Pages

Rabu, Juni 19, 2013

Wamenhan Lakukan Peletakan Lunas Kapal LST Ke-3 pesanan TNI AL

LAMPUNG-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan RI (Wamenhan) Letjen (Purn) Sjafrie Syamsuddin melaksanakan acara Keel Laying (Peletakan Lunas Kapal) pembangunan Kapal Angkut Tank-3 TNI Angkatan Laut di galangan kapal Srengsem Panjang, Bandar Lampung, Selasa (18/6).

Dalam acara tersebut Wamenhan didampingi Asrenum Panglima TNI Laksamana Madya Among Margono dan pejabat Kemenhan serta Pejabat Mabes TNI, Mabes TNI Angkatan Darat, Mabes TNI Angkatan Laut, Kasarmabar Laksma TNI M. Atok Urrahman, Komandan Lanal Lampung Kolonel Laut (E) Ir. Fery Sidjaja, Forkopinda Lampung dan pejabat TNI-Polri yang ada di wilayah Lampung.


Acara Keel Laying di tandai dengan penekanan tombol bersama tanda dimulainya kegiatan peletakan lunas oleh Wamenhan Letjen (Purn) Sjafrie Syamsuddin, Aslog Kasal Laksda TNI Sru Handayanto dan Waaslog Kasad Brigjen TNI Bayu Purwiyono.


Dalam sambutannya Wamenhan mengatakan, kapal angkut tank ketiga yang dibangun di dalam negeri ini, memiliki kekhususan yang tidak dimiliki kedua generasi kapal angkut tank sebelumnya karena kapal ini diproyeksikan untuk mampu mengangkut 10 unit main batlle tank TNI Angkatan Darat beserta dua kendaraan pendukung.


Peletakan Keel  pada saat kapal akan dibangun merupakan peristiwa penting dalam konstruksi kapal, sehingga acara tersebut sering ditandai dengan upacara dan merupakan Fase awal dari semua kegiatan yang signifikan. 

Lunas atau Keel terletak di tengah kapal dari haluan ke buritan dan berfungsi sebagai dasar atau tulang belakang struktur lambung dan member kontribusi besar pada kekuatan longitudinal dan loading efektif local pada saat docking.

Selanjutnya, untuk tahapan-tahapan dalam pembangunan sebuah kapal dimulai dari kegiatan Steel Cutting, Keel Laying, Engine Loading, Launching, Uji coba dan diakhiri dengan penyerahan.


Dengan dibangunnya kapal tersebut, membuktikan bahwa industri pertahan dalam negeri Indonesia telah mampu terlibat dalam teknologi militer dan dengan kemandirian Industri Strategis dalam negeri dapat berbicara di tingkat kawasan. 






Sumber : Koarmbar

Pesawat SU-35 Lawan Sepadan F-35 AS

Sukhoi Su-35 PARIS-(IDB) : Sukhoi Su-35 (Sebutan NATO : Flanker E), adalah versi terbaru dari pesawat tempur super manuver multiguna buatan Rusia yang telah menunjukkan kemampuannya yang menakjubkan di hari pertamanya saat pameran penerbangan Paris Air Show ke-50 di Le Bourget, Paris, Prancis.

Dalam video, pesawat tempur generasi 4++ ini mempertunjukkan beberapa manuver yang bisa dikatakan hampir mustahil dilakukan, sekaligus mendemonstrasikan handling authority kecepatan rendah yang menakjubkan.






Ok, itu memang bukan pesawat siluman (namun banyak sumber mengatakan Su-35 bisa mendeteksi pesawat siluman seperti F-35 pada jarak lebih dari 90 kilometer), tetapi sekali saja Su-35 terlibat dalam pertempuran udara dalam jarak visual (WVR), Su-35 akan dengan mudah bermanuver untuk mengarahkan "hidung" dan senjatanya ke arah manapun untuk menemukan posisi yang tepat untuk "membunuh".

 

Beberapa minggu lalu, banyak yang terkesan dengan sebuah uji coba penerbangan yang dilakukan oleh F-35 JSF. Dalam video itu F-35 memeragakan manuver serangan sudut tinggi (AOA).


Bill Flynn, pilot uji coba Lockheed Martin yang bertanggung jawab untuk kegiatan ekspansi penerbangan untuk JSF baru-baru ini mengatakan bahwa semua varian Joint Strike Fighter (3 varian) akan memiliki kinerja kinematik yang lebih baik dari pesawat tempur generasi kempat, termasuk Eurofighter Typhoon dan Boeing F/A A-18-E/ F Super Hornet.





Manuver F-35 yang ditampilkan dalam video tampaknya biasa saja  Berbeda sekali dengan Sukhoi Su-35 yang sangat mengesankan.
Sumber : Artileri

Pindad Genjot Produksi Panser Anoa

BANDUNG-(IDB) : Setelah TNI memesan 150 panser Anoa produksi Pindad pada tahun 2008, pabrik persenjataan di Bandung, Jawa Barat yang sudah berstatus BUMN  itu seperti  mendapat pasokan darah segar. Jumlah total dana yang dikucurkan pemerintah untuk membeli 150 unit panser Anoa melebihi Rp 1 trilliun sehingga operasional produksi Anoa pun berjalan lancar.

Tidak hanya merampungkan 150 unit panser Anoa, para teknisi senjata Pindad saat ini juga sedang menggeber produksinya demi memenuhi pesanan TNI yang jumlah totalnya  ( termasuk pesanan 150 unit pertama) , mencapai lebih dari 300 unit.  Anoa yang sudah dioperasikan bahkan ada yang dikirim ke Lebanon guna mendukung tugas Pasukan Perdamaian PBB Indonesia, Satgas Indo FPC TNI Konga XXVI-D2/UNIFIL.

‘’Sebanyak 150 Anoa, saat itu dipesan langsung oleh Bapak Wapres Yusuf Kalla. Itu merupakan kejutan sekaligus tantangan karena Pindad belum memiliki pengalaman memproduksi panser. Tapi berkat kerja keras Pindad akhirnya berhasil mewujudkan panser yang dipesan oleh pemerintah,’’ papar Tuning Rudyati, Kepala Departemen Humas dan Hukum Pindad kepada Angkasa di Pindad, Bandung, Jawa Barat (14/6). ‘’Saat ini kami sedang bekerja keras untuk memenuhi pesanan Anoa dari TNI dan juga Malaysia. Dengan kemampuan Pindad memproduksi  sebanyak 80 unit Anoa per tahun, kami yakin pesanan dari para konsumen bisa dipenuhi,’’ tambah Tuning.


Selain panser Anoa, Pindad juga memproduksi kendaraan taktis (rantis) Komodo hasil rancangan tahun 2011. Rantis yang sudah dicoba ini memiliki sejumlah kemampuan seperti  lincah bergerak di medan berlumpur, berpasir, jalur terjal dengan tanjakkan 31 derajat dan kemiringan 17 derajat  serta kemampuan jelajah hingga 450 km.







Sumber : Angkasa

Dua Kapal Perang TNI AL Dan TLDM Laksanakan Patkor Di Selat Malaka

BELAWAN-(IDB) : TNI Angkatan Laut dan Tentara Laut Diraja Malaysia kembali menggelar operasi pengamanan di Perairan Selat Malaka dengan sandi Patroli Terkoordinasi Malaysia-Indonesia (Patkor Malindo) 2013 yang diawali dengan kedatangan dua kapal perang dari Malaysia pada tanggal 17 Juni 2013 di Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) I Belawan, Sumatera Utara.

Patkor Malindo yang digelar Gugus Keamanan Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (Guskamlaarmabar) dengan Komandan Laksamana Pertama (Laksma) Arusukmono, merupakan operasi pengamanan di perairan Selat Malaka yang melibatkan dua kapal perang dan pesawat udara TNI Angkatan Laut serta dua kapal perang Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM).
  
Patroli Terkoordinasi tersebut, dilaksanakan di wilayah perairan masing-masing negara secara terkoordinasi. Unsur  Kapal Perang TNI Angkatan Laut tersebut yaitu KRI Viper-820 dan KRI Sikuda-863, sedangkan unsur Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) yaitu KD Handalan-3512 danKD Ganyang-3504.


Kegiatan operasi pengamanan Selat Malaka Indonesia-Malaysia itu merupakan yang ke-120 kali. Patkor Malindo digelar sepanjang tahun secara bertahap sebanyak empat kali dalam kurun waktu yang telah ditetapkan bersama oleh angkatan laut kedua negara.


Pengamanan perairan Selat Malaka yang ramai dilalui kapal niaga dan kapal perang  selama ini dilakukan oleh tiga negara pantai, yakni Indonesia, Malaysia dan Singapura. Operasi terkoordinasi bersama antartiga negara pantai itu dilakukan, baik secara bilateral maupun trilateral.


Patroli koordinasi yang dilakukan secara bilateral yaitu Indonesia-Malaysia (Patkor Malindo), Indonesia-Singapura (Patkor Indosin). Sedangkan patroli koordinasi secara trilateral yakni Malaysia, Singapura dan Indonesia dikenal dengan Patkor Malsindo.








Sumber : Koarmabar

Menhan Terima Kunjungan Kehormatan Menhan Papua Nugini

JAKARTA-(IDB)Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro hari ini menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan Papua Nugini (PNG), Fabian Pok di kantor Kementerian Pertahanan. Pertemuan diawali dengan upacara jajar kehormatan.

Pertemuan tersebut membahas peningkatan hubungan kerja sama di bidang pertahanan yang sudah terjalin dengan baik. Perjanjian kerja sama pertahanan kedua negara telah ditandatangani dalam bentuk Defence Cooperation Agreement (DCA) saat kunjungan kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 12 Maret 2010 di Port Moresby PNG.

"Kerja sama pertahanan yang telah dilaksanakan sampai saat ini adalah Joint Border Patrol, saling kunjung personel Angkatan Bersenjata serta kerja sama dalam bidang pendidikan dan pelatihan," kata Menhan Purnomo Yusgiantoro seperti dikutip Antara, Selasa (18/6).

Menurut Purnomo, kedua negara akan membahas kemungkinan kerja sama yang lebih luas di bidang Industri pertahanan Indonesia dan PNG. Saat ini telah mempunyai kerja sama pertahanan di bidang Alutsista dengan dihibahkannya enam pucuk meriam milik TNI kepada Angkatan Bersenjata PNG pada 9 Desember 2011.

Penyerahan secara resmi dilaksanakan di sela-sela acara Bali Democracy Forum dari Menhan RI kepada Pemerintah PNG yang diwakili Menlu Mr. Ano Palo.

Kunjungan Menhan Papua Niugini itu merupakan rangkaian kunjungan pejabat tinggi negara tersebut ke Indonesia yang diawali dengan kunjungan Perdana Menteri PNG Peter Charles Paire O'Neill kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Istana Negara, pada Senin (17/6) kemarin.

Dalam pertemuan itu juga dilakukan kerja sama Angkatan Bersenjata PNG dengan Industri Pertahanan Indonesia, antara lain dalam hal akuisisi senjata perorangan, produk PT Pindad, pemeliharaan pesawat udara dan pengadaan perlengkapan perorangan produk PT Sritex Indonesia.

Papua Nugini Ingin Beli Alutsista Dari Indonesia

Menteri Pertahanan Papua Nugini (PNG), Fabian Pok, tertarik lakukan kerja sama dengan Indonesia di bidang pertahanan, khususnya dalam pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista).
 
"Industri pertahanan Indonesia sedang berkembang. Kami tertarik membuat kerja sama. Kami butuh alutsista yang berhubungan dengan laut karena banyak kasus illegal logging dan illegal fishing yang diangkut lewat laut," kata Menhan PNG usai melakukan kunjungan kehormatan ke Kantor Kementerian Pertahanan (Kemhan), Jakarta, Selasa (18/6).

Dijelaskan, saat ini sudah banyak kasus perdagangan orang atau human traficking lintas perbatasan darat. Oleh sebab itu kerjasama di bidang pertahanan dan pengadaan alutsista antar kedua negara sangat dibutuhkan.

Di tempat yang sama, Menhan RI Purnomo Yusgiantoro, menuturkan, dalam pertemuan singkat antara dirinya dengan Menhan PNG, dibicarakan tentang peningkatan kerja sama di bidang pertahanan.

Dalam pertemuan kehormatan tersebut juga disinggung terkait masalah perbatasan dua negara. Kedepannya, berbagai permasalahan yang berhubungan dengan perbatasan, diharapkan dapat terselesaikan dengan baik.

"Bila ada permasalahan perbatasan antara kedua negara, kita bisa duduk bersama untuk menyelesaikannya," kata Purnomo. 







Sumber : Merdeka