Pages

Jumat, November 16, 2012

Beli Astros II, Indonesia Bukan Yang Pertama Di Asia Tenggara

BRAZIL-(IDB) : Sejumlah koran hari ini memuat berita hangat kunjungan Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin ke fasilitas Avibras di Brasil, terkait kesempatan pembelian 36 unit sista Astros II senilai 405 juta dollar. Sistem senjata roket yang mampu menjangkau jarak hingga 96 ini menurut rencana akan jadi dua batalyon kekuatan yang bernaung di bawah TNI AD. Berita ini tentu menggembirakan, tapi di Asia ternyata bukan Indonesia yang pertama menggunakannya. Negara pertama yang telah lebih dulu mengoperasikannya adalah Malaysia.

Merujuk Commando, Malaysia secara provokatif telah lebih dulu membeli Astros II dan menempatkannya di posisi yang bisa menjangkau Singapura. Kekuatan setara tiga baterai yang bernaung di bawah Army Field Command HQ ini operasional penuh sejak Januari 2006. Sista ini, seperti dikatakan petinggi militer Malaysia, akan dipergunakan sebagai respon pertama yang akan diturunkan seandainya Malaysia mendapatkan serangan dari musuh.

Tahun depan direncanakan roket ini sudah memperkuat sistem pertahanan Indonesia. Pembelian roket Astros dari Brasil, melengkapi kerja sama pertahanan Indonesia dengan Brasil setelh sebelumnya TNI AU memperoleh 16 unit pesawat EMB-314 Super Tucano. Total kontrak dengan Brasil untuk kedua sista ini mencapai 700 juta dolar AS atas sekitar Rp 6,7 triliun. Sejauh ini, selain Malaysia dan Indonesia, negara yang telah dicatat menggunakan sista Astros adalah Bahrain, Irak, Arab Saudi dan Qatar.

Roket sebagai alternatif alutsista artileri mengemuka sejak PD II. Di tangan Tentara Merah, kekuatan roket Katyusha mampu menyapu area (area saturation) dengan penghancuran lebih luas dan lebih cepat dibanding meriam howitzer, biarpun kalah dalam akurasi. Berpindah ke medan pertempuran modern, doktrin mengutub menjadi dua, antara AS yang mengandalkan Muntiple-Launch Rocket System (MLRS) canggih namun mahal, atau ikut doktrin Timur yang mengandalkan BM-21 Grad dan turunannya yang murah namun ketinggalan zaman.

Menyadari ada celah kosong di antara kedua seteru, pabrikan Avibras coba menawarkan sistem roket artileri yang terjangkau seperti Grad, namun akurat dan memiliki proteksi kru yang memadai seperti MLRS. Proyek yang dimulai dengan modal pribadi perusahaan dengan kode Astros II T-O Brucutu pada 1981 memilih sasis truk sebagai kendaraan pengusung sistem roket. Selain karena pertimbangan biaya, kemampuan lintas medan berat dan kemampuan diangkut pesawat sekelas C-130 Hercules menjadi pertimbangan utama.

Astros II unggul dalam hal roket yang dibawanya. Avibras sudah mendesain sistem roket Astros secara modular, sehingga mudah dikonfigurasi di lapangan sesuai kebutuhan. Roket-roket yang ada dimuat dalam kontainer roket yang pada gilirannya tinggal dimuat ke dalam kotak peluncur di atas sasis Astros II. Ada empat roket yang dipersiapkan Avibras, yang semua motor roketnya ditenagai oleh double-base propellant.

Kaliber terkecilnya 127mm SS-30, yang terpasang sebanyak 32 tabung per kotak peluncur. Roket berhulu-ledak HE (High Explosive) dengan panjang 3,9m dan berbobot 68 kg sebuahnya ini mampu menjangkau sasaran sejauh 30 km. Roket kedua, SS-40, memiliki kapasitas maksimal 16 roket dalam satu tabung peluncur. Selongsong roketnya memiliki empat sirip (fins) dengan panjang 4,2 m dan berbobot 152 kg sebuahnya. Jarak jangkaunya antara 15-35 km. Soal hulu ledak, SS-40 cukup fleksibel. Jika mau HE ada, bila memilih amunisi cluster/ bomblet (tandan) DP (Dual Purpose) antimaterial dan personel juga tersedia.

Khusus amunisi bomblet, dimensinya 39x13cm, dengan sumbu impak mekanis. Tiap bomblet dilengkapi pita-parasut yang berfungsi menahan dan menstabilkan arah jatuh. Kategori ketiga, SS-60 yang merupakan pengembangan dari SS-40. Punya sosok lebih besar sepanjang 5,6 m dan berbobot 595 kg, konsekuensinya SS-60 bisa menampung 65 bomblet. Jangkauannya antara 20-60 km dengan waktt tempuh 117 detik untuk mencapai jarak maksimal 60 km. Jadi di luar jangkauan artileri meriam 105-120 mm.

Roket terakhir, SS-80, lahir belakangan pada 1995, dengan sosok tak jauh beda dengan SS-60. Daya jangkaunya yang mencapai 90 km dimungkinkan berkat propelan baru. Selain itu, SS-80 bisa dimuati senjata kimia mematikan, walaupun belum pernah dipergunakan dalam pertempuran aktual.

Astros sudah battle proven. Perang Teluk II tahun 1991 menjadi saksi bagaimana Irak dan Arab Saudi saling mengadu Astros II yang mereka miliki, dengan Irak mempergunakan varian lokal dari SS-60 yang disebut Sajeel-60. Saking terkenalnya, AS sampai mempergunakan gambar Astros II yang dihajar F-15E Strike Eagle dalam pamflet propaganda yang meminta tentara Irak untuk menyerah tanpa perlawanan





Sumber : Angkasa

Upaya TNI AU Menjadikannya Elang Pengintai


ARC-(IDB) : Pensiunnya pesawat tempur A-4 Skyhawk, meninggalkan pula berbagai peralatan yang sejatinya masih bisa dan layak digunakan. Salah satunya adalah pod kamera pengintai Vicon 70. Dengan telah berakhirnya masa operasional pesawat A4 Sky Hawk, maka berakhir pula pengoperasian kamera pod Vicon 70. Hal tersebut berdampak pada menurunnya kemampuan TNI-AU dalam hal pengamatan udara.
 


Akan tetapi, bukan TNI-AU namanya kalau tidak kreatif. Pod kamera yang ada oleh Dislitbang TNI-AU kini sedang diteliti agar bisa dimanfaatkan di pesawat Hawk 109/209. 

Proses penelitian itu sendiri diantaranya mempelajari sistem wiring kamera pod Vicon 70 dan sistem wiring pesawat Hawk 109/209, memperbaiki dan mengoperasikan kembali kamera pod vicon 70, mempelajari sistem penempatan kamera pod vicon 70 pada pesawat Hawk 109/209 dan membuat simulasi aerodinamika kamera pod. 

Selain itu, turut dibuat pula switch on-off pengoperasian kamera pada kokpit pesawat.


Vicon 70 sendiri merupakan kamera pengintai yang biasa digunakan oleh pesawat tempur subsonik. Meski berusia lumayan tua, Vicon 70 sudah menganut konsep modular. Isi dari pod bisa diganti berbagai tipe kamera sesuai kebutuhan. Standarnya, Vicon 70 total mempunyai 4 kamera. Yaitu sebuah kamera oblique ke depan, 2 buah kamera vertikal serta sebuah kamera panoramic.



Diduga, sampai saat ini Pod kamera tersebut belum diuji terbang di pesawat Hawk 109/209.  Jika upaya ini berhasil, maka TNI-AU kembali mampu mengoperasikan Elang Pengintai. BRAVO TNI-AU..!!





Sumber : ARC

Latgab TNI : Pasukan Khusus TNI Berhasil Bebaskan Walikota Tarakan


walikota-sub 


TARAKAN-(IDB) : Gabungan Pasukan Khusus TNI yang terdiri dari Sat 81 Gultor Kopassus TNI AD, Detasemen Jala Mangkara TNI AL dan Bravo Kopaskhas TNI AU berhasil membebaskan Walikota Tarakan serta pejabat daerah lainnya dari sergapan musuh yang menyanderanya di Dermaga Ferry, Juwata Laut Tarakan, Kalimantan Timur, Jumat pagi (16/11/2012).

Dengan didahului oleh ledakan bom yang mampu memberikan efek kejut dibarengi rentetan tembakan terarah kepada para penyandera, para personel Pasukan Khusus TNI bergerak dengan cepat ke tempat ataupun ruangan dimana sandera berada.

Hal tersebut merupakan bagian dari pola serangan Pasukan Khusus TNI yang cepat, senyap dan mematikan sehingga pihak lawan dibuat tidak berdaya hanya dalam hitungan menit. Selanjutnya para sandera berhasil diselamatkan dan di evakuasi ke tempat yang aman melalui jalur laut dengan menggunakan speedboat.

Begitulah skenario yang terjadi di lapangan dalam rangkaian Latihan Gabungan TNI tahun 2012, yang berlangsung dari tanggal 11 hingga 30 November 2012 di Tarakan Kalimantan Timur.

 

Turut menyaksikan jalannya latihan pembebasan sandera oleh gabungan Pasukan Khusus TNI, yakni Komandan Pendidikan TNI AU (Dankodikau) Marsda TNI Ida Bagus Anom, Danjen Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo, Dankorpaskhas Marsekal Muda TNI Amarullah, pejabat Mabes TNI serta Muspida Kota Tarakan




Sumber : Poskota

Venezuela Borong Pesawat Tempur China

CARACAS-(IDB) : Presiden Venezuela Hugo Chavez menyatakan, militer negaranya sudah mulai menerima kiriman armada pesawat tempur dari China.

Venezuela tetap membeli pesawat-pesawat ini, setelah Amerika Serikat (AS) melarang jual beli senjata dengan negara tersebut.

Chavez mengumumkan, dua unit Y-8 yang ia pesan dari China sudah tiba. Negaranya membeli delapan unit pesawat itu seharga hampir US$353 juta.

Pada 2006, AS melarang perdagangan senjata ke Venezuela karena negara itu memiliki hubungan dengan Iran dan Kuba.

AS menuding Venezuela tidak bekarja sama sepenuhnya dalam upaya antiterorisme. Chavez pun membeli senjata dari Rusia dan China.

“Amerika tak mau memasok suku cadangnya untuk kami,” ujar Chavez mengenai armada C-130 milik negaranya yang sudah usang. Sebab itulah ia beralih ke negara-negara lain.

Ia menghabiskan miliaran dolar Amerika untuk membeli jet tempur, pesawat transportasi militer, sistem radar, helikopter dan senjata.




Sumber : Inilah

Athan Australia Kunjungi Dishidros TNI AL

JAKARTA-(IDB) : Pertahanan (Athan) Australia, Captain (N) Katja Bizilj, beserta Staf, Rabu (14/11), melaksanakan kunjungan kehormatan ke Kantor Dinas Hidro Oseanografi (Dishidros) TNI AL di Ancol, Jakarta Utara.

Kunjungan Athan Australia diterima langsung oleh Kadishidros Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia di ruang kerjanya.

Saat menerima kunjungan kehormatan Athan Australia, Kadishidros didampingi oleh pejabat teras Dishidros antara lain Komandan Satsurvei Kolonel Laut (P) Indarto Budiarto, Kasubdispeta Kolonel Laut (P) Samiyono, Kasubdisprodisi Kolonel Laut (P) Endang Sudarma, Kasubdissurvei Kolonel Laut (KH) Trismadi, Kasubdisinfotahid Letkol Laut (P) Riduwan Purnomo, dan Danpusdikhidros Kolonel Laut (P) Daryanto.

Kunjungan kehormatan (Athan) Australia Captain (N) Katja Bizilj yang untuk pertama kali ini dimaksudkan sebagai ajang silahturahmi dan memperkenalkan diri sebagai perwakilan Atase Pertahanan Negara Australia kepada Kadishidros yang baru.

Kunjungan ini juga dimaksudkan untuk mengenal lebih jauh tentang Dinas Hidro Oseanografi TNI AL dan disambut positif oleh Kadishidros, Laksma TNI Aan Kurnia.

Kadishidros berharap, kunjungan ini dapat meningkatkan hubungan kerja sama antara Australia dengan Dishidros TNI AL yang selama ini sudah terjalin dengan baik dibidang survei hidrografi, latihan, alih guna tekhnologi, penyelarasan produk ENC dengan produk ENC Australia di seluruh daerah perbatasan, serta pengiriman Perwira Dishidros untuk Sekolah Spesialisasi Hidrografi ke Australia yang selama ini terhenti sejak tahun 2009.

Captain (N) Katja Bizilj Captain (N) Katja berharap agar kedepan, kerja sama antara Dinas Hidro Oseanografi Indonesia dan Australia lebih ditingkatkan dan keduabelah pihak dapat saling berbagi informasi menyangkut kerja sama di bidang Hidrografi Oseanografi.

Berdasarkan siaran pers Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Dispenal), usai bertatap muka acara dilanjutkan dengan mengunjungi ke ruang-ruang kerja di Subdissurvei, Subdispeta, Subdisprodisi dan Pusdikhidros.





Sumber : Jurnas

Angkatan Laut Iran Ukir Prestasi Di Tengah Sanksi

TEHRAN-(IDB) : Komandan Angkatan Laut Iran Laksamana Habibollah Sayyari mengatakan, Republik Islam telah mengubah sanksi internasional menjadi peluang di ilmu maritim.
 
"Produksi kapal-kapal perusak modern oleh para pakar Iran menunjukkan bahwa sanksi telah berubah menjadi peluang," kata Sayyari pada hari Kamis (15/11).
 
Dia menjelaskan bahwa Iran telah mencapai kemajuan tinggi di bidang pengetahuan maritim setelah Revolusi Islam dan secara langsung mempengaruhi semua keputusan dan proyek di wilayah tersebut.
 
Sayyari mencatat bahwa para ahli Iran menciptakan kapal perusak canggih dan kapal selam dengan menggunakan teknologi terbaru yang hanya dikuasai oleh segelintir negara di dunia.
 
Angkatan Laut Iran telah memfokuskan diri di perairan internasional dalam beberapa tahun terakhir, mengerahkan kapal-kapal perang di Samudera Hindia dan Laut Mediterania.
 
Sejalan dengan upaya internasional anti-pembajakan, Angkatan Laut Iran telah melakukan patroli di Teluk Aden sejak November 2008 dalam rangka untuk melindungi kapal dagang dan tanker minyak yang dimiliki atau disewa oleh Iran atau negara lain. 





Sumber : Irib

Hamas Tembak Jatuh Pesawat Tak Berawak Israel

PALESTINA-(IDB) : Fars News Jumat (16/11) mengutip Aljazeera melaporkan, Brigade Izzuddin Qassam mempublikasikan sebuah pesawat tak berawak Israel yang ditembak jatuh oleh para pejuang Palestina.
 
Video ini dipublikasikan sebagai jawaban atas pernyataan para komandan Zionis yang membantah mengenai berita jatuhnya sebuah pesawat tanpa awak mereka setelah ditembak oleh muqawama Palestina.
 
Brigade Izzuddin Qassam, sayap militer Hamas menyatatakan bahwa pesawat ini ditembak jatuh di timur Gaza.
Pesawat tanpa awak Israel yang jatuh ditembak muqawama Palestina
 
Bersamaan dengan publikasi video ini, juru bicara militer Israel kepada televisi Aljazeera mengatakan bahwa pasukan Israel akan disebar lebih banyak di perbatasan Jalur Gaza.
 
Israel sejak hari Rabu (14/11) hingga saat ini telah melakukan serangan ke Jalur Gaza sebanyak 250 kali yang mengakibatkan 20 orang gugur syahid dan yang terluka hampir mencapai 150 orang.
 
Muqawama Palestina tidak tinggal diam dan melakukan serangan balasan dengan menembakkan roket sebanyak 274 kali ke pemukiman zionis dan menurut data resmi yang dikeluarkan 4 orang tewas dan 80 lainnya luka-luka.





Sumber : Irib

Panglima TNI : Semoga Latgab Berjalan Sesuai Rencana

SANGATTA-(IDB) : Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono berharap Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2012 di Sekerat Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, puncaknya dijadwalkan Jumat (16/11), berjalan lancar dan sesuai rencana.

"Saya Panglima TNI beserta staf, selalu berdoa dan mendoakan semoga seluruh prajurit selalu sehat dan mampu melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Rebut kembali wilayah yang dikuasai musuh dan selamat bertugas," tegasnya.

Hal itu ditegaskan Panglima TNI dihadapan para Kepala Staf TNI dan para prajurit, saat mendengarkan pemaparan Latgab di "Cafee Shop" Tanjungbara Sangatta, Kamis, sekaligus melakukan "teleconference| dengan Panglima Komando Latihan Gabungan TNI Mayjen TNI Sutyo Sularso yang sehari-harinya menjabat Panglima Divisi Infateri 2 Kostrad Malang, Jawa Timur, dari Kapal Perang KRI Surabaya.

Laksamana TNI Agus Suhartono dan KSAD serta KSAL akan meninjau Latgab di Sekerat Bengalon, Jumat pagi, sebelum kembali bertolak ke Balikpapan dan Jakarta pada sore harinya.

Malam ini, Panglima TNI dan para Kepala Staf serta beberapa petinggi TNI menginap di Tanjungbara dan dijadwalkan dini hari bertolak ke lokasi Latgab.

Panglima TNI dan rombongan tiba di bandara Tanjungbara Sangatta, pukul 16.00 WITA menggunakan empat pesawat Casa dari Lanudal Juanda Surabaya dengan dikawal helikopter MI milik TNI AU dan TNI AD.

Kedatangan panglima dan rombongan disambut Bupati Kutai Timur, Isran Noor dan wakilnya H. Ardiansyah Sulaiman serta sejumlah pejabat Pemkab Kutai Timur, dan beberapa pejabat manajemen PT Kaltim Prima Coal.

Panglima dan rombongan juga disambut Kepala Adat Suku Kutai, dengan pengalungan bunga dan tepung tawar, serta tarian jepen, sebuah tarian khas Suku Kutai, sebagai ucapan selamat datang di Tanah kutai yang ramah.

 
 
 
 
Sumber : Antara

Elang Khatulistiwa Terlibat Latgab TNI 2012 Dan Latma Elang Indopura

JAKARTA-(IDB) : Selama lebih kurang tiga minggu kedepan langit biru bumi Khatulistiwa yang biasanya bergemuruh oleh suara pesawat Hawk 100/200 Elang Khatulistiwa Skadron Udara 1 akan terasa sepi. 

 Hal ini dikarenakan Elang Khatulistiwa mendukung dua Latihan sekaligus yaitu Latihan Gabungan TNI (Latgab TNI) dilaksanakan di Lanud Balikpapan dari tanggal 14 November s.d 25 November 2012 dan Latihan Bersama (Latma) Elang Indopura yang dilaksanakan di Lanud Rembiga dari tanggal 19 November s.d 1 Desember 2012, Rabu (14/11).

Tepat pukul 10.09 WIB pesawat pertama take off meninggalkan bumi Khatulistiwa disusul lima pesawat berturut-turut. Sedikitnya 61 personel Skadron Udara 1 dan enam pesawat tempur Hawk 100/200 ikut terlibat dalam latihan ini dan dipimpin langsung Komandan Skadron Udara 1 Letkol Pnb Radar Soeharsono. 

 Adapun pesawat yang digunakan adalah TT 0225 diawaki Lettu Pnb Dedi Andres, TL 0112 diawaki Letkol Pnb Radar Soeharsono dan Lettu Pnb Ari Nugroho Widodo, TT 0223 diawaki Lettu Pnb Ferdian Habibi, TT0231 Lettu Pnb Binggi Nobel dan TT 0234 yang diawaki Mayor Pnb Sidik Setiyono.

Sedangkan ground crew dan peralatan pendukung latihan diangkut oleh pesawat Hercules A-1323 yang dipiloti oleh Mayor Pnb Ronny dan A-1326 dipiloti Mayor Pnb Benny yang keduanya merupakan pesawat dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta.





Sumber : TNI AU

China Unveils Yi Long UAV

BEIJING-(IDB) : China has unveiled for the first time its Yi Long unmanned aerial vehicle (UAV) local media reported on Wednesday, which its makers claim is far cheaper than its Israeli and American analogs at less than $1 million.

The UAV, which was unveiled at the Air China aerospace show in Zhuhai on Tuesday, has been under development by the Chengdu aircraft-building institute since 2005, and made a first test-flight in 2008, and has only been previously shown in model form.

Yi Long can be used for military or civil tasks, the makers say, including geophysical or post-disaster survey work. The aircraft has a length of 9.34 meters, a wingspan of 14 meters and a mass of just over a ton. It has a ceiling of 5,300 meters and a range of 4,000 kilometers, with an endurance of up to 20 hours.

Pictures shown on Sky News show it has having a similar configuration to the US-made MQ-9 Reaper, with a pusher engine, V-tail, long-span straight wing, and fuselage shape configured for low radar cross-section. It was also shown armed with under-wing missiles, and an electro-optical sensor turret under the forward fuselage.

The Chinese say the UAV has “already successfully entered the international market,” but provided no further details.





Source : Defencetalk

Analisis : Akankah Indonesia Akuisisi Rudal Jarak Menengah

Rudal S-300 Anti-Udara Jarak Menengah
ANALISIS-(IDB) : Iran yang mati-matian mendapatkan rudal anti-udara jarak menengah S-300 Rusia, begitu sulit mendapatkannya. Mereka harus memutar otak dan menggunakan negara ketiga untuk memperoleh S-300 tersebut.  Sementara Indonesia justru sebaliknya.

Dalam Indo Defence 2012 di Jakarta, pihak Rusia menawarkan berbagai jenis rudal anti-udara jarak menengah termasuk S-300. “Apakah militer Indonesia membeli rudal S-300 ini ?, tanya saya ke petugas booth Rusia. “Saya harap begitu”, ujarnya sambil tersenyum.

Itu artinya dari sisi pemerintahan Rusia, tidak ada kendala atas penjualan S-300 untuk Indonesia. Di sisi lain, pihak Arhanud sudah teriak-teriak menginginkan rudal anti-udara jarak menengah untuk memodernisasi strategi pertahanan mereka, seiring berkembangnya kemampuan perang negara-negara kawasan, terutama China.

Rusia telah menawarkan S-300 dan Indonesia juga menyatakan butuh rudal tersebut. Akankah S-300 dibeli militer Indonesia ?.

Yunani gunakan S-300 sejak tahun 2000
Pihak TNI AD sudah berkali kali mengunjungi dan menjajaki kemampuan rudal jarak menengah, baik ke China dan Rusia.  Namun hingga kini belum ada kejelasan apakah rudal  itu akan dibeli atau tidak.

Secara finansial mungkin tidak ada kendala untuk membeli rudal jarak menengah itu. Bagaimana dengan aspek stabilitas kawasan ?.

Jika Indonesia membeli rudal anti-udara jarak menengah, pastinya akan mengubah geopolitik di kawasan Asia Tenggara.  Sudah pasti Malaysia akan bereaksi. Jika Malaysia bereaksi, pastinya Singapura juga tidak akan tinggal diam. Ujung-ujungnya yang tercipta adalah perlombaan senjata. Logika berpikir seperti ini yang tampaknya sedang tertanam di benak Indonesia.

Akan tetapi paradigma militer seperti itu bisa kita ubah. Selama ini Indonesia lebih menahan diri untuk persenjataan dan hal ini akibat terperosoknya ekonomi Indonesia di beberapa dekade yang lalu. Kini ekonomi Indonesia mulai membaik. Apakah Indonesia akan terus berjalan di belakang negara-negara tetangga kita seperti Singapura dan Malaysia. Indonesia cenderung terus menahan diri untuk tidak menciptakan perlombaan senjata.

Umumnya negara negara besar  menjadi panglima militer di kawasan mereka dan negara yang lebih kecil mengikuti dari belakang. Misalnya: AS, Rusia, China, India, Jerman, Iran, Mesir.  Kecuali Israel yang kasusnya memang unik.

Rusia jaga perbatasan negara dengan S-400
Kasus Indonesia justru terbalik. Indonesia justru berada di belakang bayang bayang militer: Singapura, Malaysia dan Australia dan bahkan Vietnam. 

Negara negara itu merasa lebih kuat secara militer dan Indonesia terkesan menikmatinya.

Sudah waktunya psikologi militer itu dibalik dan dikembalikan seperti sedia kala di era tahun 1960-an. 

Militer Indonesialah yang menjadi pemimpin di kawasan Asia Tenggara. Jika hal ini bisa tercapai, maka kewibawaan bangsa Indonesia bisa ditegakkan kembali agar roda kehidupan berputar lebih kencang.

Akankah hal itu terjadi ?. Mungkin indikatornya bisa kita ukur, apakah Indonesia akan membeli rudal anti-udara jarak menengah atau tidak.  Jika masih berkutat diurusan rudal anti-udara jarak pendek,  tentu anda sudah tahu jawabannya.

Ayo Indonesia, keluarlah dari Comfort Zone.





Sumber : JKGR

Pergeseran Komandan Di Kopassus

JAKARTA-(IDB) : Komandan Grup 3/Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD Kolonel Inf Izak Pangemanan memimpin pelaksanaan serah terima jabatan Komandan Batalyon (Danyon)-31 Grup 3/Kopassus dari Mayor Inf Riyanto kepada Mayor Inf Edwin Aldrian Sumantha, S.H., di lapangan Alfred Taarega, Markas Grup 3/Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (14/11/2012).
 
Dalam amanatnya, Kolonel Inf Izak menyampaikan bahwa mutasi dan pergantian jabatan di kehidupan militer merupakan bagian dari realisasi kebijakan dari pimpinan Kopassus dalam rangka menyiapkan kaderisasi kepemimpinan dalam menghadapi tantangan tugas di masa mendatang.

Selain itu, peralihan tugas dan jabatan Komandan Batalyon juga merupakan proses pembinaan personel bagi perwira terkait, yang dimaksudkan untuk lebih memantapkan dan mengembangkan kepemimpinan dan kemampuan manajerial, sejalan dengan pola pembinaan personel yang berlaku di lingkungan TNI AD.

Grup 3/Kopassus merupakan satu-satunya satuan operasional TNI AD yang melaksanakan operasi Sandi Yudha (Sandha), baik dalam rangka Operasi Militer Perang maupun Operasi Militer Selain Perang. Oleh karena itu, Batalyon-31 sebagai salah satu satuan organik Grup 3/Kopassus, para prajuritnya dituntut untuk dewasa dalam berpikir, berbuat dan bertindak serta memiliki tingkat intelektual dan profesionalitas yang tinggi agar selalu tanggap dan mampu menghadapi setiap lawan yang akan mengancam kedaulatan negara dan bangsa  
Danyon-31/Kopassus yang baru, Mayor Inf Edwin Aldrian Sumantha, S.H, merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1997. Selama karirnya, ia telah berbagai mengikuti pendidikan militer tepat pada waktunya mulai dari Sarcab Hub, Sarcab IF dan Selapa IF dengan prestasi yang cukup menonjol. Ia juga terpilih dari sekian puluh kandidat untuk mengikuti Joint Command and Staff Course (Sesko) di Selandia Baru.

Sedangkan beberapa pendidikan kualifikasi/spesialisasi yang telah ditempuhnya, antara lain : Para, Komando, Sandi Yudha, Jump Master, dan pendidikan lain yang berkaitan dengan Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB.  Pendidikan umum tertinggi yang diselesaikannya adalah Post Graduate Diploma of Art dari Massey University, Selandia baru, setelah sebelumnya menamatkan kesarjanaannya di fakultas hukum di salah satu universitas ternama di Jakarta.

Sebagai seorang prajurit Kopassus, ia melengkapi dan mengasah kemampuannya dengan melaksanakan berbagai tugas operasi militer. 

Mayor Inf Edwin pernah bertugas di daerah rawan konflik di Indonesia dan juga pernah bertugas sebagai anggota Kontingen Garuda di bawah bendera pasukan PBB sebagai Pengamat Militer (Military Observer) di Georgia, sebuah negara pecahan Uni Soviet.

Sementara pejabat lama Mayor Inf Riyanto selanjutnya akan menempati jabatan baru sebagai Komandan Sekolah Komando Pusdik Passus TNI AD di Batu Jajar, Bandung.





Sumber : Poskota

Pasrat 12.22 Marinir Laksanakan Latum Di Selat Makassar

MAKASSAR-(IDB) : Pasrat 12.2.2 melaksanakan Latum ( latihan umum ) yg di pimpin langsung oleh Komandan Pasukan Pendarat (Pasrat) Kolonel Marinir Sardjito di KRI Teluk Banten-516 yang sedang dalam pelayaran diperairan Selat Makassar, Rabu, (14/11).

Latihan umum ini gelar dalam rangka mempersiapkan seluruh alutsista dan seluruh personel yang terlibat dalam pendaratan amphibi di pantai Sekerat, Sanggatta, Kalimatan Timur, dalam latihan umum tersebut seluruh unsur dilibatkan mulai dari sekoci / LCVP, BMP-3F dan BTR-50, selain itu para prajurit Korps Marinir juga berlatih naik turun jaring dari KRI Teluk Banten menuju sekoci.


Komandan Pasrat 12.2.2 berharap dengan dilaksanakan driil pendaratan ini seluruh personel dan material benar - benar siap akan tugas pokoknya dalam pendaratan amphibi yaitu untuk mengusai atau merebut tumpuan musuh yg berada di pantai Sangatta, selanjutnya orang pertama di Pasrat 12.2.2 berpesan kepada seluruh personel agar selalu menyiapkan fisik dan mental untuk melaksanakan pendaratan amphibi.

Dalam latihan umum di KRI Teluk Banten-516, disaksikan langsung oleh unsur-unsur pimpinan Kogasgabfib 12.2 diantaranya Kolonel Marinir Hery, Letkol Marinir Wira R. Gantoro, Letkol Marinir Sri Sulistyo beserta pejabat tinggi yang tergabung dalam komando latihan Gabungan TNI 2012.





Sumber : Kormar

Indonesia Harus Bangun Alutsista Supaya Disegani

JAKARTA-(IDB) : Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto mengatakan Indonesia harus memprioritaskan pembangunan alat utama sistem persenjataan (alutsista) agar disegani negara lain.

"Indonesia memiliki potensi untuk membangun alutsista, paling tidak memenuhi standar minimal essential force, asalkan ada kemauan politik yang kuat," kata Endriartono di hadapan sekitar seratus mahasiswa peserta Program Pembinaan Sumber Daya Manusia Strategis (PPSDMS) di Depok, Jawa Barat, Kamis (15/11).


Endriartono menjadi pembicara utama pada pelatihan PPSDMS yang diikuti mahasiswa perguruan tinggi negeri dari Jakarta, Depok dan Bogor atas undangan pimpinan lembaga tersebut.


Ia menjelaskan, Indonesia adalah negara besar dengan penduduk sekitar 243 juta jiwa, memiliki sekitar 17.000 pulau besar dan kecil dari Sabang sampai Merauke serta wilayah laut terpanjang di dunia. "Namun Indonesia sering dilecehkan oleh negara-negara lain, termasuk oleh negara tetangga," katanya.


Endriartono yang menduduki jabatan sebagai Panglima TNI pada 2002-2006 ini menjelaskan, ketika terjadi Tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004, ia memerintahkan untuk mengerahkan tank Scorpion milik TNI ke lokasi bencana.


Menurut dia, pengerahan tank Scorpion produksi Inggris ke lokasi bencana untuk memberikan bantuan kepada korban hidup yang terisolasi. "Namun hal ini dilarang Inggris dengan alasan melanggar kontrak kerja sama," katanya.


Endriartono kemudian memerintahkan PT Pindad untuk memproduksi panser yang bisa dioperasikan di lokasi bencana. Dia memberikan tenggat waktu hanya tiga bulan. "Dalam kondisi terdesak PT Pindad mampu merealisasikannya, meskipun hasilnya masih seadanya. Panser tersebut dibuat dengan bahan baku antara lain dari sasis produksi Jepang," katanya.


Endriartono menilai, jika hanya dalam waktu tiga bulan PT Pindad mampu memproduksi panser meskipun masih sekadarnya, maka jika diberi waktu lebih lama tentu bisa memproduksi panser yang lebih baik. Ia kemudian memerintahkan lagi PT Pindad untuk memproduksi panser yang baik tanpa batasan waktu.


"Hasilnya PT Pindad mampu memproduksi panser Anna, yang kemudian diminati oleh sejumlah negara," katanya.


Bahkan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga mengakui panser Anoa produksi PT Pindad memenuhi persyaratan untuk operasional PBB. Endriartono menambahkan, demikian juga untuk senjata serbu, semula PT Pindad memproduksi senjata jenis SP1 yang digunakan ketika perang melawan Fretilin di Timor-Timur.


"Setelah diketahui banyak kelemahan, PT Pindad memperbaikinya dengan memproduksi senjata jenis SS1 dan kemudian SS2, yang memiliki tingkat akurasi sangat tinggi," katanya.


Endriartono menegaskan, dari pengalaman-pengalaman tersebut, sesungguhnya mampu memproduksi alutsista secara mandiri, paling tidak untuk memenuhi standar minimal "essensial force". Jika Indonesia memprioritaskan pembangunan alutsista, menurut dia, maka disegani negara lain.





Sumber : Metrotvnews