya putra-putri Indonesia. "Tahun 2017 Indonesia sudah punya kapal selam buatan PAL," katanya.





Sumber : Detik