Pages

Jumat, Oktober 12, 2012

Rombongan Press Tour Kemhan Kunjungi Pulau Nipa

BATAM-(IDB) : Dalam rangkaian kegiatan Press Tour Kemhan ke Batam selama tiga hari, Rabu (10/10) Rombongan Press Tour Kemhan yang menyertakan sejumlah wartawan dari media massa cetak dan elektronik di Jakarta berkesempatan mengunjungi Pulau Nipa. Pulau Nipa terletak di garis terluar perbatasan Indonesia-Singapura.
 
Kedatangan rombongan Press Tour Kemhan di Pulau Nipa yang pimpinan Kapuskom Publik Kemhan Mayjen TNI Hartind Asrin tersebut disambut oleh Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatsan dan Pulau Terluar di Pulau Nipa Kapten (Mar) Roni Saputra bersama 96 Prajurit TNI Angkatan Laut (Marinir) dan TNI Angkatan Darat yang sedang melaksanakan tugas pengamanan perbatasan di Pulau Nipa.

Pada kesempatan tersebut Kapuskom Publik Kemhan beserta rombongan menyempatkan diri mengunjungi pos-pos penjagaan yang terdapat di Pulau Nipa dan berdialog dengan para Parjurit TNI, dilanjutkan penanaman pohon serta penyerahan Sembako kepada prajurit TNI yang bertugas di Pulau Nipa.

Turut mendampingi Kapuskom Publik Kemhan dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PT. Palindo Marine Shipyard Harmanto, Kepala Bidang Pemberitaan Puskom Publik Kemhan Kolonel Adm. Afrizal Hendra dan Kasubbid Hubungan Media Massa Letkol Chk. Berty Sumakud.

Kapuskom Publik Kemhan mengatakan, Indonesia memiliki 92 pulau terluar, 12 di antaranya tak berpenghuni termasuk Pulau Nipa. Pulau Nipa dijadikan sebagai percontohan pengamanan pulau terluar oleh TNI. Dalam pengelolaan wilayah di pulau seluas 60 hektare itu, pada tahun 2013 diharapkan sudah terealisasi.

Lebih lanjut Kapuskom Publik Kemhan menjelaskan, Pemerintah telah membagi Pulau Nipa dalam tiga kawasan, wilayah pertama seluas 15 hektare di bagian utara untuk pertahanan, wilayah kedua seluas 10 hektare di tengah untuk konservasi, sedangkan wilayah ketiga sisanya seluas 35 hektare untuk zona ekonomi di bawah pengelolaan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Sementara itu, Komandan Satgas Pulau Terluar Pulau Nipah Kapten (Mar) Roni Saputra mengatakan, setiap hari 200 kapal melintasi perairan Selat Malaka. "Itu kan peluang ekonomi juga. Jadi ke depan kawasan ini akan tumbuh jadi kawasan pertahanan dan ekonomi sekaligus," tuturnya.

Pulau Nipa masuk dalam wilayah administrasi Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Pulau Nipa memiliki potensi tidak hanya untuk kepentingan pertahanan dan keamanan tetapi juga kepentingan ekonomi. Pemerintah akan menjadikan Pulau Nipa menjadi model bagi pengembangan pulau- pulau terluar. Pengembangan Pulau Nipah khususnya adalah kebijakan defence supporting economy (pertahanan mendukung ekonomi).

Pulau Nipa sebagai pulau terluar merupakan kawasan strategis yang langsung berbatasan dengan Singapura memiliki potensi dalam percepatan pengembangan ekonomi. Melalui percepatan pengembangan Pulau Nipa yang dipadukan antara kawasan pertahanan dan kawasan ekonomi maka diharapkan juga akan dapat terwujud kesejahteraan masyarakat.

Kunjungi Musium Camp Pengungsi warga Vietnam di Pulau Galang

Usai melaksanakan kunjungan ke Pulau Nipa, rombongan Press Tour Kemhan berkesempatan melanjutkan kunjungan ke Kantor Badan Penguasaan Batam. Pada hari Kamis (11/10), rombongan juga berkesempatan bekunjung ke Polda Kepri dilanjutkan kunjungan ke obyek bersejarah Musium Camp Pengungsi warga Vietnam di Pulau Galang.

Musium tersebut dulunya merupakan tempat penggungsi warga Vietnam yang melarikan diri dari perang yang berkecamuk di Vietnam pada tahun 1960 an sampai 1990 an, di lokasi tersebut tampak masih terlihat bekas bangunan berupa perumahan warga pengungsi, kapal pengungsi untuk menyebrang, rumah sakit dan tempat ibadah.

Koordinator Operasional Museum Kemanusiaan P3V Daerah Komando Satuan Pengamanan dan Perawatan Sinam, Pulau Galang, Abdul Syukur mengatakan, pengungungsi dari Vietnam mencapai 250.000 jiwa, “ketika mereka dievakuasi kembali ke negaranya, para pengungsi tak mau kembali ke negaranya. "Perahu-perahu mereka ditinggalkan pada tahun 1996," tambah Abdul Syukur.




Sumber : DMC

KSAL : Klewang Berikutnya Harus Lebih Kuat

JAKARTA-(IDB) : Insiden terbakarnya KRI Klewang membuat TNI Angkatan Laut berpikir ulang memesan kapal dari bahan komposit karbon. Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Soeparno mengatakan bahwa KRI Klewang yang baru bakal dibuat dari bahan yang lebih kuat.

"Jelas bahannya harus lebih kuat. Jangan komposit kayak KRI Klewang yang kemarin. Bisa terbakar lagi gara-gara korsleting listrik," kata Soeparno, Kamis (11/10).


Soeparno menambahkan , pembuatan KRI Klewang bakal ditanggung asuransi dan ganti rugi atas kebakaran kapal yang diklaim antiradar tersebut.


Jika diganti berbahan baja solid apakah akan membuat kemampuan antiradar kapal hilang? Soeparno menjamin bahwa antiradar bakal menjadi fitur yang harus dipertahankan kendati bahan pembuat kapal sudah berganti. Sebab, teknologi antiradar masih bisa digunakan kendati bahan kapal dari baja.


Seperti diketahui, KRI Klewang milik TNI AL yang baru diluncurkan pada 31 Agustus 2012 lalu dari galangan kapal PT Lundin Industry Invest, Banyuwangi, ludes terbakar pada Jumat 28 September lalu. Tidak ada barang yang tersisa dari kapal tersebut. Kapal tersebut terbakar setelah ada korsleting listrik yang menimbulkan api.

Api dengan cepat dan lahap memakan semua bodi kapal hingga tak bersisa. Untungnya, kapal tersebut sudah diasuransikan.  PT Lundin juga mengaku siap bertanggungjawab terhadap kapal tersebut.


"KRI Klewang sudah kobong (terbakar, Red.). Sudah habis nggak perlu dibicarakan lagi. Yang penting nanti Klewang yang baru lebih kuat," kata Soeparno.
 




Sumber : JPNN

Tuntutan Kemandirian Alutsista Adalah Mutlak

JAKARTA-(IDB) : Dihadapkan dengan alokasi anggaran Negara bagi pemenuhan kebutuhan pokok minimum hingga tahun 2014, maka pemenuhan  Alutsista (Alat Utama Sistem Senjata) bagi TNI secara mandiri perlu diprioritaskan. Fokus pembangunan Alutsista dalam negeri untuk memenuhi berbagai kebutuhan persenjataan dalam negeri mendesak untuk direalisasikan. Karena kondisi riil alokasi anggaran yang tersedia, tidak memungkinkan jika kita hanya mengandalkan Alutsista buatan luar negeri.

Harus kita sadari bahwa kondisi Alutsista yang memadai baik dari segi kualitas dan kuantitas di samping sebagai show of force, juga merupakan sebuah tuntutan  yang melekat kuat dalam sistem pertahanan negara dan bahkan menjadi syarat mutlak dalam melakukan diplomasi internasional. Sehebat apapun cara kita berdiplomasi dengan negara lain,  tanpa didukung kekuatan pertahanan negara yang kuat, maka kita akan cenderung diremehkan oleh bangsa lain. Apalagi hingga saat ini, belum ada kekuatan lain yang bisa menopang kewibawaan sebuah negara dan mampu menaikkan bargaining  power, selain kondisi pertahanan negara yang kuat.


Belajar dari pengalaman masa lalu, ketika kita lebih banyak menggantungkan Alutsista buatan asing, ternyata begitu negara pemasok alutsista melakukan embargo, maka kita kalang kabut, akibat ketiadaan suku cadang. Oleh karena itu, Bangsa Indonesia secara bertahap harus berani mengurangi ketergantungan dan hanya mengandalkan Alutsista produk asing, serta menuju pada kemandirian Alutsista produk dalam negeri.

Walaupun kita tidak mampu mandiri sepenuhnya, dalam arti melengkapi seluruh Alutsista buatan dalam negeri, terutama jenis alutsista yang memang belum dapat di produksi dalam negeri, tetapi secara bertahap kita harus meminimalkan pengadaan Alutsista produk luar negeri.


Sudah waktunya bangsa ini memiliki kemandirian dalam pengadaan Alutsista. Apalagi kita telah memiliki sejumlah BUMN industri strategis dalam negeri seperti PT Dirgantara Indonesia, PT PAL, PT Pindad, PT LEN, PT Inti Komunikasi, yang semuanya telah siap dan berkomitmen untuk mendukung kepentingan TNI dalam rangka mewujudkan kemandirian di bidang Alutsista.


Komitmen untuk memprioritaskan produk Alutsista dalam negeri,  dengan memberdayakan industri pertahanan dalam negeri  dan BUMN industri strategis harus menjadi tekad kita semua.


Yang masih perlu menjadi perhatian kita bersama adalah upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia Indonesia dalam penguasaan teknologi yang berkaitan dengan industri pertahanan serta mendorong para tenaga ahli kita yang masih bekerja di industri strategis asing untuk kembali ke tanah air.


Dengan demikian, pertahanan kita akan semakin kuat dan sekaligus kita mampu mandiri dalam industri pertahanan.


Oleh sebab itu kita berharap  pembangunan pertahanan negara yang kuat harus dibarengi dengan pemenuhan kebutuhan Alutsista yang memadai. Apalagi Negara kita adalah negara besar, yang memiliki wilayah yang sangat luas dan berada dalam posisi silang yang sangat strategis, sehingga tantangan, gangguan dan ancaman yang dihadapi baik dari dalam negeri maupun luar negeri juga besar.




Sumber : Bisnis

TNI Perketat Daerah Perbatasan

PALANGKARAYA-(IDB) : TNI memperketat dan meningkatkan pengamanan di perbatasan Kalimantan Barat untuk menjaga keamanan Negara Kesatuan RI (NKRI). Hal ini dilakukan untuk menjaga batas wilayah RI-Malaysia.

"Saat ini ditempatkan Batalyon 305 Kostrad dan penambahan enam pos di perbatasan Kalbar, dan nantinya ada pergantian dari Batalyon 305 Kostrad kepada Batalyon 123 Sumatera," kata Pangdam XII/Tpr Mayjen TNI Ridwan di Palangka Raya, Kamis (11/10). Demikian dikutip antara.

Menurutnya, untuk pengamanan wilayah teritorial di perbatasan selama ini sudah berjalan dengan baik yang selalu rutin dilaksanakan dan akan terus ditingkatkan. Apalagi dengan adanya penambahan alat utama sistem senjata (alutsista) yang semakin canggih.

Selain itu, kata Jenderal berbintang dua itu, patroli gabungan bersama dengan anggota kepolisian juga dilakukan sebagai upaya mencegah tidak terjadi hal-hal yang dapat mengganggu stabilitas NKRI.

Terkait dengan pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kalteng yang dimulai November 2012, Pangdam menyatakan akan mempersiapkan personel untuk membantu pengamanan pesta rakyat tersebut.

"Sudah dilakukan koordinasi, baik Polda Kalteng maupun Kalbar sehingga kalau ada gangguan kecil bisa cepat ditangani," tuturnya.

Untuk pengamanan Presiden dan Wakil Presiden dalam rangka Hari Pangan Sedunia ke-32 di Palangka Raya pada 18 Oktober 2012, sudah melakukan persiapan sesuai protap.

"Sebanyak 830 orang untuk mengamankan kedatangan presiden nanti, mulai seluruh personil di Korem ditambah dari polisi dan TNI siap untuk mengamankan,"tuturnya.

Kapolda Kalteng Brigjen Bachtiar Hasannudin Tambunan mengatakan, dalam rangka pengamanan di perbatasan Kalimantan, beberapa waktu lalu melakukan safari kamtibnas ke beberapa kabupaten.

"Safari ini untuk mengingatkan masyarakat atau buruh perusahaan. Kalau ada pendatang baru, tolong didata dengan jelas sehingga nanti Kepala desa akan melapor kepada Polsek dan akan dipantau,"ucapnya.

Untuk pengamanan Pilkada terutama di Kabupaten Kapuas yang akan dilaksanakan pada November 2012, sudah disiapkan 548 personel.




Sumber : Merdeka

Latma Gultor Trimatra VII 2012 Resmi Dibuka

JAKARTA-(IDB) : Denjaka Korps Marinir TNI AL bersama Sat-81 Gultor Kopasus TNI AD dan Den Bravo KopaskasTNI AU melaksanakan Latihan Penanggulangan Teror dengan sandi “Latma Gultor Trimatra- VII tahun 2012”. Latihan bersama tersebut telah di buka oleh Kasum TNI Mayjen TNI Daryatmo di Markas Sat 81 Gultor Kopasus TNI AD tepatnya di lapangan Apel Ahmad Kirang Mako Kopasus TNI AD Cijantung ,Jakarta Timur (11/10/12).

Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A Faridz Washington bersama dengan Danjen Kopasus, Komandan Kopaska serta Pejabat teras Mabes TNI dan pejabat teras ketiga Pasukan Khusus TNI hadir dalam acara pembukaan tersebut. Upacara ini dipimpin oleh Asops Danjen Kopasus Kolonel (Inf) Yusran Yusuf.


Dalam amanatnya , Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E yang dibacakan oleh oleh Kasum TNI mennyampaikan “ Latihan anti teror merupakan latihan untuk menghadapi kemungkinan gangguan anti teror di seluruh Tanah Air. Disamping itu juga guna meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan bagi setiap satuan anti teror dilingkungan TNI.


Dengan tegas Panglima TNI mengatakan, “ Kunci mencegah aksi terorisme adalah keterpaduan dan koordinasi antara matra dan intitusi terkait harus terjalin kuat,”


Sebagai pedoman dalam melaksankan latihan tersebut Panglima TNI memberikan beberapa penekanan.

Pertama : Laksanakan latihan ini sebaik-baiknya,guna menyempurnakan dokumentasi strategis yang bersifat operasional bagi TNI serta komunikasi saling mendukung diantara sesama satuan penenggulangan anti teror.
Kedua : Sebagai sarana untuk menguji prosedur dan mekanisme operasi terpadu, kembangkan TACTICAL FLOOR GAME (TFG),TABLE TO GAME DAN TACTICAL AIR MANOUVER GAME (TAGM).
Ketiga : Jadikan latihan ini sebagai aplikasi prosedur tetap dan tolak ukur terhadap kemampuan TNI dalam mengaplikasikan doktrin operasi penanggulangan teror.
Keempat : Jadikan media untuk menguji analisis data terkait kemungkinan variatifmodus aksi teror, serta menilai kemampuan teknis, taktis, respon dan naluri setiap personil.
Kelima : Jadikan latihan ini sebagai momentum semangat kebersamaan dan ketepaduan sesama satuan TNI dalam mendukung tercapainya tugas pokok T NI.

Latihan diawali dengan pelaksanaan gladi posko dan dilanjutkan dengan TACTICAL FLOOR GAME (TFG) di Maskas Sat- 81 Gultor Kopasus TNI AD. Latihan ini akan digelar hingga 17 Oktober 2012 dengan dengan menggunakan medan berpindah pindah sesuai dengan problem latihan darat, laut dan udara.


Latma Gultor Laksanakan Tactical Floor Game

 
Latma Gultor Trimatra VII 2012 yang melibatkan Satuan Anti Teror Denjaka Korps Marinir TNI AL, Sat-81 Gultor Kopasus TNI AD dan Den Bravo KopaskasTNI AU melaksanakan TACTICAL FLOOR GAME (TFG).

Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dipimpin oleh Komandan Satgas Latihan Operasi Anti teror TRIMATRA ke 7 Kolonel Inf Sidarta Wisnu Graha ,dan di ikuti seluruh peserta yang terlibat latihan tersebut.

Semua unsur yang terlibat tersebut hadir dalam TACTICAL FLOOR GAME (TFG), agar nantinya tidak ada kesalahan dalam melaksakan tugas tersebut. TFG dilaksanakan di Mako Kopasus Cijantung (12/10).  



Sumber : Kormar

Hizbullah: Pesawat tanpa Awak Kami Buatan Iran

LEBANON-(IDB) : Sekretaris Jenderal Gerakan Muqawama Islam Lebanon (Hizbullah) mengatakan, pesawat tanpa awak yang dioperasikan Hizbullah dan berhasil menembus wilayah udara Palestina pendudukan (Israel) adalah buatan Iran.
 
Sayid Hasan Nasrullah dalam pidato yang disiarkan langsung oleh televisi al-Manar mengatakan, kami tengah berada dalam operasi khusus dan penting dalam sejarah Muqawama dan kawasan, di mana orang-orang Israel memberikan pendapat sama tentang pentingnya operasi ini bagi Muqawama. Demikian Fars News melaporkan, Kamis (11/10).
 
"Muqawama Lebanon mengirim sebuah pesawat tanpa awak canggih dari wilayah Lebanon ke laut dan terbang ratusan kilometer di atas laut kemudian menerobos pertahanan udara musuh (Iron Dome) dan masuk ke wilayah pendudukan dari selatan Palestina," imbuhnya. Ditambahkannya bahwa pesawat ini sebelum di identifikasi oleh pasukan udara rezim Zionis telah terbang di pusat-pusat penting Israel.
 
Menurut Sayid Nasrullah pesawat tersebut dibuat oleh Iran dan dirakit oleh para pemuda Lebanon, bukan buatan Rusia.
 
"Penembakan pesawat ini adalah hal alami dan telah diperkirakan. Prestasi dari pesawat ini adalah mampu terbang ratusan kilometer di wilayah yang penuh dengan radar," ujarnya.
 
Sebagian pejabat Israel, masih kata Nasrullah, bangga bahwa zona udara Israel tidak dapat ditembus, tetapi operasi ini telah membuktikan kegagalan pertahanan udara rezim Zionis.
 
"Operasi ini menunjukkan bahwa kami mampu menyembunyikan kemampuan kami dan menunjukkannya di waktu yang tepat serta mengirim pesan-pesan tepat di waktu yang tepat pula," tuturnya. 




Sumber : Irib

Perang UAV Negara-Negara Asean

JAKARTA-(IDB) : Negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN) memang lagi getol memperkuat armada militernya. Mulai dengan senjata ringan hingga berat. Pesawat udara tanpa awak menjadi salah satu yang gencar dikembangkan oleh sejumlah negara di kawasan ASEAN.

Malaysia misalnya. Negeri jiran ini mengembangkan pesawat udara tanpa awaknya melalui Unmanned Systems Technology (UST), yang didirikan pada 2007. Tugasnya, khusus untuk menarik segala sumber daya untuk mengembangkan pesawat udara tanpa awak.

Malaysia telah menemukan momentumnya. Melalui UST, Malaysia berhasil mengembangkan pesawat udara tanpa awak dan sukses mengembangkan produksi dalam negerinya, baik untuk kepentingan sipil maupun militer. Bahkan, Malaysia saat ini telah menawarkan beberapa produk pesawat tanpa awak produksinya.

Produk yang telah ditelorkan oleh UST antara lain pesawat tanpa awak bersayap dan berbaling-baling menyerupai helikopter. Pesawat yang bersayap antara lain Aludra, Aludra SR-08, dan Aludra SR-12. Sedangkan yang menyerupai helikopter adalah Intisar 300 dan Intisar 400.

Produk utama yang dihasilkan UTS adalah Aludra. Pesawat ini memiliki berat 200 kilogram. Muatan maksimal yang bisa diangkut seberat 25 kilogram. Struktur bahan terbuat dari kaca, serat karbon, busa, dan epoxy. Pesawat ini memiliki panjang 14 kaki, rentang sayap 20 kaki. Aludra mampu melaju dengan kecepatan 220 kilometer per jam dengan durasi 3 jam.

Malaysia juga terkenal maju dalam bidang pembuatan pesawat tanpa awak ini. Sebab, mereka telah menjalin kerja sama dengan berbagai negara untuk mengembangkan teknologi ini, seperti Australia.

Berikutnya adalah Singapura. Wilayah negara boleh kecil. Penduduknya juga sedikit. Namun, Singapura tak mau kalah memperkuat armada pesawat tanpa awaknya. Pertengahan tahun ini, negara di Selat Malaka ini telah membeli satu skuadron pesawat tanpa awak dari Israel, Heron 1. Singapura harus mengeluarkan US$6 juta untuk satu unit Heron.

Heron 1 memiliki lebar sayap 16,6 meter, berat 1,2 ton, dan mampu membawa 250 kilogram beban. Pesawat ini mampu terbang selama 50 jam (tergantung bdban yang dibawa).

Kecepatan jelajahnya sampai 100 kilometer per jam. mampu terbang setinggi 10 kilometer (32.000 kaki). Heron dapat dilengkapi dengan kamera yang bisa untuk melihat pada siang-malam atau radar pencarian angkatan laut. Kemampuan Pesawat ini mirip dengan pesawat Predator milik Amerika Serikat.

Armada ini didatangkan untuk menggantikan 40 pesawat udara tanpa awak Searcher yang telah digunakan selama satu dekade. Singapura juga telah memarkir 60 lebih pesawat tanpa awak Scout. Dalam segi ukuran, berat, dan kinerja, jenis Scout masih di bawah Searcher.

Singapura juga melibatkan National University of Singapura (NUS) untuk mengembangkan pesawat tanpa awak GremLion. Pesawat tanpa awak ini didesain mirip dengan helikopter dan mampu mengemban tugas khusus.

Vietnam tak mau kalah. Awal 2012 ini, negara yang pernah dilanda perang saudara pada 18 tahun ini menjalin kerja sama dengan Rusia untuk mengembangkan pesawat tanpa awak. Vietnam merogoh anggaran sebesar US$10 juta untuk program alih teknologi ini. Rusia-Vietnam akan membuat pesawat tanpa awak versi kecil Irkut 200. Berat pesawat yang dibuat ini mencapai 100 kilogram.

Sementara itu, negara-negara lain juga sama. Thailand mengembangkan The Aerostar. Thailan juga dikabarkan membeli sejumlah pesawat tanpa awak dari Israel. Langkah yang sama juga dilakukan Filipina.





Sumber : Vivanews