Pages

Jumat, Januari 25, 2013

Satkopaska Koarmatim Laksanakan Maritime Interdiction Operation

SURABAYA-(IDB) : Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmatim, berhasil melumpuhkan sekelompok “teroris” yang membajak sebuah kapal di perairan Selat Madura, Jum’at (25/01). Letusan suara tembakan menggema diperairan tersebut, ketika tim Visit Boarding Search and Seizure (VBSS) Kopaska, yang didukung satu kapal selam KRI Cakra-401 dan kapal patroli cepat KRI Badau-841, mendekat ke kapal sasaran.

KRI Badau-841 dan sebuah kendaraan tempur atas air Combat Boat melakukan manuver dengan kecepatan tinggi untuk mengecoh dan memberikan perlindungan terhadap tim VBSS yang akan boarding ke atas kapal. Teroris menyambut kedatangan mereka dengan tembakan membabi buta. Perhatian musuh terpecah menuju ke kapal-kapal cepat itu, sehingga satu tim VBSS Kopaska bersenjatakan lengkap, dapat melakukan boarding ke atas kapal. Pasukan anti teror itu dipimpin oleh Kapten Laut (S) Bambang, beranggotakan enam orang prajurit Kopaska.

Berhasil naik ke atas kapal, tim VBSS melakukan pergerakan (Ship Muvement), untuk menguasai objek vital di kapal. Terjadi kontak tembak antara tim Kopaska dengan sisa-sisa teroris yang menguasai anjungan. Berkat kesigapan prajurit Kopaska, kelompok teroris itu dapat dilumpuhkan.

Beberapa orang teroris tertembak mati dan mengalami luka-luka. Mereka yang selamat langsung ditangani (Personal Handling), kemudian dievakuasi ke darat. Tim anti teror di darat didukung satu unit Chetah, Commob dan motor trail mengevakuasi musuh yang berhasil ditawan oleh tim VBSS.

Operasi tempur laut tersebut, merupakan simulasi pembebasan kapal atau Maritime Interdiction Operation (MIO), yang diselenggarakan oleh jajaran Koarmatim, dengan melibatkan satu Kapal Selam, satu kapal klas Ship Integrited Geomatrical Modulary Approach (Sigma) KRI Sultan Hasanudin-366, KRI Cakra-401, satu kapal patroli cepat KRI Badau-841.

Simulasi ini juga melibatkan satu tim VBSS dari Satkopaska Koarmatim dengan didukung kendaraan tempur laut Rigid Hul Inflatble Boat (RHIB) berupa Combat Boat dan Sea Rider, kendaraan tempur darat berupa satu unit Chetah, Commob dan motor trail. Acara ini disiarkan langsung oleh stasiun telivisi nasional TV One, dalam program acara Ruang Kita, pada hari Jum’at pukul 13.30 WIB.





Sumber : Koarmatim

Pulau Gundul Jadi Sasaran Tembak Armada perang Koarmatim

SEMARANG-(IDB) : Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jajaran Koarmatim, “membombardir” Pulau Gundul yang berada di sebelah utara Semarang, Selasa (22/01). Pulau tak berpenghuni itu menjadi sasaran tembak meriam-meriam kapal perang, yang sedang melakukan manuver lapangan gladi tempur laut diwilayah itu. Pulau Gundul merupakan daerah latihan TNI AL, berada di sekitar perairan Laut Jawa.

Dentuman meriam dari kapal perang secara bertubi-tubi, menghujam Pulau tak berpenghuni itu. Kompetisi artileri menggunakan senjata kapal perang, meriam kaliber 76 mm, dengan jarak tembak dari kapal menuju sasaran Pulau Gundul sejauh kurang lebih 5,1 Noutical mille.

Unsur kapal perang yang terlibat adalah, KRI Slamet Riyadi 352, KRI Oswald Siahaan 354, KRI Abdul Halim Perdana Kusuma 355, KRI Sultan Hasannudin 366, KRI Sultan Iskandar Muda 367, KRI Fans Kaisiepo 368, KRI Lambung Mangkurat 374, KRI Hasan Basri 382, KRI Mandau 621, KRI Badik 623, KRI Keris 624,KRI Hiu 804 dan KRI Layang 805 dengan melibatkan 1425 personel serta didukung oleh dua Pesawat Udara (Pesud) jenis Cassa serta Helikopter BO-105.

Penembakan senjata artileri meriam kapal perang tersebut, merupakan tahapan puncak manuver lapangan Latihan Parsial I/2013.  Gladi tempur laut ini dipimpin langsung oleh Komandan Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmatim Kolonel Laut (P) Bambang Supriyadi, serta dipantau tim penilai dari Komando Latihan (Kolat) Koarmatim.

Kompetisi artileri berlanggsung pada hari Selasa (22/01), selama kurang lebih setengah hari mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan 13.00 WIB. Selanjutnya seluruh unsur KRI, melakukan persiapan kembali menuju pangkalan Surabaya. Dalam perjalanan Lintas Laut (Linla) tersebut, kapal-kapal perang itu tetap membentuk formasi tempur sambil melakukan latihan peperangan laut, siang dan malam hari.
Adapun kegiatan serial Latihan Parsial I/2013 ini, di antaranya adalah latihan melewati medan  ranjau,  penembakan malam dengan senjata anti serangan udara atau Anti Air Rapid Open Fire Exercise (Aarofex) menggunakan meriam kaliber 20 mm, menembak malam Night Gunery Exercise (GUNEX) menggunakan meriam Kaliber 76 mm.

Tujuan dilaksanakan latihan ini adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan unsur operasional Koarmatim, dan memberikan rasa kebanggaan serta semangat bersaing secara positif. Keberhasilan operasional Latihan Parsial I/2013 ini, sebagai salah satu tolak ukur kesiapan operasional prajurit dan persenjataan kapal perang yang berada di jajaran Koarmatim. 





Sumber : Koarmatim

Panser Anoa Laksanakan Pengamanan Dan Pengawalan Komandan Unifil

BEIRUT-(IDB) : Panser Anoa memperlihatkan kemampuannya dengan turut menjaga keamanan di Lebanon. Kali ini, panser buatan PT Pindad itu turut mengamankan dan mengawal perjalanan Komandan United Nations Interim Force in Lebanon (Unifil) Mayjen Paolo Serra.
Wakil Komandan Satgas Indo Force Protection Company (FPC) TNI Konga XXVI-E2/Unifil Kapten Inf Fardin Wardhana mengatakan kegiatan pengaman itu dilakukan dalam rangka pertemuan tripartit di perbatasan Lebanon dan Israel.

“Dansatgas Indo FPC TNI Konga XXVI-E2/Unifil Mayor Inf Yuri Elias Mamahi memerintahkan personelnya menggunakan panser Anoa untuk mengawal perjalanan Mayjen Paolo,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima redaksi Jumat (25/1).

Menurut Fardin, pengawalan dengan menggunakan panser Anoa yang dilakukan prajurit TNI itu sangat membanggakan. Sebab, produksi anak bangsa tersebut ikut serta dalam sistem pengamanan yang dilakukan pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon.

Dikatakan, dalam kegiatan pertemuan tripartit itu, Satgas Indo FPC TNI Konga XXVI-E2 melibatkan 16 personel di bawah pimpinan Lettu Mar Deni Kusmana. Pasukan TNI mengerahkan dua unit jenis kendaraan, yakni armoured personnel carrier (APC) berupa Panser Anoa dan light vehicle untuk kendaraan peninjau depan.

Selain Satgas Indo FPC TNI Konga XXVI-E2, pasukan lain yang terlibat dalam operasi pengawalan itu adalah Srilanka FPC dan close protection team (CPT) dari Italia. FPC dari Srilanka melibatkan 12 personel dan satu unit panser buatan Finlandia.

Fardin yang mengutip Mayor Yuri mengaku bangga dan mengucapkan terima kasih atas kinerja personel Satgas Indo FPC TNI yang telah berhasil menjalankan tugas pengawalan tersebut. Dia berharap, seluruh personel TNI menjadikan kegiatan itu sebagai wahana menambah ilmu taktik pengamanan untuk meningkatkan profesionalisme.





Sumber : BeritaSatu

Update : Kemenhan Juga Terima 1 Unit Combat Boat

BATAM-(IDB) : Selain meresmikan kapal perang KRI Beladau 643, Kementerian Pertahanan dan Keamanan RI juga menerima satu unit combat boat yang diproduksi di PT Palindo Marine Shipyard, Batam siang tadi.

Combat boat ini kata Kabalitbang Kemenhan Eddy Sumarno Siradj merupakan salah satu proyek prototype antara Kemenhankam dan PT Palindo Marine Shipyard menggunakan dana dari APBN tahun 2012.

Pembuatan kapal yang bisa mengangkut 8 kru dan 6 orang penumpang itu dilakukan sejak Maret hingga November 2012.

Edi juga mengatakan Combat boat ini memiliki spesifikasi panjang 17,7 meter, lebar 4,0 meter serta mampu berlayar hingga 50 knots.

Combat boat ini berbahan aluminium alloy dengan dua unit mesin masing-masing 900 tenaga kuda.

Satu KCR Seharga Rp75 Miliar

Pemerintah pusat melalui Kementerian Pertahanan dan Keamanan hingga tahun 2014 nanti berencana mengoperasikan 16 unit kapal cepat rudal tipe 40 atau KCR-40.

Empat unit diantaranya dibangun di Batam oleh PT Palindo Marine Shipyard dan tiga unit telah selesai pengerjaannya bahkan telah dioperasikan oleh jajaran TNI AL.

Harga kapal perang yang dilengkapi sistem persenjataan modern termasuk Rudal C-705 buatan Cina ini sekitar Rp75 miliar per unit.

“Nilai kontrak masing-masing unit kapal cepat rudal ini sekitar Rp75 miliar,” ujar Menteri Pertahanan dan Keamanan RI Purnomo Yusgiantoro disela-sela peresmian KRI Beladau 643 di Batuampar siang tadi.

Pendanaan proyek pengembangan alutsista ini menggunakan sumber pembiayaan pinjaman dalam negeri (PDN) dengan Bank Mandiri.





Sumber : Batampos

Update : Herry Suyanto Komandoi KRI Beladau 643

BATAM-(IDB) : Menteri Pertahanan dan Keamanan RI Purnomo Yusgiantoro meresmikan Kapal Rudal Cepat atau KCR -40 buatan salah satu perusahaan shipyard PT Palindo Marine Shipyard Batam menjadi kapal perang.

Selain meresmikan kapal yang bisa berlayar dengan kecepatan 30 knot ini, Menhan juga melantik Mayor Laut (P) Herry Suyanto sebagai Komandan KRI Beladau.

Herry Suyanto selanjutnya akan mengoperasikan KRI ini bersama kru-nya untuk melakukan tugas negara di perairan Indonesia.

“Saya nyatakan KCR Beladau resmi menjadi Kapal Perang Republik Indonesia,” ujar Purnomo Yusgiantoro.

Peresmian KRI ini ditandai dengan penekanan tombol sirine disela-sela upacara peresmian di pelabuhan Batuampar sekitar pukul 09.30 WIB. 

KRI Beladau 643 Dilengkapi Rudal C-705


KRI Beladau 643 yang 100 persen pembuatannya oleh putra putri terbaik RI di Batam ini dilengkapi sistem persenjataan modern (sewaco/sensor weapon control). 

Diantaranya kata Danlanal Batam Kolonel Laut (P) Nurhidayat yakni meriam kaliber 30 mm enam laras sebagai close in weapon system (CIWS) atau sistem pertempuran jarak dekat.

Selain itu, kekhususan senjata kapal yang diproduksi di PT Palindo Marine Shipyard ini adalah keberadaan rudalnya.

“Rudal yang terpasang adalah Rudal C-705 buatan China,” kata Nurhidayat di lokasi peresmian kapal tersebut.

KCR-40 bernama KRI Beladau 643 ini bisa berlayar dengan kecepatan 30 knot dengan sistem propulasi fixed propeller 5 daun.

Kapal perang ini memiliki spesifikasi panjang 44 meter dan lebar 8 meter serta tinggi 3,4 meter.




Sumber : Batampos

Menhan Resmikan KRI Beladau 643

BATAM-(IDB) : Sejarah kesuksesan memproduksi kapal perang kembali terulang. Hari ini (25/1) Kota Batam melalui salah satu perusahaan shipyardnya meresmikan satu unit kapal perang yakni KRI Beladau 643.

Ini merupakan kapal perang ketiga yang sukses diproduksi di Batam oleh PT Palindo Marine Shipyard. Selain PT Palindo Marine, tahun 2011 lalu Batam juga memproduksi 1 unit KRI.

Kapal perang yang akan diresmikan Menteri Pertahanan dan Keamanan RI Purnomo Yusgiantoro di pelabuhan Batuampar ini merupakan kapal cepat rudal (KCR).

Menurut rencana, selain Menhan, turut hadir di acara peresmian dan serahterima kapal perang ini yakni Panglima TNI, Kapolri, KSAL, Ketua Komisi I DPR RI dan pejabat tinggi di Provinsi Kepri maupun Batam.

Sekilas Spesifikasi KRI Beladau 643

KRI Beladau sejenis dengan KRI Clurit dan KRI Kujang. Beladau sendiri adalah nama senjata rakyat khas Riau.

wikipedia mencatat, beladau adalah belati dari Indonesia. Pisau ini umumnya dikenal di daerah Sumatera dari Riau sampai Mentawai. Senjata ini merupakan senjata tikam dan senjata sayat. Panjang pisau ini biasanya sekitar 24cm.

Kapal perang ini dikerjakan, mulai proses awal hingga akhir, oleh putra putri terbaik bangsa Indonesia. Selain sumberdaya manusia, lebih dari 60 persen material pembuatan kapal ini juga produksi dalam negeri.

KRI ketiga produksi Batam ini memiliki panjang 44 meter, lebar 8 meter dan tinggi 3,4 meter.
Sistem propulasi kapal ini adalah fixed propeller 5 daun yang mampu berlayar dengan kecepatan 30 knot.


KRI ini terbuat dari baja khusus High Tensile Steel pada bagian hulu (lambung). Baja ini merupakan produksi dalam negeri dari PT Krakatau Steel.

KRI Beladau dirancang untuk membawa rudal anti kapal C-705 buatan China di bagian buritan.

Sementara itu di bagian haluan akan dipasang meriam CIWS (closed in weapon system) kaliber 30mm.

Nah, di anjungan belakang terpasang 2 buah meriam 20mm.

Sementara bagian atas kapal menggunakan aluminium alloy sehingga memiliki stabilitas dan kecepatan tinggi saat berlayar.

Pagi ini kapal yang dibuat di PT Palindo Marine Shipyard ini akan diresmikan oleh Menteri Pertahanan dan Keamanan RI Purnomo Yusgiantoro.

Inilah Tiga KRI yang Dibikin PT Palindo Marine Shipyard, Batam




PT Palindo Marine Shipyard membanggakan Batam. Kamis 16 Februari 2012 perusahaan yang beroperasi di sei lekop ini menyerahkan KRI Kujang-642 ke TNI AL.

KRI Kujang termasuk jenis KRC- 40.

KRI Kujang adalah kapal patroli kedua yang diserahkan Palindo pada TNI AL.
Dua tahun lalu, tepatnya Senin, 25 April 2011 Palindo menyerahkan KRI Clurit yang sejenis dengan KRI Kujang ke TNI AL.

Nah, hari ini Palindo menyerahkan KRI Beladau 643.




Sumber : BatamPos

Update : Indonesia Rusia Tandatangani Protokol Kerjasama Teknik Militer

JAKARTA-(IDB) : Selama dua hari berlangsungnya diskusi Sidang ke-8 Komisi Kerjasama Teknik Militer antar Pemerintah Republik Indonesia dan Republik Federasi Rusia yang dilaksanakan mulai tanggal 22-23 Januari 2013, menunjukkan kemajuan yang sangat berarti di bidang industri pertahanan kedua negara. Demikian dikatakan Sektretaris Jenderal (Sekjen) Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto, S.Ip, M.A saat menutup Sidang ke-8 Komisi Kerjasama Teknik Militer antara Pemerintah RI-Rusia, Rabu (23/1), di gedung Ditjen Pothan Kemhan, Jakarta.

Sebelumnya pada hari yang sama berlangsung penandatanganan Protocol of the 8th Meeting of the Indonesian - Russian Intergovernmental Commission on Military-Technical Cooperation yang diwakili Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto, S.Ip, M.A selaku Ketua Komisi Indonesia dan Deputy Director of Federal Service for Military Technical Cooperation (FSMTC) Mikhail Petukhov selaku Ketua Komisi Rusia.

Dalam kesempatan tersebut Sekjen Kemhan mengatakan, diskusi Sidang ke-8 Komisi Kerjasama Teknik Militer RI-Rusia ini menghasilkan beberapa poin kesepakatan yaitu mengenai implementasi kontrak-kontrak pembelian, beberapa diantaranya telah ditandatangani bersama antara kedua belah pihak. Selain itu juga dicapai beberapa kesepakatan di bidang pemeliharaan termasuk dukungan logistik, pembentukan Pusat Pelayanan Teknis (Technical Service Center) dan rencana kerjasama industri pertahanan serta perpanjangan state credit atau credit loan.

Untuk itu, Sekjen berharap hasil-hasil yang dicapai dalam pertemuan ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk memperkuat dan meningkatkan kerjasama industri pertahanan kedua negara khususnya dan hubungan bilateral kedua negara pada umumnya. Disamping itu juga diharapkan hasil pertemuan ini dapat menjadi langkah yang baik dalam mengembangkan kerjasama pertahanan kedua negara di masa yang akan datang dan kedua belah pihak sepakat pada pertemuan berikutnya dalam Sidang ke-9 akan diadakan di Rusia pertengahan tahun 2013 ini.

Sementara itu ditempat yang sama, Ketua delegasi Rusia menyatakan bahwa kerjasama ini akan terus meningkat demi kepentingan kedua negara, hal ini dibuktikan dengan kehadiran beberapa perwakilan industri pertahanan Rusia dalam pertemuan ke-8 ini seperti Aviation Holding Company/Sukhoi dan Rosoboronexport.




Sumber : DMC

Rencananya Menhan Akan Resmikan KRI Beladau 643 Hari Ini

BATAM-(IDB) : Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro dijadwalkan akan meresmikan KRI Beladau 643, yang dibuat PT Palindo Marine Shipyard Batam, di Dermaga Selatan Pelabuhan Batuampar Batam, Jumat (25/1) pagi.
Kepala Dispenal, Laksamana Pertama TNI Untung Suropati mengatakan kapal tersebut memiliki spesifikasi teknologi tinggi dengan panjang 44 meter, lebar 8 meter, tinggi 3,4 meter dan sistem propulasi fixed propeller 5 daun. Kapal itu mampu berlayar dengan kecepatan 30 knot dengan biaya pembuatan sekitar Rp75 miliar.

Bank Mandiri Kembali Danai KCR Ke-3 Pallindo Batam

Bank Mandiri kembali membiayai pembangunan kapal perang jenis kapal cepat rudal buatan dalam negeri guna memperkuat Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) nasional. Untuk itu, perusahaan menyalurkan pinjaman sebesar Rp 42,14 miliar kepada PT Palindo Marine berupa kredit modal kerja (KMK) Rp 22,67 miliar dan bank garansi Rp 19,47 miliar untuk pembangunan KRI Beladau-643.

Peresmian kapal cepat rudal, KRI Beladau-643 tersebut dilakukan oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro di Dermaga Pelabuhan Batu Ampar, Batam Kepulauan Riau, Jumat (25/1) dengan disaksikan oleh Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Marsetio, dan Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Riswinandi.

Sebelumnya, Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp 65,97 miliar untuk membangun dua unit kapal cepat rudal pertama dan kedua produksi dalam negeri, yaitu KRI Clurit dan KRI Kujang .

Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Risiwnandi mengatakan Bank Mandiri ingin terus mendukung industri strategis nasional dalam mengembangkan teknologi alutsista sehingga menciptakan kemandirian bangsa dalam memperkuat kedaulatan nasional.

“Kami bangga dengan kemampuan putra-putra bangsa di PT Palindo Marine yang telah menghasilkan kapal cepat rudal buatan dalam negeri ketiga ini. Untuk itu, kami juga telah memberikan komitmen untuk pembangunan kapal rudal cepat yang keempat,” ungkap Riswinandi

Riswinandi menjelaskan, Bank Mandiri menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 162,51 miliar untuk membantu PT Palindo Marine membangun empat kapal cepat rudal tersebut. Dari jumlah tersebut, Rp. 85,57 miliar merupakan kredit modal kerja (KMK), sedangkan Rp. 76,94 miliar adalah fasilitas bank garansi.

Riswinandi menambahkan bahwa hingga saat ini, Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan untuk alutsista lebih dari Rp 1,18 triliun yang disalurkan kepada beberapa industri strategis, seperti PT Pindad dan PT Dok Kodja Bahari.

“Penyaluran pembiayaan untuk pembangunan kapal cepat rudal ini merupakan salah satu komitmen Bank Mandiri dalam mendukung pengadaan alutsista. Dengan keberhasilan ini, kita dapat menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia telah mampu membangun dan mengembangkan alutsista secara mandiri di dalam negeri,” ujar Riswinandi.

Kapal Cepat Rudal (KCR) KRI Beladau - 643 dibangun oleh PT Palindo Marine, Tanjunguncang, Batam. Kapal yang memiliki panjang 44 meter ini mampu melaju hingga kecepatan 30 knot yang sepenuhnya dikerjakan putra-putri Indonesia. Sebagian besar material kapal perang tersebut pun di produksi di dalam negeri. Sehingga, peresmian kapal KCR-3 berbahan baja-alumunium ini ikut menandai sejarah baru industri perkapalan di Indonesia.

KRI Beladau-643 dilengkapi sistem persenjataan modern (Sewaco/Sensor Weapon Control), diantaranya meriam kaliber 30 mili meter enam laras sebagai sistem pertempuran jarak dekat (CIWS) dan peluru kendali 2 set Rudal C-705. Bagian lambung KCR terbuat dari baja khusus yang bernama High Tensile Steel. Baja ini diperoleh dari PT Krakatau Steel. Kapal dengan sistem pendorong fixed propeller lima daun itu juga dilengkapi dua unit senapan mesin caliber 20 mili meter di anjungan kapal.





Sumber : Metrotvnews

Hercules Hibah Dari Australia Memasuki Tahap Akhir Retrofit

ARC-(IDB) : Hercules hibah asal Australia kini tengah dipersiapkan untuk dikirim ke Indonesia. Dalam foto yang dipublikasi australianaviation.com.au, terlihat sebuah C-130H Hercules dengan nomor seri A97-006 tengah menjalani uji terbang. Sebelumnya dipercaya Hercules ini sudah menjalani perawatan tingkat berat.
Dalam foto-foto tersebut juga Hercules terlihat "compang-camping" alias belum dicat. Hal ini menandakan sedang dilakukannya pengerjaan refurbish oleh Qantas Defence. Pesawat ini diduga diterbangkan ke Townsville untuk menjalani pengecatan. Juru bicara kementrian pertahanan Australia juga membenarkan, pesawat dengan nomor seri A97-006 ini akan menjadi Hercules ex RAAF pertama yang nantinya akan dikirim ke Indonesia.

TNI-AU rencananya akan mendapat total 10 pesawat C-130H Hercules bekas Australia. 4 pesawat merupakan hibah, namun Indonesia harus membayar biaya refurbish sebesar 15 juta dollar per pesawat. Sementara 6 unit lainnya dibeli dengan harga total 150 Juta dollar.  Saat ini, TNI-AU mengoperasikan 2 Skadron Hercules, namun diduga kesiapannya minim.
 
 
 
 
 
Sumber : ARC

Untuk Pertama kalinya, Bangladhes Akan Diperkuat Armada Kapal Selam

DHAKA-(IDB) : Bangladesh akan memiliki kapal selam pertamanya untuk meningkatkan kekuatan angkatan lautnya di Teluk Benggala, kata Perdana Menteri Sheikh Hasina Kamis, dua hari setelah ia menandatangani perjanjian pertahanan terbesar negara itu.

"Kita telah membuat keputusan untuk menambah kapal-kapal selam dengan fasilitas-fasilitas pangkalan untuk angkatan laut Bangladesh secepat mungkin untuk memperkuat pertahanannya," kata Hasina ketika meresmikan kapal perang pertama produksi dalam negeri di satu pangkalan di kota Khulna, Bangladesh selatan yang dikutip AFP.

"Kita akan membangun satu angkatan laut tiga dimensi bagi generasi-generasi masa depan yang akan mampu menghadapi tantangan dalam perang dan perbatasan maritim kita."

Pengumuman itu adalah tanda terbaru tentang kesediaan Hasina untuk mengeluarkan dana besar bagi sektor pertahanan datang hanya sembilan hari setelah ia menandatangani perjanjian pertahanan senilai satu miliar dolar AS di Rusia untuk pembelian pesawat-pesawat tempur latih, helikopter-helikopter dan rudal-rudal anti-tank.

Para pengamat mengatakan perjanjian dengan Moskow itu merupakan perjanjian pembelian peralatan militer terbesar sejak Bangladesh meraih kemerdekaan tahun 1971.

Hasina tidak merinci tentang berapa jumlah kapal selam yang akan dibeli negara itu dan dari mana, tetapi seorang jenderal senior angkatan darat mengemukakan kepada wartawan Senin bahwa Bangladesh kini sedang melakukan perundingan -perundingan dengan China mengenai masalah itu.

Bangladesh, yang sepertiga dari 153 juta jiwa pendudukya hidup di bawah garis kemiskinan, memperluas kekuatan pertahanannya dalam tahun-tahun belakangan ini, membangun satu pangkalan udara baru dekat perbatasan dengan Myanmar dan menambah kapal-kapal perang baru.

Satu pengadilan PBB mengakhiri sengketa wilayah antara Bangladesh dan Myanmar Maret tahun lalu, tetapi pertikaian itu membawa kedua pihak dekat pada konflik militer tahu 2008 ketika Myanmar mengirim kapal-kapal angkatan laut untuk mendukung pengeboran gas.

Bangladesh juga terlibat sengketa dengan India mengenai perbatasan maritim mereka di Teluk Benggala yang kaya sumber alam itu.

Hasina mengatakan penyelesaian damai sengketa laut dengan Myanmar telah menjamin kedaulatan negara itu atas 111.631 kilometer persegi daerah maritim, hampir dua kali luas negara itu sendiri.

Dia mengatakan pembelian perlengkapan pertahanan perlu untuk menjamin keamanan daerah yang luas, di mana Dhaka bulan lalu mengundang perusahaan-perusahaan minyak internasional untuk mengebor cadangan gas dan minyak baru.

Menurut kantor berita pemerintah BSS, kapal perang baru itu yang diresmikan Hasina Kamis itu dibuat di Khulna Shipyard yang berada di bawah pengsaan Angkatan Laut Bangladesh.

Kapal BNS Padma itu bersenjata empat meriam 17mm dan dua meriam 20mm untuk melawan serangan-serangan darat dan udara dapat memasang ranjau-ranjau.




Sumber : Antara