Pages

Senin, April 08, 2013

Wamenhan RI : Kredibilitas Komando Pasukan Khusus Harus Dipertahankan

JAKARTA-(IDB) : Pasukan khusus itu merupakan asset nasional yang mana negara berhak dan bertanggung jawab untuk menjaga atas kredibilitas yang dimiliki oleh pasukan khusus. Merupakan hal yang patut dibanggakan karena kredibilitas Pasukan Khusus dalam dunia Global pada saat ini menduduki peringkat yang ke tiga. Dengan demikian hal itu juga sekaligus tantangan yang harus dipertanggung jawabkan.
 
Demikian dikatakan Wamenhan, Sjafrie Sjamsoeddin saat memberikan pengarahan tentang Peran Kopassus dalam peperangan di Abad 21 kepada perwira di lingkungan Kopassus, pada Apel Dansat Kopassus T.A 2013, Senin (8/4) di Ksatrian Grup-1 Kopassus Serang, Banten.

Lebih lanjut Wamenhan menjelaskan bahwa mempertahankan kredibilitas Kopassus juga sebagai salah satu peran dari pasukan khusus didalam sistem pertahanan negara yang berada di posisi regional power dengan situasi politik, ekonomi, pertahanan dan kesatuan nasional yang stabil.

Wamenhan juga mengungkapkan masih banyak lagi peran-peran lain yang dimiliki Pasukan Khusus di dalam lingkup kekuatan militer, diantaranya Kopassus adalah satu embrio dari cermin kekuatan bersenjata yang patut dibedakan dengan satuan khusus lainnya.

Disamping itu menurut Wamenhan, Pasukan Khusus harus memiliki dimensi internasional atau referensi agar bisa berperan dalam kancah dunia internasional. Hal tersebut sebagai dampak dimana negara harus membuka hubungan peran pasukan khusus dengan negara-negara di dunia internasional. “ Pada saat pasukan khusus berada pada level internasional, anggota Kopassus harus memiliki kemampuan dan kualitas yang sama dengan pasukan internasional lainnya,” kata Wamenhan.

Ditambahkan Wamenhan, Pasukan khusus dengan berbagai strategi yang bervariasi dan khusus dapat berperan untuk selalu memberi warna dalam fenomena peperangan dan pertempuran.

Pada kesempatan tersebut, Wamenhan menghimbau kepada Anggota Kopassus untuk memiliki ciri-ciri yang sama dari anggota pasukan khusus di dunia internasional. Salah satunya mencakup professionalitas baik dalam pengetahuan militer dan persenjataan yang harus dapat diaplikasikan kedalam suatu keterampilan saat menjalani tugas-tugas operasi. Ditambahkan Wamenhan ciri-ciri tersebut harus tetap terpelihara dan menjadi pegangan seluruh anggota Kopassus, karena sudah menjadi kewajiban moral dan moril serta kewajiban professional Kopassus.





Sumber : DMC

Analisis : Menuju Latgab TNI 2013

ANALISIS-(IDB) : Masih segar dalam ingatan kita ketika rudal maut Yakhont dimuntahkan dari KRI OWA (Oswald Siahaan) dan mengantam KRI LST Teluk Berau di mulut Ambalat Oktober 2012 lalu, ketika dilakukan latihan Armada Jaya TNI AL.  Itu adalah prestasi cemerlang yang dilakukan lewat sekolah sendiri tanpa guru Rusia yang merasa malu karena kesalahan tahun sebelumnya.  Rudal itu berhasil menjotos KRI pensiun Teluk Berau dari jarak 190 km hingga terjengkang ke dasar laut hanya dalam waktu 3 menit setelah terkena tembakan. Keberhasilan penembakan rudal Yakhont itu akhirnya “menunda” uji tembak rudal C802, Exocet,dan torpedo yang dimiliki armada KRI karena kapal sasaran sudah tenggelam.

Kembali dalam rentang waktu yang pendek itu kita akan menyaksikan uji penembakan senjata strategis Angkatan Laut di Laut Jawa dengan belasan KRI.  Sistem senjata armada terpadu (SSAT) yang mau diuji tembak dalam latihan kali ini adalah rudal C802, rudal Exocet, rudal C705 dan torpedo SUT.  Latihan ini dalam upaya menjaga stamina kewibawaan tempur laut, menjaga performansi ketangguhan alutsista armada RI dan tentu saja dalam rangka kesiapan menjelang latihan gabungan TNI pertengahan tahun ini.  Pekan terakhir Maret 2013 yang lalu baru saja dilakukan latihan parsial III TNI AL yang melibatkan 2.000 Marinir dan puluhan kapal perang melakukan serangan pantai di Situbondo.  Latihan parsial III merupakan latihan antar komando utama angkatan laut Indonesia.  Akhir Januari 2013 yang lalu 25 KRI striking force juga melakukan uji tembak menghantam dan membombardir pulau Gundul Jawa Tengah dalam seri latihan parsial I 2013.

Batalyon Roket Marinir sedang menggempur sasaran

Intensitas latihan TNI dalam setahun terakhir ini sangat meningkat.  Berbagai latihan tingkat batalyon, skuadron dan brigade masing-masing angkatan digelar.  Belum lagi latihan bersama dengan negara sahabat yang belakangan ini tiba-tiba menjadi baik dan hangat.  Yang jelas semua tingkatan latihan itu nantinya akan bermuara pada latihan gabungan TNI terbesar yang akan dilaksanakan Juni 2013 mendatang.  Maka bisa dibayangkan game war yang diskenariokan dalam latihan gabungan TNI kali ini, pasti akan lebih seru dan mencekam dan tentu akan diintip oleh tetangga dengan berbagai cara.  TNI dipastikan akan mengeluarkan seluruh alutsista yang dimiliknya untuk dipertanggungjawabkan dalam latihan 3 matra gabungan ini.

Latihan gabungan TNI merupakan yang terbesar dengan mengerahkan satuan tempur setingkat divisi dengan sejumlah alutsista  baru.  Sebenarnya akhir tahun 2012 lalu juga dilaksanakan latihan gabungan setingkat brigade yang mengambil lokasi di Sangatta Kaltim.  Gelombang latihan tempur satuan-satuan TNI disamping dalam rangka mengoperasionalkan alutsista baru juga dalam rangka meningkatkan kualitas integrasi sistem pertempuran tiga angkatan melalui komunikasi, koordinasi dan integrasi tempur dengan segala perangkat teknologi elektronikanya.  Tetapi yang lebih penting dari semua itu adalah pesannya pada halaman sekitarnya, jangan coba melecehkan halaman dan rumah yang bernama Indonesia kalau tidak ingin babak belur.

Semua kesatuan bersiap.  Angkatan laut armada barat mengujicoba 3 kapal cepat rudal Clurit Class. Armada barat saat ini sedang melakukan operasi tempur laut dengan 10 KRI. Beberapa kapal perang yang direparasi dan repowering diuji coba manuver tempurnya.  Angkatan darat melakukan latihan tempur setingkat brigade di Baturaja dengan menyeberangkan alutsista kelas berat dari Jatim ke Sumatera  Selatan.  Angkatan udara masing-masing skuadron melakukan uji tembak dan bom termasuk air refueling.  Kalau mau diperbandingkan maka intensitas latihan tempur TNI selama dua tahun terakhir sangat padat dan berkualitas dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.
Sukhoi TNI AU membombardir sasaran
Jika lokasi medan latihan digelar kembali di laut Sulawesi dan sekitar perairan Ambalat maka dipastikan akan banyak “ditonton” oleh militer negara sebelah.  Apalagi negara sebelah sedang sibuk melakukan penyekatan terhadap aliran lahar panas yang bernama Sulu yang tiba-tiba saja memuntahkan lahar panas di Sabah. Tentu mereka mengerahkan kapal-kapal perangnya untuk patroli keamanan laut di sekitar Ambalat.  Maka show of force militer perlu diperlihatkan karena bisa saja mereka juga melakukan hal yang sama.  Kita tunjukkan kita yang terkuat meski bukan dalam konteks untuk mengajak berperang

Indonesia negara besar, jadi harus punya kekuatan militer kuat.  Tidak saja kuat secara kuantitas tetapi juga kuat secara kualitas alutsista.  Yang lebih penting dari semua itu adalah punya kekuatan uji nyali untuk bertempur membela kehormatan dan harga diri bangsa.  Prajurit sejati dilahirkan dari uji nyali berkali-kali untuk ditandingkan dan disandingkan dengan medan berat, kejam dan tak punya belas kasihan.  Prajurit sejati ditempa dengan latihan terus menerus dengan alutsista yang melekat padanya.  Prajurit dan alutsista adalah sebuah senyawa kimia yang tak dapat dipisahkan.  Demikian juga dengan jiwa korsa, merupakan adonan adrenalin yang mengisi setiap relung nadi prajurit sejati.

Alutsista adalah asset negara, prajurit juga demikian. Negara telah mengeluarkan investasi puluhan sampai ratusan juta untuk mencetak satu orang prajurit TNI.  Oleh sebab itu untuk menjaga kebugaran dan naluri tempur prajurit TNI perlu dilakukan latihan yang terus menerus disamping menyandangkannya dengan kelengkapan berupa alutsista modern sebagai senjata dengan kekuatan pukul yang membanting.  Tentara dicetak untuk melakukan kontrak mati demi NKRI.  Dalam microchip yang diinstal di benak setiap prajurit diajarkan semboyan “membunuh atau terbunuh”.  Naluri dan semangat tempur inilah yang berulang kali diasah dan ditajamkan untuk memastikan kesiapan tempur prajurit TNI demi kewibawaan dan harga diri NKRI.
Sumber : Analisis

Tim Jihandak Konga XX-J Berhasil Amankan Ranjau Darat di Kongo

CONGO-(IDB) : Sebuah benda yang diduga kuat Ranjau Darat ditemukan oleh seorang prajurit dari Kontingen Bangladesh saat melaksanakan pembersihan Camp mereka. Kejadian ini spontan dilaporkan kepada Markas Besar Brigade Ituri di Bunia. 

Atas laporan tersebut, pihak Brigade Ituri memerintahkan Kontingen Garuda untuk mengatasi masalah tersebut. Sebagai Satuan Zeni, Kontingen Garuda di Kongo yang terbentuk dalam Satgas Kizi TNI Konga XX-J memiliki kemampuan penjinak bahan peledak (Jihandak).
 
Selanjutnya, sesuai perintah dari Brigade Ituri, Tim Jihandak Garuda terbang menuju wilayah Isiro yang terletak 200 Km Barat Daya dari Kota Dungu, dimana Camp Garuda berada dengan menggunakan Helikopter MI-17 milik Bangladesh Air Force (Banair). Setibanya disana, Tim Jihandak Garuda dibawah pimpinan Lettu Czi Wiranggana langsung bergegas melaksanakan tugasnya mengamankan Ranjau dalam radius + 25 M dengan kawat berduri. Selanjutnya melaksanakan pembersihan (clearing) area Ranjau, langkah ini diambil untuk menjaga kemungkinan adanya temuan Ranjau lainnya.

Tak lama berselang, Ranjau tersebut berhasil dilokalisir dan diamankan. Dari hasil indentifikasi, diketahui bahwa Ranjau tersebut merupakan Ranjau Darat jenis AP-POMZ 2 buatan Yugoslavia. Hasil tugas Jihandak ini, selanjutnya dilaporkan ke Brigade Ituri sebagai Satuan Atas dan menunggu perintah untuk pelaksanaan pendisposalannya.




Sumber : TNI 

Pengakuan Penyerang Cebongan Dengan Kredibilitas Dan Integritas TNI/Kapassus

kopassus 1
JKGR-(IDB) : Dengan Terungkapnya siapa pelaku penyerangan 4 Preman di Lapas Cebongan tidak membuat Sebagian masyarakat Indonesia kaget, dan mencela institusi TNI AD dan Kopassus pada khususnya. Walau masih saja banyak yang ingin mengail di air yang keruh dan ingin lebih membuka siapa petinggi yang lebih bertanggung jawab dan ingin menghukum lebih para pelaku dengan segala wacana yang kadang terkesan menabarak Undang Undang.

Komnas HAM menganggap 4 preman yang membunuh Serka Heru Santoso tidak melanggar HAM, sedangkan 11 anggota Kopassus yang terlibat penyerangan diadili di peradilan pidana umum tidak di peradilan militer dengan usul dipecat dulu dari kesatuannya dan diserahkan ke pengadilan umum.

IDE ini terasa ngawur bagi anggaapan praktkisi hukum sipil dan militer juga masyarakat. Karena, sesuai AZAS keadilan hukum yaitu PRADUGA TIDAK BERSALAH, pimpinan TNI dan ANKUM tidak bisa begitu saja memberikan hukuman PEMECATAN kepada anggotanya sebelum diputuskan seberapa besar kesalahan anggota yang diduga melakukan tindakan pidana dipengadilan militer.

Fenomena dukungan masyarakat di dunia maya (blog blog militer/politik dan hukum), di warung kopi, di komunitas pinggiran masyarakat bawah dan menegah juga masyarakat atas dan pengusaha yang tidak mencela Kopassus dan malah MENDUKUNG aksi ksatria Kopassus ini menunjukkan bahwa bagaimana aksi premanisme di lingkungan masyarakat sudah begitu mengkawatirkan dan sangat mengganggu gerak hidup masyarakat dan pengusaha dalam menggiatkan roda roda pembangunan. 

Bendera Kopassus masih tetap menjadi kebanggan dan idola bagi masyarakat kebanyakan dan masyarakat serasa tidak peduli dengan hukum yang telah ditabrak oleh oknum Kopassus dalam menghabisi 4 preman ini yang dianggap penerapan yang salah perwujutan jiwa korsa yang salah.

Kopassus 2
Masyarakat butuh RASA AMAN dan ini terganggu dengan kehadiran aksi PREMANISME yang sepertinya tidak tersentuh oleh hukum dan masyarakat beranggapan ada sistem yang membiarkan dan memelihara aksi premanisme tersebut.


Masyarakat serasa tidak berdaya melawan aksi premanisme yang mengakar menjadi benalu di kehidupan bangsa ini. Sehingga saat ada peristiwa cebongan, masyarakat serasa menemukan CAHAYA dan sosok hero yang bisa memberantas aksi premanisme dan mendukung aksi tersebut terlepas dari pelanggaran hukum yang dilakukan untuk MENEGAKKAN HUKUM. 

Ini juga dikarenakan masyarakat sudah muak diberi tontonan pelanggaran hukum yang diselesaikan secara hukum tetapi tidak setimpal dengan perbuatannya dan tidak menjadikan efek jera dan tetap menjamurnya premanisme. Ini kita lihat kasus premanisme yang terjadi di kota Yogyakarta belum setingkat kota metropolitan sekelas Jakarta dan Surabaya, Medan dan lain lain yang tentunya lebih besar praktek premanismenya.


KREDIBILITAS dan Integritas TNI khususnya Kopassus tidak tercoreng di mata rakyatnya dan rakyat tidak menghukum dan mencela institusi tersebut bahkan masyarakat merasa perlu tindakan LEBIH untuk menekan aksi premanisme. Ingat, TNI adalah anak kandung rakyat sehingga rakyat merasa ada anak yang harus membela kehidupan orangtuanya yang terancam dan ini menjadikan apresiasi positif masyarakat terhadap aksi yang dilakukan anaknya.


Bila masih ada masyarakat yang mengutuk dan menginginkan hukuman lebih untuk pelaku cebongan, itu hanya masyarakat kecil dan itu orangtua yang bertipe tertentu. Mungkin orangtua tiri dan bagaimana masyarakat kebanyakan bisa menilai orangtua tiri itu memiliki agenda apa dalam memanfaatkan kasus cebongan ini. Seharusnya orantua tidak lebay mengekspos kesalahan anaknya di hadapan bangsa lain.

Kopassus bantu Korban Gn Merapi
Kopassus bantu Korban Gn Merapi

Suatu HAL yang BIASA bagi pergantian seorang Jenderal di institusi untuk merotasi dalam rangka tour of dutty. Misalnya Wakil Panglima Misi Training NATO di Afghanistan dipecat pada 5 Nofember 2011 karena mengkritik Presiden Afghanistan Hamid Karzai. 

Juga Jenderal Stanley Mc Chrystal, Panglima AS di Afghanistan dipecat atas kritiknya terhadap beberapa pejabat tinggi pemerintahan Obama dalam Majalah Roliing Stone. Sebelumnya Menhan AS Robert M Gates memecat Jenderal David D.McKlerman pendahulu McChrystal.


Pemecatan semua Jenderal itu tentu sangat berbeda dengan pemecatan Jenderal William Ward Panglima Komando Pasukan AS di Afrika yang terlibat korupsi dan dicopot oleh Menteri Pertahanan AS Leon Paneta pada 13 November 2012 dan pangkat Jenderal Ward diturunkan menjadi Letnan Jenderal dan harus mengembalikan uang negara sebesar USD 83,000.


Kasus Jenderal Ward juga menambah pelajaran bagi masyarakat bahwa Jenderal bermacam macam kualitasnya dan beragam Kredibilitas dan Integritasnya. Sehingga, masyarakat Indonesia melihat pencopotan Jenderal di Institusi terkait masalah Kasus Cebongan tidak mempengaruhi dengan Kredibilitas dan Integritas Jenderal tersebut yang tetap harum secara korps, pribadi di mata masyarakat. Dan tentunya akan berlainan penilaian masyarakat terhadap Jenderal yang dipecat dari jabatannya dikarenakan kasus korupsi yang memalukan korps,keluarga dan bahkan anak anaknya.


Kopassus dengan MP5
Kopassus dengan MP5
Kualitas seorang Jenderal di dunia, memang bermacam macam. Ada Jenderal yang ucapan ucapannya tidak bermutu, menyedihkan. Juga ada yang tampak penuh prestasi dan bersih namun begitu pensiun terlibat masalah selingkuh seperti bos CIA Jenderal David Petraeus, Juga ada Jenderal yang telah pensiun malah menyerang mantan korpsnya. Juga Jenderal yang biasa melakukan subordinasi alias membangkang seperti di Pakistan dan Thailand yang sering dilanda kudeta.


Masyarakat juga mengenal Jenderal Jenderal yang Pintar dan Bersih dan berkarakter Kuat dan pribadi yang terjaga mulai berdinas, pensiun dan sampai akhir hayatnya. Jenderal memang jabatan politis tetapi Jenderal Yang Hebat adalah dilahirkan bukan dibuat, namun karena berbagai pengaruh yang menyentuh kehidupan mereka tak diragukan lagi membentuk karier mereka.

Sekali lagi Kasus penyerangan Lapas Cebongan tidak mempengaruhi KREDIBILITAS dan INTEGRITAS TNI/Kopassus di mata masyarakat Indonesia berikut Jenderal Jenderal yang dicopot jabatannya terkait masalah tersebut..Mereka tetap harum dan gagah di mata masyarakat Indonesia.




Sumber : JKGR