Pages

Selasa, Oktober 23, 2012

BAE Tests Multiple 155mm Long Range Land Attack Projectiles

NEW MEXICO-(IDB) : BAE Systems recently completed a series of successful gun fire tests of the 155-mm Long Range Land Attack Projectiles (LRLAP) as part of ongoing testing at White Sands Missile Range in New Mexico.

“This is a critical step forward for the U.S. Navy’s 155mm LRLAP program. BAE Systems continues to progress on track for our qualification to support deployment of the Advanced Gun System on board the DDG 1000.”

The purpose of the tests was to evaluate the performance of the LRLAP tactical rocket motors at ambient, cold and hot temperatures, and to test the live fire performance of the tactical warhead. The tests demonstrated that achieving accurate long-range fires through rocket-assisted, gun-launched, and Global Positioning System (GPS) guided projectiles can be done reliably and affordably while providing the desired effects on target. All test requirements were met or exceeded.

“We are pleased by the success of these guided flight gun tests,” said Steven Schultz, acting vice president and general manager of Vehicle Systems at BAE Systems. “This is a critical step forward for the U.S. Navy’s 155-mm LRLAP program. BAE Systems continues to progress on track for our qualification to support deployment of the Advanced Gun System on board the DDG 1000.”

The LRLAP is effective against a variety of targets in multiple mission areas and was designed to provide expeditionary forces with an affordable, ship-launched alternative to currently used missiles. The LRLAP is guided by a GPS and Inertial Measurement Unit, allowing for a high degree of accuracy. This, in turn, assists expeditionary forces in reducing costs by requiring fewer rounds to achieve desired effects on targets. In addition, its accuracy minimizes the potential for collateral damage.

BAE Systems’ next step is a Critical Design Review for the LRLAP, which is expected to occur in December 2012.




Source : Defencetalk

India Approves $1.5-Bln Russian Missile Buy

NEW DELHI-(IDB) : The Indian government approved a $1.5-billion deal to buy 200 air-launched variants of the Russian-Indian BrahMos supersonic cruise missile and 10,000 Russian-made Invar anti-tank missiles.

The Deccan Herald Indian daily reported the approval for the deal was made on Thursday. India’s Cabinet Committee on Security cleared a request from the Indian Air Force to buy the missiles which will be deployed on its Su-30MKI strike aircraft. The first test of the air-launched missile is due in December, the paper says.

The 10,000 Invar missiles for India’s T-90 tanks will be procured from a Russian manufacturer, but in the future 15,000 will be produced under license by India’s Bharat Technologies, the paper says.

Invar, a laser-guided weapon fired from the T-90’s barrel, is based on the Russian 9M119M missile (NATO AT-11 Sniper).

Source : Defencetalk

Dansatgas Indobatt Inspeksi Gelar Pasukan di Lebanon


banon-sub

BEIRUT-(IDB) : Komandan Satgas (Dansatgas) Indonesian Batallion (Indobatt) Kontingen Garuda XXIII-F/UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) Letkol Inf Suharto Sudarsono didampingi Wadansatgas Letkol Mar. FJH Pardosi melaksanakan inspeksi kesiapan personel dan perlengkapan satuan yang disiapkan untuk mengisi pos baru UNIFIL UN Posn 9-15, Kafer Killa, gelar pasukan dilaksanakan di lapangan Soekarno Markas Indobatt UN Posn 7-1, Adshid al Qusayr, Lebanon Selatan, Senin (22/10/2012).

Gelar pasukan dan perlengkapan ini dimaksudkan untuk memastikan sejauh mana kesiapan personel dan perlengkapan yang ada dihadapkan dengan pelaksanaan operasional di daerah operasi baru. 

Gelar pasukan diikuti oleh gabungan dari prajurit yang diambil dari kompi-kompi jajaran Indobatt dengan kekuatan satu Pleton (+) berjumlah 47 orang  termasuk 2 orang perwira yang akan memimpin operasioanl di pos tersebut.



Dalam arahannya Dansatgas Indobatt mengingatkan kepada personel yang akan mengisi pos baru, agar segera menyesuaikan dengan lingkungan daerah yang ada, “laksanakan tugas dengan sebaik – baiknya, jalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar dengan tetap menjaga disiplin dan tingkah laku, serta jaga faktor keamanan personel maupun materiil selama melaksanakan kegiatan operasional” jelasnya.

 

Pos baru yang akan diterima ke Indobatt ini sebelumnya merupakan pos dari tentara Spanyol, rencananya akan diserahkan secara resmi pada tanggal 29 bulan ini, namun untuk kegiatan operasioanal patroli di area pos baru tersebut, sudah dilaksanakan prajurit Indobatt bersama dengan prajurit Spanyol.





Sumber : Poskota

KSAL Puas Dengan Pelaksanaan AJ Ke-31

SURABAYA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno menyatakan puas dengan hasil uji coba beberapa peralatan tempur dan senjata strategis. Uji coba itu dilakukan saat latihan Armada Jaya ke-31 di Perairan Kawasan Indonesia Timur, 9-22 Oktober 2012.

Ditemui usai upacara penutupan latihan perang Armada Jaya 2012 di Koarmatim, Surabaya, Selasa (23/10), KSAL menegaskan, kegiatan latihan perang tahunan berskala besar tersebut berlangsung sukses, kendati ada beberapa kekurangan yang masih perlu disempurnakan.

"Tadinya kami ingin mencoba empat senjata strategis baru, tetapi sasaran terbatas. Apalagi satu kapal yang disiapkan sebagai sasaran langsung tenggelam hanya sekali tembakan rudal sehingga tiga senjata lainnya tidak jadi digunakan," katanya.

Adapun senjata strategis yang rencananya diujicobakan dalam latihan tersebut, antara Rudal Yakhont, Excocet MM-40 dan Rudal C-802 dari kapal atas air.

Selain itu, juga ada senjata Torpedo SUT (Surface and Underwater Target) dari kapal selam dan kapal perang atas air dengan sasaran permukaan.

"Nanti pada latihan AJ (Armada Jaya) berikutnya, senjata-senjata itu kita uji coba lagi. Yang jelas, saya puas dengan latihan AJ yang berlangsung sukses sesuai rencana, baik secara materiil maupun prosedur," tambah Laksamana TNI Soeparno.

Suparno meyakini hasil latihan menjadi salah satu indikasi bahwa TNI AL siap melaksanakan tugas mengamankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari masuknya intervensi pihak asing.

"Latihan AJ ini juga sebagai persiapan menghadapi Latihan Gabungan TNI yang berlangsung pada November mendatang. Hal-hal yang kurang sempurna di AJ, akan kami sempurnakan di Latgab nanti," ujarnya.





Sumber : Republika

Ahli Inggris Akan Selidiki Penyebab Hawk Jatuh

JAKARTA-(IDB) : TNI Angkatan Udara masih menunggu hasil penyelidikan penyebab jatuhnya pesawat Hawk 200 di Lanud Rusmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau, pada Selasa (16/10). 

"Kita sedang menunggu ahlinya dari "British Aerospace", Inggris (pembuat pesawat) dan Rolls Royce (perusahaan mesin pesawat) untuk membongkar pesawat tersebut," kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat usai menyaksikan puncak Latihan TNI AU dengan sandi "Angkasa Yudha 2012" di Lokasi Penembakan Udara (Air WeaponRange/AWR) Buding, Kabupaten Belitung Timur, Bangka Belitung, Selasa (23/10).

Sambil menunggu hasil penyelidikan dari ahlinya itu dan internal TNI AU sendiri, kata dia, pesawat Hawk 200 yang berada di Pekanbaru untuk sementara di "grounded" hingga ada hasil penyelidikan yang pasti.

Untuk penggunaan pesawat Hawk 100/200 dalam latihan TNI Angkasa Yudha 2012 ini, kata dia, pesawat Hawk dari Skadron Udara 1 Pontianak itu sudah melalui tahapan pemeriksaan.

"Empat pesawat Hawk dari Pontianak ini sudah kita cek seluruhnya, fuel system-nya dan lainnya. Semua oke. Maka pada puncak latihan ini kita gunakan," ujarnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Azman Yunus, mengatakan, pemeriksaan bangkai pesawat Hawk 200 akan dilakukan dalam waktu dekat ini.

"Kita tunggu hasil penyelidikannya seperti apa. Kalau sudah ada hasilnya, maka pesawat Hawk yang berada di Pekanbaru bisa beroperasi kembali," tuturnya.

Sebelumnya, Staf Ahli Menteri Pertahanan Mayjen TNI Hartind Asrin menduga pesawat Hawk yang jatuh disebabkan gangguan mesin.

Menurut dia, pilot pesawat telah melaporkan kondisi di dalam pesawat sesaat sebelum dia keluar dengan menggunakan kursi lontar. "Pilot melaporkan bahwa ada kerusakan dan minta izin untuk keluar dari pesawat," ujarnya.

Namun demikian, untuk mengetahui penyebab pasti mengenai kecelakaan pesawat tempur taktis itu, akan diselidiki lebih lanjut secara internal oleh TNI AU.

"Penyebab kecelakaan atau pesawat jatuh itu ada tiga faktor kemungkinan, gangguan mesin, manusia, atau cuaca. Dugaan sementara karena gangguan mesin," tuturnya.





Sumber : Republika

Saatnya TNI Turun Gunung Berantas Para Terorris

JAKARTA-(IDB) : TNI AD, AL, AU mempunyai pasukan-pasukan khusus untuk membasmi teror dan terorisme; namun sepertinya sementara dimarkaskan. Oleh sebab itu, beberapa tahun terakhir, hanya terlihat dan terpublikasi bahwa hanya Densus 88 Anti Teror  (dari Polri) yang bergerak kesana - kemari, untuk menghajar para teroris. 

Agaknya,  semakin ke sini, para teroris semakin berani, garang, brutal; mereka bahkan bukan saja melawan namun membunuh polisi. Bayangkan, mereka berani menulis surat terbuka untuk menantang Densus 88, serta membunuh dan mengubur polisi dengan cara-cara biadab. Semuanya itu, memperlihatkan bahwa para teroris sudah semakin nekad dan merupakan pemberontak terhadap negara.

Oleh sebab itu, TNI yang memimpunyai Pasukan Khusus Anti Teeror di darat, laut dan udara; yang bertugas sebagai kekuatan penanggulangan teror; yang kini masih bersiap di belakang Densus 88, hendaknya harus terjun langsung.

Ini berarti, TNI tidak lagi diam dan menanti permintaah dari Densus 88, namun harus terjun dengan segala perlengkapan tempur untuk membasmi para teroris; karena mereka (para teroris tersebut), jelas telah merongrong wibawa negara serta merusak tatanan hidup dan kehidupan berbangsa serta bernegara.




Sumber : Kompasiana

Sukhoi, Armed and Dangerous Di

JAKARTA-(IDB) : Senin pagi, 22 oktober, disaat dingin masih menyelimuti Jakarta, puluhan kru teknis skadron udara 11 telah sibuk. Mereka sibuk mempersiapkan persenjataan untuk dibawa oleh 4  buah Su-27SKM/30Mk-2. 

 
  

Tampak masing-masing pesawat dipasang 12 buah bom OFAB-100, untuk nantinya dimuntahkan ke sasaran di kawasan Tanjung pandan, Bangka Belitung. Sejatinya, Sukhoi mampu membawa hingga 22 buah bom jenis OFAB-100.
 
  
 

Geladi lapang latihan Angkasa Yudha 2012 sendiri akan diselenggarakan selama tiga hari pada tanggal 21-23 Oktober di Air Weapon Range (AWR) Buding Lanud H. Abdullah Sanusi Hanandjoeddin (Ash) Tanjung Pandan Pulau Belitung. Angkasa Yudha 2012 juga melibatkan satuan-satuan dari Skadron Udara 1 Lanud Supadio Pontianak, Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, Skadron Udara 2 dan Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma, Skadron Udara 12 Lanud Rusmin Nurjadin Pekan Baru, Skadron Udara 5 dan Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, Skadron Udara 4 dan 32 Lanud Abdulrachman Saleh Malang, unsur Satuan Radar dan Paskhas.





Sumber : ARC

Ternyata, "Drone" Israel Gampang "Loyo"

TEL AVIV-(IDB) : Catatan dari Harian Yedioth Ahronoth menunjukkan kalau beberapa pesawat tanpa awak yang biasa dipakai Angkatan Udara Israel (IAF) untuk pertempuran (UAV) alias "drone" buatan dalam negeri mengalami kerusakan mesin saat dioperasikan. Alih-alih sukses menggempur sasaran, pesawat canggih itu malah sering jatuh atau minimal, mendarat darurat.

Paling anyar, Senin (22/10/2012), koran Israel itu menulis soal sebuah "drone" yang terpaksa mendarat darurat meski sudah terbang menuju sebuah sasaran di Lebanon pada Minggu (21/10/2012). Sumber militer yang dikutip media itu mengatakan kalau "drone" naas tersebut terbilang piranti paling canggih rilisan bikinan perusahaan milik negara Israel, Israel Aerospace Industries. "Pesawat mengalami kerusakan mesin," begitu kata sumber tersebut.

Seminggu sebelumnya, miniatur "drone" berjuluk Sky Rider yang bertugas mengumpulkan informasi taktis dinas rahasia terjerambab di Nablus, Tepi Barat. Beruntungnya, UAV tersebut ditemukan tim pencari dalam kondisi utuh. "Soalnya, bantalan udara sukses meredam jatuhnya pesawat," tutur sumber itu.

Pada Januari lalu, giliran Eitan atau yang sohor dengan nama lain Heron TP juga terseok-seok di udara untuk akhirnya jatuh mencium tanah. Insiden dalam uji coba itu terjadi di Pangkalan IAF Tel Nof.

Meski IAF menyembunyikan penyebab jatuhnya pesawat itu, media lokal mewartakan kalau Eitan mengalami patah pada kedua sayapnya. "Soalnya pesawat itu keberatan beban karena mengangkut perangkat-perangkat kamera dan radar," tulis media tersebut.

Anggaran Program Drone Israel

Israel memang serius mengembangkan UAV di dalam negeri. Paling tidak, untuk membuat Eitan, Israel sudah merogoh kocek hingga 35 juta dollar AS per unit. Eitan sampai kini menjadi salah satu senjata andalan IAF di Skadron Ke-210.

Seorang pakar independen asal Israel yang tak disebutkan namanya sempat menganalisa kalau Eitan mampu membawa peluru kendali dan persenjataan lainnya hingga menembus jantung wilayah Iran. Padahal, jarak kedua negara mencapai 1.200 kilometer.

Israel saat ini memang menempatkan UAV sebagai pengembang tugas untuk menggempur Jalur Gaza. Tugas "drone" makin komplet mulai dari pengusung rudal mematikan, pencari persenjataan tersembunyi pihak Palestina, hingga pembunuh mereka yang oleh Israel disebut sebagai kelompok militan bersenjata.





Sumber : Kompas

Helikopter Serang Andalan TNI AD

ANALISIS-(IDB) : Tahun 2010 yang lalu, tanpa banyak publikasi yang berlebihan, Dinas Penerbad TNI AD menerima 3 unit Mi-35P menelngkapi 2 unit Mi-35 Hind E yang sudah dibeli sebelumnya. Helikopter  ini dibeli dari Rusia bersamaan dengan pembelian Mi-17 V5 yang merupakan Heli Serbu. Pembelian helicopter tersebut merupakan realisasi perjanjian pemerintah RI dan Rusia pada September 2007 untuk menggunakan fasilitas kreditpembelian luar negeri dari pemerintah Rusia sebesar USD 56,1 juta atau setara dengan Rp. 64,5 miliar. Harga itu termasuk pencakupan persenjataan dan amunisi serta pelatihan bagi para calon awak pesawat.
 
Mi-35 Hind E : Heli Serang Atau Heli Serbu?

Secara umum terdapat dua kategori Helikopter (CMIIW) yang dikelompokkan berdasarkan fungsi dan tugasnya dalam menjalankan sautu operasi militer. Kategori yang pertama adalah kategori Heli Serbu (assault heli) dan yang kedua adalah Heli Serang (attack Heli). Heli Serbu biasanya digunakan untuk mengangkut pasukan kedaerah operasi. Hali jenis ini biasanya hanya memiliki senjata ‘seadanya’ untuk melindungi heli tersebut dari serangan musuh. Di Indonesia, Heli jenis ini cukup banyak, diantaranya adalah Heli NBell-412 dan Mi-17 yang keduanya merupakan milik TNI AD. Pada kategori ini, fungsi heli lebih ditekankan kepada kemampuan membawa pasukan dalam jumlah yang banyak.

Sedangkan Heli Serang adalah heli yang dikhususkan untuk menyerang musuh dengan senjata yang mematikan, sehingga heli ini lebih mementingkan kemampuan membawa senjata yang banyak di bandingkan membawa pasukan. Di Indonesia, Heli jenis ini tidak sebanyak Heli Serbu, dimana Heli Serang paling hebat yang dimiliki TNI AD saat ini adalah 5 unit Mi-35 Hind E. Namun seperti saya katakana sebelumnya bahwa Mi-35 Hind E bukanlan Heli Serang Murni, karena selain bisa memiliki senjata yang mematikan, Heli ini juga bisa mengangkut pasukan bersenjata lengkap (walaupun jumlah pasukan yang bisa dibawa lebih sedikit dari Mi-17 v5).
Heli serang Murni saat ini cukup banyak jenisnya. Sebut saja AH-64 D Apache dari Amerika, Mi-28N Havoc dari Rusia, WZ-10 dari China, dan lainnya. AH-64D Apache Longbow disebut-sebut memiliji potensi untuk diakuisisi oleh Indonesia. Namun sampai saat ini kebenaran berita ini masih sebatas rumor, karena belum ada kontrak yang jelas antara Indonesia dan Amerika.

Senjata yang dimiliki Heli Mi-35 Hind E TNI AD?

Helikopter Serang tentunya harus memiliki persenjataan yang cukup gahar mengingat fungsinya memang adalah untuk melakukan serangan ke lokasi musuh. TNI AD sebagai pengguna Helikopter ini tentunya juga sudah memikirkan hal ini. Untuk itu bersamaan dengan kedatangan armada helikopter tempur Mi-35P dari Rusia yang melengkapi Skadron 31/Serbu Penerbad pada tahun 2010, juga menyertakan paket senjata rudal anti tank. Mi-35P yang juga dikenal sebagai APC terbang yang dikarena kemampuan Mi-35 Hind E ini membawa 8 pasukan bersenjata lengkap. Mi-35 Hind E hadir melengkapi Skadron 31 dengan persenjataan yang cukup garang, seperti roket S-8 kaliber 80mm, pelontar chaff/flare, kanon standar GSh-30-2 kaliber 30mm dan rudal anti tank AT-9 Spiral-2.

Senjata yang dimiliki Mi-35 Hind E milik TNI AD cukup gahar, terutama rudal Anti Tank AT-9 Spiral-2 yang akan menjadi senjata menakutkan bagi musuh yang dilengkapi Tank sekalipun. Sama seperti penamaan rudal anti tank AT-5, nama rudal AT-9 juga merupakan nama yang diberikan oleh pihak NATO. Rudal ini cukup unik, karena fungsinya sebagai rudal anti tank yang biasanya diluncurkan dari darat, namun AT-9 Sprial-2 ini adalah rudal anti Tank yang sengaja dirancang untuk platform peluncuran dari udara.

Rudal anti tank AT-9 bisa dikatakan merupakan rudal anti tank yang masih gress, karena negara produsennya Rusia sendiri baru mulai mengoperasikan rudal ini pada tahun 1990-an. Rudal AT-9 ini didesign dengan melakukan pengembangan dari versi sebelumnya, AT-6 Spiral, dengan penyempurnaan pada sisi akurasi, kecepatan, dan jangkauan. Sistem pemandu rudal AT-9 Spiral-2 ini adalah SACLOS (Semi Automatic Command to Line of Sight), dimana operator harus membidik target sampai rudal berhasil mengenai target, jalur kendalinya berupa sinyal radio. Dalam pola pengoperasiannya, pilot dan juru tembak harus sama-sama mengarahkan helikopter ke arah target hingga rudal tepat tiba di sasaran. Namun versi terbaru dari rudal ini sudah bisa melakukan tembakan fire and forget.

Rudal Anti Tank AT-9 Spiral-2 ini sebenarnya memiliki beberapa versi yang berbeda sesuai dengan fungsi dan kegunaannya dalam operasi militer. Masing-masing versi memiliki keunggulan masing-masing. Diantaranya adalah jenis Anti Tank dengan tandem HEAT ( High Explosive Anti Tank ), yakni AT-9 yang dilengkapi proyektil peledak dengan dua tahap peledakan. Rudal AT-9 versi Tandem HEAT ini memang dikhususkan untuk menghancurkan kendaraan berlapis baja, termasuk MBT ( main battle tank ). Kemungkinan AT-9 yang dimiliki TNI AD adalah versi ini, namun kebenarannya belum bisa di konfirmasi.

Jenis kedua dari Rudal ini adalah AT-9 versi 9M120F yang dilengkapi dengan hulu ledak thermobaric. Pada rudal dengan thermobaric ini, peledak akan menghasilkan gelombang ledakan dengan durasi yang lebih lama, yang biasanya dengan sebutan "airfuel bomb". Efek ledakan yang lama ini dimaksudkan untuk melibas pasukan infantri, sehingga dapat mengakibatkan korban jiwa dalam jumlah besar. Thermobaric memanfaatkan oksigen dan udara dalam peledakannya sehingga sangat pas untuk menghajar target infantri yang bersembunyi di dalam terowongan, gua, atau bunker. Rudal jenis ini sepertinya memang dikhususkan sebagai rudal anti infantry. Namun tidak ada kejelasan apakah TNI AD juga memiliki rudal jenis ini.

Jenis ketiga dari rudal AT-9 ini adalah AT-9 versi 9A220O yang dilengkapi dengan hulu ledak expanding rod yang merupakan sebuah amunisi khusus yang menggunakan pola fragmentasi ledakan annular. Jenis ketiga ini dikhususkan sebagai rudal untuk menghancurkan target berupa helicopter lain. Rudal ini dilengkapi system laser sebagai penentu keauratan termbakannya. Namun, rudal jenis ini juga belum jelas apakah dimiliki TNI AD atau tidak.

Mi-35 Hind E dan Pesaingnya di ASEAN

Seperti yang saya sebutkan sebelumnya bahwa Mi-35 Hind E adalah Heli Serang (walaupun tidak murni) yang dimiliki TNI AD. Negara-negara di ASEAN juga melihat bahwa Helikopter Serang sejenis ini merupakan asset yang harus mereka miliki untuk menambah efek gentar yang dimiliki militer negara tersebut. Itulah sebabnya tidak hanya Indonesia saja yang memiliki jenis Heli Serang ini di ASEAN.

Di kawasan Asia Tenggara, ada beberapa negara yang memiliki helikopter serang. Thailand memiliki 4 unit helikopter AH-1 Cobra bekas dari AS yang diretrofit. Helikopter ini sejatinya sudah cukup ketinggalan jaman, namun dengan dilakukannya retrofit maka Helikopter mili Thailand ini juga harus diperhitungkan. Singapura tercatat memiliki armada Heli Serang paling gahar di ASEAN dengan memiliki heli AH-64 D Apache semenjak tahun 2002 dalam program Peace Vanguard sebanyak 20 unit. Separuh dari heli serang itu bermarkas di Amerika Serikat. Pada tahun 1997 sebelum Krisis Ekonomi, Malaysia mencoba mengakuisisi Heli Serang CSH-2 Rooivalk buatan Denel Afrika Selatan. Namun rencana ini gagal hingga saat ini. Indonesia yang telah memiliki 5 unit Mi-35 Hind E juga berencana menambah kekuatan dengan akuisisi heli serang murni dengan candidate AH-64 D Apache atau jenis lainnya. Namun ini masih dalam tahap penjajakan.

Dilihat dari daftar Heli Serang yang ada di ASEAN, rasanya 5 unit Mi-35 Hind E dengan rudal anti tank AT-9 Spiral 2 akan membuat kekuatan Indonesia semakin diperhitungkan. Tercatat hanya Singapura yang memiliki kekuatan Heli Serang yang jauh lebih gahar dari Indonesia. Dibandingkan Thailand dan Malaysia, saya rasa heli serang Indonesia masih lebih baik. Namun ada baiknya juga Indonesia tidak hanya dilengkapi dengan Mi-35, tetapi juga dilengkapi heli serang yang memang benar-benar heli serang murni di masa yang akan datang. Semuanya itu untuk memastikan setiap jengkal wilayang kedaulatan Indonesia terlindungi.





Sumber : Analisis