ANALISIS-(IDB) : Episentrum
peringatan HUT TNI ke 67 di Air Force Base Halim Jakarta Jumat tanggal 05
Oktober 2012 yang lalu sesungguhnya ada dalam pernyataan lugas Presiden SBY
yang menyebut perkuatan alutsista TNI dengan kedatangan berbagai jenis
alutsista yang dijelaskan secara rinci. Episentrum ini semakin bergema manakala
tampilan kemampuan personil dan defile brigade upacara melintas dan “menari” di
hadapan seluruh hadirin di pagi yang cerah itu.
Sementara berbagai alutsista sebagai background upacara memberi kesan
pemandangan yang gagah dan gahar, belum lagi kemampuan berjoget Collibri Subang
dan manuver lincah Tim Yupiter Yogya.
Harga diri berselendang
dan bersemangat alutsista sepanjang Oktober ini memang sangat menghangatkan dan
membanggakan. Mulai dari pernyataan Presiden di berbagai kesempatan termasuk di
hadapan para veteran RI yang menyatakan bahwa pertambahan dan pertumbuhan
alutsista TNI sedang menuju ke perubahan siginikan. Bahasa petaninya adalah sedang mengalami panen
raya. Meski sedang memulai panen raya
namun persemaian bibit-bibit baru berbagai genre alutsista tetap dipesan dan
diadakan untuk panen raya berikutnya sehingga lumbung alutsista kita kelak
menjadi sebuah keniscayaan bersamaan dengan makin berkilaunya kesatrian-kesatrian
pengawal republik di seluruh Indonesia.
Defile Pasukan Kostrad dengan Uniform baru |
Selain
pernyataan itu kenyataan di lapangan pun seia sekata. Pernyataan jelas, kenyataan jelas pula dengan
kedatangan berbagai jenis alutsista baru seperti Super Tucano, Astross, Caesar,
Mistral, Kapal Rudal buatan dalam negeri. Astross, Caesar dan Mistral ikut dipamerkan di
Monas Jakarta tanggal 6-9 Oktober 2012. Bahkan
yang tak terekspos sejatinya adalah produksi yang terus menerus dari Panser
Anoa buatan Pindad yang sudah mencapai 250 unit, 40 diantaranya sudah wira wiri
di perbatasan Libanon-Israel. Demkian juga produksi kapal rudal di Batam sudah
masuk penyerahan kapal ketiga.
Bulan-bulan
mendatang dan tahun-tahun mendatang kita akan disuguhkan berita yang mampu
membusungkan dada berupa penyerahan beragam alutsista buatan dalam negeri
seperti kapal rudal Palindo, kapal rudal PAL, kapal rudal Lundin, panser Anoa, panser
Anoa Canon, UAV / UCAV, kapal LST, kapal BCM, pesawat CN235 MPA, roket Rhan, kendaraan
Rantis, berbagai jenis senjata personil mulai dari satu laras sampai multi
laras. Yang mengembirakan tentu saja
dalam segudang proyek alutsista itu industri pertahanan dalam negeri ikut
tersenyum dan berkeringat karena banyak mendapat order pengadaan alutsista baik
produk murni maupun produk kerjasama.
Yang mau
datang dari luar negeri misalnya pesawat latih Grob Jerman, jet tempur ringan
T50 Korea, kapal selam Korea, kapal perusak kawal rudal Belanda, kapal latih
pengganti Dewaruci Spanyol, berbagai rudal Cina, MBT Leopard Jerman, medium tank
Marder Jerman, kapal light fregat ex Brunai, F16 AS, Sukhoi Rusia, Hercules
Australia, CN295 joint product PT DI, Heli Cougar Perancis, Heli Mi17 Rusia,
Heli Bell 412Ep joint product PT DI, Heli anti kapal selam, Heli serang AD dan
lain-lain. Kenapa disebut “dan lain-lain”
karena tentu saja ada beberapa jenis alutsista yang tak perlu disampaikan ke
media untuk kepentingan strategi militer. Kan tidak semua rahasia dapur harus diketahui
publik.
Alutsista strategis yang sedang diincar itu |
Setidaknya
itu yang sudah jelas alamat pengirimannya, waktunya, dan sudah jelas
kontraknya. Yang menarik tentu saja,
masih adakah alutsista lain selain yang mau datang itu. Apakah masih ada
alutsista yang mau dipesan lagi. Jawabnya
pasti ada dong. Kalau mau diambil jangka
waktu yang paling pendek saja dari pemerintahan SBY masih ada 2 tahun anggaran (2013,
2014) yang memberi ruang adanya kesempatan beli atau produksi bersama alutsista
RI. Kemhan sebagaimana pernyataan Menhan beberapa waktu lalu sedang fokus untuk
penambahan alutsista strategis selain yang sudah dipesan. Nah prediksi kita adalah sangat dimungkinkan
adanya penambahan 1 skuadron Sukhoi atau
1 skuadron Typhoon bersamaan dengan tambahan minimal 2 kapal selam U214 Jerman.
Tanda-tandanya kan sudah jelas, Kanselir Jerman pertengahan tahun ini
berkunjung ke Jakarta, sementara Presiden kita mau berkunjung ke Inggris dalam
waktu dekat. Ah masak masih gak jelas juga sih.
Kalau mau
berasumsi lagi tahun 2014 itu baru 30 % target MEF TNI tercapai, artinya
setelah itu pertambahan alutsista masih akan berlangsung terus. Target MEF yang
selalu diberitakan adalah tahun 2024 dimana saat itu kita sudah masuk pada
tahapan kemampuan milter yang memliki kekuatan pukul dan bantingan. Sekarang memang sudah punya kekuatan pukul
tapi belum sampai bisa membanting. Makanya
jika tahapan sudah sampai kesitu, istilah PPRC nya bisa tetap sama, cuma istilah
pemukulnya diganti sehingga menjadi Pasukan Pembanting Reaksi Cepat.
Penambahan
alutshsta MLRS Astross II Mk6 buatan Brazil untuk 2 batalyon TNI AD, Howitzer
Caesar Nexter Perancis untuk 2 batalyon TNI AD dan 1 batalyon rudal Mistral
Perancis untuk Arhanud AD adalah contoh jelas pertumbuhan itu. Belum lagi penambahan batalyon tempur di
Kalimantan, penambahan skuadron heli Penerbad, tambahan brigade Marinir di
Batam dan Sorong, penyebaran skuadron tempur untuk F16 di Pekanbaru, skuadron
UAV baru di Pontianak dan Pekanbaru, Berpuluh radar pantai di jalur ALKI sudah
operasional, mau nambah pangkalan AL di selatan Jabar. Isian berita itu tentu sangat menghangatkan
ruang dada dan mampu menyemangatkan olahpikir bagi kita yang menginginkan
sebuah kebanggaan bertanah air yakni memiliki hulubalang yang tangguh dan
gahar.
MLRS Astross II milik TNI AD |
Bukan
bermaksud menghiperbolakan sebuah tema tentang alutsista, namun pagar yang
hendak dibangun dalam semangat berkebangsaaan adalah ketika semua menjadi
nisbi, semua menjadi “sandiwara” di setiap pemberitaan yang menyangkut tawuran,
kerusuhan, bakar membakar, hasut menghasut, pesta korupsi gugur satu tumbuh
seribu, ghibah infotainment, kebanggaan sebagai anak bangsa tidak lantas harus
tersungkur manakala menyaksikan semua harubiru yang di blow up sedemikian rupa.
Maka membesarkan dan mendandani pengawal
republik adalah sebuah kearifan dan kebijakan bernilai cum laude untuk meracik nilai
gagah diri yang memberikan sebuah “rasa merdeka pada hati nurani”. Sekaligus agar tidak kualat pada pendiri
republik dan pejuang kemerdekaan yang sudah menitipkan perjalanan bangsa ini
pada kita.
Testimoni
dari semua rasa bangga dan wibawa memiliki TNI yang gagah itu bisa dilihat dari
kerumunan ribuan warga di Halim ketika menyaksikan HUT TNI ke 67 tanggal 5
Oktober 2012. Kemudian di Monas selama 3
hari berikutnya, ribuan orang menyemut menyaksikan pengawal republiknya
mdmamerkan beragam alutsista, dan itu baru yang dimiliki TNI AD. Testimoni itu adalah gambaran rekonstruksi
dari sebuah kebanggaan melihat postur tentaranya yang gahar dan berotot untuk mengawal
eksistensi NKRI. Maka kita bisa melihat
berjubelnya massa untuk menyaksikan, melihat, mengambil foto, menaiki, meraba,
menanya, menggenggam beragam alutsista seakan itu menjadi miliknya. Dan memang itu miliknya, milik rakyat kita
yang dititipkan pada hulubalangnya yang terlatih untuk mengawal republik ini. Testimoni kunjungan itu adalah evidence tak
terbantahkan betapa sesungguhnya rakyat bangsa ini bangga dengan tentaranya. Apakah masih ada yang membantah ?
Sumber : Analisis