Pages

Jumat, Desember 21, 2012

KSAU Diminta Utamakan Alusista Dalam Negeri

JAKARTA-(IDB) : Marsekal Madya Ida Bagus Putu Dunia resmi menjabat kepala staf angkatan udara (KSAU) ke-19. Serah terima jabatan dipimpin oleh Panglima TNI Marsekal Agus Suhartono di Taxi Way Echo Lanud Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (21/12).

Setelah menjabat sebagai KSAU selama tiga tahun satu bulan 12 hari, Marsekal Imam Sufaat akan menjalani masa pensiun.

Dalam sambutannya, Panglima TNI menyatakan, rotasi jabatan merupakan hal wajar di lingkungan TNI. Ia memberi pesan kepada Ida Bagus untuk memperkuat alutsista dan penyempurnaan strategi keamanan udara sesuai sasaran kebijakan kemampuan pokok minimum kekuatan udara.

"Pentingnya menegakkan kedaulatan udaa nasional dalam rangka mendukung pertahanan udara," kata Panglima TNI. Ia mengimbau agar KSAU nanti juga memikirkan perkembangan dunia kedirgantaraan nasional untuk memperkuat sistem pertahanan udara Indonesia.

Dengan mengutamakan pengembangan dan pembelian industri dalam negeri, diharapkan industri dirgantara Indonesia bisa berkembang. "Diharapkan dengan begitu ketergantungan terhadap alutsista luar negeri bisa dikurangi," ujar Panglima TNI.

Ida Bagus merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU)1981 dan merupakan pria keturunan Tabanan, Bali. Ia memulai karier sebagai penerbang Wingdik 1 Lanud Adi Sutjipto. Kariernya mulai meroket pada 2011 menjabat gubernur AAU.

Pada Juli lalu, ia mendapat promosi bintang tiga dengan jabatan komandan sekolah staf dan komando (Dansesko) TNI. Berselang lima bulan, Ida Putu akan menyandang bintang empat dan menjadi putra Bali pertama yang menjadi orang nomor satu di lingkungan AU.




Sumber : Republika

Klewang Next Generation Siap Di Bangun Tahun Depan

JAKARTA-(IDB) : PT Lundin Industry Invest, perusahaan pembuat kapal perang asal Banyuwangi, Jawa Timur, akan memulai pembuatan KRI Klewang kedua pada Januari 2013. "Semoga awal 2013 bisa dimulai," kata Direktur PT Lundin, Lizza, dalam pesan pendeknya, Kamis, 20 Desember 2012.

Menurut Lizza, KRI Klewang kedua akan dibuat dengan bahan yang sama dengan yang digunakan saat pembuatan KRI Klewang pertama, yakni komposit karbon. Namun dilengkapi dengan teknologi anti terbakar sehingga diharapkan peristiwa kebakaran yang menimpa KRI Klewang pertama tidak terulang.

Lizza enggan menjelaskan secara detail mengenai desain dan asal bahan yang akan dipakai dalam pembuatan KRI Klewang kedua. "Masih rahasia," ujarnya.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Untung Surapati mengatakan Angkatan Laut sedang mengkaji tiga opsi penggantian kapal perang KRI Klewang 625. "Sampai hari ini kami belum memutuskan memilih opsi yang mana," kata Untung.

  1. Opsi pertama, kapal baru dengan material sejenis kapal lama, namun dengan kualitas bahan yang lebih baik.
  2. Opsi kedua, kapal sejenis namun materialnya diganti, dari komposit fiber menjadi baja atau aluminium.
  3. Opsi ketiga, jenis kapal diganti menjadi KCR-60.
KRI Klewang 625 yang merupakan proyek pertama pesanan TNI Angkatan Laut terbakar Jumat sore, 28 September 2012 lalu. Hasil penyelidikan PT Lundin menyebutkan terbakarnya kapal tersebut karena korsleting listrik saat pemasangan mesin dan instalasi listrik dari galangan ke kapal.

Kepala Dinas Penerangan Komando Armada Timur Surabaya, Letnan Kolonel Yayan Sugiana, menolak berkomentar ihwal pembuatan KRI Klewang dua. Yayan beralasan kewenangan pengadaan alutsista ada di Kementerian Pertahanan. "Saya tidak berhak menjawab, karena kami hanya sebagai pengguna," ucapnya.

KRI Klewang 625 sebelumnya didesain sebagai kapal cepat rudal berlambung tiga (trimaran). Kapal yang dibangun dengan biaya Rp 114 miliar ini menggunakan teknologi mutakhir berbahan komposit karbon.

PT Lundin mengklaim teknologi komposit karbon merupakan yang pertama di Asia. Kelebihannya, kapal lebih ringan dan irit bahan bakar sehingga bisa melesat denga kecepatan hingga 30 knot.

Perusahaan itu memulai pembuatan Klewang pada 2007 dengan melakukan riset ke sejumlah negara. Pembuatannya baru dilakukan pada 2009. Proyek ini didanai APBN 2009 hingga APBN 2011 senilai total Rp 114 miliar.

Namun sebelum Klewang dioperasikan oleh TNI AL, kapal sepanjang 63 meter itu terbakar hebat hingga ludes. TNI AL menilai insiden itu menjadi tanggung jawab PT Lundin karena belum diserahterimakan kepada TNI AL.




Sumber : Tempo

Menuju Kekuatan Militer Yang Disegani Di Kawasan

JAKARTA-(IDB) : Berbicara soal pertahanan negeri ini maka berita yang terbilang mengejutkan muncul dari acara pemberian gelar Doctor of Philosophy (PhD) in Leadership of Peace dari Universiti Utara Malaysia, Rabu (19/12/2012) kepada Presiden SBY. 

Gelar akademik kehormatan itu diberikan sebagai penghargaan terhadap kontribusi aktif Presiden SBY dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara. Mengapa saya sebut cukup mengejutkan karena dalam acara tersebut Presiden SBY menyatakan bahwa bukan jaminan bahwa di masa-masa mendatang kawasan ini akan tetap aman dan damai seperti selama 30 terakhir ini.


Lebih lanjut Presiden SBY mengatakan tetap adanya peluang terjadi konflik terbuka merupakan konsekuensi logis dari perbedaan antar negara-negara yang ada di kawasan ini. Mulai dari segi ideologi, sistem politik, kebijakan ekonomi, kepentingan, serta kebijakan dan strategi nasionalnya masing-masing negara anggota ASEAN.

Saya berpendapat bahwa pidato Presiden RI tersebut diatas menunjukkan adanya sebuah kemajuan dari sisi cara berpikir para pengambil kebijakan di negeri ini soal pertahanan Negara kita. Meskipun disampaikan dengan santun tanpa menunjuk pihak Negara manapun sebagai ancaman nyata Republik Indonesia, pidato tersebut ingin menunjukkan kepada setiap Negara di kawasan bahwa negeri kita mau tidak mau suka tidak suka harus tetap bersiap sedia menghadapi konflik apapun termasuk peperangan terbuka dengan Negara lain. Pernyataan Presiden RI tersebut hendaknya diterjemahkan oleh para pengambil keputusan negeri ini dan terutama para petinggi militer kita untuk menjadikan angkatan perang RI sebagai kekuatan militer yang mampu melindungi Negara RI dan menjadi kekuatan militer yang cukup diperhitungkan di kawasan.

Agar menjadi kekuatan militer yang diperhitungkan di kawasan maka yang diperlukan adalah modernisasi angkatan perang RI dengan tetap memelihara kemampuan perang defensif aktif dan berlarut (kemampuan perang gerilya) serta daya juang yang tinggi. Modernisasi militer RI menuntut setiap matra memiliki peralatan perang termasuk didalamnya persenjataan yang cukup modern dan dalam jumlah yang cukup menggentarkan sehingga bisa digunakan untuk memenangkan peperangan modern.

Setiap matra dalam militer RI harus mampu melakukan serangan jarak jauh hingga diluar batas Negara untuk menjamin tidak satupun wilayah RI yang bisa diserang apalagi direbut musuh dengan mudah, ini berbeda dengan kemampuan militer kita sebagaimana ditunjukkan dalam setiap latihan militer yang pernah dilakukan dimana selalu memakai skenario membiarkan Negara kita diserang dahulu,bebarapa wilayah RI diduduki dan kemudian baru direbut kembali denga mengandalkan pasukan gabungan yang didatangkan dari Pulau Jawa. Skenario seperti ini manafikan kenyataan bahwa Negara RI adalah Negara Kepulauan dimana setiap pulau dikelilingi laut yang sudah pasti rentan terhadap aksi blokade Negara asing, apa jadinya jika pada serangan pertama terhadap Negara RI setiap pulau diisolasi, diblokade laut dan udara dan dibiarkan tidak saling berhubungan selama peperangan berlangsung ? 

Agar mempunyai kemampuan serang jarak jauh (expeditionary force) mau tidak mau, suka tidak suka, maka militer kita harus mempunyai kekuatan laut dan udara yang cukup kuat terutama untuk melindungi pergerakan maju matra darat. Dalam setiap latihan militer gabungan yang pernah dilakukan sering manafikan perlindungan udara atas pergerakan pasukan darat maupun pergerakan gugus tempur laut armada kita. Perlindungan udara biasanya diperankan oleh kombinasi dari pesawat2 tempur dan kapal-kapal perang berkemampuan pertahanan udara. Hal yang sama juga terjadi dalam setiap pergerakan kapal-kapal dan pesawat angkut logistik ; padahal perlindungan udara mutlak diperlukan untuk memenangkan peperangan modern.

Saya amat mengkhawatirkan pasukan lintas udara kita dihancurkan musuh ketika sedang diangkut dalam pesawat Hercules, demikian juga saya amat khawatir pasukan marinir dan pasukan darat kita ditenggelamkan saat sedang berlayar menuju pulau-pulau yang akan dipertahankan, jangan sampai itu terjadi, hancur sebelum berperang; maka berubah dan bersiaplah sebab tidak ada jaminan negeri ini tidak diserang kekuatan militer asing.





Sumber : Kompasiana

198 Siswa Marinir Jalani Diko

SITUBONDO-(IDB)  : Sebanyak 198 siswa dari Pendidikan Pertama Tamtama TNI-AL dan ditambah Kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) menjalani Pendidikan Komando sebagai puncak dari program Pendidikan Marinir yang dijadwalkan hingga Maret 2013.

Pendidikan Komando yang diawali dengan problem laut tersebut, dibuka Komandan Pusat Pendidikan Infanteri Kodikmar Kolonel (Mar) Bambang Sukarno di Pusat Latihan Pertempuran Marinir Asembagus, Situbondo, Jatim, Kamis.

Dari 198 siswa tersebut, sebanyak 174 orang merupakan siswa Pendidikan Pertama Tamtama angkatan ke-32 dan 24 siswa lainnya adalah Kadet AAL angkatan ke-59.

Kolonel Bambang Sukarno dalam amanatnya mengatakan, Pendidikan Komando merupakan bagian terakhir dari program Pendidikan Marinir yang diselenggarakan Pusat Pendidikan Infanteri Kodikmar.

Tujuan dari pendidikan ini untuk untuk membekali dan melatih siswa agar memiliki kemampuan dan ketrampilan mengenai taktik serta teknik Pasukan Komando, sebagai bekal dalam kedinasan di Kesatuan Marinir dan TNI AL.

"Pendidikan Komando harus dilalui seluruh calon prajurit Marinir mulai strata tamtama hingga perwira. Pendidikan ini juga sebagai sarana pengikat Korps agar memiliki satu jiwa dan satu hati yang menjadi kebanggaan setiap Prajurit Marinir," ujarnya.

Adapun materi latihan yang dijalani para siswa meliputi teori maupun praktek ketrampilan, mulai ketrampilan perorangan sampai taktik satuan kecil, yang semuanya merupakan ilmu dasar bagi prajurit Marinir.

Menurut Bambang, latihan yang dilaksanakan beberapa tahapan itu akan menguras tenaga dan ketahanan mental para siswa.

Tahapan awal dimulai dari latihan laut selama 15 hari, dilanjutkan dasar komando 27 hari, perang hutan 20 hari, gerilya delapan hari, dan terakhir tahap lintas medan selama tujuh hari dengan jarak tempuh sekitar 350 kilometer.

"Oleh sebab itu, perlunya mengutamakan faktor keamanan dan keselamatan, baik personel maupun material, dengan tidak mengurangi materi dan kualitas latihan," kata Kolonel Bambang Sukarno. 




Sumber : Antara

Koarmabar Laksanakan Latihan Menembak Dan Pembersihan Ranjau

JAKARTA-(IDB) : Kepala Dinas Penyelamatan Bawah Air Komando Armada RI Kawasan Barat (Kadislambairarmabar) Kolonel Laut (S) Darmansyah Nasution  memimpin latihan pembersihan ranjau dan menembak pada geladi tugas tempur (Glagaspur) Penyelam Tingkat II yang diberi sandi Gurita III di Kepulauan Seribu, Tanjung Priok, Jakarta Utara,  Rabu (19/12).
Pada latihan yang dilaksanakan di Kepulauan Seribu yang mengambil tempat di Pulau Damar dan pantai pasir pulau Wanara tersebut, peserta latihan yang terdiri dari 40 prang penyelam Dislambairarmabar melaksanakan latihan pembersihan ranjau di dermaga dan pantai. Selain itu, juga dilaksanakan latihan menembak menggunakan senjata laras panjang jenis senjata SS-1 dan AK-47 serta senjata laras pendek jenis pistol.

Kadislambairarmabar Kolonel Laut (S) Darmansyah Nasution  mengatakan, kegiatan latihan tersebut bertujuan untuk melatih dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan para penyelam dalam penguasaan materi dalam penggunaan peralatan selam serta meningkatkan naluri tempur dalam tim sesuai fungsi unit masing-masing
Lebih lanjut Kadislambairarmabar mengatakan, Latihan Glagaspur Penyelam Tingkat II tersebut merupakan latihan taktis dan teknis penyelam yang menggunakan metode pelajaran kelas dan lapangan. Selain pelajaran kelas dan lapangan dilaksanakan latihan jasmani dan kering.

Latihan Glagaspur Penyelam Tingkat II tersebut didukung personel dari Staf Operasi Koarmabar (Sopsarmabar), Komando Latihan Koarmabar (Kolatarmabar), Dinas Kesehatan Koarmabar (Diskesarmabar) dan Dinas Penerangan Koarmabar 





Sumber : Koarmabar

Kelangsungan Program KFX/IFX Tergantung Situasi Politik Korsel

JAKARTA-(IDB) : Meski tetap berusaha optimis, sinar kegalauan tampak tak bisa ditepis dari wajah Prof. Dr. Eddy S. Siradj. Dalam Lokakarya Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional RI yang berlangsung Kamis (20/12) di Gedung BPPT, Jakarta, dengan bersemangat Kabalitbang Kementerian Pertahanan ini memaparkan panjang lebar kisah perancangan jet tempur masa depan KFX/IFX (Korean-Indonesian Fighter Experiment) yang tengah digarap Indonesia dan Korea Selatan. Proyek prestise bilateral ini dikatakan baru saja menyelesaikan tahapan Technology Development, dan akan masuk ke tahapan Engineering Manufacturing Development. Ia tak bergeming ketika sejumlah peserta lokakarya menanyakan soal kesanggupan teknis dan finansial Indonesia.

“Kebijakan pemerintah untuk bekerja sama dengan Korea Selatan membuat KFX/IFX sudah disepakati pada 2009. Pemerintah optimis, masak saya selaku pelaksana tidak optimis?” tangkis Eddy menjawab pertanyaan kritis pengamat kedirgantaraan Chappy Hakim soal penyelesaian program ini.  Mantan KSAU ini juga mempertanyakan kenapa justru bekerja sama dengan Korea? Ia rupanya risau terhadap efek Korea sebagai negara yang masih dalam status perang (dengan Korea Utara). Dalam kondisi seperti itu dikuatirkan Indonesia hanya akan menjadi bagian dari kepentingan Korea. Chappy juga mengkritisi soal KFX/IFX yang masih terbilang varian F-16. “Kenapa kita tidak buat yang benar-benar baru saja sekalian?” tanyanya.

Tapi lain halnya ketika Angkasa menanyakan soal upaya pemotongan anggaran pengembangan KFX untuk 2013 yang telah digelindingkan Pemerintah Korea. Rona wajahnya segera berubah. Ia tiba-tiba agak galau. “Ya itu, memang masalah itu pula yang tengah merundung teman-teman enjinir KFX/IFX di sana. Kini di Korea, untuk penggarapan proyek ini, ada 140 enjinir, 30 persen di antaranya dari Indonesia. Mereka masih sama-sama menunggu keputusan yang akan dibuat Parlemen Korea. Keputusan itu belum ada karena Korea baru akan membentuk parlemen yang baru usai terpilihnya Park Geun-hye sebagai presiden belum lama ini. Kini, kelangsungan KFX/IFX memang praktis tergantung pada situasi politik di sana,” tuturnya.

Seperti diberitakan www.angkasa.co.id, 6 Desember lalu, pemerintah Korea akan memotong anggaran pengembangan KFX untuk 2013 atas pertimbangan perkembangan ancaman dan keamanan regional, serta oleh sebab pembatalan keikutsertaan Turki dalam proyek ini. Di lain pihak, oleh karena China dan Jepang telah sama-sama membuat jet tempur generasi ke-5, Pemerintah Korea belakangan kian tertarik pada pesawat tempur setingkat yang telah lama ditawarkan Boeing, AS, yakni F-15 Silent Eagle. Pengalihan perhatian ini dikuatirkan akan menyedot anggaran yang tak kecil dan akan mengganggu proyek KFX/IFX yang sedang berjalan.

Mendampingi Eddy Siradj, Prof. Dr. Muljo Widodo, salah seorang pimpinan Tim Enjinir Indonesia, menjelaskan, kedua pihak sudah menyelesaikan tahap Feasibility Study dan Technology Development, sesuai jadwal yang telah ditentukan. Selanjutnya kedua tim akan masuk ke tahapan Engineering Manufacturing Development lalu terakhir Production. Kedua tim telah mengurai ada sebanyak 432 core technology yang akan diemban jet tempur generasi 4,5 ini, di mana 48 di antaranya belum dikuasai. Teknologi yang masih harus dipelajari ini umumnya ada di seputar kemampuan menghindar dari radar. Begitu pun kedua pihak sudah saling mengetahui kelebihan masing-masing.

Lain politisi, lain pula yang dipikirkan kaum teknokrat. Dua tahun bekerjasama rupanya telah membuat kedua tim enjinir mengenal cukup mendalam. Di mata tim Indonesia, Korea dinilai  telah memiliki kemampuan membuat hampir semua sub-sistem yang diperlukan KFX. Sementara di mata tim Korea, Indonesia dinilai luar dugaan karena telah menguasai segi Air Combat System yang semula dianggap amat sulit. Jika semua tahapan berjalan lancar, Block 1 dari pesawat ini akan masuk tahapan produksi pada 2020. Setelah itu, kedua negara akan berpisah melakukan sendiri proses upgrading sesuai kebutuhan masing-masing. Namun, sekali lagi, jalan ke arah itu akan ditentukan perkembangan mendatang, setelah Parlemen Korea yang baru terbentuk.





Sumber : Angkasa

Indonesia Malaysia Sepakat Tingkatkan Kesejateraan Masyarakat Perbatasan

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah Republik Indonesia dan Malaysia melalui Kementerian Pertahanan dari kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerjasama dalam kegiatan patroli bersama di daerah perbatasan kedua negara. Selain itu, kedua negara juga sepakat untuk meningkatkan kerjasama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di perbatasan. Demikian dikatakan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro saat menggelar Konferensi Pers dengan media massa, Kamis (20/19) usai memimpin Sidang ke-39 General Border Committee Malaysia Indonesia (GBC Malindo) bersama dengan Menhan Malaysia Dato’ Seri Dr. Ahmad Zahid Hamidi di Jakarta. 

Lebih lanjut Menhan RI menjelaskan bahwa prinsipnya saat ini kerjasama di wilayah perbatasan itu tidak hanya khusus terkait dengan masalah patroli - patroli militer, tetapi juga mencakup kerjasama lainnya dalam pengembangan lebih lanjut di bidang sosial - ekonomi.

Apalagi, ditambahkan Menhan bahwa di Indonesia sekarang sudah terbentuk Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP). Jadi, kerjasama ini akan sejalan dengan perjalanan pembangunan nasional yaitu meningkatkan taraf hidup masyarakat di perbatasan, diantaranya selain masalah keamanan juga masalah sosial ekonomi.

Sementara itu, Menhan Malaysia mengatakan bahwa kerjasama antara kedua negara di bidang pertahanan melalui Forum GBC Malinndo telah mencapai kemajuan yang cukup baik, khususnya hubungan kerjasama antara Angkatan Bersenjata dari kedua negara. ”Saat ini, hubungan antarmiliter kedua negara cukup bagus, baik saat melakukan latihan maupun patroli bersama,” ungkapnya.

Lebih lanjut Menhan Malaysia berharap, peningkatan kerjasama pertahanan kedua negara tidak hanya terbatas dalam hubungan militer dengan militer melalui latihan bersama saja, namun juga diharapkan dapat ditingkatkan lebih luas lagi di bidang – bidang lainnya.

Indonesia Malaysia Punya Peran Penting Terhadap Stabilitas dan Kemajuan Kawasan

Dalam berbagai hal, Indonesia dan Malaysia memiliki banyak kesamaan, serta terdapat pertautan kepentingan (shared interests) baik dalam konteks regional maupun konteks internasional. Indonesia dan Malaysia adalah dua negara yang dalam tataran regional memiliki peran penting yang menentukan stabilitas dan kemajuan kawasan Asia Tenggara.
 
Demikian dikatakan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro saat memimpin Sidang ke-39 General Border Committee Malaysia Indonesia (GBC Malindo) bersama dengan Menhan Malaysia Dato’ Seri Dr. Ahmad Zahid Hamidi, Kamis (20/19) di Jakarta. 

Menhan RI mengatakan, implikasi dari posisi geografi Indonesia dan Malaysia yang berada pada cross-roads masyarakat internasional terutama posisi Selat Malaka yang semakin penting, ikut berpengaruh terhadap kompleksitas permasalahan yang akan hadapi dalam berbagai bidang oleh kedua negara di masa mendatang. 
 
Di wilayah perbatasan, masih terdapat permasalahan yang masih belum terselesaikan dan sudah barang tentu memerlukan semangat bersama untuk mencari solusi terbaik. “Disamping itu isu-isu keamanan terutama di wilayah perbatasan masih tetap memerlukan perhatian dan peningkatan usaha kita bersama khususnya dalam mencegah dan mengatasi isu-isu keamanan yang bersifat trans-national”, tambahnya.

Menurut Menhan RI, wilayah perbatasan adalah wilayah terdepan bagi kedua bangsa yang sangat berpotensi untuk dimanfaatkan oleh aktor-aktor yang menjadi pelaku trans-national crimes. Dalam kondisi global dan regional yang semakin tidak menentu (uncertainty), peningkatan usaha dalam bidang security serta memajukan kesejahteraan dan perekonomian semakin diperlukan.

Untuk itu, Menhan RI lebih lanjut berharap melalui forum GBC Malindo ini kedua negara dapat semakin meningkatkan kerjasama melalui agenda-agenda yang lebih konkrit. “Melalui forum GBC Malindo ini, diharapkan dapat mengeksplor bidang-bidang yang dapat dimanfaatkan bersama untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kedua negara”, harap Menhan RI.

Sejauh ini, lebih lanjut Menhan RI mengungkapkan bahwa forum kerjasama Malindo telah mengalami banyak kemajuan dengan hasil-hasil yang konkrit dan dirasakan manfaatnya, baik dalam mengatasi permasalahan keamanan di wilayah perbatasan ke dua negara, maupun dalam memajukan dan meningkatkan kesejahteraan, perekonomian dan sosial budaya kedua bangsa. 
 
Kontribusi kerjasama Malindo dapat terlihat dalam peningkatan hubungan pemerintah kedua negara juga hubungan antar bangsa yang semakin erat. Kinerja forum GBC Malindo yang terus meningkat juga ditunjukkan dari jumlah dan jenis aktivitas di berbagai bidang.

Menhan RI berharap, prestasi yang telah dicapai ini akan menjadi modal untuk kedua negara melangkah pada waktu-waktu mendatang dalam meningkatkan hubungan kedua negara. Sidang ke-39 GBC Malindo ini juga merupakan forum yang sangat penting dan strategis dalam memelihara dan meningkatkan hubungan kedua negara.

GBC Malindo menjadi wadah strategis untuk memfasilitasi kepentingan nasional kedua negara. “Seperti kita saksikan dari susunan delegasi GBC Malindo yang mencakup bidang-bidang Operasi dan Non-operasi, serta mencakup aspek security dan prosperity menggambarkan penting dan strategisnya forum ini”ungkap Menhan RI.





Sumber : DMC

Pertemuan Menhan Malaysia Dan Menhan RI Awali Sidang GBC Malindo Ke-39

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Kamis (20/12), menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan Malaysia Dato’ Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi, di Kantor Kemhan, Jakarta. Courtesy Call Menteri Pertahanan dua negara ini merupakan rangkaian acara Sidang tahunan General Border Committee (GBC) Malindo ke-39 yang pada tahun ini diselenggarakan di Jakarta. Sebelum diterima di ruang tamu Menhan, Menteri Pertahanan Malaysia disambut dengan Upacara Jajar Kehormatan Militer didampingi Menhan Purnomo Yusgiantoro dan dihadiri pula oleh Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin, Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto, Irjen Kemhan Laksdya TNI Sumartono dan pejabat Eselon I dan II Kemhan.
 
Dalam pertemuan ini kedua Menteri Pertahanan berharap Sidang GBC Malindo ke-39 yang berlangsung satu hari ini dapat memformulasikan dan memecahkan beberapa masalah perbatasan serta meningkatkan hubungan pertahanan kedua negara terutama di bidang industri pertahanan. Menhan Purnomo menjelaskan kepada Menhan Malaysia bahwa seiring dengan perkembangan situasi demokrasi dan bernegara di Indonesia, muncul beberapa instansi yang kemudian berhubungan dengan GBC Malindo ini. Perkembangan tersebut adalah dibentuknya Badan Koordinator Keamanan Laut (Bakorkamla) serta Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPB). Sehingga Menhan Purnomo Yusgiantoro berharap pertemuan tahunan RI – Malaysia ini dapat memfasilitasi perubahan-perubahan tersebut. 

Menhan Purnomo Yusgiantoro juga mengharapkan kehadiran Menhan Malaysia pada bulan Juni 2013 dalam latihan bersama TNI dengan Angkatan Bersenjata Malaysia yang kali ini akan dilaksanakan di Medan, Sumatera Utara. Saat menerima Menhan Malaysia, Menhan Purnomo Yusgiantoro didampingi Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo, dan Dubes Indonesia untuk Malaysia Herman Prayitno.





Sumber : DMC

Indonesia Rusia Perkuat Kerjasama Pertahanan

JAKARTA-(IDB) : Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya TNI Eris Herryanto, menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mr. Mikhail Galuzin beserta rombongan di Kantor Kemhan, Jakarta, Kamis (20/12).

Maksud kedatangan Dubes Rusia kepada Sekjen kali ini selain untuk memperkenalkan diri sebagai Dubes Rusia untuk Indonesia yang baru sejak pertengahan November lalu. Kunjungan tersebut juga untuk menjalin dan memperkuat kerja sama yang konstruktif antara Menhan RI dan Kedutaan Besar Rusia.

Menurut Eris, hubungan kerja sama kedua negara dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan adanya Joint Committee Meeting yang diselenggarakan setiap tahunnya.

Delegasi Indonesia dipimpin langsung oleh Sekjen Kemhan berharap berbagai permasalahan dapat terselesaikan dalam Joint Committee Meeting, seperti tahun lalu Joint Committee Meeting telah membahas sejumlah pembelian yang telah direncanakan mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. “Sesuai ketetapan saat ini adalah waktunya untuk melanjutkan program yang telah direncanakan tersebut,” kata Eris.




Sumber : DMC

Menristek: Indonesia Produksi Pesawat N219 Pada 2014

JAKARTA-(IDB) : Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, mengatakan, Indonesia akan memproduksi pesawat N219 pada 2014.

"Tahun ini masih dalam tahap desain, kemudian 2013 dibuatkan prototype dan 2014 akan diproduksi," ujar Menristek dalam lokakarya Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional di Jakarta, Kamis.

Pesawat yang mempunyai kapasitas 19 penumpang tersebut, akan melayani wilayah pegunungan dan sulit dijangkau.

Pesawat N219 adalah pesawat yang mempunyai dua baling-baling dan hanya membutuhkan landasan 500 meter.

"Angkutan udara memang diperlukan karena cepat, sarana mempersatu bangsa, menjangkau daerah terpencil, dan juga menunjang sektor lain."

Kemristek sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 310 miliar yang digunakan untuk pembuatan prototype.

Untuk memproduksi pesawat tersebut melibatkan sejumlah lembaga seperti Lapan, PT DI, dan BPPT, katanya.

Sementara itu, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Bambang S Tejasukamana, mengatakan bahwa pada tahun 2013 akan diproduksi empat pesawat prototype yang digunakan untuk uji terbang dan uji struktur.

"Hampir 70 persen bandara di Indonesia mempunyai landasan di bawah 800 meter," ujar Bambang.
 
Pesawat N219 tersebut, lanjut dia, sudah dipesan oleh sejumlah maskapai penerbangan sebanyak 50 unit. Namun sebelum dijual, kata Bambang, pihaknya akan melakukan sertifikasi terhadap pesawat tersebut.

Bambang mengatakan, pesawat yang dibuat tersebut lebih murah dibandingkan pesawat sejenis yang diproduksi negara lain.

Selain itu, pada tahun 2016 juga menargetkan akan memproduksi N245 dan pada 2017 memproduksi N270, katanya.(rr)

Dengan 310 M Lapan Dan DI Siapkan 4 Prototype Pesawat N 219

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) akan membuat empat buah pesawat prototype pesawat perintis N 219 pada awal tahun depan. Untuk proyek itu, Kementerian Riset dan Teknologi RI mengucurkan dana sebesar Rp 310 miliar.

"N 219 dikerjakan Lapan dan DI (PT Dirgantara Indonesia), proses power on sudah selesai dan sekarang menuju ke prorotyping," ujar Kepala Lapan, Bambang S Tejasukmana di Gedung BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (20/12/2012).

Dengan dana Rp 310 miliar, akan dihasilkan empat prototipe pesawat N 219. "Akan dibangun 4 prototype. Yang diujiterbangkan 2, diuji struktur 2 (tanpa mesin). Uji struktur seperti uji tabrakan," lanjutnya.

Pesawat berkapasitas 19 penumpang ini dinilai akan menjawab kebutuhan daerah-daerah terpencil yang tidak memiliki akses transportasi darat.

"Dia bisa mendarat di landasan pendek. Di lapangan rumput dan tanah juga bisa mendarat," jelas Bambang.

Hal ini diamini oleh Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta. "Yang mengerjakan Lapan, yang mengujinya BPPT, kita ristek yang mengkoordinir semuanya," kata Hatta.

"Untuk penumpang saja, tapi bisa sekalian barang juga," imbuhnya.

Pesawat ini ditargetkan selesai sertifikasi pada tahun 2014 mendatang. 
 
 
 
 
 
Sumber : Antara

Indonesia To Get $400 Mln Arms Credit From Russia

MOSCOW-(IDB) : Russia’s Vnesheconombank (VEB) will provide Indonesia with a total of $399.5 million in credit to finance purchases of aircraft and related equipment from Russia’s state-run arms export company Rosoboronexport.
 
The credit will be provided for a seven-year term, Rosoboronexport said.

This is the second credit agreement between VEB and Indonesia’s Finance Ministry in the past two years.

Last week VEB's deputy chief Alexander Ivanov said VEB won the Indonesian Finance Ministry’s tender to finance the purchase of six Russian-made Su-30MK2 Flanker multirole fighter aircraft.





Source : Rian