Pages

Senin, September 02, 2013

Inovasi Moeldoko Untuk Majukan TNI

JAKARTA-(IDB) : Jenderal Moeldoko resmi menjabat Panglima Tentara Nasional Indonesia. Jumat 30 Agustus 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melantik Moeldoko di Istana Negara, Jakarta. Jenderal bertitel Doktor (S-3) jurusan Administrasi Negara Universitas Indonesia itu, menjadi pucuk pimpinan di tubuh TNI menggantikan Laksamana Agus K. Suhartono, yang masa jabatannya berakhir Agustus 2013. 

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu mengaku mempunyai slogan khusus, yang menjadi prinsipnya, dalam menjalankan tugas sebagai Panglima TNI. Slogan itu adalah "Inovation is my way." Inovasi itu tampaknya memang penting, terutama karena persoalan dan tantangan yang dihadapi TNI ke depan juga terus berubah. Dan banyak yang percaya bahwa pengalaman Moeldoko di banyak jabatan penting selama ini, lebih dari cukup untuk menjawab tantangan itu.
 
Lahir di Kediri 8 Juli 1957, jenjang karir Moeldoko memang sudah panjang. Sebelum menjadi Panglima TNI, dia sudah menempati sejumlah posisi strategis di militer. Lulus dengan predikat terbaik dari Akademi Militer pada 1981. Sesudah lulus dia langsung menduduki jabatan strategis, Wadan Yonif 202/Tajimalela. 


Dari sana bintang Moeldoko terus melejit. Dipercaya sebagai Komandan Yonif Infanteri 201/Jaya Yudha, lalu menjadi Dandim 0501 BS Jakarta Pusat, dan dipercaya menjadi Sespri Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, dan Pabandya-3Ops PB-/Sospad.


Karir militer Moeldoko tampaknya bersinar terang. Sepanjang tahun 2010 peraih bintang Adhi Makayasa ini menduduki tiga posisi penting. Tiga kali rotasi. Diangkat menjadi Panglima Divisi 1/Kostrad, lalu Panglima Kodam XII/Tanjungpura, dan kemudian menjadi Panglima Kodam III/Siliwangi.


Selepas menjabat Pangdam Siliwangi itu, Moeldoko dipercaya mengemban jabatan wakil gubernur Lemhanas. Dua tahun kemudian, Februari 2013, ia ditunjuk sebagai wakil KSAD. Empat  bulan kemudian, 22 Mei 2013, ia terpilih menggantikan Pramono Edhie sebagai KSAD yang ke-30. Selain tekun menimba ilmu kemiliteran, Moeldoko meneruskan pendidikan di perguruan tinggi. Dia meraih gelar Doktor (S-3) jurusan Administrasi Negara dari Universitas Indonesia. 


Usai acara pelantikan Jumat pekan lalu itu, wawancara Jenderal Moeldoko seputar langkah dan strateginya memimpin TNI ke depan. Bagaimana dia menjaga netralitas TNI dalam Pemilu 2014 dan bagaimana membenahi mental prajurit TNI? Berikut petikan wawancara itu.


Setelah dilantik, apa yang akan Anda lakukan untuk memajukan TNI?

Langkah pertama yang akan saya lakukan adalah konsolidasi. Menguatkan organisasi dan itu kira-kira tidak memerlukan waktu yang lama. Diperlukan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM). Prajurit-prajurit TNI harus profesional dan di sisi lain harus militan. Jangan sampai alutsista (alat utama sistem senjata) bagus, tapi prajuritnya memble.


Di sisi lain, kulturnya akan diperbaiki, agar TNI dapat memahami apa sebenarnya kehendak rakyat. Memahami apa yang diharapkan rakyat dari TNI.

Langkah kedua, modernisasi alutsista (alat utama sistem persenjataan). Kami akan meningkatkan alutsista itu dari waktu ke waktu. Diharapkan pertumbuhan ekonomi kita semakin baik, dan dengan sendirinya prajurit saya akan diberikan alutsista yang banyak dan bagus juga.

Langkah ketiga, saya harus dapat menjamin seluruh prajurit saya netral (dari politik praktis). Ini memang harus kerja keras. Kami juga harus dapat berkontribusi dalam pemilihan umum nanti, agar tidak ada hambatan apapun, dari sisi logistik kami siap untuk membantu.

Modernisasi alutsista seperti apa yang akan dilakukan?

Yang jelas, Alutsista yang akan datang itu dari Amerika Serikat. Jenis-Alutsista itu, sebenarnya sudah berulangkali diinformasikan dan sudah dipahami masyarakat. Di antaranya helikopter dan pesawat. Tinggal menunggu waktu saja. Hanya untuk Apache memang perlu waktu lama, tahun 2018-2021. Mungkin 2013 baru beberapa yang bisa.


Kalau masalah anggaran saya tidak bicarakan, karena itu domainnya Kementerian Pertahanan. 

Negara adidaya seperti AS mulai menyeimbangkan kekuatan militernya di Asia Pasifik. Dalam situasi itu seperti itu,  menurut Anda sebaiknya peran Indonesia ke depan seperti apa?

Saya kira saat fit and proper test sudah saya sampaikan secara terbuka bagaimana cara memposisikan TNI. TNI itu ibarat seorang gadis yang cantik, semua ingin mendekat. Dalam konteks peran Indonesia di kawasan, kami akan menyiapkan diri apabila terjadi ketidakseimbangan. Karena ada beberapa skenario yang berkembang saat ini, khususnya di laut Cina selatan.

Bagaimana Anda melihat peta geopolitik kawasan Asia saat ini dan apa saja potensi ancaman yang harus diperhatikan?

Mungkin ada kompromi antara government to government atau business to business  di kawasan Asia ini, tapi ada juga semacam perlombaan persenjataan antara negara. Nah ini artinya, terjadi ketidakseimbangan. Dalam situasi seperti itu, maka dukungan alutsista itu sangat mendesak.

Gangguan atau teror masih saja terjadi belakangan ini. Soal penanganan terorisme, menurut Anda seperti apa peran TNI ke depan?

Prinsipnya, kami dalam posisi yang siap dan firm. Semua siap. Pada intentitas dan situasi tertentu Kopassus (Komando Pasukan Khusus) sangat siap digunakan.

Apakah akan dibentuk pasukan khusus penanganan teror dari TNI?

Saya kira itu perlu. Dan itu adalah salah satu hal yang sedang saya pikirkan. Apakah bentuknya task force (gugus tugas) atau gabungan dari Angkatan Darat, Laut, dan Udara, yang setiap saat selalu siap.

Mengenai pengamanan pemilu, bagaimana peran TNI?

Pertama, pengamanan Pemilu itu harus dilakukan dengan menjunjung tinggi asas netralitas. Jadi tidak ada prajurit TNI yang ke sana-ke sini. Kedua, harus ada komitmen yang jelas dari TNI dan Polri soal pengamanan ini. Sejauh mana TNI itu bekerja dalam tataran teknis dan taktis di lapangan, nanti akan dibicarakan dengan Kapolri.

Soal kultur  TNI,  banyak disorot karena terlibat dalam aksi kekerasan. Apakah Anda bisa menjamin tidak terjadi  kekerasan, jika mereka ikut dalam pengamanan pemilu?

Soal Kultur itu, memang menjadi persoalan utama saat ini dan menjadi fokus dalam reformasi TNI. Soal kultur misalnya, masih ada prajurit saya yang suka ugal-ugalan. Itu memang harus dibenahi secara serius.

Soal dukungan TNI terhadap ekonomi Indonesia, utamanya dalam meredam penyelundupan bahan bakar minyak (BBM). Bagaimana bentuk dukungan itu?

Sebagaimana diketahui bahwa beberapa waktu lalu di Jambi ada penyelundupan minyak. Kami turunkan Batalyon Leader dan sudah selesai itu. Jadi penyelundupan yang dikeluhkan Pertamina sudah bisa diselesaikan. Itu khusus masalah yang di darat.


Untuk persoalan di laut, saya kira saya akan melihat intensitas ancamannya. Kalau sudah mengkhawatirkan, ada cara baru, dan teknik baru. Mengatasi mereka, jangan menggunakan cara lama yang sudah tidak efisien lagi.





Sumber : Vivanews

Indonesia Kazakhstan Jalin Kerja Sama Penanggulangan Terrorisme

ASTANA-(IDB) : Pemerintah Indonesia dan Kazakhstan menandatangani kerja sama kontra terorisme pada Senin, bertepatan dengan 20 tahun hubungan kedua negara.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyad Mbai dan Kepala Komite Keamanan Nasional Kazakhstan untuk Kontra Terorisme Nurgali Dauletbekovich Bilisbekov menandatangani kesepakatan kerja sama itu di Hotel Rixos President Astana.

Selain itu Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Data Keuangan (PPATK) Muhammad Yusuf dan Komite Kerja Sama Monitoring Keuangan Kazakhstan Mussirayly Utabayev menandatangani nota kesepahaman tentang pencegahan pencucian uang dan pembiayaan terorisme.

Sementara Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri  Yuri O Thamrin dan Akademi Administrasi Publik Kazakhstan Bolatbek Abrassilov menandatangani kesepahaman kerja sama di bidang pendidikan diplomatik.




Sumber : Antara

Kemhan Ajukan Anggaran 425 M Untuk Pembangunan Jalan Trans Papua

JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan mengajukan anggaran yang agak berbeda dari biasanya. Kementerian yang dipimpin Purnomo Yusgiantoro ini mengajukan Rp 425 miliar untuk pembangunan jalan di Papua.

Anggaran ini diajukan Kemenhan ke Komisi I DPR. Dasar hukumnya adalah pasal 3 dan pasal 4 Peraturan Presiden No 40 tahun 2013 tentang pembangunan jalan dalam rangka percepatan pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.

"Sasaran pembangunan jalan pada ruas jalan tertentu di Provinsi Papua dan Papua Barat program UP4B tahun 2013 itu breakdown-nya ada di 14 jalan ini, totalnya ada Rp 425 miliar," kata Purnomo saat rapat dengan Komisi I DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (2/9/2013).

Ada 14 ruas jalan yang akan dibangun. Pembangunan ini akan dilakukan oleh TNI.

Pengajuan anggaran ini dipertanyakan oleh anggota Komisi I. Sebab, umumnya, pembuatan jalan digarap oleh Kementerian Pekerjaan Umum.

"Apa tidak akan memecah fokus pengamanan di Papua terkait Papua? Makanya nanti dengan TNI AD karena KPA-nya TNI AD, kita akan meminta penjelasan bagaimana kalkulasi resiko keamanan. Karena yang dikerahkan prajurit TNI pastinya, secara keamanan resikonya seperti apa. Jangan sampai ya ini jadi memunculkan masalah baru," kata Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddik.

Namun Mahfudz tak menutup kemungkinan anggaran ini akan disetujui. Keputusan mengenai anggaran ini akan diambil setelah Komisi I melakukan kajian.

"Komisi I tadi meminta agar dilakukan pendalaman teknis terlebih dahulu dengan mengundang kepala angkatan darat sebagai kuasa pengguna anggaran juga denzim komandan zeninya untuk bisa menjelaskan seperti apa rencana teknis. Sehingga kalau nanti Komisi I yakin ini bisa dilaksanakan, ini bisa kita setujui anggarannya," paparnya.





Sumber : Detik

Dua Kapal Patroli Baru Bakorkamla Akan Diresmikan

BATAM-(IDB) : Kalahar Bakorkamla Laksamana Madya Bambang Suwarno--sebelumnya direncanakan akan diresmikan oleh Menkopolhukam--dipastikan akan meresmikan dua kapal patroli milik Badan Koordinasi Keamanan Laut

(Bakorkamla) di Pangkalan Armada Laut Bakorkamla di Jembatan 3, Barelang, Batam, Kepri, Selasa (3/9/2013) besok.


Peresmian dua kapal patroli masing-masing Kamla 4801 (Bintang Laut) dan Kamla 4802 (Singa Laut) tersebut guna meminimalisir dan mencegah terjadinya aksi ilegal yang kerap terjadi di perairan Indonesia.


Kapal yang memiliki ukuran panjang 48 meter, dan berbahan aluminium aloy tersebut, merupakan sebuah kapal induk yang memiliki berbagai fungsi sebagai kapal pengumpul informasi dan komunikasi modern yang terintegrasi ke seluruh radar milik Bakorkamla mulai dari Sabang hingga Merauke.


Peresmian Kapal tersebut juga akan dihadiri Kepala Bakorkamla yang diwakili Kalahar Bakorkamla serta 12 stakeholder lainnya.


Dari data yang dihimpun, kapal yang memiliki nilai masing-masing Rp 58 miliar tersebut, mampu melaju dengan kecepatan maksimal 200 mil laut atau 370 km, dengan mesin mampu menggerakkan kapal hingga 25 Knot perjam, dan mampu mengatasi cuaca ekstrim ini, diyakini sangat efektif untuk pengamanan perairan laut Indonesia.

Berikut sepesifikasinya:
1  Panjang : 48 meter
2. Panjang garis air : 44,25 meter ( KN Bintang laut) dan 44,50 meter (KN singa laut)
3. Lebar : 7,4 meter (KN BL), 7,6 meter (KN SL)
4. Tangki bahan bakr : 50.000 liter
5. Main Engine : 3x1400 hp (marine diesel).

Dua Kapal Patroli Bakorkamla Ikut Amankan KTT APEC di Bali

Dua kapal patroli Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) yakni Kapal Negara (KN) Bintang laut 4801 dan KN Singa Laut 4802 dipastikan akan diperbantukan untuk mengamankan perairan laut di wilayah Bali, saat berlangsungnya KTT APEC 2013 mendatang.

Menurut Kabag Persidangan, Humas dan Protokol (PHP) Kolonel (KH) Edi Fernandi, hadirnya dua kapal tersebut dalam KTT APEC 2013, akan memberikan arti yang sangat penting. 

Karena KTT APEC akan diikuti oleh 21 negara peserta APEC dan beberapa negara peninjau lainnya.
"Bagi kami itu sangat penting artinya membantu mengamankan perairan Indonesia, khususnya pada saat KTT

berlangsung," jelas Edi dalam pesan singkat yang dikirimkan ke Tribun Batam, Senin (2/9/2013).




Smber : Tribunnews

TNI AD Berupaya Menambah 80 Tank Marder Lagi

JAKARTA-(IDB) : Tahun 2013 sudah mendekati kuartal terakhir. Di tahun 2014, untuk urusan pertahanan, diduga tidak banyak rencana baru pengadaan alutsista yang bisa dibilang cetar membahana. 

Artinya, untuk MEF tahap 1, kini tinggal menunggu kedatangan berbagai macam alutsista yang sebelumnya telah dipesan. Akan tetapi, dari dokumen yang diperoleh ARC, masih ada upaya pengadaan yang boleh dibilang lumayan besar. 

Di tahun 2014, TNI-AD ternyata berupaya menambah pesanan Tank Marder. Jumlahnya pun tidak tanggung-tanggung, yaitu sebanyak 80 unit.


Total dana yang dialokasikan untuk pengadaan ini adalah sekitar 338 milyar rupiah. Jika menggunakan kurs Rp 10.000 nilai penggadaan sekitar 33,8 Juta dollar. Dengan demikian jatuhnya nilai per ranpur sekitar 400 ribu Dollar. Maka bisa diduga jenis Marder yang diperoleh bukanlah tipe Marder Revolution atau Marder dengan senjata utama kanon 105mm.


Akan tetapi, sebelum kontrak ditanda tangani, pengadaan ini bisa dibilang belum pasti. Apalagi, Pindad bekerja sama dengan Turki juga mengembangkan Ranpur yang kelasnya serupa (medium tank). Selidik punya selidik, Pussenkav pun masih memilih Medium Tank lain yang cocok baik dari segi harga maupun kemampuan.Lalu, apakah 80 unit Marder tambahan ini akan menjadi kenyataan? hanya waktu yang bisa menjawabnya.


Disisi lain, dalam dokumen yang sama, bisa kita lihat pengadaan Heli Serang Fennec sudah mendapat penetapan anggaran. Dalam anggaran 2011 dan 2012, Heli buatan Perancis itu total mendapat anggaran sebanyak 90 Juta Dollar, untuk pengadaan helinya sendiri lengkap dengan persenjataan dan suku cadang.





Sumber : ARC

Kemandirian Pesawat Tempur Dan Kapal Selam Indoneis Tertunda

JAKARTA-(IDB) : Indonesia kini tengah serius membangun kekuatan militer. Kementerian Pertahanan membeli sejumlah alat utama sistem persenjataan canggih dari luar negeri. Aneka senjata baru itu akan menggantikan sejumlah peralatan perang yang sudah layak masuk museum.

Tak hanya belanja dari luar, Indonesia pun kini mengembangkan industri pertahanan dalam negeri. Dengan sistem transfer teknologi atau TOT, Indonesia ingin bisa memproduksi peralatan tempur di dalam negeri.

Tahun 2011, Indonesia menyambut tangan Korea Selatan untuk membangun jet tempur yang diberi nama Korea Fighter Experiment/Indonesia Fighter Experiment. Pesawat ini lebih mutahir dibanding F-16 C/D atau F-18. Namun masih di bawah F-35 dan F-22.

Proyek besar ini makan biaya USD 8 miliar. Pembagiannya, Korea Selatan 80 persen dan Indonesia 20 persen. USD 1,6 M atau Rp 16 triliun akan dikucurkan bertahap oleh Indonesia. Diharapkan tahun 2024 saat proyek ini rampung Indonesia punya minimal 24 pesawat tempur tersebut.

Indonesia pun sudah memberangkatkan 37 teknisi dan ilmuwan untuk mempelajari KFX ke Korea Selatan.

Tapi Harapan Tidak Sesuai Kenyataan.

Maret 2013, kabar tak sedap datang dari Korea Selatan. Pemerintah negeri ginseng itu secara sepihak menunda proyek KFX/IFX. Alasan politik dan transisi pemerintahan dalam negeri mereka jadi pertimbangan Korea Selatan. KFX/IFX ditunda paling tidak untuk 1,5 tahun. Korea membantah mereka menghentikan kerjasama tersebut.

"Proyek (KFX/IFX) ini tidak dihentikan. Ini proyek jangka panjang, sehingga tidak perlu tergesa-gesa. Kami masih mengkaji kelayakannya, selain itu juga ada upaya untuk mengadopsi teknologi-teknologi terbaru untuk diimplementasikan ke dalamnya," ujar Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Young-sun, April lalu.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro memberikan keterangan serupa. Purnomo menjelaskan KFX hanya ditunda. Kerjasama Korsel dan Indonesia tetap berjalan. Bahkan Korsel katanya mau mengembangkan pesawat sekelas F-35 Lightning II buatan Lockheed Martin.

"Kita sudah sampaikan ke pihak Korea, apa pun yang akan dikembangkan, kita ikut. Kita share 20 persen," kata Purnomo bulan Mei lalu.

Masalah Dengan Korea Selatan Tidak Cuma Soal KFX Yang Ditunda.

Seperti diketahui, Indonesia telah memesan tiga kapal selam kelas Changbogo dari Korea Selatan. Kesepakatannya, satu kapal diproduksi di galangan Daewoo Shipbuilding Marine Engineering co Ltd. Kapal selam kedua diproduksi di galangan yang sama oleh ahli dari kedua negara. Yang ketiga akan dikerjakan di galangan PT PAL oleh ahli Indonesia.

Lagi-lagi Korsel tak menepati kesepakatan awal. Mereka tak mengizinkan alih teknologi. Para ahli Indonesia yang sudah dikirim tak diberi kesempatan ikut merakit kapal selam. Para ahli Indonesia hanya boleh melihat-lihat saja. Ini jelas melanggar kesepakatan awal, karena ditegaskan di awal, pihak Indonesia harus mendapat transfer teknologi. Padahal harga kapal selam itu tak murah. Satu kapal selam berharga USD 350 juta atau Rp 3,5 triliun.

Korea Selatan beralasan pesanan di galangan Kapal Daewoo sangat banyak. Mereka takut kena denda jika pesanan kapal tak selesai tepat waktu. Sejumlah alasan seperti keselamatan pekerja, dan sulitnya produksi kapal selam dikemukakan Korsel.

Wakil Ketua Komisi I TB Hasanuddin menyayangkan hal ini. Dia menilai pembangunan kekuatan militer Indonesia terhambat. Percuma membeli persenjataan dari luar negeri jika tidak diikuti transfer teknologi.

"Bagaimana ini bargaining Kemhan. Mengacu kepada aturan pembelian alutsista, harus ada tranfer teknologi, berapa persen kandungan lokalnya, itu harus jelas. Sesuai dengan kesepakatan awalnya," kata TB Hasanuddin.

Menurutnya Komisi I tak akan membiarkan masalah ini. Dalam waktu dekat pihaknya akan memanggil menteri pertahanan untuk menanyakan masalah kapal selam.

"Kalau kemudian terjadi di luar itu dan tidak sesuai, kita akan tanya," tutupnya.





Sumber : Merdeka

TNI Kian Gahar Dengan Sederet Alutsista Baru

JAKARTA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia (TNI) terus memperkuat persenjataannya. TNI berharap secara bertahap, kebutuhan minimal akan sistem persenjataan bisa tercapai tahun 2019.

Sejumlah senjata paling mutahir untuk matra darat, laut dan udara telah tiba untuk memperkuat TNI. Lembaga analisa militer Global Firepower menaikkan rangking militer Indonesia dari urutan 18 menjadi urutan 15 sejak Juni 2013 lalu.


"Kita sekarang sedang melakukan modernisasi militer, membangun tentara yang lebih tangguh," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, saat Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-18 di Jakarta, Kamis (30/8).


Tak cuma membeli ke luar negeri. SBY juga mewajibkan industri pertahanan dalam negeri bangkit dan berkembang. Kelak Indonesia diharapkan bisa memproduksi tank baja, kapal selam hingga jet tempur.


Tentu saja memperkuat militer tidak murah. Tahun ini pemerintah menggelontorkan dana Rp 25 triliun. Hingga Rp 2014, Rp 150 triliun dianggarkan untuk alutsista dan pembangunan industri pertahanan.


Dari penelusuran merdeka.com, berikut persenjataan yang dibeli Kementerian Pertahanan untuk memperkuat TNI. Harapannya, TNI bisa disegani seperti era Presiden Soekarno.

TNI AD 



TNI AD diperkuat sejumlah senjata canggih. Di antaranya 61 unit Tank Leopard RI, 42 unit Tank Leopard 2A4, dan 50 tank Marder. Tank produksi Pabrik Rheinmettal, Jerman ini tiba secara berangsur mulai Oktober 2013. Tank kelas berat tersebut akan ditempatkan di perbatasan Indonesia dan Malaysia.

Untuk artileri, TNI Angkatan Darat membeli MLRS Astros II dari Brasil. MLRS Astros II merupakan mobil tempur yang mampu meluncurkan 2 roket, 4 roket dan 16 roket. Jika dalam posisi laras peluncuran 2 roket, jangkauan yang dicapai hingga 300 km.

Astros II akan dioperasikan Yonarmed I/105 Tarik Ajusta Yudha, Singosari, Malang, Jawa Timur.

TNI AD juga menambah daya gempur lewat udara dengan sejumlah helikopter serang. Kini Dinas Penerbang TNI AD mengandalkan 3 buah Mi-35 Hind E produksi Rusia, maka kini TNI AD telah membeli 8 unit Apache tipe AH-64E seharga USD 500 juta dari AS. Helikopter serang canggih ini akan ditempatkan sekitar Laut China Selatan.

Sejumlah panser dan persenjataan lain juga akan memperkuat TNI AD.

TNI AL

Di matra laut, TNI AL juga ingin menunjukkan taringnya sebagai penjaga samudera. TNI telah memesan tiga kapal selam dari Korea Selatan. Kapal itu diharap sudah bisa memperkuat Indonesia mulai tahun 2015. Saat ini wilayah laut Indonesia yang begitu luas hanya dijaga dua kapal selam.

TNI AL juga akan membeli 11 helikopter antikapal selam dan menghidupkan kembali skadron antikapal selam. Indonesia pernah memiliki skadron ini tahun 1960an, tapi kemudian dihapus. Helikopter ini diharapkan sudah datang tahun 2014 dan ditaruh di Surabaya.

TNI AL berencana memesan 35 kapal cepat rudal (KCR) untuk mewujudkan kebutuhan minimum. Dua KCR, yakni KRI Celurit-641, dan KRI Kujang-642 telah memperkuat armada barat.

Selain itu TNI AL ingin membeli tiga kapal frigat buatan Inggris. Kapal ini awalnya dipesan Brunei Darussalam, tetapi kemudian tidak jadi karena butuh personel banyak untuk mengawakinya.

Untuk marinir, 17 Tank Amfibi BMP-3F dari Rusia telah datang sejak 2012. Idealnya korps baret ungu ini memiliki 95 tank BMP-3F. Kemhan berjanji akan terus melengkapinya secara bertahap.

TNI AU
Kedatangan dua Sukhoi SU-30 MK2 pada Februari 2013 lalu memperkuat kekuatan elang udara RI. Secara bertahap, diharapkan TNI AU bisa memiliki 16 jet Sukhoi.

16 Jet tempur ringan T-50 Golden Eagle dari Korea Selatan juga akan memperkuat TNI AU. Satu skadron ini direncanakan untuk menggantikan pesawat Hawk yang akan segera dipensiunkan.

Selain itu hibah 24 pesawat F-16 D Blok 52 hibah dari Amerika Serikat diharapkan sudah datang pertengahan tahun 2014.

Pesawat serang darat A29A Super Tucano dari Brazil juga sudah bertahap tiba di Indonesia. Pesawat dengan kualifikasi antigerilya dan serangan darat ini menggantikan OV-10 Bronco yang sudah dibebastugaskan.

Untuk pesawat angkut, TNI AU dapat tambahan CN-295. Selain itu 6 unit C-130 H Hercules ditambah hibah Australia sebanyak 4 unit untuk pesawat yang sama.

Pesawat lain yang direncanakan akan hadir di antaranya Helikopter Cougar, Grob, dan pesawat latih KT-1.




Sumber : Merdeka

Panglima TNI : Indonesia Bisa Lebih Baik Lagi

JAKARTA-(IDB) : Lembaga analisa Global Firepower mencatat kekuatan militer Indonesia naik ke peringkat 15 besar dunia sejak Juni 2013 lalu. Sebelumnya Indonesia ada di peringkat 18 besar dunia. Namun rupanya Panglima TNI yang baru terpilih, Jenderal Moeldoko , tak puas dengan hasil itu.

"Itu masih kurang. Ya, kalau bisa lebih bagus lagi kenapa tidak gitu, makanya kita harus bisa lebih bagus lagi," kata Jenderal Moeldoko  saat ditanya soal peningkatan rangking tersebut, Jumat (30/8) lalu.

Mantan Kepala Staf TNI AD yang baru saja dilantik menjadi Panglima TNI tersebut mengaku bangga dengan peningkatan alat sistem utama pertahanan (alutsista) yang dimiliki TNI. Sejumlah peralatan tempur modern dalam rangka menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah dimiliki.

Jenderal Moeldoko berjanji akan melakukan konsolidasi agar para prajurit memahami organisasi ketentaraan. Dengan cara ini, dia berharap agar para prajurit di lapangan tidak memble, padahal alutsista yang dimiliki sudah modern.

"Langkah pertama saya akan melakukan konsolidasi untuk memahami organisasi, kira-kira tidak lama, itu untuk penguatan SDM, prajurit-prajurit TNI harus profesional. Di sisi lain harus militan jangan alutsistanya bagus prajuritnya memble," ujar Moeldoko .


Moeldoko menambahkan, dirinya akan terus mendorong modernisasi alutsista yang akan dilaksanakan secara bertahap. Dia juga berharap pertumbuhan ekonomi semakin baik, sehingga alat pertahanan akan semakin membaik dibanding tahun-tahun sebelumnya.

"Kita tingkatkan dan jalankan (pengadaan alutsista) dari waktu ke waktu, diharapkan pertumbuhan ekonomi kita semakin baik dan dengan sendirinya prajurit saya akan banyak diberikan alutsista," ungkapnya.

Ada sejumlah alutsista yang kini akan didatangkan dari sejumlah negara, mulai dari pesawat, tank, hingga persenjataan. Saat ini, ia menunggu seluruhnya datang hingga seluruh personel dapat menggunakannya dengan baik.

"Untuk Apache memang perlu waktu yang banyak 2018-2021, mungkin 2013 baru beberapa, masalah anggaran saya tidak bicarakan karena itu domainnya Kemenhan," ujarnya.





Sumber : Merdeka

Militer Indonesia Masuk 15 Besar Dunia


Kekuatan militer Indonesia kini urutan 15 besar dunia
JAKARTA-(IDB) : Lembaga analisa militer Global Firepower merilis kekuatan Indonesia kini berada di urutan 15 dunia sejak Juni 2013. Sebelumnya, tahun 2011 lalu Indonesia masih berada di peringkat 18 besar dunia.

Untuk kawasan Asia Pasifik, Indonesia tercatat sebagai negara terkuat nomor 7. Jauh di atas Malaysia (33) dan Singapura (47).

Penambahan sejumlah alat utama sistem persenjataan (Alutsista) yang dibeli Kementerian Pertahanan membuat TNI makin bergigi di darat, laut dan udara.

"Kita sendiri sangat merasakan itu di forum internasional. Saya baru pulang dari ASEAN plus eight dari Brunei Darusalam itu 10 menteri pertahanan ASEAN berkumpul dengan 8 menteri yang lain. Kita memiliki peranan yang cukup besar dalam kawasan Pasifik," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro kepada merdeka.com saat ditanya soal peringkat militer Indonesia ini, Jumat (30/8).

Sementara itu Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin menilai Indonesia kini memang layak diperhitungkan dengan penambahan sejumlah persenjataan baru. Tapi jumlah ini baru sekitar 30 persen dari kebutuhan minimum pertahanan. Idealnya, TNI harusnya jauh lebih kuat dari sekarang.

"Kalau dibandingkan dengan negara-negara yang militernya kuat, Indonesia masih sangat jauh," kata pensiunan Mayor Jenderal TNI ini.

Ada 40 indikator penilaian dalam situs globalfirepower.com. Untuk persenjataan darat, situs ini menghitung jumlah tank, meriam hingga truk angkut perbekalan. Untuk aspek laut, jumlah kapal perusak, kapal induk, kapal selam. Di udara jumlah jet tempur, helikopter dan sarana pendukung airport.

Tak cuma itu, globalfirepower.com memperhitungkan jumlah penduduk, luas negara, produksi minyak hingga jumlah airport, jaringan rel kereta api dan pelabuhan laut.

Berikut daftar kekuatan militer yang diurutkan dalam situs tersebut:

1. Amerika Serikat 
2. Rusia
3. China
4. India
5. Inggris
6. Prancis
7. Jerman
8. Korea Selatan
9. Itali
10. Brazil
11. Turki
12. Pakistan
13. Israel
14. Mesir
15. Indonesia
16. Iran
17. Jepang
18. Taiwan
19. Kanada
20. Thailand
21. Meksiko
22. Ukraina
23. Australia
24. Polandia
25. Vietnam
26. Swedia
27. Saudi Arabia
28. Etiopia
29. Korea Utara
30. Spanyol
31. Filipina
32. Swiss
33. Malaysia
34. Afrika Selatan
35. Argentina
36. Nigeria
37. Austria
38. Aljazair
39. Suriah
40. Venezuela
41. Kolombia
42. Norwegia
43. Yaman
44. Denmark
45. Finlandia
46. Kenya
47. Singapura
48. Afghanistan
49. Yunani
50. Rumania
51. Cile
52. Belgia
53. Kroasia
54. Serbia
55. Portugis
56. Yordania
57. Uni Emirat Arab
58. Irak
59. Libya
60. Georgia
61. Mongolia
62. Paraguay
63. Kuwait
64. Nepal
65. Qatar
66. Lebanon
67. Uruguay
68. Panama




Sumber : Merdeka

Jerman Uji Coba Tank Tempur PUMA Baru

Puma Generasi Baru
PUMA generasi baru
BERLIN-(IDB) : Setelah sukses diuji coba di kawasan dingin di Norwegia pada tahun 2012 lalu, Angkatan Darat Jerman akan kembali menguji coba Tank Tempur Infanteri (AIFV) baru "PUMA Next Generation" dalam kondisi cuaca panas.

Untuk melaksanakan tujuan ini, dua unit PUMA diterbangkan dengan pesawat angkut Antonov dari Bandara Halle-Leipzig, Jerman, ke Uni Emirat Arab. Uji coba akan dibawah kendali kantor Jerman untuk urusan peralatan militer dan teknologi informasi dengan bantuan personil militer dari Pusat Teknis Angkatan Darat Jerman.

Terlepas dari kecocokan PUMA baru ini untuk dioperasikan di cuaca yang sangat panas, uji coba ini juga mencakup penembakan dan persenjataan lainnya, manuver di padang pasir dan evaluasi mobilitas.

Selama uji coba nanti, temperatur di dalam PUMA akan dipantau, kemudian dibandingkan dengan suhu lingkungan lalu dianalisa.

Bila uji coba kali ini berhasil, maka PUMA AIFV akan segera diterima Angkatan Darat Jerman untuk menggantikan tank tempur infanteri Marder yang saat ini dioperasikan Angkatan Darat Jerman.

Pada tanggal 3 Juli 2009, Kantor Pengadaan Pertahanan Jerman dan Projekt System & Management (PSM) GmbH, Kassel, menandatangai kontrak untuk memproduksi 405 tank tempur infanteri termasuk dukungan logistik terpadu dan paket pelatihan.

Projekt System & Management (PSM) GmbH adalah perusahaan gabungan (masing-masing 50% saham) dari windowKrauss - Maffei Wegmann GmbH und Co KG ( KMW ) dan windowRheinmetall Landsysteme GmbH ( RLS ), dua produsen terkemuka kendaraan lapis baja di Eropa asal jerman.

PSM didirikan pada tahun 2002 dengan tujuan untuk mengkoordinasikan pengembangan dan produksi tank tempur infanteri PUMA untuk Angkatan Darat Jerman.

Pada bulan Juli 2012, Angkatan Darat Jerman dan PSM Gmbh secara resmi menyetujui pengurangan kontrak yang awalnya 405 unit PUMA menjadi 350 unit.

PUMA menjadi awal lahirnya generasi baru kendaraan tempur Infanteri lapis baja. Teknologi mutakhir dan desain PUMA menggabungkan tingkat perlindungan dan daya tembak tinggi dengan mobilitas maksimum dan modularitas termasuk potensi untuk dikembangkan lebih lanjut. PUMA memberikan perlindungan maksimal bagi para tentara, dengan senjata mematikan dan mobilitas tinggi. 
Sumber : Artileri

Jet Tempur FA-50 Korea Selatan Perkuat Filipina 2016

Jet tempur latih FA-50
MANILA-(IDB) : Jika semua berjalan lancar seperti yang direncanakan, Angkatan Udara Filipina akan kedatangan dua jet latih tempur pada 2014, kata seorang pejabat militer Filipina.

Kepala Angkatan Udara Filipina Letjen Lauro Catalino dela Cruz mengatakan dua pesawat latih tempur yang akan dibeli dari Korea Selatan itu akan digunakan untuk melatih pilot mereka.


"Target kami adalah memiliki minimal dua (jet latih tempur) pada akhir kuartal keempat tahun 2014 dan kemudian sisanya (akan dikirimkan) setelah enam bulan berikutnya," kata dela Cruz dalam sebuah forum yang diadakan oleh Manila Overseas Press Club Senin lalu.


Pemerintah Filipina berencana untuk mengakuisisi 12 jet latih tempur FA-50 dari Korea Selatan dengan harga P 18,9 miliar (US$ 423,7 juta) guna meningkatkan kemampuan pertahanan teritorial Angkatan Udara Filipina.


Dela Cruz mengatakan negoisasi dengan Korea Aerospace Industries dimulai sekitar sebulan yang lalu. Dia mengatakan bahwa dua jet akan dikirimkan pada akhir 2014 jika semua kontrak dan dokumen yang diperlukan sudah ditandatangani pada tahun ini.


"(Setelah jet dikirimkan), sekarang kita memiliki pesawat yang bisa mencegah penyusup. Jika ada yang terindentifikasi (penyusup), kita bisa mengejar mereka," kata dela Cruz kepada The STAR dalam wawancara terpisah.


Setelah pengiriman awal (2 unit), dua jet diharapkan tiba setiap dua bulan berikutnya (setelah 6 bulan dari pengiriman pertama). Penerimaan 12 jet latih tempur dari Korea Selatan itu dapat selesai sebelum pemerintahan Aquino mundur pada tahun 2016.


Sebelumnya, The STAR melaporkan bahwa Departemen Pertahanan Filipina telah menyetujui kerangka acuan untuk pembelian jet latih tempur dari Korea Selatan.



Helikopter UH-1
Helikopter UH-1 AS
Angkatan Udara Filipina juga berniat untuk mengakuisisi 21 unit helikopter UH-1 atau Huey senilai P 1,26 miliar (US$28,3 juta). Tender ketiga untuk pengadaan helikopter tersebut sudah dijadwalkan dalam waktu dekat. 
Sebelumnya Departemen Pertahanan Filipina sudah dua kali melakukan tender untuk proyek ini (Desember dan Februari), namun keduanya gagal.

Tender ini terbuka untuk perusahaan lokal dan asing. Wakil Menteri Pertahanan Fernando Manalo sebelumnya mengatakan kepada The STAR bahwa setidaknya sudah ada 14 perusahaan yang telah menyatakan minatnya untuk memasok helikopter Huey.


Pemerintah Filipina saat ini juga sedang dalam proses pembelian dua kapal frigat untuk Angkatan Laut, dua kapal sealift strategis dan enam unit artileri Howitzer 155mm.
Sumber : Artileri

Amerika Luncurkan Satelit Mata-Mata Baru

Roket Delta 4 Heavy
CALIFORNIA-(IDB) : Sebuah roket terbesar milik Amerika Serikat meluncur membawa satelit mata-mata dalam sebuah misi peluncuran secara diam-diam, Rabu, 28 Agustus 2013.

Roket tak berawak yang bernama Delta 4-Heavy itu diluncurkan dari Pangkalan Angkatan Udara Vanderberg, California, pukul 14:03 waktu setempat, membawa muatan satelit milik Kantor Pengintaian Nasional AS (NRO) ke orbit polar.

"Peluncuran hari ini didedikasikan untuk pria dan wanita yang telah berjuang demi kemerdekaan bangsa kita," kata seorang komentator beberapa menit setelah roket tersebut lepas landas.


Tidak jelas apa fitur unggulan dari satelit yang dikenal dengan sebuatan NROL-65 ini, tapi yang jelas untuk mengumpulan data-data di planet Bumi.


Dihormati

"Delta 4 Heavy adalah roket terbesar di dunia saat ini, menjalankan tugas-tugas bangsa dengan andal, terbukti dengan kemampuan muatannya untuk keamanan nasional negara kita mulai dari pantai timur hingga barat," kata Jim Sponnick, wakil presiden United Launch Alliance (ULA) untuk program Atlas dan Delta.


Roket Delta 4 Heavy dibangun oleh ULA dan pertama kali terbang pada tahun 2004, merupakan roket terbesar dan paling kuat yang dimiliki Amerika. Tinggi peluncurnya yang 72 meter menghasilkan daya dorong 2 juta pon saat lepas landas, menurut pejabat ULA.


Peluncuran pada hari Rabu itu sudah sesuai jadwal, padahal sebelumnya program ini sempat memiliki masalah terkait dana karena kebijakan pemotongan anggaran yang sudah berlaku sejak 1 Maret tadi. Lepas landasnya roket ini menandai 364 kalinya penerbangan menggunakan roket Delta secara keseluruhan, dan 24 kali penerbangan untuk varian roket Delta 4. Roket Delta 4 saat ini sudah membawa delapan muatan milik NRO ke ruang angkasa, yang mana kantor inilah (NRO) yang membangun dan mengoperasikan satelit-mata-mata AS.


Roket besar lain

Sementara Delta 4 Heavy untuk saat ini adalah juara kelas berat dari seluruh roket Amerika, beberapa roket yang jauh lebih besar dan kuat lainnya juga tengah dibangun. Sebut saja NASA yang saat ini sedang membangun roket raksasa yang disebut Space Launch System (SLS) untuk mengirimkan astronot ke asteroid, planet Mars dan tempat-tempat lain di luar angkasa.


Inkarnasi pertama dari SLS setidaknya memiliki tinggi 98 meter dan mampu membawa 70 metrik ton muatan. Namun NASA berencana untuk mengembangkannya lebih besar menjadi 117 meter tinggi dan membawa muatan sebanyak 130 metrik ton ke luar angkasa, sehingga akan menjadikannya sebagai roket paling besar dan kuat yang pernah di bangun manusia.


SLS ini dirancang untuk meluncurkan kapsul kru yang disebut Orion, yang mana saat ini juga tengah dikembangkan. Roket dan kapsul dijadwalkan untuk terbang bersama-sama untuk yang pertama kalinya saat uji coba pada 2017 nanti, dengan misi pertama yang berawak dijadwalkan pada tahun 2021.

 

Pembangunan Orion akan lebih dulu selesai daripada SLS. Uji terbang pertama Orion dijadwalkan pada 2014, ketika pada saat itu NASA akan menggunakan roket Delta 4 Heavy guna mengirimkan Orion (tanpa kru) keluar 6.000 kilometer dari Bumi.


Selain NASA, ada juga perusahaan swasta SpaceX yang juga sedang mengerjakan roket besar, yang mereka sebut dengan Heavy Falcon. Peluncur ini dijadwalkan akan terbang untuk pertama kali pada tahun depan, dan menghasilkan 4 juta pon daya dorong saat lepas landas. Soal tinggi dan muatannya, tidak diinformasikan.




Sumber : Artileri