Pages

Selasa, September 24, 2013

Iran Sukses Terjemahkan Semua Kode Drone RQ-170

TEHRAN-(IDB) : Iran mengatakan telah selesai melakukan decoding data surveilans dan ekstraksi software dari drone CIA Amerika Serikat yang diturunkan Iran sekitar 2 tahun lalu dekat kota Kashmar, Al-Alam melaporkan, Selasa (24/9/13).

Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam, Brigadir Jenderal Hossein Salami mengatakan pada hari Senin (23/9/13) bahwa para analis Iran akhirnya berhasil membuka sistem yang digunakan dalam drone sentinel RQ-170 yang mereka turunkan Desember 2011.

Pada Desembar 2011, Iran mengatakan mereka telah menurunkan drone tersebut setelah drone memasuki wilayah udara Iran tanpa izin. Seminggu kemudian, pejabat CIA mengakui bahwa drone miliknya yang sedang melakukan misi pengintaian di Afghanistan telah hilang.

Ketika AS meminta Iran mengembalikan drone tersebut, Salami mengatakan, " Tak ada negara yang menyambut spy drone negara lain di wilayahnya dan tak ada [negara] yang mengirimkan kembali peralatan mata-mata serta informasi drone itu ke negara asalnya."

Hampir 2 tahun kemudian, Salami merayakan prestasi terbaru Iran berkaitan dengan UAV tersebut. "Semua memori dan sistem komputer pesawat ini telah diterjemahkan. Dan kabar baik akan diumumkan dalam waktu dekat; tak hanya tentang RQ-170 dan optimasi bahwa pasukan kami telah merekayasa ulang model drone ini tapi juga di prestasi penting lainnya di bidang pertahanan."

Ketika Militer Iran memperoleh kontrol drone itu, data-data sensitif masih terdapat di dalamnya. Sejak itu, para ahli Iran mencoba melakukan decoding data.

Meski CIA tak mengkonfirmasi sejauh mana kemampuan drone yangberhasil diturunkan Militer Iran itu tapi para ahli mengatakan, reverse engineering Sentinel itu sangat penting bagi negara yang ingin mempelajari lebih lanjut teknologi yang dipakai berbagai pesawat mata-mata Amerika.

"Sentinel itu memiliki berbagai sistem yang tak begitu bermanfaat bagi Iran tapi merupakan tambang emas bagi sekutunya seperti Cina dan Rusia, " kata perancang robot, Peter Singer pada Los Angeles Times pada tahun 2011.

"Sangat buruk. Mereka akan memiliki segalanya," kata seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya pada Times. "Dan Cina atau Rusia juga akan memilikinya."




Sumber : Islamtimes

Besok, Menhan Hadiri Serah Terima Sukhoi Rusia Di Makassar

JAKARTA-(IDB) : Besok, Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro dijadwalkan akan menghadiri serah terima pesawat sukhoi dari Rusia ke TNI-AU RI, Rabu (25/9/2013).

Kepala Penerangan Lanud TNI AU Sultan Hasanuddin, Mayor Mulyadi, Selasa (24/9/2013) mengatakan seremoni tersebut akan digelar menyusul jumpa pers untuk awak media.

Maka dengan lengkapnya satu skadron/16 sukhoi yang dimiliki lanud Hasanuddin akan bertugas menjaga keamanan negara di seluruh Indonesia.

Sebanyak 16 pesawat Sukhoi akan resmi menjadi milik pemerintah Indonesia, di pangkalan udara Hasanuddin TNI AU.

Maka penyerahan secara simbolis pun akan digelar besok, Rabu (25/9/2013) di pangkalan udara Sultan Hasanuddin Makassar, Jl Bandar Udara Sultan Hasanuddin, Kecamatan Mandai, Maros.





Sumber : Tribunnews

Berita Foto : KSAD Tinjau Latihan Prajurit Kostrad

P KOTOK-(IDB) : Saat lakukan tinjuan, Kasad Jenderal Budiman berharap para pasukannya dapat memanfaatkan latihan dengan sebaik-baiknya.


Kasad Jenderal Budiman (kanan) saat melakukan kunjungan ke Pulau Kotok Kecil, Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (24/9).

Saat lakukan tinjuan, Kasad Jenderal Budiman berharap  para pasukannya dapat memanfaatkan latihan dengan sebaik-baiknya.
Kasad Jenderal Budiman memberikan sambutan saat melakukan kunjungan ke Pulau Kotok Kecil, Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (24/9).
Saat lakukan tinjuan, Kasad Jenderal Budiman berharap  para pasukannya dapat memanfaatkan latihan dengan sebaik-baiknya.
Rombongan Kasad Jenderal Budiman tiba pukul 09:00 WIB di Pulau Kotok Kecil, Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (24/9). 




Sumber : Merdeka

Indonesia Peringatkan Australia

NEW YORK-(IDB) : Pemerintah Indonesia memperingatkan Australia untuk tidak mengambil kebijakan yang melanggar kedaulatan Indonesia menyangkut penanganan masalah manusia perahu.

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menegaskan sikap Indonesia itu ketika melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York, Senin waktu setempat.

Marty dan Bishop bertemu satu hari sebelum pembukaan Sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum PBB ke-68.

"Kita tegaskan bahwa Indonesia tidak bisa menerima kebijakan apa pun dari Australia yang sifatnya melanggar kedaulatan Indonesia," kata Marty kepada wartawan usai serangkaian pertemuan multilateral dan bilateral.

"Dan saya kira, tadi pesannya sudah diterima secara loud and clear (dengan sangat jelas)," tambahnya.

Menteri luar negeri kedua negara bertemu untuk membahas persiapan kunjungan Perdana Menteri baru Australia Tony Abbott ke Jakarta 30 September mendatang.

Marty mengungkapkan bahwa Bishop juga menjelaskan kembali upaya-upaya yang akan dilakukan Australia dalam mencegah arus kedatangan manusia perahu ke negaranya.

"Beliau (Menlu Bishop) juga menggarisbawahi bahwa langkah-langkah yang direncanakan oleh Pemerintah Australia akan dipastikan tidak melanggar kedaulatan Indonesia," ujar Marty.

Marty mengingatkan kembali mitranya itu bahwa Indonesia dan Australia telah menjadi ketua bersama Bali Process yang merupakan kendaraan bagi kedua negara dalam memimpin penangan masalah penyelundupan manusia.

"Ada langkah-langkah yang bisa kita lakukan, tapi secara lebih tertata, tertib dan sesuai dengan penghormatan kedaulatan masing-masing negara," kata Marty.

Ia mengatakan, masalah manusia perahu akan menjadi agenda pembahasan dalam pertemuan PM Abbott-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 30 September nanti.

Upaya menangkal kedatangan manusia perahu dan penyelundupan manusia menjadi salah satu prioritas yang ditentukan PM Abbott di awal kepemimpinannya.

Abbott telah menyatakan bahwa Australia menghormati kedaulatan Indonesia terkait penerapan kebijakan menghalau para pencari suaka. 





Sumber : Antara

TNI AU Latihan Operasi Pertahanan Udara Di Papua

TIMIKA-(IDB) : TNI AU menggelar latihan operasi pertahanan udara nasional di Timika, Papua mulai Selasa hingga Kamis (26/9).

Komandan Pangkalan TNI AU Timika, Letkol Penerbang Untung Suropati kepada Antara di Timika Selasa mengatakan latihan itu melibatkan dua pesawat F-16 dan satu pesawat Boeing intai maritim milik Skuadron Udara 5 Ujung Pandang.

"Rencana awal memang akan melibatkan pesawat Sukhoi, tapi ada perubahan karena pesawat Sukhoi latihan di tempat lain. Pesawat yang akan dilibatkan dalam latihan ini yaitu pesawat F-16 yang sementara berada di Biak," jelas Untung.

Kegiatan latihan dipusatkan di sekitar Bandara Mozes Kilangin Timika. Agar tidak mengganggu jadwal penerbangan, kegiatan latihan operasi pertahanan udara nasional tersebut akan dilaksanakan setelah pukul 12.00 WIT.

Personel darat yang dilibatkan sebanyak 100 orang dari berbagai unsur TNI, Polri dan instansi sipil seperti petugas Bandara Mozes Kilangin Timika dan PT Freeport Indonesia.

Untung menjelaskan, dalam kegiatan latihan nanti akan disimulasikan pesawat F-16 milik TNI AU akan memaksa sebuah pesawat asing yang tidak punya izin memasuki wilayah Indonesia mendarat di Bandara Mozes Kilangin Timika.

Selanjutnya akan digelar simulasi serangan udara.

"Untuk latihan hari pertama pesawat F-16 akan bertindak sebagai pesawat musuh melakukan simulasi penyerangan untuk melatih personel yang di darat. Sedangkan esok akan digelar simulasi pemaksaan mendarat pesawat asing dan hari berikutnya akan digelar simulasi penyerangan musuh," jelas Untung.





Sumber : Antara

Enam F-16 RSAF Tiba Di Lanud Roesmin Nurjadin

PEKANBARU-(IDB) : Sebanyak enam pesawat tempur jenis F-16 milik Republic Singapore Air Force (RSAF) tiba di Lanud Roesmin Nurjadin, Senin (23/9). Satu flight dengan Call Sign “ Singa 3310”  tersebut melaksanakan ferry flight Singapura- Pekanbaru yang dipimpin oleh SLTC Nalpon Patrick Selvan dan mendarat mulus di Pekanbaru disambut oleh Danlanud Roesmin Nurjadin, Kolonel Pnb Andyawan. M.P, S.IP di Shelter Carly Lanud Rsn.
 
Direncanakan keenam pesawat F-16 yang ber-Home Base di Changi Airforce Base tersebut akan mengikuti latihan bersama antara TNI AU dengan RSAF dengan tajuk “Join Fighter Weapon Cource” (JFWC) di Lanud Roesmin Nurjadin selama dua bulan.


Pada latihan JFWC tahun 2013 ini, TNI AU akan melibatkan pesawat Hawk 100/200 dari Skadron Udara 12 Lanud Rsn dan dari Skadron Udara 1 Lanud Spo serta pesawat F-16 dari Skadron Udara 3 Lanud Iwy, Madiun. 





Sumber : TNI AU

Kemhan Segera Bentuk Cyber Army

JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan (Kemhan) segera membentuk satuan khusus tentara siber (Cyber Army) untuk menangkal serangan di dunia siber yang dapat mengganggu kedaulatan negara dan pertahanan negara.

"Kami berencana membentuk Cyber Army. Setiap tahun kami lakukan kompetisi cyber dan ada yang dikhususkan bertahan maupun menyerang," kata Menhan Purnomo Yusgiantoro, setelah menutup pendidikan pelatihan bela negara Kementerian Pertahanan 2013 di Rindam Jaya, Jakarta, Selasa.

Pembentukan Cyber Army merupakan bagian dari pembangunan pertahanan sistem komunikasi siskom) dan sistem informasi (sisinfo) Kementerian Pertahanan.

Ia menegaskan Cyber Army yang dibentuk akan terdiri atas kalangan militer yakni TNI AD, TNI AU, dan TNI AL hingga kalangan sipil.

"Serangan cyber yang dapat mengganggu kedaulatan bangsa saat ini cukup terbuka lebar. Cyber Army akan terdiri dari militer nonmiliter dan dibentuk untuk menangkal serangan tersebut," ucap Purnomo.

Sebelumnya, Kemhan juga berencana membangun Pusat Pertahanan Siber (Cyber Defence) untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah dari kejahatan dunia maya.

Pembangunan pertahanan siber itu, kata Purnomo, juga melibatkan tiga angkatan, yakni TNI AD, TNI AL, TNI AU. Kementerian Komunikasi dan Informatika akan membantu tata kelola, infrastruktur, peralatan, dan sumber daya manusianya.

Menurut Purnomo, ancaman serius terhadap kedaulatan melalui dunia maya memang belum tampak. Ada upaya ancaman yang selama ini terjadi, namun belum dikategorikan sebagai ancaman pertahanan negara.

"Sifatnya masih mikro, namun kita tetap harus waspada," ujarnya





Sumber : Antara

Chinese Indonesian Defence Universities Step Up Cooperation

BEIJING-(IDB) : The defence universities of Indonesia and China will step up cooperation by launching exchange programmes for lecturers and sending Indonesian students to China, said assistant rector Maj Gen I Wayan Medio from Indonesia's Defense University.

"We will send students to pursue further education at the Chinese University of Defense on defense economy, management and disaster handling," Wayan said on the sidelines of Indonesia's 68th independence anniversary celebration earlier this week.


Wayan said that Indonesia had so far only exchanged cadets and sent students to China to undertake certain study programmes, Indonesian news agency ANTARA reported.


And as China is now the world's second biggest economic power, "We want to experience it first hand by sending a number of students to study defence economy beginning next year," said the assistant rector.


"China has also displayed preparedness in handling natural disasters. We will also send students to study disaster management in China and in Japan, which also has natural disasters similar to those taking place in Indonesia," Wayan said.


Indonesia's Defence University will also sign an agreement with Tshinghua University for Indonesian students to study public policy, defense economy and disaster management.


It also plans to sign an agreement with the Naval Postgraduate School and Norwich University in the United States.


At present, 14 students from the Indonesian Defence University are studying defence economy and natural disaster management programmes in China.





Source : Bernama

Seputar Sejarah Marder 1A3 Jerman

ARC-(IDB) : Rusia punya BMP, AS punya M2A2 Bradley, dan Jerman, mendahului Amerika, punya Marder. Dari pihak Barat, Marder merupakan kendaraan tempur (ranpur) pertama (yang operasional) dari Negara NATO, mendahului kehadiran Bradley 15 tahun lebih awal dan memantapkan konsep gerak terpadu antara kavaleri dan infantri mekanis.

Bundeswehr memang memberikan nama yang kurang gahar, Marder (Marten, sejenis tupai pohon) kepada ranpur pertama dari negeri Barat ini. Namun, janganlah tertipu. Marder memiliki kapabilitas sebagai kendaraan tempur dan merupakan pionir dalam jenisnya. 

Sebelumnya, tidak ada yang mengenal konsep kendaraan pengangkut pasukan yang memiliki daya gempur memadai untuk terus mendampingi gerak maju kavaleri. Yang ada hanya kendaraan angkut pasukan (ranpas) yang dipersenjatai sekedarnya. Yang penting adalah mengantarkan infantri ke garis depan, atau menjemputnya kembali. Tidak ada ceritanya ranpas didapuk untuk dapat berhadap-hadapan dengan ranpur lawan.

Marder 1A3 yang digunakan oleh Jerman Barat selama bertahun-tahun kini dipensiunkan bertahap, dan perlahan-lahan dilungsurkan ke berbagai Negara yang berminat, termasuk Indonesia. Sesungguhnya bagaimanakah sejarah dan kapabilitas Marder 1A3, yang dua unit sudah tiba melalui jalur laut di pelabuhan Tanjung Priok 21 September 2013 kemarin?

Berkat Panzergrenadier

 
Pada 1956, unit pertama Panzergrenadier lahir di kota Munster, yang merupakan salah satu lokasi sekolah kavaleri AD Jerman. Unit yang secara resmi bernama Panzergrenadierlehrbataillon ini bertugas melatih prajurit dan menguji doktrin infantri mekanis Jerman. Modal pertama infantri mekanis ini adalah infantry carrier buatan AS, M39 sebanyak 30 unit. Jika dibandingkan dengan tank Jerman saat itu, M47/M48 (buatan AS), M39 masih bisa mengimbangi. Namun M39 dianggap punya kelemahan, karena desainnya yang sebenarnya meniru half-track Jerman menggunakan kompartemen prajurit yang terbuka, yang tentunya rawan terkena pecahan mortir atau jadi sasaran tembak lawan.


AD Jerman segera mengupayakan kendaraan baru sebagai tunggangan prajurit Panzergrenadier. Awalnya, mereka mencoba HS30 buatan pabrikan Hispano Suiza, Swiss. Sayangnya, kendaraan ini terkenal karena justru banyak didera persoalan teknis. Berbagai problem teknis kerap menghantui, plus dimensi kompartemen prajurit yang dianggap terlalu kecil dan sempit, sehingga rencana penggantian pun sudah digariskan sejak awal 1960an justru tak lama setelah HS30 diputuskan untuk diadopsi.

Faktor pendorong lainnya yang tak kalah penting adalah pengadopsian Leopard 1 sebagai MBT AD Jerman. Leopard yang jauh lebih lincah dibanding M47 warisan AS mengakibatkan HS30 susah mengimbangi. Para pemikir di pusat kavaleri Munster menggariskan beberapa prasyarat untuk sistem ranpur pengganti HS30 yang baru, yang dinamai Schützenpanzer/Spz Neue (tank pengangkut pasukan generasi baru). Beberapa persyaratan tersebut adalah kemampuan offroad yang baik, perlindungan yang menyeluruh, mampu mengimbangi gerak maju MBT, dan lincah. Daya gempur juga merupakan satu syarat wajib lainnya, dimana minimal Spz Neue bisa menggotong kanon 20mm yang saat itu merupakan standar NATO.

Sejak awal sudah digariskan bahwa desain Spz akan diadopsi kedalam beberapa platform seperti angkut pasukan, tank destroyer (kanon/ rudal), mortar carrier, SPAAG (artileri AA swagerak), ambulans, dan varian komando. Untuk ukuran tahun 1960an, konsep ini sudah sangat maju, membuktikan kualitas pemikiran para perwira kavaleri Jerman. Sayangnya, kemampuan industri pertahanan Jerman lantas belum mampu mengimbangi, sehingga diputuskan yang dibangun hanyalah varian dasar untuk angkut pasukan dengan kanon sebagai senjata utamanya. Konsep ini ditindaklanjuti oleh sejumlah perusahaan yang membangun sejumlah purwarupa, yang akhirnya mengerucut menjadi dua konsorsium: Rheinstahl Group yang terdiri dari Rheinstahl/ Witten, Rheinstahl Hanomag-Hannover, dan Biro Desain Warnecke. Konsorsium lainnya dipimpin oleh Henschel AG dan MOWAG (Swiss). MOWAG kemudian mundur dan posisinya digantikan oleh Thyssen Industrie AG Henschel di Kassel. Setelah melalui fase pengujian, Rheinstahl dinyatakan sebagai pemenang. Pada 1971, Badan Pengadaan Teknologi Jerman akhirnya menyetujui pengadaan Spz dalam skala penuh, dengan angka pesanan sebesar 2.136 kendaraan. Produksi dibagi dua, 1.161 dibuat oleh Rheinstahl AG, dan 975 dibangun oleh MaK di Kiel (MaK kemudian menjadi pabrik Leopard 2). Kendaraan pertama diserahkan ke Bundeswehr pada 7 Mei 1971, dan diberi nama resmi Marder.

Deskripsi Marder 1A3

 
Hull ranpur Marder terbuat dari baja tunggal RHA, yang dilengkapi dengan sekat-sekat agar mampu bertahan dalam pertempuran nubika, ancaman terbesar dalam Perang Dingin. Layoutnya dibuat sedemikian rupa sehingga mesin ditempatkan di depan, disusul kru Marder, dan kemudian di bagian belakang, kompartemen/ kabin untuk pasukan infantri. Desain mesin didepan menambah proteksi, mengingat serangan frontal sebagian bisa ditahan oleh blok mesin. Kompartemen mesinnya dibuat kedap air dan kedap gas buang. Hal ini penting, mengingat pengemudi duduk langsung di samping kiri kompartemen mesin Sudut glacis Marder memiliki kemiringan yang cukup tajam, membantu meningkatkan kemungkinan peluru memantul saat menghantam Marder, atau setidaknya menambah ketebalan baja yang harus ditembus oleh peluru lawan.

Marder ditenagai oleh mesin diesel 4 langkah Daimler Benz MB833 Ea 500 dengan 2 turbocharger. Dipadukan dengan sistem transmisi Renk HSWL, Marder mampu menyemburkan daya sebesar 600hp pada torsi 2.200rpm. Dengan rasio tenaga: bobot di kisaran 1:20, Marder mampu bermanuver mengimbangi gerak Leopard 1, MBT yang harus didampinginya. Sistem penggerak Marder menggunakan rantai yang diputar oleh enam roadwheel dan tiga return roller. Roadwheelnya terbuat dari alumunium dilapis baja, dengan lingkar karet untuk mengurangi friksi dengan rantai.Sistem rantai Diehl yang digunakan Marder memiliki fitur tapak karet yang ramah terhadap jalanan aspal, yang bisa diganti dengan sepatu salju untuk traksi yang lebih baik.

Bergeser kebelakang, Marder dilengkapi kubah yang bentuknya unik. Kubahnya kecil, karena penembaknya duduk di dasar kubah yang letaknya didalam kabin pasukan, sehingga bagian yang tampak hanya dudukan untuk sistem kanon 20mm dan senapan mesin koaksial MG3 kaliber 7,62mm. Komandan duduk disebelah kanan, dengan penembak di sebelah kiri. Selain lebih aman buat krunya, dari tembakan lawan, penggunaan kubah kecil juga lebih tahan terkadap kontaminan Nubika. Sistem pasokan amunisi juga dapat diakses dari dalam, sehingga dalam keadaan peluru habis, tidak ada resiko saat pengisian ulang amunisi.


Kapabilitas kanon 20mm ini, walaupun tidak sehebat kanon 30mm milik Timur, unggul dalam hal kecepatan tembak dan akurasi. Kecepatan tembaknya semakin bertambah ketika pada varian Marder 1A3 diperkenalkan sistem dual feed atau pasokan ganda. Untuk menghantam sasaran seperti ranpas lawan, truk, jip, atau mungkin malah infantri, rasa-rasanya kanon 20mm masih bertaji. Kanon dinaikkan sudut tembaknya dengan bantuan sistem hidrolik dengan sistem mekanik manual sebagai cadangan.  Sistem optikal bidik untuk kanon 20mm maupun koaksial sudah didukung teleskop infra merah. Komandan memiliki optik bidik PERI-Z11A1, sementara juru tembak diberi bekal ganda, teleskop bidik PERI-Z16, PERI-Z59 dengan kemampuan deteksi termal dan perbesaran sasaran.

Dalam hal kemampuan angkut pasukan, Marder didesain untuk mengangkut sepuluh orang: 1 NCO (Non-Comissioned Officer) sebagai komandan kendaraan regu dan pasukan, 1 NCO sebagai komandan regu yang turun memimpin pasukan saat bertempur diluar kendaraan, 1 pengemudi, 1 penembak untuk sistem kanon, 2 penembak sistem senjata antitank (Panzerfaust-3) dan 4 prajurit infantri yang menyandang senapan. Satu prajurit dari jumlah 4 tersebut ada yang bertugas sebagai penembak kubah senapan mesin 7,62mm yang menghadap belakang, namun dihilangkan pada varian Marder 1A3 karena dianggap kurang efektif dan menyulitkan pasukan saat harus keluar. Pada saat Marder 1A5 yang dilengkapi rudal MILAN keluar, kekuatan pasukan dikurangi satu orang dengan asumsi bahwa MILAN bisa menggantikan fungsi penembak roket AT.




Marder 1A3 merupakan iterasi ketiga dari dinasti Marder, setelah sejumlah perubahan kecil pada tiap varian yang menghasilkan kode yang membingungkan seperti A1, A1(+), A1 A, A1 A2, dan 1A2. Sistem upgrade yang dilakukan parsial juga menimbulkan problematika tersendiri, membatasi kemampuan dari armada Marder itu sendiri. Marder 1A3 merupakan upaya upgrade menyeluruh pertama yang diterapkan pada seluruh armada Marder, dan dilakukan oleh perusahaan Thyssen Henschel dan KUKA Wehrtechnik. Sebanyak 2.100 Marder dari berbagai varian dikirim secara bertahap untuk meningkatkan kapabilitasnya menjadi Marder 1A3.

Pasalnya, tantangan dan ancaman dari ranpur Timur seperti BMP-2 dengan kanon 2A42 30mm merupakan ancaman yang tidak bisa dianggap remeh. Bagian kubah dan hull yang dianggap rawan, menerima peningkatan lapisan baja RHA (Rolled Homogeneous Armor) yang dipasang di sisi atas dan bawah lambung, di tiap sisi hull, di rampa belakang, di atap, dan tentu saja di kubah. Pelat baja tambahan tersebut dipasang dengan dudukan yang dilengkapi pegas, sehingga ada jarak antara pelat baja tambahan dengan kulit asli dari Marder. Saat ditembak dengan roket antitank, celah kosong ini berfungsi mendispersi atau menyebarkan efek ledakan, sehingga mengurangi daya penetrasi dari hululedak yang menerjang. Bobot Marder 1A3 mau tidak mau tentu bertambah, dengan angka pembengkakan seberat 5,5 ton yang harus ditebus demi proteksi tambahan tersebut. Untuk mengantisipasi bobot yang makin gambot, maka suspensi dan gear mendapatkan sentuhan tambahan. Thyssen Henschel mencarikan solusi berupa batang suspensi torsion bar yang lebih besar diameternya, serta mengubah rasio gigi transmisi untuk menjaga kemampuan akselerasi dan pengemudian Marder 1A3 tetap sama dengan varian-varian sebelumnya. Untuk membantu pengereman, maka sistem pengereman dua sirkuit, plus tekanan sistem remnya ditambah, plus kampas rem yang lebih tebal dan bebas asbes.

Dari segi ofensif peningkatan ke standar Marder 1A3 justru mengurangi pintu palka atas, dari yang tadinya enam menjadi tiga. Pengurangan ini diperlukan untuk dapat memasang pelat yang lebih tebal dan melindungi dari kemungkinan serangan dari atas, berupa hujan artileri atau bomblet. Pengurangan yang sama juga terjadi pada lubang tembak di kiri dan kanan hull, yang akhirnya tertutupi oleh lapisan baja tambahan. Tak peduli seberapa bagusnya lubang tembak, pada akhirnya menembak dari dalam kabin ranpur seperti Marder justru menimbulkan tantangan tersendiri terkait sulitnya membidik dan banyaknya gas buangan dari hasil penembakan. Tetapi perubahan tersebut juga membawa keuntungan. Rongga antara lapisan baja tambahan dan kulit kendaraan kini dapat diisi dengan perbekalan milik pasukan, membantu kabin tetap lapang dan memudahkan mobilisasi pasukan dari dalam. Pintu palka pengemudi diperbesar untuk memudahkan akses dan letaknya digeser, sementara periskopnya kini dilapisi baja yang lebih tebal.






Bicara soal Marder, mungkin ada yang bertanya, apakah tidak terlambat untuk mengoperasikannya? Sebagai sebuah ranpur, Marder memiliki fleksibilitas tinggi dan paket upgrade yang cukup banyak. Sebagai contoh, ada varian M12 yang dilengkapi dengan kubah Rheinmetall E4 dengan kanon Mauser 30mm yang sempat diikutkan dalam kontes ranpur untuk Swiss. Ada lagi demonstrator Marder 2000 untuk AD Jerman, walaupun tidak terwujud karena AD Jerman memilih Puma. Dari sisi pengembangan internal, Rheinmetall menawarkan Marder dengan varian kanon Mauser 35mm dan kanon Hitfact 105 atau 120mm apabila tertarik untuk mengupgradenya menjadi tank.

Dengan kedatangannya ke Indonesia, Marder 1A3 sudah dipastikan akan menjadi bagian dari kekuatan TNI-AD. Pertanyaan berikutnya adalah, untuk Kavaleri atau untuk Infantri. Maklum, sosoknya yang berpenggerak rantai menjadikannya punya sosok gahar yang sering digolongkan sebagai tank. Kemungkinan terbaik, dan masih dalam pembahasan yang intens, Marder 1A3 akan ditempatkan prioritasnya sebagai tank komando dalam struktur batalion Korps Kavaleri, walau tak menutup kemungkinan bahwa infantri juga akan dialokasikan sejumlah Marder.

Spesifikasi Marder 1A3
Kru                          : 3+6
Bobot tempur           : 33,7 ton
Mesin                       : 1x MB833 Ea-500 4 tak, V6 22,4l
Power/weight ratio    : 21,3hp/ ton (20hp/ton pada Marder 1A3)
Ground pressure       : 0,80kg/cm3
Panjang                    : 6,79m
Lebar                       : 3,24m
Tinggi                      : 2,95m (termasuk kubah); 1,95m (kabin)
Ground clearance    : 0,44m
Lebar tapak rantai    : 0,45m
Panjang rantai          : 3,9m (di permukaan)
Kecepatan max.       : 75km/jam
Jarak tempuh           : 520km
Lintas parit              : 2,5m
Lintas genangan       : 1,5m
Sistem senjata         : 1xkanon Rheinmetall Rh202 20x139mm, kapasitas 2.500 butir peluru; 1x senapan mesin koaksial 7,62x51mm MG3, 6x76mm Wegmann smoke discharger






Sumber : ARC

Leopard Meningkatkan Daya Tempur TNI AD

JAKARTA-(IDB) : Kekuatan TNI Angkatan Darat (AD) bertambah. Untuk pertama kali dalam sejarah kavaleri TNI-AD, Indonesia memiliki main battle tank (MBT) atau tank kelas berat. Dua buah MBT Leopard tipe 2A4 dan dua buah Infantry Fighting Vehicle  (IFV) Marder tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu malam (21/9).
 
"Tank sudah tiba dengan selamat dan lancar. Proses loading dan persuratan juga hampir selesai," ujar seorang perwira TNI-AD yang mengurusi proses kedatangan tank itu pada Jawa Pos kemarin.


Karena tank Leopard dan tank Marder merupakan alat utama persenjataan strategis, maka proses bongkar muat rahasia dan tertutup.


Dua buah tank Leopard dan dua buah tank IFV Marder itu diangkut menggunakan kapal Isolde dari Rheinmetal Industries di Jerman. Pembelian main battle tank atau tank kelas berat pernah memicu perdebatan antara Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan DPR hingga berbulan-bulan. Banyak kalangan menilai tank Leopard tidak sesuai dengan medan geografis di Indonesia. Selain bobotnya yang berat (sekitar 62 ton), ancaman terhadap Indonesia dinilai belum perlu dihadapi dengan main battle tank.     


Namun, akhirnya pada November 2012 Kemenhan menandatangani kontrak pembelian"senilai USD 280 juta (sekitar Rp 300 miliar) dengan Jerman. Indonesia  membeli sebanyak 153 unit MBT dan IFV. Dengan rincian, 61 unit MBT Leopard tipe revolution, 42 MBT Leopard 2A4, serta 50 IFV Marder. Untuk MBT Leopard akan dilengkapi tank recovery, tank bridge layer, dan ambulans.     


Tipe Leopard 2A4 yang dibeli bukan tank baru, melainkan bekas pakai yang di-refurbish. Tank itu dibuat pada durasi waktu 1985 hingga 1992. Pemerintah Jerman memiliki 2.125 MBT Leopard 2A4. Karena over produksi, maka Leopard tipe ini dijual ke berbagai negara. Di antara yang sudah memakai adalah Austria, Polandia, dan Turki. Untuk negara Asia, selain Indonesia, baru Singapura yang tercatat mengoperasikan 96 tank jenis itu.    
   

Selain Leopard, Marder juga bukan produk anyar. Prototipe awalnya dirancang pada 1960-an dengan produksi perdana pada 1971. Saat ini sebagian Marder varian awal di Jerman sudah akan digantikan generasi yang lebih baru, yaitu Puma.    


Tank Marder berfungsi sebagai tank angkut personel. Salah satu ciri khas Marder adanya kanon atau meriam berkaliber 20 mm Rheinmetall MK 20 Rh202. Kanon ini otomatis. Artinya, peluru tidak perlu diisi satu demi satu. Peluru yang dipergunakan bisa dari berbagai jenis seperti amunisi konvensional, penembus baja serta berdaya ledak tinggi.      

Kepala Subdin Penerangan Umum TNI-AD Kolonel Zainal belum bisa memberikan keterangan tentang kedatangan Leopard di Jakarta. "Besok (hari ini,red) akan dijelaskan oleh kadispenad di mabesad," katanya. 




Sumber : JPNN