MANILA-(IDB) : Filipina mengutus Menteri Luar Negeri Albert Del Rosario
ke Kuala Lumpur untuk mendesak pemerintah Malaysia memberikan toleransi
maksimum kepada kelompok bersenjata Sulu yang berada di negara bagian
Sabah.
|
Aparat Malaysia meningkatkan patroli di Kampung Tanduo – Sabah – Reuters
|
Juru bicara Departemen Luar Negeri Filipina Raul Hernandez mengatakan
pada Senin (04/03) bahwa Menlu Albert Del Rosario dijadwalkan bertemu
dengan Menteri Luar Negeri Malaysia, Anifah Aman.
Pertemuan diadakan untuk menyampaikan seruan agar Malaysia menahan
diri secara maksimum dalam menghadapi kelompok bersenjata asal Filipina
yang telah menduduki wilayah Lahad Datu sejak bulan lalu.
|
Jenasah komandan polisi Malaysia yang tewas dalam konflik di Sabah tiba di Bandara Subang – Malaysia
|
Langkah ini ditempuh ketika pemerintah Malaysia menambah jumlah
pasukan militer ke Sabah untuk memburu warga Filipina bersenjata yang
sejauh ini telah menewaskan delapan polisi Malaysia dan 19 warga
Filipina.
Menlu Filipina juga mengajukan permintaan langsung kepada Malaysia
agar diizinkan mengirim kapal angkatan laut guna mengangkut bantuan
kemanusiaan dan medis ke Sabah.
Kapal itu juga disediakan untuk memberikan bantuan konsuler serta mengangkut warga Filipina pulang.
Pada saat yang sama, pemerintah Filipina juga menyerukan kepada kelompok bersenjata Kesultanan Sulu untuk meninggalkan Sabah.
“Pemerintah Filipina menyerukan kepada pasukan Kesultanan Sulu
pimpinan Datu Raju Muda Agbimuddin Kiram untuk menyerahkan diri secara
damai,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Raul Hernandez.
“Oleh karena itu pemerintah Filipina memohon kepada pihak berwenang
Malaysia untuk memberikan toleransi maksimum dalam menangani para
anggota kelompok Kiram yang tersisa,” tambahnya.
Dua Polisi Tertembak
Pejabat resmi di Malaysia menyebut sedikitnya dua polisi tewas akibat
bentrok bersenjata dengan sekelompok pria di negara bagian Sabah.
Jumat (1/3) lalu 12 warga Filipina dan dua polisi Malaysia juga tewas
akibat bentrok serupa.
Menurut kantor berita Associated Press selain dua polisi yang tewas
dalam bentrok hari Minggu (3/3), lima pria yang diduga asal Filipina
juga terbunuh dalam tembak-menembak ini.
Dalam pernyataannya Kepala Polisi Diraja Malaysia Ismail Omar
menyatakan tembak-menembak terjadi pada malam Minggu di titik sekitar
150 kilometer dari satu distrik berbeda di Sabah timur dimana sebelumnya
14 orang juga tewas setelah anggota kelompok muslim Angkatan Kesultanan
Sulu menguasai lokasi setempat.
Para polisi yang tewas dalam insiden itu menurut Omar diserang
tiba-tiba oleh sekelompok pria bersenjata di kota pantai Semporna.
Aparat berwenang masih menyelidiki bentrokan, termasuk dugaan para pria bersenjata itu datang dari negara tetangga, Filipina.
Sedikitnya 100 warga Filipina mendarat dengan kapal di distrik Lahad Datu di Sabah timur pada bulan lalu.
Mereka mengklaim wilayah itu sebagai bagian dari wilayah kerajaan
yang mereka miliki, berdasarkan dokumen yang menurut mereka sudah
berumur ratusan tahun.
Para pendatang ini, yang menamakan dirinya Angkatan Kesultanan Sulu, menguasai Lahad Datu sejak awal Februari.
Menambah Pasukan
Hari ini Malaysia menambah lagi pasukan yang ditempatkan di Sabah di tengah peningkatan konfrontasi di sekitar Lahad Datu.
|
Truk-truk pengangkut tank tentara Malaysia menuju wilayah konflik di Sabah
|
Hampir 200 pria bersenjata dari Filipina mendarat di Lahad Datu,
Sabah, bulan lalu. Mereka mengaku sebagai pasukan Kesultanan Sulu yang
berhak atas wilayah itu.
Pada masa kejayaannya, Kesultanan Sulu menguasai sejumlah pulau
Filipina selatan dan sebagian wilayah di Borneo atau Pulau Kalimantan.
Mereka mengklaim Sabah sebagai wilayah mereka sebelum dijadikan wilayah protektorat Inggris pada 1800-an.
Sabah menjadi bagian Malaysia pada 1963 dan Malaysia masih membayar sewa ke Kesultanan Sulu setiap tahun.