Pages

Sabtu, April 27, 2013

KSAD Tinjau Kesiapan Pasukan Perdamaian Yang Dikirim Ke Sudan

SEMARANG-(IDB) : Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Pramono Edhie Wibowo meninjau kesiapan pasukan penjaga perdamaian PBB yang akan dikirim ke Darfur, Sudan.

Kesiapan pasukan perdamaian yang akan diperkuat dengan tiga unit helikopter MI-17 tersebut digelar di Pangkalan Udara TNI Angkatan Darat Ahmad Yani Semarang, Sabtu (27/4).

Menurut Pramono terdapat 120 personel TNI AD yang akan dikirim ke Darfur sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB.

Dalam kesempatan itu, KSAD meminta para prajurit Angkatan Darat tersebut menjaga nama baik di mata dunia internasional.

"Jaga kesan baik, tunjukkan bahwa pilot Indonesia siap bertugas," katanya.

Ia menuturkan selama ini dunia internasional merasa puas terhadap prajurit Indonesia yang ditugaskan sebagai pasukan penjaga perdamaian.

"Jaga nama baik Indonesia, utamakan keselamatan diri," tambahnya.

Sementara itu, Komandan Pasukan Penjaga Perdamaian Indonesia Letnan Kolonel Eko.P menambahkan para prajurit yang akan dikirim ini sebelumnya sudah menjalani seleksi.

Ia menjelaskan selain kemampuan fisik dan militer, terdapat kemampuan khusus lain yang juga harus dimiliki, seperti kemampuan berbahasa Inggris.





Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Pramono Edhie (kanan) periksa pasukan di Pangkalan Udara Utama TNI AD (Lanumad) Ahmad Yani Semarang, Jateng, Sabtu (27/04/2013). Kedatangan Jenderal TNI Pramono Edhie ini untuk memantau persiapan 120 personel dari pasukan Garuda 35 A Unamid TNI AD dan tiga helikopter berjenis MI-17 v5 yang akan diberangkatkan ke Darfur, Sudan dalam misi menjaga perdamaian PBB pada Juli 2013 mendatang.





Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Pramono Edhie periksa persiapan helikopter berjenis MI-17 v5 di Pangkalan Udara Utama TNI AD (Lanumad) Ahmad Yani Semarang, Jateng, Sabtu (27/04/2013).





Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Pramono Edhie periksa persiapan helikopter berjenis MI-17 v5 di Pangkalan Udara Utama TNI AD (Lanumad) Ahmad Yani Semarang, Jateng, Sabtu (27/04/2013).





Jangan Pulang Sebelum Waktunya 


Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo melakukan peninjauan kesiapan pasukan penjaga perdamaian PBB, di Pangkalan Udara TNI AD Ahmad Yani, Semarang, Sabtu (27/4/2013). Pasukan yang berjumlah 120 personel itu akan dikirim ke Darfur, Sudan. Selain pasukan, ada tiga unit helikopter MI-17 yang akan dikirim. Pengiriman pasukan beserta helikopter merupakan yang pertama kali dilakukan Indonesia. Oleh karena itu, Pramono meminta agar pasukannya menjaga nama baik Indonesia.

"Tunjukkan pasukan kita siap bertugas. Jaga nama baik Indonesia dan jangan sampai dipulangkan sebelum waktunya," katanya.

Pada kesempatan itu Pramono juga meninjau seluruh kekuatan helikopter yang  akan digunakan untuk latihan gabungan seluruh angkatan TNI di Indonesia. Latihan gabungan itu akan diselenggarakan pada 1-4 Mei 2013 di Jawa Timur.

"Pasukan dan helikopter kita dalam kondisi siap siaga, dan latihan bukan karena ancaman melainkan memang semua pasukan dan alutsista harus siap setiap saat," ujar Pramono.

Sementara itu, Komandan Pasukan Penjaga Perdamaian Indonesia Letnan Kolonel Eko P mengatakan, pasukan yang akan dikirim diberi nama Kontingen Garuda 35 A Unamid. Helikopter yang digunakan cukup canggih dan memiliki standar untuk digunakan dalam misi perdamaian PBB.

"Senjata ataupun helikopternya juga sesuai seleksi standar internasional. Ini pertama kali bagi Indonesia mengirimkan pasukan dan helikopter," ujarnya.

Pasukan perdamaian ini akan berangkat pada akhir Juli mendatang. Mereka akan bertugas selama satu tahun. Sejumlah persiapan telah dilakukan, terutama untuk menyesuaikan diri di mana pun mereka tinggal serta belajar kebiasaan di negara tersebut.

Eko menambahkan, pasukan dalam kontingen ini merupakan prajurit terpilih karena harus mengikuti seleksi seperti kemampuan bahasa Inggris, komputer, psikotes, dan kemampuan fisik.
Sumber : Tribunnews

TNI Kirim 3 Helikopter MI-17 Beserta 120 Personel Ke Sudan

SEMARANG-(IDB) : Sekitar 25 unit helikopter milik TNI dengan spesifikasi beragam terlihat berjajar rapi di Lapangan Udara Utama TNI AD Ahmad Yani Semarang. Sementara itu Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie berkeliling mengecek satu persatu kondisi helikopter.

Dari 25 unit helikopter tersebut, tiga di antaranya akan dikirim ke Darfur, Sudan bersama 120 personel sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB pada bulan Juli mendatang. Helikopter yang akan dikirim berjenis MI-17 yang memiliki spesifikasi berstandar internasional.

Pengiriman pasukan beserta helikopternya ke luar negeri untuk menjaga perdamaian PBB tersebut merupakan yang pertama kalinya bagi Indonesia. Oleh sebab itu, KSAD mewanti-wanti agar pasukan yang dikirim bisa menjaga nama Indonesia dengan baik.

"Kamu (pasukan) adalah yang pertama, jadi jangan cederai TNI. Jangan sampai kesan bagus dari PBB terhadap kamu hanya kesan pertama," katanya dalam pengarahan di Lapangan Udara Utama TNI AD Ahmad Yani Semarang, Sabtu (27/4/2013).

Pasukan yang akan dikirim ke Darfur adalah pasukan Garuda 35 A Unamid. Mereka berseragam loreng warna cokelat. Komandan Pasukan Penjaga Perdamaian Indonesia Letnan Kolonel Eko menambahkan standar MI-17 yang akan dikirim sudah disesuaikan dengan standar dari PBB.

"Helikopter dan senjatanya memenuhi seleksi standar internasional," ujar Eko.

Pun demikian dengan pasukan yang akan diberangkatkan. Sebelumnya mereka harus melalui seleksi kemampuan bahasa Inggris, komputer, psikotes dan kemampuan fisik.

Selain mengecek persiapan pasukan Garuda 35 A Unamid, KSAD juga memantau kesiapan helikopter dan pasukan yang akan mengikuti latihan gabungan di Asembagus Jawa Timur pada tanggal 1 hingga 4 Mei mendatang.

"Satuan yang akan melaksanakan latihan gabungan yang akan dilakukan segera bersama-sama angkatan darat, laut, dan udara," terang Pramono.

Ia menambahkan, latihan gabungan tersebut bukan dikarenakan adanya ancaman. Namun sebagai TNI, sudah menjadi kewajibannya untuk bersiap diri.

"Saat ini kami menganggap bahwa tidak ada ancaman dari luar ,tetapi kami, satuan yang harus siap," tandasnya.

Jenis helikopter yang disiapkan baik untuk tugas ke Darfur ataupun latihan gabungan di Asembagus antara lain MI-17, M-35 yang dilengkapi senjata missile dan helikopter 412. Selama kurang lebih 45 menit, KSAD berkeliling memantau satu persatu helikopter dari kokpit hingga senjata.





Sumber : Detik

Latma Dawn Kookaburra 2013

PERTH-(IDB) Latma Dawn Kookaburra 13 baru-baru ini mengakhiri latihan di lapangan dengan serangan cepat menggunakan peluru tajam, menyelamatkan sandera dari kubu teroris.

Latihannya melibatkan Kopassus Satuan 81 (Gultor) dan Special Air Service Regiment (SASR), dan pada tahun ini, Dawn Kookaburra difokuskan pada perang ancaman teroris di daerah perkotaan.

Kontingen 30 kuat dari Satuan 81 dikomandankan oleh Mayor M. Sjahroni dan kontingen 21C oleh Kapten Rizki Marlon. SASR memiliki 20 personil yang terlibat dalam latihan tersebut yang diambil dari berbagai bidang keahlian dalam seluruh Resimen.

Latihan ini terdiri dari serangkaian kegiatan gabungan yang diatur oleh para ahli materi pelajaran dari kedua Satuan 81 dan SASR. Ini adalah kesempatan yang baik untuk bertukar pelajaran dari masing-masing unit berdasarkan pengalaman operasional yang luas. 

Tingkat profesionalisme kedua unit ini tampak begitu jelas dengan cara dua unit Pasukan Khusus yang mampu bekerjasama dengan baik dan mampu beroperasi bersama-sama tanpa hambatan yang berarti.

Latihan ini mendapatkan kunjungan dari Mayjen TNI Agus Sutomo (Danjen Kopassus) dan Komandan Komando Operasi Khusus AB Australia, Mayjen Gus Gilmore (SOCAUST). Selama kunjungan itu, terdapat kesempatan bagi kedua Komandan tersebut untuk membahas status kerjasama bilateral dan untuk menjelajahi bidang atau materi baru untuk memperkuat hubungannya.

Mayjen Sutomo mendapatkan demonstrasi kemampuan SASR yang telah dikembangkan selama operasi di Afghanistan dan di tempat tugas lain. Beliau juga turut melihat fasilitas lapangan tembak yang mendukung SASR dalam mempertahankan kemampuannya.

Untungnya, ada banyak kesempatan selama Latma Dawn Kookaburra untuk kedua satuan untuk dapat bersosialisasi.

Kontinjen mengambil kesempatan untuk mengunjungi Fremantle, Kebun Binatang Perth dan pulau Rottnest. Anggota satuan 81 juga diberi kesempatan untuk beribadah di Masjid Perth.

Latihan memuncak dalam ‘profil misi lengkap’ (Full Mission Profile, FMP) yang melibatkan semua keahlian Counter Terrorism yang dipraktekan selama latihan dan dirancang untuk benar-benar menguji peserta Dawn Kookaburra.

FMP ini memberikan kesempatan yang sangat baik untuk melakukan perencanaan operasional gabungan dan persiapan dalam keadaan yang realistis dan real-time.

Selama dua misi lengkap, serangan pasukan berdasarkan pada skenario penyelamatan sandera di Australia yang ditangani secara bersama oleh anggota Satuan 81 dan tim SASR.

Keberhasilan kedua serangan menyoroti kemampuan Satuan 81 dan SASR untuk menyebarkan dengan cepat dalam waktu singkat, membentuk gugus tugas gabungan dan merencanakan dan melakukan misi penyelamatan sandera dilaksanakan dengan baik. Menurut seorang komandan tingkat taktis dari SASR, “Para prajurit Kopassus menyelesaikan latihan Dawn Kookaburra dengan sangat professional”.

Beliau menambahkan “Kopassus melakukan tugas yang sangat hebat, mengikuti dan mengambil bagian dalam latihan kelompok gabungan tersebut”. Upacara penutup diselenggarakan di SASR Association House, dimana Satuan 81 menampilkan seni bela diri yang sangat bagus.


Dawn Kookaburra 13 akan dilanjutkan dengan kunjungan ke Indonesia oleh anggota SASR untuk melakukan Dawn Komodo 13 yang akan diadakan akhir tahun ini. Saat ini, Satuan 81 dan SASR berfokus pada latihan gabungan antara Tim Cakra dan JIHANDAK dan Australian Special Operations Engineer Regiment.

Latihan gabungan tersebut akan fokus pada pertukaran informasi dan teknik-teknik yang berkaitan dengan Explosive Detection Dogs (Anjing Pelacak Bahan Peladak) dan Explosive Ordnance Disposal (Jihandak).





Sumber : Ikahan