Pages

Selasa, Mei 07, 2013

Operasi Senyap TNI Di Tarakan

Gaya Personel TNI Saat Lakukan Operasi Senyap di Daerah Juwita Pasir - 96.jpg

TARAKAN-(IDB) : Satu persatu Pasukan Khusus TNI terjun bebas dari ketinggian 6000 feet menggunakan pesawat Hercules C-130, berhasil mendarat di wilayah musuh yang terletak di daerah Juwata Pasir untuk mengambil alih kendali beberapa obyek vital yang dikuasai musuh di Tarakan Kalimantan Utara, Selasa (7/5/2013). Demikian rilis yang dikirim ke redaksi Tribunnews.com.

Operasi Senyap yang dilaksanakan oleh Pasukan Khusus TNI tersebut melibatkan 60 personil, terdiri dari 20 personil Sat-81 Gultor Kopassus TNI AD, 20 personil pasukan Khusus Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) TNI AL dan 20 personil pasukan khusus Detasemen Bravo (Denbravo) TNI AU.

Gaya Personel TNI Saat Lakukan Operasi Senyap di Daerah Juwita Pasir - 98.jpg


Keberhasilan pendaratan personil Pasukan Khusus TNI di daerah Tarakan tak lepas dari peran serta Tim Kendali Depan Operasi Linud (KDOL) yang terjun sehari sebelumnya untuk memandu dan menyiapkan Dropping Zone penerjunan OP3U Kogasudgab di Tarakan dan operasi Lintas Udara (Linud) di Sangatta untuk membentuk tumpuan udara di daerah musuh.

Pasukan Khusus yang diterjunkan TNI di wilayah Tarakan mengemban tugas yang sangat penting, yaitu harus mampu merebut dan menguasai beberapa obyek vital di Tarakan yang telah dikuasai musuh. Detasemen 81 Gultor Kopassus bertugas untuk mengambil alih Stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI), sedangkan Denjaka bertugas untuk mengamankan Pelabuhan Malundung yang telah dikuasai musuh, sementara itu Denbravo bertugas untuk mengamankan Satuan Radar (Satrad) 225.

Gaya Personel TNI Saat Lakukan Operasi Senyap di Daerah Juwita Pasir - 97.jpg


Setelah menguasai sasaran masing-masing, beberapa personil Pasukan Khusus TNI yang terdiri dari Gultor Kopassus, Denjaka dan Denbravo masih memiliki tugas lain yaitu mengambil alih radar yang berada di bandara Juwata Tarakan dan melumpuhkan Penangkis Serangan Udara (PSU) guna mempermudah pendaratan pasukan Operasi Perebutan Pertahanan Pangkalan Udara (OP3U).

Setelah radar bandara Juwata dikuasai dan senjata PSU dilumpuhkan, tahap selanjutnya adalah penerjunan Batalyon Perebutan Pangkalan (Yonbutlan) OP3U Paskhas menggunakan lima pesawat Hercules C-130 dengan mengangkut 210 personil Paskhas TNI untuk merebut dan menguasai bandara Juwata Tarakan. Aksi baku tembak antara pasukan OP3U Paskhas dan pihak musuh tidak dapat dihindari ketika merebut bandara Juwata, namun profesionalitas prajurit TNI dalam berperang dengan mudah dapat melumpuhkan lawan dan mengambil alih bandara.

Gaya Personel TNI Saat Lakukan Operasi Senyap di Daerah Juwita Pasir - 99.jpg


Bandara Juwata berhasil direbut dan dikuasai, selanjutnya Tim Pengendalian Pangkalan Paskhas TNI menyiapkan pendaratan dua Hercules C-130 untuk mengangkut satu Bateray Pertahanan Udara Pashkas dan beberapa peralatan seperti 1 kendaraan Smart Hunter, 1 Meriam Triple Gun dan 10 rudal QW-3.

Latihan tersebut disaksikan langsung Kasum TNI Marsdya TNI Boy Sahril Qamar selaku Direktur Latihan Gabungan TNI 2013 didampingi Dankodiklat TNI Mayjen TNI Chaidir S. S., selaku Wadirlatgab TNI dan beberapa pejabat TNI yang terlibat dalam Latgab TNI 2013.

Gaya Personel TNI Saat Lakukan Operasi Senyap di Daerah Juwita Pasir - 95.jpg

Kegiatan ini merupakan rangkain Latihan Gabungan TNI 2013 yang dilaksanakan di berbagai wilayah di Indonesia seperti Asembagus Situbondo Jawa Timur, Sangatta Kalimantan Timur, Tarakan Kalimantan Utara dan Bima Nusa Tenggara Barat.






Sumber : Tribunnews

Satuan Tempur Paskhas Bertolak Menuju Sangatta

MADIUN-(IDB) : Dengan menggunakan tujuh pesawat C-130 Hercules TNI Angkatan Udara, dengan pangkalan aju dari Lanud Iswahjudi, sebanyak 210 Pasukan Khas (Paskhas) melaksanakan terjun dalam rangka latihan gabungan (Latgab) TNI 2013, di Sangata Kalimantan Timur, Selasa (7/5). 


Terjun payung yang terdiri dari terjun statik sebagai satuan tempur dan terjun hanud dengan membawa persenjataan berat, dipimpin langsung Dansatgas Paskhas Latgab TNI, yang sehari harinya menjabat sebagai Danwing 1 Paskhas Kolonel Psk Taspin Hasan.


Lanud Iswahjudi sebagai pangkalan aju, selalu berupaya mendukung demi suksesnya latihan gabungan TNI tahun 2013, yang dilaksanakan di Sangata Kalimantan Timur. Komandan Lanud Iswahjudi Marsma TNI Yuyu Sutisna, S.E., pada kesempatan tersebut turun langsung dilapangan untuk memeriksa kesiapan pesawat maupun personel yang akan berangkat ke daerah latihan.


Sebelum take of tepat pukul 01.00 WIB, dari landasan pacu Lanud Iswahjudi, terlebih dahulu diawali briefing di ruang Tedy Kustari Lanud Iswahjudi yang diikuti oleh Kadisops Lanud Iswahjudi Letkol Pnb Djoko Hadi Purwanto, guna menentukan Dropping Zone (DZ), bagi pasukan yang diterjunkan.


Tujuh pesawat C-130 Hercules yang mendukung penerjunan berasal dari Skadron Udara 31 Lanud Halim PK, dan Skadron Udara 32 Lanud Abdul Rachman Saleh Malang, lima diantaranya untuk membawa pasukan terjun payung yang berasal dari Batalyon 461 Paskhas dan Batalyon 467 Paskhas , sementara dua pesawat lainnya digunakan untuk membawa (Rantis) kendaraan taktis untuk mendukung unsur pasukan Hanud.





Sumber : TNI AU

Armada Tempur TNI AU Siaga Di Balikpapan Dan Makassar

MAKASSAR-(IDB) : Dalam rangka Latihan Gabungan (Latgab) TNI tahun 2013 yang berlangsung hingga 29 Mei mendatang, sejumlah pesawat tempur TNI Angkatan Udara disiagakan di Lanud Balikpapan dan Lanud Sultan Hasanuddin Makassar,Senin (6/5).


Di Lanud Balikpapan disiagakan satu flight Hawk 109/209 dari Skadron Udara 12 Lanud Rusmin Nurjadin Pekanbaru dan satu flight F-16 Fighting Falcon Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi Madiun selain itu juga satu flight SU-20/30 Sukhoi di Lanud Sultan Hasanuddin Makassar.


Tiga jenis pesawat tersebut ditugaskan untuk berpatroli di wilayah udara Kalimantan Timur hingga Sulawesi Utara serta wilayah Sumbawa.


TNI AU tidak saja melibatkan pesawat tempurnya, namun melibatkan pula pesawat angkut C-130 Hercules Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma dan Skadron Udara 32 Lanud Abdurachman Saleh untuk penerjunan pasukan, Angkut Intai Boeing 737-200 dan CN-235 Patmar Skadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin, Cassa 212 Skadron Udara 4 Lanud Abdurachman Saleh.


TNI AU juga melibatkan pesawat helikopter dari Skadron Udara 7 dan 8 Lanud Atang Senjadja, EC-120 Cilobri Skadron udara 7 Lanud Suryadarma serta pesawat angkut VIP.





Sumber : TNI AU

Senjata Strategis TNI AL Berhasil Kandaskan Kapal Sasaran

SITUBONDO-(IDB) : Penembakkan senjata strategis milik TNI Angkatan Laut telah dilaksanakan. tepat pukul 14.30 WIB, Kamis (2/4) Rudal Exocet MM 40 melesat dari KRI Sultan Iskandar Muda-367 mengarah pada sasaran yaitu ex. KRI Teluk Semangka-512 di perairan Laut Jawa.

Selang 2 (dua) menit kemudian KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 menembakkan Rudal C 802 dengan sasaran yang sama. Disusul kemudian dari KRI Cakra-401 meluncurkan Torpedo SUT (Surface and Underwater Target) melaju deras di bawah air menuju sasaran ex. KRI Teluk Semangka-512. Senjata-senjata strategis tersebut berhasil mengenai sasaran, hal ini ditandai dengan ex. KRI Teluk Semangka-512 perlahan-lahan mulai tenggelam.


Pelaksanaan penembakan ini disaksikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta Pejabat Tinggi TNI yang terlibat dalam Latihan Gabungan TNI tahun 2013 dari KRI Makasar-590. Sedangkan Wakil Presiden Prof. Dr. Boediono beserta pejabat lain menyaksikan penembakan ini dari geladak KRI Surabaya-591.





Sumber : Koarmabar

Putra Papua Sang Pengaman Presiden

Paspampres : Setia Sampai Mati
JAKARTA-(IDB) : Usianya masih muda, namun tanggung jawab yang dia emban tidaklah ringan, menyangkut keselamatan orang nomor satu di negara ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Ia adalah Letnan Satu Artileri Pertahanan Udara (Arh) Daud Yanggroseray, pria kelahiran Jayapura 8 Desember 1986 yang mendapat kepercayaan menjadi anggota Pengamanan Pribadi (Pampri) Presiden Yudhoyono sejak 2013.

"Besar kebanggaan ketika masuk di Pasukan Pengaman Presiden, tugas yang mulia dan kebanggaan yang tinggi saya bergabung bersama rekan-rekan dari seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke, berkumpul di sini untuk menjaga keamanan Presiden," kata Daud di sela tugas mengawal Presiden meninjau Latihan Gabungan TNI beberapa waktu lalu.

Daud, yang menghabiskan masa kecil hingga remajanya di Jayapura, selepas SMA melanjutkan pendidikan di Akademi Militer Magelang pada 2005 dan lulus pada 2008.

"Saya melanjutkan pendidikan Pusdik Arhanud di Malang, saya kebetulan diterima masuk Korps Arhanud, 2009 di Batalyon Arhanudse 14," tuturnya. 

Pada 2013 awal, ia ditarik ikut seleksi Pasukan Pengamanan Presiden (Paspamres) bersama para prajurit dari seluruh Indonesia, dari Kodam Bukit Barisan sampai Kodam XVII Cendrawasih. Daud termasuk salah satu yang lolos seleksi.

Komandan Pasukan Pengamanan Presiden, Mayor Jenderal Doni Monardo, mengatakan anggota Paspamres yang bertugas sebagai Pampri diseleksi secara seksama, melalui sejumlah tes yang tidak mudah.

"Inti dari unsur pengamanan yaitu loyalitas, kesetiaan, kecerdasannya, kesigapannya," kata Doni.

Sebagai Pampri, Daud merupakan bagian dari petugas yang mengamankan Presiden dari jarak dekat.

"Saya bertugas di ring satu, mengamankan berkaitan dengan pengamanan presiden dari kegiatannya," kata Daud.
Kesempatan

Daud mengatakan peluang untuk bergabung dengan Paspampres dan menjadi pengaman pribadi Presiden terbuka lebar bagi putra putri asal Papua, sama seperti peluang putra-putri daerah lain.

"Untuk adik-adik saya di Papua, bukan kita di ujung timur menghambat kita untuk maju bergabung dengan rekan-rekan kita lainnya yang ada di Pulau Jawa," kata Daud, yang setahun sekali pulang ke Jayapura saat cuti. 

Daud, yang ingin bisa mencapai jenjang perwira tinggi (Pati) dalam karir militernya, berharap ke depan makin banyak putra-putri Papua yang menorehkan tinta emas dalam karir kemiliteran. 

Pria yang sampai sekarang masih melajang itu juga berharap pada masa mendatang pembangunan bisa menyentuh seluruh pelosok tanah kelahirannya, Papua, salah satu pulau terbesar di Nusantara.

"Pandangan saya (pembangunan) di Papua yang masih terhambat dan berkembang lambat, mungkin (selanjutnya) harus dibangun oleh kita-kita sendiri, jadi mari kita sama-sama membangun Papua dari diri kita," demikian Daud Yanggroseray.





Sumber : Antara

KRI Teluk Sibolga-536 Angkat Alat Berat Yonif-10 Marinir

kri-subBATAM-(IDB) : KRI Teluk Sibolga-536 salah satu unsur KRI jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) melaksanakan operasi pergeseran material dalam rangka mendukung pembangunan Batalyon Infantri 10 Marinir di Batam.


KRI Teluk Sibolga-536 jenis angkut Tank tipe Frosch dengan  Komandan Mayor Laut (P) Endra Kusuma mengangkut Alat-alat berat dan kendaraan operasional serta peralatan Menbanpur 2 Marinir di debarkasi atau diturunkan muatan dengan melaksanakan beaching atau membuka pintu rampa depan kapal  di pelabuhan Sekupang Batam


Kapal perang yang sehari-hari dibawah pembinaan Satuan Kapal Amfibhi (Satfib Armabar) tersebut mengangkut Alat berat dan kendaraan operasional diantaranya bolduser, kendaraan truk ,  dan beberapa peralalatan serta material pembangunan  dan personel untuk mendukung pelaksanaan pembangunan Batlyon Infantry 10 marinir yang direncanakan dibangun dengan Markas Batalyon di Pulau Sekoto Batam.


Pada saat kegiatan dembarkasi peralatan berat tersebut ditinjau oleh Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Danlantamal) IV Tanjung Pinang Laksmana Pertama (Laksma) TNI Agus Heryana didampingi Komandan Lanal Batam Kolonel laut (P) Deni Hendrata dan para pejabat Lantamal IV Tanjung Pinang dan staf Lanal Batam.






Sumber : Poskota

KRI Frans Kaisiepo-368 Berpartisipasi Di IMDEX Asia 2013

SURABAYA-(IDB) : Koarmatim kembali mengirimkan salah satu unsur terbaiknya dalam mengikuti International Maritime Defence Exhibition & Conference (IMDEX) Asia 2013 yang akan diselenggarakan di Singapura mulai tanggal 13 – 18 Mei  2013 mendatang. KRI Frans Kaisiepo-368 yang dipimpin Komandan kapal Letkol Laut (P) Arif Badrudin, siang ini, (6/5) berangkat dari Dermaga Koarmatim menuju tempat pelaksanaan IMDEX 2013 di Changi Naval Base pangkalan Republic of Singapore Navy (RSN), Singapura.

International Maritime Defence Exhibition & Conference (IMDEX)  Asia 2013 merupakan kegiatan ekshibisi/pameran tentang pertahanan dan kemaritiman dimana dalam kegiatan ini melibatkan negara-negara Asia serta kapal-kapal perang di setiap negara peserta. IMDEX  Asia 2013 ini juga dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan multinasional yang bergerak dalam bidang teknologi militer untuk menunjukkan dan menawarkan produk-produk terbaru unggulan mereka.

Indonesia sebagai negara yang berada di kawasan Asia turut berpartisipasi sebagai peserta IMDEX Asia 2013 dengan menurunkan KRI Frans Kaisiepo-368 dari Koarmatim dan KRI Kujang-642 dari Koarmabar. Pada IMDEX Asia 2011 lalu, Koarmatim juga mengirim salah satu unsurnya, yaitu KRI Diponegoro-365 dari Satuan Kapal Eskorta Koarmatim. Ajang ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan, wawasan dan informasi mengenai perkembangan teknologi militer terbaru bagi angkatan laut dan pemutakhiran perkembangan teknologi maritim dunia. Selain itu, pada kegiatan ini dapat dijadikan sebagai media untuk mempromosikan dan menunjukkan produk industri strategis nasional kepada masyarakat dunia. 






Sumber : Koarmatim

Berita Foto : Penampakan Cat Baru CN-235 Pesanan TNI-AL

BANDUNG-(IDB) : Inilah dia tampang baru CN-235 versi patroli maritim pesanan TNI-AL. Setelah proses pengecatan, CN-235 boleh dibilang TNI-AL banget. Pasalnya, warna yang dipilih sama seperti pesawat-pesawat TNI-AL pada umumnya, yaitu biru ke abu-abuan.




Selain cat, dari foto yang dikirim anggota ARC, Andon Rudiyanto ini terlihat pula sejumlah simbol lainnya. Diantaranya lambang skadron berbentuk burung camar, yang menandakan pesawat ini nantinya akan bergabung dengan skadron 800 Puspenerbal. Skadron 800 Puspenerbal sendiri merupakan skadron yang memiliki tugas utama patroli maritim. 


Selain itu, nomor ekor pesawat khas TNI-AL juga sudah tertera. Namun uniknya, terdapat pula nomor lainnya bertuliskan AX-2339 yang merupakan kode dari PT. Dirgantara Indonesia. Dengan demikian, bisa dipastikan, pesawat ini masih menjalani serangkaian uji coba.





TNI-AL sendiri memesan sebanyak 3 unit CN-235 versi patroli maritim. Berbeda dengan milik TNI-AU, CN-235 pesanan TNI-AL ini memiliki radar dibawah perut. Namun demikian, belum diketahui secara pasti peralatan sensor dan kemampuan sejati dari CN-235 milik TNI-AL ini.








Sumber : ARC