Pages

Jumat, Maret 01, 2013

TNI AL Bantu Pengembangan Potensi Maritim Sabang

SABANG-(IDB) : TNI Angkatan Laut akan membantu pengembangan potensi maritim di kawasan Sabang dan pengoperasian "Hyperbaric Chamber" di Rumah Sakit AL J Lilipory Sabang, Provinsi Aceh.

Rencana itu terungkap ketika Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio dan Gubernur Aceh Zaini Abdullah yang juga selaku Ketua Dewan Kawasan Sabang (DKS) melakukan penandatangan Piagam Kesepakatan Bersama di Mabes TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (28/2) dikutip dari Antara.

KSAL Laksamana TNI Marsetio mengatakan kerja sama antara TNI AL dan DKS itu berupa layanan kesehatan dan pemgembangan maritim di kawasan Sabang.

Menurut dia, kawasan Sabang yang memiliki keindahan laut cukup menawan membuat para wisatawan asing datang ke Sabang untuk melakukan penyelaman (diving), namun bila terjadi kecelakaan laut akibat penyelaman belum ada sarana untuk melakukan pemulihan.

"DKS memiliki sarana peralatan "Multiplace Hyperbaric Chamber", sementara TNI AL memiliki dokter-dokter berkualitas di RSAL di Sabang. Karena itu, ini kami kerja samakan. Alat kesehatan itu untuk memulihkan kesehatan penyelam," kata Marsetio.

TNI AL, kata dia, akan concern terhadap pengembangan potensi maritim di kawasan Sabang, pasalnya Sabang memiliki potensi yang cukup bagus untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.

"Kita miliki Lantamal I di Sabang. Mereka bisa membantu pengembangan maritim di Sabang," katanya.

Marsetio menambahkan, Sabang merupakan pintu masuk bagi kapal-kapal internasional yang akan masuk ke Selat Malaka, namun TNI AL bisa melakukan pemantauan di wilayah itu melalui radar yang dimilikinya.

"Kita punya 12 radar di perlintasan Selat Malaka. Kita bisa lihat bila ada kapal yang melintas di Selat Malaka," katanya.

Gubernur Aceh Zaini Abdullah, mengatakan, dalam pengelolaan kawasan Sabang perlu kerja keras dan kerja sama dengan semua pemangku kepentingan, salah satunya TNI Angkatan Laut karena kawasan Sabang memiliki nilai strategis seperti aspek geografis dimana letak Sabang yang berbatasan langsung dengan dunia internasional yang miliki potens besar.

Dari aspek pertahanan negara, posisi Sabang berdekatan dengan Internasional, dimana ada pulau terluar yang dimiliki Indonesia, yakni Pulau Rondo.

Kerja sama yang dilakukan oleh TNI AL, kata Ketua DKS ini, agar potensi maritim di kawasan Sabang bisa dikelola dengan baik. Tak hanya itu, kerja sama yang dilakukannya dalam terapi oksigen, di mana TNI AL memiliki rumah sakit yang memadai di Sabang.

"Kami memiliki alatnya dan TNI AL memiliki rumah sakit yang memadai. Terapi oksigen ini diperlukan untuk pemulihan bagi wisatawan yang suka menyelam," katanya.

Ia mengatakan kerja sama berlangsung selama lima tahun.





Sumber : Investor

China Gelontorkan 152 T Untuk Riset Engine Pesawat

SHANGHAI-(IDB) : atau sekitar Rp 152 triliun untuk program pengembangan mesin pesawat buatan karya mereka sendiri.

Dikutip dari Reuters, Kamis (28/2/2013), sumber dari kantor berita Xinhua mengatakan, pemerintah China ingin mengurangi ketergantungannya pada produsen pesawat asing seperti Boeing, Airbus, General Electric, dan Rolls Royce seiring dengan meningkatnya kebutuhan pesawat Negeri Tirai Bambu ini.

Sejauh ini, industri pesawat terbang China gagal membangun produk mesin pesawat yang andal, dan masih bergantung pada Rusia dan negara Barat baik untuk komersial maupun militer.

Xinhua juga mewawancarai seorang profesor ahli dirgantara dari Universitas Beijing yang mengetahui bahwa dana Rp 152 triliun itu akan digunakan China untuk melakukan pengembangan riset teknologi, desain, dan material untuk industri pesawat.

Proyek pengembangan pesawat lokal ini sedang dalam proses perizinan dari dewan negara.

Perusahaan yang akan mengikuti proyek ini disebut-sebut adalah Shenyang Liming Aero-Engine Group Corp, AVIC Xi'an Aero-Engine (Group) Ltd (600893.SS), dan banyak lembaga riset China lainnya.

Aviation Industry Corporation of China (AVIC) merupakan kontraktor pesawat komersial dan militer terbesar di China. Perusahaan in telah melobi pemerintah China untuk menggelontorkan dana besar guna membangun mesin jet berteknologi tinggi.

Saat in industri militer dan dirgantara China telah dilarang menjual produk-produknya karena embargo negara-negara Barat usai kerusuhan di Tiananmen.

Industri penerbangan China dikabarkan akan menggelontorkan 300 miliar yuan (US$ 49 miliar) guna mengembangkan mesin jet dalam dua dekade ke depan.




Sumber : Detik

Industri Pertahanan Butuh Kepastian Pemerintah

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah dinilai tidak mempunyai komitmen yang kuat terhadap penyerapan alat utama sistem pertahanan (alutsista) yang diproduksi industri pertahanan dalam negeri.
"Idealnya sudah bisa memperkirakan berapa jenis dan berapa banyak alutsista yang akan dibuat sampai 2024 karena mereka sudah punya perencanaan postur sampai 2024," ujar Pengamat Militer Andi Widjajanto di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis (28/2).

Namun, kenyataan di lapangan lebih kental dengan politik anggaran tahunan yang membuat tidak terwujudnya efisiensi dalam skala ekonomi produksi. Akibatnya, industri pertahanan dalam negeri sulit untuk menetapkan efekifitas produksi alutsista dalam skala besar.

"Industri pertahanan kesulitan mengembangkan kapasitas produksi optimal jangka menengah dan jangka panjang. Semua industri tentu menginginkan kapasitas produksi memengah dan jangka panjang sehingga investasi akan lebih efisien," katanya.

Dalam postur pertahanan yang ditetapkan pada periode 2007-2024, pemerintah sudah mempunyai pedoman pemesanan senjata ke industri pertahanan.

Sebagai contoh, sistem armada terpadu Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut sampai 2024 membutuhkan 174 kapal dari berbagai jenis. Sedangkan Angkatan Udara membutuhkan 10 skuadron dan Angkatan Darat setidaknya membutuhkan 120 main battle tank.

"Rencana ini sudah ada hanya belum terwujud menjadi kontrak kerja ke industri pertahanan sehingga mereka belum bisa dengan sistematis mengembangkan kapasitas prouduksi," katanya.

Direktur Utama PT Pindad Adik A Sodersono juga mengeluhkan hal yang sama menyangkut ketidakpastian permintaan alutsista dari pemerintah. Misalnya, pemerintah sempat menyatakan minatnya untuk membuat 500 kendaraan lapis baja jenis Anoa yang diproduksi PT Pindad.

"Anoa dulu dibilangnya mau bikin 500. Posisi saya saat itu sudah bisa punya alat pemotong baja (laser cutting) sendiri, punya enginer dan kontraknya lebih murah tapi dikasih 150 juga enggak jelas," ungkapnya.

Kejadian sama berlaku saat Pindad berinisiatif mengembangkan bom untuk pesawat tempur F-16 yakni MK-82. Sudah berjalan 10 tahun sejak diproduksi namun belum ada pembelian dari pemerintah.

"Kalau kita mau serius bangun industri pertahanan kayak Malaysia lah. Dia kalau mau beli senjata M4 dikasih tahu industri pertahanannya mau order 120 ribu pucuk. Nah kalau seperti itu kita bisa hitung biaya produksinya. Kalau dikasih tahu pengembangan industri lebih mudah," ungkapnya. 





Sumber : Metrotvnews

Menhan RI Terima Kunjungan Kehormatan Kasau Pakistan

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro menerima kunjungan kehormatan Kepala Staf Angkatan Udara Pakistan ACM Tair Rafiquie Butt, Kamis (28/1) di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. Kunjungannya ini merupakan bagian rangkaian dari kunjungan resminya kepada Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu dalam rangka meningkatkan hubungan kerjasama pertahanan khususnya kerjasama angkatan udara kedua negara.

Dalam kesempatan tersebut, Kasau Pakistan menyampaikan bahwa melalui kunjungan ini pihaknya berharap akan memberikan manfaat dalam meningkatkan hubungan bilateral yang sudah terbina sejak lama. Menurutnya banyak sekali potensi kerjasama yang dapat dilakukan oleh angkatan bersenjata kedua negara.

Diungkapkannya, angkatan bersenjata Pakistan sangat terbuka bagi semua kemungkinan pengembangan kerjasama pertahanan termasuk di dalamnya kerjasama industri pertahanan dalam upaya meningkatkan kemampuan industri pertahanan kedua negara. Selain itu, Kasau Pakistan juga menawarkan kerjasama pendidikan training bagi perwira TNI AU dalam memelihara dan mengawaki pesawat-pesawat tempur.

Sementara itu, Menhan RI Purnomo Yusgiantoro mengatakan bahwa dalam rangka meningkatkan kerjasama pertahanan Indonesia - Pakistan diharapkan akan dapat segera dituangkan melalui penandatanganan MoU dalam bidang kerjasama pertahanan. Draft mengenai MoU kerjasama pertahanan kedua negara yang mencakup beberapa aktivitas diharapkan dapat segera tersusun.

Menurutnya, dengan adanya MoU kerjasama pertahanan yang juga mencakup kerjasama pendidikan dan latihan maka otomatis akan memperkuat hubungan baik antara personel TNI dengan personel angkatan bersenjata Pakistan.

Selain itu, menurut Menhan RI peningkatan kerjasama pertahanan juga dapat dilakukan melalui pertemuan rutin tahunan untuk berbagi informasi maupun saling tukar siswa untuk mengikuti pendidikan dan latihan serta pertemuan antara masing-masing petinggi baik angkatan darat, laut dan udara dari kedua negara.

Lebih lanjut Menhan RI mengungkapkan, dalam rangka meningkatkan hubungan pertahanan kedua negara, tahun ini Menhan Pakistan berencana akan melakukan kunjungan ke Indonesia. Kunjungan ini juga merupakan kunjungan balasan setelah Menhan RI berkunjung ke Pakistan tahun lalu.

Turut mendampingi Menhan RI dalam kesempatan tersebut, Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu, Aspam Kasau Marsda TNI Kuswantoro, Staf Ahli Menhan Bidang Keamanan Mayjen TNI Hartind Asrin dan Kapuskom Publik Kemhan Brigjen TNI Sisriadi.

Selain kunjungan kepada Menhan RI, Kasau Pakistan yang tiba Rabu (27/2) sebelumnya telah melakukan kunjungan kehormatan kepada Kasau dan Panglima TNI. Selama lima hari kunjungannya di Indonesia, Kasau Pakistan direncanakan akan mengunjungi Lanud Pekanbaru. 




Sumber : DMC

Indonesia China Mainkan Peran Yang Sangat penting Di Asia Pasifik

BEIJING-(IDB) : Indonesia dan China memainkan peranan penting di kawasan Asia Pasifik, terutama dalam menjaga keamanan jalur laut di kawasan tersebut.

"Kami telah memiliki kerja sama yang baik dengan sejumlah negara di Asia, khususnya Asia Pasifik. Termasuk pula dengan Indonesia, karena kita memiliki peran dan prinsip yang sama," kata Wakil Kepala Staf Angkatan Laut China Laksamana Madya Xu Hongmeng di Beijing, Kamis.

Berbicara saat menerima Asisten Operasi Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Muda Didit Herdiawan, ia mengatakan penting bagi Indonesia dan China membangun kerja sama yang semakin baik, terutama angkatan laut kedua negara.

"Kami telah menjalin kerja sama yang baik, dengan terselenggaranya pertemuan pertama `navy to navy talk` antar angkatan laut kedua negara kemarin, dan kami sampaikan apresiasi," ujar Xu Hongmeng.

Kedepan, lanjut dia, kedua angkatan laut dapat membangun kerja sama yang semakin baik yang bermanfaat tidak saja untuk kedua negara, tetapi juga untuk stabilitas kawasan.

Hal senada dilontarkan Asisten Operasi Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Muda Didit Herdiawan yang mengatakan kerja sama yang dirintis kedua angkatan laut adalah kerja sama yang harus memiliki manfaat tidak saja bagi kedua angkatan laut kedua negara, tetapi juga bagi stabilitas keamanan di kawasan.

"Angkatan Laut Indonesia dan China, dapat meningkatkan dan memperluas kerja sama dari yang sudah ada saat ini. Mulai dari saling kunjung perwira kedua negara, tukar menukar perwira hingga pada tataran yang lebih strategis operasional," katanya.

Kerja sama yang semakin baik, juga harus didasarkan saling percaya, saling menghormati, dan menghargai satu sama lain.

Sehari sebelumnya, TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut China melaksanakan pertemua pertama "navy to navy cooperation talk".

Forum komunikasi Angkatan Laut Indonesia-China itu merupakan bagian kerja sama pertahanan kedua negara yang akan dilaksanakan rutin setiap dua tahun sekali.

Selain membahas berbagai isu keamanan laut, forum itu juga menjadi wadah untuk membahas berbagai potensi kerja sama operasional yang dapat di lapangan.

Dalam kegiatan selama dua hari itu, kedua pihak menyepakati naskah kerangka acuan kerja sama kedua pihak di berbagai tingkatan. 




Sumber : Antara

Danjen Kopassus Menerima Kunjungan Delegasi JGSDF Jepang.

JAKARTA-(IDB) : Komandan Jenderal Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo menerima kunjungan delegasi Japan Ground Self Defense Forces (JGSDF)/AD Jepang di Makopassus Cijantung-Jakarta Timur, Kamis(28/2).


Rombongan Delegasi tersebut dibawa pimpinan Kolonel Kakino sebagai Deputy Chief, Policy & Program Dept, Ground Staff Office atau setingkat Wakil Asisten Operasi Kasad (Waasops Kasad).


Maksud kedatangan rombongan JGSDF Jepang adalah untuk membahas rencana kerjasama bidang militer dalam bentuk latihan antara kedua Angkatan Darat Negara Indonesia-Jepang khususnya dengan Kopassus TNI AD.


Dalam kegiatan kunjungan Delegasi JGSDF Jepang,selain perkenalan Perwira Staf Danjen Kopassus dan Courtessy Call juga diadakan saling memberikan cinderamata.




Sumber : Kopassus

BJT Siap Beraksi Di Langit Jakarta

JAKARTA-(IDB) : Breitling Jet Team—tim aerobatik sipil profesional pertama di dunia yang menggunakan pesawat jet, siap beraksi di langit Jakarta, Sabtu (2/3/2013) nanti.

Aksi tim aerobatik yang bermarkas di kota Dijon, Perancis, ini, bisa disaksikan di sekitar Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, sekitar pukul 14.00-15.00 WIB.

Penampilan mereka akan melibatkan bintang tamu tim aerobatik Jupiter dari TNI Angkatan Udara.

Breitling Jet Team (BJT), yang merupakan tim aerobatik khusus pertunjukan terdiri atas tujuh pesawat jet latih tempur L-39 C Albatros buatan Republik Ceko.

Mereka diawaki oleh para pilot profesional yang sebagian besar berpengalaman menjadi pilot pesawat tempur di Angkatan Udara Perancis. Tim tersebut disponsori secara eksklusif oleh pabrikan arloji asal Swiss, Breitling.

Ketua Tim BJT, Jacques "Speedy" Bothelin, mengatakan, penampilan mereka di Indonesia ini menjadi bagian dari tur ke Asia yang direncanakan akan berlangsung sepanjang tahun 2013.

"Di Asia Tenggara, kami tampil di Filipina, Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand," tutur Bothelin.

Mereka telah tiba di Indonesia beberapa hari lalu, tepatnya di Lanud Adi Sucipto, Yogyakarta. Kemudian pada Kamis pagi, mereka melakukan terbang lintas di atas Candi Borobudur sebelum terbang menuju Lanud Halim Perdanakusuma di Jakarta.

Pihak Time International, sebagai distributor arloji merek Breitling di Indonesia dan bertindak sebagai penyelenggara acara ini mengatakan, acara di lingkungan Lanud Halim Perdanakusuma hanya diperuntukkan bagi para undangan.

"Namun masyarakat umum bisa menyaksikan aksi Breitling Jet Team dari sekitar Bandara Halim Perdanakusuma," tutur Hafni Damayanti, Client Services Manager Time International , Kamis (28/2/2013).





Sumber : Kompas

Industri Pertahanan Butuh Teknologi Tinggi

JAKARTA-(IDB) : Industri pertahanan merupakan salah satu sektor industri strategis yang perlu mendapatkan perhatian serius dari semua pihak yang berkepentingan dalam pengembangannya. Pasalnya, ciri utama sektor industri pertahanan adalah keberadaan teknologi tinggi serta inovasi yang melekat dalam setiap tahapan proses produksinya.

"Keberadaan industri pertahanan nasional tersebut apabila mendapatkan porsi pengembangan serta dukungan yang lebih besar maka dapat menjadi lebih kuat yang pada akhirnya mampu bersaing dengan industri sejenis dari negara-negara lainnya. Untuk itu, penguasaan terhadap teknologi terkini mutlak diperlukan agar tidak tertinggal dari negara-negara lainnya," kata Sekjen Kementerian Perindustrian, Ansari Bukhari, di Jakarta, Kamis (28/2).

Lebih lanjut, Ansari mengatakan, inovasi dan improvisasi terhadap produk juga diperlukan secara terus menerus yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi yang digunakannya. Pada era globalisasi dan modernisasi seperti sekarang ini, semua bangsa di dunia berusaha untuk mengejar ketertinggalan dengan bangsa lainnya melalui penerapan teknologi yang diimplementasikan dalam setiap pembangunannya.

"Hal ini mengandung makna bahwa penguasaan teknologi menjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa ditunda-tunda lagi sehingga harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaannya. Begitu juga dengan industri pertahanan kita, penguasaan teknologi menjadi kunci bagi keberhasilan pengembangannya karena dari waktu ke waktu aplikasi teknologi semakin dibutuhkan," ujar dia.

Oleh karena itu, lanjut Ansari, dalam pengembangan industri pertahanan tanpa memperhitungkan adanya kemajuan teknologi hanya akan berjalan di tempat.

"Penting bagi suatu industri pertahanan yang ada di Indonesia untuk dapat memenuhi kebutuhan yang ada sehingga pertahanan dan keamanan nasional dapat terjamin. Untuk dapat mengembangkan sektor ini melalui teknologi, diperlukan dukungan dan keberpihakan semua lini," ucapnya.

Industri Pertahanan Juga Butuh Lembaga Pembiayaan

Program KCR pembiayaan dari Bank Mandiri
Mantan Menteri Perindustrian dan Menko RI Periode 1983-1999, Hartarto Sastrosoenarto, menilai, pemerintah perlu mendirikan lembaga keuangan guna membiayai industri pertahanan milik negara.

Pernyataan Hartarto itu menanggapi terbitnya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan memberikan jaminan pembelian alutsista oleh pemerintah. UU ini bertujuan untuk kemandirian alutsista, sehingga kondisi industri pertahanan di matra darat, laut, maupun udara mampu memenuhi kebutuhan. Apabila industri dalam negeri belum mampu, perlu dilakukan alih teknologi ataupun trade off dan dapat pula dengan pembelian

lisensi.

"Pemerintah menetapkan kerangka pembiayaan jangka panjang untuk industri pertahanan milik negara melalui APBN. Dimungkinkan untuk membiayai kegiatan tersebut melalui lembaga keuangan, karena kita tidak memiliki bank semacam Bapindo tempo dulu. Negara-negara tetangga kita seperti Malaysia, India, Thailand memiliki bank tersebut," kata Hartarto di Jakarta, Kamis (28/2).

Dalam UU tersebut, lanjut Hartarto, pemerintah juga berkewajiban menyuntikkan dana kepada industri pertahanan milik negara jika industri tersebut memiliki kendala finansial.

"Disarankan agar pemerintah memberi dana kepada lembaga keuangan yang perlu didirikan, dimana dana tersebut digunakan untuk pemberian kredit jangka panjang dengan bunga yang rendah kepada industri pertahanan dan industri dasar lainnya. Tiap tahun dimasukkan modal baru, sehingga dana tersebut dapat dimanfaatkan oleh industri pertahanan dan industri dasar lainnya," ujar dia.

Sementara itu, seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, selain sumber daya manusia sebagai faktor dominan dalam suatu sistem pertahanan, riset dan engineering dalam teknologi persenjataan menjadi faktor yang menentukan kewibawaan sistem pertahanan suatu negara.

Beberapa hasil riset produk pertahanan telah dan akan dikembangkan oleh industri pertahanan dalam negeri antara lain produk alutsista, seperti kapal cepat rudal, kapal fregat, kapal siluman, roket, panser, pesawat tempur KFX/IFX generasi 4,5, senjata serbu dll. Selain itu, juga produk non alutsista, seperti radar, alat komunikasi, rompi dan helm anti peluru, parasut untuk perorangan, parasut untuk barang dan parasut untuk pesawat, pesawat drone/nirawak, dan sebagainya.

"Karena itu, aktivitas riset dan engineering pada industri tersebut seperti PT PAL, PT Pelindo, PT DI, PT INTI, PT LEN, PT CMI harus diberi kebijakan fiskal. Apabila perlu, dapat dibeli lisensi untuk kemudian dapat dikembangkan lebih lanjut seperti yang dilakukan oleh Korea dan China," ucap dia.

Selanjutnya, untuk mengembangkan industri pertahanan dan industri pendukung yang berkemampuan dibutuhkan kebijakan pemberdayaan seluruh industri nasional yang memerlukan tekad dan keterpaduan upaya dari semua pihak, serta didukung oleh kebijakan pemerintah dalam pemberdayaan segenap potensi sumber daya nasional, seperti industri strategis, pihak swasta, perguruan tinggi, lembaga penelitian dan termasuk juga perangkat regulasinya.

"Yang lebih penting lagi adalah keberpihakan pada penggunaan produksi dalam negeri merupakan salah satu strategi tepat yang dapat memberikan

kesempatan dan akumulasi pengalaman kepada industri dalam negeri khususnya bagi para pelaku industri disektor ini, untuk dapat melakukan produksi serta pengembangan produk baik alutsista maupun non-alutsista," katanya.




Sumber : Jurnas

Paket Empat Engine Sukhoi Tiba Di Makassar

MAKASSAR-(IDB) : Setelah beberapa hari lalu dua Pesawat Tempur SU-30 MK 2 dari 6 Pesawat pesanan pemerintah Indonesia buatan Rusia memperkuat Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin, Tim penerimaan kedatangan Pesawat tempur Sukhoi Lanud Sultan Hasanuddin Rabu malam (27/2) kembali disibukan untuk menerima kedatangan empat engine Pesawat tempur Sukhoi 27/30 yang diangkut dengan menggunakan Pesawat Antonov AH-124-100 Flight Number RA/82043 dengan Pilot Ustelenov.

Kedatangan Pesawat AH-124-100 yang parkir di Base Ops Lanud Sultan Hasanuddin tersebut disaksikan oleh Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama TNI Barhim, Para Kepala Dinas, Komandan Satuan, Tim dari Kemhan, Mabes TNI dan Mabesau serta Pejabat dari PT Trimarga Rekatama.

Pesawat AH-124-100 mempunyai panjang badan 68.96 m dan lebar sayap 73.3 m serta tinggi 20.78 m, yang membawa empat engine pesawat tempur SU-27/30 buatan KNAPO (Komsomolsk-na Amure Aircraft Production Association) Rusia, Take off dari Bandara Dzemgi Rusia Selasa (26/2) dengan rute penerbangan Bandara Dzemgi Rusia- Bandara Calcutta (India) - Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, yang merupakan satu rangkaian tahapan dari kedatangan enam unit pesawat Temnpur SU-30 MK2 pesanan pemerintah Indonesia buatan Rusia.




Sumber : TNI AU