Pages

Selasa, Februari 12, 2013

Kolonel Marinir Siswoyo Hari Santoso Jabat Danpasmar 1

SURABAYA-(IDB)Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington melantik Kolonel Marinir Siswoyo Hari Santoso sebagai Komandan Pasmar-1 dalam upacara serah terima jabatan di Bhumi Marinir Karang Pilang, Surabaya, Selasa, (12/2).

Mantan Dandenma Mabesal tersebut dilantik sebagai orang nomor satu di Pasmar-1 menggantikan Brigjen TNI (Mar) R. Gatot Suprapto, selanjutnya Brigjen TNI (Mar) R. Gatot Suprapto akan menempati pos baru sebagai Dankorsis Sesko TNI. Selain melantik Komandan Pasmar-1, orang nomor satu di jajaran Baret Ungu tersebut juga melantik Kolonel Marinir Budi Purnama sebagai Komandan Komando Latih Korps Marinir (Kolatmar) menggantikan Kolonel Marinir Amir Faisol yang akan mengikuti Dikreg Sesko TNI.

Rangkaian upacara serah terima jabatan diawali dengan rentetan ledakan bungalor torpedo, kemudian diikuti manuver berbagai jenis material tempur yang dimiliki Pasmar-1 seperti Tank BMF-3F, BTR 50 PM, Tank PT 76 M, Kapa 61,  RM 60 Grad serta tembakan Meriam Howitzer 122 MM dan 105 MM.

Belum berhenti para undangan mengagumi atraksi dan manuver material tempur yang dimiliki Pasmar-1, para undangan yang hadir dalam upacara tersebut kembali dibuat tercengang saat 3.000 pasukan upacara melakukan Yel-yel Haka-haka Pasmar-1 yang dilaksanakan secara kompak dan penuh semangat yang disambut dengan tepuk tangan oleh para undangan.

Komandan Korps Marinir  Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington dalam amanatnya mengatakan serah terima jabatan tersebut pada hakekatnya merupakan bagian penting dalam perjalanan organisasi, selain itu juga sebagai bagian dalam proses pembinaan karir seorang perwira Korps Marinir TNI AL dengan harapan  akan selalu muncul ide-ide baru yang lebih segar dan inovatif sekaligus membawa semangat baru dalam lingkungan organisasi Pasmar-1 dan Kolatmar.

Dalam menghadapi perkembangan situasi ke depan, lanjutnya,  Dankormar  mengharapkan agar Pasmar-1 dan Kolatmar terus membina, meningkatkan dan memantapkan identitas serta jati diri prajurit Korps Marinir sebagai prajurit petarung yang religius dan humanis.

“Kendala yang ada merupakan tantangan yang harus dihadapi dan dicarikan solusinya, hal ini telah dibuktikan oleh prajurit-prajurit Pasmar-1 dan Kolatmar, dimana tidak bisa dipungkiri dalam pengabdiannya kepada bangsa dan negara tercinta, Pasmar-1 dan Kolatmar telah banyak menorehkan tinta emas dengan senantiasa hadir dan kerkontribusi positif dalam setiap penugasan operasi maupun tugas-tugas lainnya dengan keberhasilan yang membanggakan Korps Marinir,” tegas Dankormar.

Dalam kesempatan tersebut Komandan Korps Marinir, atas nama pribadi sekaligus pemimpin Korps Marinir,  menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Brigjen TNI (Mar) R. Gatot Suprapto dan Kolonel Marinir Amir Faisol atas dharma bhakti dan pengabdian serta dedikasi yang tulus dalam memimpin dan memajukan Pasmar-1dan Kolatmar. Kepada ibu Enny Kurnianingsih dan ibu Aries Christiany,  Dankormar  juga menyampaikan ucapan terima kasih atas segala jerih payah dan pengabdiannya mendampingi suami ikut serta dalam membina organisasi istri-istri prajurit atau Jalasenastri Pasmar-1dan Kolatmar, yang juga telah memberikan kontribusi positif dalam pembinaan kehidupan dan kesejahteraan keluarga prajurit di lingkungan Pasmar-1 dan Kolatmar.

Selanjutnya kepada Kolonel Marinir Siswoyo HS dan Kolonel Marinir Budi Purnama, Komandan Korps Marinir mengucapkan selamat atas kepercayaan dan kehormatan yang diberikan oleh Korps Marinir sebagai Komandan Pasmar-1 dan Komandan Kolatmar. Kepada ibu Nurul Amalia Lestari dan ibu Dwi Anggarawati, Komandan juga mengucapkan selamat, semoga ibu dapat mencurahkan waktu dan perhatian dalam mendampingi suami guna mewujudkan kesejahteraan keluarga prajurit di lingkungan Pasmar-1 dan Kolatmar.

Selain itu Komandan Korps Marinir juga menyampaikan ucapan terima kasih  dan penghargaan yang tulus kepada  seluruh   prajurit  Pasmar-1 dan Kolatmar, atas  dukungan yang telah diberikan kepada Brigadir Jenderal TNI (Mar) R. Gatot Suprapto dan Kolonel Marinir Amir Faisol dalam memimpin Pasmar-1 dan Kolatmar selama ini serta mengharapkan agar senantiasa memberikan dukungan terbaiknya kepada Kolonel Marinir Siswoyo HS dan Kolonel Marinir Budi Purnama  sebagai  Komandan  yang baru.

Prajurit Korps Marinir TNI AL Harus Jadi Petarung Religius Dan Humanis

Komandan Korps Marinir TNI AL, Mayor Jenderal TNI (Marinir) A Faridz Washington, berpesan, "Bina terus dan mantapkan jatidiri sebagai prajurit petarung yang religius dan humanis."
Dia nyatakan hal itu kepada komandan baru Pasukan Marinir 1, Kolonel Marinir Siswoyo Santoso, di Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Selasa.

Santoso menggantikan Brigadir Jenderal TNI (Marinir) Gatot Suprapto, dalam upacara serah-terima yang dipimpin Washington. Upacara serah-terima komandan itu diikuti 3.000 prajurit Korps Marinir TNI AL setempat. 

Pola pembinaan yang selayaknya dilakukan para komandan, kata Washington, adalah ibarat "seorang bapak" kepada anak-anaknya. Jadi seorang atasan membina semua bawahannya dengan mengedepankan kegembiraan di keluarga, kesatuan, dan medan pertempuran.

"Lakukan latihan yang konsisten dan berkesinambungan, apalagi menghadapi Latihan Gabungan TNI yang akan datang. Saya percaya kalian bisa melakukan itu, karena Pasukan Marinir 1 Korps Marinir TNI AL selama ini telah menorehkan tinta emas dalam tugas operasi," katanya.

Pesan serupa juga dia katakan kepada pimpinan Komando Latihan Korps Marinir TNI AL. Di sinilah calon personel, personel aktif, dan calon kader pimpinan Korps Marinir TNI AL itu dibentuk dan diarahkan. "Tingkatkan kualitas pelatih agar profesionalisme prajurit juga meningkat," katanya.

Namanya saja upacara di lingkungan pasukan, "suguhan" kemampuan personel juga diberikan kepada hadirin. 

Upacara diawali suara ledakan memekakkan telinga di tengah lapangan upacara, dilanjutkan demonstrasi manuver peralatan tempur mereka.

Material tempur yang ditampilkan, antara lain dua tank amfibi BMP 3-F, 14 tank PT 76-M, empat BVP-2, 10 BTR-10, dua unit bergerak roket multilaras RM 70 Grad, dua kendaraan tempur Tatra, enam meriam Howitzer 106 milimeter, dan dua meriam 57 milimeter.
Sumber : Kormar

Empat KRI Kembali Bertugas Setelah Selesai Pemeliharaan

SURABAYA-(IDB) : Usai melaksanakan perbaikan dan pemeliharaan menyeluruh (Hardepo) selama kurang lebih satu tahun, empat Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jajaran Koarmatim siap bertugas kembali mendukung operasi laut di wilayah Koarmatim. Kesiapan unsur laut tersebut ditandai dengan acara penyerahan empat kapal perang dari Dinas Material Angkatan Laut (Dismatal) oleh Kadismatal Laksamana Pertama TNI Ir. Bambang Nariyono, M.M., kepada Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum, bertempat di atas Geladak KRI Kerapu-812 yang sedang bersandar di Dermaga Koarmatim Ujung Surabaya, Selasa (12/02).

Ke empat kapal perang tersebut yaitu satu Kapal Cepat Torpedo (KCT) KRI Singa-651, dua kapal Buru Ranjau (BR) KRI Pulau Raas-722, KRI Pulau Rimau-724 dan satu kapal jenis Fast Patrol Boat (FPB) KRI Kerapu-812. Unsur laut tersebut telah mengalami perbaikan menyeluruh selama kurang lebih satu tahun mulai tahun 2012 sampai dengan tahun 2013. Adapun bagian kapal yang mengalami perbaikan dan modernisasi meliputi bangunan kapal (platform), sistem sensor dan persenjataan Sensor Weapon Control (SEWACO) serta permesinan. Selama proses Hardepo ke empat kapal tersebut dibawah tanggung jawab Dismatal selaku koordinator pelaksana perbaikan.

Sebelum acara penyerahan kapal perang tersebut, Kadismatal menyampaikan ceramah pembekalan kepada seluruh Perwira Korps Teknik, bertempat di Gedung Panti Tjahaya Armada (PTA) Koarmatim yang dihadiri oleh Asisten Logistik (Aslog) Pangarmatim Kolonel Laut (T) Edi Suhardono, S.E., selaku Wakil Ketua Pembina Korps Teknik wilayah timur. Dalam amanatnya yang dibacakan Aslog, Pangarmatim menyampaikan beberapa hal di antaranya, TNI AL merupakan salah satu matra yang Heavy Material karena memilki beragam Alat Utama Sitem Persenjataan (Alutsista) dengan teknologi tinggi. Oleh karenanya, penguasaan Alutsista ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu dan teknologi serta tingkat kedisiplinan personel pengawaknya.

“Untuk itu, dalam pengawakan maupun pemeliharaan Alutsista TNI AL dibutuhkan kualitas personel dengan profesionalisme yang memadai, agar diperoleh optimalisasi dalam penggunaan maupun perawatannya. Salah satu parameter dalam mengukur tingkat keberhasilan tersebut adalah terwujudnya pelaksanaan tugas tanpa kecelakaan kerja (Zero Accident),” kata Pangarmatim.





Sumber : Koarmatim

Indonesia Dengan Mudah Mampu Bangun Senjata Nuklir

JAKARTA-(IDB) : Indonesia disebut dapat dengan mudah membuat senjata nuklir apabila diinginkan. Hal itu dikarenakan Indonesia kini telah memiliki teknologi nuklir yang cukup maju untuk membuat senjata nuklir.

“Patut diketahui Indonesia dapat dengan mudah memiliki senjata nuklir jika mau. Teknologi nuklir yang kini Indonesia miliki dapat dengan mudah diubah menjadi teknologi untuk mebuat senjata nuklir,” ujar anggota Komisi I DPR, M. Nadjib, dalam seminar Kawasan ASEAN Bebas Nuklir di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (12/2/2013).

“Itu sebabnya komunitas internasional mengawasi sangat ketat negara-negara yang diketahui memiliki tenaga nuklir, seperti Iran,” lanjut Nadjib.

Nadjib menyebut komunitas internasional curiga dengan niat Iran untuk mengembangkan teknologi nuklir karena teknologi tersebut memang dapat dengan mudah diselewangkan untuk membuat senjata nuklir.

“Iran walaupun sampai sekarang tidak terbukti mengembangkan senjata dan mau bekerja sama dengan IAEA, namun tetap saja pihak Barat curiga dengan Iran,” terang anggota DPR itu

Indonesia Memilih Untuk Tidak Akan Pernah Buat Senjata Nuklir

Indonesia berkomitmen untuk tidak menggunakan teknologi nuklirnya untuk membuat senjata nuklir. Indonesia pun dianggap berhak untuk meminta kompensasi dari negara-negara maju atas komitmennya tersebut.

"Indonesia sudah berkomitmen untuk tidak membuat senjata nuklir. Indonesia hanya akan menggunakan teknologi nuklirnya untuk hal-hal yang bermanfaat untuk manusia dan kemanusiaan," ujar anggota Komisi I DPR, M. Nadjib, di sela-sela seminar Kawasan ASEAN Tanpa Senjata Nuklir di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (12/2/2013).

"Dengan komitmennya itu Indonesia berhak untuk mendapatkan kompensasi dari negara-negara maju yang mendukung pemusnahan senjata nuklir," lanjut Nadjib.

Nadjib menerangkan kompensasi yang telah didapatkan Indonesia antara lain bantuan pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia di bidang teknologi nuklir. Menurutnya hal tersebut sangat bermanfaat bagi Indonesia karena teknologi nuklir juga dapat digunakan untuk memantau bencana alam.

"Alat-alat yang digunakan dalam teknologi nuklir sangatlah canggih dan dapat juga dipakai untuk memantau bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, seperti tsunami maupun gunung meletus," pungkas anggota Komisi I itu.
Sumber : Okezone

Marder, Lapis Baja One Stop Services

marder_tank-21.jpgJKGR-(IDB) : Arah dijadikannya IFV Marder sebagai Tank Medium TNI AD, semakin mendekati kenyataan, setelah pemerintah Jerman memberikan blueprint Marder kepada Indonesia, satu paket dengan pembelian 100 MBT Leopard 2 dan 50 IFV Marder 1A3.

Dengan asistensi Rheinmetall Jerman, PT Pindad akan membuat line produksi dari tahap awal hingga jadi. PT Krakatau Steel diharapkan mampu membuat  spesifikasi logam untuk memenuhi armor harness Marder buatan  PT Pindad nantinya. Turret yang dipilih kemungkinan besar Hitfact 105- 120 mm Oto Melara.

Dengan bobot yang lebih ringan dan rendahnya recoil force, turet ini menghasilkan tenaga tembakan yang besar untuk menghancurkan main battle tank secara akurat. Turret Hitfact 105 – 120 mm memiliki sejumlah keunggulan karena meriam maupun senjata mesinnya telah terintegrasi.

Canon Oto Melara Hitfact 120mm
Canon Oto Melara Hitfact 120mm
Selain itu, awak dari Tank yang menggunakan turret Hitfact dapat melacak dan mendeteksi lawan secara independen, terlepas dari pergerakan turet.  Dia juga dapat mengontrol pergerakan turret maupun senjata dan mampu melacak sasaran dengan remote control, yang dipandu Kamera TV infra merah.

Selain dilengkapi senjata mesin otomatis 7,62 mm, turret ini bisa dilengkapi senjata mesin pertahanan udara 12,7 mm. Turet Oto Melara fully-stabilized 105-mm high-velocity rifled gun buatan Italia ini memiliki efektif jarak tembak 3 km dengan amunisi sesuai dengan standar NATO 105 mm.

Tank rekayasa Rheinmetall ini diklaim mampu bertarung dengan main battle tank lainnya. Rheinmetall melihat Marder memiliki sejumlah kelebihan, sehingga mereka kembangkan menjadi tipe IFV Upgrade dan Tank Marder 105-120 mm.

Armor
Protection against small arms 20 mm armour-piercing and shell splinters
Weight
29,200 kg combat condition
Speed
75 km/h maximum road speed
Range
500 km
Dimensions
Length, 6.79 m; Width, 3.24 m; Height, 2.98 m turret

Banyak komponen yang bisa diupgrade ke IFV/ Tank Marder untuk meningkatkan performanya, seperti mengganti track-nya dengan TR30, atau mengganti fuel tank, hydraulic, air pressure tank dan seat structures, dengan alumunium SAG.

Marder Mengusung Anti Udara Roland
Marder Mengusung Anti Udara Roland
Untuk urusan anti-udara Merder juga bisa dilengkapi dengan Roland short range air defence missile system yang pensiun dari militer Jerman tahun 2005,  digantikan LFK NG missile system, buatan MBDA dan Diehl. Perancis menggunakan Roland 3 untuk MBT AMX 30 mereka. Namun senjata anti-udara Roland terus dikembangkan Perancis.

Versi terbaru Roland Carol merupakan sistem senjata efektif untuk menghadapi ancaman udara dari extremely low hingga medium altitude.  Roland Carol merupakan standalone weapon system yang bisa dipasang di Marder. Senjata ini diproduksi tahun 1995 dan digunakan oleh Perancis dan Jerman.

Marder menembakkan ATGM MIlan
Marder menembakkan ATGM MIlan
Dengan demikian, Marder nantinya bisa difungsikan sebagai Infantry Fighting Vehicle (20 mm Rheinmetall MK 20 Rh202 fully remote machine gun) dengan ATGM Milan, Medium MBT  Canon 105-120mm Hitfact, maupun Lapis baja anti serangan udara jarak pendek dengan mengusung Roland Carol buatan EADS.

Jerman mendisain IFV Marder untuk pasukan Infanteri Mekanis mereka dengan konsep dasar harus bisa bertempur baik dari alam maupun luar kendaraan tempur dan kendaraan tersebut harus bisa memberikan perlindungan dari serangan nuklir, biologi dan kimia.

Perusahaan Saab Swedia juga telah membuat  BT46 two-way simulator, yang bisa digunakan untuk berlatih perang menggunakan: Leopard, Marder, Luchs, Wiesel, Fennek dan Boxer. Jerman juga memesan simulator ini, karena Saab BT46 gun training simulator dapat mensimulasikan dengan secara recara akurat balistik dan kecepatan terbang amunisi yang secara simultan memberikan feedback kepada petembak dan target.

Teknologi IFV Marder dilepas oleh Jerman karena Marder akan dipensiunkan oleh AD Jerman, untuk diganti dengan IFV PUMA.
IFV PUMA Jerman
ifv puma-2
IFV Puma Jerman
IFV Puma Jerman
Indonesia sebenarnya ingin juga membeli IFV Puma dari Jerman. Namun untuk barang produksi tahun 2010 itu, Ibu Angela Merkel belum bersedia menjualnya.

Dengan adanya transfer teknologi IFV Marder ke PT PIndad, diharapkan teknologi lapis baja Indonesia terus berkembang dan tank medium Pindad segera menjadi kenyataan. 
 
 
 
 
 Sumber : JKGR

Marinir Gelar Latma Silent Iron 13-1 Tahun 2013

JAKARTA-(IDB) : Komandan Pasmar-2 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Buyung Lalana bertindak selaku inspektur upacara mewakili Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) A. Faridz Washington pada upacara  pembukaan Latihan bersama (Latma) Silent Iron 13-1 di lapangan tembak pistol Jusman Fuger Kesatrian Marinir Hartono Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (11/02)

Latihan bersama tersebut selain bertujuan untuk mempererat persahabatan juga meningkatkan kerja sama Militer Indonesia dengan Amerika Serikat serta meningkatkan profesionalisme prajurit Denjaka, US Navy Seal dan US Marsoc dalam rangka mendukung tugas pokok satuan.
Dalam amanat Dankormar yang dibacakan oleh Danpasmar-2  menyampaikan, bahwa Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai wilayah laut yang cukup luas serta mempunyai kekayaan alam yang sangat besar di dalamnya dan kondisi ini sangat rentan dari segala bentuk ancaman, baik ancaman potensial maupun faktual, untuk itu diperlukan keberdaaan TNI-AL yang kuat dan professional dalam menghadapi segala bentuk ancaman tersebut. 

Pada amanatnya yang lain Dankormar menjelaskan latihan yang akan dilaksanakan mulai tanggal 11 hingga 28 Pebruari 2013 antara Denjaka dengan US Navy Seals ini adalah salah satu bentuk kerja sama pemerintah Indonesia-Amerika dalam bidang militer yang bersandikan Silent Iron 13-1 dimana latihan ini berbeda dengan Latma yang pernah dilaksanakan sebelumnya baik Maritime Counter Terrorism Operastion (Plash Iron 06-03) maupun Plash Iron 07-03, karena pada Latma ini dillaksanakan latihan yang meliputi dua aspek media laut dan darat.

Hadir dalam acara pembukaan latihan tersebut Para Asisten Kaspasmar-2, Para Dankolak Pasmar-2, Atase US Marine Letkol Avila, Perwakilan Puspenerbal Mayor Laut Rifai dan Perwakilan dari KPLP   Bpk. Fourmansyah.    






Sumber : Kormar

Koarmabar Laksanakan Gladi Tempur Uji Kesiapan Alutsista Dan Personel

JAKARTA-(IDB) : Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksda TNI Arief Rudianto, S.E.,  secara langsung melihat pelaksanaan manuver lapangan enam unsur KRI Jajaran Koarmabar pada saat berlangsung  manuver taktis di perairan Laut Jawa pada posisi daerah latihan 25 utara kerawang Jawa Barat, dari Anjungan KRI Silas Papare-386.

Latihan geladi Parsial dan Geladi Tugas tempur (Glagaspur) tingkat III yang digelar oleh Komando Armada RI Kawasan Barat ini   dilaksanakan sebagai salah satu tindak lanjut kebijakan dari komando atas khususnya kebijakan di bidang  latihan yang disampaikan pemimpin   pada saat Rapim TNI AL, pekan lalu.

Pada Rapat staf dan Komando Koarmabar,  Pangarmabar menyampaikan arahan kebijakan pimpinan  di bidang latihan antara lain disampaikan   kebijakan latihan yaitu meningkatkan kualitas pelaksanaan latihan pada tiap tingkatan, merencanakan pelaksananaan latihan secara terintegrasi dan komprehensif agar dapat mendukung pelaksanaan latihan gabungan TNI tingkat Divisi pada tahun 2013.

Sejalan dengan hal tersebut Pangarmabar Laksda TNI Arief Rudianto, S.E., pada saat pelaksanaan  rapat staf dan Komando (Rasko)  di Koarmabar  memberikan penekanan  di bidang latihan dan Operasi kepada para pejabat Koarmabar. Penekanan tersebut antara lain  siapkan rencana dan latihan dengan baik mandiri maupun gabungan secara bertingkat dan berlanjut sehingga prajurit memahami fungsi serta tugasnya secara proporsional. Lebih lanjut ditegaskan laksanakan tugas  secara professional dan terukur sesuai dengan koridor hukum untuk tercapainya hasil operasional secara optimal.

Hal tersebut  ditekankan kembali  pada saat pembukaan Latihan Parsial dan Glagaspur Tingkat III,  Pangarmabar Laksda TNI Arief Rudianto, S.E., menekankan agar kegiatan latihan dilaksanakan dengan sebaik baiknya dan berpedoman pada standart operasi prosedur. Selain itu perhatikan dan utamakan keselamatan personel berikut material  yang digunakan sehingga program Zero Accident dapat tercapai.

Untuk melihat kemampuan dan perkembangan para prajurit di lapangan, Pangarmabar Laksda TNI Arief Rudianto, S.E., melihat dan memantau secara langsung jalannya latihan di anjungan   KRI Silas Papare-386 guna mengetahui kesiapan dan kemampuan alut sista  serta tingkat profesionalisme prajurit yang mengawaki unsur  yang terlibat latihan Geladi Parsial

Dalam kesempatan tersebut, Pangarmabar juga  memberikan arahan kepada Komadan Satfib Koarmabar Kolonel laut (P) Alek Syahril  yang bertindak sebagai Komandan Satuan Tugas Geladi parsial beserta staf latihan   dalam rangka meningkatkan  kemampuan dan profesionalisme prajurit secara proporsional dalam mengawaki unsur KRI.

Kegiatan peninjauan Pangarmabar tesebut, diawali dari pelabuhan Tanjung Priok Jakarta  dengan  pelayaran  ditempuh sekitar 1 jam  dengan  mennggunakan  KRI Kobra-867  berangkat menuju daerah latihan di Laut Jawa.
 
Selama berada di anjungan kapal jenis patroli cepat KRI Kobra-867, Pangarmabar Laksda TNI Arief Rudianto, S.E., secara langsung melihat kondisi dan situasi kegiatan di sekitar kawasan pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan  kegiatan–kegiatan kapal niaga dan pengguna laut lainnya yang sedang lego jangkar di sekitar alur masuk pelabuhan menunggu penjadwalan kegiatan bongkar-muat dalam mendukung kegiatan perekonomian.

Dalam meninjau latihan  Gelada Parsial, Pangarmabar Laksda TNI Arief Rudianto, S.E., didampingi Komandan Kolat Koarmabar Kolonel laut (P) Yudho Margono dan Komandan Satgas Geladi parsial Kolonel laut (P) Alek Syahrir    on board di Anjungan KRI Silas Papare-386 guna melihat dan mengamati  para personel khsusnya di KRI Silas Papare-386 dan  sekaligus memantau pelaksanaan manuver taktis lima unsur KRI jenis parchim, kapal cepat  FB-57 dan KRI Jenis Frocsh yang terlibat pelaksanaan serial latihan.

Pada saat naik di KRI, lima unsur KRI yang terlibat Latihan Geladi Parsial membentuk formasi melintas satu persatu dimulai, melaksanakan penghormatan kepada Pangarmabar Laksda TNI Arief Rudianto, S.E., diawali dengan KRI produksi dalam negeri jenis Fast patrol Boat (FPB )-57 KRI  Barakuda-633, KRI Todak-631 selanjutnya di ikuti dua KRI jenis perusak kawal tipe parchim KRI Cut Nyak Dien-375 dan KRI Tjiptadi-381 dan terakhir jenis angkut pasukan tipe Frocsh  KRI Celukan Bawang-532.

Selama berada di Anjungan KRI Silas Papare-386, Pangarmabar Laksda TNI Arief Rudianto, S.E., antara lain memantau pelaksaan latihan mulai dari penggunaan jaring komunikasi, kemampuan penguasaan standar  komando KRI, penempatan pos-pos tempur, pos kendali utama maupun pemahaman keselamatan kapal serta  pelaksanaan formasi 6 unsur KRI jajaran Koarmabar

Pada pelaksanaan latihan serial peran anti bahaya kapal permukaan yang disimulasikan  dilaksanakan  penembakan meriam di KRI, para personel telah menempati pos-pos tempur dalam rangka pelaksanaan penembakan dengan sasaran benda terapung sebagai sasaran penembakan pada jarak kurang lebih 2000 yard.

Namun dengan pertimbangan keamanan bahwa dilokasi daerah latihan dengan radius yang tidak terlalu jauh dari lokasi daerah latihan masih  terdapat kapal-kapal niaga yang sedang melintas  dan para pengguna laut lainnya, selanjutnya pelaksanaan latihan penembakan dengan sasaran terapung hanya berlangsung beberapa saat dan  selanjutnya dilaksanakan  serial latihan dalam bentuk formasi sejajar dengan kecepatan  sama.

Sedangkan pada saat latihan pembekalan di laut, personel yang terlibat dalam serial latihan RAS atau dikenal dengan  pembekalan di laut dilaksnakan oleh  KRI Todak-631 dan KRI Silas Papare-386, dengan sigap dan cekatan para personel menempati pos masin-masing guna melaksanakan  peran pembekalan di laut. Dan selanjutnya unsur KRI yang terlibat latihan geladi parsial membentuk formasi-formasi guna uji coba kesiapan alutsista dan kemampuan personel.




Sumber : Koarmabar

Efisiensi Jam Terbang TNI AU

MAKASSAR-(IDB) : Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara (Pangkoopsau) II, Marsekal Muda TNI Agus Supriatna mengatakan untuk melaksanakan tugas pokok Koopsau II khususnya berkaitan dengan pengoperasian alutsista, dituntut untuk dapat melakukan efisiensi penggunaan jam terbang dengan prioritas kepentingan operasi dan maintaining skill bagi para awak pesawat. Hal ini, diakui Pangkoopsau II, memang sangat dilematis.

Oleh karena itu, dia meminta para komandan satuan jajaran agar harus mengambil langkah-langkah kongkrit, sehingga dengan keterbatasan alokasi jam terbang tidak sampai memengaruhi kemampuan awak pesawat.

“Misi penerbangan harus tetap dapat terlaksana dengan lancar, aman dan selamat. Sasaran akhir bidang operasi dan latihan terlaksana dengan baik serta tercapainya zero accident,” kata Pangkoopsau II, Marsda TNI Agus Supriatna saat membuka kegiatan Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Koopsau II di ruang rapat Suryadharma, Makoopsau II Makassar, Jumat (8/2).

Rakernis ini berlangsung selama dua hari, Jumat dan Sabtu (8-9/2/2013). Hadir pada acara pembukaan antara lain Kepala Staf Koopsau II, Marsma TNI A. Dwi Putranto dan seluruh Komandan Lanud jajaran Koopsau II beserta para Ketua Pia Ardhya Garini dan Yasarini cabang jajaran Koopsau II. Hadir pula para perwira penghubung atau Liason Officer TNI Angkatan Udara yang berada di Kodam-kodam wilayah jajaran Koopsau II.

Menurut Agus Supriatna, selain sebagai ajang silaturahmi dan koordinasi antara para Komandan Lanud dengan para pejabat Makoopsau II, Rapat Kerja Teknis juga bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program kerja dan anggaran Koopsau II tahun 2012 sekaligus mempersiapkan rencana pelaksanaan program kerja tahun 2013.

Rakernis juga dimaksudkan untuk memberikan gambaran awal, menerima saran masukan dari satuan jajaran serta menyamakan visi dan misi, persepsi maupun penafsiran terhadap kebijakan pimpinan TNI AU, dalam rangka mendukung dan mensukseskan pelaksanaan tugas pokok TNI AU.

Menurut siaran pers Dinas Penerangan TNI AU (Dispenau), Rakornis Koopsau II mengangkat tema ”Melalui Rapat Kerja Teknis Koopsau II TA. 2013 Koopsau II Siap Mendukung Komitmen dan Semangat Revitalisasi Alutsista TNI AU Guna Memantapkan Profesionalisme dan Eksistensi Peran TNI AU di Bidang Pertahanan.”





Sumber : Jurnas

Filipina Diperkuat 3 Helikopter Anti Kapal Selam

MANILA-(IDB) : Pejabat pertahanan Filipina mengatakan dua kapal frigat baru yang diperoleh Angkatan Laut akan dilengkapi dengan helikopter yang berkemampuan pemburu kapal selam. Tiga helikopter Augusta-Westland AW 109 yang dilengkapi dengan perangkat keras anti kapal selam seperti sonar, deteksi anomali magnetik (MA), dan perangkat pencarian dan penyelamatan akan segera melengkapi Angkatan Laut Filipina.
Helikopter ini didesain mampu tetap terbang bahkan dalam kondisi cuaca buruk dan diharapkan akan meningkatkan kemampuan operasional Angkatan Laut Filipina, serta meningkatkan waktu respon selama misi pencarian dan penyelamatan. Dan tentunya, akan memberikan kemampuan bagi Angkatan Laut untuk mendeteksi ancaman yang tersembunyi di bawah laut.

Kembali mengingatkan, pemerintah Filipina menerima pengiriman frigat BRP Gregoriodel Pilar dua tahun lalu dari AS dan merupakan kapal perang bekas yang diperbaharui. Nama kapal perang ini diambil dari nama seorang Jenderal revolusioner Filipina.

Kapal Perang Terbesar

Panjang 115 meter dari kelas Hamilton, kapal BRP Gregorio del Pilar adalah kapal perang terbesar di armada Angkatan Laut Filipina dan salah satu yang tercepat. Kemungkinan di tahun ini, kapal perang dari kelas yang sama, BRP Artemio Ricarte juga akan bergabung dengan Angkatan Laut Filipina. Selain itu, Filipina juga masih terlibat dalam negoisasi kontrak untuk pembelian dua kapal frigat dari Italia.
 
Para pejabat pertahanan mengatakan kontrak untuk pembelian tiga helikopter telah ditandatangani pada bulan Desember 2012, menurut sebuah laporan, helikopter baru ini tidak dilengkapi dengan torpedo. Namun, hal ini akan memperpanjang radius operasional yang bekerja sebagai tandem "hunter-killer."
BRP Gregoriodel Pilar
BRP Gregoriodel Pilar, kapal perang terbesar Angkatan Laut Filipina
Filipina, perlahan namun pasti telah memodernisasi militernya. Baru-baru ini, Departemen Pertahanan Filipina mengumumkan bahwa mereka akan mengakuisisi 12 pesawat T/A 50 dari Korea Selatan sebagai bagian dari paket kontrak AS$519 juta. Pesawat-pesawat baru ini diharapkan akan memasuki layanan dengan Angkatan Udara Filipina pada tahun ini juga.

Program Modernisasi

Filipina menerima pengiriman delapan helikopter Sokol dari Swidnik Polandia. Di tahun-tahun sebelumnya, program modernisasi militer negara itu terutama difokuskan pada peningkatan kemampuan kekuatan darat seperti Angkatan Darat dan Marinir. Kali ini pemerintah Filipina sedang getol memodernisasi Angkatan Udara dan Angkatan Laut. 





Sumber : Artileri