Pages

Senin, April 29, 2013

Force Comamander Bangga Dengan Kontingen Garuda

Tantangan tugas yang khususnya berkaitan dengan kegiatan konstruksi, baik bersifat horizontal maupun vertikal siap menanti dan besar harapan segala tugas yang diberikan dapat terlaksana dengan baik.

HAITI-(IDB) : FORCE Commander Letnan Jenderal Edson Leal Pujol merasa bangga dan berterima kasih kepada personil Satgas Kontingen Garuda, karena dengan penuh dedikasi tinggi mampu menjawab segala tantangan tugas yang diberikan.

“Tantangan tugas yang khususnya berkaitan dengan kegiatan konstruksi, baik bersifat horizontal maupun vertikal siap menanti dan besar harapan segala tugas yang diberikan dapat terlaksana dengan baik," ujarnya saat berkunjung ke Camp Satgas Kizi TNI Kontingen Garuda XXXII-B/Minustah (Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Haïti), di Gonaives, Haiti, Sabtu (27/4/2013). 

Sementara itu, Wadansatgas Kizi TNI Mayor Czi Donny Ardhiwida dalam paparannya di depan Force Commander dan rombongan menyampaikan tentang pencapaian hasil pelaksanaan kegiatan konstruksi seperti perbaikan jalan di Port de Paix, pembangunan jembatan untuk kendaraan maupun pejalan kaki, serta pembangunan prefabs dan perbaikan lapangan apel di Camp Satgas.
“Dengan semangat pantang menyerah, Satgas Kizi TNI Kontingen Garuda XXXII-B/Minustah mampu melaksanakan tugas-tugas zeni baik kegiatan konstruksi vertikal maupun horizontal sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan," kata Mayor Czi Donny Ardhiwida.
Kunjungan tersebut sebagai perkenalan resmi Letnan Jenderal Leal Edson Pujol selaku Force Commander yang baru menggantikan Mayor Jenderal Fernando Goulart yang telah mengakhiri masa tugasnya di Haiti.





Sumber : PelitaOnline

Indonesia Australia Kerjasama Berantas Cyber Crime

JAKARTA-(IDB) : Polda Metro Jaya dan Australian Federal Police (AFP) meningkatkan kerja sama untuk memberantas kejahatan dunia maya (cyber crime). Peningkatan kerja sama ditandai dengan peluncuran program cyber crime investigation satelite yang berlangsung di Mapolda Metro Jaya, Senin (29/4), siang.

Kepala Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Mabes Polri Komisaris Jenderal Polisi Sutarman mengatakan, kerja sama dalam bidang cyber crime ini diyakini akan sangat membantu kepolisian kedua negara untuk mengungkap kejahatan yang memanfaatkan teknologi dunia maya, seperti kajahatan narkoba jaringan internasional dan terorisme.

Mantan Kapolda Metro Jaya ini menambahkan, kejahatan melalui internet terbilang sangat membahayakan. Ia mencontohkan adanya ulah hecker yang menembus website presiden SBY.

Selain Kabareskrim dan Kapolda Metro Jaya, peluncuran program kerja sama ini juga dihadiri Wakapolri dan pejabat Australian Federal Police.





Sumber : Metrotvnews

Lanud Atang Sendjaja Bogor Kirim 4 Helikoter Dalam Latgab TNI 2013

ats-subBOGOR-(IDB) : Empat helikopter dan puluhan personel dari Pangkalan Udara (Lanud) Atang Sendjaja (ATS) Bogor, memberangkatkan helikopter untuk mengikuti Latihan Gabungan (Latgab) Tentara Nasional Indonesia (TNI) tahun 2013 yang akan dilaksanakan di dua provinsi. Yaitu di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sangata, Kalimantan Timur (Kaltim) awal Mei mendatang.


Komandan Lanud Atang Sendjaja Marsekal Pertama TNI Eko Supriyanto menegaskan, usai memberangkatkan 4 helikopter yang terdiri dari 2 jenis Super Puma dari Skadron Udara 6 HT 3214 yang diterbangkan oleh Kapten Pilot Mayor Pnb Ahmad Putra Tarigan, Kopil Lettu Pnb Risky dan lima personel air crew, HT 3215 Kapten Pilot Letkol Pnb Ahmad Reza Yudha  Pahlevi (Komandan Skadron Udara 6), Kopil Mayor Pnb Kholiq dan 5 personel air crow.


2 helikopter Puma dari Skadron Udara 8 HT 3310 Kapten Pilot Letkol Pnb Taupiq A, {Komandan Skadron Udara 8) Kopil Kapten Pnb Adam dan 5 personel air crow. HT 3309 Kapten Pilot Mayor Pnb Hilman, Kopil Kapten Pnb Prastyo dan 4 personel air crew berangkat pada Senin  (29/4). Dalam Latgab itu Lanud Ats melibatkan sebanyak 30 personel, Jelas Danlanud.


Dijelaskan Danlanud, tugas yang akan dilaksanakan personel dari Lanud Ats yaitu dengan melakukan latihan Search and Rescue (SAR) tempur di dua wilayah  Trouble Spot. Yaitu seperti rappelling (meluncur dari ketinggian), hoisting (ditarik menggunakan tali kedalam pesawat), pengamanan, serta tim penolong.


Dalam Latgab yang melibatkan seluruh kekuatan TNI dari tiga matra yaitu AD, AL dan AU, diskenariokan berada pada situasi pertempuran dan seluruh pasukan akan menghantam serta akan memukul mundur pasukan musuh di dua lokasi berbeda secara bersamaan.


ats-tengah
“Dalam menggerakan SAR tempur itu akan menggunakan tiga pesawat dan satu pesawat untuk SAR aktual,”ujarnya.


Latgab itu sendiri, sambungnya, merupakan sebagai upaya dari seluruh unsur TNI untuk meningkatkan kemampuannya di berbagai hal dalam kaitannya mengemban tugas menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

Sehingga ke depannya untuk TNI AU khususnya akan semakin maksimal sesuai dengan tuntunan perkembangan zaman. “Selamat jalan happy leanding” demikian ucapan terakhir dari komando memberikan semangat pada air crow.






Sumber : Poskota

Pangkostrad Periksa Kesiapan Material Dam Pasukan Di Malang

MALANG-(IDB) : Pangkostrad Letjen TNI M. Munir selaku Panglima Komando Gabungan (Pangkogab) Latihan Gabungan (Latgab) TNI tahun 2013 melakukan pengecekan kesiapan personil dan alutsista yang digunakan pada Latgab TNI tahun 2013 di Malang, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

Didampingi Dankodiklat TNI Mayjen TNI Chaidir Serunting Sakti M.Sc selaku Wakil Direktur Latihan Gabungan (Wadirlatgab) dan Wairjen TNI Marsda TNI B.


Agus Margono, beberapa waktu lalu, pengecekan dilaksanakan pada tiga tempat, yaitu Lanud Iswayudi, Markas Batalyon Infanteri-501 dan Markas Divisi Infanteri-2 Kostrad.


Di Lanud Iswayudi, Letjen TNI M. Munir didampingi Danlanud Iswayudi Marsma TNI Yuyu Sutisna melakukan pengecekan terinci terhadap kesiapan pesawat-pesawat F-16, Hawk 100/200, F-5 Tiger dan pesawat Helly Colibri.


Sementara di Markas Batalyon Infanteri-501, Pangkostrad mengecek kesiapan peralatan dan personil serta menyaksikan demo kecakapan Prajurit Yonif-501 dalam mengoperasikan Meriam Mortir 81 yang akan dimainkan pada pelaksanaan Latihan nantinya.


Selanjutnya pengecekan di Markas Divisi Infanteri (Makodivif)-2/Kostrad Malang, Pangkostrad yang didampingi Pangdiv-2/Kostrad Mayjen TNI Setyo Sularso secara mendetail juga memeriksa semua personil dan peralatan Komando Tugas Darat Gabungan. 


Pangkostrad dalam arahannya menyampaikan ucapan terima kasih atas segala upaya yang telah dilaksanakan demi suksesnya Latgab TNI ini.


Ia juga menyampaikan rasa bangganya atas profesionalisme prajurit serta meminta memanfaatkan waktu sebaik mungkin agar pelaksanaan latihan dapat berjalan sesuai yang diharapkan. 





Sumber : Tribunnews

Berita Foto : KASAD Periksa Kesiapan Mateial Tempur Latgab TNI 2013

SEMARANG-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Pramono Edhie (di ruang pilot) periksa persiapan helikopter tempur type MI-35 di Pangkalan Udara Utama TNI AD (Lanumad) Ahmad Yani Semarang, Jateng, Sabtu (27/04/2013) yang akan digunakan pada Latihan Gabungan (Latgab) TNI.


http://data.tribunnews.com/foto/images/preview/20130429_KSAD_Periksa_Persiapan_Latgab_TNI_8620.jpg

Latgab dari TNI Angkatan Udara (AU), Angkatan Darat (AD) dan Angkatan Laut (AL) akan dilaksanakan di Bhumi Marinir Karangteko, di Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jatim pada 1-4 Mei mendatang.





Sumber : Tribunnews

Perkembangan Senjata Kanon Tank

ARC-(IDB) : Di penghujung tahun 2012 lalu, kita disuguhi dua event besar berupa Pameran Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) yang digelar oleh TNI AD pada Oktober lalu dan Indo Defence oleh Kementrian Pertahanan pada tanggal 7 sampai 10 Nopember baru-baru ini. Pada  pameran alutsista yang disambut antusias oleh masyarakat itu, TNI AD menampilkan berbagai peralatan tempur dari generasi ke generasi, di antaranya adalah kendaraan tempur Tank dan Panser milik Korps Kavaleri. 

Di sela-sela pameran tersebut muncul pertanyaan dari masyarakat; mengapa Tank (MBT = Main Battle Tank) Leopard tidak ditampilkan? Dan pertanyaan ini terjawab pada saat pagelaran Indo Defence di JIExpo Kemayoran Jakarta. Tank yang sangat di tunggu-tunggu itu muncul dengan varian Leopard 2 Revolution didampingi Marder APC.


Tetapi sayang, rencana pembelian kendaraan tempur Tank Leopard menuai polemik, perundingan dalam negeri berjalan alot, salah satu pihak memvonis bahwa Tank Leopard tidak cocok dengan kondisi geografis Indonesia, Tank Leopard terlalu besar dan berat, Tank Leopard akan amblas, katanya lagi yang cocok di kita adalah tank kelas ringan dan maksimal medium, pendapat ini mungkin cukup menghibur bagi tetangga kita yang suka menggeser-geser patok perbatasan atau suka “selanang-selonong” melewati batas wilayah perairan negara kita, yang saat ini sudah memiliki Tank MBT buatan Polandia.


Sementara di lain pihak TNI sebagai user sangat membutuhkan Tank MBT Leopard yang secara fakta menduduki urutan pertama sebagai market leader sehingga Tank ini tampil sebagai Tank kelas dunia yang “populasi”nya mengalahkan Abrams M1A2, Tank kenamaan buatan Amerika dan Challenger Inggris, karena dari berbagai sisi Tank ini memiliki keunggulan.


Saat ini rasanya kita sudah tidak perlu lagi berdebat tentang kemungkinan Tank Leopard akan amblas atau tidak, sebab perdebatan itu nampak kekanak-kanakan, mau tidak kekanak-kanakan bagaimana? Teori Tank sebesar Leopard amblas dapat di patahkan dengan perhitungan fisika dasar tingkat SMP, tidak perlu kehadiran ahli geologi atau sarjana teknik, dan bila anda mau meluangkan waktu berjalan-jalan ke Lembaga Pendidikan Korps Kavaleri dan berdiskusi dengan seorang Bintara Instruktur kendaraan tempur di sana, diskusi tentang “amblas” akan rampung dalam 15 menit.


Main Battle Tank (MBT) selalu diupayakan dilengkapi dengan empat sistem utama kelas wahid, yaitu sistem otomotif, sistem senjata, sistem komunikasi dan sistem proteksi. Bila sekarang kita bayangkan tank MBT melakukan dog fight versus tank kelas ringan atau medium, hal ini bisa diibaratkan dengan pertarungan tinju antara Lennox Lewis dengan Manny Pacquiao. The Pac Man (Manny Pacquiao) memang pukulannya keras tapi tidak sampai karena jangkauan pukulannya hanya 170 cm sementara Lewis 213 cm. Pun seandainya pukulan The Pac Man kena, itu akan membuat badan Lennox Lewis goyang, akan tetapi bila upper cut atau hook Lewis yang mengantam The Pac Man, kita semua khawatir pahlawan tinju Asia itu akan terbang ke luar ring.


Daya gempur mengerikan yang dimiliki Tank adalah senjata kaliber besarnya (Kanon) yang  bisa di tembakan ke segala arah dan dibawa ke mana-mana. Tetapi kanon yang saat ini digunakan pada semua tank termasuk tank MBT memiliki perjalan perkembangan yang menarik seiring perkembangan sistem kekebalan (armoured protection system) dari tank lawan yang akan dihadapi.

Perkembangan laras senjata api : Smoothbore-Rifling-Smoothbore.


Pada awalnya, laras senjata api dibuat licin (smoothbore) dan proyektil yang ditembakan melesat tanpa berputar (spin) yang signifikan, sehingga proyektinya harus memiliki bentuk yang stabil seperti panah besirip atau bola untuk meminimalkan kemunkinan terguling atau jatuh ke tanah selama terbang. Namun peluru berbentuk bola cenderung berotasi secara acak selama terlontar di udara, hal ini disebabkan terjadinya ”efek Magnus”  yaitu; lintasan peluru berbentuk bola akan membentuk kurva parabola yang relatif mulus tetapi rotasinya terjadi beberapa poros sehingga menjadi tidak sejajar dengan arah lintasan.


Untuk menghidari hal tersebut, maka dibuatlah laras senjata yang memiliki alur yang berputar atau alur spiral (polygonal rifling) sehingga pada saat peluru ditembakan, alur rifling tersebut akan memaksa proyektil untuk melintir  (spin), melesat dengan stabil dan mencegah jatuh ke tanah. Ada dua kelebihan dari laras yang alurnya berputar (rifling), pertama: meningkatkan akurasi tembakan dengan menghilangkan  rotasi acak akibat efek magnus, dan kedua : memungkinkan peluru dibuat lebih panjang, lebih berat sehingga meningkatkan jarak capai dan tenaga, walaupun  ditembakan pada senjata dengan kaliber yang sama. Pada abad 18, senjata dengan laras smoothbore menjadi standar pasukan infanteri, kemudian pada abad 19 smoothbore digudangkan dan digantikan dengan laras yang rifling. Karena laras yang rifling inilah maka orang umum di barat menyebut senjata api dengan kata rifle.


Perkembangan senjata kanon pada Kendaraan tempur Tank terjadi transisi yang aneh, awalnya laras senjata dibuat smoothbore, kemudian smoothbore digantikan dengan kanon yang alurnya rifling (berputar) dan akhir- akhir ini  kembali lagi ke smoothbore. Data terakhir mencatat, dari sekian jenis tank tempur utama (MBT=Main Battle Tank) generasi terbaru, sebut saja Leopard (Jerman), Abrams (AS), Le Crec (Perancis), T-90 (Rusia), Ariete (Italy), Merkava (Israel), semuanya menggunakan Kanon smoothbore kecuali Chalenger (Inggris) dan Arjun  (India) yang masih bertahan menggunakan kanon rifling.


PERKEMBANGAN MUNISI DAN ARMOR PROTECTION


Perkembangan laras kanon dari smoothbore ke rifling dan kembali lagi ke smoothbore, tidak lepas dari perkembangan penggunaan jenis munisi dan “ sistem kekebalan tubuh “ yang diberikan oleh “ lindung lapis baja “-nya badan kendaraan tempur tank.

Secara umum ada empat jenis minisi kanon standar, walaupun dari keempat jenis munisi ini dipecah lagi menjadi beberapa sub-varian. Keempat jenis munisi tersebut adalah HE, HESH, HEAT dan APFSDS.


HE


Munisi kanon yang paling umum adalah munisi yang mempunyai daya ledak tinggi,  yang secara sederhana biasa disebut peluru HE (High Explosive). Proyektil munisi ini terbuat dari baja yang kuat, diisi bahan peledak berkekuatan tinggi, dan sebuah fuse. Ketika fuse memicu bahan peledak, maka bahan peledak bereaksi sehingga menghasilkan ledakan, memancarkan panas dan akibatnya menghancurkan casing proyektil menjadi berkeping-keping (fragments) yang berterbangan dengan kecepatan yang sangat tinggi. Efek perusakan yang diakibatkan peluru ini lebih banyak disebabkan oleh pecahan kepingan proyektil (fragments) dari pada gelombang kejut secara langsung.




Munisi HE terdiri dari beberapa fungsi tergantung jenis fuse yang digunakan. Ada peluru HE yang diset untuk meledak pada permukaan tanah/ sasaran, ada yang di set untuk meledak diatas permukaan tanah / sasaran, dan ada pula yang diset untuk meledak setelah melakukan penetrasi pada tanah dengan  kedalaman yang pendek (dengan maksud untuk menyalurkan dan menambah goncangan tanah atau mengurangi penyebaran fragmentasi dari proyektil ).




Munisi ini tegolong pada munisi yang menghasilkan efek perusakan berdasarkan energi kimia  (Chemical Energy) yang saat ini cocok digunakan untuk menghancurkan sasaran non armour seperti gedung, bunker, jembatan dan perkubuan. Untuk akurasi (ketepatan) peluru ini mengandalkan senjata dengan alur dan galangan yang berputar (rifling)


HESH


Munisi HESH (High Explosive Squash Head) atau di Amerika disebut HEP (High Explosive Plastic) adalah munisi yang cukup efektif terhadap bangunan beton dan juga digunakan untuk melawan kendaraan tempur. Munisi HESH pertama kali digelar oleh Angkatan Darat Inggris pada masa perang dingin, kemudian diikuti oleh Angkatan bersenjata negara lain pasca perang dingin.


Proyektil munisi HESH adalah logam tipis yang diisi bahan peledak plastis berdaya ledak tinggi yang dirangkaikan dengan fuse yang memberikan jeda waktu aksi (delayed-action base fuse). Pada saat proyektil HESH membentur sasaran, proyektil berubah bentuk menjadi pipih / squashed (seperti labu yang dibenturkan ke dinding, munkin ini  penyebabnya munisi ini menggunakan kata “squash”  yang berarti labu) atau berubah bentuk menjadi cakram mirip adonan kue yang dibantingkan ke meja. 

Sepersekian detik kemudian fuse bereaksi memicu bahan peledak, maka terjadi ledakan yang menciptakan gelombang kejut, pada permukaan yang lebar dan kontak langsung dengan target. Pada kasus munisi HESH yang menghantam badan kendaraan tempur, terjadi tekanan gelombang kejut yang menghentak badan kendaraan tempur yang terbuat dari logam dan menjalar dengan cepat ke bagian dalam kendaraan tempur sampai mencapai titik antara permukaan logam interior dengan udara ruangan awak, sebagian energi direfleksikan sebagai gelombang tegangan.


Pada saat itu tekanan dan gelombang tegang berpotongan,  maka terciptalah zona stress tinggi (high stress zone) pada logam badan kendaraan tempur yang menyebabkan terjadinya pecahan-pecahan baja yang memancar dari dinding interior. Fragmentasi akibat gelombang ledakan ini disebut spalling, sementara pecahan logam (fragmen) itu sendiri disebut spall. Pecahan logam tersebut berterbangan pada kecepatan yang sangat tinggi melalui bagian dalam kendaraan untuk melukai atau membunuh para awak, kerusakan peralatan, dan / atau menyulut munisi dan bahan bakar.



Peluru HESH memiliki kegunaan yang luas sebab dapat bekerja efektif pada hampir semua jenis target, tetapi umumnya munisi ini memiliki kecepatan (v) yang relatif rendah karena kecepatan tinggi akan mengakibatkan benturan proyetil yang berubah bentuk menjadi pipih pada sasaran akan terlalu menyebar sehingga mengurangi dampak gelombang kejut. HESH tidak dirancang untuk benar-benar melubangi badan kendaraan tempur terutama tank MBT, sebab hanya mengandalkan konduksi gelombang kejut yang terjadi pada plat baja kendaraan tempur padat (solid steel armour). Munisi HESH memerlukan akurasi tinggi, maka hanya efektif bila ditembakan dari kanon yang alurnya berputar ( rifling )



Untuk menghadapi efek kerusakan akibat tembakan peluru HESH, maka desain badan kendaraan tempur dikembangkan  menjadi berlapis-lapis mengarah kepada logam komposit yang keras dan bahan-bahan tahan panas. Struktur logam seperti  ini adalah konduktor yang buruk bagi  gelombang kejut, dan lebih jauh lagi  "lapisan pencegah fragmentasi / spalling", terbuat dari bahan-bahan seperti Kevlar, biasanya dipasang di bagian permukaan baja, di mana ia bertindak untuk mempertahankan setiap pecahan yang mungkin  terjadi.


HEAT


Dengan tampilnya logam komposit yang digunakan pada badan kendaraan tempur maka kedigdayaan peluru HESH menjadi berkurang. Kendaraan tempur modern saat ini  terutama tank/panser kelas medium dan Tank MBT (Medium & Heavy Armor) menjadi lebih kebal, sehingga peluru HESH penggunaannya hanya efektif terhadap sasaran kendaraan tempur kelas ringan (Light Armored Vehicle) yang struktur logamnya non komposit generasi lama, juga sasaran gedung, jembatan atau bunker.


Untuk menghadapi kendaraan tempur yang badannya sudah kebal oleh peluru HESH maka perlu munisi yang yang lebih efektif yaitu munisi HEAT (High Explosive Anti Tank). Munisi HEAT dibuat berdasarkan teori efek Neumann (yang merupakan pengembangan efek Munroe) yaitu pancaran  (jet) berkecepatan sangat tinggi (very-high velocity) dari logam dalam keadaan cair (superplasticity) dapat menembus logam padat (solid armor).




Peluru HEAT betul-betul dirancang untuk menembus baja  kendaraan tempur, dimana bahan peledak bereaksi pada saat proyektil membentur sasaran, dan ledakan ini megubah logam padat (biasanya tembaga atau timah) menjadi cair (molten metal/superplasticity) yang dipancarkan melalui celah sempit ruang hampa yang berbentuk corong yang berada dibagian depan proyektil. 

Pancaran logam cair  yang kemudian desebut Jet ini bergerak dengan kecepatan hipersonik (diatas 25 kali kecepatan suara) sehingga menghasilkan energi kinetik yang bisa mengikis baja kendaraan tempur secara ekslusif. Secara teori peluru HEAT pada awalnya mampu menembus baja dengan diameter lubang 1,5 sampai 2,5 kali diameter proyektil, kemudian peluru HEAT modern diklaim bisa menembus baja sampai 7 kali diameter proyektil dan ini terus meningkat seiring peningkatan kualitas material yang digunakan dan performa kinerja Jet.



 
Akan tetapi peluru HEAT akan kurang efektif bila berputar (ditembakan dari laras yang alurnya berputar/rifling ; sebuah metode normal untuk menghasilkan akurasi), sebab perputaran tersebut akan menghasilkan gaya sentrifugal (gaya kearah luar pada benda yang berputar) yang akhirnya Jet akan menyebar sehingga daya tembus menjadi berkurang. Atas dasar ini peluru HEAT perlu ditembakan dari senjata berlaras Smoothbore.


Ada kesalah pahaman yang tersebar luas, HEAT diartikan sebagai kata yang berarti PANAS (Inggris), sehingga banyak orang mengira peluru HEAT melakukan penetrasi pada target baja berdasarkan konsep panas, padahal peluru jenis ini tidak tergantung dengan fenomena thermal apapun. Kesimpang siuran ini muncul dari akronim HEAT yang diartikan sebagai kata “PANAS”.


APFSDS


Efek penetrasi peluru HEAT bekerja dengan waktu yang sangat singkat dan berkurang sangat cepat, itu sebabnya saat ini Jerman memelopori penggunaan Skirts (tabir logam) yang dipasang pada bagian samping Kendaraan tempurnya seperti pada MBT Leopard, sehingga daya tembus peluru HEAT akan bekerja pada Skirts dan sudah kehilangan efek penetrasi sebelum mengenai bagian utama badan tank. Atau penggunaan keramik (cobham) yang digunakan pada tank Chalenger ( Inggris) yang terbukti dapat meredam efek Jet peluru HEAT, atau penggunaan reactive armour (baja reaktif) yang mendahului meledakan peluru HEAT kearah luar sebelum peluru HEAT melakukan penetrasi.


Karena kenyataan ini, kejayaan peluru HEAT menjadi melemah, maka perlu diciptakan lagi peluru yang dapat melumpuhkan kendaraan tempur yang sudah dilengkapi dengan skirts,keramik/cobham, atau reactive armour tersebut, maka munculah peluru jenis APFSDS (Armour Piercing Fin Stabilized Discarding Sabot).



Munisi APFSDS dirancang untuk menembus target apapun bukan berdasarkan hasil kerja dari ledakan yang dihasilkan oleh energi kimia (chemical energy penetrator seperti peluru HE,HESH dan HEAT) melainkan berdasarkan konsep yang memaksimalkan efek dari energi kinetik pada peluru yang dirancang sedemikian rupa, sehingga terkadang munisi APFSDS ini disebut Kinetic Energy Penetrator. Prinsip maksimalisasi energi kinetik didapat dari massa dan kecepatan dengan area benturan peluru pada sasaran, sehingga peluru dapat dengan mulus menembus target. Hal ini diperoleh dengan syarat - syarat sebagai berikut :

-    Ditembakan dengan kecepatan (v) yang sangat tinggi.
-    Gaya dikonsentrasikan pada daerah benturan (impact area) yang sangat kecil namun tetap menyimpan massa yang relatif besar .
-    Memaksimalkan massa peluru dengan menggunakan logam terpadat.


Agar gaya dikonsentrasikan pada daerah benturan yang kecil (small impact area) maka proyektil peluru APFSDS dibuat dengan diameter 2-3 cm dan panjang 50-60 cm sehingga bentuknya mirip sebatang linggis, karena hal itu terkadang peluru jenis ini disebut Long Rod Penetrator (LRP), namun masalah lain timbul: bukankah peluru ini ditembakan dari senjata  Kanon yang berkaliber mulai 90 mm, 105 mm sampai 120  mm? Berarti ada celah yang lebar antara diameter proyektil dengan diameter laras senjata? Sementara syarat lain mengharuskan peluru ini ditembakan dengan kecepatan yang sangat tinggi? Untuk mengatasi hal ini maka dipasanglah Sabot  (bahasa Perancis yang berarti sepatu kayu). Sabot inilah yang menutup celah antara proyektil/penetrator dengan diameter laras sehingga kompresi ledakan isian dorong secara maksimal melontarkan peluru dengan kecepatan luar biasa yaitu sekitar 1400 sampai 1900 meter/detik.


Setelah proyektil/penetrator keluar dari mulut laras, Sabot sudah tidak diperlukan lagi, maka dengan sendirinya akan dilepaskan (discarding), akan tetapi karena peluru beroperasi dengan kecepatan tinggi, Sabot masih terlontar sampai beberapa ratus meter dengan kecepatan yang masih mematikan bagi pasukan musuh atau menyebabkan kerusakan ringan pada kendaraan.




Untuk memaksimalkan Energi Kinetik pada saat penetrator (proyektil tembus baja) membentur sasaran, selain penetrator dibuat dengan diameter yang kecil dan ukuran yang panjang, massa penetrator juga harus dimaksimalkan dengan menggunakan logam padat, maka dipilih material dari  Tungsten carbide, atau Depleted Uranium (DU) alloy (Staballoy) .


Namun masalah logis selanjutnya, untuk mendapatkan jangkauan tembakan yang jauh dengan energi kinetik dikonsentrasikan pada daerah benturan yang kecil, sementara desain penetrator yang dibuat panjang dan ramping, secara aerodinamis hal ini tidak stabil, sehingga cenderung jatuh ke tanah pada saat terbang dan kurang akurat. Secara tradisional, penetrator diberi kestabilan selama terbang dari laras dengan alur yang berputar (rifling). Sampai batas tertentu hal ini efektif, akan tapi untuk proyektil yang panjangnya lebih dari enam atau tujuh kali diameternya, rifling menjadi kurang efektif. Maka digunakanlah Fin- Stabilized (sirip ke-stabilan), sehingga kini penetrator dapat terbang dengan stabil tanpa berputar-putar dengan akurasi tetap terjaga. Selain itu bila masih menggunakan kanon rifling, hal ini kontra-produktif, sebab perputaran akibat rifling akan menurunkan penetrasi efektif peluru ini (rifling mengalihkan sebagian energi kinetik linear menjadi energi kinetik rotasi, dengan demikian mengurangi kecepatan peluru dan tenaga benturan). Oleh karena itu peluru APFSDS mutlak, harus ditembakan dari senjata yang alurnya tidak berputar/ rifling yaitu dari laras senjata Smoothbore.


Penutup

Demikian perkembangan jenis laras senjata yang berubah-ubah dari Smoothbore ke Rifling dan kembali lagi ke Smoothbore dengan disertai perkembangan jenis munisi dari yang efek perusakannya di dapat dari ledakan (Chemical Energy) seperti pelurui HE, HESH, kombinasi Chemical & Kinetic Energy seperti HEAT, atau yang mutlak menggunakan Kinetic Energy seperti peluru APFSDS. Hal ini tercipta dengan perlombaan kualitas material dan desain badan Kendaraan tempur. Dan untuk saat ini peluru APFSDS masih jadi “hantu“ menakutkan bagi Kendaraan tempur  dengan kualitas material terbaru sekalipun !

Tank Leopard sebagai salah satu MBT terbaik, menggunakan kanon smoothbore kaliber 120 mm dengan jenis-jenis peluru tersebut di atas yang mampu menghancurkan segala jenis target termasuk peluru APFSDS yang dapat menumbangkan tank lawan jenis apapun.






Sumber : ARC

TNI AL Gelar Kekuatan Tempur


SURABAYA-(IDB) : TNI Angkatan Laut hari ini, Minggu (26/4) menggelar seluruh kekuatan tempurnya, gelar kekuatan tempur yang diawali dengan pemeriksaan pasukan ituditerima oleh Panglima Komando Gabungan TNI (Pangkogab TNI) Letnan Jenderal TNI Drs. Muhammad Munir selaku penerima gelar kekuatan di dermaga Madura, Koarmatim, Ujung, Surabaya.


Gelar kekuatan merupakan bentuk kesiapan TNI Angkatan Laut dalam rangka mempersiapkan diri melaksanakan latihan gabungan TNI yang akan dilaksanakan di awal minggu pertama bulan Mei itu, melibatkan pasukan pendarat Marinir lengkap dengan senjata andalan dan pasukan khususnya,para Intai Amphibi penyelam, Kopaska serta sederet kapal perang canggih milik TNI AL terlihat turut menghiasi semaraknya gelar kekuatan itu.


Dalam gelar kekuatan Matra laut itu Pangkogab TNI diampingi oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono SH. M. Hum selaku Wakil Panglima Komando Tugas Gabungan (Wapangkogasgab) TNI dalam melaksanakan pemeriksaan pasukan. Dengan amat cermat dan teliti Pangarmatim menjawab pertanyaan Pangkogab TNI serta menjelaskan satu persatu unsure yang terlibat gelar kekuatan itu.


Pada saat pemeriksaan itu, Pangkogab TNI juga memeriksa Kapal Perang KRI Makassar -590, dimana kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD) itu akan digunakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono sebagai tempat tinggal “ On Bord” sebelum turut serta melaksanakan pendaratan ampfibi dengan menggunakan kendaraan pendarat ampibi.


Di kapal perang dari Satuan Kapal Amphibi (Satfib) Koarmatim itu jugalah Presiden Susilo Bambang Yudoyono akan ,menerima paparan dari Pangkogab TNI tentang rencana dan olah gerak pasukan serta Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) terkait dengan Latihan Gabungan (Latgab) TNI tahun 2013.


Dalam Latgab TNI tersebut tidak kurang dari 43 kapal perang akan dikerahkan. Kapal – kapal perang terdiri dari berbagai jenis diantaranya kapal kombatan jenis Kapal Perusak Kawal Rudal, SIGMA, kapal selam, kapal amfibi dan Landing Platform Dock (LPD) Kapal Cepat Rudal (KCR) dan Kapal Cepat Torpedo (KCT), Kapal Buru Ranjau (BR) dan Penyapu Ranjau (PR), Kapal Patroli Cepat (Fast Patrol Boat) dan kapal bantu.


Unsur-unsur tersebut dalam Latgab TNI tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Laut (Kogasgabla) dan Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib).  Unsur Kogasgabla terdiri dari kapal-kapal kombatan, kapal rudal, dan penyapu ranjau, sedangkan unsur Kogasgabfib terdiri dari kapal amfibi dan LPD, Pasukan Khusus (Pasus) TNI AL Kopaska dan Taifib, Penyelam Tempur, dan helikopter. Jajaran Kogasgabfib ini mengangkut Pasukan Pendarat (Pasrat) Marinir dan matrial tempurnya.


Secara umum Gelar Kekuatan Laut tersebut menampilkan seluruh kekuatan yang tergabung dalam Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) TNI AL, mulai dari kapal perang, pesawat udara, Marinir dan pangkalan. Sedangkan personel TNI AL  yang terlibat dalam latihan gabungan ini sekitar 6.500 orang.


Pada Latgab TNI kali ini,  Korps Marinir  mengerahkan  59  tank amfibi, yaitu 17 BMP-3F (Boyevaya Mashina Pyekhota),  33 BTR-50  (Browne Transporter),  7 LVT-7A1 (Landing Vehicle Track), serta 2 BVP-2 (Bojove Vozidlo Pechoty), 2 unit Roket Multi Laras RM-70/Grad, 16 perahu karet, 4 unit meriam Howitzer 105 mm, dan lebih dari dua ribu prajurit Marinir yang kesemuanya diangkut dengan kapal perang LST dan LPD. Sementara Puspenerbal mengerahkan 3 pesawat Intai Maritim jenis Cassa dan 5 helikopter untuk pendaratan Marinir Lintas Heli. Secara keseluruhan kekuatan pasukan TNI yang dilibatkan dalam Latihan Gabungan tersebut berjumlah sekitar 16.745 prajurit.


Pangkogab TNI dalam sambutanya antara lain mengatakan kita harus berlatih terus menerus untuk mencapai sukses, meskipun yang kita hadapi saat ini adalah latihan bukan perang sesungguhnya. Kita harus tetap sungguh-sungguh melaksanakannya dengan tetap mengedepankan keselamatan “Zero Accident” baik personel maupun materiel. Kata Jenderal dengan bintang tiga dipundak itu.

Hadir dalam gelar kekutan TNI Angkatan Laut itu antara lain Pangarmatim, Laksamana Muda TNI Agung Pramono SH. M. Hum, Kasarmatim Laksma TNI Darwanto SH. M.A.P Komandan Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Timur (Dan Guskpurlatim) Laksma TNI Arie Soedewo SE. Danpasmar  Brigjen TNI Mar Siswoyo Hari S, serta para pejabat teras TNI Angkatan Laut lainnya. 






Sumber : Koarmatim

Danpsmar-1 Dampingi Pangkostrad Tinjau Gelar Pasukan TNI AL

SURABAYA-(IDB) : Pangkostrad Letjen TNI M. Munir selaku Pangkogab Latgab TNI Tahun 2013 menerima Apel gelar pasukan unsur-unsur TNI AL yang terlibat dalam latihan Gabungan (Latgab) TNI Tahun 2013, di Dermaga Koarmatim Ujung, Surabaya, Minggu (28/04). 


Pada kesempatan tersebut Pangkostrad memeriksa pasukan dan seluruh Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) yang dikerahkan dalam latihan perang yang berskala besar ini didampingi Dankodiklat TNI selaku Wadirlat Latgab TNI Tahun 2013, Wairjen TNI selaku Ketua Tim Penilai Latgab TNI Tahun 2013, Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, Danpasmar-1 Brigjen TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso selaku Danpasrat Latgab TNI Tahun 2013 dan Para Pejabat Teras Mabes TNI. 


Dalam amanatnya Pangkostrad menyampaikan saya mengucapkan terima kasih kepada Tuhan YME, kita melaksanakan pengecekan secara langsung kesiapan satuan jajaran TNI AL yang berada di Surabaya, saya mengucapkan terima kasih kepada Pangarmatim dan seluruh jajarannya, Korps Marinir dengan seluruh jajarannya yang telah mempersiapkan diri dengan baik, dengan kesiapan yang tinggi untuk mendukung dan mensukseskan pelaksanaan Latgab TNI Tahun 2013. 


Lebih lanjut Pangkostrad menyampaikan kita sebagai prajurit TNI harus terus berlatih dan berlatih untuk selalu meningkatkan kemampuan tempur kita sebagai prajurit TNI, karena tugas ke depan tidak semakin ringan untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI, kita TNI dituntut untuk terus meningkatkan kemampuan, untuk mengawal keutuhan NKRI, maka dari itu kita berlatih dan berlatih terus.” tegasnya. 


Pada tahun 2013 kita melaksanakan program Latgab TNI yang lebih besar dari Latgab-latgab sebelumnya, sekali lagi saya mengucapkan terima kasih atas kesiapan ini. 


Pangkostrad sebagai Pangkogab Latgab TNI tahun 2013 mengharapkan agar seluruh prajurit dan unsur-unsur yang terlibat dalam Latgab TNI Tahun 2013 untuk memanfaatkan waktu yang masih ada, agar menyempurnakan kekurangannya, saya percaya dan mendengar para prajurit sudah melaksanakan latihan-latihan secara bertingkat, bertahap, berlanjut terus menerus sampai nanti pada saatnya. 

Untuk itu kita akan lakukan latihan terus sehingga akan menghasilkan kemampuan tempur TNI yang semakin handal, karena ini masih merupakan latihan saya mengharapkan setiap kegiatan dari mulai Satuan yang paling kecil agar mengutamakan aspek keselematan (Zero Accident), karena ini latihan belum perang sesungguhnya, belum pertempuran yang sesungguhnya, sehingga saya harapkan setiap kegiatan mempertimbangkan aspek-aspek keamanan, untuk itu masing-masing personel, Satuan yang paling kecil sampai dengan yang paling besar untuk selalu sinergi, kerja sama saling membantu, saling mengisi dan saling mengingatkan, sehingga semua kegiatan bias dilaksanakan dengan baik. 






Sumber : Kormar

KASAL Kunjungi Puslatpurmar Baluran


SITUBONDO-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio, M.M melaksanakan kunjungan kerja ke Pusat Latihan Tempur Korps Marinir Baluran di Karangtekok, Asembagus, Situbondo, Jumat (26/4). 


Kasal yang didampingi Asrena Kasal Laksda TNI Ade Supandi, Asops Kasal Laksda TNI Didit Herdiawan, Pangarmatim Laksda TNI Agung Pramono, Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington, Komandan Kobangdikal Laksda TNI Djoko Teguh Wahojo, Gubernur AAL Laksda TNI I.N.G.N Ary Atmaja, S.E, Komandan Seskoal Laksda TNI D.A Mamahit, Pangkolinlamil Laksda TNI Darojatim, Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso, Komandan Lantamal V Surabaya Laksma TNI Sumadi dan Komandan Puspenerbal Laksma TNI I Nyoman Nesa tersebut melakukan kunjungan ke Pusat Latihan Tempur Korps Marinir Baluran dengan tujuan mengecek kesiapan sarana dan prasarana serta fasilitas yang ada sebelum pelaksanaan Latihan Umum Latgab TNI tahun 2013 yang akan digelar awal Mei mendatang.


Kedatangan orang nomor satu di Angkatan Laut beserta rombongan dengan menggunakan dua buah Helly Bell tersebut disambut oleh Komandan Puslatpur Baluran Letkol Marinir Agus Gunawan Wibisono di pos Marinir pantai Banongan, Asembagus, Situbondo. 


Selanjutnya Kasal memeriksa kesiapan gedung pos tinjau yang sudah direnovasi oleh prajurit Korps Marinir dibawah pimpinan Komandan Lanmar Surabaya Kolonel Marinir M. Hari, saat berada di lantai menara tinjau, Kasal menerima paparan dari Asops Pasmar-1 Kolonel Marinir Rudi Sulistyanto tentang kegiatan yang akan dilaksanakan dalam Latihan Umum Latgab TNI tahun 2013. Dari atas menara tinjau tersebut Kasal beserta rombongan menyaksikan penembakan roket RM 70 Grad dan Howitzer 105 mm dari tempat stelling di pantai Banongan dengan sasaran yang berada di daerah  Karangtekok dengan jarak 15 km. 


Usai menerima paparan, Kasal beserta rombongan melakukan peninjauan ke Mess Keris Samudra yang rencananya akan digunakan sebagai sarana pendukung dalam Latihan Umum Latgab TNI tahun 2013.

Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan mengunjungi Mako Puslatpurmar Baluran. Seusai sholat Jumat dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti renovasi Menara Tinjau Banongan, renovasi Mess Keris Samudera dan renovasi titik tinjau T.12. 

Usai penandatanganan prasasti, Kasal melakukan inspeksi dapur lapangan dari Yonbekpal-1 Mar yang dalam Latihan Umum Latgab TNI 2013 nanti akan menyiapkan menu makan untuk prajurit. Dalam kesempatan tersebut, Kasal juga memimpin doa sebelum melaksanakan makan siang bersama prajurit di lapangan apel Puslatpur Baluran dengan menu masakan yang diolah oleh prajurit-prajurit Korps Marinir TNI AL. 

Kemudian rangkaian acara dilanjutkan dengan peninjauan tempat yang akan digunakan untuk melihat manuver pasukan beserta alutsistanya yaitu titik peninjauan T.12 yang sudah selesai direnovasi, Saat berada di titik peninjauan T.12, Kasal berkesempatan melakukan penembakan meriam kendaraan tempur BMP-3F. 


Dalam setiap kunjungannya baik itu ke Pos Tinjau Banongan, Mess Keris Samudera dan Titik Tinjau T.12, kasal berkesempatan memberikan bingkisan kepada prajurit Korps Marinir TNI AL yang melaksanakan renovasi di tiga tempat tersebut. 


Seluruh rangkaian kunjungan diakhiri dengan pelepasan oleh Komandan Lantamal V Surabaya dan pejabat dijajaran Pasmar-1, setelah sebelumnya Kasal menerima jajar kehormatan dari para prajurit Puslatpurmar Baluran. 


Kasal beserta rombongan kemudian bertolak ke Surabaya dengan menggunakan Helly Bell milik TNI AL. 





Sumber : Kormar