Pages

Senin, April 01, 2013

Wamenhan : Pembangunan Kekuatan Militer Bukan Untuk Offensive

BANDUNG-(IDB) : Membangun suatu sistem pertahanan negara adalah hal mutlak bagi suatu negara yang berdaulat seperti juga Indonesia. Dalam implementasi pembangunan sistem pertahanan untuk kekuatan militer, tidak didasarkan pada niat untuk membangun angkatan perang yang besar dan bukan untuk offensive, tetapi didasarkan kepada keinginan untuk memiliki Minimum Essential Force(MEF) atau kekuatan pokok minimal.

Demikian disampaikan Wakil Menteri Pertanahan Sjafrie Sjamsoeddin saat memberikan pembekalan kepada Perwira Siswa Pendidikan Reguler Angkatan 51 Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Darat (Seskoad), Rabu (27/3) di Seskoad, Bandung. Hadir mendampingi Wamenhan dalam kesempatan tersebut Komandan Seskoad Mayjen TNI Burhanuddin Siagian.

Lebih lanjut Wamenhan mengatakan, suatu negara yang berdaulat mutlak  untuk membangun angkatan perangnya, begitu juga dengan Indonesia sebagai negara yang sah berdaulat harus dapat membangun angkatan perang yang modern dan profesional dalam rangka menjaga keutuhan wilayah, kedaulatan dan keselamatan bangsa.

Menurut Wamenhan,  membangun angkatan perang yang modern dan profesional menjadi suatu kewajiban pemerintah  dapat dilaksanakan apabila ada pertumbuhan ekonomi.  Manakala pertumbuhan ekonomi telah dapat memberikan kesejahteraan rakyat, maka baru dipikirkan bagaimana pembangunan sistem  pertahanan negara.

“Kewajiban permerintah  untuk bisa melengkapi angkatan perangnya, bisa dilaksanakan apabila  ada pertumbuhan ekonomi. Kita tahu pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih besar dari pertumbuhan ekonomi negara- negara di Eropa,  bisa sampai 6,5 persen”, jelas Wamenhan.

Selain kekuatan militer, dalam implementasi pembangunan sistem pertahanan Negara Kesatuan Republik  Indonesia,  juga meliputi pembangunan kekuatan pertahanan nir mliter. Aspek implementasi  pembangunan pertahanan nir militer  merupakan bagian dari bagaimana untuk menghadapi ancaman non militer.

Dijelaskan Wamenhan  bahwa ancaman non militer  adalah  ancaman yang tidak bersenjata, namun demikian menurut Wamnehan gelombang ancaman non militer akan dapat terjadi lebih besar dibandingkan dengan gelombang ancaman  militer. “Ancaman non mliter dapat menganggu dan melumpuhkan kelangsungan hidup bangsa dan negara, kita tahu perang asimetrik bisa mempengaruhi pola pikir”, ungkapnya.

Pendidikan Reguler Angkatan 51 Seskoad diikuti 292  perwira yang terdiri dari  281 orang perwira TNI AD, dua orang perwira TNI AL, dua orang perwira TNI AU dan tujuh orang perwira siswa mancanegara.  Selain diikuti Angkatan 51 Pasis Seskoad, pembekalan Wamenhan tersebut





Sumber : DMC

Unsur Satkor Koarmatim Unjuk Gigi Dalam Latparsial III

SITUBONDO-(IDB) : Keheningan perairan Tanjung Jangkar pagi hari ini terusik oleh suara dentuman meriam yang memecah udara. Tampak melaju di permukaan laut tiga buah kapal perang silih berganti menembakkan meriam pada satu titik yang merupakan sasaran tembak. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian Latihan Parsial III/Operasi Amphibi 2013 yang diselenggarakan oleh Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) sebagai persiapan melaksanakan Latihan Gabungan TNI yang akan dilaksanakan pada pertengahan tahun 2013. Latihan Parsial ini dipimpin langsung oleh Danguskamlatim Laksamana Pertama TNI Wuspo Lukito S.E., selaku Pangkogasgabfib, serta ditinjau langsung oleh Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono S.H. beserta Dankormar Mayor Jendral Marinir Achmad Faridz Washington.

Dalam latihan kali ini Satuan Kapal Eskorta Koarmatim mengirimkan tiga unsur KRI jenis Sigma yaitu KRI Sultan Hasanuddin (KRI SHN – 366), dengan Komandan KRI Letkol Laut (P) Dato Rusman SN, KRI Sultan Iskandar Muda (KRI SIM – 367), dengan Komandan KRI Letkol Laut (P) Didong R. Duta dan KRI Frans Kaisiepo (KRI FKO – 368), dengan Komandan KRI Letkol Laut (P) Yayan Sofyan. Ketiga unsur tersebut tergabung dalam Unsur Tugas (UT) Tabir dan UT Bantuan Tembakan Kapal (BTK). 

Keterlibatan unsur Satkor Armatim dalam latihan kali ini memberi warna tersendiri dalam pelaksanaan Latparsial III, setiap serial latihan yang dipimpin oleh unsur Satkor dapat berjalan dengan baik dan menjadi tolok ukur bagi unsur lain dalam pelaksanaan serial selanjutnya. Serial yang menjadi sorotan dalam pelaksanaan Latparsial III/Operasi Amphibi adalah serial Bantuan Tembakan Kapal yang dilaksanakan oleh unsur Satkor Koarmatim terhadap musuh yang disimulasikan dengan Killer Tomatto. Killer Tomatto sendiri merupakan sasaran penembakan meriam yang berbentuk silinder atau kubus dengan diameter antara 1 m sampai 1,5 m.

Bergerak dalam formasi “Cepu Lambung Kanan” ketiga unsur Satkor Koarmatim melaksanakan penembakan pada sasaran yang berupa Killer Tomatto dengan jarak 6700 yards sambil melaksanakan manuver. Penembakan dilaksanakan secara berurutan oleh KRI FKO – 368, KRI SIM – 367 dan KRI SHN – 366 yang masing-masing menembakkan 20 butir peluru jenis HE (High Explosive). 

Dengan dukungan sistem persenjataan yang modern dan para prajurit yang profesional serta terlatih, ketiga unsur Satkor Koarmatim dapat menembak sasaran dengan tepat dan KRI SHN–366 sebagai unsur terakhir mampu menghancurkan serta menenggelamkan sasaran. Hal tersebut sedikit banyak telah menggambarkan pola pembinaan yang dilaksanakan oleh Satkor dalam membentuk dan meningkatkan profesionalisme para prajurit Satkor dan menunjukan bahwa prajurit Satkor Koarmatim siap menjawab tantangan untuk menjadi sebuah World Class Navy yang handal dan disegani. 





Sumber : Koarmatim

The Jupiters Pukau Masyarakat Langkawi

The jupiter 1

LANGKAWI-(IDB) : Penampilan The Jupiter Aerobatic Team TNI Angkatan Udara dihari keempat Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition 2013 (LIMA’13) yang diperuntukan umum memukau ribuan pengunjung khususnya masyarakat Langkawi, Jum’at (29/3).

The jupiter 3

The Jupiter yang diterbangkan oleh para instruktur penerbang dari Skadron Pendidikan (Skadik) 102 Lanud Adi Sutjipto Yogyakarta, tidak saja memukau masyarakat namun juga para penerbang aerobatik dari Malaysia dan Russia.

“Saya sangat salut formasinya rapi, gerakannya bagus dan jarak antar pesawat terjaga”, ujar Major Shamsul salah satu penerbang aerobatik dari TUDM “Krisakti”.

The jupiter 2

 Aksi The Jupiter dalam manuver Andalannya di Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition 2013 (LIMA’13) memukau ribuan pengunjung khususnya masyarakat Langkawi, Jum’at (29/3).

Hal senada juga dikatakan penerbang aerobatik “Russian Knight” dari Angkatan Udara Russia, sangat sulit aerobatik dengan pesawat bermesin propeler, lebih mudah menggunakan pesawat bermesin jet, ujarnya.

Dihari keempat the Jupiters masih mengandalakan akrobatik andalannya seperti Jupiter Roll, Arraw Head Loop, Clover Leaf, Leader Benefit, Arraw Head Loop-Break Off, Half Cuban-Jupiter Wheel, Tanggo To Diamond Loop, Mirror, Screw Roll, Heart, Roll Slide, Kite Barrel Roll, jupiter Roll Back, Knife Edge dan Arraw Head Loop-Bomb Burst.

The jupiter 5
Para penerbang aerobatik The Jupiter usai manuver di Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition 2013 (LIMA’13) yang memukau ribuan pengunjung khususnya masyarakat Langkawi, Jum’at (29/3).

The Jupiters dipimpin oleh Letkol Pnb Dedy “Leopard” Susanto, dengan Mayor Pnb Frando “Fennec” Marpaung sebagai Right Wingman, Kapten Pnb I Gusti Ngurah “Greyhound” Adi Brata Left Wingman, Mayor Pnb H.S “Condor” Romas Slot, Mayor Pnb H.M “Razor” Kisha Lead Syncro dan Mayor Pnb Marcellinus “Tiger” Dirgantara sebagai Syncro.





Sumber : Poskota