Pages

Rabu, Januari 23, 2013

Kemhan Dan FSMTC Rusia Bahas Kerjasama Teknik Militer

JAKARTA-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan RI (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan kehormatan delegasi Rusia yang dipimpin Deputy Director of Federal Service for Military – Technical Cooperation (FSMTC) Mikhail Petukhov beserta rombongan, Selasa (22/1), di kantor Kemhan Jakarta. 
 
Kunjungan delegasi Rusia kepada Wamenhan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Sidang ke-8 Komisi Kerjasama Teknik Militer Antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Republik Federasi Rusia yang sedang berlangsung selama dua hari mulai tanggal 22-23 Januari 2013 di Ditjen Pothan Kemhan Jakarta.

Kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Rusia tahun ini merupakan kerjasama yang kedua sejak pemerintahan Presiden Putin, untuk itu diharapkan kerjasama antara Kementerian Pertahanan RI (Kemhan) dengan FSMTC khususnya dapat berlangsung akrab dan lebih erat lagi. 
 
Turut hadir mendampingi Wamenhan yaitu Dirjen Strahan Kemhan Mayjen TNI Puguh Santoso, S.T., Dirjen Pothan Kemhan Dr. Ir. Pos M. Hutabarat, M.A, Ph.D, Kabadan Ranahan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.Ip, Dirtekindhan Ditjen Pothan Kemhan Brigjen TNI Sisriadi dan Kapuskom Publik Brigjen TNI Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc.





Sumber : DMC

Armabar Fokus Amankan Laut China Selatan

JAKARTA-(IDB) : Penjagaan di Laut China Selatan dan Laut Natuna masih menjadi fokus penjagaan Komando Armada RI Kawasan Barat (Armabar). Khusus penjagaan Laut Natuna, TNI AL memiliki pangkalan terdepan yang dijaga Landasan TNI AL Ranai. Karena sangat dekat maka kekuatan Armabar diintensifkan di sana.

"Posisi yang paling rawan eskalasinya di wilayah barat adalah Laut China Selatan. Jadi, Armabar masih fokus di sana," kata Kepala Staf TNI AL (Kasal), Laksamana Madya Marsetio, seusai serah-terima jabatan Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) dari Laksamana Muda TNI Sadiman ke Laksamana Muda TNI Arief Rudianto, di Markas Komando Armabar, Jakarta, Selasa (22/1).

Dia berharap Panglima Armabar baru mampu menekan eskalasi ancaman yang ada di wilayah barat. "Pelanggaran hukum di wilayah laut, terutama di wilayah perbatasan, sangat rawan terjadi sehingga peran Koarmabar sangat penting menjaga keamanan laut," ujar dia. Di wilayah barat, Indonesia memiliki banyak perbatasan dengan negara lain, seperti India, Th ailand, Malaysia, Singapura, dan Vietnam.

Koarmabar merupakan komando utama pembinaan dalam menyiapkan Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT). Panglima Armabar bertanggung jawab kepada Kasal dan sebagai komando utama operasional dalam penggunaan kekuatan, Pangarmabar juga bertanggung jawab kepada Panglima TNI.

Operasi Laut
 
Tugas pokok Koarmabar adalah menyelenggarakan operasi intelijen maritim guna mendukung pelaksanaan operasi laut, menyelenggarakan operasi tempur laut dalam rangka operasi militer perang, baik operasi gabungan maupun mandiri, serta menyelenggarakan operasi militer selain perang baik berupa operasi laut sehari-hari maupun operasi keamanan laut di wilayah Koarmabar sesuai dengan kebijakan Panglima TNI.

Pada tingkat komando pelaksana operasi, Komando Armabar membawahkan dua komando pelaksana operasi yang memiliki tugas pengendalian laut, yurisdiksi nasional kawasan barat. Kedua komando pelaksana oprasi tersebut adalah Gugus Tempur Laut Komando Armabar dan Gugus Keamanan Laut Komando Armabar.

Kawasan yang menjadi tanggung jawab Komando Armabar meliputi 2 juta kilometer persegi wilayah pantai dan 1,3 juta kilometer persegi perairan yurisdiksi nasional. Salah satu jalur pelayaran terpadat di dunia dari Selat Malaka sampai Laut China Selatan juga merupakan wilayah tanggung jawab Armabar.





Sumber : KoranJakarta

Kasal: Koarmabar Berperan Penting Menegakkan Hukum Laut

JAKARTA-(IDB) : Komandor Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) memiliki wilayah tanggung jawab yang sarat dengan permasalahan keamanan maritim yang kompleks dan heterogen. Hal ini membuat Koarmabar memiliki peran sangat penting, dalam rangka penegakan hukum dan menjaga keamanan di laut wilayah barat.
 
Hal tersebut disampaikan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Madya TNI Marsetio, M.M., dalam amanatnya selaku Inspektur Upacara dalam upacara serah terima jabatan Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) yang dilakukan dalam upacara militer, Selasa (22/1) di Auditorium O.B. Syaaf, Koarmabar Jl. Gunung Sahari Raya, Jakarta Pusat.

Laksda TNI Arief Rudianto secara resmi menjabat Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) menggantikan Laksda TNI Sadiman, S.E., yang akan menjabat sebagai Koordinator Staf Ahli (Koorsahli Kasal). Laksda TNI Sadiman merupakan alumni Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan ke-26 Tahun 1981.

Sedangkan penggantinya,  Laksamana Muda TNI Arief Rudianto, S.E., adalah alumni AAL angkatan ke-26 Tahun 1981 yang sebelumnya menjabat sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Danseskoal).

Koarmabar merupakan Komando Utama Pembinaan dan Operasional TNI Angkatan Laut, memiliki tugas pokok membina kemampuan unsur-unsur kekuatan Armada, membina potensi maritim menjadi kekuatan pertahanan keamanan negara di laut, melaksanakan operasi laut sehari-hari, serta operasi tempur laut untuk pengendalian laut dan proyeksi kekuatan ke darat lewat laut dalam rangka penegakan kedaulatan dan hukum di laut.

Menurut Kasal, dinamika perkembangan lingkungan strategis masih diwarnai dengan masalah-masalah yang terkait dengan menghangatnya situasi di Laut China Selatan. Masalah perbatasan antar negara yang sampai saat ini belum selesai, termasuk masalah pengamanan alur pelayaran, dan pelanggaran hukum  di laut.

“Terlebih lagi dihadapkan dengan perairan Indonesia Kawasan Barat yang menjadi tanggung jawab Koarmabar terdapat beberapa wilayah perbatasan dengan negara tetangga, seperti India, Thailand, Malaysia, Vietnam, Singapura, dan dilewati Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I serta Selat Malaka yang merupakan jalur lalu lintas internasional terpadat di dunia. Kawasan ini juga memiliki sumber daya laut yang cukup potensial, sehingga rawan terhadap tindak kekerasan, bahaya navigasi dan pelanggaran hokum,” tegas Kasal.

“Oleh karenanya, kepada segenap jajaran Koarmabar, dituntut untuk mengambil langkah-langkah inovatif dan kreatif dengan sumber daya  yang ada serta anggaran yang tersedia, guna meningkatkan kesiapsiagaan operasional satuan-satuan di bawahnya secara utuh  dan terpadu, didukung sistem dan metode yang efektif dan efisien dalam pencapaian pelaksanaan tugas-tugasnya,“ kata Kasal.

Di akhir amanatnya pada kesempatan tersebut, Kasal Laksamana Madya TNI Marsetio, M.M. mengucapkan selamat kepada Laksamana Muda TNI Arief Rudianto, S.E., atas jabatan baru sebagai Pangarmabar. “Jabatan ini merupakan kepercayaan, amanah dan kehormatan dari pemimpin TNI Angkatan Laut. Mengingat tanggung jawab Pangarmabar di masa mendatang semakin berat dan kompleks, tentunya perlu dukungan dari segenap jajaran Koarmabar,“ ujar Kasal.

“Kepada segenap jajaran koarmabar, saya perintahkan agar memberikan dukungan sepenuhnya kepada pejabat Pangarmabar yang baru. Keberhasilan yang telah dicapai pejabat lama hendaknya tetap dipelihara, bahkan ditingkatkan, sehingga kinerja Koarmabar dari waktu ke waktu  akan semakin meningkat,”  kata Kasal.




Sumber : Poskota

Analisis : Next Weapon….Tunguska or Pantsyr...???

Pantsir-S short-range air defense system
Pantsir-S short-range air defense system
TNI AD  tidak mau tanggung-tanggung dalam memodernisasi persenjataan mereka.  Rencana Pembelian 8 unit AH 64 D Apache Longbow semakin mendekati kenyataan setelah kongres AS memberikan lampu hijau untuk  menjual helikopter itu kepada Indonesia.

JKGR-(IDB) : Kementerian Pertahanan akan tetap membeli helikopter Apache dari Amerika Serikat. Harga yang mahal tidak menyurutkan niat pemerintah. “Harganya memang sangat mahal, kami harus mempertimbangkan kekuatan anggaran,” ujar Kepala Badan Perencanaan Pertahanan Mayor Jenderal Ediwan Prabowo kepada Tempo, Rabu, 9 Januari 2013. …”Congress notification sudah kami terima, kini tinggal tunggu persetujuan DPR kita,” kata Ediwan.

HELLFIRE
Rudal  HELLFIRE AGM-114R3
Rudal HELLFIRE AGM-114R3
Pembelian 8 unit AH 64 D Apache Longbow juga meliputi persenjataan mutakhir milik Amerika Serikat, yakni  32 launcher misil  M299A1 HELLFIRE serta 140 rudal  HELLFIRE AGM-114R3.
Apache Longbow Enhancements:
  • Longer-range weapons accuracy and all-weather/night fighting
  • Detection of objects (moving or stationary) without being detected
  • Classification and threat-prioritization of up to 128 targets in less than a minute
  • Integrated sensors, networking, and digital communications for situational awareness, management of the combat arena in real time, and digital transmission of images and target locations to joint operations battlefield commanders
Sejumlah peralatan pendukung untuk helikopter Apache ini juga diborong Indonesia termasuk:
" 19 T-700-GE-701D Engines (16 installed and 3 spares), 9 Modernized Target Acquisition and Designation Sight/Modernized Pilot Night Vision Sensors, 4 AN/APG-78 Fire Control Radars (FCR) with Radar Electronics Units (Longbow Component), 4 AN/APR-48A Radar Frequency Interferometers, 10 AAR-57(V) 3/5 Common Missile Warning Systems (CMWS) with 5 th Sensor and Improved Countermeasure Dispenser, 10 AN/AVR-2B Laser Detecting Sets, 10 AN/APR-39A(V)4 Radar Signal Detecting Sets, 24 Integrated Helmet and Display Sight Systems (IHDSS-21) ".

 Mi-35 P 

Mi-35 TNI AD
Mi-35 TNI AD
Selain AH 64 D Apache Longbow, TNI AD juga telah memiliki Letayushiy tank atau tank terbang,  Mi-35P  (Mil Mi-24 (NATO: Hind).

Menurut  Jane’s Defence,  Mil Mi-35P memiliki kesamaan fungsi dengan jenis helikopter AH-1 Cobra, UH-60 Black Hawk, AH-64 ApacheA129 Mangusta dan Kamov Ka-52 Alligator.

Mi-35P merupakan helikopter bermesin ganda yang ditujukan untuk memberikan dukungan bagi tentara darat dari jarak dekat, menghancurkan kendaraan lapis baja serta sebagai alat transportasi pasukan atau barang; artinya helikopter ini merupakan alat tempur pasukan infantri yang terbang.

Kinerja
  • Laju maksimum: 335 km/h (208 mph)
  • Jarak jangkau: 450 km
  • Batas tertinggi servis: 4.500 m
Persenjataan
  • 12,7 mm YaKB-12.7 Yakushev-Borzov multi-barrel machinegun
  • 1500 kg bom
  • 4× Peluru kendali anti tank (AT-9 Spiral-2) alias 9M120 Ataka.
  • 4× 57 mm S-5 rocket pod atau 4× 80 mm S-8 rocket pod
  • 2× 23 mm meriam dua laras atau
  • 4× tangki bahan bakar eksterna
Sebagai rudal anti tank, jangkauan AT-9 cukup jauh,  bisa mencapai 6 – 8 Km dengan kecepatan luncur 550 meter per detik. Rusia sangat mengandalkan AT-9 sebagai pilihan alutsista mereka. Selain dirancang untuk diluncurkan dari heli Mi-35/Mi-24, heli tempur kelas berat Mi-28 Havoc  juga mengandalkan AT-9 untuk menghancurkan tank musuh.

AH 64 D Apache dan Mi35P

AH 64 D Apache Longbow
AH 64 D Apache Longbow
Helikopter serbu tetap saja memiliki kelemahan dalam medan pertempuran. AH-64 Apache hanya bisa terbang selama 3 jam 9 menit, dan harus turun / menarik diri dari medan pertempuran, untuk pengisian ulang bahan bakar. Karena keterbatasan itu, maka helikopter serbu disebut sebagai alutsista bantuan bagi pertempuran/ serangan darat.

Heli Apache AH 64 maupun Mi35P lebih ditujukan sebagai fungsi Attack (bantuan), menetralisir sasaran yang sulit dituntaskan oleh pasukan darat.

Lalu unit mana yang mengisi posisi defence/ pertahanan,  embeded dengan pasukan kavaleri, jika MBT Leopard 2 dan IFV Marder bergerak di medan pertempuran. Begitu pula dengan perlindungan terhadap MLRS Astros II dan Meriam Caesar 155mm yang baru dibeli.

Yom Kippur 1973

Perang Yom Kippur 1973
Perang Yom Kippur 1973
Peperangan Yom Kippur antara Israel dan Mesir bisa memberi gambaran betapa pentingnya rudal pertahanan bagi satuan lapis baja.

Pagi  6 Oktober 1973, setelah Brigade lapis baja Mesir berhasil menyeberangi Terusan Suez dan menyapu pasukan Israel di pos terdepan, Angkatan Udara Israel langsung mengudara memburu satuan lapis baja Mesir.  

Mereka tidak sadar rudal anti-udara Mesir sudah menunggu di belakang satuan Lapis baja. Ratusan pesawat Israel yang melakukan penyerbuan rontok dimakan SAM Mesir.

Kesalahan Mesir adalah, payung udara ini tidak terus bergerak bersama dengan satuan lapis baja yang terus melaju ke depan.  Akhirnya Israel menemukan celah untuk melakukan serangan balik, mengisolasi satuan lapis baja yang sudah menyeberangi terusan Suez dan melakukan penghancuran.

Tunguska Atau Pantsyr

Tunguska M1
Tunguska M1
TNI AD pun mulai mencari sistem persenjataan anti-udara yang bisa melindungi kendaraan lapis baja saat bergerak di medan pertempuran. Untuk itu Tunguska M1 Anti-Aircraft System milik Rusia (NATO SA-19 Grison) mulai dilirik.

Tunguska M1 merupakan sistem senjata dan rudal, untuk pertahanan udara low level, baik untuk pesawat terbang, helikopter maupaun sasaran darat. Kelebihannya, persenjataan ini bisa membidik targetnya baik dalam keadaan diam maupun saat bergerak, dilengkapi  rudal jarak jauh serta senjata mesin, untuk pertahanan jarak dekat. Tunguska sudah digunakan Angkatan darat Rusia sejak tahun 1998 dan telah diekspor ke Jerman, India, Peru, Maroko dan Ukraina.

Dengan kecepatan maksimum 900 meter/second, rudal ini mampu membidik sasaran darat 15  meter hingga 6 km untuk sasaran darat dan 6 hingga 15 km untuk sasaran udara.  Tunguska juga dilengkapi dengan dua twin-barrel 30mm anti-aircraft guns yang bisa menyemburkan peluru 5000 butir per menit dengan jarak 3 km untuk sasaran udara. Untuk sasaran udara bisa mencapai 4 km.

Radar Tunguska mampu menjejak musuh dikejauhan 18 km dan mulai bisa tracking di jarak 16 km.

Pantsyr S1 

Pantsyr S-1 (tracked)
Pantsyr S-1 (tracked)
Pilihan lainnya adalah senjata sistem pertahanan udara jarak dekat Pantsyr-S 1 (SA-22 Greyhound). Senjata ini lebih maut untuk menangkis berbagai jenis senjata: pesawat tempur, helikopter, roket, peluru kendali, precision-guided munition hingga unmanned air vehicles. Pantsyr juga bisa menghantam  light-armoured ground targets.

Produsen pantsyr S1 sama dengan Tunguska M1, didisain oleh  KBP Instrument Design Bureau, di  Tula dan dirakit oleh Ulyanovsk Mechanical Plant, Ulyanovsk, Rusia. Pantsyr diyakini lebih akurat dibandingkan Tunguska M1, karenasistemnya pun lebih baru.  Sistem pertahanan dan persenjataannya dapat diaktifkan dalam beberapa mode frekuensi dan beroperasi pada multimode adaptive radar-optical control system.

Pantsyr didisain untuk menghadapi semua tipe target, khususnya high-precision weapons. Pantsyr ini dioperasikan oleh Uni Emirate Arab sejak tahun 2007.  Suriah menerima sekitar 50 pantsyr  pada tahun 2008. Jordiania juga memesannya dengan jumlah yang dirahasiakan.

Pantsyr S1 surface-to-air missiles

Pantysr S1
Pantysr S1
Pantsyr-S1 mengusung 12 rudal 57E6 permukaan-ke-udara dengan hulu ledak  16 kg. Rudal ini memiliki berat 65kg dan memiliki kecepatan maksimum 1,1 km/ detik dengan daya jangkau 1 hingga 12 km.

Dua senjata 2A72 30mm dilengkapi dengan 750 putaran dari berbagai amunisi (HE (high-explosive) fragmentation, fragmentation tracer and armour-piercing with tracer). Menyemburkan 700 putaran/ menit dengan jarak hingga 4 km.

Jarak deteksi sasaran 30 km dan tracking 30km. Air defence system ini mampu menjejak benda sebesar  2cm² hingga 3cm²  untuk target sejauh 24 km. Radar Pantsyr dapat menjejak rudal yang sedang dalam perjalannaya menuju sasaran.

Rudal ini dipasang di truk The Ural-5323 truck  8×8 atau di kendaraan lapis baja (tracked).

Pantysr Chasis Ural Truck  8×8
Pantysr Chasis Ural Truck 8×8
Ada baiknya yang dipilih adalah Pantsyr yang menggunakan platform tank (roda rantai/ tracked) agar bisa mengikuti pergerakan MBT Leopard/ IFV Marder serta lapis baja kavaleri lainnya.

Kasus perang Yom Kippur 1973 menunjukkan, satuan pertahanan udara Mesir tidak bisa mengikuti  kecepatan pergerakan lapis baja, menyebabkan payung udara bagi lapis baja  bolong dan berhasil dimanfaatkan Israel.

Jika ke depan TNI jadi membeli  sistem persenjataan pertahanan udara jarak  jauh  seperti S-400 atau S-300 maka Pantsyr juga bisa melindungi S 300 tersebut.

Membeli Pantsyr dan S-300 adalah harga yang terlalu murah untuk melindungi ratusan juta penduduk Indonesia serta menjaga wilayah Indonesia yang sangat luas dari Sabang sampai Merauke beserta kekayaannya yang melimpah.

Hal itu pula yang diyakini oleh Vietnam. Meski ekonomi mereka relatif  lebih lemah dari Indonesia, namun untuk urusan menjaga tanah air dan rakyatnya, Alutsista nomer 1 yang mereka beli, seperti 6 KS Kilo, Frigate Gepard Class Rusia, serta 40 Rudal Pertahanan pantai Bastion-P Yakhont (SS-N-26) anti-ship missiles 





Sumber : JKGR