Pages

Sabtu, September 21, 2013

Kemhan Kunjungan Ke DSME Dan KAI

SEOUL-(IDB) : Dalam rangka realisasi kontrak pengadaan 3 (tiga) unit Kapal Selam Diesel Elektrik Klas DSME209 diperlukan kehadiran Tim Inspeksi dan Stell Cutting Ceremony ke Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering Co., Ltd. (DSME) dan kunjungan ke Korea Aerospce Industry Ltd. (KAI) Korea, Kepala Badan Sarana Pertahanan (Ka Baranahan) Kemhan Laksamana Muda TNI Ir. Rachmad Lubis mendampingi Laksamana (Purn) Agus Suhartono sebagai Ketua Tim beserta Kasal, Asrenum Panglima TNI, Irjenal. ( 16 s.d 18 September 2013 ).

Kunjungan Kehormatan ke Menhan Republik Korea Mr. Kim Kwan-jin dilaksanakan dalam rangka mempererat hubungan pertahanan antara kedua negara, kunjungan ke DSME meninjau persiapan pembangunan kapal selam kelas DSME 209 dan kunjungan ke KAI meninjau pelaksanaan produksi pesawat terbang T-50i LIFT.


Hasil kunjungan kedua pihak sepakat untuk meningkatkan kerjasama dalam pemenuhan Alutsista melalui pengadaan yang didalamnya terdapat program alih teknologi untuk meningkatkan kemampuan Industri Pertahanan Dalam Negeri menuju kemandirian penyediaan Alutsista TNI. 





Sumber : Kemhan

India Produksi 235 Tank T-90 Di Bawah Lisensi Rusia

NEW DELHI-(IDB) : Dewan Akuisisi Pertahanan Kementerian Pertahanan India setuju untuk memproduksi sendiri 235 tank tempur utama T-90 di bawah lisensi Rusia, The Times of India melaporkan pada hari Selasa, 17 September 2013. Seorang sumber di Kementerian Pertahanan India mengatakan kontrak untuk memproduksi 235 tank yang senilai AS$ 1 miliar tersebut akan segera diterbitkan.

Kesepakatan untuk memproduksi tank T-90 ini ditandatangani pada bulan Februari 2001 silam. Ketika itu India bermaksud untuk memasok 310 tank T-90 senilai AS$ 1 miliar, setengah diproduksi di India dan setengahnya lagi diproduksi di Rusia. India sejatinya berencana untuk memproduksi 1.000 tank T-90 hingga tahun 2020.


Pada bulan Agustus lalu, pabrikan senjata India Bharat Dynamics menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan India untuk memasok Angkatan Darat dengan rudal anti-tank Invar, ini juga dibuat oleh India dibawah lisensi Rusia. Kontrak ini diperkirakan mencapai AS$ 470 juta. Pengiriman diharapkan akan selesai dalam lima tahun kedepan.


Pada tahun 2001, India membeli 310 tank T-90 dari Rusia, yang 120 diantaranya dikirimkan lengkap, 90 semi knocked down kit, dan 100 lainnya knocked down kit komplit. T-90 dipilih India karena tank ini merupakan pengembangan langsung dari tank T-72 yang juga India gunakan. T-72 memiliki 60% kesamaan logistik dengan T-90, hal ini untuk menghemat biaya pelatihan dan pemeliharaan. India membeli T-90 karena keterlambatan produksi tank Arjun yang merupakan tank buatan dalam negeri India, dan juga untuk menghadapi tank T-80UD Pakistan yang dibeli dari Ukraina.


T-90 merupakan pengembangan lanjut dari tank tempur utama T-72B. T-90 dilengkapi dengan sistem senjata yang memungkinkan kru untuk terlibat dalam target darat dan juga udara. Saat ini Rusia mengoperasikan sekitar 550 tank T-90 -yang tak lama lagi akan segera digantikan tank Armata.


T-90 terlibat dalam aksi pertempuran saat di Chechnya pada tahun 1999. Menurut Moskow, sebuah T-90 kala itu dihantam oleh tujuh roket RPG anti-tank, namun tank tersebut tidak apa-apa.


Persenjataan T-90 terdiri dari meriam utama 2A46M 125 mm smoothbore two-axis stabilized. Selain itu, T-90 dipersenjatai dengan senapan mesin koaksial PKT 7,62mm dan satu senapan mesin anti-pesawat NSVT 12,7 mm yang dipasang pada turret komandan.





Sumber : Artileri

AS Akan Meningkatkan Produksi Senjata Baru

WASHINGTON-(IDB) : Jenderal bintang tiga yang mengepalai Komando Operasi Khusus Rahasia Angkatan Udara AS, menekan para produsen senjata untuk mempercepat pengembangan senjata baru dan meningkatkan standardisasi pesawat dan alat sensor.
 

Sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (20/9), Letnan Jenderal Eric Fiel mengatakan, konferensi tahunan Asosiasi Angkatan Udara AS akan dimulai pekan ini.

 

"Kita membutuhkan waktu sembilan tahun untuk mengirim manusia ke bulan. Kita bahkan tidak bisa menciptakan sistem senjata utama dalam waktu kurang dari itu," katanya dalam wawancara yang jarang terjadi dengan seorang perwira senior di salah satu unit paling rahasia Angkatan Udara AS. "Mengapa masalah itu perlu waktu yang lama?"

 

Para panglima angkatan udara dan pejabat tinggi Pentagon juga setuju dengan pandangan Fiel dan mereka sedang berjuang untuk mendanai program senjata kunci.

 

Pernyataan itu datang pada saat belanja militer AS akan menurun hampir 1 triliun dolar dalam sebuah dekade yang dimulai pada tahun fiskal 2013.

 

Fiel mengatakan, sebagian besar pemasok senjata memahami kebutuhan untuk menurunkan biaya dan menciptakan kemampuan baru bagi pasukan, mengingat meningkatnya tekanan terhadap pengeluaran militer AS.

 
Dia menambahkan, Komando Operasi Khusus Rahasia Angkatan Udara telah mencapai beberapa keberhasilan dalam mempercepat pengembangan sistem senjata yang lebih kecil, termasuk mengubah Pilatus PC-12 Swiss menjadi pesawat militer U-28A pada tahun 2005, yang memakan waktu kurang dari satu tahun. 




Sumber : Irib

Upaya Peningkatan Kerjasama Pertahanan Indonesia Amerika

JAKARTA-(IDB) : Bertempat di gedung Urip Sumoharjo Kemhan RI,  pertemuan bilateral antara pemerintah AS dan Pemerintah Republik Indonesia berlangsung. Pertemuan yang dihadiri  Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel beserta rombongan diterima oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Purnomo Yusgiantoro.
 
Pada kesempatan tersebut, hadir pula sejumlah undangan, diantaranya Kepala Staf Angkatan Darat, Panglima Kostrad, Wakil Menhan RI, Danjen Kopassus, dan  Staf Ahli Menhan RI. Sedangkan perwakilan dari prajurit diwakili oleh beberapa prajurit Kostrad diantaranya Letkol Inf Kristomey Sianturi dan Mayor Inf Agus Harimurti Yudhoyono.

Pokok pembicaraan pada pertemuan tersebut meliputi masalah regional dan internasional. Pada kesempatan pertemuan tersebut juga dilaksanakan penandatangan Letter of Agreement pembelian 1 unit skuadron Apache dari pemerintah AS.

Menhan AS pada kesempatan itu juga menceritakan pengalaman pribadi ketika menjadi anggota militer. Hal ini tentu saja mewarnai pertemuan tersebut, sehingga suasana  menjadi lebih akrab.

Menjawab pertanyaan Mayor Inf Agus Harimurti Yudhoyono tentang peluang dilaksanakannya Latma PBB di AS dan kesempatan bagi para perwira TNI untuk memperoleh pendidikan setingkat Post graduate, Menhan AS menyambut positif dan akan melihat peluang untuk kerjasama di masa yang akan datang. Khusus masalah latihan, tentunya harus dikomunikasikan dengan Pentagon dan seluruhnya harus dibahas mengacu pada kebijakan Presiden Obama.  





Sumber : TNI AD

Pangdam XII/Tpr Kunjungi Pos Perbatasan Entikong

ENTIKONG-(IDB) : Pangdam XII/TPR Mayjen H.A. Ibrahim S selaku Pangkoops Satgas Pamtas Yonif 403/WP kunjungi Pos Gabma Kotis di Entikong Kabupaten Sanggau. Dalam kunjungannya, Pangkoops mengajak 2 asisten yaitu Asisten Intelejen Kolonel Inf Ontang dan Asisten operasi Letkol Inf Rusmili serta Danrem 121/ABW Kolonel Inf Tiopan Aritonang.
 
Sebelum ke Pos Kotis, Pangkoops beserta rombongan menyempatkan diri untuk melihat situasi Pos Pemeriksaan Lintas Batas di Entikong dan menyempatkan diri menyapa instansi yang berada di border. Selain itu, Pangkoops beserta rombongan juga menyempatkan diri untuk melihat bagaimana proses lalu lintas barang dan orang di pintu masuk.


Selesai kegiatan dari PPLB, Pangkoops beserta rombongan yang didampingi oleh Dansatgas Pamtas Yonif 403/WP Letkol Inf Renal Aprindo Sinaga, Wadan Satgas Kapten Inf Taufik H beserta para perwira staf langsung menuju pos Gabma Kotis.


Dalam kesempatan ini, Pangkoops beserta rombongan melihat kelengkapan data operasi di ruang data dan selanjutnya mendapat keterangan langsung dari Dansatgas mengenai jumlah pos, penempatan pos, situasi dan kondisi masing-masing pos dan keterangan maket wilayah perbatasan darat RI-Malaysia.  


Pangkoops berpesan agar moril dan kesehatan seluruh personel Satgas sepanjang perbatasan agar tetap dijaga dan dipertahankan, tetap tingkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, laksanakan tugas tanggung jawab jabatan dan satuan sesuai dengan tugas pokok dan koridor aturan yang berlaku dan tetap berpegang teguh pada Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.


Selesai menyampaikan arahan dan bimbingan, Pangkoops beserta rombongan menyempatkan diri sholat Azhar di Mushola Al-Badar Entikong yang ada dalam Pos Kotis bersama dengan para anggota Pos Kotis. Autentifikasi Papen Satgas Pamtas Yonif 403/WP Lettu Chk H. Waruwu, SH.




Sumber : TNI AD

Yonif 323 Raider Kostrad Latihan Menembak Senjata Kelompok

CIKEAS-(IDB) : Guna memelihara dan meningkatkan keterampilan dan kemampuan Prajurit, Yonif 323 Raider Kostrad khususnya penembak senjata kelompok, melaksanakan latihan menembak senjata kelompok Lintar (Lintas datar) dan Linkung (Lintas Lengkung). Jumat (20/9)


Kegiatan yang dilaksanakan di DS. Cikeris .Kec. Cikajang Kab. Garut, diikuti oleh prajurit Yonif 323 Raider Kostrad  yang memiliki jabatan tertentu seperti Penembak Senjata Mesin Berat (SMB), Penembak Senjata Otomatis (SO) Minimi, Penembak Senjata Mesin Sedang (SMS), Penembak Senjata Mesin Ringan (SMR) dan Penembak Mortir.


Kegiatan menembak senjata kelompok ini adalah merupakan salah satu pembinaan latihan yang merupakan tanggung jawab Komandan/Pimpinan agar keterampilan dan kemampuan yang dimiliki oleh prajurit di satuan dapat terpelihara secara optimal, sehingga diperlukan suatu pembinaan latihan yang terarah dan benar yang dapat mencapai tujuan latihan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk mendukung tugas pokok satuan.


Dalam kegiatan latihan menembak senjata kelompok Lintar  dan Linkung  ini, Prajurit Yonif 323 Raider Kostrad menembakkan beberapa senjata diantaranya Senjata Mesin Berat (SMB), Senjata Mesin Sedang (SMS), Senjata Mesin Ringan (SMR), Senjata Otomatis (SO) Minimi, Mortir 80 Norincho dan Mortir 60 Longrange.


Komandan Batalyon Infanteri 323/Raider Kostrad,  Mayor   Inf Ade David Siregar, mengatakan bahwa latihan menembak senjata kelompok Lintas datar dan Lintas Lengkung ini merupakan salah satu kewajiban setiap Prajurit Yonif 323 Raider Kostrad yang harus dilaksanakan demi menjaga kemampuan prajurit agar dapat menembak dengan baik.


Disamping itu latihan ini dilaksanakan untuk mempersiapkan latihan BTP  yang akan dilaksanakan bulan Oktober  mendatang. “Guna mencapai kemampuan tersebut diperlukan suatu pembinaan latihan menembak yang terprogram dengan baik sehingga dapat mencapai sasaran latihan yang optimal” pungkasnya.




Sumber : TNI AD

TNI AD Lakukan Test Pemotretan Topografi Menggunakan UAV Lapan

TANGERANG-(IDB) : Dittopad bekerjasama dengan LAPAN melaksanakan uji coba pemotretan pesawat tanpa awak (UAV) di Rumpin Tangerang. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya mendapatkan informasi topografi secara lebih cepat, akurat dan mutakhir, dengan mengembangkan teknologi pemotretan udara menggunakan pesawat tanpa awak (Unmaned Arial Vehicle), yang selanjutnya dikenal dengan pesawat UAV. 

Teknologi ini berkembang dengan pesat dan merambah semua aspek kehidupan baik di lingkungan swasta maupun militer.  Pesawat yang digunakan milik LAPAN tipe LSU UAV-02 dengan spesifikasi panjang badan 200 cm (composite),panjang bentangan sayap (wing span) 250 cm, engine 2T /33cc, cruising speed 90 km/jam, endurrance 2 jam 45 menit, maksimum distance 200 km, komunikasi telemetri di 900 MHz dengan daya    1 watt dilengkapi dengan sistem terbang otomatis (autonomous flying system), payload capasity  0,5 kg.


Kamera    yang digunakan adalah   Canon Powershot S100 dengan karakteristik sensor size and type : 1/1.7 inch CMOS, ISO : dengan rentang 80 hingga 6400, dan auto, lensa : fixed Focal Length 5.2 - 26.0 mm (35 mm equivalent: 24 – 120 mm), GPS LOG NMEA 0183 message format compliant : sudah dilengkapi dengan GPS sehingga setiap lembar foto yang dihasilkan mempunyai koordinat.


Sebagai sebuah wacana baru, pemotretan udara format kecil menggunakan UAV perlu direspon dengan positif. Meskipun di lingkungan Topografi dan jajarannya belum memiliki kemampuan sendiri dalam penggunaannya namun perlu dicatat bahwa di luar Topografi sudah banyak instansi di lingkungan Kementrian dan Lembaga yang menggunakan dan mengembangkannya, seperti ITB, UGM, UNDIP, LAPAN dan BIG (Badan Informasi Geospasial). 

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan survey dan pemetaan yang berkembang saat ini maka penggunaan UAV di lingkungan Topografi Angkatan darat di masa mendatang akan sangat mendukung tugas pokok Topografi, terutama untuk daerah yang sulit dijangkau dengan pesawat besar. Harapan besar UAV dapat menjadi salah satu bagian alat utama Topografi di masa mendatang.

TNI AD Evaluasi Hasil Pemotretan UAV

Sebagai tindaklanjut dari uji coba pemotretan pesawat tanpa awak (UAV) di Rumpin Tangerang yang sudah dilaksanakan bulan Mei 2013, maka pada tanggal 24 Juli 2013  dilaksanakan kembali uji coba pemotretan pesawat tanpa awak (UAV) di Gunung Bohong Cimahi. Uji coba ini dimaksudkan untuk menghasilkan foto udara yang digunakan untuk mendukung latihan Raider.  Pesawat UAV yang digunakan milik ITB type UAV-01 dengan karakteristik sbb : panjang rentang sayap 137 Cm, panjang badan pesawat 91,7 Cm, berat 0,684 Kg, kemampuan bawa barang 0,45 Kg,  sumber Energi Battery, jarak jangkau terbang 5 Km, kemampuan luas daerah yang dipetakan 100 Ha.


Kamera yang digunakan adalah Canon Powershot S100 dengan karakteristik sensor size and type : 1/1.7 inch CMOS, ISO : dengan rentang 80 hingga 6400, dan auto, lensa : fixed Focal Length 5.2 - 26.0 mm (35 mm equivalent: 24 – 120 mm), GPS LOG NMEA 0183 message format compliant : sudah dilengkapi dengan GPS sehingga setiap lembar foto yang dihasilkan mempunyai koordinat.


Penggunaan UAV dalam pemotretan udara diharapkan dapat mendukung kebutuhan informasi Topografi real time untuk satuan Raider. Pengolahan data dilakukan personel Dittopad menggunakan software Agysoft Fotogrammetry.


Hasil Pemotretan Lapangan G. Bohong Cimahi dengan UAV


Dari hasil pelaksanaan uji coba pemanfaatan pesawat tanpa awak (UAV) untuk pemetaan, diperoleh beberapa keuntungan antara lain :

a.         Memerlukan biaya yang relatif murah, karena pesawat yang digunakan kecil, konsumsi bahan bakar sedikit, biaya angkut relatif lebih murah.

b.         Memerlukan waktu yang relatif lebih singkat, karena untuk melakukan prosesing data dengan menggunakan software Agisoft dapat dilakukan dengan cepat.

c.         Relatif lebih aman, karena pesawat tidak memerlukan pilot, dan dikendalikan dengan Autopilot dan remote control.

d.         Sangat cocok dimanfaatkan untuk pemetaan daerah latihan, pemantauan daerah rawan, analisis geospasial intelijen, dan pemanfaatan lainnya.





Sumber : TNI AD