Pages

Kamis, November 29, 2012

Strategi Pembiayaan Industri Pertahanan Nasional

BANDUNG-(IDB) : Kementerian Pertahanan (Kemhan) sudah memiliki solusi untuk skema pembiayaan industri pertahanan nasional dalam modernisasi Alat Utama Sistem Kesenjataan (Alutsista) TNI. Sebelumnya Kemenham selalu dihadapkan dengan beberapa hambatanseperti kontrak, pembiayaan, produksi, dan pengawasan.

"Sekarang kita sudah punya solusinya untuk melakukan terobosan, mengakselerasi proses pencapaian target," kata Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Letnan Jenderal (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, disela-sela kunjungan pesanan pesawat di PT Dirgantara Indonesia (DI), Bandung, Kamis (29/11).

Salah satunya kata Purnawirawan TNI itu adalah Bappenas akan mengumpulkan Kementerian Keuangan dan Dirjen Perencanaan Kementerian Pertahanan untuk membicarakan skema pembiayaan proyek Alutsista dengan cara tahun jamak atau multiyears.

Pembiayaan tahun jamak menurut dia dinilai tepat. Cara seperti ini juga memungkinkan produsen dari BUMN seperti PT DI dan Pindad tidak akan terkena sanksi. Sebab pembuatan pesawat atau senjata tidak bisa dilakukan satu atau dua bulan.

"Misal kontrak bulan November membuat Helikopter harus selesai bulan Desember. Itu kan tidak mungkin," katanya.

Lainnya soal penyempurnaan dari sisi produksi, dan pengawasan yang harus bisa mengakar hingga alur birokrasi. Langkah ini harus dilakukan untuk mencapai target.

"Dari segi pengawasan, skema pengawasan BPKP segera membuat laporan proyek mana yang sanggup dan tidak sanggup yang bisa mengakibatkan kerugian negara," katanya.

Diharapkannya, target modernisasi 2014 bisa tercapai. Melalui Tugas high levelcomitte yang berisi Kementerian Keuangan, Kementerian Pertahanan, BPKP dan TNI ini juga bisa menjadikan terobosan tapi tidak melanggar aturan.





Sumber : Merdeka

Inggris Luncurkan Superjet Bertenaga Roket

LONDON-(IDB) : Para ahli mesin jet di Inggris berhasil meluncurkan terobosan baru dalam dunia penerbangan. Yaitu pesawat terbang bertenaga roket .

Menurut para ahli penerbangan di Inggris, jika pesawat dengan penumpang 300 orang diterbangkan dari Inggris ke Australia memerlukan waktu selama 21 jam, namun dengan menggunakan teknologi ini hanya membutuhkan waktu empat jam.


Teknologi revolusioner ini didapatkan para ahli Boffins Inggris yang mampu menciptakan pernapasan mesin yang bisa mendinginkan suhu mesin daro 1000 derajat Celsius menjadi 150 derajat Celsius. Seperti dilansir The Sun, Kamis (29/11), para ahli ini membutuhkan waktu penelitian selama 30 tahun untuk menemukan teknologi ini.


Alan Bond, si jenius di balik rekayasa teknologi roket ini mengatakan: "Ini momen paling membanggakan dalam hidup saya."


Menteri Sain Inggris, David Willetts menyebutkan bahwa penemuan ini merevolusi masa depan kedirgantaraan dan perjalanan ke luar angkasa.





Sumber : JPNN

Wamenhan Tinjau Progres Pesawat Pesanan Kemhan Di PT. DI

BANDUNG-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin meninjau pesanan pesawat untuk Kemenetrian Pertahanan Indonesia di PT Dirgantara Indonesia (DI) di Bandung.

Didampingi Direktur Utama PT DI Budi Santoso dan rombongan dari Kemenhan, Sjafrie melakukan inspeksi ke beberapa hanggar pesawat seperti hanggar CN-235, dan hanggar Helikopter.

"Ini kunjungan pemerintah high level commite untuk inspeksi kesiapan produksi dari PT Pindad dan PT DI dalam rangka mendukung modernisasi peralatan militer target strategis 2014," kata Sjafrie, di sela-sela kunjungan ke PT DI, Bandung, Kamis (29/11).

Dalam kunjungan itu, Sjafrie memperhatikan skema pengadaan serta produksi yang nantinya diperuntukkan juga untuk Kementerian pertahanan, beserta TNI selaku pengguna.

Sjafrie meninjau sejumlah pesawat yang dipesan seperti CN 235 untuk Pertahanan Angkatan Laut (AL) berjumlah tiga. Pesawat ini diperkirakan sudah hampir selesai, atau awal tahun sudah bisa dipergunakan.

Sjafrie juga mengecek helikopter Bell untuk TNI AU dan AL, helikopter Super Puma NAS 332 dan NBELL 412 ini juga sudah dalam tahap proses finisihing.

"Tugas high level commite ini untuk mengendalikan dan mengawasi agar tercapainya target modernisasi," tandasnya.

Untuk target modernisasi alutsista hingga 2014, PT DI masih harus menyelesaikan sekitar 20 pesawat lagi dari 30 yang dibutuhkan. 

2012, PT Pindad Terima Order Rp 2 Triliun

Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Letnan Jenderal (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan kerjasama dengan PT Pindad guna penyediaan kebutuhan peralatan militer Indonesia terus berjalan tiap tahunnya. Hasil produksi alat militer itu digunakan tiga angkatan yakni TNI Angkatan Darat (AD), Angkatan Udara (AU), dan Angkatan Laut (AL).

Sebelum ke PT Dirgantara Indonesia (DI), Sjafrie sempat meninjau produksi peralatan militer di PT Pindad, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Kamis (29/11/2012).

"PT Pindad itu pada dasarnya untuk kebutuhan Angkatan Darat (AD). Tapi juga PT Pindad memenuhi kebutuhan amunisi. Amunisi itu dihunakan untuk tiga angkatan," ucap Sjafrie saat melakukan inspeksi ke hanggar CN 235 dan hanggar helikopter di PT DI.

Sjafrie mengatakan PT Pindad tiap tahun menerima order membuat peralatan militer dari pesanan Kemenhan untuk keperluan TNI AD, AU, dan AL.

Berapa order tahun ini? "Tiap tahun ada order. Mereka (PT Pindad) dalam 2012 ini menerima order 2 triliun rupiah," singkat Sjafrie.




Sumber : Merdeka

2025, Lapan Yakin Indonesia Luncurkan Satelit Secara Mandiri

BANDUNG-(IDB) : Eksplorasi antariksa negara-negara maju sudah mencapai Planet Mars dan sedang menjajaki untuk mengeksplorasi asteroid dalam waktu beberapa tahun ke depan. Tak mau ketinggalan terlalu jauh, Indonesia rupanya kini mulai ikut mengembangkan teknologi untuk mengeksplorasi antariksa.

Langkah awalnya adalah dengan meluncurkan satelit secara mandiri. Target ini diharapkan bisa dicapai dalam kurun waktu belasan tahun mendatang.

"Tahun 2025, kita sudah akan bisa meluncurkan satelit sendiri. Setelah itu kita menuju program ke Bulan," kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Bambang S. Tedja, Selasa 27 November 2012. Dia menerangkan program eksplorasi bulan akan menjadi patokan untuk eksplorasi tingkat lanjut. Ia yakin pada 2025, seiring dengan terwujudnya bandara antariksa nasional, Indonesia dapat meluncurkan satelit yang bakal mengorbit di ketinggian 650 kilometer.

"Kita bisa lah pada waktunya nanti. Apalagi tahun depan kami akan meluncurkan roket untuk ujicoba," ujar Bambang.

Keyakinan tersebut didasarkan pada kesiapan LAPAN meluncurkan roket Sonda RX-550 tahun depan. Itu merupakan roket pendorong peluncuran satelit berukuran 6 meter, berdiameter 550 milimeter, dan berat 3 ton.

"Roket itu mampu mencapai ketinggian lebih dari 100 km, dan jangkauannya mencapai 300 km," katanya.

LAPAN telah melakukan uji statis roket RX-550 pada 2011 dan 2012. Uji statis merupakan pengujian di darat untuk mengetahui kinerja dan daya dorong roket saat tinggal landas. Pada 2013 dan 2014 RX-550 akan menjalani uji terbang masing-masing satu tingkat dan dua tingkat.

Meski optimistis pada 2025 nanti Indonesia akan mampu meluncurkan satelit secara mandiri, Bambang mengakui Indonesia harus mengatasi tantangan soal penempatan slot satelit di antariksa. "Slot itu harus diiisi. Ini saja masih menjadi tantangan," katanya.





Sumber : Vivanews

Armed TNI AD Tertarik Akuisisi Nexter LG-1 MK III

ARC-(IDB) : Satuan-satuan tempur di TNI, terutama TNI Angkatan Darat terus berbenah. 

Selain mendatangkan Meriam Swagerak Caesar, jajaran satuan Artileri medan juga berupaya mendatangkan meriam howitser jenis lain. Tak lagi mengandalkan meriam tua, Satuan Armed kini juga berupaya mendatangkan meriam LG-1 MK III.

Sebelumnya memang diketahui satuan Armed akan mendatangkan meriam KH-178 buatan Korea Selatan. 

Akan tetapi hasil uji tembak meriam negeri ginseng tersebut tidaklah memuaskan. 

Berbeda ketika TNI menguji meriam LG-1 MKIII langsung di Perancis. 

Hasilnya sungguh memuaskan. Apalagi, versi terdahulu dari meriam ini, yaitu LG-1 MK II telah lama menjadi andalan Marinir TNI-AL.

Namun berbeda dengan LG-1 MK II, versi MK III telah mengalami sejumlah peningkatan. Mirip dengan Meriam Caesar, LG-1 MK III telah mengandalkan sistem elektronis dalam hal pembidikan dan kontrol tembak. 

Dengan demikian, waktu penyiapan meriam hingga peluru pertama terlontar menjadi lebih singkat.

Satu hal lain yang membuat Armed kesengsem, adalah bobot LG-1 MK III yang cukup ringan, yaitu hanya sekitar 1,5 ton. 

Bandingkan dengan meriam KH-178 yang berkaliber sama, namun memiliki bobot 4 ton lebih. 

 Sehingga, penggelaran meriam LG-1 MK III bisa menggunakan helikopter medium sekelas NBell-412. 

Cukup untuk memenuhi requirement satuan Armed Kostrad, yang mengharuskan mampu penggeseran alutsista secara cepat. Jika menggunakan pesawat Hercules, sebanyak 4 buah meriam LG-1 MKIII mampu masuk ke dalam perutnya dan siap diterbangkan ke penjuru nusantara.

Nilai plus lainnya adalah adanya commonality antara Armed Marinir.  Selain itu, Meriam LG-1 MK III juga bisa menggunakan munisi 105mm lama. 

Akan tetapi jika menggunakan munisi "extended range" lansiran Nexter, maka jarak tembak bisa terdongkrak hingga 17 km. Nah... apakah TNI-AD jadi menyusul Marinir sebagai pemakai LG-1 Family?

Spesifikasi LG-1 MK III

Bobot      :     < 1600 kg
Transport :  helikopter, air transport (4 canons per C130),  air portable, Tarik oleh berbagai varian rantis 4x4.
Gun crew : 5                                                                
Waktu turun hingga siap tembak : kurang dari 30 detik
Firing rate : 12 tembakan/menit
Jarak tembak :  munisi US M1: 11 km; munisi Nexter OE-LP G3: 17 km






Sumber : ARC

India Rusia Gelar Latgab "INDRA"

MUMBAI-(IDB) : Kapal tempur Rusia akan memasuki Mumbai, India hari ini untuk menggelar latihan perang gabungan dengan nama sandi "INDRA." Latihan itu sendiri akan dilaksanakan pada 2 Desember mendatang.

Latihan yang dilaksanakan selama dua hari itu akan melibatkan kapal destroyer India, INS Mysore dan sejumlah kapal lainnya. Angkatan Udara India juga diikut sertakan dalam latihan gabungan dengan INDRA.

Sementara itu, Rusia mengerahkan kapal destronyernya, Marshal Shaponishkov, Alatau dan kapal tanker Irkut. Beberapa tahun yang lalu, militer dari kedua negara itu pun sempat menggelar latihan perang serupa. Demikian, seperti diberitakan PTI, Rabu (28/11/2012).

Negeri Bollywood juga pernah mengirim pasukannya ke Negeri Beruang Merah untuk menjalani pelatihan perang jalur darat. Mereka berlatih di perbatasan China dan Mongolia.

Sejak 2003 silam, India dan Rusia sudah menggelar latihan INDRA sebanyak lima kali di jalur darat dan laut. Latihan INDRA terakhir dilaksanakan pada Oktober 2010 di India.

Kerja sama militer India dan Rusia memang cukup erat. Selain sering menggelar latihan perang gabungan, kedua negara itu turut mengadakan kerja sama dalam perakitan alutsista dan jet tempur.

Rusia pun enggan menjual persenjataannya ke Pakistan yang selama ini dipandang bak rival India. Dialog-dialog Rusia dan Pakistan umumnya dibina dalam rangka menjaga hubungan bilateral dan tidak untuk pertahanan.

Belakangan ini, Negeri Bollywood baru saja memperbaharui misil jelajah BrahMos dengan menambahkan sistem navigasi satelit Rusia KH-555 dan KH-101. Dengan kepemilikan BrahMos, India dinyatakan mengungguli kemampuan pertahanan Pakistan yang sampai saat ini belum memiliki sistem pertahanan udara yang canggih.





Sumber : Okezone

Berita Foto : TUDM Diperkuat 2 Helikopter EC725 Baru

SUBANG-(IDB) : Hari ini sejarah telah tercipta apabila dua buah pesawat baru EC725 yang bakal memasuki inventori TUDM tiba di Malaysia dengan menggunakan pesawat Antonov-124.

Pesawat buatan firma Eurocopter dari Perancis ini telah diterbangkan dari Marignanc, Perancis dan mengambil masa lebih kurang 13 jam penerbangan sebelum tiba di Terminal Skypark, Subang tepat pada jam 2.20 petang tadi.

Dua buah pesawat ini juga akan diserahkan secara rasmi kepada kerajaan Malaysia dalam masa terdekat.
 
 
 
 
 
 
Sumber :  Airforce

Produksi Pesawat CN295 Dipindah Ke Bandung

BANDUNG-(IDB) : Seluruh aktivitas produksi pesawat transpor menengah C295 sedang dalam proses dipindahkan oleh Airbus Military dari Sevilla, Spanyol, ke PT Dirgantara Indonesia (Persero) di Bandung.
 
"Selain tingginya faktor kepercayaan Airbus Military kepada kami, ke depan mereka memang hanya akan memusatkan perhatian pada produksi pesawat transpor militer berbadan lebar A400M," kata IP Windu Nugroho, staf senior Divisi Komunikasi PTDI, di Bandung, Rabu.

Dalam proses pemindahan itu, PTDI kini sedang membangun pusat pengiriman (delivery center) untuk pesawat CN295, sebutan selanjutnya bagi C295 setelah produksi bersama dilaksanakan.

''Kegiatan ini salah satu bentuk perwujudan program revitalisasi di tubuh PTDI,'' kata Windu.

Proses pembangunan 'delivery center' disertai pula dengan proses pembangunan lini perakitan akhir (final assembly line) CN295. Pengerjaannya dibantu oleh tim ahli dari Airbus Military sebagai mitra bisnis. Delivery Center CN295 diharapkan selesai pada kuartal pertama 2013.

Setelah fasilitas itu siap, PTDI akan mampu mengirimkan pesawat hasil produksinya empat unit per tahun ke seluruh customernya.





Sumber : Republika

Menhan Terima Dubes Swedia Untuk Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro, Rabu (28/11) menerima Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Ewa Ulrika Polano. 

Adapun maksud kunjungan Dubes Swedia kali ini adalah untuk memperkenalkan Director of Strategic Analysis at Prime Minister of Sweden’s office, DR. Hans-Christian Hagman. 

Pada saat menerima tamunya, Menhan RI didampingi oleh Dirjen Strahan Kemhan Mayjen TNI Puguh Santoso, ST, M.Sc dan Kapuskom Publik Kemhan Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc. 





Sumber : DMC

Wamenhan Terima Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI

JAKARTA-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI Sjafrie Sjamsoeddin didampingi Kabaranahan Kemhan RI Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo serta sejumlah pajabat Kemhan, menerima kunjungan kerja Wakil Ketua Komisi I DPR RI TB. Hasanuddin bersama beberapa anggota Komisi lainnya, Rabu (28/11), ke Fasilitas Pendidikan Latihan dan Prasarana, Indonesian Peace and Security Center (IPSC), Sentul, Bogor, Jawa Barat. 

Selain mendapat penjelasan tentang berbagai pembangunan yang tengah dilakukan di IPSC, Wakil Ketua Komisi I DPR RI beserta rombongan juga berkesempatan meninjau langsung sejumlah fasilitas yang ada di IPSC.





Sumber : DMC