Pages

Rabu, Mei 29, 2013

Hacker China Berhasil Retas Blue Print Rudal Patriot

WASHINGTON-(IDB) : Peretas (hacker) asal Cina dikabarkan telah memperoleh akses ke desain lebih dari dua lusin sistem utama persenjataan Amerika Serikat. Mengutip sebuah laporan yang dipersiapkan untuk Departemen Pertahanan oleh Dewan Sains Pertahanan, Washington Post mengatakan desain yang berhasil diretas termasuk jenis pesawat tempur dan kapal, serta pertahanan rudal penting bagi Eropa, Asia, dan Teluk.

Di antara senjata yang tercantum dalam laporan itu adalah sistem canggih rudal Patriot, sistem pertahanan rudal balistik Angkatan Laut, jet tempur F/A-18, V-22 Osprey, helikopter Black Hawk, dan F-35 Joint Strike Fighter.

Laporan ini tidak menyebutkan kapan pencurian cyber dilakukan atau siapa yang terlibat. Tapi dari jejaknya, seperti kemampuan untuk melumpuhkan komunikasi dan merusak data, merujuk pada peretas asal Cina.

Dalam sebuah laporan kepada Kongres bulan ini, Pentagon mengatakan Cina menggunakan spionase cyber untuk memodernisasi militernya dan peretasan menjadi perhatian serius. Dikatakan pemerintah AS menjadi sasaran peretasan yang "diatribusikan langsung kepada pemerintah Cina dan militernya."

Cina telah membantah laporan tersebut dan menyatakan tidak berdasar.

Sebelumnya, perusahaan keamanan komputer Mandiant mengatakan unit militer rahasia Cina mungkin berada di balik serangkaian serangan peretasan di AS. Sebanyak 100 perusahaan AS dikabarkan menjadi korban serangan itu. 






Sumber : Tempo

Ancaman Israel Terhadap Rusia

TEL AVIVI-(IDB) : Menteri Peperangan rezim Zionis Israel mengancam akan menunjukkan reaksi keras jika rudal-rudal S-300 Rusia sampai ke tangan Suriah.
 

Stasiun TV Alalam (29/5) melaporkan, Moshe Yaalon mengatakan, "Rudal-rudal S-300 sampai saat ini belum keluar dari Rusia, akan tetapi Tel Aviv akan bertindak jika sampai rudal-rudal itu dikeluarkan." Namun ia tidak menunjukkan bagaimana Israel akan bertindak.

 

Sergei Ryabkov, Deputi Menteri Luar Negeri Rusia kemarin, Selasa (28/5) mengumumkan, penjualan rudal-rudal S-300 ke Suriah akan mencegah intervensi kekuatan-kekuatan asing dalam perang yang terjadi di negara itu.

 

Ryabkov menambahkan, "Moskow tidak bermaksud meninjau ulang masalah ini."

 

Ditegaskannya, "Penjualan S-300 ke Suriah dilakukan berdasarkan sebuah perjanjian yang telah ditandatangani lima tahun lalu dengan Damaskus."

 
Menurutnya S-300 tidak mungkin jatuh ke tangan kelompok bersenjata dalam kondisi lapangan seperti sekarang ini.






Sumber : Irib

Rusia Undang Kapal Iran Bergabung Dengan Armada Laut Kaspia

MOSCOW-(IDB) : Kantor berita Rusia, Itar-Tass, Selasa (28/7) mengabarkan, pemerintah Moskow mengundang kapal-kapal Iran untuk bergabung dalam Armada Kaspia.
 

Kantor media zona militer Selatan Rusia mengumumkan, musim panas tahun ini kapal-kapal Iran diundang bergabung di Armada Kaspia yang saat ini bersandar di pelabuhan Astrakhan, Rusia. Demikian dilaporkan IRNA (29/5).

 

Militer Rusia mengatakan, kapal-kapal Iran diundang ke Astrakhan untuk meningkatkan dan memperkuat kerjasama militer internasional di antara negara-negara sekitar Laut Kaspia terutama dua pemain utamanya, Iran dan Rusia. Rencananya armada laut Iran beserta awak kapal asing lain akan melakukan kunjungan ke kapal-kapal Rusia dan situs-situs bersejarah Astrakhan.  

 

Petinggi Angkatan Laut Iran juga dijadwalkan akan bertemu dengan petinggi AL Rusia di Laut Kaspia dan pejabat Moskow di Astrakhan.

 
Republik Islam Iran selalu menekankan bahwa kehadirannya di perairan internasional adalah untuk menyampaikan pesan perdamaian dan persahabatan kepada negara-negara kawasan. 






Sumber : Irib

Daftar Senjata Rusia Yang Dipasok Untuk Suriah

DAMASKUS-(IDB) : Rusia dan Amerika Serikat tengah intensif menggagas penyelesaian konflik Suriah melalui meja perundingan. Dijadwalkan, sebuah pertemuan akan berlangsung bulan depan untuk menyelesaikan konflik yang telah membunuh tak kurang dari 80.000 orang dalam dua tahun terakhir.

Seiring inisiatif itu, Rusia pun mengecam Uni Eropa yang pada awal pekan ini mencabut embargo senjata untuk oposisi Suriah. Sementara itu, Rusia adalah negara yang selama ini memasok persenjataan untuk kubu Pemerintah Suriah. Termasuk di dalam daftar pasokan itu, rencana pengiriman rudal S-300 yang disebut setara dengan rudal Patriot milik Amerika Serikat, yang "terkenal" sejak dipakai di Perang Teluk pada 1991.

Apa saja senjata buatan Rusia yang telah dipasok untuk Suriah? Ini daftarnya:
  • Hampir 5.000 tank.
  • 2.500 kendaraan tempur infanteri.
  • 2.500 unit artileri self-propelled atau diderek.
  • 325 pesawat taktis.
  • 143 helikopter.
  • Hampir 2.000 peralatan pertahanan udara.
Sementara itu, rudal S-300 yang rencananya akan dikirim ke Suriah, memiliki spesifikasi sebagai berikut :
  • Persenjataan darat ke udara, penghancur pesawat, kapal, dan rudal balistik.  
  • Jenis: permukaan sistem rudal udara mampu menghantam pesawat, kapal pesiar ,dan balistik rudal.
  •  Kemampuan: menembakkan dua rudal dalam satu waktu secara vertikal, fleksibel, dan akurat.
  • Setiap kendaraan peluncur memiliki empat rudal. Satu batalyon penuh mencakup enam kendaraan peluncur.
  • Jarak jelajah rudal: 5-150 kilometer, dengan ketinggian sampai 30 kilometer.
    Jeda minimal untuk tembakan berikutnya: 5 menit.





Sumber : Kompas

Pesawat CN-295 PT. DI Memikat Myanmar

NAY PYI TAW-(IDB) : Kehadiran pesawat CN-295 milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara di Nay Pyi Taw, Myanmar, telah menarik kehadiran pemerintah setempat. Sejumlah pejabat militer Myanmar, antusias untuk mengetahui kemampuan dan karakter pesawat produksi bersama PT Dirgantara Indonesia dan Airbus Military tersebut.

Dengan antusias, sejumlah pejabat Militer Myanmar, Selasa (28/5/2013), mengikuti joy flight CN-295 yang dimulai dan diakhiri di Bandara Nay Pyi Taw.

Kehadiran pesawat CN-295 di Myanmar, sebagai bagian dari road show pesawat tersebut ke enam negara Asean yaitu Filipina, Brunei, Vietnam, Myanmar, Thailand, dan Malaysia.

Saat bertemu dengan Wakil Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin yang memimpin rombongan road show CN-295, Menteri Pertahanan Myanmar Wai Lwin juga menanyakan pesawat tersebut.

"CN-295 dipakai untuk kepentingan militer dan operasi bencana. TNI AU pakai untuk mengangkut pasukan dan penerjun. Pesawat ini juga dapat mengangkut dua mobil dan bisa mendarat di landasan rumput sepanjang 650 meter. Dengan daya muat 9 ton, pesawat mampu terbang 9 jam dan harganya lebih dari 30 juta dollar Amerika," papar Sjafrie.

"Terima kasih penjelasannya. Pesawatnya sangat bagus. Secara pribadi, saya suka pesawat itu. Tahun lalu kami punya rencana membeli pesawat, tapi dibatalkan. Sekarang ada rencana lagi kami harus melaporkan dahulu ke atasan" jawab Wai Lwin.

Sementara itu, Direktur Niaga PT Dirgantara Indonesia Budiman Saleh mengatakan, dibutuhkan waktu dua sampai tiga tahu unntuk melakukan penetrasi pasar ke suatu negara. "Kami ke Myanmar, sebagai bagian dari penetrasi pasar ini," kata Budiman. 

Alutsista Produksi Indonesia Sudah Terbukti Handal

Wakil Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin memastikan, alat pertahanan produksi Indonesia yang ditawarkan ke negara lain adalah independen dan dijamin secara teknis. Alat pertahanan yang ditawarkan ke negara lain tersebut juga sudah dipakai oleh Tentara Nasional Indonesia.

Demikian disampaikan Sjafrie sebelum bertemu dengan Menteri Pertahanan Myanmar Wai Lwin di Nay Pyi Taw, Myanmar, Selasa (27/5/2013).

Dalam pertemuan dengan Wai Lwin, Sjafrie menjelaskan tentang pesawat CN-295 yang ditumpanginya untuk ke Myanmar. Sjafrie ke Myanmar dalam rangka road show pesawat milik TNI Angkatan Udara tersebut ke enam negara ASEAN, yaitu Filipina, Brunei, Vietnam, Myanmar, Thailand, dan Malaysia.

Pada akhir pertemuan yang berlangsung selama sekitar 30 menit tersebut, Sjafrie memberi cendera mata berupa helm pasukan dan rompi antipeluru yang semuanya buatan Indonesia. Sjafrie juga mengatakan, helm yang diberikannya terbuat dari kevlar dan sudah dipakai oleh pasukan Indonesia yang tergabung dalam misi perdamaian PBB.

"Terima kasih banyak. Jika misalnya ada perang, saya akan menggunakannya," kata Wai Lwin.

Dalam perbincangan dengan Kompas, Sjafrie menegaskan tetap terbuka peluang bagi Indonesia untuk menjual alat pertahanan produksi dalam negeri ke Myanmar meski negara itu sedang menghadapi embargo dari sejumlah negara. Alat pertahanan yang ditawarkan Indonesia adalah produk dalam negeri dan bahan bakunya juga dari Indonesia.

Alat pertahanan yang ditawarkan oleh Indonesia juga sudah terbukti keandalannya dan tak ada masalah dari segi pelayanan setelah penjualan. "Misalnya untuk CN-295 hasil prosuksi bersama PT Dirgantara Indonesia dan Airbus Military. Indonesia juga menyediakan suku cadang dan pusat pemeliharaan pesawat tersebut di Bandung," jelas Sjafrie. 







Sumber : Kompas

Jepang Akan Mulai Ekspor Senjata

TOKYO-(IDB) : Tinggal selangkah lagi Pemerintah Jepang dan India akan menandatangani kesepakatan jual beli pesawat amfibi militer US-2. Untuk pertama kalinya sejak tahun 1967 Jepang akan kembali mengekspor produk persenjataannya dalam kondisi utuh.

Menurut rencana, kesepakatan jual beli pesawat militer itu akan ditandatangani saat Perdana Menteri (PM) India Manmohan Singh menggelar kunjungan empat hari ke Jepang. Mulai Senin (27/5), Singh berada di Jepang dan akan menggelar pertemuan puncak dengan PM Jepang Shinzo Abe hari Rabu mendatang.

Kesepakatan, yang terungkap dalam laporan surat kabar bisnis Jepang, Nikkei, edisi hari Senin, itu akan menandai untuk pertama kalinya Jepang kembali mengekspor peralatan militernya dalam bentuk utuh ke negara lain setelah menerapkan larangan ekspor produk persenjataan pada 1967.
Larangan ekspor senjata itu diterapkan sendiri oleh Jepang sebagai bagian dari usaha menjauh dari militerisme setelah Perang Dunia II berakhir.

Pada 2011, Pemerintah Jepang mengendurkan larangan tersebut, yang memungkinkan para pelaku industri militer di Jepang berpartisipasi dalam proyek persenjataan multinasional.

Penjualan peralatan militer ini juga menandai penguatan hubungan kerja sama strategis kedua negara. Baik Jepang maupun India sama-sama memandang kebangkitan China di bidang ekonomi dan militer sebagai ancaman terhadap stabilitas regional.

Sejak Setahun Lalu

Pesawat amfibi jenis US-2 selama ini hanya diproduksi untuk keperluan Pasukan Bela Diri Jepang. Pasukan Bela Diri Maritim Jepang membeli pesawat itu dari produsennya, ShinMaywa Industries, seharga sekitar 10 miliar yen (Rp 969 miliar) per unit.

Pesawat tersebut dilaporkan memiliki daya jelajah hingga 4.700 kilometer dan mampu mendarat di laut dalam kondisi gelombang laut mencapai ketinggian 3 meter.

Lebih lanjut diketahui pula, pihak ShinMaywa Industries telah membuka kantor penjualan di New Delhi, India, sejak setahun lalu.

Menurut para pakar, pesawat-pesawat itu harus dijual ke India untuk keperluan sipil agar tidak melanggar aturan larangan ekspor senjata di Jepang. Pesawat itu, misalnya, bisa ditawarkan untuk menjalankan misi pencarian dan penyelamatan (SAR).

Menurut para pejabat Jepang, secara teknis sebuah pesawat militer bisa dianggap sebagai pesawat sipil selama sistem identifikasi teman atau musuh (IFF) di dalamnya tidak diaktifkan.

Menurut Nikkei, India telah menyatakan berminat membeli sedikitnya 15 unit pesawat US-2.

Jepang belakangan ini memang diketahui tengah memperluas pasar senjata buatannya. Selama ini mereka mengekspor hanya dalam bentuk teknologi ataupun suku cadang dan bukan produk utuh.

Menjaga Kemampuan

Menurut Takehiko Yamamoto, profesor hubungan internasional dari Universitas Waseda, Jepang memang menerapkan kebijakan mengalihkan teknologi militer ke keperluan sipil agar tetap bisa diekspor.

Hal itu dilakukan untuk mempertahankan kemampuan Jepang di bidang industri militer. Sebab, jika itu tidak dilakukan, perusahaan-perusahaan besar Jepang, seperti Mitsubishi Heavy Industries dan Kawasaki Heavy Industries, tidak akan bisa terus memelihara dan mempertahankan para insinyur mereka guna membangun teknologi militer.

Padahal, kemampuan itu sangat vital bagi pertahanan suatu negara. 






Sumber : Kompas

PT DI Akan Mengerjakan Pesawat CN-295 Pesanan Vietnam

NAY PYI TAY-(IDB) : PT Dirgantara Indonesia berharap, pesanan Vietnam terhadap tiga unit pesawat jenis CN-295 dari Airbus Military, dapat dikerjakan oleh PT Dirgantara Indonesia.

Langkah ini juga akan menguntungkan Vietnam.

"Vietnam telah memesan lima unit CN-295 dari Airbus Military, namun belakangan dikurangi jadi tiga. Sampai sekarang pesanan itu belum dikerjakan oleh Airbus Military," kata Direktur Niaga PT Dirgantara Indonesia, Budiman Saleh, Selasa (28/5/2013) di Nay Pyi Taw, Myanmar.

Budiman menjadi salah satu anggota rombongan road show CN 295 yang dipimpin Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin ke enam negara Asean.

Setelah kemarin di Vietnam, hari ini rombongan berada di Nay Pyi Taw, Myanmar.

Ketika bertemu dengan Sjafrie pada Senin (27/5/2013) di Hanoi, Vietnam, Menteri Pertahanan Vietnam Jenderal Phung Quang Thanh, menyatakan, negaranya membutuhkan pesawat terbang yang mampu menerjunkan pasukan, mengangkut pasukan, punya daya angkut maksimal 10 ton, dan memiliki pintu di bagian belakang.

Secara eksplisit, Phung Quang lalu menyatakan ketertarikannya dengan CN-295 yang memenuhi kualifikasi pesawat yang dibutuhkan negaranya tersebut.

Menurut Budiman, pengalihan produksi pesawat CN-295 pesanan Vietnam dari Airbus Military ke PT Dirgantara Indonesia amat dimungkinkan karena sudah ada kolaborasi antara Airbus Military dan PT Dirgantara Indonesia untuk memproduksi pesawat tersebut.

Indonesia juga ditunjuk sebagai main dealer pesawat itu untuk kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara.

Ada sejumlah keuntungan bagi Indonesia dan Vietnam jika pesawat itu diproduksi di PT Dirgantara Indonesia.

"Jika dibuat di Indonesia, 50 persen dari komponen pesawat tersebut, yaitu bagian sayap, dibuat di Indonesia. Untuk Vietnam, mereka juga akan dimudahkan dalam pemeliharaan karena kami punya pusat pemeliharaan CN-295 di Bandung. Jika ada kebutuhan suku cadang, hanya butuh waktu sekitar empat jam untuk mengirimkannya ke Vietnam," jelas Budiman. 






Sumber : Kompas

UAV Produksi Swasta Nasional

BANDUNG-(IDB) : Di tengah hingar bingar pengadaan dan pembentukan skadron UAV pertama Indonesia, sejatinya potensi anak bangsa akan pembuatan UAV tak perlu diragukan. Selain lembaga riset negara semacam BPPT atau Balitbang Kemhan, kalangan anak muda swasta pun ikut tergerak mengembangkan UAV.




Salah satunya adalah Aeroterascan yang menawarkan berbagai jenis UAV. Setidaknya, perusahaan kecil asal Bandung Jawa barat ini menawarkan 4 jenis UAV yang dibedakan dari ukuran. Paling kecil dan terbaru adalah RBX01. Jika anda pernah meononton film Act of Valour, dimana personel SEAL melepas UAV kecil, seperti itulah RBX01. Cukup dilempar dengan tangan, ia akan terbang dan memasok informasi. karena ukurannya yang kecil, maka daya jelajah dan endurance nya pun tergolong rendah. Yaitu hanya 15 km dan 1 jam saja.





Produk lainnya adalah RBX02. Dilihat sosoknya, dan dibandingkan dengan UAV modern macam Predator, UAV ini masih tergolong kecil. Namun untuk menerbangkannya diperlukan pelontar, dan mendarat dengan bantuan jaring. Radius aksinya mencapai 50 kilometer dengan ketahanan terbang selama 1 jam. Untuk misi-misi taktis semacam pengintaian artileri, UAV ini kelihatannya cocok.




Ada lagi UAV RBX04 dan RBX08. UAV ini mirip dengan buatan BPPT. Spesifikasinya pun tak jauh beda. Jika dilempar ke pasaran, bisa jadi UAV ini akan berhadapan langsung dengan UAV besutan BPPT. Namun demikian, dari ke-4 UAV tadi, semuanya didesain bisa menerima bermacam konfigurasi, tergantung kondisi keuangan pemesan. Nah, anda tertarik? silahkan klik www.aeroterrascan.com







Sumber : ARC

Buat RUU Komcad, DPR Akan Kunker Ke Jepang, Eropa Dan AS

JAKARTA-(IDB) : Komisi I DPR sedang menyusun Rancangan Undang-undang tentang Komponen Cadangan (Komcad) yang salah satu pasalnya mewajibkan militer untuk sipil. Anggota Komisi I DPR Hayono Isman mengatakan RUU Komcad merupakan hasil referensi dari Amerika, Eropa, Jepang dan Singapura.

Sebagai pengayaan materi RUU, Hayono pun tak menyangkal kalau Komisi I akan melakukan kunjungan kerja ke empat negara tersebut.

"Sebenarnya tidak harus kunker, tinggal buka website untuk mengetahui peraturan undang-undang. Kecuali terkait prinsip menyangkut sejarah negara tersebut, dalam menggunakan komponen cadangan yang tidak mengganggu demokrasi," kata Hayono di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (23/5).

Menurut Hayono, adanya pasal yang mewajibkan militer untuk rakyat, hal itu hanya bersifat kondisional. Artinya kewajiban itu baru diterapkan ketika terjadi perang.

"Di Singapura, sopir taksi saja tahu apa yang harus dilakukan ketika negara akan diserang," lanjutnya.

Jadi, wajib militer bukan hanya dibebankan kepada TNI. Nantinya RUU Komcad itu juga mengatur mekanisme pelatihan militer untuk sipil.

Dari draf yang beredar di kalangan wartawan, dalam RUU Komcad Pasal 6 ayat 3 disebutkan 'Komponen cadangan disusun dalam bentuk satuan tempur yang disesuaikan dengan struktur organisasi angkatan sesuai masing-masing matra.'

Kemudian Pasal 8 ayat 3 tentang pengangkatan anggota komponen cadangan disebutkan 'Pegawai Negeri Sipil, pekerja dan atau buruh yang telah memenuhi persyaratan wajib menjadi anggota komponen cadangan."







Sumber : Merdeka