Pages

Senin, Maret 04, 2013

SBY usung Delapan Fokus Kerja Sama Indonesia Jerman

BERLIN-(IDB) : Kemaren pagi sekitar pukul 08.30 WIB, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta delegasi Indonesia bertolak ke Berlin, Jerman. Sebelum keberangkatan, Presiden SBY menjelaskan agenda penting dalam kunjungan kerjanya ke Jerman. Total ada delapan agenda prioritas dalam kerja sama kedua negara. Hal ini sesuai dengan kesepakatan yang dibuat Presiden SBY dan Kanselir Jerman, Angela Merkel melalui Deklarasi Jakarta pada Juli 2012 lalu.

"Dalam kesepakatan bilateral kami, kedua negara akan fokus pada lima plus tiga agenda atau prioritas kerja sama bilateral," kata Presiden SBY dalam keterangan persnya di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (3/3).

Prioritas kerja sama bilateral meliputi bidang ekonomi, pendidikan, riset dan teknologi, kesehatan dan industri pertahanan. Kemudian juga kerja sama untuk ketahanan pangan, energi dan transportasi.

Di Berlin, Presiden SBY akan menghadiri pameran pariwisata internasional. Dalam kesempatan tersebut, Presiden SBY diundang Kanselir Jerman untuk menjadi co-host atau tuan rumah bersama. Kepala Negara mengaku tidak akan menyia-nyiakan pameran di Jerman untuk mempromosikan potensi pariwisata Indonesia. SBY menegaskan bahwa pariwisata Indonesia tidak kalah dibandingkan negara-negara lain di Asia. "Ini akan kita gunakan untuk menggunakan sektor pariwisata kita, karena kita tertinggal dibandingkan Singapura, Thailand dan Tiongkok. Padahal, tidak kurang yang bisa kita tawarkan kepada wisatawan asing untuk itu," paparnya.

Kunjungan ke Jerman juga dimanfaatkan Presiden SBY untuk menarik pengusaha Jerman berinvestasi di Indonesia. SBY dijadwalkan untuk menghadiri pertemuan bisnis dengan para pimpinan perusahaan terkemuka di Jerman. Dari Jerman, Presiden SBY akan melanjutkan kunjungan ke Budapest, Hungaria. Kunjungan kenegaraan ke Hungaria akan digunakan Presiden untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dengan negara-negara Eropa Tengah dan Eropa Timur. "Kunjungan ke Hungaria ini selain kunjungan balasan, juga ada tujuan kita. Hongaria dengan ibu kotanya Budapest, itu adalah gate pintu gerbang untuk kerja sama di Eropa Tengah dan Eropa timur," ujar Presiden.

Kunjungan kerja Presiden ke Jerman dan Hungaria akan berlangsung selama lima hari. Presiden yang didampingi Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono dijadwalkan kembali ke Tanah Air pada Jumat (8/3) pekan depan.





Sumber : Jurnas

Industri Pertahanan Indonesia Di Level Menengah

JAKARTA-(IDB) : Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian Budi Darmadi mengatakan, saat ini, industri pertahanan di dalam negeri telah mampu menguasai teknologi untuk level menengah. Ke depan, penguasaan teknologinya akan ditingkatkan menjadi lebih tinggi lagi.
 
Di sisi lain, pemerintah juga berambisi menaikkan level pemenuhan konten lokal industri tersebut di atas 35%. “Kami memacu pertumbuhan industri agar bisa memenuhi kandungan lokal 35%. Jadi, untuk pengadaan alutsista atau almatsus (alat material khusus), 35% di antaranya diserahkan untuk pengerjaan di dalam negeri,” tutur Budi.

Menurut dia, industri pertahanan di Tanah Air sebenarnya sudah bisa memproduksi berbagai jenis alas pertahanan dan pendukungnya. Tapi, alusista dengan level teknologi tertentu dan umumnya belum menggunakan teknologi tinggi.

“Misalnya, untuk peluru dengan radar dan dengan waktu meledak yang sudah diatur, itu belum bisa kita buat,” kata Budi. 

Mengutip data Kementerian Riset dan Teknologi, masterplan pembangunan industri pertahanan nasional ditetapkan tahun 2010-2029. Indonesia diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pokok matra darat, laut, dan udara TNI, sehingga bisa mandiri tahun 2029. 

Sementara itu, Sekjen Kemenperin Ansari Bukhari mengatakan, industri pertahanan merupakan salah satu sektor industri strategis yang perhi mendapat perhatian semua pihak dalam pengembangannya. Menurut dia, keberadaan industri tersebut harus mendapat dukungan yang lebih besar.

“Pertahanan kita akan lebih kuat dan mampu bersaing dengan industrtri sejenis dari negara-negara lain,” ujarnya.

Menurut Ansari, ciri utama sektor industri pertahanan adalah keberadaan teknologi tinggi. Untuk itu, penguasaan terhadap teknologi terkini sangat diperlukan agar tidak tertinggal dengan negara lain. Pengembangan industri pertahanan tanpa adanya kemajuan teknologi hanya akan berjalan di tempat,

Ansari berharap, industri pertahanan dalam negeri bisa memenuhi kebutuhan yang ada sehingga pertahanan dan keamanan dalam negeri dapat terjamin. Apalagi persaingan dunia akan semakin ketat.

Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kemenperin Budi Darmadi mengakui, Indonesia masih mengimpor alat pertahanan. Namun, pihaknya terus berusaha mengurangi impor tersebut dengan mengembangkan industri dalam negeri.

“Untuk alat-alat pertahanan tertentu kita masih impor. Tapi ada juga yang sudah diproduksi di dalam negeri,” jelasnya.

Bekas Menteri Perindustrian Hartarto Sastrosoenarto mengatakan, untuk mengembangkan industri pertahanan dalam negeri, selain dibutuhkan kemampuan teknologi juga butuh pembiayaan yang besar.

Karena itu, dia meminta pemerintah menetapkan kerangka pembiayaan jangka panjang untuk industri pertahanan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Dimungkinkan untuk membiayai kegiatan tersebut melalui lembaga keuangan, seperti Bapindo tempo dulu,” katanya.

Menurut Hartarto, negara-negara tetangga seperti Malaysia, India dan Thailand sudah memiliki bank tersebut. Kedepan, pemerintah harus memberikan dana ke lembaga keuangan yang tugasnya membiayai sektor industri. Hal itu untuk pemberian kredit jangka panjang dengan bunga yang rendah untuk industri pertahanan dan industri lainnya.

“Tiap tahun dimasukkan modal baru, sehingga dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk pengembangan industri pertahanan dan industri dasar lainnya,” jelasnya.

Dia juga berharap, pada 2025 rasio pendapatan pajak terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 20-25 persen. Dengan pemasukan pajak sebesar itu, pemerintah tidak perlu meminjam lagi untuk menutup defisit APBN.

Menteri Perindustrian MS Hidayat meminta industri galangan kapal mulai meningkatkan level tingkat kandunganl dalam negeri (TKDN) produksinya. Hal itu juga dipengaruhi permintaan spesifikasi khusus sesuai kebutuhan, seperti kapal migas yang membutuhkan spesifikasi tertentu.

“Saya berharap TKDN bangunan kapal produksi galangan dalam negeri bisa ditingkatkan. Jadi, sambil pemerintah merriacu daya saing dan efisiensi, industri galangan kapal dalam negeri menaikkan TKDN-nya. Ini nanti terkait dengan P3DN (Peningkatanii Penggunaan Produk Dalam/ Negeri), yakni pemanfaatkan preferensi harga untuk proyek-proyek yang menggunakan APBN,” terang Hidayat.

Dia mengatakan, TKDN kapal bangunan baru produksi galangan dalam negeri beragam. Berbeda antara kapal penumpang dan angkutan, tergantung sektor pengguna.”Kalau untuk kapal penumpang, TKDN-nya sudah bisa 55 persen dan untuk sektor migas memang masih di bawahnya karena spesifikasinya khusus,” ujarnya. 





Sumber : TM

Presiden Jajaki Kerja Sama Alutsista

BERLIN-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Ani Yudhoyono akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Berlin, Jerman dan Budapest, Hungaria pada 3-8 Maret 2013 mendatang. Indonesia akan menjajaki kerja sama alat utama sistem pertahanan (alutsista) dengan dua negara Eropa Timur tersebut. 

 "Ya kan kita kaitannya banyak sekali dengan Jerman, kita ada pesawat latih untuk TNI AU, ada beberapa lagi alutsista dari sana. Jadi saya beri masukan lah mengenai dari sisi pertahanan kepada presiden. Terkait dengan nanti kunjungan beliau ke sana. 

Kalau ke Hungaria kita katakan bahwa kalau TNI kita dari dulu terbiasa dengan alat-alat dari blok timur. Karena itu kan sisa-sisa yang terjadi pada tahun 1965-an itu kan perwira perwira kita menggunakan alutsista dari timur," ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai bertemu dengan Presiden SBY di Istana Negara, Jakarta, Jumat (1/3).

Purnomo mengatakan alutsista dari eropa timur lebih murah dan memiliki frame yang kuat dan kokoh. Selain itu dari segi teknologi, alutsista dari eropa timur tidak kalah dengan alutsista dari negara lainnya.

"Sebetulnya imbang juga, kayak Sukhoi. Itu sebetulnya Sukhoi yang kita punya comparable untuk F-15 di mana negara tetangga kita kan juga punya F-15. Bahkan kemarin waktu latihan bersama di Australia dengan Super Hornet, kita cukup bisa mengimbangi mereka, cukup baik. Ya kita memberikan perkembangan modernisasi TNI, sekarang ini kan cukup besar dan beberapa memang dari Jerman," paparnya.

Kemenhan sendiri sejauh ini tidak akan menambah alutsista dari Jerman. Sebab, sebelumnya sudah ada kerja sama pengadaan tank Leopard dan tank Marder yang kini dimiliki TNI Angkatan Darat.

"(Kerja sama lagi) Belum. Ini just in case saja. Kan presiden akan bertemu pimpinan negara di sana, bicara berbagai sektor kan harus siap. Tidak ada kan lagi proses akhir, dalam arti kata sekarang kita kan akan dapat cukup banyak dari sana," imbuhnya.

Akan ada penambahan ke depannya?

"Nggak sudah cukup itu. Waduh, itu saja sudah efek penggentarnya sudah cukup baik bagi kita," jawabnya.

Sebelumnya Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah mengatakan selama kunjungan ke Jerman, Presiden RI akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Federal Jerman dan Kanselir Republik Federal Jerman, Angela Merkel. Kedua pertemuan bilateral tersebut akan membahas tindak lanjut Kemitraan Komprehensif yang diluncurkan oleh Presiden RI dan Kanselir Jerman di Jakarta, 10 Juli 2012.

"Selain itu juga akan dibahas secara mendalam prioritas kerja sama di bidang ekonomi (perdagangan, investasi dan pembangunan), kesehatan, pendidikan, riset dan teknologi, serta industri pertahanan. Juga akan dibahas kerja sama terkait ketahanan pangan, ketahanan energi, dan transportasi," kata Faizasyah. 





Sumber : Analisa

Dua Pilot TNI AU Eject Di Daerah Gunung Lawu

MAGETAN-(IDB) : Karena mendapat kerusakan pada sisten navigasi dan kerusakan engine, pada pesawat double seat, akibat tembakan di daerah Gunung Lawu, sehingga penerbang kehilangan orientasi dan tidak dapat mempertahankan ketinggian, akhirnya kedua penerbang melaksanakan eject untuk menyelamatkan diri, Jumat (1/3).

Kedua penerbang yang berasal dari Lanud Iswahjudi tersebut dapat mendarat dilokasi yang tidak berjauhan sehingga berhasil berkumpul, namun salah satu penerbang mengalami cedere patah tulang pada bagian lengan sehingga harus mendapatkan pertolongan dan berusaha berkomunikasi dengan SAR COMBAT.

Setelah mendapatkan informasi untuk menuju titik kumpul dari SAR COMBAT, Selama perjalanan kedua penerbang dihadapkan persoalan-persoalan yang tidak mudah, yang mengharuskan mereka bekerjasama untuk memecahkan permasalahan, mulai dari hambatan pagar kawat, tebing curam dan rasa lapar karena kehilangan bahan makanan yang berada di survival pack, maka mengharuskan membuat jebakan untuk menangkap satwa liar untuk dimakan.

Dalam melanjutkan perjalanan menuju ke tempat penjemputan, para penerbang terkejut karena ternyata tempat penjemputan tersebut terdapat pasukan musuh yang sedang beristirahat, setelah mengamati ternyata kekuatan musuh tersebut dapat dikalahkan apabila dilaksanakan penyerangan dengan mendadak maka mereka memutuskan untuk menyerang dan akhirnya berhasil menang dan menguasai daerah tersebut dengan menewaskan seluruh pasukan musuh yang ada. Sehingga mereka bisa beristirahat di tempat tersebut dan memanfaatkan logistik musuh hingga datangnya penjemputan.

Demikian skenario latihan survival dasar yang dilaksanakan oleh 30 personel Lanud Iswahjudi yang terdiri para penerbang tempur dan ground crew. Hal tersebut dilatihkan mengingat Lanud Iswahjudi merupakan Lanud operasional, sehingga perlu membekali diri seperti kegiatan SAR dan Survival tersebut sehingga dapat lebih meningkatkan kesiapan opersional Lanud Iswahjudi dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Tidak hanya Survival darat survival air juga di laksanakan di telaga Sarangan, yang disaksikan langsung oleh Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E., dan segenap para pejabat Lanud Iswahjudi.

Dalam pelaksanaan latihan Survival Dasar merupakan latihan yang bertujuan untuk memberikan penyegaran pengetahuan secara teorikal dan praktikal kepada personel Lanud Iswahjudi dalam bertahan hidup (Survive),apabila mengalami kondisi Emergency dan jatuh didaerah lawan pada saat melaksanakan misi udara dan melakukan tindakan “SERE” (Survival, Evasion, Resistance and Escape).

Usai simulasi pelaksanaan Survival Air di Telaga Sarangan, kegiatan Survival Dasar yang didukung pelatih dari Batalyon 463 Paskhas, ditutup langsung bersamaan dengan berakhirnya latihan Elang Gesit tahun 2013, oleh Danlanud Iswahjudi Marsma TNI Yuyu Sutisna, SE., di Telaga Sarangan.





Sumber : TNI AU

Lanud Supadio Gelar Latihan Survival

PONTIANAK-(IDB) : Latihan survival merupakan latihan yang sangat penting bagi para perwira umumnya dan para awak pesawat khususnya. Selain sebagai mekanisme program latihan, juga merupakan metode yang berguna menguji kemampuan fisik dan mental para perwira dalam menghadapi keadaan bahaya atau keadaan darurat. Dengan kondisi dan keadaan yang serba terbatas mereka harus mampu mengatasi situasi tersebut dengan baik.

Hal tersebut disampaikan Komandan Lanud Supadio Kolonel Pnb Ir. Novyan Samyoga pada upacara pembukaan Latihan Survival Dasar Elang Mandau tahun 2013 di Apron Hanggar Lanud Supadio, Kamis siang (28/2).

Latihan survival dasar ini, lanjut Danlanud, dilaksanakan selama dua hari dimaksudkan sebagai ajang melatih diri dan menambah pengetahuan para awak pesawat dan para perwira tentang cara-cara mempertahankan hidup dari kesulitan-kesulitan, baik di darat maupun di air apabila sewaktu-waktu pesawatnya mengalami masalah pada saat melaksanakan tugas operasi.

“Dalam situasi darurat para awak pesawat Skadron udara 1 selaku satuan pemukul TNI Angkatan Udara, tentunya selalu berada pada barisan terdepan dalam menghalau musuh yang datang Oleh sebab itu, harus mampu menguasai situasi darurat. Selain itu latihan survival ini dapat dijadikan sebagai bekal dasar para perwira untuk mengikuti combat survival yang dilaksanakan di tingkat Koopsau I,” tambah Danlanud.

Latihan Survival kali ini melibatkan pelaku sebanyak 50 perwira Lanud Supadio dan Skadron Udara 1, terdiri dari Penerbang, Teknisi dan Perwira Staf yang terbagi dalam lima tim, 20 personel sebagai Komando Latihan (Kolat) dan 15 personel pelatih dari Batalyon 465 Paskhasau serta 40 personel pendukung. Adapun tahap Latihan survival ini dibagi menjadi beberapa tahapan antara lain pengetahuan kompas, jalan patroli, pelolosan dari daerah musuh, menembak, caraka malam dan survival air.





Sumber : TNI AU