Pages

Rabu, Agustus 28, 2013

Iran Kagumi Teknologi Pesawat Terbang Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Salah satu usulan dari Pemerintah Iran yang disampaikan pada the 4th Indonesia-Iran Joint Working Committee (JWC) Meeting on Scientific and Technological Cooperation adalah kerja sama di bidang teknologi pesawat terbang sipil.

Untuk merealisasikan usulan tersebut, delegasi JWC Iptek Iran berkunjung ke PT Dirgantara Indonesia (PT DI) di Bandung pada Rabu, 24 Juli 2013.

Menurut Deputi Menteri Sains, Riset, dan Teknologi Iran Mohammad Mahdi Nejad Nouri yang menjadi Ketua Delegasi JWC Iran, kerja sama di bidang riset dan pengembangan pesawat terbang sipil dengan Indonesia sangat strategis bagi Iran karena saat ini Iran sedang melakukan riset dan pengembangan pesawat terbang untuk kapasitas 100 dan 150 orang.

"Dengan berkunjung ke sini, kami ingin mengetahui apa saja aktivitas riset dan pengembangan di PT DI dan berharap dapat menjalin kerja sama yang lebih intens,” ujar Mahdi.

Andi Alisjahbana, Direktur Teknologi dan Pengembangan Rekayasa PT DI yang menyambut delegasi JWC Iran, menyampaikan sejarah dan aktivitas PT DI. Menurut Andi, kemampuan utama PT DI adalah mengintegrasikan berbagai teknologi dan komponen menjadi pesawat terbang yang berkualitas.

Beberapa jenis pesawat yang telah diproduksi PT DI adalah CN235-220, NC-212-200, Helikopter NBO-105, Helikopter BELL-412, dan Helikopter NAS-332C1. Yang sedang dikembangkan PT DI saat ini adalah pesawat turboprop untuk kapasitas 80-100 penumpang. “Peluang di kelas turboprop masih terbuka lebar karena saingan kita yang kuat hanya ATR dan Bombardier,” ujar Andi.

Setelah melakukan diskusi, delegasi JWC Iran diajak berkunjung ke beberapa fasilitas di PT DI. Sonny S Ibrahim, Manajer Komunikasi PT DI, memperlihatkan proses produksi beberapa komponen pesawat di fasilitas Aerostructures.

Menurut Sonny, fasilitas tersebut memproduksi komponen untuk Airbus A380/A320/A321/A340/A350, Boeing B-747/B-777/B-787, Eurocopter MK-2 (EC225/EC725), dan Airbus Military CN235/C295/C212-400. “Khusus untuk komponen bahu pesawat Airbus A380, PT DI dipercaya sebagai single supplier,” ujar Sonny.

Sonny juga mengajak delegasi melihat langsung proses pembuatan pesawat CN235-220 untuk kapasitas 35-40 penumpang dan NC-212-200 untuk kapasitas 12-26 penumpang. Menurut Sonny, proses pembuatan satu unit pesawat di PT DI mulai dari material pertama sampai proses delivery membutuhkan waktu sekitar 14 bulan, dengan kapasitas produksi masing-masing 6 unit untuk tiap jenis pesawat.

Keunggulan pesawat CN235-220 adalah dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan (multipurpose). “Pesawat ini dapat mendarat di tanah dan dengan kekuatan mesin penuh, pesawat ini hanya membutuhkan landasan dengan panjang 600 meter untuk take-off,” jelas Sonny.

Delegasi JWC Iptek Iran sangat terkesan dengan kemampuan PT DI dalam riset, pengembangan, hingga produksi pesawat. Mereka berharap kerja sama di bidang teknologi pesawat terbang ini dapat direalisasikan segera. 





Sumber : Kompas

Pasukan Anti Teror 18 Negara Akan Berkumpul Di Sentul

JAKARTA-(IDB) : Indonesia dan Amerika Serikat menjadi tuan rumah bersama penyelenggaraan forum latihan penanganan aksi tindak terorisme (CTX). Acara yang rencananya dihadiri oleh 18 negara itu akan diselenggarakan pada 9-13 September 2013 di Pusat Misi Perdamaian, Sentul, Bogor, Jawa Barat. 


Hal itu diungkapkan Menteri Pertahanan RI Poernomo Yusgiantoro ketika menerima kunjungan kenegaraan Menhan AS Chuck Hagel di Gedung Kementeria Pertahanan RI pada Senin malam, 26 Agustus 2013. Poernomo mengatakan latihan ini merupakan yang pertama kali yang diselenggarakan di kawasan Asia Pasifik. 



"Program CTX ini berada di bawah payung pertemuan Menteri Pertahanan se-ASEAN atau ADMM Plus. Nantinya pada waktu penutupan acara ini akan terbuka, sehingga media dan publik dapat melihat bagaimana kemampuan pasukan khusus dalam menangani aksi tindak terorisme," ujar Poernomo. 



Menteri Hagel mengatakan kerja sama multilateral ini sangat penting. "Kerjasama ini dilakukan atas kepentingan dan ancaman bersama yang dirasakan," katanya. 


Dalam forum ADMM Plus, selain AS, akan ada tujuh negara di luar kawasan Asia Tenggara yang ikut bergabung, yakni Australia, Selandia Baru, Korea Selatan, Jepang, China, Rusia, dan India. Hagel berharap latihan bersama ini akan meningkatkan kapabilitas militer Indonesia. 


Dalam kesempatan itu, Hagel juga menerangkan Indonesia dianggap AS merupakan salah satu penyumbang perdamaian dan kesejahteraan tidak hanya di kawasan Asia, tetapi juga secara global. 


Peran Indonesia yang disoroti AS khususnya dalam penyelesaian konflik di Laut China Selatan. Indonesia dinilai AS mampu terus mendorong agar konflik tersebut diselesaikan melalui jalur diplomasi, tanpa menggunakan kekerasan dan dengan mengedepankan hukum internasional.






Sumber : Vivanews

Kebijakan Baru Pembelian Alutsista Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Dalam kunjungannya ke Jakarta awal pekan ini, Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Chuck Hagel, melontarkan pengumuman istimewa: pemerintahnya merestui penjualan helikopter tempur canggih AH-64E Apache kepada Indonesia. Ini tanda hubungan kedua negara di bidang pertahanan kian erat, dan AS kini menjadikan Indonesia sebagai pasar strategis bagi produk-produk persenjataannya.

"Menyediakan helikopter kelas dunia kepada Indonesia merupakan contoh komitmen kami untuk membangun kapabilitas militer Indonesia," kata Hagel usai bertamu ke Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, di Jakarta 26 Agustus 2013.

Menhan Purnomo mengungkapkan pembelian heli tempur itu memodernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang sudah tergolong usang. Hampir 20 tahun lebih, kata Purnomo, Indonesia belum membeli peralatan militer baru.

"Kami membelinya sebagai bagian dari upaya modernisasi peralatan perang militer Indonesia. Kami akui bahwa kualitas militer Indonesia masih rendah, oleh sebab itu akan terus diperbaiki," kata Purnomo.

Indonesia akan membeli Apache sebanyak delapan unit. Dalam satu paket, ungkap Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, delapan heli ini seharga US$500 juta (sekitar Rp5,4 triliun). Oktober 2014 sudah mulai tiba di Indonesia. "Pengiriman dilakukan bertahap. Lengkap dengan persenjataan dan suku cadang," kata Sjafrie.

Apache adalah helikopter tempur andalan Angkatan Darat AS. Seri AH64E yang dibeli Indonesia ini adalah varian terbaru yang mulai diproduksi pada 2012.

Dibuat oleh Boeing Co., helikopter ini memiliki sistem persenjataan dan pengintaian yang canggih, dan dilengkapi dengan radar Longbow Fire Control, perangkat lacak, dan sistem sasaran yang dibuat bersama dengan Northrop Grumman dan Lockheed Martin, ungkap harian The Wall Street Journal.

Selain mengumumkan penjualan helikopter Apache, Menhan Hagel pun mengutarakan pujian pemerintah AS atas membaiknya transparansi dan penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. "Kita harus mengupayakan kemajuan berikut atas isu yang penting ini demi mewujudkan hubungan yang lebih baik dalam bidang pertahanan," ujar Hagel.

Dia pun mendukung kerjasama militer kedua negara, baik di bidang pelatihan bersama dan pendidikan perwira. Bahkan, Hagel pun mendukung saran pembentukan asosiasi anggota TNI yang pernah berkuliah dan berlatih di AS, begitu asosiasi tentara AS yang pernah berlatih dan menempuh pendidikan di Indonesia. 

Sikap AS atas Indonesia soal kerjasama di bidang pertahanan dan militer ini sangat bertolak belakang dari dua puluh tahun lalu. Dulu AS menjatuhkan embargo jual beli senjata dan pelatihan tentara atas Indonesia, sebagai hukuman atas kekerasan TNI atas warga di Timor Timur - yang telah berubah menjadi negara Timor Leste - pada dekade 1990an.

Hukuman dari AS itu membuat Indonesia sempat tidak berdaya dalam upaya modernisasi alutsista. Banyak peralatan perangnya, termasuk jet F-16, dibeli dari Amerika namun tak bisa dimutakhirkan karena embargo dari Washington. Kesulitan ini diperparah oleh krisis moneter 1997-1998 yang membuat pemerintah RI harus berhemat untuk beberapa tahun. 

Sikap AS mulai berubah saat presiden George W. Bush, mencabut embargo penjualan senjata atas Indonesia setelah bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi APEC di Korea Selatan pada November 2005. Di mata Bush, Indonesia mulai transparan dan menghormati HAM sekaligus menjadi salah satu mitra kunci kampanye perang melawan terorisme.

Lima tahun kemudian, 2010, AS membuka kembali kerjasama pelatihan dan pendidikan militer dengan Indonesia. Jual-beli alutsista AS dengan Indonesia belakangan ini kian intensif saat ekonomi RI sedang stabil dan Washington, sebaliknya, sedang berjuang mencari pendapatan yang banyak untuk mengatasi krisis anggaran.  

Selain menjual helikopter Apache, AS pun telah mengumumkan hibah 24 unit jet tempur F-16 bekas ke Indonesia. Namun, jet-jet itu perlu dimutakhirkan dan Indonesia tetap harus membayar.    

Pasar Alutsista
Dengan anggaran pengadaan alutsista untuk tahun ini sebesar Rp81 triliun, seperti yang diungkapkan Menhan Purnomo pada Januari 2013, Indonesia menjadi pasar idaman bagi negara-negara produsen senjata. Bukan hanya AS, Rusia dan negara-negara lain pun berminat.

Wakil Menhan Sjafrie mengungkapkan Indonesia sudah memesan sistem peluncur roket MLRS dari Brazil sebanyak 38 unit. Lalu tank Leopard buatan Jerman akan dikirim bertahap, mulai September 2013 hingga Oktober 2014. "Diharapkan sudah bisa hadir di parade [HUT TNI] 5 Oktober 2013," kata Sjafrie, yang juga mantan Panglima Daerah Militer Jakarta Raya.


Sebagai salah satu raksasa produsen alutsista tingkat dunia, Rusia pun bertekad tidak mau kalah dengan AS untuk semakin aktif menjalin kerjasama dengan Indonesia di bidang pertahanan. Kerjasama ini tidak sebatas jual-beli alat-alat utama sistem pertahanan (alutsista), namun juga latihan militer bersama dan rencana membuat proyek patungan industri alutsista, ungkap laman berita Russia Beyond the Headlines (RBTH).

Viktor Komardin dari perusahaan ekspor senjata-senjata Rusia (Rosoboronexport) baru-baru ini mengungkapkan, Moskow akan menjual perangkat sistem SAM sekaligus membantu mempersiapkan jaringan pertahanan udara. Saat ini, Indonesia hanya memiliki rudal-rudal pertahanan SAM (surface-to-air missile) jarak dekat.

Sejak 2003, Rusia telah mengirim 12 unit jet tempur Sukhoi ke Indonesia. Pengiriman empat unit lagi masih menunggu persetujuan lebih lanjut.

Moskow pun telah menjual sejumlah helikopter militer Mi-35 dan Mi-17 kepada Jakarta. Alutsista lain yang dijual Rusia ke Indonesia adalah kendaraan tempur lapis baja BMP-3F, kendaraan pengangkut personel BTR-80A, serta senapan serbu AK-102.

Untuk membeli persenjataan itu, Moskow pada 2007 memberi fasilitas kredit sebesar US$1 miliar kepada Jakarta. Kerjasama pertahanan di luar jual-beli persenjataan juga telah berlangsung, seperti menggelar latihan bersama memerangi perompak di laut antara pasukan Indonesia dengan Rusia pada 2011.

Rusia pernah menjadi pemasok utama alutsista Indonesia tempo dulu. Saat masih berbentuk Uni Soviet (USSR), Rusia menjual persenjataannya ke Indonesia tidak lama setelah kedua negara membuka hubungan diplomatik pada 1950. Di tahun-tahun awal, banyak pula personel angkatan laut dan udara Indonesia dikirim ke Uni Soviet untuk menempuh pendidikan.

Namun, hubungan itu terganggu di pertengahan dekade 1960an karena alasan-alasan politis. Kedua negara kembali melanjutkan hubungan di awal dekade 1990an, walau baru berjalan erat satu dekade kemudian karena saat itu masih terhalang beberapa faktor.

Contohnya, pembicaraan soal jual-beli jet tempur Rusia Sukhoi-30 ke Indonesia sudah berlangsung sejak 1997. Namun jual-beli itu baru disepakati pada 2003.

Eratnya kembali kerjasama pertahanan Rusia-Indonesia banyak terbantu berkat rengganggnya hubungan serupa antara Indonesia dengan Amerika Serikat di akhir dekade 1990an. Kerenggangan itu muncul setelah Washington menjatuhkan embargo penjualan senjata ke Jakarta karena menilai Indonesia saat itu melanggar Hak Asasi Manusia di Timor Timur, yang kini bernama Timor Leste sejak menjadi negara berdaulat pada 2002.

Embargo senjata AS ke RI itu, berikut suku cadang, berlangsung selama 1999-2005. AS mengakhiri embargo ketika Presidennya saat itu, George W Bush, menganggap Indonesia termasuk mitra penting memerangi terorisme.

Setelah mencabut embargo, AS pun terlihat aktif menawarkan mesin-mesin perangnya kepada Indonesia. Pada 2011, AS sepakat mengirim 24 unit jet tempur bekas tipe F-16 seri C/D blok 25 kepada Indonesia secara cuma-cuma, kecuali untuk biaya pemutakhiran (upgrade).

Pada akhir 2012, AS dan Indonesia berunding untuk jual-beli helikopter serbaguna UH-60 Black Hawk dan helikopter tempur AH-60D buatan Boeing.   

Namun, belajar dari embargo AS itu, Indonesia membuka pintu kerjasama seluas-luasnya kepada negara lain, termasuk Rusia, agar tidak lagi bergantung kepada satu pihak dalam pengadaan alutsista. Maka, sejak itu, Indonesia tidak hanya kembali berbisnis senjata dengan AS, namun juga mempererat kerjasama serupa dengan Rusia.






Sumber : Vivanews

Sebab Indonesia Telat Modernisasi Alutsista

JAKARTA-(IDB) : Indonesia segera diperkuat dengan skuadron Apache AH-64 E dari Amerika Serikat (AS). Menhan RI menjelaskan mengapa Indonesia telat melakukan modernisasi alat militernya.

Ketika melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS Chuck Hagel, Menhan RI Purnomo Yusgiantoro menjelaskan alasan Indonesia membeli helikopter tempur canggih itu.

"Seperti kalian tahu selama 20 tahun Indonesia tidak melakukan modernisasi peralatan militer. Selama ini Indonesia terus fokus pada pengentasan masalah ekonomi," ujar Menhan Purnomo Yusgiantoro, di Jakarta, Senin (26/8/2013) malam.

"Sejak saat itu, Indonesia berupaya keras untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat dan performa ekonomi dan saat ini kondisi ekonomi kami sudah membaik. Jadi saat ini waktunya bagi kami untuk memodernisasi alusista. Setelah 15-20 tahun kami tidak pernah melakukan hal itu," jelasnya.

Menhan menambahkan, melihat negara lain yang perekonomiannya membaik, mereka segera melakukan moderenisasi alusista. Luasnya wilayah Indonesia, mengharuskan Indonesia melakukan moderenisasi tersebut.

"Kami tidak bisa melakukan moderenisasi dengan cepat. Kami hanya bisa melakukannya dengan bertahap," tuturnya.

Purnomo menjelaskan yang penting saat ini adalah kedaulatan negara. Baginya, Indonesia tidak berniat mengekspansi wilayah. Dirinya menegaskan, wilayah Indonesia sudah sangat luas. Kedatangan Apache ini dianggap membantu militer Indonesia untuk menjaga wilayahnya yang luas. 

Tidak Ada Perlombaan Senjata Di ASEAN

Niat Indonesia untuk memiliki satu skuadron helikopter Apache dari Amerika Serikat (AS), bukan sebuah tanda adanya perlombaan senjata di ASEAN. Hal ini disampaikan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

Menurut Purnomo, ASEAN tidak membutuhkan senjata. Sebagai sebuah komunitas, ASEAN sangat menyatu antara satu dengan lainnya.

"Mengenai perlombaan senjata, saya tidak percaya itu ada di antara negara anggota ASEAN. ASEAN benar-benar menyatu dan kami terus saling bertukar pikiran dalam ASEAN Defence Minister," tutur Menhan Purnomo, di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, Senin (26/8/2013).

Mengenai rencana Indonesia untuk memoderenisasi senjatanya, hal ini bukan berarti bahwa Indonesia bersiap untuk melawan negara ASEAN lainnya.

"Jika Anda melihat Singapura, Malaysia dan Thailand dan sebagian negara ASEAN lainnya mengalami peningkatan ekonomi. Sebagian dari dana mereka, disisihkan untuk memoderenisasi militer mereka," lanjutnya.

Menurut menhan memoderenisasi militer bukan berarti perlombaan senjata. Militer bukan berarti digunakan untuk perang, tetapi juga selain perang seperti bantuan saat bencana.

Selain itu, Menhan Purnomo menjelaskan bahwa ASEAN memiliki piagam yang menyebutkan bila salah satu negara anggota memiliki masalah dengan negara anggota lain, maka diupayakan ASEAN Spirit.

Bagi Purnomo, ASEAN Spirit adalah duduk, berbicara dan memecahkan permasalahan. Hal tersebut dapat dicontohkan dalam masalah perbatasan antara Kamboja dan Thailand.  




Sumber : Okezone

Amerika Siap Serang Suriah

BRUNEI-(IDB) : Menteri Pertahanan Amerika Serikat Chuck Hagel, Selasa,  mengatakan pasukan negaranya siap melancarkan serangan terhadap rezim Suriah atas tuduhan serangan-serangan dengan menggunakan senjata kimia.

Suriah bertekad akan mempertahankan diri terhadap setiap serangan dengan langkah-langkah "mengejutkan", sementara sekutu-sekutu erat Rusia dan Iran memperingatkan penggunaan kekuatan akan menimbulkan konsekuensi di kawasan itu.

Ketika berbicara di Brunei, Hagel mengatakan militer AS siap bertindak jika Presiden Barack Obama memberikan perintah.

"Kami siap. Kami telah memindahkan aset-aset yang ada untuk memenuhi dan mematuhi pilihan apapun yang Presiden ingin ambil," kata dia. "Kami siap lakukan, seperti itu," katanya sebagaimana dikutip AFP.

Surat kabar the Washington Post yang mengutip beberapa pejabat senior pemerintah AS melaporkan aksi seperti itu mungkin akan berlangsung tak lebih daripada dua hari dan melibatkan peluru-peluru kendali atau pembom jarak jauh, menyerang sasaran militer tidak terkait langsung dengan gudang senjata kimia Suriah.

Di Paris, Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan negerinya "siap menghukum" mereka yang berada di belakangan tuduhan serangan-serangan kimia. Para pegiat oposisi Suriah mengklaim serangan-serangan itu membunuh ratusan orang di pinggiran-pinggiran Damaskus, ibu kota Prancis pekan lalu.

Rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad membantah keras bertanggung jawab dan malah menuduh kaum pemberontak yang menggunakan senjata kimia.

Hollande juga mengatakan Prancis akan meningkatkan dukungan militer bagi Koalisi Nasional Suriah yang beroposisi dan akan bertemu dengan ketuanya, Ahmad al-Jarba, pada Kamis.

Inggris menyatakan pasukannya membuat rencana-rencana kontingensi untuk aksi di Suriah, dan Perdana Menteri David Cameron memanggil para anggota parlemen dari libur musim panas untuk memperdebatkan krisis itu.

Namun Wakil PM Nick Clegg mengatakan Inggris tidak bermaksud menggulingkan Bashar.

Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan dugaan serangan senjata kimia merupakan "kejahatan terhadap kemanusiaan" yang tak dapat dimaafkan.

Presiden Rusia Vladimir Putin, yang negerinya telah memberi perlindungan diplomatik kepada rezim Suriah dengan menghalangi aksi Dewan Keamanan PBB, tak merasa terkesan dengan apa yang Barat sebut bukti kekejaman.

Dia mengatakan kepada Cameron pada Senin tak ada bukti Damaskus telah menggunakan senjata kimia, kata kantor PM Inggris.

Tetapi juru bicara Gedung Putih Jay Carney, Selasa, mengatakan "tak ada keraguan" rezim Suriah melancarkan serangan senjata kimia, yang diyakini telah membunuh ratusan warga sipil.

Dan Carney mengatakan Washington akan membebaskan rincian intelejen tentang serangan-serangan tersebut, mungkin pekan ini.

Menlu Rusia Sergei Lavrov telah mengatakan Moskow tidak akan terlibat dalam konflik militer, dan telah memperingatkan intervensi itu akan mempunyai "konsekuensi bencana besar" bagi Timur Tengah yang rentan.

Kemungkinan AS Serang Suriah Kamis Pekan Ini

Amerika Serikat dan negara-negara Barat tengah mematangkan rencana penyerangan mereka ke Suriah. Sebuah sumber di pemerintahan AS mengatakan, serangan kemungkinan akan dilakukan pada hari Kamis pekan ini.

Kepada NBC News, Selasa 27 Agustus 2013, sumber yang tidak disebutkan namanya ini mengatakan, Kementerian Pertahanan AS saat ini telah merampungkan rencana untuk penyerangan selama tiga hari. Menurutnya, serangan ini bukan untuk menggulingkan Assad, tapi sebagai pesan bagi pasukan Suriah untuk tidak membantai rakyat sipil.

Sumber menjelaskan, serangan kemungkinan besar akan diluncurkan dari kapal perang Angkatan Laut atau kapal selam di Laut Mediterania. Dalam beberapa hari terakhir ini, AS telah merapatkan kapal perangnya ke Suriah, yang terletak di wilayah timur Mediterania.

AS diperkirakan akan menggunakan rudal Tomahawk. Rudal ini memiliki presisi sempurna, tidak hanya mampu mengincar gedung, bahkan jendela tertentu dalam bangunan itu bisa ditarget. Rudal ini bahkan bisa ditembakkan dari wilayah paling barat Mediterania.

Menurut sumber di Angkatan Laut AS, empat kapal perang destroyer telah siap melancarkan serangan, USS Barry, USS Mahan, USS Ramage dan USS Gravely. Selasa waktu setempat, kapal destroyer armada ke lima pembawa rudal jelajah, USS Stout, juga telah memasuki Mediterania melalui Selat Gibraltar. Namun USS Stout tidak akan ikut serta dalam penyerangan.

"Empat destroyer yang sekarang telah ditempatkan memiliki lebih dari cukup rudal jelajah," kata sumber.

Sementara itu, pemerintah Amerika Serikat terus memuntahkan tuduhan mereka terhadap Suriah yang menggunakan senjata kimia membantai warganya. Tudingan terbaru datang dari Wakil Presiden Joe Biden.

"Tidak ada yang meragukan bahwa pria, wanita dan anak-anak yang tidak berdosa telah menjadi korban serangan senjata kimia di Suriah, dan tidak ada yang meragukan yang bertanggung jawab atas kejahatan yang mengerikan ini adalah rezim Suriah," kata Biden.

Dukungan Prancis dan Inggris

AS mendapatkan sokongan dari Prancis dan Inggris yang sama-sama mengeluarkan kecaman keras atas kekejaman di Suriah. Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan bahwa mereka siap menghukum mereka yang membantai rakyat sipil.

Perdana Menteri David Cameron mengatakan bahwa sudah saatnya Barat tidak tinggal diam lagi menghadapi tragedi kemanusiaan di Suriah. "Jika kita diam saja, kita telah membuat preseden berbahaya, diktator dan pemimpin brutal akan menganggap bisa lolos setelah menggunakan senjata kimia di masa depan," kata Cameron.

Italia menyatakan tidak akan ikut dalam serangan ke Suriah. Pemerintah Italia mengatakan, perlu ada konsensus di Dewan Keamanan PBB sebelum serangan dilakukan. Namun Barat bersikeras, tidak perlu ada kesepakatan di DK PBB, karena gentingnya situasi. Lagipula, seluruh keputusan DK PBB akan diveto oleh antek Suriah, yaitu Rusia dan China.





Sumber : Antara

TNI AU Terima Kunjungan Perwira Philipina

JAKARTA-(IDB) : TNI AU menerima kunjungan sepuluh perwira Angkatan Udara Philipina berpangkat kapten sampai letnan kolonel di ruang rapat Wakasau Mabesau, Cilangkap (27/8). Delegasi yang dipimpin oleh Letkol Enrico Canaya tersebut diterima oleh Wakil Asisten Pengamanan (Waaspam) Kasau Marsekal Pertama TNI Masmun Yan Mangesa didampangi para pejabat di lingkungan Mabesau.


Kunjungan persahabatan ini merupakan program pertukaran perwira (Junior Officer Exchange Visit Program) yang baru pertama sekali dibentuk antara TNI AU dengan Angkatan Udara Philipina. Tujuannya adalah untuk mempererat hubungan persahabatan dan memperkenalkan TNI Angkatan Udara lebih dekat diantara kedua Angkatan Udara.


Dalam kunjungan tersebut, Waaspam Kasau Marsekal Pertama TNI Masmun Yan Mangesa menjelaskan tentang berbagai kegiatan TNI Angkatan Udara, struktur organisasi, rangkaian operasi dan latihan yang digelar oleh TNI AU serta latihan bersama dengan negara sahabat, dilanjutkan tanya jawab dan diskusi.


Selesai mengunjungi Mabesau, delegasi melanjutkan kunjungan ke Koopsau I, Kohanudnas, Lanud Halim Perdanakusuma, Lanud Atang Sendjaja serta PT. Dirgantara Indonesia.





Sumber : TNI AU

Javelin Masih Dalam Proses Negosiasi

JAKARTA-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengungkapkan, pembelian peluncur rudal antitank (ATGM) Javelin masih dalam proses negosiasi. Dia pun enggan membeberkan lebih lanjut soal pembelian alutsista tersebut.

Menurut Sjafrie, alutsista yang sudah pasti dibeli adalah alat peluncur antirudal (MLRS) buatan Brazil. "Untuk Javelin, karena masih dalam tahap negosiasi sehingga masih belum dapat diinformasikan detail soal jumlah dan nilainya," kata Sjafrie.

Kemhan akan membeli 38 unit MLRS. Semua itu akan dikirim konsolidasi di bulan Oktober 2014. "Tapi pengiriman dilakukan secara bertahap, karena kalau tidak, kapalnya nanti tidak muat," ungkap Sjafrie.

Isu pembelian Javelin ini muncul ketika Letnan Satu TNI Bonny Octavian pada 10 Juni lalu, mengatakan TNI berencana memborong alutsista canggih itu. Antitank baru itu dipamerkan dan diperagakan usai pembukaan latihan gabungan Garuda Shield TNI AD dengan tentara AS di Pasifik (USARPAC).

Alutsista lainnya yang akan dikirim bertahap adalah tank Leopard asal Jerman. Proses pengiriman dimulai dari September 2013 hingga Oktober 2014. "Tank Leopard nanti akan mendarat di Pelabuhan Tanjung Priok dan diangkut menggunakan kapal. Tiba di sini akan dibawa menggunakan transporter. Untuk urusan teknisnya nanti biar TNI Angkatan Darat yang mengatur," jelas Sjafrie.

Dia berharap, semua alutsista itu bisa hadir pada saat HUT TNI. Sementara untuk pembelian helikopter serang jenis Apache AH-64, Sjafrie menyebut semua dokumennya sudah diteken pada hari Senin kemarin 26 Agustus 2013.

Indonesia juga akan membeli delapan helikopter dengan mengeluarkan dana sekitar US$600 juta atau Rp6,4 miliar. Dana sebanyak itu, menurut Sjafrie, diambil dari APBN. Dengan uang sebanyak itu, Indonesia dapat suku cadang dan lengkap dengan amunisi tempur. Untuk alutsista ini, Kemhan tinggal diskusi teknis pengiriman saja. "Diskusi teknis itu seperti bagaimana cara mendatangkan pilot dan helikopternya. Dan tidak ada persyaratan untuk pembelian itu," imbuh Sjafrie.

Helikopter AH-64 Apache merupakan kendaraan tempur yang dapat digunakan di semua keadaan cuaca. Alutsista itu dikendalikan oleh dua awak dan persenjataan utamanya adalah sebuah meriam rantai M230 30 mm yang terletak di bawah. 





Sumber : Vivanews

US Hopes Apache Sales Will Keep Indonesia On Side

JAKARTA-(IDB) : Indonesia will buy eight Apache attack helicopters off the United States, it was announced on Monday, as US Defense Secretary Chuck Hagel met Indonesian President Susilo Bambang Yudhoyono in Jakarta in what analysts said was a diplomatic bid to check the rise of China.


During the meeting, Yudhoyono said that Indonesia-US cooperation could enhance the prosperity of both nations, as well as have important implications for the peace and stability of Asia, according to a spokesman.


The world’s largest economy is in the process of shifting resources in Asia and the Pacific as part of a “pivot” with a view to the emergence of China.


“We are strengthening our bilateral ties and our cooperation in the region,” Yudhoyono said on Monday.


Both statesman said the Asia-Pacific region was an engine of global economic growth, underscoring the importance of peace and stability in the region, including a peaceful resolution to South China Sea territorial disputes.


“South China Sea is part of … the larger picture of relations in the region,” said Teuku Faizasyah, Yudhoyono’s spokesman for international affairs.


Hagel, for whom Jakarta was the second stop on a week-long four-nation trip that began in Malaysia on Saturday, voiced US appreciation for Yudhoyono’s leadership, which he said contributed to regional stability.


“I bring you greetings from President [Barack] Obama,” Hagel told Yudhoyono at the start of their meeting.


Hagel said the US president was “looking forward to seeing you in October,” referring to the Asia-Pacific Economic Cooperation leaders meeting in Bali.


The defense secretary added that Washington was committed to “deepening and strengthening” ties between the two countries.


Obama spent part of his childhood in Indonesia and has called for improved ties with the world’s most populous Muslim-majority country, which has embraced democracy since the downfall of dictator Suharto in 1998.


The United States has gradually expanded cooperation with Indonesia’s military over several years, even while voicing concerns about the country’s human rights record.


US officials say the Indonesian military has improved its human rights practices and that Washington has an interest in expanding cooperation on counter-terrorism.


The US tilt to Asia is driven in part by the region’s growing economic importance and concerns over China’s expanding military might.


Several analysts said that Monday’s announcement of the sale of the eight Boeing AH-64E Apache helicopters in a deal worth $500 million (including radar, training and maintenance), was part of a broader effort to persuade Indonesia to maintain its position as US friend amid the rise of China.


“I think the US needs to keep Indonesia close. And offering military equipment is one way to do it,” said Aleksius Jemadu, dean of Pelita Harapan University’s social and political science department.


Officials confirmed that the sale represented the culmination of more than a year of behind-the-scenes work by Indonesia, which saw the helicopters as a key part of a wider plan to modernize its weaponry.


A 14-person delegation, including Army Chief Gen. Moeldoko and Defense Ministry Secretary General Lt. Gen. Budiman, traveled last week to a Boeing factory in Arizona to inspect the aircraft.


On meeting the Indonesian delegation, Boeing business development manager Dave Bostrum said the deal was important to the evolution of the Indonesian military. “The Apache is expected to be a key part of Indonesia’s continuing efforts to improve its strategic defense capabilities,” he said.


When it first emerged that Indonesia wanted to acquire the helicopters, two human rights groups — The East Timor Action Network and West Papua Advocacy Team — wrote to the US Congress expressing their opposition to the sale.


Indonesia’s defense preparedness has lagged in recent years, with econ o mic problems preventing the country from maintaining or upgrading its military equipment. During his first term, Yudhoyono slashed defense purchases to free up money for economic and social policies, but he later increased the defense budget.


For 2014, defense allocations stand at Rp 83 trillion ($7.65 billion), the largest share of any government program.


Beside bilateral and regional issues, Yudhoyono and Hagel also discussed global issues — including the conflicts in Syria and Egypt— where Indonesia may play a role. The US has indicated it is preparing for military action in Syria.


“The president expressed Indonesia’s position on Syria and Egypt,” Faizasyah said.


After meeting with Yudhoyono, Hagel met with Indonesian Defense Minister Purnomo Yusgiantoro in a follow-up to talks held recently at the Shangri-La Dialogue.


Hagel will head to Brunei today for a regional defense gathering that will include China. On Thursday he will fly to the Philippines, his final stop.






Source : JakartaGlobe

Kasum TNI Resmi Buka Latma Koarmabar 2013

JAKARTA-(IDB) : Latihan Mako Koarmabar merupakan  kegiatan stategis yang harus dilaksanakan secara terus menerus di masa damai guna meningkatkan profesionalisme prajurit TNI dan peran TNI AL dalam mengemban tugas pokok di wilayah laut yuridiksi nasional dan diharapkan .melalui Latihan Mako ini  dapat mewujudkan kesiapsiagaan operasional Koarmabar dalam menghadapi setiap ancaman yang timbul.

Demikian disampaikan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Marsekal Madya TNI Boy Syahrir Qamar, S.E., membuka Latihan Mako Koarmabar Tahun 2013 yang, di Markas Komando (Mako) Koarmabar Jalan Gunung Sahari Raya No. 67 Jakarta Pusat, Selasa (27/8).


Latihan Mako Koarmabar tahun ini dengan tema “Koarmabar selaku Kotamaops TNI siap menghadapi setiap bentuk ancaman yang timbul di kawasan perairan yuridiksi nasional wilayah barat Indonesia dalam rangka menjaga dan menjamin tegaknya kedaulatan wilayah NKRI“. Latihan di Mako Koarmabar ini merupakan Latihan Kotama Operasi TNI yang bersifat gabungan yang dilaksanakan untuk menghasilkan produk yang kapabel dan aplikatif yang bisa diuji ataupun dilaksanakan di lapangan apabila situasi menghendaki.


Latihan Mako ini menurut Kasum TNI, adalah bentuk kepedulian pimpinan TNI agar dapat terwujudnya prajurit TNI AL yang profesional dan handal dalam mengawaki alutsista yang ada, sehingga Satuan operasinal dapat terpelihara dan dapat ditingkatkan kemampuannya baik teknis, taktis maupun kecepatan dan ketepatan dalam pengambilan keputusan.


Dalam kesempatan tersebut kasum TNI menekankan  didalam Latmako Koarmabar agar merumuskan konsep strategis  terhadap cara bertindak dalam menghadapi sertiap kemungkinan terjadinya ancaman. Selain itu, pahami dan laksanakan semua prosedur dalam operasi laut gabungan sehingga terjalin kerjasama yang baik antar unsur TNI.


Kegiatan Latihan Mako yang dilaksanakan dari tanggal 27 Agustus 2013 sampai dengan 5 September 2013 di bagi menjadi dua bagian yaitu Latihan Posko di Mako Koarmabar dan Latihan Lapangan yang akan dilaksanakan di Laut Jawa dan Laut Natuna. Adapun  sasaran dari latihan adalah untuk mewujudkan keterpaduan operasi (Interoperability) dan kerjasama taktis antar unsur TNI AL dengan TNI AU dalam operasi laut gabungan. Bertindak selaku Direktur Latihan Mako Koarmabar Tahun 2013 adalah Dankodiklat TNI Mayjen TNI Chaidir Serunting Sakti, M.sc.


Dalam gelar Latihan Mako Koarmabar tahun ini akan diikuti oleh lebih dari 1000 personel,  pelaku dari Satuan-Satuan TNI AL dan TNI AU serta melibatkan unsur-unsur kapal perang milik TNI AL berbagai kelas antara lain kelas Sigma, kelas Perusak Kawal, kelas FPB dan kelas Condor  dan pesawat-pesawat tempur dan pesawat intai milik TNI AU.


Upacara pembukaan Latihan Mako koarmabar Tahun 2013 dihadiri Pangarmabar Laksamana Muda TNI Arief Rudianto, S.E., Dankormar Mayor Jenderal TNI (Mar) A. Faridz Washington, Kasaramabar Laksamana Pertama TNI Atok Urrahman, Para Pejabat dari TNI AU, Asisten Pangarmabar, Kepala Dinas dan Komandan Satuan serta Komandan KRI jajaran Koarmabar.





Sumber : Koarmabar

Iran Akan Mereaksi Segala Bentuk Serangan Ke Suriah

TEHRAN-(IDB) : Ketua komisi hubungan luar negeri parlemen Republik Islam menyatakan bahwa Iran adalah sekutu strategis bagi Suriah, seraya menyatakan, "Iran sejak awal menolak segala bentuk campur tangan asing di Suriah dan menilai semua langkah militer dalam hal ini akan gagal."
 

Tanimnews (27/8) Hujjatul Islam Vahid Ahmadi ketua komite hubungan luar negeri parlemen dalam hal ini dan mengatakan, "Republik Islam Iran dan Suriah memiliki hubungan stretegis adapaun hubungan kita dengan Suriah sangat dalam dan luas."

 

"Barat, setelah beberapa bulan terakhir, mempersenjatai kelompok oposisi dan sehingga mereka dapat berkuasa di kancah politik Suriah, sama seperti yang usulan diajukan dalam  KOnferensi Jenewa II," tuturnya.

 

Menyinggung dua rencana yang dimiliki Barat, Ahmadi menegaskan bahwa satu-satunya jalan adalah para teroris yang berasal dari banyak negara asing, menyatakan tahun lalu dibiarkan dibunuh oleh militer Suriah, dan yang jelas jika skenario selanjutnya tanpa dismriinasi dan

 

Saah satu alternatif lainnya adalah agar para teroris berpencar-pencar sehingga menghindari kekalahan telak dari militer Suriah. Ini akan menjadi peluang bagi kelompok oposisi untuk mempersiapkan diri dan merancang makar baru yang diharapkan akan memperlemah kekuatan pemerintahan Damaskus sampai akhirnya terguling.

 

Berbicara tentang reaksi Republik Islam Iran terhadap serangan Barat dan sejumlah negara Arab di kawasa, Ahmadi menandaskan "Iran adalah negara sekutu Suriah dan yang pasti Republik Islam akan merilis pernyataan mengenai kenaikan harga kendaraan bermotor.

 
Menurutnya, aksi propaganda luas ke Suriah itu akan memperlemah muqawama dan Hizbullah. Propaganda ini bertujuan untuk melemahkan muqawa Palestina, Hizbullah Lebanon dan sejumlah negara yang memiliki prinsip anti-adidaya.

NBC : Serangan Ke Suriah Dimulai Kamis

Televisi NBC Amerika Serikat mengkonfirmasikan penentuan tanggal serangan ke Suriah.
 

Alalam (27/8) melaporkan, televisi NBC Amerika Serikat menyatakan bahwa serangan ke Suriah akan di mulai Kamis pekan ini (29/8).

 

Mengutip sumber pejabat Amerika Serikat tanpa menyebutkan namanya, NBC menyebutkan pula bahwa serangan itu akan berlangsung selama tiga hari dan hanya akan dilakukan ke sejumlah kawasan.

 

Eskalasi ancaman bersamaan dengan berbagai asumsi serangan militer Barat ke Suriah itu mengemuka hanya selang beberapa hari sejak tim investigasi PBB memulai misinya menyelidiki tudingan penggunaan senjata kimia di Suriah.

 

Bersamaan dengan kedatangan para tim inspeksi PBB itu, para pendukung kelompok teroris berkoordinasi dengan media massa yang dikontrol mereka untuk mempropagandakan bahwa serangan militer ke Damaksus akan segera dilancarkan sebagai reaksi dari penggunaan senjata kimia.  

 
Padahal hingga saat ini, laporan dari tim penyelidik PBB tentang klaim penggunaan senjata kimia itu belum diumumkan dan bahwa pemerintah Suriah yang meminta tim penyelidik PBB untuk menyelidiki kasus ini. Namun negara-negara Barat dan sekutu Arabnya di kawasan telah menggulirkan berbagai propaganda untuk memprovokasi opini publik.






Sumber : Irib