Pages

Rabu, Februari 27, 2013

Fregat Siluman Baru Bagi AL China

BEIJING-(IDB) : Angkatan Laut China menerima kapal fregat siluman terbarunya yang diharapkan bisa memperkuat pertahanan laut China di tengah sengketa teritorial yang dihadapi negara itu, demikian Xinhua seperti dikutip AFP.

Kapal perang yang disebut Xinhua merupakan "kapal fregat siluman tipe 056" ini dikirimkan ke AL China Senin sore lalu lewat satu seremoni di Shanghai.

Laksamana Wu Shengli menegaskan pentingnya meningkatkan perangkat dan kemampuan AL China di tengah beberapa sengketa maritim. Pernyataan ini menjadi headline Harian PLA yang disiarkan Tentara Pembebasan Rakyat.

Wu yang juga anggota Komisi Militer Pusat dari Partai Komunis ini menyerukan terus ditingkatkannya kemampuan tempur AL China, seperti diinginkan pemimpin China Xi Jinping.

Januari lalu, militer China diperintahkan untuk meningkatkan kemampuan tempurnya pada 2013 dan fokus pada tujuan perang serta memenangkan pertempuran.

Kapal baru ini disebut-sebut menyimbolkan mulainya transformasi kekuatan pertahanan laut China dan diharapkan lebih banyak lagi diproduksi, dengan tugas utama untuk pengawalan dan operasi antikapal selam.

China bersengketa dengan Jepang di Laut China Timur, selain juga dengan sejumlah negara Asia Tenggara di Laut China Selatan. 





Sumber : Antara

3 Flight Pesawat Tempur F-16 Laksanakan OSUS

MADIUN-(IDB) : Setelah melakukan persiapan, tiga flight pesawat tempur dari Lanud Iswahjudi yang terdiri dari dua pesawat tempur F-16 faighting Falcon, dua pesawat tempur F-5 E/F Tiger II dan dua pesawat tempur Hawk MK 53, terbang melaksanakan Operasi Serangan Udara Strategis (OSUS) untuk menghancurkan “center of grafity” kekuatan musuh.
 
Masing-masing pesawat tempur yang dilengkapi persenjataan berupa bom dan roket tersebut berhasil mengenai target yang telah ditentukan, sehingga kekuatan musuh benar-benar telah lumpuh dan sudah tidak ada kemampuan untuk melakukan perlawanan maupun penyerangan terhadap wilayah NKRI.

Sementara itu sisa kekuatan musuh yang ada, selanjutnya dihancurkan oleh kekuatan pasukan kawan yang telah berada di garis depan pertempuran dan tiga flight pesawat tempur yang telah berhasil menghancurkan obyek-obyek vital kekuatan musuh telah kembali ke pangkalan dan mendarat dengan aman dan selamat di Lanud Iswahjudi.  Dalam pertempuran tersebut terdapat korban dari pihak pasukan kita, sehingga diterjunkan tim SAR untuk mengambil korban serta mengevakuasi dengan Heli Colibri ke Lanud Iswahjudi guna mendapat penanganan medis selanjutnya di rumah sakit Iswahjudi.

Hal tersebut merupakan skenario operasi udara dalam latihan hari ketiga “Elang Gesit tahun 2013” yang digelar Lanud Iswahjudi.  Target penembakan dilaksanakan di ASR Pulung yang diasumsikan sebagai pusat kekuatan musuh. Setelah dilakukan tahapan evaluasi dan konsolidasi serta dinyatakan kekuatan musuh telah dapat dihancurkan, maka operasi udara dinyatakan selesai.





Sumber : Poskota

Perbesar Pasar, 2 BUMN Teknologi Akan Merger

JAKARTA-(IDB) : Dua perusahaan pelat merah bidang teknologi, PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) dan PT Len Industri (LEN) masuk rencana merger Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di 2013. Langkah itu diambil untuk memperluas dan memperkuat pangsa pasar dua BUMN itu, di bidang pengembangan dan penjualan produk teknologi.

"Inti dan LEN akan dikonsilidasi (merger), kayak Sucofindo dan Surveyor Indonesia. Polanya seperti itu," tutur Menteri BUMN Dahlan Iskan usai rapim BUMN di Plaza Mandiri, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (26/2/2013).

Dahlan beralasan, dua BUMN yang bermarkas di Bandung Jawa Barat ini akan menjadi perusahaan yang kuat dan besar pasca merger. Hal ini akan memberi keuntungan lebih karena tidak perlu lagi bersaing keras atau bahkan akan bertambah kuat ketika mengikuti tender telekomunikasi.

"Segi aset Inti besar. Tapi masing-masing punya kehandalan sendiri," tambahnya.

INTI merupakan perusahaan pelat merah bidang teknologi komunaksi yang memberikan jasa produk sebagai pemasok utama pembangunan jaringan telepon nasional. Produk yang dihasilkan antara lain: produk-produk seperti IP PBX, NMS (Network Management System), SLIMS (Subscriber Line Maintenance System), NGN Server, VMS (Video Messaging System), GPA (Perangkat Pemantau dan Pengontrol berbasis SNMP), Interface Monitoring System untuk jaringan CDMA, dan Sistem Deteksi dan Peringatan Bencana Alam (Disaster Forecasting and Warning System).

Sementara LEN merupakan perusahaan pelat merah bidang teknologi yang bergerak di biang penghasil produk energi terbarukan (solar cell), alat navigasi dan transportasi (peralatan broadcasting, tracking system, peralatan navigasi), kontrol pertahanan (aplikasi peralatan komunikasi anti penyadapan), serta bidang transportasi (persinyalan kereta).





Sumber : Detik

Komisioner Komnas HAM Minta Maaf Secara Resmi Ke Keluarga Besar TNI

JAKARTA-(IDB) : Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai sampaikan permohonan maaf secara resmi kepada TNI terkait pernyataannya yang dinilai melukai keluarga besar institusi tersebut, Rabu (27/2). Komisioner Komnas HAM mengakui, pernyataannya disampaikan dalam momentum dan waktu yang tidak tepat.

"Momentum saya menyatakan [kata-kata tersebut] tidak tepat karena keluarga besar TNI sedang berduka. Oleh karena itu saya menyampaikan langsung permohonan maaf," kata Natalius di Mabes TNI Cilangkap, Rabu (27/2)

Dijelaskan, pernyataannya yang menyebutkan prajurit TNI sesaat sebelum terjadi penembakan di Puncak Jaya tengah tidur dan nongkrong sebagai bentuk niat baik. Sebagai prajurit yang bertugas di daerah konflik, tentu harus terus meningkatkan kewaspadaan.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksda TNI Iskandar Sitompul menegaskan, keluarga TNI sendiri sudah menerima permohonan maaf dari komisioner Komnas HAM. Selanjutnya, untuk meluruskan persoalan, secara resmi Komnas HAM akan menggelar jumpa pers.

"Keluarga besar TNI sudah menerima permohonaan maaf Komisioner Komnas HAM, saudara Natalius Pigai. Permohonan maaf diterima karena pernyataan yang disampaikan komisioner disampaikan dalam momentum yang tidak tepat," kata Iskandar.

Sebelumnya, direncanakan Menkopolhukam Djoko Suyanto akan memfasilitasi pertemuan antara Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai dengan Panglima TNI. Pertemuan dilaksanakan pascamunculnya resistensi pemberitaan terkait penembakan yang menewaskan anggota TNI di Puncak Jaya, Papua.

Panglima TNI dan Komisioner Komnas HAM menggelar pertemuan tertutup sejak Rabu (27/2) pagi di Mabes TNI Cilangkap untuk menyelesaikan silang pendapat yang terjadi. Pertemuan akan diakhiri dengan Konfrensi Pers yang melibatkan semua unsur yang hadir dalam pertemuan.

Panglima TNI sebelumnya meminta klarifikasi kepada Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai terkait pernyataannya yang menyebutkan TNI hanya tidur dan nongkrong sesaat sebelum tragedi penembakan di Papua. Akibat penembakan tersebut, sedikitnya tujuh prajurit dan empat warga sipil tewas. 





Sumber : BeritaSatu

Sekjen Kemhan RI Terima Kunjungan Kehormatan Dubes Korsel

JAKARTA-(IDB) : Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Republik Indonesia Letjen TNI Budiman S.I.P. menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Kim Young Sun, Rabu (27/2) di Kantor Kemhan, Jakarta. 

Dalam kesempatan tersebut dibicarakan berbagai hal terkait peningkatan kerjasama Indonesia-Korsel di bidang pertahanan. Dubes Korsel menyampaikan bahwa Korsel menganggap Indonesia sebagai salah satu mitra strategis yang sangat penting. Meskipun saat ini telah terjadi pergantian kepemimpinan di Korsel dimana telah dilantik Presiden baru Korsel Park Geun-hye, Senin (25/2) hal tersebut tidak mempengaruhi hubungan kerjasama Indonesia-Korsel, karena pada prinsip dasarnya Indonesia dan Korsel sebagai negara sahabat yang memiliki kerjasama yang sangat mendalam.

Menurutnya, hubungan kerjasama kedua negara di berbagai bidang saat ini mencapai titik puncaknya, dimana selama dua tahun terakhir hubungan kedua negara semakin maju secara positif. Atas kemajuan tersebut, Kim Young Sun yang sudah dua tahun menjabat sebagai Dubes Korsel untuk Indonesia menyampaikan rasa senang dan bangganya.

Khusus di bidang pertahanan, Dubes Korsel berharap kerjasama kedua negara akan terus meningkat terutama kerjasama industri pertahanan. Menurutnya pemerintah Korsel sangat memahami dengan baik kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia dewasa ini terkait dengan kebijakan pertahanan khususnya kebijakan revitalisasi industri pertahanan.
“Korea Selatan sepakat dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia dan berharap bahwa melalui penyesuaian tersebut hubungan kedua negara makin meningkat”, tambanya.

Sementara itu, menanggapi apa yang disampaikan oleh Dubes Korsel, Sekjen Kemhan RI juga mengatakan bahwa saat ini hubungan kerjasama antara Korsel dengan Indonesia di bidang pertahanan adalah yang tertinggi di antara berbagai negara baik dilihat dari kuantitas maupun macam dari kerjasama yang dilakukan.

Peningkatan kerjasama pertahanan kedua negara terlihat dari berbagai kerjasama mulai dari pembelian alat peralatan teknologi menengah sampai dengan teknologi tinggi hingga kerjasama dalam rangka pengembangan pesawat tempur..

Lebih lanjut Sekjen Kemhan RI atas nama pemerintah Indonesia menyampaikan ucapan selamat atas dilantiknya Ibu Presiden Korsel dan berharap hubungan erat antara Indonesia dengan Korea Selatan yang terjalin selama ini akan terus dapat meningkat khususnya kerjasama di bidang pertahanan.

Turut mendampingi Sekjen Kemhan RI dalam kesempatan tersebut Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Laksda TNI Ir. Rachmad Lubis, Direktur Teknik dan Industri Pertahanan Ditjen Pothan Kemhan Marsma TNI Darlis Pangaribuan M.Sc, dan Brigjen TNI Sisriadi. Sementara itu, Dubes Korsel didampingi Athan Korsel di Jakarta.





Sumber : DMC

Tim Aerobatik Breitling Singgah Di Pontianak

PONTIANAK-(IDB) : Masyarakat Kalimantan Barat kedatangan tamu Tim Aerobatik yang telah memiliki reputasi dunia. Mereka adalah Tim Aerobatik Breitling, yang akan singgah di Bandar udara Supadio, setelah menempuh perjalanan dari Kota Kinabalu Malaysia, Selasa, (26/2). Tercatat ada 21 orang personel Tim Aerobatik Breitling, dengan menggunakan 7 pesawat L-39 Albatros dan pesawat SA 227-AC.

Menurut Danlanud Supadio Kolonel Pnb Ir. Novyan Samyoga Tim Aerobatik Breitling merupakan salah satu Tim Aerobatik dengan reputasi tingkat dunia, tim ini bermarkas di Dijon Perancis, dibentuk pada tahun 2003, dan sudah unjuk kebolehan diberbagai tempat di Eropa, Timur tengah dan Afrika Selatan. Adapun formasi khas Tim Aerobatik Breitling adalah Rocket, Crossbow, Black Diamond, Black Bird, Avenger dan Arrowhead.

Menurut Mr. Jacques Jean Bothelin salah satu Pilot Tim Aerobatik Breitling mengatakan bahwa kunjungan di Pontianak ini merupakan kunjungan yang pertama bagi kami. ”Kami sangat senang sekali bisa bertatap muka dengan para pejabat yang ada di Lanud Supadio, walaupun cuaca di Pontianak terasa sangat panas namun tidak mengurangi semangat kami”.

Sedangkan Mrs. Rabecca Justine Allen menjelaskan bahwa adapun maksud dan tujuan Tim Aerobatik Breitling ke Pontianak adalah dalam rangka singgah, setelah melaksanakan perjalanan dari Kota Kinabalu Malaysia.

Turut mendampingi Danlanud Supadio dalam penyambutan Tim Aerobatik Breitling Jet Team antara lain : Kadisops Lanud Supadio Letkol Pnb Deni H. Simanjutak, Danskadron Udara 1 Letkol Pnb Radar Soeharsono serta para Penerbang Skadron Udara 1.Diakhir acara Komandan Lanud Supadio Kolonel Pnb Ir. Novyan Samyoga memberikan cindera mata berupa miniatur pesawat Hawk 100/200 kepada salah satu perwakilan Tim Aerobatik Breitling Jet Team, yang diterima oleh Mr. Jacques Jean Bothelin.





Sumber : ARC

Indonesia Aktifkan Desk Ancaman CBRNE

JAKARTA-(IDB) : Seiring dengan ancaman keamanan yang bersifat asimetris dan sedang berkembang di dunia, Kementerian Pertahanan (Kemhan) akan mengaktifkan Desk atau tim kerja untuk menghadapi ancaman Kimia, Biologi, Nuklir dan Bahan Peledak atau disebut Desk of Chemical, Biological, Radiologycal, Nuclear and Explosives (CBRN-E).
 
Pengaktifan Desk Ancaman CBRN-E tersebut di ungkapkan pada acara coffee morning Staf Ahli Menhan Bidang Keamanan (Sahli Kam) Mayjen TNI Hartind Asrin dengan para pakar ancaman CBRN-E dari perwakilan Kementerian dan Lembaga yang akan terkait, Selasa (26/2) di Kantor Kemhan.

Pada kesempatan pertemuan itu Sahli Kam Kemhan mengatakan, Pemerintah dan masyarakat saat ini belum mewaspadai adanya ancaman CBRN-E sebagai senjata non militer yg dapat melemahkan keamanan nasional. Sehingga untuk menghadapi ancaman asimetris warefare bersifat non militer tersebut, pemerintah belum memiliki kebijakan tentang penanganan ancaman CBRN-E yang terintegratif dan komprehensif beserta Legal Aspeknya.

Disamping itu terdapat kendala lain seperti belum adanya suatu badan nasional sebagai Leading Sector dalam kewaspadaan menghadapi ancaman-ancaman  CBRN-E yang sedang berkembang di dunia.

Lebih lanjut Mayjen TNI Hartind Asrin mengungkapkan, pada dasarnya Desk CBRN-E di Kemhan sudah terbentuk pada bulan Juni 2012 berdasarkan Keputusan Menteri Pertahanan Nomor : KEP/434/M/VI/2012 tanggal 4 Juni 2012. Namun struktur organisasinya baru terbentuk Tahun 2013 ini, yang mana tim pengarahnya diketuai oleh Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro dan Tim Kerjanya diketuai oleh Staf Ahli Menhan Bidang Kemanan, Mayjen TNI Hartind Asrin.

Ditambahkannya, meski tim kerja internal Kemhan sudah terbentuk namun untuk menyempurnakannya Desk CBRN-E ini masih memerlukan pakar-pakar dari Kementerian dan Lembaga terkait yang berkecimpung di bidang Kimia, Biologi, Nuklir dan Bahan Peledak.

Di jelaskan juga oleh Sahli Kam Kemhan, saat ini didalam upaya penanganan ancaman pertahanan CBRN-E adalah mensinergikan kementerian dan lembaga yang berwenang terhadap upaya penanganan CBRN-E melalui strategi efektif, responsive dan berkelanjutan.

Pada kesempatan tersebut Sahli Kam Kemhan menjelaskan tentang Road Map penanganan CBRN-E, yang mana salah satunya adalah Kemhan masih mengidentifikasi dan menginventarisir kapasitas tugas dan tanggung jawab serta kewenangan dari setiap stake holder yang akan terkait di bidang CBRN-E. Selain itu pengumpulan data mengenai analisis jenis dan jumlah ancaman CBRN-E yang berpotensi akan terjadi masih dilakukan secara internal Kemhan, sehingga masih dirasakan perlu berkoordinasi dengan para stake holder terkait.

Oleh karena itu diharapkan pada forum pertemuan saat ini dapat dirumuskan suatu inisiatif pembentukan bukan hanya sebatas Desk atau tim kerja melainkan suatu badan ancaman CBREN-E yang bersifat nasional serta penetapan stake holder yang akan menjadi instansi leading sektornya.

“ Setelah terdapat suatu badan atau tim kerja gabungan nasional ancaman CBRN-E maka Kemhan melalui Ditjen Strategi Pertahanan Kemhan akan merumuskan suatu Strategi Pertahanan Negara yang khusus menghadapai ancaman CBRN-E dan kita sarankan ke Menteri Pertahanan dan diteruskan kepada Presiden” ungkap Mayjen TNI Hartind Asrin.





Sumber : DMC