Pages

Kamis, Januari 17, 2013

Kogabwilhan Akan Dibentuk Februari

JAKARTA-(IDB) : Markas Besar TNI memastikan satu dari tiga Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) akan terbentuk pada Februari atau Maret 2013 ini. Pembentukannya tinggal melakukan implementasikan seperti yang tercatat dalam Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi TNI.

"Direncanakan pada bulan ini akan kita ajukan untuk organisasinya. Mudah-mudahanan awal tahun ini, antara Februari atau Maret, akan kita bentuk," kata Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, seusai menjadi Inspektur Upacara Gelar Operasi Penegakan Ketertiban dan Yustisi di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Rabu (16/1).

Tahap pertama, lanjut dia, Mabes TNI akan membentuk satu Kogabwilhan di wilayah barat, tepatnya di Mabes TNI. Kogabwilhan ini meng-cover dulu kegiatan operasi Mabes TNI di seluruh Indonesia sambil menunggu pembentukan di wilayah tengah dan timur. Kogabwilhan dibentuk untuk mengurangi tugas Panglima dalam mengendalikan semua kegiatan operasi TNI.

"Saya memerlukan salah satu panglima komando wilayah pertahanan untuk memonitor kegiatan operasi," kata Panglima. Selama ini, pembinaan angkatan dilimpahkan ke kepala staf angkatan. Untuk operasi, Panglima TNI menginginkan ada satu panglima yang mengendalikan seluruh operasi. "Sehingga ada panglima yang mengurusi operasi teritorial, operasi perbatasan, dan operasi-operasi lainnya. Jadi, semua akan terbagi dengan baik. Harapannya, semua operasi terkendali dengan baik," jelas dia.

Tidak Berbenturan
 
Dia meyakinkan keberadaan Kogabwilhan tak akan berbenturan dengan Komando Teritorial (Koter). "Karena tugasnya berbeda. Kogabwilhan hanya mengendalikan operasi-operasi yang digelar Mabes TNI, sedangkan Koter dikendalikan Pangdam. Oleh karena itu, tak akan berbenturan," ujar dia.

Pembentukan Kogabwilhan, tambah Panglima, juga akan memudahkan koordinasi di daerah ketika ada perkembangan situasi konflik. Reaksinya akan lebih cepat. Terkait infrastruktur, untuk Kogabwilhan wilayah barat, kantornya akan memanfaatkan ruang yang masih kosong di Mabes TNI. Dan untuk personel, TNI akan merekrut dari tiga matra, yakni TNI AD, TNI AL, dan TNI AU.

Sebelumnya, pemerhati militer dari Imparsial, Al Araf, berharap sebelum membentuk Kogabwilhan, TNI harus menghapus struktur koter seperti Komando Daerah Militer, Komando Distrik Militer, dan Komando Resor Militer. 




Sumber : KoranJakarta

Indonesia Ingin Adopsi System Wamil Inggris

JAKARTA-(IDB) : Indonesia akan mempelajari sistem wajib militer di Inggris. Sistem wajib militer tersebut berkaitan erat dengan sistem komponen prajurit cadangan yang belum dimiliki oleh Indonesia.

"Kita memang tidak punya komponen cadangan militer, sistem Inggris akan kita pelajari, kalau cocok bisa kita tiru," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai bertemu Menteri Pertahanan Inggris Phillip Hammond di Jakarta, Rabu, 16 Januari 2013.

Istilah komponen cadangan sendiri merujuk pada wajib militer bagi warga negara Indonesia. Produk legal sebagai dasar hukum pelaksanaan wajib militer ini sendiri belum dibahas di Dewan Perwakilan rakyat.

Diskusi soal komponen cadangan menjadi salah satu bahan pembicaraan dalam pertemuan bilateral kedua menteri pertahanan. Indonesia, ujar Purnomo, masih mencari sistem yang cocok dalam penerapan wajib militer.

Menteri Pertahanan Inggris Phillip Hammond menyambut baik rencana peningkatan kerja sama di bidang pertahanan di antara dua negara. "Indonesia mitra strategis di bidang pertahanan, peran Indonesia semakin meningkat secara politik dan ekonomis," katanya.

Pertemuan bilateral ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman kedua menteri pada November 2012. Kerjasama itu antara lain meliputi bidang pendidikan, perawatan, dan pengadaan alutsista, dan pengirman serta pertukaran tenaga ahli bidang pertahanan.





Sumber : Tempo

Indonesia Minta System Peluru Kendali Nakhoda Ragam Class Diupgrade

JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan berupaya melobi Pemerintah Kerajaan Inggris soal perbaikan sistem peluru kendali kapal multi role light fregat. "Tadi sudah dibicarakan masalah upgrading, salah satu sistem peluru kendali kapal itu," kata Kepala Badan Perencanaan Pertahanan Mayor Jenderal Ediwan Prabowo, Rabu, 16 Januari 2013.

Indonesia membeli kapal multi role light fregat asal Inggris ini dirancang selama 1,5 tahun. Permintaan perbaikan sistem peluru kendali itu karena pabrik peluru kendali Seawolf yang terpasang pada kapal tersebut tutup. Gaga-gara inilah Malaysia, Brunei, Aljazair, dan Filipina batal membeli kapal ini. "Itu memang menjadi salah satu pertimbangan sehingga negosiasinya lama," kata Ediwan.

Kementerian Pertahanan mengaku sudah memeriksa masalah teknis terkait kapal tersebut. "Secara teknis, kapalnya masih bagus, tinggal masalah satu itu (peluru kendali)," kata dia. Ediwan menyebut tiga unit fregat kelas nakhoda yang akan dibeli tersebut masih memiliki sistem sonar dan radar yang masih baik.

Kapal ini, kata Ediwan, kini dimiliki oleh galangan kapal Lurssen asal Jerman. "Tapi (kapalnya) masih diparkir di Inggris," kata dia. Harga tiga unit kapal fregat ini mencapai US$ 385 juta, "Bahkan bisa lebih dari itu," kata dia.

Negosiasi kontrak pembelian kapal, kata Ediwan, diharapkan rampung cepat. "Saya harap bulan ini bisa rampung. Negosiasi berlangsung sejak enam bulan terakhir."

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoedin juga mengakui adanya rencana pembelian kapal perang untuk TNI Angkatan Laut ini. Pembelian kapal permukaan ini memang termasuk prioritas," kata dia.  Pengadaan kapal ini murni pembelian.




Sumber : Tempo

Indonesia Inggris Tindak Lanjuti Transaksi Pembelian Kapal Perang

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro menerima kunjungan kehormatan Menhan Inggris Philip Hammond di kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Rabu (16/1).
Menurut Purnomo, kunjungan kali ini terkait upaya kedua negara meningkatkan hubungan kerjasama yang sudah terjalin lama.

“Kunjungan ini juga untuk menindaklanjuti Memorandum of Understanding (MoU) antara Indonesia dan Inggris yang ditandatangani pada 1 November 2012 di London, Inggris,” katanya.

Purnomo menyatakan, Kemenhan berencana membeli tiga unit kapal laut jenis multi role light frigate alias kapal perusak dari Inggris. Purnomo mengharapkan, pembelian alutsista dari Inggris juga diikuti ToT (transfer teknologi) sehingga Indonesia dapat mengembangkan alutsista sejenis di kemudian hari.

Pihaknya belum memastikan kapan pembelian itu direalisasikan sebab masih dalam tahap rencana. “Kita akan mengirim tim untuk memastikan dan memeriksa spesifikasi kapal laut tersebut.”

Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemenhan, Mayjen Ediwan Prabowo mengatakan, Kemenhan telah menjalin kontak dengan beberapa perusahaan di Inggris. Langkah itu diambil lantaran Kemenhan ingin memenuhi kebutuhan peluru kendali antipesawat starstreak, suku cadang pesawat Skyhook, dan suku cadang Tank Scorpion. “Serta beberapa perawatan alutsista yang bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan di Inggris.”

Menhan Inggris Philip Hammond mengatakan, kunjungan ke Indonesia secara jelas mencerminkan komitmen negaranya untuk memperkuat hubungan pertahanan dengan Indonesia. “Kunjungan ini adalah bukti lebih lanjut akan hubungan Indonesia dan Inggris yang semakin kuat,” kata Hammond.

Ia melanjutkan, keberhasilan kunjungan Presiden SBY ke London dan kunjungan Perdana Menteri Inggris David Cameron ke Indonesia pada April lalu, telah memperkuat kerjasama kedua negara.

“Sebagai negara demokrasi terbesar di Asia Tenggara, dan sebuah bangsa yang sedang memainkan peran konstruktif dalam keamanan regional, Indonesia tetap menjadi mitra penting Inggris.”




Sumber : Republika

Menhan Terima Kunjungan Kasau Malaysia

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro, Rabu (16/01) menerima kunjungan Panglima Tentara Udara Diraja Malaysia (PTUDM) Jenderal Tan Sri Dato’ Sri Rodzali Bin Daud, di Kantor Kementerian Pertahanan RI.
 
Saat menerima Kasau Malaysia, Menhan didampingi Kasau RI, Marsdya TNI Ida Bagus Putu Dunia, Dirjen Strahan Kemhan, Mayjen TNI Puguh Santoso, dan Kapuskom Publik Kemhan, Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc.

Pada kesempatan tersebut Menhan RI dan Kasau Malaysia membahas perkembangan kerjasama pertahanan Angkatan Udara RI – Malaysia yang selama ini telah dilaksanakan. Saat itu juga dibahaskan kerjasama bidang pelatihan untuk meningkatkan kualitas pilot pesawat tempur.




Sumber : DMC

Tawaran Kerjasama Pertahanan Dari Inggris

JAKARTA-(IDB) : Ditengah suasana banjir yang mengepung kota Jakarta, Menteri Pertahanan Inggris Philip Hammond MP, tetap pada jalurnya menemui Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro. 

Secara resmi, pertemuan keduanya disebutkan untuk membahas kerjasama pertahanan yang tertuang dalam MoU antara Inggris dan Indonesia. MoU kerjasama pertahanan itu meliputi kerjasama pendidikan, Sistem procurement, Reserve Forces serta Wellfare System.


Namun dari hasil kasak kusuk ARC di Kementrian Pertahanan, beberapa sistem persenjataan dari Inggris  sudah memasuki kontrak. Yang sudah bisa dipastikan antara lain, pengadaan satu baterai Rudal anti pesawat Starstreak, pengadaan suku cadang pesawat tempur Hawk dan Tank Scorpion, berbagai kontrak pemeliharaan, serta diupayakan adanya keterlibatan industri dalam negeri dalam hal pemeliharaan.

Khusus untuk Starstreak, sumber ARC memastikan Indonesia sudah memesan 1 Baterai. Namun bagi pabrikan jumlah itu tidak masuk dalam skala ekonomis, alias bakal merugi. Pabrikan sendiri butuh setidaknya 3 Baterai, dan karenanya kini sedang dilakukan penjajakan mencari dana untuk penambahan 2 baterai lagi.

Selain rudal Starstreak, salah satu alutsista Inggris yang tengah menjadi incaran adalah Multi Role Light Fregate kelas Nahkoda Ragam. Saat ini, pembelian kapal tersebut tengah dinegosiasikan. Namun, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, jika diperlukan, upgrade terhadap Nahkoda Ragam akan dilakukan. Pihak TNI-AL sendiri selaku pengguna, telah menyiapkan Satgas untuk berlatih dan menjemput kapal tersebut.

Kemenhan Indonesia Inggris Kerja Sama Tentara Cadangan

Kementerian Pertahanan Indonesia dan Kementerian Pertahanan Inggris merealisasikan sejumlah kerja sama. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut nota kesepahaman yang telah ditanda tangani kedua negara pada kisaran November lalu.

Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan kerja sama kedua negara sudah dilakukan sejak 2006, saat Perdana Menteri Inggris masih Tony Blair. “Tahun 2006, dia membangun partnership forum. Dari situ kemudian meningkat kegiatan dengan pertahanan,” katanya, Rabu (16/1).

Kerja sama itu berlanjut sampai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Inggris. Di sana ada sejumlah perjanjian yang ditandatangani. Nota kesepahaman itulah yang menjadi payung untuk memperluas kerja sama.

“Ada beberapa program, misalnya conflict resolution. Ada juga human resources development, kita ingin meningkatkan peace keeping operation mulai dari audio visual, language center sampai labolatorium,” katanya.

Tak hanya itu, kerja sama kedua negara juga ingin bekerja sama tentang tentara cadangan. Menurutnya, Inggris memiliki tentara yang kecil tetapi efisien dan tentara cadangannya banyak.

“Tentara cadangan itu kalau diperlukan baru dipakai. Kalau tidak, jadi warga sipil. Kalau kita, tentaranya banyak. Jadi kerja sama bagaimana mengefisienkan dan model itu dibagi ke kita,” katanya.





Sumber : ARC

Menhan RI Terima Kunjungan Kehormatan Menhan Inggris

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan Inggris Philip Hammond, Rabu (16/1) di kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta. Kunjungan ini dalam rangka meningkatkan dan mempererat hubungan kerjasama antara kedua negara khususnya kerjasama di bidang pertahanan.
 
Selain itu, kunjungan ini juga merupakan tindak lanjut dari kunjungan Perdana Menteri Inggris David Cameron ke Indonesia pada April 2012 serta kunjungan kenegaraan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ke Inggris pada November 2012.

Menhan Inggris diterima oleh Menhan RI dengan upacara jajar kehormatan di halaman kantor Kemhan RI. Selanjutnya, kedua Menhan mengadakan bilateral meeting membahas seputar kerjasama pertahanan kedua negara yang telah dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU) antara Indonesia dan Inggris yang belum lama ditandatangani pada tanggal 1 November 2012 di London, Inggris.

Hubungan kerjasama pertahanan kedua negara telah terjalin sejak lama dan semakin diperkuatkan tahun 2006 dengan dibentuknya UK-Indonesia Partnership Forum. Forum ini telah memberikan pengaruh positif terutama terhadap kerjasama pertahanan dalam memecahkan permasalahan-permasalahan pertahanan yang dihadapi kedua negara. Bentuk kerjasama pertahanan kedua negara sampai saat ini, berupa pendidikan, pelatihan, seminar, pengadaan Alutsista, Pasukan Perdamaian dan saling kunjung pejabat tinggi di bidang pertahanan kedua negara.

Kemhan Inggris juga telah banyak membantu diantaranya dalam bidang pendidikan dalam bentuk kerjasama Universitas Cranfield dengan Universitas Pertahanan Indonesia. Kemhan Inggris juga telah memberikan masukan dalam bidang maritim berupa masukan dari para ahli pada Workshop Zona Ekonomi Eksklusif. Selain itu, Kemhan Inggris juga berperan serta dalam pembangunan PMPP Indonesia dengan menyumbangkan peralatan audio visual untuk laboratorium bahasa di Kompleks PMPP Sentul.

Turut mendampingi Menhan RI dalam kesempatan tersebut Wamenhan RI Sjafrie Sjamsoeddin, Gubernur Lemhannas RI Budi Susilo Soepandji, Dirjen Strahan Kemhan RI Mayjen TNI Puguh Santoso, Rektor Unhan Indonesia Mayjen TNI Subekti, Kabaranahan Kemhan RI Mayjen TNI Ediwan Prabowo, Kabalitbang Kemhan RI Eddy S. Siradj dan sejumlah pejabat Eselon II Kemhan RI. Turut pula Atase Pertahanan (Athan) RI di Inggris Kolonel Jonni Mahroza.

Sementara itu, Menhan Inggris didampingi Ambassador of UK to Indonesia Mark Canning, Special Adviser to Secretary of State for Defence Hayden Allen, DG of Security and Policy Tom Mc.Kane dan UK DA in Jakarta Col. Philip Thorpe.

Kunjungan Menhan Inggris ke Indonesia dilaksanakan selama dua hari tanggal 15-16 Januari 2013. Selain kunjungan ke Menhan RI, Menhan Inggris juga dijadwalkan melakukan kunjungan kehormatan kepada Wakil Presiden RI dan Menteri Luar Negeri RI.





Sumber : DMC