JAKARTA-(IDB) : Komandan Jenderal (Danjen)
Kopassus Mayor Jenderal TNI Agus Sutomo menyatakan siap bertanggung
jawab atas terjadinya penyerangan dan pembunuhan empat tahanan di LP
Cebongan, Sleman, Yogyakarta, beberapa waktu lalu. Dengan tegas, ia siap
berada di baris terdepan mempertanggungjawabkannya.
"Semua (yang
terlibat) itu bawahan saya, anak buah saya. Maka di Kopassus, saya orang
yang terdepan yang paling bertanggung jawab," kata Mayor Jenderal TNI
Agus Sutomo di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Jumat
(5/4/2013).
Namun begitu, Agus mengatakan bakal mengikuti prosedur
sesuai hukum yang berlaku di militer. Ia menyerahkan semua sesuai hukum
meski siap bertanggung jawab atas perbuatan anak buahnya.
Sebelumnya,
Ketua Tim Investigasi TNI AD terkait penyerangan LP Cebongan, Sleman,
Yogyakarta, Brigjen TNI Unggul Yudhoyono mengakui bahwa oknum Grup II
Kopassus Kartosuro adalah pihak penyerang empat tahanan terkait
pembunuhan Serka Santoso. Menurutnya, penyerangan ini berhubungan dengan
pembunuhan terhadap Serka Heru Santoso, yang juga anggota TNI AD, pada
19 Maret 2013 dan pembacokan terhadap mantan anggota Kopassus Sertu
Sriyono pada 20 Maret 2013 oleh kelompok preman di Yogyakarta.
Serka
Heru Santoso merupakan pejabat bintara peleton Kopassus yang notabene
atasan langsung para pelaku yang juga pernah berjasa menyelamatkan
pelaku saat melaksanakan tugas operasi. Sementara Sertu Sriyono adalah
mantan Kopassus yang notabene merupakan rekan pelaku saat latihan
komando.
"Peristiwa tersebut dilatarbelakangi jiwa korsa yang kuat
di mana jiwa korsa merupakan roh setiap kesatuan militer. Namun, diakui
kegiatan serangan ke Lapas II Cebongan adalah penerapan jiwa korsa yang
tidak tepat," ujar Unggul.
Jadi Sorotan Internasional
Pelaku penyerangan empat tahanan titipan di Lapas Cebongan, Sleman,
Yogyakarta, akhirnya berhasil diungkap tim investigasi yang dibentuk
Markas Besar Angkatan Darat (Mabes AD) kemarin. Dari hasil penyelidikan,
tim memastikan pelaku penembakan adalah anggota Komando Pasukan Khusus
(Kopassus).
Selain menjadi pemberitaan media lokal dalam beberapa hari terakhir
ini, insiden penyerangan yang mengakibatkan tewasnya empat tahanan Lapas
Cebongan ternyata juga menjadi sorotan media asing.
Situs asiaone.com misalnya. Situs asal Singapura ini, Jumat
(5/4), menulis Ketua Tim Investigasi Brigjen Unggul K Yudhoyono
menyatakan sebelas anggota Kopassus terbukti menjadi pelaku penyerangan
empat tahanan Lapas Cebongan pada 23 Maret lalu. Asiaone mengangkat judul 'Pasukan khusus di belakang pembunuhan tahanan penjara, kata tentara Indonesia'.
Sementara situs bbc.co.uk, Kamis (4/5), menyebut di bawah
pemerintahan mantan Presiden Suharto, yang berkuasa antara 1967 sampai
1998, Kopassus dituding telah melakukan beberapa pelanggaran hak asasi
manusia.
Situs asal Inggris ini juga menulis bahwa insiden itu telah membawa
kembali pertanyaan sampai sejauh mana batas-batas kekuatan militer di
Indonesia sejak era reformasi yang dimulai pada 1998 lalu dalam menuju
demokrasi.
Sedangkan situs abc.net.au hari ini melaporkan, militer
Indonesia telah membuat sebuah pengakuan yang menakjubkan dengan
menyatakan sebelas anggota pasukan khusus telah menyerang sebuah penjara
dan menembak mati empat tahanan. Situs asal Australia ini menulis,
pihak militer Indonesia menyatakan penyerangan itu dilakukan untuk
menjaga kehormatan unit.
Seperti diketahui, dalam jumpa persnya di Dinas Penerangan TNI AD
kemarin, Unggul menjelaskan penyelidikan telah dilakukan sejak 29 Maret
lalu. Hasilnya, para pelaku adalah rekan-rekan Serka Heru Santoso yang
tewas dalam perkelahian di Hugo's Cafe. Sebelas anggota Kopassus
dinyatakan terlibat.
Kesebelas orang itu terdiri dari satu eksekutor, sisanya, delapan
orang bertindak sebagai pendukung. Mereka menggunakan mobil Toyota
Avanza biru dan Suzuki APV warna hitam. Sementara dua orang lagi berada
di mobil Daihatsu Feroza.
Empat tahanan yang tewas tertembak adalah Hendrik Angel Sahetapy
alias Deki, Adrianus Candra Galaja, Yohanis Juan Manbait, dan Gameliel
Yermiyanto, yang salah satunya desertir polisi.