Pages

Rabu, Januari 09, 2013

Skadron 15 Iswahjudi Kirim 6 Penerbang Dan 31 Teknisi Ke Korsel

penerbang-sub
MAGETAN-(IDB) : Pesawat tempur T-50 Golden Eagle sudah di depan mata, terbukti para penerbang serta para teknisi dari Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, yang akan mengawaki pesawat tersebut berangkat ke Korea untuk mengikuti pelatihan guna mengawaki serta merawat pesawat T-50 Golden Eagle.

Enam penerbang dan 31 teknisi yang diberangkatkan ke Korea dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 15 Mayor Pnb Wastum, para penerbang tersebut talah mempunyai kualifikasi sekolah instruktur penerbang. Direncanakan para penerbang dan teknisi berada di Korea, guna mentranfer teknologi pesawat T-50 Golden selama delapan bulan.

Berkaitan dengan keberangkatannya ke Korea, Komandan Skadron Udara 15 Mayor Pnb Wastum, mohon doa restu kepada komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, dan segenap para pejabat Lanud Iwj, usai briefing pagi latihan dan operasi penerbangan di ruang Tedy Kustari,  Rabu (9/1).

Sementara Komandan Lanud Iswahjudi Marsma TNI Yuyu Sutisna, pada kesempatan tersebut mengatakan, para penerbang yang berangkat ke Korea, diharapkan  dapat menyerap ilmu sebanyak mungkin dan mengutamakan safety dalam melaksanakan penerbangan.

Adapun penerbang yang berangkat ke Korea Komandan Skadron Udara 15, Mayor Pnb Wastum, Mayor Pnb Marda Sarjono, Mayor Pnb Budi Susilo, Mayor Pnb Hendra, Kapten Pnb Darma T. Gultom dan Kapten Pnb Luluk Teguh Prabowo.




Sumber : Poskota

Athan Udara AS Jajaki Pertukaran Taruna Di AAU

JAKARTA-(IDB) : Atase pertahanan udara Amerika Serikat Kolonel Kevin A Booth, melakukan lawatan ke Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta pada Rabu (09/01/2013). Rombongan pejabat pertahanan negera adidaya tersebut, disambut Gubernur Akademi Angkatan Udara (AAU) Marsekal Muda TNI Bambang Samoedro didampingi Wagub AAU Marsma TNI Imam Sudrajat beserta jajaran pejabat AAU lainnya.

Pada kesempatan tersebut, Kevin menegaskan bahwa kunjungan ke pusat pendidikan perwira angkatan udara ini merupakan upaya untuk meningkatkan hubungan bilateral antara kedua Negara, terutama hubungan antara kedua angkatan udara. Ia mengutarakan kemungkinan adanya program pertukaran taruna AAU dan United State Air Force Academy (USAFA) di masa mendatang. Baik itu untuk program jangka panjang maupun dalam jangka pendek.

Terkait hal itu, Gubernur AAU Marsekal Muda TNI Bambang Samoedro, menyambut baik usulan tersebut. Ia berharap jalinan kerjasama juga bisa semakin dipererat. Meliputi kerjasama di bidang pendidikan, seminar, dan kegiatan kerjasama militer lainnya, terutama pada bidang pendidikan tingkat akademi di kedua Negara.

Sementara itu, setelah melakukan bincang – bincang bersama para pejabat AAU, Kevin kemudian memberikan kuliah umum kepada seluruh Karbol AAU di tingkat II, III dan IV. 




Sumber : Tribunnews

IMSS Radar Termutakhir Pengawasan Maritim Indonesia

BALIKPAPAN-(IDB) : ALUR Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) merupakan kawasan strategis dan padat lalu lintas kapal. Mulai kapal yang keluar masuk melalui Selat Malaka (ALKI I), Selat Makassar (ALKI II), hingga perairan Papua (diproyeksikan sebagai ALKI III).

Untuk kepentingan strategis tersebut, Kementerian Pertahanan RI bersama TNI AL menempatkan piranti khusus di berbagai titik pantau strategis. Salah satunya di Tanjung Mangkalihat, bagian paling timur dari Pulau Kalimantan.

Piranti tersebut dinamakan Integrated Maritime Surveillance System (IMSS).

IMSS merupakan suatu sistem pengawasan maritim yang terintegrasi antara Coastal Surveillance Station (CSS) atau stasiun pengawas di darat dengan sentra pengawasan lainnya.

"CSS terintergrasi dengan Kapal Perang Indonesia (KRI), Regional Command Center (RCC) atau pusat pengendalian regional, dan Fleet Command Center (FCC) atau pusat pengendalian armada," kata Komandan Lanal Sangatta, Letkol Laut (E) Yudhi Bramantyo, didampingi Komandan Pos TNI AL Tanjung Mangkalihat, Letda Laut (P) Machfudz Azhari.

Fungsi IMSS adalah untuk kewaspadaan di bidang maritim (maritime domain awareness), yaitu mengamankan wilayah perairan Indonesia, khususnya yang berada di daerah yang padat untuk melintas kapal-kapal yang keluar masuk Selat Malaka (ALKI I) dan Selat Makassar (ALKI II), dan perairan wilayah Indonesia (melalui KRI)

Untuk kawasan Tanjung Mangkalihat, IMSS mulai difungsikan tahun 2010. Berbagai peralatan yang berada di IMSS antara lain Radio Detection and Ranging (RADAR) yang berfungsi sebagai deteksi kontak yang berada di atas permukaan laut (kapal-kapal).

"Ada pula Automatic Identification Station (AIS) yang berfungsi sebagai pemberi informasi tentang nama kapal dan nama panggilan kapal, nomor IMO, dimensi dan tipe kapal, draft kapal, waktu keberangkatan dan kedatangan kapal, tujuan kapal, posisi Lintang Bujur, halu kapal, dan kecepatan kapal," kata Danlanal.

Data-data tentang kapal selalu diperbarui dalam periode tertentu pada skala internasional. Sehingga kapal-kapal yang tidak terdaftar bisa didefinisikan sebagai kapal tak dikenal. Kapal rakyat pun tetap terdeteksi dalam radar ini.

IMSS dilengkapi dengan VHF Radio yang berfungsi sebagai alat komunikasi dengan kapal-kapal yang melintas di sekitar stasiun pengawas di darat. Plus HF Radio yang berfungsi sebagai backup data komunikasi ke RCC apabila VSAT tidak bisa digunakan dan juga sebagai alat komunikasi dengan RCC ataupun dengan kapal-kapal yang melintas di sekitar CSS

Ada pula Day Camera (kamera siang hari) dan FLIR camera (kamera malam hari) yang berfungsi untuk mengambil gambar (memotret) kapal-kapal yang melintas di sekitar CSS. "Kamera tersebut bisa digerakkan langsung dari RCC maupun FCC tanpa memberi tahu CSS," kata Machfudz.

Sarana pendukung lain di IMSS adalah Nobletec yang berfungsi sebagai monitor posisi kapal-kapal yang melintas di sekitar CSS dan sebagai alat komunikasi dengan RCC dan FCC melalui text message application. "Adapun sumber tenaga sistem CSS berasal dari dua buah diesel generator 15 Kwh," katanya.

IMSS merupakan salah satu piranti teknologi militer yang mutakhir. Banyak negara di dunia yang menggunakannya sebagai salah satu perangkat sistem pertahanan dan keamanan negara.

Saat ini Indonesia memiliki 20 buah Coastal Surveillance System (CSS). 10 buah berada di Selat Malaka dan 10 buah berada di Selat Makassar. Juga 11 KRI yang dilengkapi IMSS. Tiga KRI di bawah Komando Armada RI Kawasan Barat, dan delapan KRI di bawah Komando Armada RI Kawasan Timur.

Indonesia juga memiliki dua Regional Command Center, yaitu RCC Batam dan RCC Manado, dua Fleet Command Center, yaitu FCC Jakarta dan FCC Surabaya, serta satu Headquarters (HQ), yaitu HQ Cilangkap.

Mengamankan perairan di ujung timur Pulau Kalimantan juga menyisakan berbagai cerita. Machfudz mengatakan, mereka tetap berjuang untuk mengemban tugas negara secara maksimal dalam segala keterbatasan.

"Yang paling terasa adalah akses menuju lokasi yang sangat sulit. Setelah menggunakan speed boat dari Sangkulirang menuju Manubar, perjalanan harus dilanjutkan dengan kapal rakyat menuju Tanjung Mangkalihat selama beberapa jam," katanya.

Saat ini Mako Lanal Sangatta menugaskan empat personel di Pos TNI AL Tanjung Mangkalihat. Mereka harus apel di Mako Lanal dalam dua bulan sekali. Dalam kondisi ini, Machfudz mengatakan mereka berupaya mengemban tugas dengan sebaik baiknya.

Yang menarik, karena belum ada BTS tower, mereka hanya bisa berkomunikasi dengan pesan singkat. "Untuk mencari sinyal, kami harus naik motor tujuh kilometer. Itu pun sinyalnya terputus-putus. Jadi komunikasi dengan Mako Lanal lebih banyak lewat SMS. Kami mengecek dua hari sekali," katanya.

Karena merasakan sendiri kendala yang dialami, Machfudz menyampaikan beberapa kebutuhan mendasar kawasan yang dihuni sekitar 300 KK tersebut. "Yang utama adalah jalan darat. Selama ini kami harus lewat laut atau memutar ke arah Berau melalui Teluk Sulaiman. Jalan tembus ke Manubar sangat diperlukan," katanya.

Selain itu, pasokan listrik masih mengandalkan genset. Kalaupun ada genset, masih mengandalkan pasokan solar dari Sulawesi. "Masyarakat banyak tergantung pada pasokan dari Sulawesi. Baik pangan maupun BBM," katanya.

Salah satu solusi untuk mengatasi problem listrik adalah dengan penggunaan solar cell atau pembangkit listrik tenaga surya. Hal ini perlu diupayakan secara serius. "Di kawasan tersebut juga belum ada dermaga. Perjalanan harus disambung dengan kapal kecil sampai ke tepian," katanya.

Selaku personel TNI yang juga berposisi sebagai masyarakat, Machfudz pun berharap agar geliat pembangunan bisa ditularkan secara proporsional di kawasan tersebut. Sehingga mampu menjadi "pelepas dahaga" bagi para warga yang terpisah jarak ratusan kilometer dengan ibukota kabupaten.




Sumber : Tribunnews

Kohanla Strategi Baru TNI AL

JAKARTA-(IDB) : Strategi militer baru dirancang oleh Markas besar TNI Angkatan Laut. Sistem itu berupa pembentukan Komando Pertahanan Laut. Tugasnya untuk mengkoordinasi armada-armada yang ada di Indonesia.
   
Dalam sistem yang ada sekarang, garda laut Indonesia dibagi menjadi dua yakni armada barat (Armabar) dan armada timur (Armatim). Armabar berbasis di Jakarta, sedangankan Armatim di Surabaya.
   
Rencananya, sistem Komando Pertahanan Laut akan membuat astu armada baru di tengah. "Jadi, ini nanti terpadu, akan ada armada tengah yang juga membawahi kapal perang," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksmana Pertama Untung Suropati di Jakarta kemarin.
   
Armada tengah direncanakan akan dibangun di Makassar. "Masih menunggu persetujuan final di level Presiden," katanya. Pengembangan postur ini menurut Untung akan diikuti oleh strata kepangkatan.
     
Untuk Kohanla akan dipimpin oleh perwira tinggi dengan pangkat bintang 3 atau laksamana madya (laksdya). Adapun untuk tiap armada dipimpin oleh perwira tinggi bintang 2 atau laksamana muda (laksda).
     
Selain pemekaran armada, juga disetujui pembangunan satu pasukan Marinir (pasmar), yaitu Pasmar III di Sorong,Papua Barat. Selain di Sorong, atas perintah Presiden, Marinir juga dimekarkan di Batam.
     
Ditargetkan tahun ini sudah selesai pembangunan dan bisa difungsikan satu batalion infanteri-10 di Pulau Setoko,Batam. "Semua sudah melalui pengkajian di Mabesal dan sudah disetujui di tingkat Mabes TNI," katanya.
     
Ide ini disambut positif dari kalangan peneliti militer. Direktur Lembaga Studi Pertahanan dan Strategi Indonesia Rizal Darmaputera menilai Kohanla bisa menjadi sarana TNI AL melakukan perbaikan penegakan hukum di laut. "Ancaman laut masih menjadi ancaman utama dalam postur gelar pertahanan militer kita," kata Rizal.
     
Menurut Rizal, ancaman konvensional juga bisa melebar ke ancaman kawasan tatkala menyangkut daerah yang masih sengketa. "Contoh paling nyata adalah konflik di Laut China Selatan," ujar alumni IDSPSS Jenewa itu.
     
Rizal menegaskan bahwa keberadaan Kohanla sudah merupakan keharusan untuk menangkal potensi-potensi ancaman itu. "Khusus kapal patroli, TNI AL harus memiliki kapal patroli udara, laut, dan udara-laut,"katanya. 




Sumber : JPNN

Rapim 2013, MEF Bisa Dipercepat


 
JAKARTA-(IDB) : Seperti biasanya, di awal tahun, Kementrian Pertahanan melaksanakan rapat pimpinan. Demikian pula pada Rabu 9 januari 2013 kali ini. Rapat pimpinan dibutuhkan untuk menyampaikan Kebijakan Menteri Pertahanan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pertahanan negara Tahun Anggaran 2013. Dalam bidang perkuatan pertahanan terutama alutsista, di tahun 2013 akan dilakukan pemantapan terhadap berbagai jenis persenjataan yang sudah dilirik.


Bahkan, Menteri Pertahanan dalam konferensi pers-nya menyatakan, Renstra Perkuatan yang tertuang dalam Minimun Essensial Forces bisa dipercepat menjadi 2 Renstra saja. Hal ini terlihat dari dukungan dana pemerintah yang cenderung terus naik dan lebih besar dari yang direncanakan. Artinya tahapan MEF hanya cukup sampai MEF tahap 2 saja, yaitu di tahun 2019 kekuatan pertahanan minimum sudah bisa dicapai. Namun tentunya, dengan syarat adanya dukungan dana dari pemerintah.

Dalam sesi bincang ringan dengan ARC, Wamenhan Sjafrie Sjamsuddin menyatakan, di tahun 2013, segala jenis kontrak dan penjajakan alutsista akan dilanjutkan, bahkan jika bisa dipercepat.  Persenjataan yang dimaksud antara lain heli serang Apache, Kapal Light Fregate serta MBT Leopard 2. Bahkan, Wamenhan memastikan, kontrak MBT Leopard 2 sudah di tanda tangani pada pertengahan Desember 2012 lalu.

Lebih Lanjut, ARC mencari kejelasan soal kontrak Leopard 2. Kali ini ARC mendatangi Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan, Mayjen Ediwan Prabowo. Ia menjelaskan, pengadaan Leopard 2 memang sudah ditanda tangani pada pertengahan Desember. 

"Jumlahnya tetap sama, yaitu sekitar 160 buah yang terdiri dari campuran Leopard 2RI, Leopard 2A4, tank marder serta sejumlah tank pendukung", demikian kata Mayjen Ediwan. Saat ditanya kapan tibanya Tank buatan Jerman tersebut, Mayjen Ediwan menerangkan tergantung kapan efektif kontrak terjadi. 

Rentang waktu efektiuf kontrak adalah sekitar 3 hingga 9 bulan sejak tanda tangan kontrak. Selama masa itu berlangsung proses politik di DPR (pencabutan tanda bintang, dll) dan serta keuangan yang berlangsung di Kementrian keuangan. Namun demikian, Kemenhan akan mengupayakan proses tersebut berlangsung 3 bulan saja. "Lalu, 9 bulan setelah itu Tank pertama akan tiba di Tanah air", kata Mayjen Ediwan sambil tersenyum.

Selain Leopard 2, Alutsista yang masih dalam pembahasan intensif adalah heli serang Apache. Kabaranahan Kemhan menjelaskan, proses politik di Amerika sudah selesai, namun harga heli memang terlalu mahal. Mahalnya harga heli dijelaskan lantaran standar operasional harus mengikuti yang berlaku di Amerika Serikat. Dan kini dari kementrian Pertahanan sedang melakukan negosiasi terkait heli tersebut. Nah, kita doakan saja semoga semua proses berjalan lancar dan lebih cepat.





Sumber : ARC

Menhan : Pemblokiran Anggaran Tidak Pengaruhi Pengadaan Alutsista Utama

JAKARTA-(IDB) : Pemblokiran anggaran oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terkait dugaan kongkalikong sebagaimana laporan Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam tidak akan mengganggu program alutsista (alat utama sistem pertahanan).

Menteri Pertahan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, jumlah anggaran yang diblokir sebesar Rp678 miliar di luar alutista utama. Jumlah itu untuk alutista cadangan.

"Ada alutsista pendukung. Itu yang masuk Rp678 miliar. Mesti dipisah dengan dukungan masterlist. Kalau alutsista sendiri bisa dipercepat dan bisa dua renstra (rencana strategis)," kata Purnomo, dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Rabu (9/1/2012).

Ditempat yang sama, Panglima TNI Agus Suhartono menjelaskan, blokir anggaran TNI oleh Kemenkeu bukan berarti semua anggaran TNI tidak bisa digunakan. Anggaran yang diblokir memang diajukan TNI dan untuk kebutuhan TNI. Namun, tidak masuk pada program alutista utama.

Dia mengatakan, pembelian alutsista utama adalah untuk menambah kekuatan pertahanan. Sementara, alutsista cadangan atau yang diblokir tersebut adalah untuk mengganti peralatan yang sudah ada.

"Di samping pengadaan alat baru TNI juga meningkatkan alutista yang ada. Kalau alat komunikasi tidak bisa digunakan, maka harus pakai yang baru," jelas Agus.

Pada prinsipnya, Agus mengatakan anggaran Rp678 miliar tersebut dibutuhkan TNI.
"Alat-alat itu dibutuhkan apalagi sistem keterbukaan informasi alat-alat komunikasi canggih. Kalau ada berita TNI bisa disadap, makanya kami juga berpikir," jelasnya.

Sebelumnya, Seskab Dipo Alam menyurati Menkeu Agus Martowardjojo soal pemblokiran anggaran. Pemblokiran diduga atas perintah Seskab terkait tudingan adanya kongkalikong dengan DPR. 

Menhan laporkan kongkalikong anggaran alutsista ke Polisi

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, Kemenhan telah melaporkan adanya dugaan kongkalikong terkait anggaran alutsista ke aparat penegak hukum. Selain itu proses audit juga telah dilakukan untuk menyelidiki dugaan kongkalikong.

"Itu disampaikan ke aparat hukum dan sudah dilakukan audit," ujar Purnomo usai rapat dengan jajaran Pimpinan Kemhan di kantornya, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (9/1).

Purnomo menjelaskan, laporan tersebut telah ditangani oleh pihak aparat hukum. Namun demikian, dia menyatakan belum mengetahui sejauh mana proses pemeriksaan dijalankan.

"Untuk proses yang di luar kami (Kemenhan), tanyakan ke pihak terkait," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Panglima TNI Agus Suhartono menerangkan, apabila terjadi proses kongkalikong anggaran dalam proyek pengadaan alutsista, dapat dipastikan hal itu berada di tangan perusahaan yang membuat kontrak. Ini karena, informasi terkait alutsista yang akan dibeli didasarkan pada data pabrikan.

"Manakala pabrikan memberi data yang tidak benar, pabrikan yang akan menindaklanjuti," pungkas Agus.





Sumber : Inilah

Amerika Rancang Kapal Tanpa Awak Pembunuh Kapal Selam

Desain ACTUV, kapal tanpa awak anti-kapal selam AS
Desain ACTUV, kapal tanpa awak anti-kapal selam AS.
WASHINGTON-(IDB) : Jumlah kapal selam diesel-listrik kian meningkat di seluruh dunia dan dapat mengancam armada Angkatan Laut AS. Upaya untuk mengatasi resiko yang dapat ditimbulkan oleh kapal selam kecil dan silent seperti itu menjadi sangat penting bagi AS, terutama di daerah litoral dan selat sempit.
"Tujuan kami adalah untuk transisi dan perubahan cara operasional Angkatan Laut," kata Scott Littlefiel, manajer program Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) Anti-Submarine Warfare Continuous Trail Unmanned Vehicle (ACTUV). "Hal Ini akan menciptakan asimetri bagi keunggulan kami, meniadakan ancaman dari kapal selam akan menghemat sepuluh persen biaya untuk membangun kapal selam."

Kontraktor pertahanan AS Science Applications International Corporation (SAIC) saat ini tengah mengembangkan sebuah konsep baru kapal permukaan tanpa awak. Kapal tersebut akan dapat menemukan dan melacak kapal selam jauh di bawah air, pada tingkat presisi, persisten dan fleksibilitas yang jauh melampaui kapal perang permukaan berawak anti-kapal selam saat ini. 

Kapal permukaan baru ini akan menjadi menjadi sangat penting sebagaimana misi Angkatan Laut AS yang saat ini difokuskan pada kawasan litoral di Selat Hormuz, Teluk Persia, Laut China Selatan, Afrika Timur, Laut Mediterania dan Laut Karibia.

ACTUV kapal tanpa awak AS
ACTUV akan dilengkapi dengan berbagai sensor
untuk mendeteksi dan melacak setiap jenis kapal selam
secara terus-menerus, bahkan kapal selam silent
Pada Agustus 2012, DARPA dianugerahi kontrak oleh SAIC sebesar US$ 58 juta untuk pengembangan prottipe Anti-Submarine Warfare Continuous Trail Unmanned Vehicle (ACTUV) yang rencananya siap untuk uji laut pada pertengahan 2015. SAIC adalah salah satu dari beberapa perusahaan yang mengembangkan desain konseptual untuk kapal baru di AS. Badan ini lebih memilih desain haluan yang menusuk gelombang (Trimaran) untuk prototipe. Menurut SAIC, desain semacam ini akan mampu melakukan misi terus-menerus hingga tiga bulan di laut, yang beroperasi secara mandiri, atau semi-otonom.
Kapal ACTUV ini dirancang agar mampu beroperasi sepenuhnya secara mandiri, menyediakan respon cepat tanggap dalam jaringan pengawasan maritim global. Jaringan ini akan ditransfer ke alutsista berawak dan tak berawak lainnya seperti pesawat P-8A Poseidon dan Pesawat RQ-4C Triton (Bams).

Kapal ACTUV ini akan memiliki kecepatan tinggi untuk bisa secepatnya tiba daerah operasi, dengan cepat membuat track kapal selam diesel-listrik silent dan bayangan target tersebut selam berbulan-bulan, lebih dari ribuan kilometer, dengan input manusia yang minimal.
Untuk deteksi awal, ACTUV mengandalkan sensor sendiri atau dari sonobuoy (sebuah sistem sonar) yang dijatuhkan dari pesawat intai maritim, drone atau kapal lainnya. Efektif mengkover wilayah yang luas, sonobuoy ini akan memberikan indikasi awal tentang keberadaan target yang dicurigai, lalu maju dikerahkan ke daerah yang telah ditunjuk.

Dengan tibanya kapal ACTUV di daerah tersebut, kapal tak berawak ini akan menyebarkan sonar aktif-pasif frekuensi menengah jarak jauh dari dua sisi pod-nya, untuk memverifikasi keberadaan kapal selam, dan mengidentifikasi daerah-daerah mana saja yang berada dalam ancaman (AOU-Area of Uncertainty) kapal selam itu, dan membatasi gerakan kapal selam di wilayah itu. Tingkat lanjut dengan menggunakan dua sonar tingkat tinggi yang terletak di lambung utama, digunakan untuk meningkatkan presisi pelacakan dan keakuratan misi. Setelah berada di dekat target, ACTUV lalu menggunakan magnetometer arrays untuk memberikan informasi tambahan mengenai aktivitas target. Setelah membuat track secara kontinyu, sonar dengan frekuensi yang sangat tinggi digunakan untuk menggambarkan citra akustik dari target, sehingga mengidentifikasi dan mengklasifikasikan kapal selam (target) secara spesifik. Setelah AOU (darah ancaman) ditentukan dan ancaman positif di identifikasi, sehingga memverifikasi batasan AOU, maka sudah dapat dipastikan mana daerah yang aman untuk dilalui. ACTUC akan terus membayangi kapal selam yang dicurigai untuk menghindari resiko serangan dengan menghindar, atau kapal selam ini akan diserang bila bertindak agresif.

ACTUV menggunakan sonar frekuensi tinggi
ACTUV menggunakan sonar frekuensi tinggi untuk mengidentifikasi kapal selam. Foto konsep : DARPA
Kapal ACTUV dirancang untuk menetralisir ancaman dari kapal selam konvensional bertenaga diesel-listrik, termasuk juga kapal selam yang menggunakan Air Independent Propulsion (AIP). Kapal selam yang sudah "dikunci" oleh ACTUV, sangat beresiko untuk diserang armada AS meskipun tetap berusaha silent atau berusaha menghindari ACTUV sampai kapal selam tersebut kembali ke pangkalan.

ACTUV juga dirancang untuk mengambil alih peran kapal permukaan berawak (ASW) yang saat ini  digunakan AS untuk menjaga kelompok kapal tempur atau armada lain dari ancaman kapal selam. Operasi otonom dari ACTUV ini akan menjadikan Angkatan Laut AS lebih optimal menggunakan alutsista berawak secara ofensif dan peran pendukung lainnya yang memerlukan sumber daya manusia.
Desain akhir dan rencana produksi untuk prototipe ACTUV akan dilakukan di fase dua, pembangunan prototipe dijadwalkan selesai pada fase tiga, uji coba oleh pemerintah ada di fase empat untuk menunjukkan sebuah kapal eksperimental yang mampu secara independen disebarkan ke daerah jauh/terpencil yang luput dari kontrol pengawasan sekaligus meningkatkan kemampuan Angkatan Laut AS.
 
 
 
 
 
Sumber : Artileri

Persiapan Peluncuran Roket Lapan RX-550

Roket RX-550 Lapan
Roket RX-550 Lapan
JKGR-(IDB) : Awal tahun 2013 merupakan hari-hari yang menegangkan bagi Deputi Bidang Teknologi Dirgantara LAPAN Prof Dr Ing Soewarto Hardhienata. Dia memiliki target untuk menerbangkan roket Lapan RX-550 pada tahun 2013, sementara uji statis  RX-550 yang dilakukan tanggal 29 September 2012, masih menemui kendala. Uji statis pertama dilakukan tahun 2011 silam.

Komponen nosel roket RX-550 kembali mengalami masalah dalam uji statis di Stasiun Pengamatan Dirgantara LAPAN Pameungpeuk, Kabupaten Garut- Jawa Barat. Desain struktur nosel roket RX-550 belum mampu menahan tingginya suhu pembakaran. Akibatnya, komponen material nosel roket terlepas sebelum proses pembakaran propelan berakhir di detik ke 14.

Prof Dr Ing Soewarto Hardhienata berencana mengubah desain struktur nosel roket, agar hasil akhirnya seperti yang diharapkan. Lapan pun kembali membangun seluruh komponen roket RX-550 serupa, untuk melakukan uji statis tahap ketiga pada awal tahun 2013.

Prof Dr Ing Soewarto berharap daya dorong roket bisa melebihi 25 ton dalam waktu 7 detik. Adapun proses pembakaran propelan  ditargetkan 14 detik hingga bahan bakarnya habis. Kunci utama yang harus diselesaikan Lapan adalah membuat struktur material nossel bisa bertahan selama pembakaran, agar roket RX-550 mampu terbang sejauh 300 km ke luar angkasa.

Roket RX-550 berdiameter 550 milimeter ini, memiliki panjang keseluruhan 9 meter dan membawa bahan bakar jenis HTPB (hydroxyl toluen poly butadiene) sebanyak 1,8 ton.

Target yang dipatok Lapan pada tahun 2013 adalah peluncuran roket ke luar angkasa untuk membawa peralatan pengukur atmosfer. Roket ini akan dilepas di Morotai, Maluku Utara di atas samudra Pasifik.

Jika semua itu mulus maka tahun 2014, roket lapan diproyeksikan untuk mengangkut satelit buatan lapan, untuk diorbitkan ke luar angkasa.

roket lapan2

Akankah target ini tercapai ?

“Kami yakin target roket RX-550 mengudara di 2013 masih bisa dicapai dan ditargetkan mampu terbang sejauh 300 km,”  ujar Prof Dr Ing Soewarto Hardhienata. Pengalaman kesuksesan peluncuran roket RX-420 dan RX-320 serta panjangnya proses penelitian RX-550 dari 2011, cukup untuk dijadikan kunci keberhasilan program ini.

roket-tni
Di pihak lain, TNI berharap teknologi roket sonda Lapan bisa dikembangkan dan dimanfaatkan untuk keperluan militer. 

Pada tahap awal TNI akan mengembangkan roket balistik berdaya jangkau 100 km dengan kaliber 350 mm dan terus ditingkatkan jangkauannya hingga menjadi Roket kendali. 

Proyek ini melibatkan Konsorsium: Kementerian Ristek, PT Pindad, PT Dahana, PT Dirgantara Indonesia, LAPAN, BPPT, LIPI, ITB UGM dan ITS.

Pemerintah pun terus meningkatkan anggaran untuk pos pertahanan. Jika pada tahun 2004 hanya Rp, 21,7 triliun, maka tahun 2013 ini telah mencapai Rp 77 triliun.

Sejak peluncuran pesawat CN-235 tahun 1983, bangsa Indonesia memang tidak pernah lagi menyaksikan program prestisius sekaliber itu. Semoga tahun 2013 ini (30 tahun berlalu), Roket RX-550 Lapan bisa terbang ke luar angkasa membawa satelit yang juga buatan Indonesia.





Sumber : JKGR 

Penutupan Kursus Kontra Barvo

BANDUNG-(IDB) : Kursus Kontra Teror Bravo bertujuan memberikan bekal awal tentang pengetahuan, keterampilan dan kemampuan khusus bagi prajurit Paskhas yang akan tergabung dalam detasemen bravo, agar dapat melaksanakan tugas penanggulangan teror yang dilandasi jiwa Sapta Marga dan memiliki kesemaptaan jasmani yang kuat dan baik.

Hal tersebut disampaikan Komandan Wing III Paskhas Kolonel Psk Yudi Bustami, dalam sambutan tertulisnya pada pelaksanaan upacara penutupan Pendidikan Kursus Kontra Teror Bravo Aangktan   IX, yang  berlangsung di lapangan Upacara Wing III Paskhas,  Lanud Sulaiman, Bandung, Baru-baru ini.

Lebih Lanjut Danwing menjelaskan, untuk mendukung tugas-tugas Korpaskhas maupun tugas bersama satuan lainnya, sebagai anggota Detasemen Bravo Paskhas dituntut untuk memiliki kemampuan khusus dibandingkan prajurit Paskhas lainnya, yang merupakan salah satu persyaratan terpenting dalam bertugas. hal ini disebabkan Detasemen Bravo sebagai bagian dari satuan Khusus TNI yang memiliki tugas-tugas dari pimpinan TNI  yang sifatnya khusus.

Kolonel Psk Yudi Bustami Mengharapkan, dengan telah selesainya pendidikan ini, mantan siswa untuk tetap berlatih dengan disiplin dan kontinyu sebab ilmu yang diperoleh dalam pendidikan ini masih perlu pengembangan lebih lanjut dalam aplikasi dilapangan. dengan demikian saudara sebagai anggota bravo paskhas akan selalu siap bertugas setiap saat dengan dilandasi sikap mental yang tangguh, tanggap, dan trengginas untuk mengatasi setiap bentuk ancaman dan gangguan yang datang.




Sumber : ARC