Pages

Jumat, Juli 19, 2013

Wulung Dan Heron Siap Amankan Perbatasan

SUNGAI RAYA-(IDB) : Komandan Lanud Supadio, Pontianak, Kolonel Penerbang Ir. Novyan Samyoga mengatakan, dalam waktu dekat, sebanyak 12 unit pesawat tanpa awak akan dioperasikan untuk melakukan pengawasan di wilayah perbatasan Kalimantan Barat.
 
"Dalam melakukan pengawasan di wilayah perbatasan udara Indonesia-Malaysia, Pangkalan Udara Supadio Pontianak akan mengoperasikan pesawat tanpa awak. Pesawat tanpa awak itu nantinya akan mengawasi seluruh wilayah perbatasan," kata Novyan di Sungai Raya, Jumat (19/7).


Dia mengatakan, rencananya pesawat tanpa awak tersebut akan awal tahun depan. Menurutnya jika menggunakan tenaga manusia untuk mengawasi perbatasan dibutuhkan ribuan orang, bahkan jika menggunakan pesawat biasa memiliki keterbatasan dari sisi bahan bakar, sehingga pengawasan di wilayah perbatasan tidak dapat maksimal.


"Jika menggunakan pesawat tanpa awak bisa mutar-mutar, ambil foto dan video, baru pesawat kembali ke Lanud Supadio," tuturnya.


Novyan menjelaskan, Lanud Supadio dilengkapi pesawat tanpa awak lantaran Kalbar berada di wilayah perbatasan. Pesawat tanpa awak yang digunakan ada dua jenis yaitu, jenis wulung buatan lokal dan heron buatan luar negeri.

"Sengaja kami gabung karena pesawat tanpa awak buatan Indonesia baru di buat, sedangkan yang luar negeri sudah maju. Dengan digabungnya, nanti produksinya bisa meniru luar negeri sehingga ke depan pesawat lokal kita makin bagus," katanya.

Dia menuturkan pesawat tanpa awak jenis wulung sebanyak nantinya akan ada sebanyak delapan unit sedangkan jenis heron yang buatan luar negeri sebanyak empat unit.

Nantinya pesawat berangkat dari Lanud Supadio dan setelah mengambil gambar ke setiap kawasan perbatasan maka pesawat akan kembali ke Lanud Supadio Lagi.

"Semua pesawat itu kumpul di Lanud Supadio Pontianak dan dikontrol dari Lanud Supadio oleh pilot handal TNI AU. Pesawat setelah mengawasi akan kembali lagi ke Lanud Supadio Pontianak," kata Novyan.






Sumber : SuaraPembaruan

Satrol Koarmatim Kerahkan KRI Kerapu-812 Amankan Perbatasan Laut RI Filipina

SURABAYA-(IDB) : Sebagai upaya untuk mendukung pengamanan perairan laut wilayah timur, Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmatim mengerahkan unsur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang siap bertugas di wilayah tersebut. Kapal perang yang disiagakan itu dari jenis Kapal Patroli Cepat atau Fast Patrol Boat (FPB) KRI Kerapu – 812.

Keberangkatan KRI Kerapu – 812  ke medan tugas, dilepas oleh Komandan Satrol Koarmatim Kolonel Laut (P) Suhartono di Dermaga Satrol Koarmatim, Ujung Surabaya, (19/07). Operasi tersebut diberi sandi Arung Hiu 2013. Selanjutnya kapal perang yang di komandan Mayor Laut (P) Kusumo Atmojo itu akan bertugas melaksanakan patroli intensif di sekitar perairan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) III yang berada di perbatasan Indonesia Filipina.

Dalam sambutannya saat brifing bersama prajurit KRI Kerapu, Dansatrol Koarmatim menyampaikan misi dan penugasan khusus yang diemban oleh kapal perang tersebut selama kurang lebih tiga bulan. Tugas khusus tersebut di antaranya adalah mencegah upaya – upaya penyelundupan barang ilegal berupa Narkoba, Senjata Api (Senpi) dan perompakan yang disinyalir kerap terjadi di wilayah perairan tersebut.

Selain itu secara umum kapal perang buatan PT. Pal Indonesia itu juga bertugas untuk menindak aksi – aksi kejahatan dan pelanggaran di laut seperti penangkapan ikan ilegal (Ilegal Fishing), penyelundupan hasil hutan (ilegal Logging) dan tindakan kejahatan di laut lainnya.







Sumber : Koarmatim

Satkor Koarmatim Praktek Latihan Navigasi Dasar

SURABAYA-(IDB) : Untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme para prajurit Satkor  Koarmatim serta kerja sama tim anjungan yang mampu bekerja sama dalam pengawakan kapal, dari tanggal 18 s/d 25 Juli 2013 Satkor Koarmatim melaksanakan kegiatan latihan praktek tim anjungan di Dynamic Positioning and Manuvering System (DPMS) Puslatlekdalsen, Kobangdikal sebagai kelanjutan dari  rangkaian latihan navigasi tingkat dasar tim anjungan yang sedang dilaksanakan oleh Satkor Koarmatim.

Dansatkor Koarmatim Kolonel Laut (P) Syufenri, M.Si memimpin latihan, dengan peserta latihan diikuti oleh tim anjungan KRI AHP – 355, KRI KST – 356, KRI FTH – 361, KRI NAL – 363, KRI USP – 372, KRI LAM – 374, personel pendukung sebanyak 10 orang dari Puslatlekdalsen serta 1 tim penilai dari Kolatarmatim.

Kegiatan latihan praktek tim anjungan ini bertujuan menjaga naluri dan profesionalisme dalam bernavigasi serta menerapkan prosedur komando anjungan agar KRI aman melaksanakan tugas operasi di laut







Sumber : Koarmatim

Perwira Satkor Koarmatim Diskusi Taktis Peran KRI Tipe Korvet Sigma

SURABAYA-(IDB) : Satuan Kapal Eskorta (Satkor) adalah salah satu satuan dijajaran tinggi Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), yang memiliki  beberapa Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) seperti, jenis Korvet, Sigma Kelas, dan Van Speek. Kapal tersebut disamping bertugas  sebagai kapal penghancur lawan, akan tetapi juga dituntut mampu melaksanakan Air Gap Filler (Pengisi Kekosongan Udara).

Pelaksanaan diskusi dipimpin langsung oleh Komandan Satkor Koarmatim Kolonel Laut (P) Syufenri, Msi, bertempat di Lounge Room KRI Sultan Iskandar Muda-367 yang bersandar di Dermaga Koarmatim Ujung Surabaya, Kamis (18/7). Kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh komandan KRI di jajaran Satkor Koarmatim beserta seluruh perwira Korps Pelaut dan Elektronika.

Air Gap Filler merupakan salah satu peran yang dilaksanakan oleh KRI dalam operasi pertahanan udara dengan mengisi daerah kosong diluar jarak jangkau satuan radar pantai, yang selanjutnya akan melaporkan seluruh kontak udara yang terpantau kepada unsur – unsur kawan.

Kegiatan diskusi tersebut  bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai peran KRI sebagai Air Gap Filler, agar jajaran prajurit Satkor Koarmatim senantiasa tangguh maju di medan pertempuran.







Sumber : Koarmatim

Kemhan Keluarkan AUD 63 Juta Untuk Peremajaan Hercules Hibah

JAKARTA-(IDB) : Indonesia mendapatkan hibah 4 pesawat Hercules C-130 dari Pemerintah Australia. Kementerian Pertahanan (Kemhan) menggelontorkan total AUD 63 juta untuk peremajaan 4 pesawat tipe H itu.

"Total biaya 63 juta dollar Australia. Itu penandatanganan peremajaan atau apapun namanya, dan juga training dan lain-lain tadi," ujar Menhan Purnomo Yusgiantoro, Jumat (19/7/2013) pada acara MoU penyerahan pesawat di Aula Bhinneka Tunggal Ika, Kementerian Pertahanan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

Biaya tersebut digunakan untuk pemeliharaan tingkat berat, biaya pelatihan pilot dan teknisi, pemberangkatan tim inspeksi pengadaan, hingga pengecatan pesawat. Namun, baru pesawat A97-006 yang akan diterbangkan ke Indonesia pada Oktober 2013.

"Jumlahnya ada 4 dan yang satu sudah serviceable artinya sudah bisa terbang dibawa ke Indonesia. Dan yang 3 perlu dilakukan peremajaan oleh Qantas Defence Services (QDS). Kalau ini diremajakan bisa 30 tahun," imbuh Purnomo.

Sementara ketiga pesawat lain akan diterbangkan ke Indonesia setelah peremajaan di Australia. Rencananya akan diterbangkan bergantian pada bulan April, Agustus, dan Desember tahun depan.

Acara penandatanganan tersebut dihadiri juga oleh Dubes Australia Greg Moriarty, Kepala Glenn Brown, dan pejabat eselon I dan II di lingkungan Kemhan.







Sumber : Detik

Klewang Project Memasuki Tahap Redesign Dan Pemilihan Bahan Baku

BANYUWANGI-(IDB) : Pembuatan Kapal Republik Indonesia Klewang kedua oleh PT Lundin Industry Invest hingga kini belum jelas kapan akan dimulai. Kapal pertama yang dibuat perusahaan itu terbakar habis tahun lalu.

"Saya belum tahu kapan mulai dan selesainya," kata Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Banyuwangi, Letnan Kolonel (P) Edi Eka Susanto, Jumat, 19 Juli 2013.


Menurut Edi, PT Lundin baru saja menyerahkan perencanaan desain dan bahan baku KRI Klewang kedua kepada Kementerian Pertahanan. Klewang kedua, kata dia, akan dibuat dengan bahan berbeda yang lebih tahan api. "Kabarnya sudah disetujui," kata dia.

Pembuatan Klewang kedua ini, kata Edi, akan mendapatkan pengawasan langsung dari TNI AL. "Kita akan dampingi."


Saat dikonfirmasi, Direktur PT Lundin Industry Invest, Lizza Lundin, enggan menjawab pertanyaan Tempo. "Nanti kita bicarakan, Mbak," kata Lizza dalam pesan pendek.


Sebelumnya, PT Lundin Industry Invest, perusahaan pembuat kapal perang asal Banyuwangi, Jawa Timur, optimistis akan memulai pembuatan KRI Klewang kedua pada Januari 2013. "Semoga awal 2013 bisa dimulai," kata Direktur PT Lundin, Lizza, dalam pesan 20 Desember 2012 lalu.


KRI Klewang pertama terbakar pada Jumat sore, 28 September 2012 lalu. Hasil penyelidikan PT Lundin menyebutkan terbakarnya kapal tersebut disebabkan korsleting listrik saat pemasangan mesin dan instalasi listrik dari galangan ke kapal.


KRI Klewang 625 sebelumnya didesain sebagai kapal cepat rudal berlambung tiga (trimaran). Kapal yang dibangun dengan biaya Rp 114 miliar ini menggunakan teknologi mutakhir berbahan komposit karbon.


PT Lundin mengklaim teknologi komposit karbon merupakan yang pertama di Asia. Kelebihannya, kapal lebih ringan dan irit bahan bakar sehingga bisa melesat dengan kecepatan hingga 30 knot.


Perusahaan itu memulai pembuatan Klewang pada 2007 dengan melakukan riset ke sejumlah negara. Pembuatannya baru dilakukan pada 2009. Proyek ini didanai APBN 2009 hingga APBN 2011 senilai total Rp 114 miliar.


Namun, sebelum Klewang dioperasikan oleh TNI AL, kapal sepanjang 63 meter itu terbakar hebat hingga ludes. TNI AL menilai insiden itu menjadi tanggung jawab PT Lundin karena belum diserahterimakan kepada TNI AL.







Sumber : Tempo

Pulau Nias Berharap Dibangun Lanal

JAKARTA-(IDB) : Guna untuk menjaga dan mengamankan wilayah perairan Nias yang sangat luas, Bupati Nias Selatan Drs. Idealisman Dachi, M.Sc. dan masyarakat di Kepulauan Nias, Provinsi Sumatera Utara berharap dibentuk sebuah Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) di kepulauan tersebut.

Demikian dikatakan Bupati Nias Selatan Drs. Idealisman Dachi, M.Sc. ketika berkunjung ke Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal) untuk bersilaturahmi kepada Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio di Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (18/7/2013).

Menurut Bupati Nias Selatan, karena Kepulauan Nias terletak di wilayah Samudra Indonesia, permasalan kelautan di wilayahnya sangat menonjol, mulai penjualan atau penyewaan pulau oleh orang asing, illegal fishing, illegal migrant, illegal logging, termasuk rawan gempa bumi dan tsunami, sehingga dibutuhkan kehadiran institusi TNI Angkatan Laut yang representatif di kepulauan tersebut untuk melaksanakan pengawasan dan pengamanan. “Kehadiran institusi TNI Angkatan Laut  berupa kantor  Pangkalan TNI Angkatan Laut sangatlah diharapkan oleh masyarakat kami,” kata Bupati Nias.

Dijelaskan oleh Bupati, bahwa Kabupaten Nias Selatan secara geografis berada di sebelah barat Pulau Sumatera dengan jarak sekitar 92 mil laut dari Kabupaten Tapanuli Tengah. Terdiri dari 35 Kecamatan, 459 Desa, dan 2 Kelurahan, dengan total jumlah penduduk sebanyak 375.698 jiwa. “Kabupaten Nias Selatan memiliki 104 pulau, 21 pulau berpenghuni, sedangkan sisanya 83 tidak dihuni, sehingga pulau-pulau tersebut rawan kalau tidak diawasi,” ujar Bupati.

Selain banyaknya pulau-pulau yang tidak dihuni, menurut Bupati Nias Selatan, potensi laut di wilayahnya sangat besar, baik ikan pelagis besar, pelagis kecil, udang, cumi-cumi, rumput laut, hingga pariwisata. “Hal inilah yang menjadikan wilayah kami menjadi tujuan para illegal fishing,” tandasnya. “Oleh karena itu kami memohon kepada Bapak Kasal untuk segera dibentuk sebuah Pangkalan TNI Angkatan Laut di Pulau Nias untuk menjaga wilayah kami dari kegiatan-kegiatan illegal tersebut,” katanya.

Menanggapi keinginan kepala daerah Nias Selatan ini, pada kesempatan tersebut Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio memerintahkan Panglima Armada RI Kawasan Barat Laksamana Muda TNI Arief Rudianto agar menginstruksikan unsur-unsur kapal perang di jajaran Koarmabar untuk lebih sering melakukan patroli dan singgah di wilayah Kepaulauan Nias. Sedangkan mengenai keinginan Pemda perihal pembentukan Pangkalan TNI Angkatan Laut di Pulau Nias, menurut Kasal, direspon positif dan tentu membutuhkan proses waktu.

Dalam kunjungannya untuk bersilaturahmi dengan Kasal, Bupati Nias Selatan Drs. Idealisman Dachi, M.Sc. didampingi oleh Wakil Ketua DPRD Nias Selatan Budieli Laia, para anggora DPRD masing masing Sidiadil Harita, Wisnu Duha, Kariaman, Sio Taro Gaho, dan Yurisman Laia, Asisten 2 Fabonusa Laia, Kabankesbangpol B. Noruru dan Kadis Perikanan dan Kelautan Samolala Lase.

Sedangkan dalam menerima tamunya Kasal didampingi oleh Asisten Pengamanan (Aspam) Kasal Laksamana Muda TNI Ir. I Putu Yuli Adnyana, M.H., Asisten Operasi (Asops) Kasal Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan, M.P.A., M.B.A., Panglima Armada RI Kawasan Barat Laksamana Muda TNI Arief Rudianto, Komandan Lantamal II Brigjen TNI (Marinir) Sudarmin Sudar, Kepala Dinas Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Kadishidros) Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia, S.Sos., Kepala Dinas Fasilitas Pangkalan Angkatan Laut (Kadisfaslanal) Laksamana Pertama TNI Lefrand Tuelah, Kepala Dinas Pembinaan Potensi Maritim Laksamana Pertama TNI Kingkin Suroso, S.E., Kepala Dinas Hukum Angkatan Laut (Kadiskumal) Kolonel Laut (KH/W) Yuti Subarliani Halilin, S.H., dan Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Sibolga Letkol Laut (P) Ivan.





Sumber : TNI AL

Bulan Desember 2013 Paling Lambat Januari 2014 Indonesia Air Force One Siap Operasi

JAKARTA-(IDB) : Tidak lama lagi, pemerintah Indonesia akan memiliki pesawat khusus kepresidenan. Setelah berkali-kali diwacanakan, pesawat kepresidenan tersebut akhirnya akan benar-benar diwujudkan.

Mensesneg Sudi Silalahi bahkan memastikan bahwa pesawat tersebut akan datang pada Desember mendatang. "Desember tahun ini. Memang jadwalnya begitu karena banyaklah prosesnya," ujarnya di Jakarta, Rabu (17/7).


Sudi menuturkan, pesawat tersebut akan mulai aktif beroperasi pada Januari 2014. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) direncanakan menggunakan pesawat tersebut dua hingga tiga kali selama 2014, sebelum masa jabatannya berakhir. "Paling cepat Januari tahun depan. Paling digunakan nanti program tahun 2014. Selama program 2014 sampai sebelum Oktober kira-kira. Itu bisa dua sampai tiga kali pakailah," tuturnya sembari tersenyum.


Menurut mantan Seskab tersebut, SBY pernah melihat bahkan menjajal pesawat Boeing bertipe business jet II tersebut. "Mungkin sudah nyoba-nyoba," katanya.


Proses realisasi pesawat khusus kepresidenan tersebut, ujar Sudi, berlangsung cukup lama. Dia menguraikan banyak proses yang harus dilalui, antara lain pengecekan sistem keamanan. "Tidak bisa segera (direalisasikan). Karena sistem keamanan, interior, semua harus betul-betul oke. Sebelum terbang, akan dilakukan pengecekan," lanjut dia.


Kata Sudi, banyak pandangan miring terkait dengan pembelian pesawat kepresidenan tersebut. Tidak sedikit yang menganggap bahwa keputusan tersebut menghambur-hamburkan uang negara. Namun, dia menekankan bahwa pengadaan pesawat tersebut justru menghemat pengeluaran negara.


Menteri 64 tahun itu memaparkan, anggaran yang bisa dihemat mencapai 300 persen. Dia mengakui, biaya penyewaan pesawat untuk mengangkut presiden dari maskapai penerbangan Garuda mencapai Rp 500 miliar per tahun. "Kalau nyewa, hampir segitu memang. Nanti tinggal bahan bakar. Karena itu, sekarang justru lebih boros. Nanti kalau sudah datang akan sangat menghemat," paparnya.


Seperti diberitakan, Indonesia resmi membeli pesawat kepresidenan. Pesawat RI 1 berjenis Boeing business jet II (BBJ II) itu dibeli dengan harga USD 91,2 juta atau sekitar Rp 820 miliar. Pesawat BBJ II tersebut didesain untuk keperluan very very important person (VVIP). Yakni, didesain dengan konfigurasi mewah, dengan kamar tidur utama, toilet yang dilengkapi dengan shower, ruang konferensi, ruang makan, dan ruang tamu.


Dengan daya tampung 39.539 liter bahan bakar, pesawat tersebut dapat terbang maksimal sejauh 10.334 kilometer. Pesawat tersebut mampu terbang jauh nonstop selama 10 hingga 12 jam dengan kapasitas maksimal 70 penumpang. Pesawat tersebut juga dirancang untuk bisa mendarat di bandara kecil. Di dalamnya ada peralatan navigasi, komunikasi, dan cabin insulation.

Spesifikasi Pesawat Kepresidenan:
  • Jenis pesawat Boeing bertipe business jet II
  • Daya tampung maksimal 70 penumpang
  • Didesain untuk VVIP dengan konfigurasi mewah
  • Mampu terbang maksimal sejauh 10.334 kilometer selama 10-12 jam
  • Kecepatan maksimal 871 kilometer per jam
  • Panjang sekitar 39,5 meter, panjang sayap 35,8 meter, tinggi ekor 12,5 meter, dan diameter 3,73 meter






Sumber : JPNN

Indonesia Paling Maju Di Asia Dalam Produksi Vaksin

JAKARTA-(IDB) : Indonesia merupakan negara termaju di Asia dalam riset dan produksi vaksin dengan PT Bio Farma (Persero) sebagai ujung tombak dalam produksi vaksin itu.

"Kita sudah termasuk termaju di kawasan Asia untuk urusan vaksin karena faktanya hanya segelintir negara Asia yang punya kemampuan seperti Bio Farma. Itu suatu pencapaian nasional yang membanggakan," kata Sekretaris Perusahaan Bio Farma, M. Rahman Rustan, di Jakarta, Rabu.

Dalam acara taklimat pers, ia mengungkapkan kemampuan Indonesia dalam industri vaksin itu terkait penyelenggaraan Forum Riset Vaksin Nasional (FRVN) ke-3 di Jakarta pada 2--3 Juli, 2013.

Forum yang melibatkan kalangan universitas, pemerintahan dan industri kesehatan itu sudah digagas Bio Farma sejak 2011.

"Sebelum penyelenggaraan FRVN ke-3, bulan lalu, Bio Farma diminta Organisasi Kerja sama Islam (OKI) untuk menjadi tuan rumah dan rujukan bagi kerja sama pengembangan industri vaksin di negara-negara Islam. Aktivitas itu dihadiri sembilan negara OKI yang sudah punya infrastruktur dasar industri vaksin," katanya.

Dalam OKI, hanya Indonesia yang vaksinnya telah memperoleh pengakuan organisasi kesehatan dunia (WHO) sehingga bisa digunakan di seluruh dunia.

"Dengan fakta itu, OKI selalu melihat Indonesia untuk urusan industri vaksin," kata Rahman, didampingi Kepala Humas Bio Farma, Neneng Nurlela MBA.

Selain itu, Bio Farma juga mendapat dukungan kuat pemerintah, khususnya Kementerian Riset dan Teknologi serta Kementerian Kesehatan berkoordinasi dalam melakukan kerja sama dengan para peneliti yang tergabung dalam konsorsium penelitian vaksin nasional.

Pihak pemerintah, khususnya Kementerian Riset dan Teknologi secara khusus memberikan fasilitas pendanaan riset kepada para peneliti yang tergabung dalam konsorsium tersebut.

Mengenai FRVN ke-3, ia menjelaskan forum itu menindaklanjuti hasil-hasil pembahasan dalam dua kali FRVN sebelumnya terkait dokumentasi-dokumentasi pembahasan yang diserahkan kepada Kementerian Riset dan Teknologi dan Litbang Kementerian Kesehatan.

FRVN ke-3 yang juga diselenggarakan dalam rangkaian acara 123 tahun Bio Farma itu dihadiri pakar vaksin Profesor Julie Bines dari Murdoch Children Research Insitute (MCRI), Australia, serta Profesor Keiko Udaka dari Kochi Medical School, Jepang.

Dalam catatan, penyelenggaraan FVRN ke-1 telah membentuk delapan konsorsium atau working group (WG) vaksin, yaitu Rotavirus, Tuberculosis, Malaria, HIV/AIDS, Dengue, Influenza, Pneumokokus dan Delivery System, serta kebijakan riset vaksin nasional sekaligus pendanaan.

Pembentukan delapan konsorium riset vaksin bertujuan mencapai sasaran pembangunan milenium (MDG`s) bidang kesehatan dan penerapan Dekade Vaksin 2011-2020.

Selain itu, Bio Farma selalu berkoordinasi erat dengan Kementerian Kesehatan, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang guna menyusun peta jalan (roadmap) bagi kebutuhan vaksin baru dan pengembangan vaksin.

"Sampai sekarang ada 70 persen produksi Bio Farma didistribusikan untuk kebutuhan ekspor dan 30 persen untuk kebutuhan dalam negeri," katanya.

Dalam kaitan itu, keterlibatan pihak dari akademisi/peneliti, pemerintah, dan bisnis menjadi tonggak kemandirian vaksin nasional lewat pendekatan sinergis industri vaksin. 







Sumber : Antara

9 Pesawat Hercules Untuk TNI AU

Pesawat C-130H Royal Australian Air Force RAAF, Skuadron 37 (photo: Jan Hendriksen)
JKGR-(IDB) : Pesawat C-130H Royal Australian Air Force RAAF, Skuadron 37 (photo: Jan Hendriksen)
Jumat 19 Juli 2013, Kementerian Pertahanan RI menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (mou) penyerahan 9 Pesawat Hercules seri H dari Australia untuk Indonesia. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menerangkan dari 9 pesawat itu, 5 unit dibeli dan sisanya akan dihibahkan oleh Australia. Urusan pembelian dan hibah ini akan mempertemukan Qantas Defence Service dengan Kementerian Pertahanan RI. “Yang 5 itu murah sekali,” ujar Purnomo Yusgiantoro di Jakarta Selatan, Kamis (18/7/2013).

Meski barang hibah, Menteri Pertahanan menegaskan pesawat Hercules tersebut memiliki kualitas yang baik. “Herculesnya seri H, sudah digital,” terangnya. Pesawat hibah tersebut masih fit dan layak terbang. “Apalagi suku cadang Hercules kita kan banyak. Hibah ada 4 dan kru harus training, karena digital,” imbuhnya. Menurut Menteri Pertahanan pesawat Australia ini mampu dipakai untuk 10-15 tahun ke depan.

Kita agak surprise juga dengan sikap yang AS dan Australia yang dengan senang hati memperkuat militer Indonesia. Indonesia yang tadinya hendak membeli 6 F-16 block 52, ditawari oleh AS menjadi 30 pesawat F-16 block 25/32 eks Air National Guard. Keberadaan 30 fighter ini tentunya akan memperkuat pasukan pemukul Indonesia di udara. Sementara untuk dukungan logistik, Indonesia mendapatkan 9 pesawat Hercules dari Australia, 5 pesawat baru dan 4 hasil hibah, dengan harga murah. Amerika pun memperkenankan Indonesia untuk membeli helikopter serang Apache yang bisa disebut salah satu helikopter tempur terbaik saat ini. Harapannya TNI AD bisa mendapatkan 1 skuadron Helikopter Apache. Selama ini helikopter Apache hanya dijual Amerika Serikat kepada negara-negara sekutu terdekat dan anggota NATO.

Melunaknya sikap AS dalam pengadaan senjata ke Indonesia tentu tidak bisa dilepaskan dari kondisi geo paolitik saat ini. Amerika akan menambah pasukan Marinirnya di Darwin Australia dari 250 tentara menjadi 1100 tentara pada 2014 dan terus ditingkatkan menjadi 2500 personel dalam beberapa tahun ke depan, tergantung kesepakatan dengan pemerintah Australia.

Tentu AS mengharapkan dukungan dari negara yang berbatasan langsung dengan Australia, yakni Indonesia. Jika militer Indonesia kuat, kekhawatiran pasukan AS di Darwin bisa sedikit berkurang. Dengan alasan ini pula Australia perlu mendekatkan diri dengan Indonesia, agar keberadaan Marinir As di Darwin tidak dianggap Indonesia sebagai ancaman.

Pesatnya perkembangan militer Cina telah memanaskan hubungan kedua negara, apalagi China mulai melakukan perang-perang cyber. Untuk membendung hegemoni militer China, AS juga memperkuat kerjasama militer dengan Singapura, untuk dijadikan check point dari kapal perang AS yang berpatroli di Asia.
Operasi C-130H RAAF dengan Helikopter Serang AH 64 Australia (photo: Jan Hendriksen)
Operasi C-130H RAAF dengan Helikopter Serang AH 64 Amerika Serikat

RAAF Australia memensiunkan dini sejumlah pesawat C-130H Hercules dengan alasan menghemat anggaran sebesar 250 juta USD untuk biaya perawatan dan operasional. Sementara USAF memensiunkan sejumlah fighter F-16 untuk alasan modernisasi persenjataan.

Apakah Indonesia untung atau rugi atas hibah fighter F-16 dan pesawat Angkut militer Hercules C-130H Australia, masih mengundang perdebatan, pro dan kontra. Ibarat sebuah koin, dari sisi mana kita melihat koin tersebut ?. Menurut pemerintah, pembelian alutsista bekas/ refurbish ini dilakukan dengan alasan untuk menutupi minimum essential force 2019.







Sumber : JKGR

Sukhoi T-50 PAK FA Akan Siap Tahun Ini

Sukhoi T-50
Sukhoi T-50
MOSCOW-(IDB) : Sukhoi PAK FA (Prospective Airborne Complex of Frontline Aviation), alias pesawat tempur siluman T-50, akan segera diterima Angkatan Udara Rusia pada akhir tahun ini. Tahap akhir pengembangan mesin T-50 telah selesai, pihak Sukhoi mengatakan baru-baru ini.


Menurut militer Rusia, yang baru saja menyelesaikan satu tahap lagi uji coba penerbangan T-50, hasil awal menunjukkan bahwa T-50 setara dan bahkan lebih baik pada beberapa kemampuan tertentu dibandingkan dengan saingan utamanya F-22 Raptor dari Amerika Serikat.


Dirjen United Aircraft Corporation Rusia*, Mikhail Pogosyan, mengatakan lima unit prototipe T-50 yang sudah berhasil dalam proses uji coba, telah memotivasi para desainernya untuk mempercepat proses produksi sekaligus menutup kesenjangan dengan Amerika Serikat (F-22). F-22 Raptor sendiri telah lama digunakan oleh Angkatan Udara AS, F-22 juga dianggap sebagai pesawat tempur tercanggih saat ini.


Menurut para desainer, T-50 merupakan perwujudan pesawat tempur Rusia yang menggunakan teknologi baru. Sejumlah desain inovatif telah diimplementasikan ke dalam mesin, termasuk teknologi siluman, lapisan dan material konstruksi baru, artificial intelligence, element base, yang menjadikan pesawat tempur Rusia memiliki teknologi baru secara kualitatif.


Bahan plastik karbon polimer juga diterapkan untuk T-50. Beratnya 50 persen lebih ringan dari aluminium. Bahan inilah yang menjadi 70 persen bahan yang digunakan pada permukaan T-50. Bobot T-50 juga telah direduksi hingga menjadi hanya seperempat dari pesawat tempur yang terbuat dari bahan konvensional, ini memungkinkan para desainer untuk menambah muatan tempur (peralatan dan persenjataan) T-50.


Biro Desain Sukhoi menggarisbawahi kemampuan radar, visibilitas optik dan inframerah yang belum pernah diterapkan sebelumnya. Area refleksi efektif T-50 berjumlah 0,5 meter persegi, sedangkan pendahulunya Su-30, memiliki area refleksi efektif sebesar 20 meter persegi. Ini berarti bahwa Su-30 akan muncul pada layar radar sebagai benda logam 5x4 meter, sedangkan refleksi T-50 hanya akan 1/40-nya saja dari Su-30, sehingga jauh lebih sulit untuk dideteksi. Ditambah lagi dengan kemampuan manuvernya yang luar biasa yang telah menjadi ciri khas pesawat-pesawat tempur Sukhoi selama ini.


Selain itu, T-50 sudah memenuhi persyaratan utama untuk pesawat tempur modern -intelektualisasi tingkat tinggi. Radarnya, dilengkapi dengan active electronically-scanned array (AESA), bisa "melihat" segala sesuatu di udara atau di darat pada jarak ratusan kilometer. Radar ini juga dapat melacak target udara dan darat secara bersamaan, sekaligus terus mengancamnya pada garis bidik senjata/rudal.




Sukhoi T-50
Sukhoi T-50
Beberapa lusin sensor juga melekat di beberapa bagian dari lambung pesawat generasi kelima ini, yang tidak hanya berguna untuk memonitor sekitar, tetapi juga digunakan untuk pertukaran data secara real time dengan operator di darat dan udara pada saat yang bersamaan. Fitur "E-pilot" T-50 akan terus menganalisis situasi, memberikan opsi untuk tindakan pilot. Pilot akan menerima data penerbangan dan data tempur sebagian besar dalam bentuk simbol-simbol dan tanda-tanda, sehingga lebih mudah untuk diproses dan secara substansial mengurangi "tekanan" pada pilot, untuk memungkinkan si pilot agar tetap fokus pada misi taktisnya.

T-50 mampu lepas landas dan mendarat di landasan pacu yang hanya sepanjang 300-400 meter. Ke depan, kemampuan inilah yang akan menjadi dasar pengembangan versi T-50 untuk Angkatan Laut Rusia. Senjata dan rudal T-50 akan disimpan seluruhnya di dalam kompartemen internal (internal weapon bay) agar tidak merusak fitur silumannya. Menurut beberapa pernyataan, kompartemen senjata T-50 tersebut mampu membawa hingga delapan rudal udara ke udara R-77 atau dua bom udara pandu berbobot 1500 kg. Selain itu, T-50 juga bisa membawa dua rudal jarak jauh, ini untuk menghadapi pertempuran dengan target terletak sejauh 400 km.


India ikut andil dalam pengembangan pesawat tempur generasi kelima ini, karena program yang sarat teknologi tinggi ini dinilai sangat menjanjikan bagi India. New Delhi setidaknya telah mengalokasikan hampir US$ 25 miliar untuk pengembangannya dan berharap versi T-50 untuk India** akan selesai pada tahun 2018. Militer Rusia sendiri mengharapkan serial produksi untuk pesawat ini sudah akan diterima secepatnya pada tahun ini, dan berencana untuk melakukan pembelian awal sebanyak 70 unit.







Sumber : Artileri

Angkasa Pura Serahkan Bandara Polonia Medan Ke TNI AU

KUALANAMU-(IDB) : PT Angkasa Pura 2 akan menyerahkan berbagai aset di Bandar Udara Polonia Medan ke pihak TNI Angkatan Udara terkait akan dioperasionalkannya Bandara Kualanamu.

"Rencananya, serah terimanya dilaksanakan pada Selasa, 23 Juli," kata Direktur Keuangan PT Angkasa Pura 2 Laurensius Manurung di Bandara Kualanamu, Kamis (18/7/2013)

Menurut Laurensius, terkait dioperasionalkannya Bandara Kualanamu, pihaknya akan membawa berbagai aset bergerak untuk keperluan bandara baru tersebut.

Ia mencontohkan mebeler, peralatan kantor, kendaraan, dan berbagai aset bergerak lainnya yang selama ini dipergunakan di Bandara Polonia.

Sedangkan benda tidak bergerak tetap berada di lokasi lama dan akan diserahkan ke TNI Angkatan Udara (AU) untuk keperluan instansi pertahanan negara itu.

"Aset bergerak dibawa, sedangkan yang tidak bergerak tidak dibawa," katanya.

Ia mengatakan aset tidak bergerak yang akan diserahkan ke TNI-AU tersebut berupa terminal kedatangan dan keberangkatan, apron, menara, dan berbagai ruangan di Bandara Polonia.

Penyerahan ke TNI-Au tersebut bersifat pinjam pakai hingga adanya kebijakan proses pengalihan secara permanen dari pemerintah.

Meski berbagai aset tersebut diserahterimakan ke TNI-AU, tidak ada ganti rugi yang diterima Angkasa Pura 2.

"Pinjam pakai itu berlangsung dua tahun, sedangkan pengalihan permanennya tergantung pemerintah," katanya.







Sumber : Bisnis

Kompolnas Ajukan Nama Calon Kapolri Akhir Bulan ini

JAKARTA-(IDB) : Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) akan menyerahkan nama calon Kapolri kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada akhir Juli 2013.

Komisioner Kompolnas Hamidah Abdurrachman kepada wartawan di Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (17/7), menyatakan terdapat sembilan nama calon Kapolri yang sudah dikantongi Kompolnas, tiga di antaranya jenderal berbintang tiga sedangkan enam lainnya jenderal bintang dua.


"Target kami akhir Juli 2013 untuk menggodok nama calon Kapolri yang akan diserahkan ke Presiden. Jika merujuk pada pernyataan juru bicara istana kalau Presiden akan mengumumkan nama Kapolri yang baru pengganti Jenderal Timur Pradopo pada Agustus, kami targetkan finalisasi penentuan nama-nama calon Kapolri akan selesai hingga bulan ini," ungkap Hamidah.


Lambatnya finalisasi penetapan nama calon Kapolri itu, lanjut Hamidah, disebabkan tertundanya rapat pleno karena kesibukan komisioner Kompolnas. "Pada finalnya, kami akan mengerucutkan nama-nama calon Kapolri itu. Namun, itu juga tergantung hasil rapat pleno, apakah sembilan nama itu akan diserahkan ke Presiden atau akan dikecurutkan terlebih dahulu," katanya.


"Saat ini kami belum mengerucutkan nama-nama itu karena komisioner Kompolnas selalu tidak lengkap. Seperti sekarang, ketika mau dilakukan rapat pleno beberapa komisioner bertugas di luar daerah dan ada yang ke luar negeri.


Dari sembilan calon Kapolri tersebut, tiga di antaranya jenderal bintang tiga yakni, Kabareskrim Polri Komisaris Jenderal Sutarman, Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian (Kalemdikpol) Komjen Budi Gunawan, dan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Anang Iskandar.


"Ketiga jenderal bintang tiga ini pasti akan menjadi nominator sebab syaratnya memang harus berpangkat Komjen. Kami sudah bertemu dan bertatap muka dengan mereka dan ketiganya memang layak karena sudah bintang tiga dan tentu dari aspek pengetahuan, wawasan, kemampuan dan kepribadian mereka sangat layak untuk jadi Kapolri," ujar Hamidah.


Namun, calon dari jenderal bintang dua juga bisa menjadi nominator calon Kapolri sebab penetapannya adalah penggantian Wakapolri. "Tidak menutup kemungkinan jenderal bintang dua juga bisa menjadi nominator sebab penetapannya memang penggantian Wakapolri. Pengganti Wakapolri itu berasal dari bintang dua dan otomatis akan naik menjadi bintang tiga sehingga dia juga sebagai nominator calon Kapolri," katanya.


"Namun, keputusan finalnya ada di tangan Presiden dan kami (Kompolnas) hanya sebatas menyerahkan nama," ungkap Hamidah.


Kompolnas juga telah menghimpun tanggapan masyarakat terkait nama-nama calon Kapolri tersebut. "Sudah banyak respons masyarakat masuk melalui email ke Kompolnas namun hal itu baru akan dibicarakan pada rapat pleno," kata Hamidah. 







 Sumber : Metrotvnews

Indonesia Mampu Tanggalkan Citra Keterpurukan

JAKARTA-(IDB) : Indonesia saat ini memiliki citra dan posisi yang berbeda dalam percaturan internasional dibandingkan beberapa dekade terakhir. Indonesia telah mampu menanggalkan citra keterpurukan dan instabilitas serta citra konflik yang dulu pernah membara di mana-mana. 
 
Demikian amanat tertulis Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, yang dibacakan Asisten Teritorial (Aster) Panglima TNI, Mayjen TNI Dr. S. Widjonarko saat bertindak sebagai inspektur upacara bendera 17-an, di Lapangan Upacara Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Rabu (17/7). 


Menurut Panglima TNI, Indonesia patut bersyukur atas pencapaian pembangunan nasional karena menunjukkan hasil yang positif. Ia juga mengatakan kemajuan pembangunan ekonomi telah mendorong terwujudnya harapan besar terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat sehingga menjadi lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. 

Panglima TNI mengingatkan bahwa sebagai komponen utama pertahanan dan keamanan negara, TNI masih harus dihadapkan kepada tantangan yang tidak ringan dan semakin kompleks, khususnya di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara. Hal ini akibat adanya potensi konflik yang disebabkan oleh benturan kepentingan ataupun rivalitas antara kekuatan-kekuatan besar di kawasan tersebut






Sumber : Jurnas