Pages

Rabu, November 14, 2012

Menhan Terima Duta Besar Mesir


JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Rabu (14/11), menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Mesir untuk Indonesia HE Mr Bahaaeldeen Bahgat Ibrahim Dessouki di Ruang Tamu Menhan, Kantor Kemhan, Jakarta. 

Kedatangan Duta Besar Mesir menemui Menhan untuk memperkenalkan diri sebagai Duta Besar Mesir yang baru untuk Indonesia. Dalam pertemuan ini Menhan mengucapkan selamat datang dan berharap dapat meneruskan kerjasama baik dan meningkatkan kerjasama pertahanan kedua negara.




Sumber : DMC

KSAL : Keamanan Maritim Diperketat

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno mengatakan keamanan maritim terus diperketat mengingat estimasi ancaman semakin meningkat, bahkan kawasan Asia Pasifik sedang menjadi fokus perhatian dunia, khususnya terkait perlindungan jalur komunikasi dan perdagangan laut.

"Sebagai antisipasinya, kami akan melakukan pengerahan kekuatan militer hingga jauh di luar teritorial untuk mengamankan jalur perekonomian dan armadanya," kata Soeparno saat membuka Seminar Maritime Security 2012 di Jakarta, Selasa.

Seminar bertemakan "Membangun Kesadaran Keamanan Maritim Berlandaskan Kepentingan Nasional Guna Menciptakan Keamanan Nasional yang Terintegrasi dalam rangka Menyukseskan Pembangunan Nasional".

Indonesian National Shipowners Association (INSA) mendata, perompakan kapak di kawasan Asia meningkat pada 2010 sebanyak 164 kasus, sementara 2009 sebanyak 102 kasus.

Peningkatan perompakan di Asia Tenggara menjadi yang tertinggi dengan jumlah 72 perompakan pada 2009, sementara pada 2010 meningkat menjadi 119 perompakan.

Sementara di Asia Selatan pada 2009 sebanyak 29 kasus, namun pada 2010 meningkat menjadi 44 kasus.

Sebagian besar wilayah maritim Asi` Tenggara merupakan wilayah kedaulatan Indonesia. "Ini merupakan modal dasar bagi Indonesia untuk memosisikan diri sebagai pengendali berbagai aktivitas kemaritiman di kawasan ini," katanya.

Indonesia juga akan meningkatkan kerja sama dengan negara-negara tetangga untuk menanggulangi persoalan keamanan maritim di masa mendatang.

"Kami akan merumuskan kerja sama strategis seluruh komponen maritim dalam menghadapi identifikasi tantangan keamanan maritim di masa depan," jelas Soeparno.

Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto mengatakan peristiwa pembajakan tidak hanya terjadi di kawasan Asia, melainkan di Teluk Eden, Samudera Hindia.

"Peristiwa pembajakan lebih banyak lagi. Total ada 406 kasus pembajakan yang terjadi pada 2009, sementara pada 2010, meningkat menjadi 445 kasus," ujarnya.

INSA juga mencatat Selat Malaka dan perairan Riau merupakan perairan paling rawan perompakan di Asia Tenggara. Di dua kawasan itu juga penyelundupan kerap terjadi. Tingkat kerawanannya bahkan hampir menyamai perompakan di Teluk Eden, Teluk Somalia, Nigeria, dan Tanzania di benua Afrika.





Sumber : Antara

Analisis : Menyeimbangkan Sumatera

ANALISIS-(IDB) : Pagar pertahanan RI di wilayah barat yang bersinggungan dengan 4 negara (Malaysia, Singapura, Thailand dan India) sudah pasti Sumatera, meski batas teritorinya laut.  Secara geografi Sumatera lebih panjang dari semenanjung Malaysia dan Singapura, jumlah penduduknya pun setara dengan jirannya, kulturnya pun setali tiga uang.  Dari sudut pandang militer negeri seberang utara selat Malaka itu Singapura dan Malaysia  menyimpan kekuatan militer utama untuk pertahanan negaranya.  Singapura jika melakukan serangan udara ke Sumatera, akan banyak obyek vital yang mampu dilumatnya meski belum berarti dia akan memenangkan pertempuran

Berandai-andai tentang skema pertahanan pulau maka Sumatera yang bertetangga satu erte dengan dua rumah sebelah seyogyanyalah  perlu didandani dengan polesan sejumlah alutsista baru berkualifikasi gebuk dulu. Memang Sumatera bukanlah jantung Indonesia, dia hanya salah satu organ NKRI.  Tetapi untuk memberikan rasa segan pada rumah sebelah agar tidak bermain api dengan tetangganya, sekaligus sebagai pemecah perhatian lawan jika terjadi konflik militer, maka sebagai pulau yang terdepan kekuatan alutsista layak diperkuat.

Debarkasi pasukan dalam latihan brigade TNI AD di Baturaja
Menyeimbangkan pulau terdepan ini perspektifnya adalah memberikan kekuatan yang paling tidak mendekati kekuatan negeri seberang selat Malaka. Itu sebabnya penempatan 1 skuadron jet tempur F16 di Pekanbaru untuk menemani 1 skuadron Hawk 100/200 merupakan langkah tepat karena mampu memberikan kekuatan tambahan meski belum sama sekali “mendekati” kekuatan lawan.  Tetapi juga harus diingat lawan yang dihadapi berada pada geografi utamanya alias pusat komando militer, tentu mereka harus lebih kuat.

Malaysia menempatkan skuadron tempur utamanya di Semenanjung seperti F18 Hornet, Mig 29 dan Sukhoi.  Demikian juga dengan Singapura karena negerinya memang cuma punya pulau itu tok. Meski Singapura punya banyak jet tempur mutakhir, tidak semuanya ada di negeri pulau itu.  Sebagian ditransmigrasikan ke AS, Thailand, Australia dan Taiwan karena negeri Temasek ini punya handikap yang cukup menyesakkan, kurangnya ruang udara untuk berlatih di wilayah sendiri.

Secara kuantitatif dan kualitatif menempatkan 2 skuadron jet tempur Hawk dan F16 di Sumatra belum memberikan kesan gahar tetapi dalam gelar kekuatan skuadron udara untuk kegiatan patroli udara dinilai cukup memadai.  Namun ke depan  tetap perlu ada penambahan minimal 1 skuadron udara intersep pemukul yang fungsinya juga untuk memayungi Jakarta dari serangan udara yang muncul dari horizon barat laut. Dilhat dari ruang jelajah yang proporsional mencakup seluruh Sumatera dan Laut Cina Selatan, maka menempatkan 1 skuadron Sukhoi SU30 (atau SU35) di Belitung adalah kebijakan jernih yang sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.  Maksudnya Jakarta tercover, Sumatera sampai Sabang dipayungi, ALKI satu termonitor, Natuna pun ada dalam jangkauan.  Posisi penempatan skuadron Sukhoi ini diyakini memberikan efek getar dan gentar bagi negara tetangga.
Seandainya ini yang digelar, dijamin gentar tuh
Sumatera yang memiliki  3 Kodam dirasa cukup untuk mengamankan teritori darat yang memanjang itu.  Tetapi tentu yang perlu dicermati adalah koordinasi 3 Kodam ketika menghadapi kondisi darurat perang dan harus berjuang duluan misalnya ketika konfrontasi dengan Malaysia.  Musuh terbesar Sumatera jika terjadi konflik dengan 2 jiran itu adalah serangan udara.  Sementara serangan pantai untuk ofensif pasukan tetangga diyakini tidak terjadi karena 2 jiran itu tak memiliki kemampuan serangan laut ke pantai seperti yang dimiliki Marinir Indonesia.

Oleh karena itu mobilisasi pasukan di pulau itu harus di dukung alutsista bernilai pre emptive tinggi misalnya ketika menghadapi serangan udara jet tempur Sukhoi Malaysia. Sumatera harus diperkuat dengan satuan rudal darat ke udara jarak menengah, tidak lagi mengandalkan rudal jarak pendek seperti yang dimiliki saat ini.  Demikian juga dengan penempatan satuan rudal darat ke darat di lokasi paling dekat dengan negeri seberang. Evaluasi latihan setingkat brigade yang dilakukan beberapa waktu yang lalu di Baturaja Sumsel dengan mendatangkan ratusan alutsista berat dari Jawa memberikan kesan beratnya situasi tempur dan waktu yang diperlukan ketika menyeberangkan ratusan alutsista dari Jawa ke Lampung.

Itulah sebabnya menurut hemat kita Sumatera harus mempunya kekuatan pukul organik yang lebih menggigit sebelum datang bala bantuan dari pulau lain utamanya Jawa.  Pekanbaru, Dumai, Batam dan Medan minimal harus memiliki satuan rudal darat ke udara jarak menengah untuk mengawal obyek vital di wilayah itu.  Untuk menambah kekuatan pre emptive tentu sangat dimungkinkan melakukan penempatan rudal darat ke darat di Bengkalis, Karimun, Batam dan Bintan.  Menempatkan satuan rudal darat ke darat ini bukan sesuatu yang nisbi loh.  Kita saat ini dalam tahapan menuju kepememilikan teknologi rudal jarak jangkau 300 km.  Lha kalau sudah punya teknologinya masak rudalnya ditempatkan di Jawa.  So pasti ruang kesatriannya ada di wilayah border semacam Sumatera dan Kalimantan.

Dalam kondisi damai seperti saat ini, menyeimbangkan kekuatan militer di Sumatera merupakan langkah terukur bernilai sunnah muakkad karena ini juga bagian dari strategi untuk memecah konsentrasi lawan agar berhati-hati dengan Sumatera.  Gelar kekuatan darat dengan kekuatan rudal arhanud jarak sedang, angkatan laut dengan satuan kapal cepat rudal yang disebar di selat Malaka dan sebaran skuadron tempur Hawk, F16 dan Sukhoi merupakan strategi pertahanan lapis yang perlu disandangkan di bumi Andalas.

Setidaknya dalam pola pertahanan berlapis, memperkuat Sumatera dengan sejumlah alutsista gebuk dulu akan memberikan kekuatan penyeimbang sekaligus rasa segan bagi pihak lawan untuk berhitung ulang ketika mau memulai konfrontasi.  Menumpuk alutsista di Jawa memberikan kesan seakan-akan hanya Jawa yang hendak dipertahankan. Oleh sebab itu gelar kekuatan milter strategi pertahanan berlapis dengan menyeimbangkan kekuatan alutsista di perbatasan dengan jantung Indonesia perlu dikembangkan. 

Menempatkan sejumlah alutsista pukul duluan di Sumatera merupakan bagian dari strategi reaksi cepat itu sendiri karena alutsistanya sudah ada.  Tidak nunggu dulu, dipukul bonyok baru datang bantuan pasukan pemukul dari Jawa, saake tenan rek.  Jernihnya, kita tidak ingin bermusuhan dan memulai konfrontasi dengan negara tetangga tetapi sekaligus tidak ingin dianggap remeh apalagi dilecehkan dengan mereka.   Kehadiran sejumlah alutsista gebuk dulu di sepanjang perbatasan Sumatera dengan negara jiran adalah dalam rangka itu, anda sopan kami segan, anda injak kami pijak !






Sumber : Analisis

HUT ke-1 Skadron Udara 45 TNI-AU


JAKARTA-(IDB) : Untuk melindungi seluruh wilayah Indonesia menuntut tersedianya kekuatan yang cukup besar dan handal, namun disisi kemampuan pemerintah serta prioritas pembangunan nasional belum memungkinkan untuk menyediakan tambahan anggaran”.   

Hal tersebut dikatakan Komandan Skadron Udara 45 Lanud Halim Perdanakusuma Letkol Pnb Muzafar, S. Sos.,MM. pada acara HUT ke-1 Skadron Udara 45 lanud Halim Perdanakusuma baru-baru ini dalam suatu upacara militer di Hanggar Skadron Udara 45, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.


 
Lebih lanjut dikatakan, dalam kenyataannya harus kita hayati secara sungguh-sungguh dan oleh karenanya program pembinaan dan pembangunan TNI AU akan terus dilanjutkan sesuai kemampuan, dengan tetap harus diupayakan agar dengan kekuatan yang terbatas dapat dihasilkan kesiapan operasional yang optimal.

Untuk itulah HUT Skadron Udara 45 kali ini hendaknya tidak hanya sekedar diperingati sebagai suatu tonggak sejarah, namun kita dapat menemukan makna dan hikmahnya yang selanjutnya akan melandasi kiprah pengabdian Skadron Udara 45 dalam menghadapi tugas-tugas dimasa depan.


Upacara tersebut diikuti seluruh anggota Skadron Udara 45 dan sebagai acara tambahan diresmikan Mushalla Skadron Udara 45 yang ditandai dengan pemotongan pita.






Sumber : ARC

Iran akan Pamerkan Dua Sistem Rudal Barunya

TEHRAN-(IDB) : Komandan Pangkalan Pertahanan Udara Khatam al-Ambiya Brigadir Jenderal Farzad Esmaili mengatakan, Republik Islam Iran akan memperkenalkan dua sistem rudal produksi dalam negeri selama manuver sepekan di timur negara itu.

"Sistem rudal Qader dan Ya Zahra III akan diluncurkan selama latihan…," kata Esmaili pada Selasa (13/11) di sela-sela manuver akbar dengan sandi Modafean-e Aseman-e Velayat 4 yang dimulai pada Senin.
 
Ia menambahkan, sistem rudal Qader dapat dipindahkan, diinstal dan menembakkan rudal dalam waktu kurang dari 30 menit.

Menurut Esmaili, sistem Ya Zahra III dirancang dan diproduksi dalam waktu yang singkat untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan sistem ini dapat dipindahkan dan diinstal dengan cepat dalam berbagai kondisi.

 
Dalam beberapa bulan terakhir, Iran telah menggelar barbagai latihan pertahanan di tengah ancaman rezim Zionis Israel dan Amerika Serikat.

Tehran berulang kali menegaskan bahwa kekuatan militernya tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara lain dan doktrin pertahanan didasarkan pada pencegahan. 

Iran Sukses Ujicoba Hawk

Selain itu Republik Islam Iran juga sukses mengujicoba rudal Hawk yang telah diupgrade dihari kedua manuver militer yang melibatkan pasukan angkatan darat, udara dan Pasukan Garda Revolusi Islam (IRGC).

Rudal tersebut ditembakkan dari landasan peluncuran yang dipasang di kendaraan militer dan sukses menarget dan menghancurkan sebuah pesawat tanpa awak sebagai sasaran, pada Selasa (13/11).


Latihan militer gabungan terbesar selama tujuh hari dengan sandi Modafean-e Aseman-e Velayat 4 dimulai pada Senin di Provinsi Khorasan Selatan yang terletak di sebelah timur Iran.


Hari kedua latihan juga mensyaratkan evaluasi kinerja lainnya seperti sistem rudal ketinggian rendah dan jarak menengah serta penilaian kemampuan artileri termasuk pengujian meriam Oerlikon 35 mm yang dilengkapi dengan laser pengintai.


Dalam beberapa bulan terakhir, Iran telah menggelar barbagai latihan pertahanan di tengah ancaman rezim Zionis Israel dan Amerika Serikat.


Tehran berulang kali menegaskan bahwa kekuatan militernya tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara lain dan doktrin pertahanan didasarkan pada pencegahan.





Sumber : Irib

Rusia Siap Bantu Indonesia Rancang Bangun Tank

"Membangun kendaraan lapis baja bukan bisnis sederhana."

JAKARTA-(IDB) : "Indonesia tertarik dalam merancang tank ringan. Tentu saja, kami bisa membantu," kata Nikolai Dimidyuk, Direktur Rosoboronexport untuk urusan khusus, kepada media lokal, Senin waktu setempat.

Sebagai langkah pertama, menurut Dimidyuk, akan diadakan pertemuan desainer dari dua negara di kota Ural Selatan Kurgan, di mana pabrik mesin Kurganmashzavod diharapkan menjadi tempat konstruksi dan perancangan.


"Membangun kendaraan lapis baja bukan bisnis sederhana," kata Dimidyuk, seperti dikutip kantor berita Interfax.


Mei lalu, Indonesia membeli 37 kendaraan tempur infanteri BMP-3F Rusia seharga 114 juta dolar AS.


Pekan lalu, desainer kendaraan tempur Rusia mengambil bagian dalam pameran pertahanan internasional yang diadakan di Jakarta.


Rosoboronexport adalah bagian dari Russian Technologies State Corporation, satu-satunya perantara lembaga negara yang bertanggung jawab untuk mengimpor dan mengekspor produk pertahanan serta produk fungsi ganda, teknologi dan jasa.


Perusahaan senjata ini telah bekerjasama dengan lebih dari 70 negara. 





Sumber : BeritaSatu