Pages

Selasa, Juni 11, 2013

Berita Foto : Latgama Malindo 2013

MEDAN-(IDB) : Prajurit Angkatan Tentera Malaysia melakuan penerjunan Free Fall di atas Kota Medan pada Latihan Gabungan Bersama Malaysia-Indonesia (Latgabma Malindo) Darat Samudera Angkasa.



(Darsasa)-8AB/2013 di Medan, Sumut, Senin (10/6). Latihan yang diikuti prajurit TNI dan Angkatan Tentera Malaysia tersebut sebagai upaya penanggulangan teror yang dapat mengganggu stabilitas keamanan wilayah Malaysia dan Indonesia.






Sumber : Metrotvnews

Roket Dan UAV Produk AnakBangsa Akan Dipamerkan

JAKARTA-(IDB) : Putra-putri Indonesia sudah mampu membuat produk-produk canggih seperti roket ringan, pesawat tanpa awak dan satelit. Rencananya produk-produk itu akan mulai diluncurkan akhir bulan ini.

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta menyebutkan, beberapa ahli di lembaga negara dan BUMN telah memampu menciptakan produk canggih tersebut, dan dinilai tak kalah dengan negara-negara lain.

"Saya berharap ini kita mau memperingati Harteknas (Hari Kebangkitan Teknologi Nasional), cuma launching-nya bulan Juni. Nanti saya akan tampilkan juga. Roket, satelit, kemudian pesawat tanpa awak. Itu kita akan tonjolkan, kita juga bisa buat itu," kata Gusti saat ditemui di Gedung Badan Standarisasi Nasional, Jakarta, Selasa (11/6/2013).

Gusti menambahkan, ketiga produk tersebut akan dipamerkan dan diluncurkan pada tanggal 22 Juni di Monumen Nasional (Monas), dan berlanjut di acara Resmi Hari Kebangkitan Teknologi Nasional pada tanggal 29 Agustus hingga 1 September 2013 nanti di Taman Mini Indonesia Indah.

"Puncaknya sekitar tanggal 30 Agustus, nanti Pak Presiden yang berikan sambutan," katanya.

Dikatakan Gusti, gelaran ini dilakukan setiap 1 tahun sekali. Setiap tahunnya, ada produk-produk teknologi baru yang termasuk ke dalam 7 fokus Kementerian ristek yakni pertanian dan ketahanan pangan, energi baru dan terbarukan, teknologi informasi dan komunikasi, kesehatan dan obat-obatan, hankam, transportasi, material maju.

"Tahun kemarin kan mobil listrik. Tahun ini roket, satelit dan pesawat tanpa awak. Itu buatan kita, PT DI (Dirgantara Indonesia) BPPT, Lapan," katanya.







Sumber : Detik

Lima Negara Asean Minat Beli CN-295

JAKARTA-(IDB) Wakil Menteri Pertahanan Letnan Jenderal (Purnawirawan) Sjafrie Sjamsoeddin, mengatakan lima negara tetangga di Asia Tenggara berminat membeli pesawat angkut produksi Indonesia, CN-295. Kelima negara itu adalah, Filipina, Vietnam, Myanmar, Thailand, dan Malaysia.

"Ini hasil dari 'roadshow' kami ke enam negara termasuk Brunei Darussalam beberapa waktu lalu. Kami sengaja pamerkan dan pasarkan CN-295," kata Sjafrie dalam jumpa pers di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa, 11 Juni 2013.

Sebelumnya, sepanjang 21-31 Mei lalu, Sjafrie bersama beberapa pejabat Kementerian Pertahanan dan Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia, Budi Santoso, berkunjung ke enam negara ASEAN untuk mempromosikan pesawat CN-295.

Untuk membuktikan kekuatan pesawat kebanggaan Tanah Air itu, Sjafrie dan Budi tak ragu menumpang CN-295. Dalam lawatan ini, pesawat CN-295 mempertontonkan kemampuan terbang melalui 'Joy-Flight'. Sjafrie bercerita, perwakilan enam negara begitu antusias menyaksikan pameran pesawat CN-295.

Bahkan, hampir semua Kepala Staf Angkatan Udara hadir saat kunjungan kemarin. Sebenarnya, Sjafrie melanjutkan, Brunei Darussalam juga tertarik memesan CN-295. "Tapi Brunei meminta Indonesia 'demo flight' lagi saat pameran pertahanan mereka beberapa waktu mendatang," kata dia.

Sjafrie mengklaim keenam negara sangat tertarik dengan kemampuan yang dimiliki CN-295. Antara lain, mampu lepas landas dan mendarat pada landasan pendek sekitar 650 meter. Bahkan, pesawat itu mampu mendarat hanya melalui media lapangan rumput.

Kelebihan lain, pesawat ini mampu terbang non-stop selama sembilan jam. Pesawat ini juga punya sistem auto-pilot. "Pesawat CN-295 bisa multi fungsi, bisa angkut 50 personel atau bisa angkut barang dua unit mobil sedan," ucapnya.

Keunggulan paling utama, CN-295 lebih murah ketimbang kompetitornya. Satu unit CN-295 bisa ditebus dengan harga US$ 30 juta atau sekitar Rp 300 miliar, sementara pesawat sejenis lain paling murah berharga US$ 50 juta atau sekitar Rp 450 miliar.

Pengakuan kehebatan CN-295 bukan saja datang dari Sjafrie dan enam negara tetangga saja. Pihak TNI, selaku pengguna pertama CN-295 juga mengakui kehebatan produk dalam negeri ini.

Menurut Kepala Staf Umum TNI, Marsekal Madya Boy Syahril Qamar, pesawat CN-295 sudah punya sistem avionik yang baru. Sehingga lebih mudah dikemudikan oleh operator mana pun, khusunya TNI AU. "Kekuatan mesin juga jauh lebih besar dari pendahulunya (CN-235)," kata Boy.

Terpenting, pesawat ini multi fungsi. Bisa mengangkut barang dan orang, baik untuk misi militer maupun kemanusiaan. Selain itu pesawat CN-295 juga bisa digunakan untuk operasional pengamanan wilayah perairan. 






Sumber  : Tempo

Rudal Canggih AS Javelin Cocok Ditempatkan Diperbatasan

JAKARTA-(IDB) : Ketua Komisi I DPR, TB Hasanudin, mengatakan pembelian Javelin, peluncur rudal anti-tank (ATGM) canggih buatan Amerika Serikat sudah tepat. Ini sesuai kebutuhan TNI AD.

"Sistem pertahanan darat anti tank kita sudah usang. Ini berbahaya bagi perbatasan antar negara. Javelin cocok untuk ditempatkan di perbatasan," katanya saat ditemui di gedung DPR, Jakarta, Selasa, 11 Juni 2013.

Lebih lanjut Hasanudin menjelaskan, senjata anti tank Indonesia sangat terbatas. Pembelian ini sangat penting untuk peremajaan dan penjagaan kedaulatan di perbatasan Indonesia.

"Untuk jenis anti tank kita terakhir beli pada tahun 80-an. Sisanya lebih tua lagi. Sudah tidak efektif untuk digunakan. Bahkan sudah banyak yang tak bisa dioperasikan," katanya.

Saat ditanya berapa besar anggaran yang disiapkan, ia mengaku lupa. Ia memastikan pembelian ini sudah dianggarkan dan siap direalisasikan.

TNI telah memesan 25 alat pembidik dan 189 rudal anti tank Javelin. Javelin dibuat perusahaan Raytheon dan Lockheed Martin dari Amerika.
Beli Rudal Javelin Buatan AS, TNI Gandeng Pindad
Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan memborong Javelin, peluncur rudal anti-tank (ATGM) canggih buatan Amerika Serikat. Dalam pembelian ini disepakati adanya transfer teknologi bagi industri teknologi tanah air. Untuk itu, TNI akan menggandeng PT. Pindad.

Ketua Komisi I, TB Hasanuddin, Selasa 11 Juni 2013, di DPR mengatakan, PT Pindad diplih sebagai industri strategis yang sejak lama fokus pada pembuatan senjata. Perusahaan ini, katanya, sudah memiliki dasar pembuatan senjata.

"Tinggal komponen lain seperti teknologi laser seperti blue laser, green laser, infra red yang bisa membantu ketepatan serangan," kata TB Hasanuddin.

Menurutnya, masih banyak teknologi lain dari roket ini yang harus dipelajari. Terutama generasai ketiga seperti Javelin. Dia menjelaskan, untuk generasi pertama roket anti tank sangat tidak efisien. "Kalau tank bergerak saat di tembakkan akurasinya kurang sekali," jelasnya.

Untuk generasi kedua dengan menggunakan sistem kawat lontar akurasinya sudah lumayan cukup baik, namun efektivitasnya kurang memadai. Selain itu bebannya terlalu berat, sehingga sulit untuk dioperasikan saat perang terbuka.

"Javelin masuk generasi ketiga untuk jenis senjata anti tank. Ini terbaik dikelasnya, akurat, ringan dan efisien saat diopersikan. Ke depan kita mau Pindad juga bisa membuatnya. Maka itu digandeng dalam pembelian," kata politikus PDI Perjuangan itu.

Rudal anti-tank Javelin buatan perusahaan Raytheon dan Lockheed Martin sudah menjadi bagian penting dari tentara Amerika Serikat. Senjata ini telah digunakan oleh tentara AS dan Australia pada perang di Irak, Maret dan April 2003 lalu. Rudal ini juga digunakan di Afganistan. Lebih dari 2.000 rudal Javelin telah ditembakkan AS dan tentara koalisi.

Negara lainnya yang telah menggunakan rudal ini adalah Inggris, Taiwan, Lithuania, Yordania, Australia, Selandia Baru, Norwegia, dan Irlandia.  







Sumber : Vivanews

Kehandalan Rudal Anti Tank Javelin

JAKARTA-(IDB) : Sistem persenjataan Tentara Nasional Indonesia memang harus terus diremajakan, jika tidak ingin ketinggalan dengan sejumlah negara tetangga. Setelah membeli sejumlah peralatan tempur, kali ini TNI membeli sejumlah peluncur rudal anti-tank (ATGM) canggih asal Amerika Serikat. Namanya Javelin. Ini bagian dari upaya untuk memodernisasi alutsista.
 
Pembelian peluncur rudal itu disampaikan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, usai rapat tertutup rencana kerja pemerintah bersama Panglima TNI dan Komisi I DPR RI, Senin 10 Juni 2013 di Jakarta. Pembelian itu, kata Purnomo, demi melengkapi alutsita Angkatan Darat Indonesia. "Ini masih rencana dan pembahasan," kata Purnomo.

Meski masih rencana, anti-tank baru itu  sudah dipamerkan dan diperagakan penggunaannya usai pembukaan latihan gabungan Garuda Shield TNI Angkatan Darat dengan Tentara AS di Pasifik (USARPAC), yang digelar Senin 10 Juni 2013.

Sejumlah anggota DPR yang membidangi masalah pertahanan dan dimintai komentarnya soal pembelian ini, belum mau bicara banyak. "Belum kami bahas detail. Kami baru bicara Apache. Lagipula belum ada di Renstra (Rencana dan Strategis DPR), " kata anggota Komisi I DPR, yang juga politisi PDI Perjuangan, TB Hasanuddin.

Belakangan ini pemerintah memang sedang getol meremajakan alutsista yang dianggap sudah tua dan ketinggalan. Terutama ketinggalan dari sisi teknologi. Salah satu alasan mengapa Indonesia memilih alutsista hasil pabrik Amerika Serikat adalalh teknologi. "Saat ini, industri senjata kita masih belum mampu memproduksi senjata anti-tank seperti ini," katanya.

Dia menilai bahwa pembelian ini akan sesuai dengan Peraturan Menteri Pertahanan nomor 34 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Alutsista TNI di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan TNI. Di Pasal 38 Permen Pertahanan ini tercantum syarat pengadaan alutsista adalah alih teknologi.

Menurut Purnomo, dengan pembelian Javelin itu justru akan ada transfer teknologi senjata anti-tank.  Dia menambahkan, transfer teknologi ini nantinya akan berdampak pada industri persenjataan Indonesia. "Ini akan memacu percepatan di sektor industri pertahanan."

Javelin
 
Letnan Satu TNI Bonny Octavian sempat memperagakan penggunaan Javelin pada latihan gabungan Garuda Shield TNI Angkatan Darat dengan Tentara AS di Pasifik (USARPAC). Dia mengatakan, jarak tembak rudal ini mencapai 2,5 kilometer. Javelin ini dilengkapi dengan pelacak canggih yang mampu mengunci dan menembak sasaran yang bergerak dengan daya ledak luar biasa. "Waktu reload rudal ini cukup cepat, yaitu 40 detik saja," kata Bonny.

Bonny mengungkapkan, TNI telah memesan 25 alat pembidik dan 189 rudal anti-tank Javelin buatan perusahaan Raytheon dan Lockheed Martin ini. Namun senjata ini masih dalam tahap produksi dan belum dikirim.

Selain canggih, alat ini sangat ringan dan dapat ditempatkan di bahu penyerang. Menurut laman Inetres.com, rudal Javelin berbobot 11,8 kilogram sementara alat pembidik dan peluncur hanya 6,4 kilogram. "Selain canggih, senjata ini juga simpel dan ringan," kata Bonny.

Senjata ini telah dikembangkan sejak tahun 1989 oleh perusahaan Raytheon dan Lockheed Martin dengan nama proyek Javelin Joint Venture. Produksinya sendiri dimulai tahun 1994 dan dikirimkan ke barak militer di Fort Benning, Georgia pada tahun 1996.

Laman army-technology.com menuliskan, Javelin digunakan tentara AS dan Australia pada perang di Irak antara Maret dan April 2003. Saat ini, senjata ini digunakan di Afganistan. Lebih dari 2.000 rudal Javelin telah ditembakkan AS dan tentara koalisi di negara ini.

Negara asing pertama pembeli Javelin adalah Inggris pada Januari 2003 dengan pemesanan awal sebanyak 18 peluncur dan 144 rudal. Negara lainnya yang telah menggunakan ini adalah Taiwan, Lithuania, Yordania, Australia, Selandia Baru, Norwegia, dan Irlandia. Beberapa negara lain tengah mengantre untuk mendapatkannya. Inetres.com memaparkan bahwa satu buah peluncur dan pelacak Javelin dibanderol US$126.000 atau sekitar Rp1,2 miliar, sementara rudal Javelin satuannya seharga US$78.000, setara Rp756 juta.

Modernisasi alutsista
 
Pada awal 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menekankan pentingnya modernisasi alutsista TNI. Sebab, dalam 20 tahun terakhir Indonesia belum memodernisasi alutsista TNI-nya. Peningkatan modernisasi dan kekuatan TNI ini, kata Presiden SBY, diarahkan agar TNI dapat mendekati postur minimum essential force yang ditetapkan dalam kebijakan dan strategi pertahanan negara. Baik Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Angkatan Darat. "Tentu ini butuh anggaran besar. But it is necessary," katanya.

Demi membangun kekuatan, pemerintah akan mempercepat modernisasi untuk mengejar ketertinggalan dari negara sahabat. SBY tak lupa berpesan pada pimpinan TNI agar dapat melaksanakan modernisasi dan pembangunan kekuatan dengan perencanaan yang baik dan sungguh-sungguh. "Gunakan anggaran yang dialokasikan negara yang jumlahnya cukup besar, cegah terjadinya penyimpangan," tegasnya.

Namun, pengadaan alutsista kerap diwarnai kontroversi. Salah satunya adalah tank Leopard 2A6 bekas asal Belanda. Pada bulan yang sama dengan pernyataan SBY,  Januari 2012, TNI tengah berencana membeli 100 tank bekas itu. Kepala Staf Angkatan Darat saat itu, Jenderal Pramono Edhie Wibowo, menyatakan Leopard cocok untuk kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Leopard 2 ini merupakan tank andalan Jerman pada masa lalu. Tank tempur utama Jerman ini merupakan pengembangan dari Leopard 1, dikembangkan oleh Krauss-Maffei pada awal 1970. Tank ini pertama kali digunakan pada 1979. Dan kini sudah lebih dari 3.480 Leopard 2 telah diproduksi.

Namun, rencana itu justru menimbulkan pro dan kontra. Sebagian kalangan, terutama sejumlah anggota Komisi I DPR, menolak keras rencana itu. Selain harga yang terlalu mahal, tank Leopard yang berbobot lebih dari 60 ton itu dinilai tak cocok dengan medan Indonesia yang bertanah gembur.

Penolakan tak hanya datang dari sejumlah anggota parlemen Indonesia, tapi juga parlemen Belanda. Dengan alasan tidak mau tank-tank itu digunakan untuk pelanggaran HAM oleh Indonesia. Lalu bagaimana dengan nasib Javelin?






Sumber : Vivanews

Helikopter Latih Hughes 300C Milik TNI Jatuh

SEMARANG-(IDB) : Helikopter latih jenis Hughes 300C milik Penerbangan TNI Angkatan Darat (Penerbad) jatuh di taxiway. Belum diketahui penyebabnya. Instruktur dan siswa terluka.

Peristiwa itu terjadi pada pukul 08.30 WIB, Selasa (11/6/2013). Saat kejadian, heli hendak kembali ke hanggar. Namun di taxiway, heli tiba-tiba mengalami crash.

"Lokasi (kecelakaan) di taxiway Charlie," kata Kasipam Lanumad Ahmad Yani Mayor Pnb Tony Syafrudin di Pangkalan Udara Utama TNI AD (Lanumad).

Kondisi saat kejadian dilaporkan cerah. Namun beberapa saat kemudian, hujan turun. TNI masih menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut.

"Instruktur dan siswa terluka, hanya lecet. Dirawat di klinik Lanumad," jelas Tony tanpa menyebutkan nama kedua personel TNI itu.

Pihak TNI melarang siapapun mendekat ke lokasi kecelakaan. Saat ini, proses evakuasi masih berlangsung.






Sumber : Detik

Penutupan Latma TNI Dengan USPACOM

latma-sub
BOGOR-(IDB) : Staf Ahli Panglima TNI Bidang Bantuan Kemanusiaan Mayjen TNI Meris Wiryadi, S.IP. didampingi Deputy Commander Army National Guard US. Army Pacific Major General Gary M. Hara, menutup secara resmi Latihan Bersama Gema Bhakti antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan United States Pasific Command (USPACOM), di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI Sentul Bogor Jawa Barat, Senin (10/6/2013).

Pada kesempatan tersebut, Mayjen TNI Meris Wiryadi mengungkapkan bahwa latihan bersama ini telah menghasilkan perencanaan koordinasi di dalam penanggulangan bencana antara TNI dan USPACOM.  “Hasil latihan ini juga bisa untuk menyempurnakan organisasi yang didapat, baik dari TNI dan USPACOM dalam penanggulangan bencana”, ujarnya.

latma-tengahLatihan Bersama Gema Bhakti tahun 2013 yang telah dilaksanakan selama empat hari (6 s.d. 10 Juni 2013), diikuti 145 personil terdiri dari : 45 personil TNI, 52 personil USPACOM, 15 personil BNPB dan 33 personil Pendukung, dengan materi latihan penanggulangan bencana di kawasan nasional maupun regional, yakni : Fase HA/DR Preparadnes yaitu fase sebelum terjadinya bencana;  Fase setelah 72 jam terjadinya bencana berupa response dari lokal dan nasional serta bantuan lembaga internasional dan Fase setelah 2 minggu terjadinya bencana berupa response akhir tim penanggulangan bencana internasional.

Latihan Gema Bhakti tahun 2013 merupakan bagian dari strategi Pemerintah Indonesia untuk mempersiapkan personil dan material dalam mengantisipasi terjadinya bencana alam di wilayah Indonesia.  Gema Bhakti  adalah latihan bersama antara TNI dengan USPACOM yang direncanakan akan diselenggarakan setiap tahun dalam bidang penanggulangan bencana dimana pada tahun 2013 ini merupakan Latihan Bersama Gema Bhakti yang pertama kali.

latma-tengah-1
Kerjasama latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama, komunikasi, praktik di lapangan dan pembelajaran dari pengalaman, pengembangan rencana operasi terpadu, dan latihan skenario tanggap darurat pada tingkat strategis, operasional dan taktis. Selain itu juga untuk meningkatkan  kerjasama  operasi sipil dan militer di  bidang  penanggulangan bencana  khususnya antara TNI, Kementrian/Lembaga, Badan Nasional Pusat Penanggulangan Bencana (BNPB) dan USPACOM sekaligus untuk mempererat  persahabatan kedua negara.







Sumber : Poskota

Kostrad TNI AD Latma Dengan US Army

JAKARTA-(IDB) : Panglima Divisi Infanteri 1 kostrad Mayjen TNI Daniel Ambat, dan Deputy Commanding General Of Usarpac, Maj Gen Gary Hara, membuka latihan Garuda Shield 2013 di lapangan  madivif 1 kostrad, Cilodong-Depok, latihan Garuda Shield' melibatkan seluruh personel Kostrad dan Angkatan Darat Amerika Serikat berada di wilayah Asia Pasifik (USARPAC).Senin(10/6).

Pangdivif 1 Kostrad   dalam sambutannya mengatakan, latihan bersama Garuda Shield 2013 merupakan salah satu wujud kerjasama latihan militer 2 negara antara personel TNI AD dengan Angkatan Darat Amerika Serikat, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan profesionalitas para peserta latihan tentang berbagai materi dalam rangka   penyelenggaraan  operasi perdamaian dunia,   operasi linud, operasi bantuan sosial dan kemanusian.

oleh karena itu, Pangdivif 1 Kostrad mengatakan, Garuda Shield ke 7 tahun 2013 akan memberikan pemahaman dan keseragaman bagi peserta latihan dalam pelaksanaan sebagai pasukan pemulihan keamanan PBB. Panggdivif 1 kostrad  juga mengharapkan koordinasi dan kerja sama antara personel TNI AD  dan  Angkatan Darat Amerika Serikat akan semakin erat dan kokoh, sehingga terjalin hubungan yang lebih baik dan harmonis yang dilandasi  rasa saling percaya dan menghormati.

Pangdivif 1 Kostrad  juga berpesan agar  dalam pelaksanaan kegiatan tetap melaksanakan protap pengamanan yang sudah melekat di manapun berada, jalin hubungan komunikasi dan kerja sama yang erat dan harmonis antara kedua belah pihak secara  berkelanjutan .

Hadir dalam kegiatan tersebut  Duta besar Amerika untuk Indonesia, Kasdivif 1 Kostrad, para Asisten serta  para perwira TNI  AD dan USARPAC. 






Sumber : TNI AD

Calon Pengganti Panglima TNI

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono akan memasuki pensiun bulan Agustus mendatang. Siapa yang akan dipilih Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menggantikan Agus?

Salah satu syarat Panglima TNI di antaranya adalah kepala staf angkatan. Baik itu darat, laut dan udara. Sejak reformasi memang jatah Panglima diberikan secara bergiliran bukan monopoli TNI AD.

"Pengganti panglima TNI adalah yang menjabat sebagai kepala staf angkatan. Yang menentukan presiden. Tiga-tiganya memenuhi syarat. Menurut saya semuanya cocok, karena sudah menjadi kepala staf angkatan, menurut saya cocok," jelas Agus usai rapat kerja dengan Komisi I DPR, Senin (10/6).

Maka akan ada tiga perwira tinggi yang berpotensi untuk menjadi orang nomor satu di TNI. Uniknya semua adalah lulusan Akademi Angkatan Bersenjata tahun 1981. Masing-masing lulusan terbaik di angkatannya, peraih adhimakayasa. Siapa saja mereka?

Kasad Jenderal TNI Moeldoko

 Kepala Staf TNI AD Jenderal Moeldoko punya kondite bagus di mata DPR. Moeldoko dikenal sebagai jenderal yang intelek dan bisa dialog. Dari segi pengalaman, Moeldoko pun dinilai mumpuni.

Dia punya pengalaman memimpin pasukan dividi I di Kostrad. Pernah juga membawahi teritorial semasa menjadi Panglima Kodam Siliwangi di Jawa Barat dan Panglima Kodam (Pangdam) XII Tanjungpura.

Moeldoko lahir di Kediri, 6 Juli 1957, dia lulusan terbaik Akabri tahun 1981. Dia merintis karirnya di tubuh baret hijau Kostrad. Mulai dari Danyonif 201/Jaya Yudha, Dan Brigif-1 Pengamanan Ibu Kota hingga Pangdivif 1/Kostrad tahun 2010.

Tahun 2011 Moeldoko menjadi Wagub Lemhannas dan Wakasad tahun 2013, mendampingi Jenderal Pramono Edhie Wibowo yang menjabat Kasad. Sebelum dipilih Presiden SBY menjadi orang nomor satu di angkatan darat.

Tinggal masalah nasib. Akankah Panglima TNI kembali dipegang TNI AD?



Kasal Laksamana TNI Marsetio
 
Marsetio merintis karirnya sebagai komandan kapal perang di TNI AL. Dia lulus Akademi Angkatan Laut tahun 1981 dengan predikat Adhimakayasa, atau lulusan terbaik.

Pria kelahiran 3 Desember 1956 ini pernah menjadi Komandan KRI Sultan Thaha Syaifuddin, Komandan KRI Nala. Tahun 1999, dan KRI Akhmad Yani.

Posisi Panglima Komando Lintas Laut Militer dan Panglima Armada Barat pernah disandangnya sebelum menjabat Wakil KSAL dengan pangkat jenderal bintang tiga. Pelaut dengan pengalaman komandan kapal perang dan gugus armada tempur.

Selain mendapat Anugerah Adhi Makayasa, Marsetio, juga lulusan terbaik Seskoal tahun 1996 dan mendapatkan penghargaan Dharma Wiratama, Sesko TNI 2001 serta Lemhanas dengan mendapatkan penghargaan Wibawa Seroja Nugraha KRA 37/2004. Dia juga berhasil menyabet gelar Doktor di bidang Culture Studies di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta dengan judisium Cum Laude.

Dari tubuh TNI AL, sudah dua orang menjadi Panglima TNI. Laksamana Widodo AS dan Laksamana Agus Suhartono. Akankah Marsetio yang ketiga?

Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia
Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia lahir di Tabanan, Bali, 20 Februari 1957. Putu Dunia mencatat sejarah sebagai KSAU pertama yang berasal dari Bali dan beragama Hindu. Putra daerah Tabanan tersebut menggantikan posisi Marsekal Imam Sufaat yang memasuki masa pensiun.

Lulusan AAU 1981 ini meraih Adhi Makayasa. Marsekal Ida Bagus Putu Dunia mengawali kariernya di Wing 300 Kohanudnas, Lanud Iswahjudi, Madiun.

Dia terpilih menjadi penerbang tempur A-4 Skyhawk di Skadron 12 Wing 300, Lanud Pekanbaru, kemudian beralih tugas ke Skuadron Udara 11 di Lanud Hasanuddin, Makassar, sebagai penerbang untuk jenis pesawat sama. Di Lanud Hasanuddin inilah ia sempat menjabat Komandan Skuadron Udara 1, dan beberapa tahun kemudian menjadi Komandan Lanud.

Putu kemudian dipromosikan menjadi Panglima Komando Operasi Sektor Pertahanan Udara Nasional (Pangkosekhanudnas) IV Biak, Papua. Putu juga banyak menjabat komandan pendidikan. Dia pernah menjadi Komandan Sesko TNI AU, Gubernur Akademi Angkatan Udara dan Komandan Sesko TNI hingga menyandang bintang tiga.

Baru satu orang marsekal TNI AU yang pernah menjadi Panglima TNI. Marsekal Djoko Suyanto, yang kini menjadi Menko Polhukam.







Sumber  : Kaskus

Kemhan Usulkan Tambahan Anggaran Pengadaan Apache Dan Hercules

Komisi  I DPR RI dapat menerima penjelasan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro soal pagu indikatif Kemhan Tahun 2014 sebesar Rp 80.497.980.000.000.

JAKARTA-(IDB) : Komisi I DPR RI dapat menerima penjelasan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro soal pagu indikatif Kemhan Tahun 2014 sebesar Rp 80.497.980.000.000 (delapan puluh triliun empat ratus sembilan puluh tujuh miliar sembilan ratus delapan puluh juta rupiah.)

"Komisi I juga dapat menerima usulan tambahan anggaran yang di ajukan Kemhan/TNI sebesar Rp 8.730.522.000.000," ujar Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq, menceritakan hasil raker Komisi I dengan Menhan dan Panglima TNI membahas Perubahan APBN 2013 dan RAPBN 2014 yang dilakukan secara tertutup, Senin (10/6).

Mahfudz pun menjelaskan, pihak Kemhan juga mengajukan tambahan anggaran khusus untuk pengadaan Helikopter Serang Apache beserta persenjataannya dan pesawat Hercules C-130 eks RAAF, Australia sebesar Rp 6 triliun, yang berasal dari dana on top atau pinjaman dari luar negeri.

"Kalau pesawat Hercules itu sendiri dari Australia dalam bentuk hibah, sebanyak enam unit dari Australia. Tapi ini masih akan dibahas secara mendalam dalam rapat terpisah nantinya, jika penggunaan dana on top untuk keperluan hal ini dapat dipenuhi," katanya.

Sementara, untuk rencana pembelian pesawat serbu Apache dari AS oleh TNI AD itu,  kata Mahfudz, nantinya masih perlu didalami juga bersama Kepala Staf TNI AD.

"Soal jumlah berapa unitnya yang akan dibeli, baru atau bekas dan speknya seperti apa saja, dalam rapat tadi belum dibahas. Itu perlu dibahas lanjut nantinya, kalau usulan penggunaan anggaran on topnya disetujui," jelasnya.

Kata Mahfudz, memang sebelumnya secara informal pihak TNI AD berencana membeli pesawat serbu Apache, tetapi terganjal soal sumber pendanaannya. Karena pihak Kemenkeu meminta alokasi anggaran pembelian Apache itu diambil dari pos anggaran TNI AD sendiri.

"Pihak TNI AD keberatan kalau untuk belanja Apache itu menggunakan anggaran reguler TNI AD, sendiri, karena jelas akan sangat membebani anggaran untuk pembiayaan rutin. Karena mereka usulkan di 2014, pengadaan Apache sumbernya dari dana on top. Juga pengadaan Hercules TNI AU, sama sumber pembiayaannya dari dana on top, yang jumlahnya masih sangat besar, yaitu masih tersisa sekitar Rp 30 triliun, dari alokasi dana on top 2010-2014 sekitar Rp 50 triliun," tegasnya.







Sumber : Jurnamen

Pemotongan Anggaran Militer 2013 Hambat Target MEF Tahap I

Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS Mardani Ali Sera mengatakan, postur anggaran untuk program jangka pendek modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI, dari 2010-2014, sudah disusun secara matang dengan penyesuaian kondisi keuangan negara.

JAKARTA-(IDB) : Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS Mardani Ali Sera mengatakan, postur anggaran untuk program jangka pendek modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI, dari 2010-2014, sudah disusun secara matang dengan penyesuaian kondisi keuangan negara.

Seperti diketahui, pagu anggaran Kementerian Pertahanan (Kemhan)pada APBN 2013 ini sekitar Rp 78 triliun. Kata Mardani, anggaran itu memang  sudah disesuaikan untuk mencapai postur pertahanan TNI yang memenuhi kekuatan pokok minimum atau Minimum Essential Force (MEF). Jadi, kalau anggaran dipangkas lagi, pasti akan ada keterlambatan dalam pencapaian target 37-40 persen di tahap satu untuk modernisasi alutsista TNI ini yang direncanakan atau disusun hingga 2024.

Di sela-sela menghadiri raker Komisi I dengan Menhan Purnomo Yusgiantoro, membahas Perubahan APBN 2013 dan RAPBN 2014 di Gedung DPR, Senin (10/6), Mardani mengatakan, kebijakan pemerintah yang akan melakukan penghematan anggaran di seluruh Kementerian /Lembaga pada perubahan pembahasan APBN 2013 yang tengah berlangsung di DPR saat ini, dikhawatirkan akan memberi dampak gagal tercapainya road map menuju modernisasi alutsista TNI untuk jangka pendek 2010-2014.

"Karena, belanja pegawa tidak mungkin kita kurangi dengan semangat UMR. Justru kesejahteraan bagi prajurit TNI itu diperbaiki. Yang akan dikurangi pasti belanja modal atau belanja alutsista. Dan itu sama saja kita mengingkari komitmen bersama di awal, ketika dengan gegap gempita Presiden SBY pada 5 Oktober di 2011 menyampaikan akan membangun kekuatan TNI yang kuat dengan anggaran memadai," tegasnya seraya mengatakan karena itu Komisi I sepakat tidak ada pengurangan anggaran untuk 2013 ini.

Kata Mardani, yang lebih berat sebenarnya pagu anggaran Kementerian Pertahanan di 2014. Dari Rp 173 triliun anggaran TNI yang diajukan atau diusulkan Menhan, yang disetujui hanya sekitar Rp 80 triliun atau hanya naik Rp 2 triliun dari pagu anggaran Kemhan di 2013 ini.

"Jadi cuma naik Rp 2 trilunan saja. Jadi, jauh sekali usulan anggaran untuk TNI yang diajukan Menhan ke pemerintah. Padahal, di 2014 nanti kita berharap dapat tercapai dari perencanaan tahap satu dari program modernisasi alutsista TNI tersebut," ujarnya.






Sumber : Jurnamen

DPR, Menhan Dan Panglima TNI Gelar Rapat Tertutup Bahas APBN-P 2013

Raker ini membahas APBN-P 2013 dan RKA-K/L APBN 2014. Komisi I DPR RI melalui Banggar mengupayakan anggaran seluruh mitra kerja Komisi I DPR RI tidak dipotong.

JAKARTA-(IDB) : Komisi I DPR RI menggelar rapat kerja dengan Menhan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono serta jajarannya, Senin (10/6) sore.

"Raker ini membahas APBN-P 2013 dan RKA-K/L APBN 2014," ujar Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin, saat membuka raker.

Hasanuddin juga menyampaikan hasil rapat Komisi I dengan seluruh jajaran mitra kerja Komisi I pada Selasa (4/6) lalu, dalam rangka pembahasan pemotongan anggaran kerja mitra Komisi I DPR RI tahun anggaran 2013. Dari rapat itu disimpulkan, sehubungan dengan pendekatan APBN 2013 berdasarkan prinsip anggaran berbasis kinerja, Komisi I DPR RI menilai bahwa kebijakan pemerintah untuk melakukan pemotongan terhadap pagu anggaran Kementerian/Lembaga tahun anggaran 2013 sekecil apa pun akan berpengaruh pada kinerja Kementerian/Lembaga mitra kerja Komisi I DPR RI.

Menurut Hasanuddin, Komisi I DPR RI melalui Banggar mengupayakan seluruh mitra kerja Komisi I DPR RI tidak mendapat pemotongan pagu anggaran tahun 2013, pada pembahasan RUU Perubahan APBN 2013 dengan Kementerian Keuangan RI. "Itu kesimpulkan yang kami ambil saat rapat kerja dengan seluruh mitra kerja Komisi I," ujarnya.

Rapat pembahasan perubahan APBN 2013 dan RAPBN 2014 ini sendiri akhirnya diputuskan dilakukan secara tertutup.






Sumber : Jurnamen

Pengadaan Javelin Harus Ada ToT Kepada Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Usai tank tempur Leopard dari Jerman, Kementerian Pertahanan akan memperkuat TNI AD dengan roket Javelin. Pengadaan roket anti tank buatan Amerika Serikat itu juga harus disertai dengan alih teknologi kepada tenaga ahli Indonesia.

Demikian tanggapan Menhan Purnomo Yosgiantoro ditanya tentang kabar rencana pengadaan roket anti tank Javelin. Dia dicegat wartawan usai mengikuti rapat kerja tentang rencana kerja 2014 dengan Komisi I DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (10/6/2013).

"Masih rencana," ujar Purnomo singkat.

Menhan kembali menegaskan, persyaratan untuk pengadaan alutsista. Bahwa persenjataan yang dimaksud memang dibutuhkan benar untuk meningkatkan kapasitas pertahanan RI, belum bisa diproduksi di dalam negeri dan ada alih teknologi dari produsen kepada tenaga ahli nasional.

"Ini sesuai kebutuhan TNI AD untuk meremajakan sistem alat pertahanan," tegasnya.






Sumber : Detik