Pages

Senin, Agustus 12, 2013

Sukhoi Dan F-16 Siap Meriahkan Hari Kemerdekaan

Pesawat F-16/Fighting Falcon Tinggalkan Home Basse

MAGETAN-(IDB) : Sebanyak enam pesawat tempur F-16/Fighting Falcon dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, yang akan memeriahkan peringatan HUT ke-68 Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana negara tinggalkan Home Basse menuju Lanud Halim Perdanakusuma, Kamis (12/8).
 
Pesawat tempur F-16/Fighting Falcon tersebut akan bergabung dengan pesawat Sukhoi dari Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar untuk mengadakan latihan bersama/fly pass untuk memeriahkan HUT ke-68 Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 2013 mendatang.

Keberangkatan pesawat F-16/Fighting Falcon dalam rangka latihan fly pass yang akan dilaksanakan kurang lebih satu minggu tersebut dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Setiawan.

Keterangan Gambar : Pesawat tempur F-16/Fighting Falcon saat keluar dari Shelter Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi untuk melaksanakan latihan fly pass bergabung dengan pesawat Sukhoi, Kamis (8/8).

Mengintip Persiapan Fly Pass 17 Agustus-an

Delapan pesawat tempur TNI Angkatan Udara, pesawat tempur Sukhoi dari Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanudin Makasar, Senin pagi mendarat di Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta. 

Kedatangan the Thunder ini dibawah kendali langsung oleh Kolonel Pnb Eko Putro selaku Kadisops Lanud Hasanuddin. Kolonel Pnb Eko Putro adalah salah satu lulusan terbaik AAU tahun 1992.


Selain Sukhoi, tiba pula 6 Pesawat Tempur F-16 dari Skadron Udara 3. Armada F-16 sendiri dipimpin oleh Komandan Skadron Udara 3 Lanud Iswahyudi Madiun, Letkol Pnb Setiawan. Lulusan AAU tahun 1995. Kedatangan pesawat-pesawat Sukhoi di Lanud Halim Perdana kusuma tersebut dalam rangka memeriahkan HUT Republik Indonesia ke-68 dengan melakukan Fly-Pass di area udara Istana Negara.

Sejak hari senin kemarin, belasan burung besi penempur TNI-AU telah mendarat di Lanud Halim Perdana Kusumah Jakarta. Mereka adalah 8 buah jet tempur Su-27/30 dari Skadron Udara 11 serta 6 buah F-16 dari Skadron Udara 3. 

Kedua skadron kebanggan tersebut rencananya akan memeriahkan upacara peringatan kemerdekaan RI, 17 Agustus di Istana Negara dengan melakukan Fly Pass.


Untuk aksi tersebut, para pilot sudah mulai melakukan latihan. Anda warga Jakarta dipastikan makin akrab dengan deru mesin jet untuk beberapa hari ke depan. Nah, sebelum para fighter ini melakukan aksinya, yuk kita intip latihan mereka hari ini.





Sumber : ARC

Lion Air Berencana Borong Pesawat N-219

JAKARTA-(IDB) : Hari ini Menteri BUMN Dahlan Iskan kedatangan Direktur Utama Lion Air Rusdi Kirana di kantornya. Pertemuan itu membicarakan soal niat Lion Air membeli pesawat buatan BUMN yaitu PT Dirgantara Indonesia (PTDI).

"Kami sepakat mengembangkan PTDI untuk menjadi kebanggaan nasional, beliau (Rusdi) ini kan beli pesawat banyak dari luar negeri, dia ingin ikut kembangkan PTDI dengan membeli pesawat PTDI yang orisinil PTDI, yang betul-betul kebanggan PTDI yang prototype-nya dalam setahun ini jadi, kemudian uji coba-uji coba dalam 2 tahun jadi, pesawat N219, 19 seat (tempat duduk)," tutur Dahlan usai pertemuan di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (12/8/2013).

Rencananya, ujar Dahlan, Lion Air akan membeli sekitar 50 unit pesawat buatan PTDI yang pabriknya berada di Bandung ini. Namun perundingan pembelian ini masih panjang. "Perundingannya masih panjang. Tidak seperti beli kerupuk," ujar Dahlan.

Karena itu, Dahlan menyatakan belum ada nilai pembelian dari 50 unit pesawat PTDI yang rencananya akan dilakukan oleh Lion Air ini. Saat ini pesawat N219 ini sedang dibuat prototype-nya dan desainnya sudah dilihat oleh Rusdi Kirana.

Dahlan mengatakan, rencananya Lion Air akan membeli pesawat ini untuk melayani penerbangan di daerah-daerah perintis. Namun Lion tidak akan mengambil rute Merpati.

"Dia (Lion Air) mau jadi pionir pengembangan N219," kata Dahlan.

PTDI, ujar Dahlan, siap untuk memproduksi N219 dalam 2 tahun ke depan. Selain Lion Air, pesawat ini juga akan dipasarkan di luar negeri. Dahlan sudah bertemu dengan Direktur Utama PTDI terkait rencana pembelian oleh Lion Air.

Alasan Lion Air Borong Pesawat PT. DI

Selama ini, maskapai penerbangan nasional Lion Air terkenal memborong pesawat Airbus dan Boeing buatan luar negeri. Namun kali ini, Lion Air berniat mengembangkan produk nasional dengan membeli pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI).

Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengatakan, pesawat N219 yang tengah dikembangkan oleh PTDI merupakan asli produk buatan Indonesia.
"Harapan kami adalah produk domestik akan berkembang dan bermanfaat bagi dunia penerbangan," ujar Edward, Senin (12/8/2013).

Edward belum mau menceritakan lebih panjang soal rencana pembelian ini. Namun rencananya bila pesawat ini jadi dibeli, maka akan digunakan untuk penerbangan perintis yang rencananya akan disasar oleh Lion Air.

"Pesawat ini kan kursinya terbatas. Saat ini masih banyak daerah-daerah yang masih harus diterbangi, tapi sarana bandara belum sebesar armada yang kami miliki," jelas Edward.

Sebelumnya, hari ini, Direktur Utama Lion Air Rusdi Kirana bertemu Menteri BUMN Dahlan Iskan di kantornya untuk membicarakan niat membeli 50 unit pesawat N219 yang prototype-nya sedang dibuat PTDI.

"Kami sepakat mengembangkan PTDI untuk menjadi kebanggaan nasional, beliau (Rusdi) ini kan beli pesawat banyak dari luar negeri, dia ingin ikut kembangkan PTDI dengan membeli pesawat PTDIDI yang orisinil PTDI, yang betul-betul kebanggan PTDI yang prototype-nya dalam setahun ini jadi, kemudian uji coba-uji coba dalam 2 tahun jadi, pesawat N219, 19 seat," tutur Dahlan.

Rencananya, ujar Dahlan, Lion Air akan membeli sekitar 50 unit pesawat buatan PTDI yang pabriknya berada di Bandung ini. Namun perundingan pembelian ini masih panjang. "Perundingannya masih panjang. Tidak seperti beli kerupuk," ujar Dahlan.

PTDI, ujar Dahlan, siap untuk memproduksi N219 dalam 2 tahun ke depan. Selain Lion Air, pesawat ini juga akan dipasarkan di luar negeri. Dahlan sudah bertemu dengan Direktur Utama PTDI terkait rencana pembelian oleh Lion Air ini.






Sumber : Detik