Pages

Sabtu, April 20, 2013

Simulator Nautis Class A Dipilih TNI AL Untuk Pelatihan Kapal Perang Sigma

JAKARTA-(IDB) : Sebagai jembatan pelatihan personel kapal perang Korvet kelas Sigma, TNI AL dan Kemhan memilih VSTEP sebagai pemasok dua simulator Nautis kelas A Full Mission Bridge (FMB) untuk memfasilitasi pelatihan kelautan Kobangkidal di Surabaya.

TNI AL saat ini sedang melakukan modernisasi armadanya untuk lebih efektif memerangi kejahatan maritim dan pembajakan. Awal 2012, TNI AL menambah beberapa Korvet kelas Sigma untuk masuk dalam armada aktifnya. Untuk pelatihan yang realitis dari pelatihan personel Sigma, TNI AL menginginkan dua Nautis FMB, masing-masing simulator akan menampilkan 270 simulasi pada layar silinder. Simulator juga tersebut sangat tepat untuk pelatihan Sigma, sehingga efisien dalam pelatihan pengoperasian dan navigasi. TNI AL juga menginginkan jenis tipe pelabuhan, dan disesuaikan dengan layar navigasi. VSTEP sendiri akan menggandeng mitra lokal untuk membuatan simulator tersebut untuk meningkatkan kandungan lokal.
Simulator Nautis FMB akan dikembangkan oleh maritime simulator developer VSTEP dan Terravision Mitra Indonesia. Fasilitas Kelautan Kobangdikal di Surabaya akan menjadi tempat pengembangan pelatihan dan pendidikan tertinggi di TNI AL. Selain dua simulator Nautis FMB kelas A, VSTP juga membangun dua Stasiun Instruktur Nautis dan dua simulator Nautis Desktop yang dipasang di tempat tersebut. 


Menurut Direktur VSTEP, Cristijn Sarvas juga mengatakan “Kami sangat terhormat telah terpilih sebagai mitra simulasi di pusat teknologi bergensi. Kerjasama dengan mitra lokal kami telah bekerja sangat baik dan kami berharap untuk bekerjasama dengan mereka pada proyek-proyek lain di masa depan. Kami sangat menantikan untuk pengiriman dan mempersiapkan simulator dan pelatihan instruktur lokal. 




Sumber : Vstep


Personel TNI Serius Latihan Strategi dan Taktik di Cilodong

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., didampingi Kasal Laksamana TNI DR. Marsetio, Kasau Marsekal TNI I.B. Putu Dunia, Kasum TNI Marsdya TNI Daryatmo, S.IP selaku Direktur Latihan Gabungan (Dirlatgab) TNI tahun 2013 dan Wakasad Letjen TNI Moeldoko, menyaksikan langsung jalannya kegiatan Olah Yudha Kampanye Militer “Wibawa Yudha II” melalui Tactical Floor Game (TFG), di Markas Komando Divisi Infanteri 1 Kostrad Cilodong, Jawa Barat, Jumat (19/4/2013).  

Kegiatan tersebut dalam rangka menguji rencana Kampanye Militer Panglima Komando Gabungan (Pangkogab) Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2013 beserta jajarannya dihadapan Direktur Latihan, menguji rencana Kampanye Militer tanda berakhirnya latihan posko Latgab TNI.

Dalam Latihan Gabungan TNI tahun ini, di skenariokan bahwa pasukan bersenjata Aliansi  Sonora secara terbuka mengerahkan kekuatan darat, laut dan udaranya dengan poros manuver dari pangkalan ajunya di P. Namit menuju P. Tarakan, Sangatta dan Bima dengan komposisi dan disposisi sebagai kekuatan Laut yang terdiri dari 1 PKR, 1 KCR, 1 AT dan 1 BCM serta didukung dengan kekuatan Udara yang terdiri dari 1 Pesawat Intai B 737, Pesawat Angkut dengan jenis 4 Pesawat PC 7 MK2, 2 Pesawat Cessna, 1 Pesawat C 130 serta dilengkapi dengan 2 Pesawat UAV Eagle ARV, yang dipersiapkan untuk memberikan dukungan kepada kekuatan Aliansi Sonora yang sudah berada di Tarakan, Sangatta, dan Bima.
 
Kekuatan Darat Aliansi Sonora yang terdiri dari 1 Brigade (+) diperkuat, Batalyon Armed 76, Kompi Kavaleri Tank dan Baterai Arhanud saat ini telah link up dengan Gerakan Sumpit Merdeka serta didukung oleh kekuatan udara dengan komposisi 1 Pesawat CN-235, 2 Heli Angkut S61A-4, UAV Alutsista Udara dan Black Hawk, berusaha untuk terus merebut dan menguasai sebagian wilayah Sanggata, Tarakan sambil bertahan di kedudukannya untuk menunggu bantuan perkuatan dari Pangkalan aju Aliansi Sonora sebelum melanjutkan gerakan selanjutnya.

Melihat kondisi yang demikian, TNI segera tanggap dan langsung melakukan segala manuvernya untuk memulihkan kembali situasi keamanan NKRI, khususnya di wilayah Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, di Bima NTB, dan di Sangatta, Kalimantan Timur.

Komando Gabungan TNI melaksanakan Kampanye Militer meliputi Operasi Khusus, Operasi Udara, Operasi Laut Gabungan, Operasi Amfibi, Operasi Linud, Operasi Ratmin & Operasi Darat Gabungan untuk menghancurkan kekuatan Aliansi Sonora dan Gerakan Sumpit Merdeka (GSM) serta Gerakan Nusa Merdeka (GNM) mulai hari “H” jam “J" selama 20 hari di Mandala Operasi Kalimantan Timur & Nusa Tenggara Barat dalam rangka mengembalikan kedaulatan NKRI beralih ke operasi selanjutnya atas perintah.






Sumber : Tribunnews

Pesawat CN-295 Terbang Tanpa Suku Cadang

JAKARTA-(IDB) : Dua pesawat CN-295 yang diterima TNI AU pada akhir tahun lalu ternyata beroperasi tanpa suku cadang. Hal itu karena Kementerian Pertahanan belum membayar pembelian pesawat itu kepada PT Dirgantara Indonesia yang memproduksi pesawat itu bersama Airbus Military.

“Kami sudah serahkan dua pesawat, tapi belum dibayar,” kata Kepala Tim Hubungan Masyarakat PT DI Sonny S Ibrahim, Jumat (19/4). Menurut Sonny, kontrak dengan Kemhan suda ditandatangani, tetapi tidak ada tanggal terkait dengan efektivitas konreak tersebut.


Meskipun demikian, PT DI berkomitment untuk mengirim CN 295 sesuai jadwal. Jadwal pengiriman sembilan pesawat baru tersebut, yaitu dua unit pada tahun 2012, dua unit 2013, satu unit pada 2014, dan sisanya pada 2015.


Sonny mengakui, PT DI belum mengirim suku cadang awal kepada TNI AU. Ia mengatakan, biasanya PT DI mengirim suku cadang awal untuk kebutuhnan satu tahun pertama. Namun, karena belum ada pembayaran, suku cadang tidak dikirimkan. “Begitu bayar, kami akan kirimkan ke TNI AU sebagai pengguna,” kata Sonny.


Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Azman Yunus mengatakan, pihaknya punya suku cadang. Namun, saat ini hanya satu dari dua pesawat CN 295 yang beroperasi. “Yang satu lagi dalam perawatan,” katanya.


 Belum Bayar 


Secara terpisah, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Sisriadi mengakui, Kemhan belum membayar pembelian pesawat itu kepada PT DI. Menurut dia, karena secara administrasi kontrak tersebut belum efektif, secara resmi kedua pesawat CN 295 itu seharusnya belum boleh terbang.

Kalaupun pesawat itu dibawa ke Pameran Dirgantara di Langkawi, Malaysia, beberapa waktu yang lalu, hal ini masih di bawah otoritas PT DI dan dimintakan bantuan kepada pilot TNI AU untuk menerbangkannya.


Sonny mengatakan, suku cadang yang belum diberikan adalah suku cadang habis pakai. Ia mencontohkan, ban hanya bisa dipakai sebanyak 60 kali pendaratan. Setelah itu, harus dibeli. Menurut Sonny, kalau untuk ban, bisa saja TNI AU membeli dari pihak swasta. Azman mengatakan, kalau pesawat TNI AU tidak punya suku cadang, setelah yang dipakai rusak, harus menunggu sampai ada suku cadang baru. “Ya (pesawat) tidak bisa beroperasi,” katanya.


Menurut catatan Kompas, CN 295 adalah salah satu program andalan Kemhan terkait dengan penguatan industri pertahanan. Kerja sama antara PT DI dan Airbus Military tidak hanya terkait perakitan pesawat, tetapi juga termasuk pemasaran untuk kawasan Asia Tenggara.


Namun, ketiadaan suku cadang itu tidak hanya membahayakan saat operasional, tetapi juga bagi penerbang. Dengan ketiadaan suku cadang, pengguna pesawat baru itu pun tidak maksimal. Menurut Sisriadi, tahun ini dijadwalkan Kemhan akan melunasi pembayaran CN 295 tersebut.

Suku Cadang CN 295 Akan Diserahkan Tahun 2013

Suku cadang pesawat CN 295 akan diserahkan PT Dirgantara Indonesia pada tahun 2013 ke TNI AU. Saat ini, dua pesawat CN 295 yang diserahterimakan awal tahun 2012 lalu terbang tanpa suku cadang.

"Tahun ini, PT DI akan kirim suku cadangnya," kata Kepala Humas PT Dirgantara Indonesia (DI), Sonny S Ibrahim, Sabtu (20/4/2013).

Pengadaan CN 295 adalah salah satu program andalan Kementerian Pertahanan untuk meningkatkan industri pertahanan dalam negeri. Namun, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Sisriadi mengakui, pembayaran hingga kini belum dilakukan. "Soalnya kontraknya belum selesai. Tahun ini pembayaran akan kami lakukan," kata Sisriadi.

Ketiadaan suku cadang ini membuat pilot-pilot TNI AU harus menerbangkan pesawat dalam kondisi tanpa suku cadang. Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama Azman Yunus, mengatakan, saat ini, hanya satu pesawat yang beroperasi sementara yang satu dalam perawatan. Namun, menurut Sonny, pesawat sudah diserahterimakan dan itu berarti pesawat sudah memenuhi berbagai persyaratan administrasi, fungsi, dan memenuhi regulasi terbang militer Indonesia.

Pesawat sudah diterbangkan ke Langkawi Malaysia pada bulan Maret 2013 lalu untuk ikut static show di acara LIMA 2013. Saat ini pesawat sedang disiapkan untuk terbang road show ke negara-negara Asean pada bulan depan. "Saya tegaskan, pesawat-pesawat tersebut service-able," kata Sonny.

Sonny juga menyatakan, seperti sebelumnya PT DI akan tetap berkomitmen mengirimkan pesawat CN 295 sesuai jadwal. Tahun 2013 ini direncanakan ada 3 atau 4 unit CN 295 yang akan dikirimkan. PT DI juga berterima kasih pada Kementerian Pertahanan yang akan mengajak CN 295 dalam road show ke beberapa negara ASEAN pada awal bulan Mei mendatang.






Sumber : Kompas

Menhan : Kami Renegosiasi Harga Pembelian Apache

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro membantah batal membeli delapan helikopter serbu canggih AH-64 D Apache Longbow dari Amerika Serikat. Purnomo menyebut pihaknya masih memperhitungkan dan mempertimbangkan pembelian itu.

"Kami berupaya renegosiasi lagi masalah harga," kata Purnomo saat ditemui di Hotel Sultan, Jakarta, kemarin malam, Kamis, 18 April 2013.


Purnomo mengaku harga yang ditawarkan Amerika Serikat sangat mahal. Satu heli dihargai US$ 40 juta atau sekitar Rp 388 miliar per unit. Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ini ingin Amerika Serikat menurunkan harga Apache. "Kami maunya dengan harga itu dapat tiga helikopter," kata Purnomo sambil tertawa.


Kemarin, Wakil Ketua Komisi Pertahanan DPR Tubagus Hasanuddin menyatakan Indonesia batal membeli Apache dengan alasan harga terlalu mahal. Untuk pembelian alat sistem pertahanan bagi TNI Angkatan Darat, dia melanjutkan, diprioritaskan pada tank tempur utama Leopard. 


Batalnya Apache bukan berarti Indonesia tak jadi beli helikopter serbu. Sebab, Indonesia mengalihkan pandangan ke 16 helikopter Bell buatan PT Dirgantara Indonesia yang harganya sekitar Rp 160 miliar. Hasanuddin beralasan harga Bell lebih murah ketimbang Apache. "Tapi, memang Bell tidak sehebat Apache," kata dia.





Sumber : Tempo

Kopassus Laksanakan Seleksi Dan Latihan Terpusat AARM-23/2013


JAKARTA-(IDB) : Komandan Jenderal Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo secara resmi membuka seleksi dan latihan terpusat AARM-23/2013 di Lapbak Sudaryanto Makopassus Cijantung-Jakarta Timur, Rabu(10/4).
Dalam seleksi dan latihan terpusat ini diikuti 126 personel dari berbagai Kotama TNI AD yang berlangsung selama 5 bulan sampai pelaksanaan, dengan materi menembak senapan, Karaben dan Pistol

Danjen Kopassus dalam amanatnya mengatakan bahwa kegiatan seleksi dan latihan terpusat AARM  ini bertujuan untuk melaksanakan seleksi dan mempersiapkan latihan terpusat bagi para petembak yang akan bertanding pada perlombaan AARM-23 tahun 2013 di Myanmar. 

Proses seleksi dan pemusatan latihan merupakan tahap yang sangat penting untuk membentuk tim tembak yang handal. Pimpinan Angkatan Darat telah memberikan kepercayaan kepada Kopassus sebagai penyelenggara, hal ini merupakan suatu kehormatan bagi Kopassus yang akan berupaya seoptimal mungkin untuk memberikan karya terbaik bagi bangsa ini. Seleksi dan latihan terpusat ini diikuti oleh para atlet tembak dari berbagai kesatuan di lingkungan TNI AD. Melalui proses seleksi ini akan dipilih atlet putra dan putri terbaik, untuk mewakili tim AARM Indonesia. 

Selanjutnya Danjen berharap pada kesempatan yang baik ini agar mau menampilkan kemampuan terbaik agar mampu menggantikan para petembak senior serta dapat dilahirkan petembak-petembak muda yang berprestasi tinggi agar dapat mengambil alih tongkat estafet dari para petembak senior sehingga proses regenerasi petembak dapat terlaksana seperti yang diharapkan oleh pimpinan.

Turut hadir pada acara tersebut para Asisten Danjen Kopassus,para Komandan Satuan,para kabalak dan para perwira undangan dari Mabesad dan Kotama TNI AD.






Sumber : Kopassus