JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan makin percaya diri memodernisasi alat utama
sistem persenjataan (alutsista) karena mendapatkan anggaran belanja
lebih banyak tahun 2013 ini.
“Tahun ini meningkat jadi Rp81 triliun,” sebut Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di kantornya, Kamis (10/1).
Ia berharap, peningkatan anggaran tersebut mampu membuat rencana
strategis (renstra) pengadaan minimum essential force (MEF) menjadi
hanya dua tahun saja. Semula diperkirakan pengadaan minimum baru
tercapai setelah tiga tahun.“Itu dapat membantu pembangunan alutsista
yang sifatnya baru,” kata Purnomo.
Menurut Purnomo, anggaran tahun 2013 meningkat dari tahun lalu
senilai Rp77 triliun. Sedangkan penyerapan anggaran Kementerian
Pertahanan tahun lalu mencapai 96,7 persen. “Kami harapkan bisa
bertambah terus untuk memenuhi rencana strategis,” ujar Purnomo. (aby)
Teks : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono
MEF Bisa Dicapai Lebih Cepat
Kementerian Pertahanan (Kemhan) optimistis pencapaian kekuatan pokok
minimal (minimum essential forces/MEF) lebih cepat lima tahun dari
target yang telah ditentukan. Jika awalnya pencapaian MEF pada 2024,
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro yakin bisa tercapai 2019.
"Awalnya
pencapaian MEF ditargetkan selesai dalam tiga kali renstra (2009-2024).
Namun, ternyata bisa dicapai dalam dua kali renstra (2009-2019)," kata
Menhan seusai Rapat Pimpinan di Kantor Kementerian Pertahanan (Kemhan),
Jakarta, Rabu (9/13). Pencapaian MEF yang lebih cepat lima tahun dari
yang ditargetkan ini merupakan sebuah terobosan. Keberhasilan ini tak
lain berkat besarnya APBN yang digelontorkan ke Kemhan.
Namun,
pada 2012 pencapaian MEF tak sesuai rencana. Target MEF tahun lalu
adalah 28,7 persen. Namun, Kemhan hanya berhasil mencapai 26 persen.
"Sehingga kurang 2,87 persen dari target yang harus dipenuhi," kata
Purnomo. Capaian 26 persen itu dinilai tetap membanggakan karena naik
lima persen dari pencapaian MEF pada 2011 yang mencapai 21 persen.
Adapun
alasan melesetnya capaian MEF 2012, antara lain karena pemerintah belum
dapat mendukung anggaran untuk terpenuhinya MEF. Proses pengadaan
melalui birokrasi panjang juga menjadi penyebabnya. Untuk menutup
kekurangan itu, Purnomo menjanjikan percepatan pembelanjaan anggaran
pada 2013.
Seperti diketahui, anggaran Kemhan dan TNI pada 2012
sebanyak 74,1 triliun rupiah. Penyerapan anggaran untuk pengadaan barang
yang menggunakan mata uang rupiah tak terserap maksimal untuk tiga
matra TNI. Mabes TNI memang mampu menyerap anggaran hingga 96,25 persen
dari pagu anggaran. Namun, untuk TNI AD penyerapan hanya 69,67 persen,
TNI AL 69,67 persen, dan TNI AU 55,83 persen.
Reformasi Birokrasi
Untuk
memaksimalkan penyerapan anggaran, pada 2013 ini Kemhan menyerukan TNI
untuk mengimplementasikan roadmap reformasi birokrasi yang sudah
ditetapkan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi. "Kami juga berharap semua matra mengupayakan secara maksimal
terlaksananya butir-butri kebijakan negara 2013," katanya.
Dan upaya selanjutnya, Purnomo meminta semua pihak untuk meningkatkan transparansi sistem pelaporan keuangan.
Panglima
TNI Laksamana Agus Suhartono mengapresiasi kinerja jajarannya yang
bekerja keras dalam pengadaan alutsista. Dia optimistis bisa
mempercepat pencapaian MEF pada 2019. Saat ini pihaknya terus melakukan
tiga hal besar dalam upaya pencapaian MEF, antara lain pertama
penghapusan alat utama sistem senjata (alutsista) yang sudah tak bisa
lagi digunakan. Kedua, peningkatan kemampuan alutsista yang saat ini
dalam kondisi kurang maksimal. Dan ketiga, pengadaan alutsista baru.
"Semua sudah diperhitungkan. Itu makanya kita optimistis MEF bisa
dipercepat menjadi hanya dua kali renstra," ujar Panglima.
Untuk
target pembangunan kekuatan TNI, pihaknya berencana membangun 25 pos
pertahanan darat dan lima pos pertahanan di pulau terdepan. Hingga kini,
target itu baru terealisasi tujuh pos pertahanan darat dan dua pos
pertahanan pulau terluar.
Sementara itu, Menhan menyatakan
pembekuan anggaran alutsista sebesar 678 miliar rupiah oleh Kementerian
Keuangan tak memengaruhi percepatan pencapaian MEF. "Pembekuan itu tak
memengaruhi perubahan master list alutsista yang sudah kita rancang,"
ujar Purnomo.
Dia menjelaskan, pembekuan dana itu masuk dalam
pos alutsista pendukung atau di luar master list. Menhan juga yakin tak
ada mark up anggaran seperti yang dituduhkan selama ini.
Namun
demikian, Sekretaris Jenderal Kemhan Marsekal Madya Erris Herryanto
menyatakan Kemhan masih menunggu pembekuan itu segera dicabut agar
segera bisa dibelanjakan. "Kami berharap pada 2013 ini anggaran tersebut
bisa cair," ujarnya.