Pages

Kamis, Desember 20, 2012

Kilas Balik Belanja Alutsista Sepanjang 2012

ARC-(IDB) : 11 hari lagi, tahun 2012 berakhir. Sepanjang tahun 2012 ini, ternyata banyak sekali catatan mengenai perjalanan perkuatan TNI khususnya dalam bidang Alutsista. Berbagai kontrak pengadaan hingga kedatangan alutsista baru mewarnai bulan demi bulan di tahun 2012 ini. 

Diantara yang menjadi catatan penting antara lain kontrak pengadaan Kapal Selam, PKR10514, KCR-60, Su-30MK2, heli NBell 412 dari PT.DI hingga pengadaan meriam Caesar dan Astros. Sementara alutsista yang sudah tiba antara lain Super Tucano, CN-295, KRI Kujang dari jenis KCR-40 hingga tambahan pesawat latih KT-1B. 


Namun demikian, ada pula beberapa program pengadaan yang masih menimbulkan perasaan harap-harap cemas. Diantaranya mengenai pengadaan MBT Leopard II, Heli AKS serta heli serang yang entah nanti jenisnya apa. Di tahun 2013, kita harapkan tentunya semua program modernisasi berjalan dengan lancar dan tanpa perlu kegaduhan politik.

Ssstt... konon katanya, pengadaan kapal multi role light fregate Nahkoda ragam terus berjalan. Bahkan Mabes TNI-AL sudah menyiapkan satuan tugas untuk keperluan pelatihan dan menjemput kapal eks Brunei ini. Selain itu, beberapa peristiwa menyakitkan juga terjadi di tahun ini. 

Diantaranya jatuhnya pesawat Fokker-27, jatuhnya pesawat Hawk 200, dan terbakarnya KRI Klewang. Tidak ketinggalan peristiwa menyedihkan jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di pegunungan Salak. 
Dan berikut adalah beberapa peristiwa kontrak dan kedatangan alutsista sepanjang tahun 2012 yang telah terpublikasi.

21 Desember 2011,  Kemhan RI - DSME Korea Selatan Tandatangani Kontrak Pengadaan Kapal Selam
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia menandatangani kontrak pengadaan tiga unit kapal selam dengan perusahaan galangan kapal asal Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding Marine Enginering (DSME). Kontrak tersebut ditandatangani kedua belah pihak. Pihak Kemhan RI diwakili oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan RI Mayjen TNI Ediwan Prabowo, sedangkan pihak DSME diwakili oleh President & CEO DSME Sang-Tae Nam, Selasa Malam (20/12) di kantor Kemhan RI, Jakarta.

30 Desember 2011, Indonesia dan Rusia Tanda-Tangani Kontrak Pembelian 6 Su-30MK2Kementerian Pertahanan Republik Indonesia memastikan membeli enam unit jet tempur Sukhoi Su-30 MK2 dari Rusia sebagai bagian dari rencana strategis untuk memenuhi kekuatan udara pesawat tempur Sukhoi hingga satu skuadron atau setara 16 jet tempur.

05 Februari 2012, Kapal Selam "Nanggala" Tiba di Perairan IndonesiaKapal selam TNI Angkatan Laut KRI Nanggala/402 telah tiba di perairan Indonesia, setelah menjalani perbaikan menyeluruh di Korea Selatan selama hampir dua tahun.

10 Februari 2012, RI Punya Pesawat KepresidenanPresiden Indonesia kini resmi memiliki pesawat kepresidenan. Pesawat seri 737- 800 Boeing Business Jet 2 (BBJ 2) yang dibeli langsung dari pabrik Boeing telah diserahterimakan pada tanggal 21 Januari 2012 di Amerika Serikat. Jika tidak aral melintang, pesawat tersebut akan mulai melayani tugas kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Agustus 2013 nanti.

16 Februari 2012, TNI AL Dapat Kapal BaruTNI AL Armada Barat mendapat tambahan kapal baru, KRI Kujang-642. Kapal itu diserahkan pada Kamis (16/2/2012) pagi ini, di Dermaga Selatan Pelabuhan Batu Ampar, Batam. Komandan Satuan Kapal Patroli Armada Barat Kolonel Pelaut Denih Hendrata mengatakan, KRI Kujang merupakan kapal kelima di satuannya. KRI Kujang termasuk jenis KCR- 40 buatan PT. Palindo Marine Shipyard.

21 Februari 2012, Indonesia dan China Sepakati Alih Teknologi RudalPemerintah Republik Indonesia (RI) dan China sepakat memantapkan proses alih teknologi serangkaian produksi bersama peluru kendali C-705. Proses alih teknologi menjadi syarat utama dalam setiap pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) dari mancanegara, termasuk peluru kendali dari China.

02 Maret 2012, Tiga Unit Helikopter Bell-412 Perkuat TNIPT Dirgantara Indonesia menyerahkan tiga unit helikopter Bell-412 kepada Kementerian Pertahanan untuk operasional TNI Angkatan Darat dan TNI Angkatan Laut. Penyerahan dilakukan Direktur PT DI Budi Santoso kepada Wakil Asisten Logistik Kasad Brigjen TNI Nengah Widana, Asisten Logistik Kasal Laksda TNI Sru Handayanto di hanggar helikopter PT Dirgantara Indonesia di Bandung, Jumat.

04 Maret 2012, Sampai 2014, Kemhan Pesan 40 HelikopterKementrian Pertahanan (Kemhan) Republik Indonesia berencana memesan kembali sekitar 40 unit helikopter untuk TNI Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut kepada PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Hal tersebut disampaikan oleh Mentri Pertahanan (Menhan) RI, Purnomo Yusgiantoro.

06 April 2012, Kontrak 6 EC725 Combat SAR untuk Indonesian disepakatiPT.DI dan Eurocopter sepakat untuk kerja sama pengadaan 6 unit heli SAR Tempur EC725 pesanan TNI-AU. Dengan demikian, sebelum diserah terimakan Helikopter ini akan dikirim terlebih dahulu ke PT.DI untuk dirakit ulang lalu kemudian diserahterimakan. Kontrak pengadaan sendiri telah disepakati sebelumnya pada tanggal 12 maret.  Heli ini rencananya akan memperkuat TNI-AU mulai tahun 2014.

17 April 2012, 2 helikopter S-300C akan perkuat PenerbadPabrikan Sikorsky Aircraft mengumumkan penjualan 2 unit Heli latih S-300C dengan opsi 4 tambahan kepada Indonesia. Helikopter ini nantinya akan memperkuat skadron latih Penerbangan TNI-AD.

18 April 2012, Kesepakatan Kerjasama Jangka Panjang antara PT DI dan Airbus Military DitandatanganiPT Dirgantara Indonesia dan Airbus Military melakukan peresmian kerja sama strategis jangka panjang. Kerja sama itu ditandatangani kedua perusahaan. Dalam kerja sama ini dipaparkan rencana revitalisasi PT DI dengan proyek-proyek kerja sama dan pengembangan bisnis yang spesifik. Kesepatan kerja sama ditandatangani di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Rabu (18/4).

18 April 2012, TNI AL akan Menambah Pesanan 2 CN-235 kepada PT DIKomandan Pusat Penerbangan TNI AL, Laksamana Pertama Sugianto, membenarkan bahwa jajarannya melakukan pemesanan 6 unit pesawat kepada PT Dirgantara Indonesia. Pesawat-pesawat itu terdiri atas 3 unit CN 235 dan 3 unit helikopter Bell 412 EP.

Sugianto menjelaskan, pemesanan keenam pesawat tersebut merupakan bagian rencana penambahan alat utama sistem persenjataan (alutsista).

30 April 2012, TNI AL Pesan Kapal TankerKamis (26/4/12) pagi, Asisten Logistik (Aslog) Kasal Laksamana Muda TNI Sru Handayanto, meresmikan pembuatan kapal perang jenis tanker pertama oleh PT Anugrah Buana Marine (ABM) Bojonegara. Aslog Kasal Laksamana Muda TNI Sru Handayanto mengatakan, untuk membuat kapal tersebut dibutuhkan waktu selama 18 bulan (1,5 tahun), dengan kebutuhan dana lebih dari 160 miliar.

11 Mei 2012, Indonesia - Rusia Teken Kontrak Pembelian 37 Tank AmfibiKementerian Pertahanan (Kemhan) dan perwakilan JSC Rosoboronexport di Indonesia menandatangani kontrak pembelian 37 unit kendaraan tempur infanteri BMP-3F Seri 2 senilai 114 juta dollar Amerika, Jumat. Penandatanganan kontrak ini diwakili oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan, Mayjen TNI Ediwan Prabowo dan Kepala Perwakilan  Rosoboronexport, Vadim Varaksin.

23 Mei 2012, First Steel Cutting KCR-60 Dilakukan di PT. PALBersamaan dengan Sidang Pleno Ke-VI KKIP, dilaksanakan pula Steel Cutting KCR 60 dan Keel Laying Tug Boat (Kapal Tunda).  Kapal tersebut merupakan pesanan dari TNI AL yang dibangun di PT. PAL Indonesia, sebagai wujud nyata komitmen PT PAL Indonesia (Persero) mendukung terciptanya kemandirian bangsa dalam memenuhi kebutuhan Alutsista dan kemajuan industri pertahanan nasional.PT.PAL Indonesia  menerima order pembuatan kapal KCR 60 M sebanyak 3 unit dan Kapal Tunda 2.400 HP sebanyak 2 unit.  Kontrak secara efektif telah ditandatangani  antara PT PAL Indonesia dan TNI AL melalui Dinas Pengadaan Mabesal pada tanggal 20 Desember 2012.

05 Juni 2012, Kemhan RI Tandatangani Kontrak Pengadaan 1 Unit Kapal PKR 10514Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) melalui Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) secara resmi menandatangani kontrak pengadaan 1 unit  Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 10514 dengan Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS), Belanda.
Kontrak ditandatangani oleh Kepala Baranahan Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo yang mewakili Kemhan RI dengan Director Naval Sale of DSNS Evert van den Broek yang dalam hal ini mewakili pihak DSNS, Selasa (5/6) di kantor Kemhan, Jakarta. Hadir dan menyaksikan acara penandatangan sejumlah pejabat di lingkungan Kemhan, Mabes TNI dan Mabes TNI AL. Hadir pula Dubes Belanda untuk Indonesia Tjeerd de Zwaan dan Direktur Utama PT.PAL Indonesia (Persero) Ir M Firmansyah Arfin.

02 Juli 2012, Indonesia-Australia Tandatangani MoU Hibah Empat Pesawat HerculesPemerintah Indonesia dan Australia menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) hibah empat pesawat Hercules tipe C-130 H dari Australia. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya Eris Haryanto dan Panglima Angkatan Bersenjata Australia David Hurley menandatangani MoU tentang hibah pesawat tersebut di RAAF Darwin, Australia, Senin. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan koleganya, Menteri Pertahanan Australia Stephen Smith, menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman hibah yang dilakukan di depan pesawat Hercules yang akan dihibahkan itu.

05 Juli 2012, CN-295 Pertama untuk TNI-AU Jalani Test FlightPesawat CN-295 pertama pesanan Kementrian Pertahanan Indonesia untuk TNI AU yang dibuat oleh Airbus Military Spanyol saat ini telah selesai dan menjalani proses test flight. Pesawat CN-295 pertama ini diberi kode A-9501. Kontrak senilai 325 juta US Dollar untuk pengadaan sembilan pesawat CN-295 ditandatangani pada 15 Februari 2012 dalam acara Singapore Air Show, didalamnya juga mencakup penyediaan suku cadang dan pelatihan.

10 Juli 2012, Kontrak 8 Unit tambahan Super Tucano untuk Indonesia Pabrikan Embraer mengumumkan, Indonesia telah memesan 8 unit pesawat tempur taktis Super Tucano. Dengan demikian, Indonesia total memesan 16 unit atau setara 1 skadron pesawat tersebut. Super Tucano nantinya akan menggantikan peran pesawat OV-10F Bronco di Skadron 21 Malang.

01 Agustus 2012, Wamenhan Resmikan Pembangunan Tiga Kapal PerangWakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI Sjafrie Sjamsoeddin didampingi Irjen Kemhan  Laksdya TNI Sumartono, dan Wakasal Laksdya TNI Marsetyo serta sejumlah Pejabat Mabes TNI dan Angkatan, Selasa (31/7), meresmikan pembangunan tiga kapal perang di Galangan Kapal PT. Dok dan Perkapalan (DKB) Kodja Bahari, di Jakarta, yang ditandai dengan peletakan lunas (keel laying) pembangunan satu unit kapal perang jenis Bantu Cair Minyak (BCM) serta pemotongan baja pertama (first steel cutting) untuk pembangunan dua unit kapal jenis Landing Ship Tank (LST)

08 Agustus 2012, PTDI Rampungkan Perakitan Tiga Pesawat Korea KT-1BPT Dirgantara Indonesia (PTDI) telah merampungkan pesanan perakitan tiga pesawat KT-1B buatan Korea untuk selanjutnya akan diserahkan kepada TNI AU. Tiga pesawat sebelumnya sudah selesai dirakit sejak April 2012 lalu.

10 Agustus 2012, PTDI Serahkan 4 Helikopter Bell 412EP untuk TNI ADPenyerahan empat helikopter Bell 412 EP itu dilaksanakan dalam acara serah terima dari Direktur Utama PTDI Dr. Budi Santoso kepada Asisten Logistik Kepala Staf TNI AD, Mayor Jenderal TNI Sonny Widjaya bertempat di pangkalan Pusat Penerbangan AD di Skadron 21/Sena Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Jumat (10/8). Pengadaan tersebut berdasarkan dua kontrak pengadaan yang masing-masing ditandatangani kedua pihak pada November 2011 dan Maret 2012, sejalan dengan instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memerintahkan setiap pengadaan alat utama sistem senjata TNI harus memprioritaskan sumber dalam negeri.

23 Agustus 2012, Indonesia Lirik 18 Unit AGM-65K2 MaverickPemerintah Indonesia telah melayangkan permintaan untuk memperoleh peluru kendali Udara ke Permukaan dari jenis AGM-65K2 Maverick. Nilai total 18 buah pembelian termasuk suku cadang, pelatihan dan lain-lain diperkirakan mencapai 25 juta dollar.

31 Agustus 2012, KRI Klewang 625 DiluncurkanKRI Klewang 625 berhasil diluncurkan dari galangan kapal PT. Lundin Industry Invest. Kementerian Pertahanan memesan 4 kapal trimaran dengan harga per unit Rp 114 miliar.

Kapal yang memiliki panjang 63 meter buatan Banyuwangi tersebut diklaim sebagai kapal perang tercanggih didunia karena sulit terdeteksi oleh radar. Namun, beberapa minggu kemudian, kecelakaan fatal dialami KRI Klewang. Akibatnya KRI Klewang pun terbakar habis.

01 September 2012, Empat Pesawat Super Tucano Tiba di IndonesiaEmpat unit pesawat tempur taktis Super Tucano EMB-314 buatan pabrikan Embraer Brasil tiba di Panggkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu siang, yang akan memperkuat Skadron Udara 21 Lanud Abdulrahman Saleh, Malang. 

Empat pesawat yang memiliki kemampuan serang antigerilya itu diawaki oleh delapan orang pilot, yakni Capt Carlos Alberto (team leader)/Capt Almir Suman, Capt Carlos Moreira/Capt Marco Antonio, Capt Airon/Capt Eduardo Torres, Capt Willian Souza/Capt Carlos Eduardo. Mereka disambut oleh Wakil Kepala Staf TNI Angkat Udara (Wakasau) Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi.

19 September 2012, C-295 pertama untuk TNI-AU dikirim

2 unit pesawat Transport C-295 pesanan pemerintah Indonesia mulai dikirim. Pengiriman dilakukan di fasilitas Airbus Military di Seville, Spanyol. Hadir dalam seremoni ini Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin. Sebelumnya, Indonesia telah memesan 9 unit C-295 untuk menggantikan armada Fokker-27.

21 September 2012, US Agrees to Sell 8 AH-64D to IndonesiaPemerintah Amerika Serikat telah mengijinkan pembelian 8 unit heli serang AH-64/D Apache. Total nilai pembelian mencapai  1,4 Miliar Dollar. Termasuk dalam paket pembelian itu antara lain. 19 unit mesin T-700-GE-701D Engines, radar longbow, peluncur misil hellfire dan sebagainya. Namun pada perkembangannya kemudian, TNI-AD menyatakan masih berfikir ulang mengenai pengadaan ini.

22 September 2012, Dua Howitzer Caesar 155 mm Tiba di JakartaDua howitzer tipe truck mounted berkaliber 155mm tiba di bandara Halim Perdana Kusumah,  jakarta diangkut dengan pesawat Rusia tipe Il-76. 

Howitzer Caesar buatan Nexter Prancis ini digolongkan sebagai Self Propelled Howitzer/howitzer yang dapat bergerak sendiri dengan bentuk yang lebih inovatif dibandingkan howitzer jenis tersebut yang sebelumnya menggunakan roda rantai (tracked).

22 September  2012, 140 HellFire Melengkapi Apache Pesanan IndonesiaPemerintah Indonesia dengan resmi telah melakukan permintaan untuk kemungkinan pembelian 8 Heli Serang AH-64D Apache Block III Longbow beserta perlengkapan, suku cadang, pelatihan dan dukungan logistik kepada Pemerintah AS.   Permintaan tersebut telah mendapat lampu hijau dari Defense Security Cooperation Agency (DSCA) yang memberitahukan Kongres AS pada tanggal 19 September 2012.  Perkiraan biaya pembelian ke 8 Heli Serang tersebut adalah: $1,4 miliar

04 Oktober 2012, Dua Pesawat CN-295 Resmi Perkuat Alutsista TNI AUDua unit pesawat CN-295 resmi memperkuat alat utama sistem senjata (alutsista) di jajaran TNI Angkatan Udara khususnya Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. 

Hal tersebut ditandai dengan penandatangan berita acara serah terima dua unit pesawat CN-295 dari PT Dirgantara Indonesia kepada Kementerian Pertahanan RI, di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma.Selanjutnya, Kemhan menyerahkan kepada Mabes TNI, kemudian Mabes TNI kepada TNI AU. Penyerahan dua pesawat ini disaksikan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Laksmana TNI Agus Suhartono, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat, dan beberapa pejabat Kemhan, Mabes TNI dan Mabes TNI AU, Dubes RI untuk Spanyol dan Dubes Spanyol untuk Indonesia. Hadir pula perwakilan anggota Komisi I DPR, Sekjen Kemhan Marsekal Madya TNI Eris Hariyanto.

11 Oktober 2012, 5 Pesawat Tanpa Awak Diuji Coba di HalimPesawat Terbang Tanpa Awak buatan dalam negeri, Kamis pagi terbang mengelilingi langit lapangan udara TNI Angkatan Udara (AU) Halim Perdana kusuma, Jakarta. Penerbangan ini untuk melakukan demo flight terhadap pesawat buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Balitbang Kementrian Pertahanan, dan Kementrian Riset dan Teknologi.

04 Oktober 2012, MLRS ASTROS Tiba di IndonesiaSetelah mengalami keterlambatan, alutsista peluncur roket multi laras (MLRS) terbaru milik TNI-AD, ASTROS akhirnya tiba di tanah air. Peluncur roket buatan Brazil ini tiba pada malam sebelumnya dan langsung dibawa menuju kawasan Bandara Halim Perdana Kusumah Jakarta. Rencananya ASTROS akan tampil dalam HUT TNI ke 67 serta Pameran Alutsista di Monas tanggal 6-8 Oktober nanti,

04 November 2012, Tank Leopard dan Marder Tiba di JakartaIndonesia resmi menerima kedatangan dua unit tank, main battle tank Leopard dan Marder asal Jerman. Keduanya tiba di Jakarta pada minggu siang. Tank Leopard yang tiba melalui Pelabuhan Tanjung Priok ini adalah jenis Revolution sebagai model untuk pameran Indodefence tanggal 8 November.

08 November 2012, Kemhan RI Tanda Tangani MoU ToT Dengan Brazil dan JermanDi hari kedua penyelenggaraan Indo Defence 2012, di stand Pameran Kementerian Pertahanan RI dilaksanakan penandatanganan MoU kerjasama Transfer of Technology (ToT) dengan Pemerintah Brazil dan Pemerintah Jerman.

Penandatanganan MoU ToT pertama yang disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro yakni dalam rangka pengadaan Multi Launch Rokcet System atau sistem peluncur roket jarak jauh dengan perusahaan Avibras Industria Aeroespacial Brazil. Sementara itu penandatanganan dengan pemerintah Jerman khususnya Rheinmetall AG Jerman terdapat dua bentuk. Pertama, dalam hal pengadaan Medium Battle Tank untuk ukuran 30 ton dan Main Battle Tank (MBT) Leopard ukuran 60 ton serta tank pendukungnya. Kedua adalah MoU pelaksanaan ToT yang akan diberikan kepada PT. Pindad, Bengpuspal Ditpalad dan Bengpushub Dithubad.

09 November 2012,  Indonesia Tanda tangani kontrak pembelian 37 unit meriam "Caesar"Bersamaan dengan ajang Indo Defence 2012, Perusahaan "Nexter Systems" telah mengkonfirmasi kontrak pembelian 37 unit 155-mm self-propelled artillery system (SPA) "Caesar". Artileri swa gerak ini nantinya akan memperkuat satuan Artileri Medan TNI-AD. Kontrak diperkirakan bernilai 240 juta dollar, dan pengiriman akan dilaksanakan pada medio 2013-2014.

10 November 2012, SBY Beri Nama Komodo untuk Kendaraan Taktis Produk PindadPada pameran Indo defence 2012, Presiden SBY memberikan nama untuk sebuah kendaraan taktis buatan PT Pindad . 

Kendaraan taktis itu resmi menyandang nama Komodo. Rantis Komodo ini telah dipesan oleh Kopassus, Brimob, serta satuan Arhanud TNI-AD. Khusus untuk Arhanud, Komodo yang dilengkapi Rudal Mistral akan dipesan sebanyak 56 unit.

20 November 2012, Indonesia Meminta Pembelian 180 unit Block I Javelin MissilePemerintah Amerika Serikat telah mengeluarkan notifikasi izin untuk menjual sebanyak 180 buah rudal anti tank Javelin untuk Indonesia. Nilai kontrak penjualan diperkirakan sekitar 60 juta dollar, meliputi 25 Command Launch unit, Missile Simulation Rounds, Battery, dan lain sebagainya.

18 Desember 2012, F-16A/B TNI AU akan Diupgrade BAe Systems.

British Aerospace System mengumumkan kontrak senilai US$ 63 Juta untuk melakukan perawatan dan upgrade untuk Indonesia dan Irak. Untuk Indonesia jelas upgrade ditujukan kepada F-16A/B Block 15 TNI-AU, serta pengadaan sistem radar pengindera jarak jauh. Sebuah langkah yang unik, mengingat sejatinya F-16 yang akan kita terima dari AS proses refurbishmentnya dilakukan oleh Lockheed Martin.





Sumber : ARC

KSAL : Indonesia Harus Menjadi Kekuatan Utama Maritim

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf TNI AL (Kasal), Laksamana Soeparno, menyatakan Indonesia harus berambisi menjadi kekuatan utama maritim di kawasan Asia Tenggara, bahkan dunia. Apalagi wilayah maritim Indonesia sangat strategis karena berada di silang jalur perdagangan dunia.

"Jika tak didukung kekuatan yang maksimal, akan berimplikasi pada keamanan," kata Soeparno saat membuka Seminar Nasional TNI AL bertema "Optimalisasi Kerja Sama TNI AL dengan Industri Pertahanan guna Mendukung Kebutuhan Alutsista" di Jakarta, Rabu (19/12).

Menurut dia, dengan fakta bahwa dua pertiga wilayah Indonesia adalah lautan, jika pertahanan maritim tak diperkokoh, akan sangat mudah Indonesia mendapatkan ancaman dari luar. "Dibutuhkan upaya pertahanan yang efektif untuk melindungi keutuhan negara dari segala ancaman," kata dia.

Untuk itu, diperlukan industri pertahanan dalam negeri yang kokoh dan senantiasa memasok alat utama sistem senjata (alutsista) yang mumpuni terhadap TNI sebagai kekuatan pertahanan utama. Merujuk pada tiga model perkembangan industri pertahanan di Asia Timur, Soeparno berharap industri pertahanan nasional mengikuti Autarky Model dibandingkan Niche Production Model dan Global Supply Chain Model.

Soeparno menjelaskan Autarky Model merupakan model ideal membangun industri pertahanan karena bertumpu pada ambisi kemandirian pertahanan. "Model ini hanya bisa dicapai oleh negara yang berambisi menjadi kekuatan utama," jelas dia.

Soeparno menjelaskan Niche Production Model banyak diterapkan oleh negara yang berupaya mengurangi kebergantungan pada luar negeri. Dari model ini, negara berkomitmen untuk investasi ke sektor industri pertahanan dengan berupaya melakukan transfer teknologi dari negara produsen.

Basis Militer

Global Supply Chain Model cenderung dilakukan negara-negara yang telah memiliki basis militer mapan namun tidak memiliki akses pasar senjata internasional. Soeparno menyatakan Indonesia sangat cocok menerapkan model Autarky Model. Caranya dengan merumuskan rencana strategis jangka panjang pertahanan dan membentuk komitmen politik anggaran jangka panjang untuk menjamin kesinambungan.

Selain itu, tambah dia, harus melakukan konsolidasi industri pertahanan nasional dengan menetapkan dua konsorsium strategis, yaitu konsorsium industri penerbangan nasional dan konsorsium industri pertahanan dan maritim nasional.

Terakhir, merintis aliansi industri pertahanan di tingkat regional dan global yang memperbesar kemungkinan bagi Indonesia untuk secara cepat mengadopsi teknologi militer terkini ke dalam proses pengadaan alutsista.

"Kuncinya industri pertahanan kita harus berani. Korea Selatan saja yang baru 10 tahun memiliki kapal selam mampu membuat sendiri. Kita seharusnya lebih unggul karena sudah 30 tahun memiliki kapal selam," jelas dia.

Sementara itu, Staf Khusus Kasal, Laksamana Muda Rachmad Lubis, mengatakan kerja sama antara TNI AL dan industri pertahanan harus sudah dilakukan berdasarkan kebutuhan operasional, terutama kapal perang. "Spesifikasi harus berorientasi pada ancaman lawan," ujar dia.

Penelitian dan pengembangan di jajaran TNI AL pun, kata Rachmad, harus sudah memiliki sejumlah rancang bangun model kapal yang bisa efektif menjaga wilayah maritim Indonesia. "Litbang TNI AL harus mengacu pada kebutuhan pembangunan kekuatan pokok minimun pertahanan dan sudah harus bersinergi dengan industri pertahanan dalam negeri," kata dia.

Rachmad mencatat kapal yang dimiliki TNI AL saat ini sebagian besar sudah tua. Sebanyak 47 persen berusia di atas 30 tahun, 23 persen berusia 27 tahun, 8 persen berusia 17 tahun, dan yang paling baru atau berusia 7 tahun hanya 22 persen.





Sumber : KoranJakarta

TNI Fokus Penguatan Personel Di Perbatasan Dan Pulau Terluar

JAKARTA-(IDB) : Rapat Paripurna Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-33 digelar oleh TNI Angkatan Darat di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Kamis (20/12). 
 
Dalam rapat tersebut diputuskan, salah satu prioritas yang akan dilakukan di tahun mendatang adalah pengurangan jumlah personil di tanah Jawa. Para prajurit tersebut nantinya akan lebih banyak disebar di daerah-daerah perbatasan Indonesia. 

"Mungkin ada pengurangan kegiatan khususnya di Jawa dan fokus ke daerah perbatasan sampai pulau terpencil. Itu prioritas," kata KSAD, Jenderal Pramono Edhie. 

Selain itu, dalam Rapat Paripurna TMMD, KSAD juga menekankan program kedepan agar operasi Bakti TNI Manunggal membangun desa dengan sasaran desa-desa terpencil, terisolasi, tertinggal dan terkena bencana alam terus dilakukan. Serta pengembangan sasaran operasi bakti melalui TMMD skala besar di wilayah Papua, papua Barat dan Kalimantan Barat.

"Menambah sasaran TMMD reguler di wilayah Kalimantan Timur, NTT, Papua dan Papua Barat dengan sasaran peningkatan kehidupan sosial masyarakat dan membangun kesadaran bela negara," katanya. 

Tak lupa, ia mengimbau agar masyarakat dilibatkan dalam proses pembangunan. "Perlu membangun koordinasi yang solid antara pelaksana TMMD, Pemda, Kementerian dan tokoh masyarakat," katanya. 

Yang jelas, lanjut dia, tujuan dari pelaksanaan rapat paripurna tersebut tak lain evaluasi  pelaksanaan sejumlah kegiatan di tahun 2012, serta menyempurnakan konsep perencanaan dan penyelenggaraan TMMD tahun 2013. 




Sumber : Republika

TUDM Perlu Tambahan 27 Helikopter Eurocopter EC725

KUANTAN-(IDB) : Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) memerlukan 27 unit helikopter pengangkut jarak jauh, Eurocopter EC725 bagi menggantikan sepenuhnya perkhidmatan 28 unit Sikorsky S61A-4 Nuri yang digunakan sejak 1968.
 
Panglima Tentera Udara, Jeneral Tan Sri Rodzali Daud berkata, perolehan 12 unit Eurocopter EC725 adalah tidak mencukupi.

Sehubungan itu katanya, sebagai langkah interim, TUDM akan menggunakan 15 helikopter Nuri yang akan ditambah baik bagi meningkatkan keupayaannya sehingga kesemua 27 buah Eurocopter EC725 diterima.

"Kita (TUDM) akan menunggu bila penggantian akan dilakukan dan sekiranya kita menerima kesemua 27 helikopter ini (Eurocopter EC725), perkhidmatan Nuri akan ditamatkan," katanya.
Beliau berkata demikian pada sidang akhbar selepas Majlis Pengenalan Pesawat Eurocopter EC725 kepada Sultan Pahang, Sultan Ahmad Shah selaku Kolonel Yang Dipertua TUDM di sini hari ini.

Yang turut hadir, Menteri Besar, Datuk Seri Adnan Yaakob.

Rodzali berkata, pihaknya bagaimanapun berterima kasih kepada kerajaan kerana meluluskan perolehan 12 Eurocopter EC725 yang mana pesawat berteknologi tinggi itu akan meningkatkan keupayaan dan keberkesanan operasi TUDM secara menyeluruh.

"Perolehan 12 pesawat ini akan selesai menjelang 2014 nanti, yang mana pada tahun depan, insya-Allah sembilan buah lagi akan diterima dan yang terakhir pada awal 2014.

"Saya penuh yakin, menjelang 2015, kesemua helikopter beserta anak-anak kapal akan beroperasi sepenuhnya bagi melaksanakan setiap tugas yang diberikan," katanya.

Mengenai aspek penempatan, beliau berkata, lapan Eurocopter akan ditempatkan di Pangkalan Udara Kuantan di sini manakala empat lagi di Pangkalan Udara Labuan, Sabah.

Katanya, kriteria utama pemilihan kedua-dua pangkalan udara itu adalah berdasarkan kepada kepentingan strategik, kawasan operasi serta infrastruktur yang sedia ada.

Sementara itu, Sultan Ahmad Shah yang ditemui pemberita selepas majlis tersebut bertitah, perolehan 12 unit Eurocopter EC725 berkenaan merupakan satu kebanggaan kepada TUDM.
"Ini satu penghargaan daripada kerajaan Malaysia dan saya sebagai Kolonel Yang Dipertua TUDM merasakan kita tidak boleh ketinggalan dalam memiliki aset-aset ketenteraan yang terkini," titah baginda.





Sumber : Utusan

SBY: Tidak Ada Garansi ASEAN Bebas dari Perang

KUALA LUMPUR-(IDB) : Lebih dari 30 tahun terakhir, stabilitas Asia Tenggara berhasil dijaga. Benturan kepentingan yang terjadi antar negara anggota ASEAN belum pernah sampai meletus menjadi perang terbuka dalam skala besar. Namun itu bukan jaminan bahwa di masa-masa mendatang kawasan ini akan tetap aman dan damai seperti sekarang.

Demikian diingatkan Presiden SBY ketika menerima gelar Doctor of Philosophy (PhD) in Leadership of Peace dari Universiti Utara Malaysia, Rabu (19/12/2012). Gelar akademik kehormatan itu diberikan sebagai penghargaan terhadap kontribusi aktif Presiden SBY dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara.

"Sungguh pun kita (ASEAN -red) telah memiliki arsitektur kerjasama dan instrumen yang bisa mencegah terjadinya konflik terbuka dan benturan kekuatan di kawasan ini, tetapi tidak pernah ada garansi bahwa konflik dan benturan kekuatan itu tidak terjadi," kata SBY.

Tetap terbukanya terjadi konflik terbuka merupakan konsekuensi logis dari perbedaan antar negara-negara yang ada di kawasan ini. Mulai dari segi ideologi, sistem politik, kebijakan ekonomi, kepentingan, serta kebijakan dan strategi nasionalnya masing-masing negara anggota ASEAN.

"Di samping itu, jangan lupa, bahwa di antara negara-negara di kawasan ini masih ada yang memiliki akar konflik, seperti sengketa perbatasan, rivalitas dan kompetisi politik, benturan kepentingan ekonomi dan energi, dan lain-lain. Juga ada negara yang di masa lalu pernah terlibat dalam konflik bahkan peperangan dengan negara lain di kawasan ini," papar SBY.


Maka sangat penting bagi para pemimpin ASEAN merumuskan adanya manajemen konflik yang dapat dijalankan bersama bila konflik terbuka benar-benar terjadi. Apakah upaya untuk pencegahan dan penyelesaiannya cukup dengan menyerahkan kepada negara-negara yang sedang bersengketa atau melibatkan ASEAN sebagai satu organisasi di kawasan secara konstruktif.

"Saya berpendapat, organisasi kerjasama kawasan, seperti ASEAN, bagaimanapun harus peduli, ikut mencari solusi dan ikut mencegah terjadinya konflik terbuka, apalagi disertai penggunaan kekuatan militer. Ini tidak berarti ASEAN melakukan intervensi urusan dalam negeri atau mengambil alih urusan negara anggotanya. Sekali lagi konsepnya adalah ASEAN ingin menjadi bagian dari solusi," tegas SBY.

Gelar doktor honoris causa dianugerahkan kepada Presiden SBY oleh Chancellor Universiti Utara Malaysia, Yang Mulia Seri Paduka Baginda Yang Dipertuan Agong Malaysia Tuanku Al Haj Abdul Halim bertempat di Dewan Seri Maharaja, Istana Negara Kuala Lumpur. Gelar ini sebagai tanda penghargaan atas kontribusi Presiden SBY terhadap upaya menjaga perdamaian di Asia Tenggara dan Pasifik.

"ASEAN di bawah keketuaan Indonesia dinilai berhasil meredakan ketegangan di kawasan sehingga tercapai kesepahaman dalam mencari solusi," kata Jubir Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, sambil menambahkan saat ini Presiden SBY dan rombongan dalam perjalanan ke New Delhi, India.




Sumber : Detik

Indonesia Malaysia Gelar Sidang Ke-39 GBC Malindo

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah Republik Indonesia dan Malaysia menggelar Sidang ke-39 General Border Committee Malaysia-Indonesia (GBC Malindo) untuk membahas kembali berbagai hal terkait masalah perbatasan kedua negara.  Sidang ke-39 GBC Malindo dilaksanakan di Jakarta, Kamis (20/12) dan dibuka oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro bersama Menteri Pertahanan Malaysia Dato’ Seri DR Ahmad Zamid Hamidi.

Agenda dari Sidang ke-39 GBC Malindo antara lain pelaporan kemajuan bersama bidang operasi oleh Asops Panglima TNI Mayjen TNI Hambali Hanfiah, pelaporan kemajuan bersama bidang non operasi oleh Asisten Ketua Staff Operasi Latihan Pertahanan Markas ATM Laksda Dato’ Anuwi Bin Hasan,  paparan rencana penyelenggaraan Latihan Gabungan Bersama Darat Samudera Angkasa (Latgabma Darsasa Malindo) 9 AB/2013 oleh Komandan Pasmar 2/ Kormar Brigjen TNI (Mar) Buyung Lalana dan pelaporan perkembangan Security Arrangement (SA) 1984 oleh Wakil  Ketua Pokjasus Indonesia Brigjen TNI Jan Pieter Ate.

Sidang ke-39 GBC Malindo secara umum mengevaluasi kerja sama kedua negara dalam menangani wilayah perbatasan RI-Malaysia selama ini yang meliputi bidang operasi dan non operasi (bidang latihan, sosial-ekonomi dan Joint Police Cooperation Committee (JPCC)) yang dilakukan oleh instansi-instansi di bawah GBC Malindo; yaitu Coordinated Operations Control Committee (COCC), Jawatan Kuasa Latihan Bersama (JKLB), Joint Police Cooperation Committee (JPCC) dan Kumpulan Kerja Sosio-Ekonomi (KK Sosek).

Dalam sidang ini, delegasi Indonesia yang diketuai oleh Menhan RI antara lain beranggotakan  Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono,S.E., Kapolri Jenderal Pol. Timur Pradopo, Dubes RI untuk Malaysia Marsekal TNI (Purn) Herman Prayitno, Sekjen Kemhan RI Marsdya TNI Eris Herryanto,S.IP, M.A., Sekjen Kemendagri Diah Anggraeni, SH, MM. dan sejumlah pejabat dari Kemhan RI, Mabes TNI, Mabes Angkatan, BIN, Basarnas, Bakorkamla, BNPB, Kemendagri, Kemlu, Kemenkeu dan Kemkum & HAM.

Sedangkan delegasi Malaysia diketuai oleh Menhan Malaysia antara lain beranggotakan Panglima Angkatan Tentera Malaysia Jenderal Tan Sri Dato’ Sri Zulkifeli Bin Mohd Zin, Setiausaha Majlis Keselamatan Negara Datuk Mohamed Thajuddin Bin Abdul Wahab, Ketua Pengarah Bahagian Penyelidikan Jabatan Perdana Menteri Dato’ Adenan Bin AB. Rahman dan sejumlah pejabat dari Kemhan Malaysia, Angkatan Tentera Malaysia, Kemlu Malaysia, Kemendagri Malaysia dan Polis Diraja Malaysia.

GBC Malindo merupakan forum koordinasi dan kebijakan lintas-sektoral yang dilaksanakan fungsi teknis dengan melibatkan berbagai unsur antara lain Angkatan Bersenjata, Kepolisian, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian terkait dari kedua negara. Selain menjaga stabilitas daerah perbatasan, GBC Malindo juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar perbatasan kedua negara. GBC Malindo pertama kali diadakan pada tahun 1972. Sidang GBC Malindo sebelumnya pada tahun 2010 dilaksanakan di Kuala Lumpur.





Sumber : DMC

Gladi Tugas Tempur Lanal Banyuwangi



BANYUWANGI-(IDB) : Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Banyuwangi melaksanakan Gladi Tugas Tempur (Glagaspur) atau yang dikenal dengan istilah  uji terampil P-1  dan P-2 Tahun 2012 oleh tim uji dari Kolatarmatim yang diketuai oleh Mayor laut (P) Salim di Mako Lanal Banyuwangi. Senin (17/12).

Maksud dan tujuan dilaksanakannya uji terampil P-1 dan P-2 adalah  untuk mengetahui sejauh mana teori dan latihan praktek diterapkan oleh satuan terutama Lanal-lanal, termasuk Lanal Banyuwangi guna meningkatkan keterampilan dan profesionalisme prajurit.

Dengan bekal pengetahuan teori dan praktek yang telah dimiliki, prajurit Lanal Banyuwangi mengikuti dril-dril dengan penuh semangat dan antusias yang tinggi dengan beberapa materi yang diujikan oleh tim uji yang meliputi uji tulis SAR, Kamla, Embarkasi/Debarkasi, Bahari, Senjata, Komunikasi, PEK PDD, Dakhura, Harkan, Dukbek, Watpers, Kesehatan, uji terampil meliputi Menembak, renang militer, Evakuasi medis laut, Komunikasi, Kecakapan Bahari, P5T, Menembak, bongkar pasang senjata  Kesehatan, Embakasi/Debarkasi, Komunikasi, Menembak, Peran Tempur, Peran Bahaya Kebakaran, dan Evakuasi Medis darat.

Latihan yang sehari-hari dilakukan maupun latihan yang bersifat periodik selain meningkatkan kemampuan perorangan juga kerja sama tim, sehingga seluruh prajurit Lanal Banyuwangi mempunyai profesionlitas mumpuni di bidangnya  dalam mendukung tugas pokok Pangkalan. Selain itu uji terampil dapat digunakan sebagai parameter kesiapsiagaan personil maupun satuan dalam menghadapi situasi dan  perkembangan yang terjadi di wilayah. 




Sumber : Koarmatim

Tiga Perwira AL Brunei Dan Athan Australia Berkunjung Ke Koarmatim



SURBAYA-(IDB) : Tiga Perwira Angkatan Laut Brunei Darussalam (Royal Brunei Navy) dengan ketua rombongan Letkol Pengiran Omeralli mengadakan kunjungan ke Markas Komando Armada RI Kawasan Timur (Mako Koarmatim). Kedatangan tamu dari AL Brunei Darussalam tersebut diterima Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Darwanto, SH, M.A.P di Gedung Laksamana Nala Koarmatim Ujung Surabaya, Selasa (18/12).

Kedatangan tamu ke tiga perwira Royal Brunei Navy ini adalah  untuk mempererat hubungan kerja sama ke dua angkatan laut, khususnya membahas tentang latihan bersama (Latma) Helang Laut yang akan dilaksanakan antara TNI AL dengan Royal Brunei Navy.

Kunjungan singkat ini diakhiri dengan saling memberikan cindera mata dan foto bersama.

Athan Asutralia Kunjungi Koarmatim

Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum., didampingi Kepala Staf Armatim Laksamana Pertama TNI Darwanto, S.H., M.A.P., beserta staf, menerima kunjungan Atase Pertahanan (Athan) Australia untuk Indonesia, Brigadier Gary Hogan, di Ruang VVIP Gedung Laksamana Nala Koarmatim Ujung, Selasa (18/12). Dalam kunjungannya ke Mako Koarmatim, Athan Australia didampingi calon penggantinya  Brigadier John Gould.

Kedatangan diplomat Australia tersebut, diantaranya menjalin hubungan kerjasama antara ke dua Angakatan Laut dengan membahas program Latihan Bersama (Latma) yang akan digelar pada masa yang akan datang. Disamping itu, kunjungan ini juga sebagai bentuk silaturahmi dan perkenalan kepada pejabat Koarmatim, karena dalam waktu dekat jabatan Athan Australia akan diserah terimakan. 





Sumber : Koarmatim

Unsur Satran Koarmatim Pembersihan Ranjau Laut

TUBAN-(IDB) : Perairan daerah pantai utara jawa khususnya perairan Tuban adalah salah satu perairan di wilayah Indonesia yang secara fakta masih banyak tertanam ranjau-ranjau ex Perang Dunia II (PD-II) yang disebar oleh Jepang untuk menghambat invasi sekutu di Pulau Jawa. Perairan tersebut masuk dalam kategori daerah ranjau karena meskipun ranjau-ranjau atau handak lainnya tersebut telah berumur lebih dari 69 tahun namun masih memiliki kemampuan untuk meledak, sehingga sangat membahayakan bagi para pengguna laut di daerah tersebut.

Salah satu tugas pokok Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) adalah melaksanakan pembinaan kekuatan di bidang Peperangan Ranjau yang didalamnya meliputi kegiatan Peranjauan dan Tindakan Perlawanan Ranjau (TPR). Oleh karena itu Koarmatim membentuk Satuan Tugas Latihan (Satgaslat) TPR I/2012 Palang Tuban yang mempunyai tugas ganda, yaitu selain untuk meningkatkan profesionalitas prajurit TNI AL dalam bidang Peperangan Ranjau, juga untuk menjamin keamanan perairan Palang Tuban yang dipergunakan untuk aktivitas/lalu lintas bagi unsur-unsur kawan/pengguna laut lainnya dari bahaya ranjau dan bahan peledak lainnya dalam rangka mendukung Pembangunan Nasional.

Latihan TPR ini melibatkan prajurit TNI AL yang tergabung dalam Satgaslat TPR I/2012 Palang Tuban yang terdiri dari Staf Satgas, Unsur Tugas (U.T.) Pemburuan dalam hal ini KRI Pulau Rengat-711 dari jajaran unsur Satuan Kapal Ranjau (Satran) Koarmatim, U.T. Bantu yaitu Tim Dishidros dan Tim Kesehatan, U.T. Netralisasi yaitu Tim Kopaska, Tim Penyelam, Tim Arsenal dan Tim Labinsen serta U.T. Pam/SAR yaitu KRI Pulau Rengat-711 dan Intelijen. Dalam pelaksanaannya Satgaslat TPR I/2012 Palang Tuban mendirikan Poskodal di daerah Kelurahan Karangagung Kecamatan Palang Tuban. Selain itu Satgaslat TPR I/2012 Palang Tuban juga melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dan sesepuh masyarakat serta melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat dan pengguna laut di sekitar daerah latihan.

Pada Latihan TPR kali ini telah terdeteksi 4  (empat) kontak bawah air yang diduga ranjau. Kontak tersebut diyakini sebagai benda yang menyerupai ranjau setelah melalui tahap deteksi, klasifikasi dan identifikasi menggunakan peralatan sensor KRI PRE-711 maupun Tim Hidros yang pada akhirnya diputuskan untuk dinetralisasi dengan cara diledakkan dengan menggunakan Bom Laut agar tidak membahayakan bagi masyarakat pengguna laut. Latihan ini dilaksanakan selama 124 hari, terhitung mulai tanggal 17 September 2012 s.d 18 Januari 2013.






Sumber : Koarmatim

KRI Sultan Hasanuddin-366 Harumkan Nama Bangsa Indonesia

BEIRUT-(IDB) : Setelah enam bulan sukses mengemban United Nations Security Council Resolution (UNSCR) Nomor 1701, pada tanggal 12 Desember 2012, KRI Sultan Hasanuddin-366 bertolak dari pelabuhan Beirut, Lebanon  menuju tanah air. Kesuksesan dan kebanggaan dirasakan oleh seluruh prajurit KRI Sultan Hasanuddin-366 karena telah berhasil melaksanakan misi perdamaian dunia setelah bergabung dengan Maritime Task Force/United Nations Interim Force In Lebanon (MTF/UNIFIL) di bawah bendera PBB sejak bulan Juni silam.

Keberangkatan KRI Sultan Hasanuddin-366 dilepas oleh Duta Besar RI Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Lebanon Bapak Dimas Samodra Rum, MTF Commander Rear Admiral Wagner Lopes de Moraes ZAMITH, Atase Pertahanan RI di Kairo Kolonel Marinir Ipung Purwadi, Komandan Kontingen Garuda Kolonel ADM Darmawan Bhakti, pejabat MTF, perwakilan Kontingen Garuda dari Naqoura dan Indobatt serta Staf KBRI. Sebelum pemberangkatan, para prajurit KRI Sultan Hasanuddin-366 menerima pengarahan dan ucapan selamat atas keberhasilan dalam misi perdamaian ini dari Dubes RI LBBP di geladak hely.

Masa penugasan KRI Sultan Hasanuddin-366 dalam MTF/UNIFIL secara resmi berakhir (Out of Change Operations) pada tanggal 9 Desember 2012 pukul 15.00 local time, hal ini ditandai dengan penurunan bendera PBB dan penghapusan tulisan UN pada lambung kapal. 

Banyak prestasi yang ditorehkan KRI Sultan Hasanuddin-366 selama 19 kali ontask, antara lain telah berhasil melaksanakan hailing sebanyak  686 kontak kapal permukaan dan melaksanakan monitor military air activity sebanyak 135 kontak pesawat militer. Selain itu bertindak sebagai MIO Commander sebanyak 13 kali, sebagai Anti Air Warfare Coordinator sebanyak 21 kali dan sebagai Hello Element Control sebanyak 18 kali.


Dalam setiap pelaksanaan latihan bersama dengan unsur-unsur MTF, KRI Sultan Hasanuddin-366 selalu mendapat apresiasi yang tinggi dari para komandan unsur maupun dari pejabat  MTF. Dalam hal pemberian training kepada para Kadet dan personel LAF-Navy, skill dan profesionalitas dari prajurit KRI Sultan Hasanuddin-366  mendapat kesan tersendiri, bahkan  saat training tersebut personel LAF-Navy turut serta dalam setiap melaksanakan berbagai latihan peran, sehingga tujuan pelatihan lebih mengena pada sasaran.

Pengakuan keberhasilan yang dicapai oleh KRI Sultan Hasanuddin-366 dalam menjalankan misi perdamaian di wilayah perairan Lebanon ini ditunjukkan dalam bentuk penghargaan yang diberikan oleh pemerintah Lebanon melalui Lebanesse Armed Force Navy (LAF-Navy). Penghargaan itu berupa Valour Medale yang diserahkan langsung oleh Commander in Chief of LAF-Navy Colonel Joseph Gadban kepada Komandan KRI Sultan Hasanuddin-366 selaku Komandan Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-D/UNIFIL 2012 Letkol Laut (P) Dato Rusman SN. di Markas LAF-Navy yang dihadiri para perwira senior LAF-Navy.  Medali ini diberikan karena KRI Sultan Hasanuddin-366  telah memberikan banyak kontribusi nyata dalam menjaga perdamaian dan stabilitas maritim (Maritime Stability) di Lebanon.

Selain menerima penghargaan dari LAF-Navy, KRI Sultan Hasanuddin-366 juga menerima penghargaan berupa Certificate of Appreciation dari PBB yang diserahkan oleh Force Commander and Head of Mission of the UNIFIL  Major General Paolo Serra yang diterima oleh Komandan KRI Sultan Hasanuddin-366 di Markas UNIFIL, Naqoura tanggal 26 Nopember lalu dan Certificate of Appreciation dari MTF Commander. Selain itu KRI Sultan Hasanuddin-366 juga mendapatkan Outstanding Performance Evaluation dari MTF Commander atas dedikasi dan kontribusinya dalam turut mewujudkan mandat PBB 1701 dan 2604.

Selain mengemban misi perdamaian dan diplomasi, KRI Sultan Hasanuddin-366 juga turut menyukseskan program pemerintah dalam hal mempromosikan wisata Indonesia ke luar negeri  yang bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Perekonomian Kreatif Republik Indonesia (Kemparekraf). Dengan demikian, kerja keras, semangat dan profesionalitas yang ditunjukkan oleh para prajurit KRI Sultan Hasanuddin-366 dalam melaksanakan misi internasional ini juga mampu mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia serta patut dibanggakan.





Sumber : Koarmatim

BUMN Pertahanan Butuh Regenerasi SDM Dan Peralatan

JAKARTA-(IDB) : BUMN di sektor industri pertahanan dalam keadaan memprihatinkan. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dalam penutupan Seminar TNI AL dan Industri Pertahanan di Jakarta, Rabu (19/12/2012), menyampaikan sejumlah kesimpulan, termasuk kondisi BUMN sektor pertahanan yang memprihatinkan.

"Banyak mesin tua dan pekerja yang lanjut usia sehingga perlu regenerasi. Penyehatan keuangan juga dilakukan," kata Purnomo.

Menteri Pertahanan optimistis pembangunan Minimum Essential Forces (MEF) hingga 2015 akan membutuhkan pasokan dari BUMN sektor pertahanan. Kondisi itu akan membangkitkan kembali BUMN sektor pertahanan, seperti PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT Pal, dan lain-lain.

"Undang-Undang Industri Pertahanan mewajibkan kita membeli produk dalam negeri. Pembelian dari luar negeri juga diutamakan transfer teknologi dan perakitan dengan BUMN," kata Purnomo.

Saat ini, sejumlah pesawat terbang dan helikopter serta tank untuk tiga matra TNI sedang dipesan Kemhan dari BUMN terkait.

Humas PT Dirgantara Indonesia, Sonny Saleh Ibrahim, menjelaskan, pihaknya akan menyelesaikan pesanan pesawat tipe CN-235 Maritime Patrol, CN 212-200, Helikopter Super Puma, dan Bell 412 pesanan Kementerian Pertahanan secara bertahap mulai tahun ini hingga 2015. Jumlah total pesanan mencapai lebih dari 40 unit helikopter dan pesawat. 




Sumber : Kompas

Kapal Perang Rusia Merapat di Pelabuhan Iran

TEHRAN-(IDB) : Seorang pejabat senior Angkatan Laut Republik Islam Iran mengatakan, kapal perusak Rusia Marshal Shaposhnikov telah merapat di pelabuhan Bandar Abbas.
"Marshal Shaposhnikov, kapal perusak Rusia kelas Udaloy, telah berlabuh di pelabuhan ini dengan tujuan memperkuat hubungan militer antara Iran dan Rusia," kata Wakil Laksamana Hossein Azad pada Rabu (19/12).

Pada bulan November, Komandan Armada Kaspia Rusia Laksamana Sergei Alekminski menyerukan kerjasama yang lebih erat antara pasukan AL Iran dan Rusia.
 
Ia mengatakan, armada kapal Rusia akan mengunjungi pelabuhan Iran pada tahun 2013.
Pada bulan Februari, Komandan AL Iran Laksamana Habibollah Sayyari mengatakan, angkatan laut dari sejumlah negara tetangga telah menyatakan keinginannya untuk mengirimkan armada mereka ke Iran dan Tehran siap untuk menyambutnya.

Sayyari menambahkan, pertukaran armada angkatan laut dengan negara lain membantu meningkatkan kerjasama dan kesepahaman.
 
Angkatan Laut Iran telah melipatgandakan kehadirannya di perairan internasional, bahkan kapal-kapal perang Iran telah mengunjungi beberapa negara tetangga dan sahabat termasuk Suriah, Sudan, Oman dan Arab Saudi.
Angkatan Laut Iran juga mengirimkan kapal perang ke Samudera Hindia dan mengirim dua kapal perang lainnya melalui Terusan Suez ke Laut Mediterania untuk pertama kalinya pada bulan Februari 2011. 





Sumber : Irib

Latma TNI AL Dengan TLDB

SURABAYA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) akan menggelar latihan bersama dengan Tentara Laut Diraja Brunei (TLDB). Kegiatan latihan bersama kedua negara itu merupakan tindak lanjut kesepakatan bersama setelah sukses menggelar latihan bersama dua tahun berturut-turut.

Perencanaan latihan ini ditandai dengan adanya Pembukaan Exercise Planning Conference (ECP) oleh Kolonel Laut (P) IN.G Sudihartawan selaku Ketua Delegasi TNI AL. Upacara pembukaan dilaksanakan di Hotel JW Mariot, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (19/12).

Delegasi TLDB beserta staf ke Surabaya dipimpin oleh LT Col Omaralli bin PG Indera Jaya PG HJ Mokhtor Puteh, sebagai Squardon Commander of Royal Brunei Navy. Kedatangan para delegasi dari negara sahabat itu akan membahas perencanaan latihan bersama antara angkatan laut kedua negara, dimana Latma yang akan digelar itu bersandikan Helang Laut 14A/13 Tahun 2013.

Dalam siaran pers Dispenarmatim yang diterima Jurnalk Nasional, Ketua Delegasi TNI AL Kolonel Laut (P) I.N G Sudihartawan antara lain mengatakan sebagai negara yang bertetangga, Indonesia dan Brunei Darussalam memiliki sejarah panjang dalam hubungan dan kerjasama yang baik, khususnya antara angkatan laut kedua negara. “Hal ini ditandai dengan telah terlaksananya berbagai kegiatan latihan, kunjungan Perwira, kursus maupun event-event Kepala Staf Angkatan Laut hingga saat ini,” katanya. 





Sumber : Jurnas