Pages

Minggu, November 04, 2012

Berita Foto : Kedatangan Leopard 2 RI

JAKARTA-(IDB) : Akhirnya, 1 unit MBT Leopard 2 dan sebuah Medium Tank (IFV) Marder mendarat di pelabuhan Jakarta. Kedua Monster darat ini nantinya akan meramaikan perhelatan Indodefence 2012. dan berikut adalah penampakannya ketika turun di Jakarta pada minggu sore.

 

 
 

 

 




Sumber : Kaskus

Selamat Datang Leopard 2 RI Di Indonesiaku

JAKARTA-(IDB) : Indonesia resmi menerima kedatangan dua unit main battle tank Leopard asal Jerman. “Keduanya tiba di Jakarta siang ini,” ujar juru bicara Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Bambang Hartawan, ketika dihubungi oleh Tempo, Ahad, 4 November 2012.

Menurut Bambang, dua Leopard yang tiba melalui Pelabuhan Tanjung Priok ini adalah jenis Revolution atau yang disingkat Ri. “Didatangkan sebagai model untuk pameran Indodefense tanggal 8 November nanti,” kata dia.

Leopard Ri buatan pabrik Rheinmettal ini diproduksi khusus untuk Indonesia. “Hingga kini proses produksi masih berlangsung di sana,” kata Bambang. Untuk itu, tank berat ini akan dikirim secara bertahap sesuai dengan jumlah pesanan pemerintah Indonesia.

Harga Leopard Ri tersebut dibanderol US$ 1,7 juta per unit. Indonesia sendiri memesan 61 tank Leopard Ri dan 42 Leopard 2A4 seharga US$ 700 ribu per unit.

Sebelumnya, pembelian Leopard ini sempat menuai kecaman dari DPR. Tank berat ini dinilai tidak cocok dengan kondisi geografis Indonesia. Rencana pembelian Leopard ke Belanda pun gagal akibat penolakan parlemen setempat. Tim negosiasi pembelian alutsista ini kemudian mengalihkan pembelian ke Jerman sebagai produsen tank dengan bobot 63 ton ini.




Sumber : Tempo

Dengan Bantuan Penuh Korsel PAL Akan Segera Lahirkan Kapal Selam Pertamanya

SURABAYA-(IDB) : PT PAL Indonesia menggandeng Korea Selatan untuk melakukan transfer pengetahuan mengenai perkapalan. Selain itu, Korsel juga digandeng terkait akan dilakukannya pembangunan tiga unit kapal selam untuk TNI AL.

"Dalam waktu dekat, kami mengirim karyawan untuk bekerja sama dengan Korea membangun kapal selam melalui sistem learning by doing," kata Dirut PT PAL, Firmansyah Arifin.

Disebutkan, ada sejumlah karyawan akan dikirim ke Korea Selatan dalam rangka kerjasama memproduksi alutsista. Itu, lanjutnya, melibatkan Kementerian Pertahanan kedua bangsa. Kemenhan, selanjutnya memberi kesempatan kepada PT PAL untuk melaksanakan tugas tersebut.

Sedangkan Humas PT PAL, Bayu Wicaksono, mengungkapkan pengiriman karyawan diawali dengan proses penjaringan. PT PAL sudah memilih karyawan yang layak untuk disertakan dalam transfer pengetahuan di Korea.

"Saat ini DSME Daewoo perusahaan yang ditunjuk pemerintah Korea masih menyeleksi penerimaan. Pengumumannya kami belum tahu, tetapi kuota yang ditetapkan sebanyak 120 pegawai," ungkapnya.

Jumlah itu akan dikirim dalam beberapa gelombang. Selama di Korea karyawan PT PAL mendapat tugas melakukan alih teknologi untuk membangun kapal selam untuk kebutuhan TNI-AL.

PT PAL menyebut, informasi dari Kemenhan RI, sebanyak tiga kapal selam akan dimiliki TNI-AL. Dua kapal selam dengan type DSME 209 dibangun di Korea, sedangkan satu kapal selam lainnya dibangun di Surabaya.

"Ini adalah pengalaman pertama kami membangun kapal selam, setelah sebelumnya kami berpengalaman meng-overhaul (merakit) dua kapal selam KRI Cakra dan KRI Nanggala,” jelasnya.

Kapal selam yang akan dibangun PT PAL dilakukan setelah dua kapal selam selesai dibangun di Korea. Karena seluruh komponen dan teknologi yang dijalankan di Korea akan diwujudkan di Indonesia.

"Karyawan kami tidak membangun on table, tetapi langsung praktek merakit kapal selam. Dari hasil praktek itu akan diimplementasikan saat membangun di Surabaya," jelasnya.




Sumber : Vivanews

Anoa Lahir Sari Suatu Kreatifitas

BANDUNG-(IDB) : Industri pertahanan dalam negeri menunjukkan geliatnya lewat beberapa produk yang mulai mendunia.Diantara produk yang masih sedikit itu,nama Panser 6x6 Anoa menjadi salah satu produk alat utama sistem senjata (alutsista) lokal yang menjadi andalan.

Kehandalan kendaraan lapis baja ini sudah diakui dunia.Bahkan,pasukan penjaga perdamaian PBB menggunakan kendaraan ini untuk misinya di beberapa negara konflik. Sejumlah negara juga mulai tertarik untuk membelinya.Sebut saja Malaysia,misalnya.Negeri Jiran itu memesan puluhan Anoa yang diproduksi PT Pindad. Di dalam negeri,TNI Angkatan Darat sudah memesan sekitar 200 unit Anoa dalam beberapa tahap. Sekarang ini produksi terus dikebut untuk memenuhi seluruh pesanan itu.

Keberhasilan Anoa tidak dicapai dalam waktu yang singkat.PT Pindad mulai membuat prototype kendaraan anti peluru ini sejak darurat militer di Aceh. Kepala Sekretariat Perusahaan PT Pindad Iwan Kusdiana,mengatakan pada saat operasi militer di Aceh, ada peristiwa di mana truk pengangkut prajurit TNI kecelakaan yang menewaskan anggota. Dari peristiwa itu,salah seorang petinggi TNI menanyakan kesanggupan Pindad untuk membuat kendaraan angkut yang lebih aman. Tantangan itu dijawab dengan lahirnya prototype berupa kendaraan angkut hasil modifikasi truk pengangkut.

Truk biasa itu dibuatkan penutup di sisisisinya untuk lebih melindungi prajurit. Kendaraan itu terus dikembangkan hingga pada periode 2000-an lahirlah Panser 6x6 yang dinamai Anoa.“Saat itu varian APC (kendaraan angkut personel),”katanya,Selasa (16/10) lalu. PT Pindada terus mengembangkan Anoa.Kini telah ada beberapa varian Panser yang diproduksi. Diantaranya,angkut personel,ambulans,recovery, komando,dan angkut logistik. Panser itu dibuat menggunakan bahan lokal untuk lapisan baja. Sedangkan mesin masih harus mendatangkan dari luar negeri.

“Mesin kita beli sesuai pesanan,bisa Renault bisa Mercedes,”katanya. Pihaknya terpaksa membeli mesin dari luar negeri setelah kerja sama pengadaan mesin dari dalam negeri kandas.Saat itu,PT Pindad menjalin kerja sama dengan Texmaco untuk pemasok mesin. “Tapi berhubung Texmaco kolaps, kita beli dari luar negeri.Ke depan kalau ada industri di tanah air yang bisa menyediakan mesin sekelas yang kita gunakan,pasti kita gunakan dari dalam negeri,” sebut dia.

PT Pindad membanderol harga per unit Panser Anoa dalam kisaran Rp8 miliar, tergantung spesifikasi yang dipesan. Kerja keras PT Pindad membuahkan hasil sepadan. Anoa menjadi produk alutsista laris karena terbukti handal.Bahkan, Anoa menjadi ikon dari alutsista produksi dalam negeri,selain senapan serbu yang juga dihasilkan PT Pindad. Dalam Indo Defence V 2012 Expo and Forum,7-10 November nanti di Jakarta, Panser 6x6 Anoa menjadi ikon dari alutsista produksi Indonesia yang dipamerkan.

“Anoa sudah teruji di internasional dalam misi PBB,”kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin. Pada ajang itu,Anoa akan bersanding dengan berbagai alutsista yang diproduksi puluhan negara yang turut serta.Tercatat sekitar 50 negara dari lima benua akan turut serta dengan lebih dari 600 perusahaan. “Bahkan akan ada 25 paviliun negara dan akan hadir sebanyak tujuh menteri pertahanan dan panglima, wakil menteri pertahanan, serta pejabat-pejabat pertahanan dan militer dari lima benua,”lanjut Sjafrie.

Penampilkan sejumlah produk pertahanan andalan yang diproduksi perusahaan milik negara maupun swasta dengan ikon Anoa ini, menurut Sjafrie,merupakan wujud konkret era kebangkitan industri pertahanan dalam negeri. Lewat pameran itu, diharapkan bakal memacu penjualan alutsista lokal di pasar internasional.




Sumber : Sindo