Pages

Rabu, Oktober 02, 2013

Wamenhan : Diperlukan Adanya Kelanjutan Program Pertahanan Dimasa Datang

JAKARTA-(IDB) : Wamenhan selaku Ketua HLC (High Level Committee) berharap Pemerintah yang akan datang memiliki navigasi kebijakan yang sama dan komitmen untuk melanjutkan program pertahanan yang sudah dibangun saat ini. karena Jika kebijakan kelanjutan tersebut tidak dapat dilakukan,  maka dikhawatirkan akan terjadi degradasi sistem pertahanan.
 
 Demikian dikatakan Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin saat menyampaikan perkembangan modernisasi Alutsista TNI yang dilaksanakan pemerintah untuk periode Tahun 2010-2014 pada pertemuan silaturahmi dengan para Pimpinan Redaksi (Pemred) media massa, Rabu (2/10) di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta.

Wamenhan juga mengatakan,  seluruh pembiayaan modernisasi alutsista memakan biaya yang begitu besar, diharapkan pemerintah mendatang juga memikirkan anggaran yang diperlukan untuk mendukung program pemeliharaan dan perawatan Alutsista baru termasuk penyediaan bahan bakarnya.

 “Kalo pemerintah yang akan datang itu tetap memiliki pemikiran yang sama bagaimana kemampuan pertahanan negara itu harus dijaga akan tidak masalah, tetapi kalo berubah navigasi akan berpengaruh terhadap sistem pertahanan,” ungkap Wamenhan.

Lebih lanjut Wamenhan menjelaskan selama 2010-2014 ini, kekuatan militer Indonesia sudah mampu memenuhi sekitar 40 persen kekuatan pokok minimal (Minimum Essential Forces/MEF).  Wamenhan memberikan Gambaran kekuatan alutsista yang dimiliki oleh negara hingga tahun 2014 ini dapat mencapai kemampuan mobilitas yang tinggi dan sebagai daya pukul yang besar. 

Wamenhan mengungkapkan sejumlah Alutsista unggulan  yang sudah dibeli dari negara lain diantaranya 180 tank kelas berat Leopard dan Marder dari Jerman,16 pesawat tempur Sukhoi dari Rusia, 8 unit helikopter serang Apache dari AS, 37 unit meriam 155 MM Howitzer system digital dari Perancis, 38 unit Rudal MLRS dari Brazil, dan program khusus pembangunan 3 unit kapal selam dari Korea Selatan.

Sehubungan dengan hal tersebut, Wamenhan mengatakan bahwa beberapa Varian teknologi yang dimiliki dari program modernisasi Alutsista TNI hanya berada di posisi regional Power. Ditambahkan Wamenhan program moderinsasi Alutsista yang dilaksanakan pemerintah bukanlah untuk perlombaan senjata dengan negara lain, namun hal itu diperlukan hanya untuk suatu kesetaraan.

“Pengadaan alutsista bukan dalam rangka untuk weapon rase di Asia regional, akan tetapi bertujuan untuk mengembalikan kemampuan kita yang selama ini sebenarnya masih jauh dari harapan tuntutan tugas pokok TNI dalam hal ini menjaga kedaulatan,” Ujar Wamenhan.   

Acara silaturahmi tersebut turut dihadiri beberapa Pemimpin Redaksi Media Massa, diantaranya Pemred SCTV Nurjaman M, Direktur Pemberitaan Metro TV, Suryo Pratomo, Pemred Harian Media Indonesia Usman Kansong, Pemred Kantor Berita Antara Ahmad Kusnaini, Pemred  Detik com, Arifin Asydhaq, serta pimpinan Redaksi media massa lainnya.




 Sumber : DMC

Presiden SBY Dijadwalkan Terima Presiden Xi Jinping

Selain Ekonomi Juga Akan Dibahas Isu Pertahanan & Keamanan 

JAKARTA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono, Rabu sore dijadwalkan menerima kunjungan kehormatan Presiden China Xi Jinping di Istana Merdeka Jakarta.

Kepala Negara akan menerima Presiden Xi Jinping pada pukul 15.30 WIB yang akan dilanjutkan dengan pertemuan bilateral antara kedua pemimpin pemerintahan dan delegasi kedua negara.

Selain melakukan pembicaraan bilateral, keduanya juga akan menyaksikan penandatangan sejumlah dokumen perjanjian antara Indonesia dan China. Pada Rabu malam, Presiden Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono akan melangsungkan jamuan makan malam kenegaraan bagi Presiden Xi Jinping dan Ibu Negara Peng Liyuan.

Sebelumnya Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah mengatakan kunjungan Presiden China Xi Jinping pada awal Oktober mendatang akan meningkatkan ragam dan nilai kerja sama antara Indonesia dan China.

"Kunjungan Presiden Xi Jinping akan dimanfaatkan oleh kedua negara untuk memperkuat kerja sama bilateral yang sejatinya telah berkembang dengan pesat sejak ditandatanganinya Kemitraan Strategis pada tahun 2005," katanya.

Presiden China Xi Jinping dengan didampingi oleh Ibu Negara Peng Liyuan beserta sejumlah delegasi akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada 2 Oktober 2013 hingga 3 Oktober 2013.

Selama berada di Indonesia, Presiden Xi akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Yudhoyono.

Dalam kesempatan pertemuan tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Xi akan membahas isu-isu yang menjadi prioritas bersama sesuai dengan kerangka Kemitraan Strategis, di antaranya meliputi kerja sama ekonomi dan pembangunan, pertahanan dan keamanan, maritim dan perikanan, serta hubungan antar-masyarakat.

Selain itu, kedua pemimpin akan bertukar pandangan mengenai isu-isu regional dan global yang menjadi kepentingan bersama, termasuk kerja sama di forum East Asia Summit, APEC, dan PBB.

Presiden Yudhoyono dengan Presiden Xi juga dijadwalkan akan menyaksikan penandatanganan beberapa kesepakatan termasuk perjanjian kerja sama pembangunan kawasan industri terpadu dan MoU kerjasama perikanan.

Selain bertemu dengan Presiden Yudhoyono, Presiden Xi dijadwalkan akan melakukan pertemuan dengan Ketua MPR, dan Ketua DPR, serta membuka pameran foto bertemakan hubungan bilateral Indonesia-China yang diselenggarakan oleh LKBN Antara dan Kantor Berita Xinhua.

Presiden Xi juga akan bersama-sama Presiden Yudhoyono menghadiri Business Luncheon dengan para pelaku bisnis dari kedua negara.

"Komitmen kedua kepala negara untuk semakin meningkatkan kerja sama bilateral ke depannya kiranya ditujukan untuk kemaslahatan rakyat kedua negara, utamanya bagi pemajuan ekonomi dan pembangunan," kata Faizasyah. 

 

 

Sumber : Antara 

Berita Foto : Persiapan Pameran Alutsista TNI AD Di Monas


JAKARTA-(IDB) : Sejumlah prajurit TNI AD mempersiapkan perlengkapan pameran di Silang Monas, Jakarta, Selasa (01/10/2013). Pameran yang akan menampilkan sejumlah alat tempur milik TNI AD tersebut akan digelar pada tanggal 3-7 Oktober 2013.







HUT ke-68, TNI Pamer Senjata Perang Terbaru di Monas
Seorang prajurit melintas di dekat sejumlah patung manekin dengan seragam TNI beserta perlengkapannya di Lapangan Monas, Jakarta, Rabu (2/10). Hadirnya peralatan alutsista tersebut untuk memperingati HUT TNI ke-68, sekaligus memamerkan alat utama sistem senjata (alutsista) terbaru TNI.

HUT ke-68, TNI Pamer Senjata Perang Terbaru di Monas
Seorang prajurit memeriksa alat berat milik TNI AD di Lapangan Monas, Jakarta, Rabu (2/10). Pameran alutsistaini berlangsung dari tanggal 3 hingga 7 Oktober 2013.

HUT ke-68, TNI Pamer Senjata Perang Terbaru di Monas
Sejumlah tentara memeriksa perlengkapan tank milik TNI AD di Lapangan Monas, Jakarta, Rabu (2/10).

HUT ke-68, TNI Pamer Senjata Perang Terbaru di Monas
HUT ke-68, TNI Pamer Senjata Perang Terbaru di Monas

HUT ke-68, TNI Pamer Senjata Perang Terbaru di Monas



Sumber : Vivanews

Panglima TNI Ganti Kabais

JAKARTA-(IDB)Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko bertindak selaku Inspektur Upacara pada Serah Terima Jabatan (Sertijab) Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI. Laksda TNI Soleman B. Ponto menyerahkan jabatan pada Mayjen TNI Mohammad Erwin Syafitri.

"Tinggalkan paradigma lama intelijen, yang masih melekat didalam benak dan pikiran para perwira," kata Jenderal Moeldoko, di Mako Bais TNI Jalan Kalibata Raya 24 Jakarta, Senin (30/9/2013).

Menurut Moeldoko, saat ini intelijen bukanlah sosok yang menyeramkan dan misterius. Sesuai dengan makna dasar intelligent adalah kecerdasan, yang pada dasarnya dituntut bekerja sesuai dengan norma-norma ilmiah dan etika, sehingga diperoleh data yang akurat.

"Dengan demikian seseorang intelijen seharusnya adalah sosok yang cerdas dalam menjalankan tugasnya," kata Moeldoko.

Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan bahwa intelijen tidak bisa menahan keterbukaan informasi, dan tidak bisa mengendalikan komunikasi. Dalam kaitan tersebut, Bais TNI harus mengembangkan pendekatan dialog dan komunikasi pada setiap pelaksanaan tugas.

"Komunikasi memainkan peran signifikan dalam mencapai resolusi konflik, ketidakpercayaan, kecurigaan, serta permusuhan yang terjadi di masyarakat. Keberhasilan menyelesaikan perselisihan diklaim sebagai keberhasilan komunikasi," pesan Moeldoko.




Sumber : Merdeka

Indonesia Intends To Purchase 112 Sukhoi Fighters By 2024

MOSCOW-(IDB) : Indonesian Ministry of Defense (MoD) intends to form eight squadrons operating Sukhoi fighters by 2024. Each squadron will operate 16 jets, Lenta.ru reports with reference to Jakarta Globe. It was stated by the Indonesian Air Force Commander, Ida Bagus Putu Dunia.


The Indonesian air forces have already taken delivery of 16 Su-27SK/SKM and Su-30MK/MK2 jets (the last two fighters were delivered to Indonesia in early September 2013). In other words Indonesia may purchase up to 112 new jets over the next decade.


Mr. Dunia did not unveil any dates for signing the contracts for delivery of the abovementioned vehicles. Indonesian Minister of Defense, Purnomo Yusgiantoro, said in early March that the MoD intends to purchase additional batch of Sukhoi fighters. It is expected that this batch will comprise 16 new Russian-produced fighters. About $15 billion will be spent on purchase of these fighters along with 17 patrol ships, three frigates, a number of main battle tanks and missiles.





Source : Ruaviation

KASAL : Kapal Selam Hibah Dari Kelas Kilo Dengan Kemampuan Rudal

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetio (photo:sindotrijaya.com)
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetio.

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetio mengatakan pemerintah belum menentukan sikap atas tawaran hibah sejumlah kapal selam dari Rusia. 

Pernyataan ini disampaikan KASAL usai melakukan kunjungan ke Rusia bersama Kementerian Pertahanan, untuk pembicaraan awal tentang tawaran hibah tersebut.


Laksamana Marsetio mengatakan, selain membicarakan urusan hibah, perwakilan Indonesia juga melihat kondisi dan kemampuan kapal selam Rusia. “Yang ditawarkan kapal selam Kilo Class,” ujar Marsetio di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa, 1 Oktober 2013.


Marsetio menyebut kapal selam Kilo Class Rusia mempunyai kemampuan bagus dan kapal selam produksi 1990-2000-an itu tergolong canggih.


Kapal selam kilo yang ditawarkan Rusia mampu menembakkan rudal dari dalam laut ke permukaan. Rudal yang diluncurkan pun punya jangkauan jauh, yakni 300 kilometer. “Indonesia belum punya kapal selam seperti itu,” ujar Laksamana Marsetio.

Rudal Klub S yang ditembabakn dari Kapal Selam Rusia
Rudal Klub S yang ditembabakn dari Kapal Selam Rusia

Saat ditanya kemungkinan sikap Indonesia dan Rusia, Marsetio mengaku tak tahu. Menurut dia, kedua negara belum ada kesepakatan untuk hibah itu. Marsetio memilih bungkam saat ditanya soal kendala yang dihadapi. 

 Begitu pula soal berapa dana yang diperlukan Indonesia untuk hibah ini. “Itu pembicaraan tingkat Menteri Pertahanan. Soal jumlah (kapal selam yang akan dihibahkan) belum ada kesepakatan juga,” ujar dia.

Rudal 3M-14E berdaya jangkau  290 km dengan hulu ledak 400 kg yang diinstal di kapal selam Kilo pesanan Vietnam
Rudal 3M-14E berdaya jangkau 290 km dengan hulu ledak 400 kg yang diinstal di kapal selam Kilo pesanan Vietnam
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan pemerintah Rusia menawarkan 10 unit kapal selam kepada Indonesia. Meski demikian, Menteri Pertahanan juga belum menyebut titik terang dalam tawaran hibah ini. 

Menyambut pernyataan Menteri Pertahanan tersebut, Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengatakan, tawaran 10 unit kapal selam dari Pemerintah Rusia kepada Pemerintah Indonesia, merupakan hal menarik dan tawaran itu perlu dikaji lebih lanjut.






Sumber : JKGR

Analisis : Membangun TNI AU Dan Pertahanan Udara Yang DIsegani

Pesawat Tempur SU-35BM (photo: SUkhoi)
Pesawat Tempur SU-35BM.

ANALISIS-(IDB) : Target TNI di Minimum Essential Force (MEF) I untuk mengantisipasi konflik/sengketa wilayah dengan negara tetangga di utara, seperti Kasus Ambalat, bisa dikatakan berhasil. Berhasil dalam artian mengumpulkan senjata yang mematikan dan memiliki daya gentar yang tinggi. 

Untuk pertempuran di garis perbatasan maupun pertempuran anti-gerilya, keberadaan Apache AH-64E Guardian, Mi-35, MBT Leopard, serta pesawat tempur Super Tucano, akan menjadi mimpi buruk bagi lawan.


Akan tetapi Apache AH-64E Guardian, Mi-35, MBT Leopard 2A4 serta Super Tucano menjadi tidak berarti, ketika ada negara lain yang melakukan serangan dengan pesawat tempur dan bomber. Keempat Alutsista itu tidak berdaya, ketika ada skadron pesawat musuh melakukan serangan kilat dan membom obyek vital di Indonesia.


Australia sempat berpikir untuk membom Jakarta dengan F-111 Aadvark, ketika pasukan Untaet yang hendak mendarat di Timor Timur pasca jejak pendapat 1999, hendak dihalangi militer Indonesia. Jika serangan itu terjadi, bombardir yang mereka lakukan terhadap obyek vital, besar kemungkinan akan mendapatkan hasil, meski beberapa fighter atau bomber mereka berhasil dirontokkan fughter Indonesia.


Dalam program MEF I, TNI terus menambah radar untuk dapat memonitor seluruh wilayah udara Indonesia. Namun apalah artinya radar, jika tidak bisa menembak.


Indonesia terlalu luas untuk sekedar memiliki satu skuadron heavy fighter SU-27/30. Apalagi pesawat-pesawat tempur negara di sekitar Indonesia akan terus semakin canggih. Australia dan Singapura sebentar lagi akan memiliki F-35. Malaysia sedang mempertimbangkan untuk membeli F/A 18 E/F Advance. Singapura juga memiliki F-15 Silent Eagle. Belum lagi pesawat-pesawat tempur stealth China seperti Chengdu J-20.

F-35 Joint Strike Fighter
F-35 Joint Strike Fighter

Mungkin kita masih ingat ketika F-16 Indonesia menyergap F/A-18 Hornet  USAF di wilayah Bawean. Namun F-16 Indonesia tidak bisa berbuat banyak, kerena pesawat lawan memberikan gertakan yang lebih kuat. Kehadiran 24 pesawat F-16 block 25 eks US Air Guard, tidak cukup signifikan untuk meningkatkan kemampuan Angkatan Udara Indoesia. AS sendiri hanya menggunakan F-16 block 25 sebagai armada perang lapis kedua. Pasukan pemukul udara AS untuk fighter jenis F-16 berkualifikasi Block 40/42 ke atas.

F/A-18 Hornet USAF (photo: USAF)
F/A-18 Hornet USAF
Coba bayangkan akan seperti apa bila F-16 block 25 Indonesia berhadapan dengan F-35 Australia dan Singapura ?. Yang ada pesawat tersebut akan balik kanan, kembali ke markas. 

Lain halnya jika Indonesia telah memiliki sistem pertahanan anti-udara jarak jauh – menengah seperti S-300 family. Tidak akan mudah bagi pasukan asing untuk menerobos wilayah Indonesia dan F-16 bisa menutup lubang yang masih ditinggalkan S-300.


Praktis sekarang Indonesia hanya memiliki 1 skadron pesawat heavy fighter SU 27/30 untuk mengkover wilayah Indonesia yang demikian luas. Tentu hal itu tidak mencukupi.


Jangan pernah berpikir tidak akan ada perang, karena jika perang itu benar-benar datang, maka porak porandalah kita, karena salah mengambil asumsi. Inggris tidak pernah berpikir akan berperang dengan Argentina yang merupakan sahabat perdagangan mereka. Namun faktanya, perang itu mendatangi Inggris. Begitu pula dengan kasus ancaman Australia maupun provikasi yang dilakukan Malaysia di Ambalat. Sebelumnya, kita tidak pernah berpikir hal itu akan dilakukan tetangga kita.


Kabar gembira muncul dari Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Kamis 26 September 2013, bertempat di Surabaya. Panglima TNI tertarik untuk membeli SU 35, untuk memperkuat Skadron SU-27/30 yang dimiliki Indonesia saat ini.


“Syukur kali ini pesawat tempur Sukhoi sudah satu skuadron. Diharapkan akan ada lagi pembelian jenis SU-35 karena lebih canggih. Semoga perekonomian bisa semakin membaik, sehingga negara bisa membeli alutsista sebagai penguatan NKRI,” kata Moeldoko.


Jika Sukhoi Su-35 jadi dibeli pada MEF II (2015-2019), kekuatan angkatan udara Indonesia, cukup gagah untuk meladeni pesawat tempur asing yang mencoba menyerang Indonesia.


Untuk mendapatkan air superiority, Indonesia membutuhkan setidaknya tambahan 3 skuadron Sukhoi, yang tentunya keberadaannya lebih powerfull dibandingkan Helikopter Apache maupun MBT Leopard. Sukhoi akan dapat bergerak cepat untuk menutup celah yang ada di udara Indonesia ataupun untuk mengusir pesawat yang menyusup.

Pesawat Tempur SU-35BM
Pesawat Tempur SU-35BM
Jika radar Indonesia mendeteksi adanya serangan musuh, Indonesia tidak bisa menembaknya dengan Apache AH-64E ataupun MBT Leopard, melainkan angan udara. Apache dan Leopard hanya dibutuhkan Indonesia ketika musuh telah mendarat ke tanah Indonesia. Hal itu hanya bisa terjadi jika air superiority dan sistem pertahanan udara Indonesia, telah dilumpuhkan musuh.


Pasukan multinasional yang dipimpin AS, hanya melakukan serangan darat ke Irak, setelah air superiority dan sistem pertahanan anti serangan udara dilumpuhkan terlebih dahulu. Sementara dalam kasus peperangan di Serbia, AS tidak berani melakukan serangan udara/ bombardir, karena satelit mata-matanya menangkap ada beberapa baterai S-300 yang digelar oleh Serbia. Padahal usai perang diketahui sebagian besar baterai itu hanyalah dummy alias palsu.


Pada MEF II, TNI harus bisa membuat Angkatan Udara berada pada level pasukan yang disegani lawan (having a respectable Air Force), yang bertujuan untuk membuat pihak asing berpikir puluhan kali jika hendak menganggu wilayah Indonesia.


Meskipun Indonesia merasa yakin tidak ada musuh potensial saat ini, namun mengamankan wilayah udara adalah sangat penting, karena dari situlah wibawa negeri Indonesia ditegakkan. Rudal pertahanan udara, UAV serta pesawat tempur modern dibutuhkan Indonesia, walau jumlahnya masih sedikit. Efek deteren itu antara lain dimunculkan oleh adanya pesawat tempur yang modern/ up to date, bukan pesawat lawas. Sudah waktunya Indonesia merogoh sakunya di MEF II, untuk kebutuhan tersebut.


Kegunaan S-300
 
Jika Indonesia memiliki sistem pertahanan udara S-300, maka alutsista ini akan secara efektif menghentikan kemampuan ofensif dari musuh dan tidak memberikan mereka air superiority.


S-300 digabungkan dengan sistem anti-udara jarak pendek (meski sudah tua), akan memberikan perlindungan sangat kuat. S-300 tidak akan efektif untuk menangkal pesawat tempur atau rudal yang sudah terlalu dekat,  serta terbang rendah di bawah 25 meter menelusuri relief bumi. Pesawat tempur atau rudal yang lolos ini, akan ditangani dengan baik oleh rudal/senjata anti udara jarak pendek, seperti gabungan starstreak dan Oerlikon Skyshield atau jenis lainnya, seperti Pantsir.


Gabungan S-300 dengan Pantsir atau rudal anti-udara jenis lainnya, akan menjadi duet maut, sangat sulit untuk ditembus. Untuk tidak tidak heran negeri yang memiliki ancaman militer tinggi, seperti Iran dan Suriah, mati-matian untuk mendapatkan S-300 family.


Jenis Rudal Anti-Udara S-300
 
S-300P (1978) – 5V55K missile, 47 km range.
S-300PS (1983) – 5V55R missile, 75 km range.
S-300PMU1 (1993) – 4N6E missile, 150 km range.
S-300PMU2 (1997) – 4N6E2 missile, 200 km range.
S-400 modifikasi dari S-300PMU2.

Sitem pertahanan anti-udara S-300
Sitem pertahanan anti-udara S-300

Tiga varian S-300 yakni: S-300V, S-300P dan S-300F:
 
S-300V. Kode V yang berarti Voyska ditujukan untuk pasukan darat. Perlindungan udara untuk pasukan darat ini meliputi:  anti rudal balistik, anti rudal jelajah serta pesawat tempur.  

S-300V diangkut oleh MT-T transporters (tracked) dengan amunisi rudal 9M83 “GLADIATOR” berdaya jangkau maksimum 75 km. Sementara 9M82 “GIANT” (SA-12B Giant) dapat mencapai target hingga 100 km dan mampu menyasar pesawat/rudal di ketinggian (altitude) 32 km (100,000 ft).  S-300V lebih ditujukan untuk menangkis serangan Anti-Ballistic Missile.

Sistem Pertahanan Anti Udara S-300V/  SA-12b GIANT/ SA-12a GLADIATOR
Sistem Pertahanan Udara S-300V / SA-12b GIANT/ SA-12a GLADIATOR

Sementara S-300P merupakan versi orsinil dari sistem pertahanan udara S-300. Huruf P berarti PVO-Strany (Sistem pertahanann udara negara). Awalnya S-300P kesulitan untuk menjejak target di bawah 500 meter dari permukaan tanah. Namun Rusia terus mengembangkan sistem Track Via Missile-nya (TVM) sehingga kini mampu menjejak target di ketingian 25 meter.


S-300PT-1 dan S-300PT-1A (SA-10b/c) merupakan versi import maupun kebutuhan dalam negeri Rusia, hasil pengembangan dari sistem S300PT. Sistem rudal ini menggunakan rudal 5V55KD dengan jangkauan 75 km. Pada tahun 1985 diperkenalkan S-300PS/S-300PM dengan rudal baru 5V55SR dengan jangkauan 90km dan dilengkapi dengan terminal pemandu semi-active radar homing (SARH).


Tahun 1992 diperkenalkan S-300PMU untuk versi eksport dengan feature upgrade rudal 5V55U yang bisa menjejak obyek yang lebih kecil serta memiliki jangkauan hinga 150km.


Jenis peluncur maupunjenis rudal terus berkembang. Ukuran dan hulu ledak yang lebih kecil namun memilki janghkauan yang lebih jauh. S-300PMU-2 misalnya dengan mengusung rudal rudal 48N6E2 mampu menggasak sasaran hingga jarak 195km. Sementara rudal 9M96E2 mampu menggasak sasaran yang sangat dekat hingga jauh, yakni dari jarak 1 hingga 120 km.

Varian S-300PMU
Varian S-300PMU

Adapun S-300F yang berarti Flot (fleet) diperkenalkan tahun 1984 untuk pertahanan anti-udara kapal perang yang mengacu pada Sistem S-300P. 

Dilengkapi rudal baru 5V55RM, jangkauan sistem S-300F bertambah menjadi 7-90 km dengan kecepatan 4 mach dan mampu menghajar target di ketinggian 25 -25.000 meter (100-82,000 ft). S-300FM adalah versi yang lebih baru dan diperkenalkan pada tahun 1990. 

Kecepatan rudal meningkat pesat menjadi 6 hingga 8,5 Mach dengan hulu ledak 150 kg dan mampu menyasar target 5–150 km (3–93 mi) di altitude 10m-27 km (33–88500 ft). Setelah dilengkapi dengan ultimate track-via-missile guidance method, rudal ini dapat menyergap short-range ballistic missiles.

Sistem Pertahanan Udara S-300F
Sistem Pertahanan Udara S-300F

Katakanlah anda memiliki dua Pangkalan Udara yang satu dilindungi oleh S-300 dan satu lagi dilindungi AAA Gun. Kerusakan keduanya memiliki nilai militer yang sama. 

Kira-kira Pangkalan Udara mana yang akan dipilih musuh untuk dihancurkan ?. Tentunya yang dilengkapi pertahanan udara AAA Gun. Semua militer akan mencari target yang lebih mudah. Jika S-300 harus diserang oleh musuh, tentu ada berbagai cara yang mereka lakukan.


S-300 bisa dilumpuhkan, namun membutuhkan usaha yang besar. Membutuhkan kordinasi yang tinggi, teknologi jamming- decoy, taktik dan skill. Sistem pertahanan S-300 memiliki keterbatasan persediaan rudal yang akan ditembakkan. Ketika persediaan itu sudah habis dilepas, tentu akan mudah bagi musuh untuk menghancurkannya.


Satu contoh yang bagus, NATO pada tahun 2011 mengujicoba SEAD fighter mereka (Supression of Enemy Air Defenses) dengan Early Warning Aircraft terhadap sebuah sistem pertahanan udara S-300 Slovakia. Usai ujicoba hanya pesawat Rafale yang mampu keluar dari latihan itu tanpa tertembak. Pesawat lain rontok disikat S-300. Untuk itulah mengapa NATO dan Israel sangat resah dengan Suriah yang diduga telah diperkuat oleh Rusia dengan S-300. Rusia terus memodernisasi sistem pertahanan udara Suriah.


Missile S-300PMU-2 merupakan tantangan berat bagi seluruh pesawat tempur generasi 4 atau 4++ dalam jarak 150 km. Kecepatan dari rudal 48N6E2 S-300PMU-2 sekitar 3 km/ detik atau 6 hingga 8 kecepatan suara/ Mach. Bayangkan saja anda seorang pilot F-16 yang terbang dengan kecepatan 1,8 Mach dihampiri oleh rudal kecepatan 6 Mach.

Katakanlah negara kita memiliki dua baterai S-300PMU-2 dengan rudal 48N62E yang setiap baterainya dilengkapi 8 hingga 12 launcher S-300PMU-2. Masing-masing unit S-300PMU-2 dilengkapi 4 rudal siap tembak. Artinya ada 16 hingga 24 S-300PMU-2  dikalikan (x) 4 rudal, yakni 64 hingga 96 rudal ditembakkan dalam waktu 10 menit. Harga 64 hingga 94 pesawat tempur itu sekitar 10 hingga 20 miliar dollar. Kira-kira bagaimana perasaan atau nyali pihak asing yang hendak mencoba-coba atau mengganggu wilayah udara Indonesia?. Pada MEF II, kita membutuhkan a respectable Air Force.






Sumber : JKGR