Pages

Selasa, Oktober 09, 2012

Kembali TNI AL Akan Segera Diperkuat KCR Baru Produksi Palindo Batam

BATAM-(IDB) : TNI Angkatan Laut segera mendapatkan kembali satu unit Kapal Cepat Rudal (KCR) 40 M dari industri galangan kapal PT Palindo Marine, Bata

"KCR yang ketiga ini tinggal tahap 'finishing' saja. Pekan lalu sudah diluncurkan' dan akhir tahun ini mungkin bisa diserahterimakan," kata Managing Director PT Palindo Marine Harmanto saat menerima kunjungan rombongan Puskom Publik Kemhan dan wartawan di pabrik PT Palindo Marine, Batam, Selasa.

Kapal itu merupakan salah satu dari empat KCR yang telah dipesan pemerintah melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) dari PT Palindo Marine. Sebelumnya dua unit kapal lainnya telah diserahterimakan, yakni KRI Celurit-641 dan KRI Kujang-642.

Menurut dia, kapal ketiga ini sudah berada di galangan kapal dan akan menjalani penyempurnaan. Setelah penyempurnaan, akan dilakukan pengujian di laut.

Sambil menyelesaikan kapal ketiga, lanjut Harmanto, pihaknya juga sudah mulai tahapan pengerjaan kapal keempat, dimana semua kapal lengkap, kecuali persenjataannya.
Di tempat yang sama, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Hartind Asrin menuturkan, pemerintah akan membeli total sekitar 35 KCR untuk memenuhi kebutuhan sesuai program pembangunan kekuatan pokok minilum (MEF).

"Sejauh ini baru empat yang kita pesan. Indonesia butuh kapal-kapal jenis ini untuk pengamanan wilayah laut, terutama di kawasan barat," ujarnya.

Hartind yang juga menjabat staf ahli Menhan juga mengatakan, perairan wilayah barat sangat cocok untuk kapal-kapal kecil seperti ini (panjang di bawah 100 meter) karena perairannya dangkal.

"Kalau di timur, kita butuh kapal-kapal besar yang panjangnya di atas 100 meter, dimana Kemhan telah memesan kepada PT PAL Surabaya. Kita juga punya program Korvet Nasional," tuturnya.

Komandan Satgas KCR-40 dan PC-43 TNI Angkatan Laut Kolonel Nurwahyudi menambahkan, butuh waktu sekitar 12 bulan untuk merampungkan satu unit KCR terhitung sejak penandatanganan kontrak. "Nanti sebelum diserahterimakan ada uji kelaikan laut dulu oleh TNI Angkatan Laut," katanya.




Sumber : Republika

TNI AL : Selat Malaka Semakin Kondusif

JAKARTA-(IDB) : Situasi keamanan pelayaran di perairan Selat Malaka diklaim terus meningkat seiring dengan menurunnya angka kejahatan di jalur pelayaran paling padat di dunia itu.

Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Batam Kolonel Laut (P) Nurhidayat menuturkan, terkait pengamanan Selat Malaka ini, sekarang belum perlu ada penempatan Kapal Perang (KRI) di perairan Kepulauan Riau. Pasalnya, keamanan perairan Selat Malaka semakin kondusif.

"Penggunaan KRI bila tingkat kerawanannya terus meningkat. Ini pun harus dilaporkan terlebih dahulu kepada gugus tempur laut (Guspurla), sebelum pengerahan kapal perang," katanya saat menerima kunjungan Puskom Publik Kemhan dan wartawan di Batam, Selasa (9/10/2012).

Meski demikian, dia juga mengakui beberapa kendala yang kerap dihadapinya dalam pengamanan Selat Malaka, seperti terbatasnya personel di Lanal Batam yang hanya berjumlah 143 orang.

Selain itu, Lanal Batam juga hanya memiliki 12 unit kapal yang digunakan untuk patroli. Karenanya, pihaknya mengajukan penambahan enam armada kapal laut untuk memaksimalkan penjagaan keamanan di wilayah itu.

Beruntung, Lanal Batam memiliki 12 unit radar sistem pengawasan maritim yang terpasang di sepanjang wilayah Sabang hingga Batam. Teknologi dari radar tersebut menurut Nurhidayat, sangat membantu dalam pengamanan wilayah tersebut. 




Sumber : Sindo

DPR Berharap Industri Pertahanan Serap Tenaga Kerja Terdidik

JAKARTA-(IDB) : Anggota Komisi I dari Fraksi PKS Al Muzzammil Yusuf berharap agar UU Industri Pertahanan mampu menyerap tenaga kerja terdidik sehingga pengangguran bisa berkurang dan tidak terjadi brain drain.

Dalam siaran persnya, Selasa (9/10), Muzzammil mengatakan, harapan PKS dari UU ini di antaranya adalah agar industri pertahanan dapat maju dan mandiri sehingga mampu menyerap tenaga kerja terdidik dalam negeri dalam jumlah besar. "Fungsi industri pertahanan untuk menyerap tenaga kerja sudah tercantum dalam UU ini pada Pasal 4 huruf c," ujarnya.

Berdasarkan data BPS, hingga Februari 2012, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai 6,32 persen dengan jumlah total penganggur mencapai 7,6 juta orang. Untuk TPT tingkat pendidikan Diploma dan Sarjana, masing-masing 7,5 persen dan 6,95 persen dari angka pengangguran.

"PKS berharap setelah dilakukan revitalisasi terhadap industri pertahanan, pengangguran terdidik dapat terserap sekitar 5-10 persen. Ini penting agar tidak terjadi brain drain di mana SDM terbaik bangsa ini lebih memilih bekerja di luar negeri dibandingkan di dalam negeri," harap politisi asal Lampung ini.

Kata Muzzammil, pasca disahkannya UU ini, setiap industri pertahanan harus memiliki roadmap jangka pendek, menengah, dan panjang yang komprehensif dalam menyerap tenaga kerja dalam negeri yang berkualitas. "Ini peluang bagi SDM terbaik bangsa Indonesia untuk terlibat dalam membuat alat peralatan pertahanan dan keamanan yang canggih melalui industri pertahanan baik di BUMN maupun swasta," ujarnya.

Muzzammil berharap suatu saat akan ada alutsista yang canggih buatan anak bangsa yang digunakan untuk membangun kekuatan pertahanan Indonesia dan membuat negara lain bangga dengan kualitas SDM Indonesia. "Untuk itu, PKS berharap pemerintah melalui Komite Kebijakan Industri Pertahanan dapat serius mewujudkan kemandirian dan kemajuan industri pertahanan dalam negeri."




Sumber : Jurnamen

Armada Jaya Ajang Uci Coba Kesiapan Peralatan Tempur TNI AL

JAKARTA-(IDB) : TNI AL menguji coba sejumlah peralatan tempur dan senjata baru yang dimiliki pada kegiatan latihan perang berskala besar Armada Jaya XXXI, 9 - 22 Oktober 2012. Latihan perang itu mengambil lokasi di Perairan Indonesia kawasan timur, Laut Jawa, dan puncaknya di Sangatta, Kalimantan Timur.

"Persenjataan dan personel yang kita miliki dilatih kesiapannya, berfungsi apa tidak. Seperti orang Surabaya bilang 'Suroboyo-Gresik, ojok percoyo nek durung dicoba dhisek' (jangan percaya kalau belum dicoba dulu)," kata Kepala Staf TNI AL (Kasal), Laksamana TNI Soeparno, seusai memimpin gelar pasukan kesiapan latihan Armada Jaya 2012, di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jawa Timur, Senin (8/10).

Sebelum pelaksanaan manuver lapangan, lebih dulu digelar gladi posko proses penahapan latihan operasi selama delapan hari pada 25 September - 2 Oktober 2012 di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) Jakarta.

Program tahunan TNI AL ini melibatkan tidak kurang 5.500 personel, 35 kapal perang dari berbagai jenis, enam pesawat udara, satu batalion tim pendarat Marinir, dan 93 kendaraan tempur pasukan pendarat. Sebanyak 10 dari 35 kapal perang yang ikut latihan akan melakukan uji coba penembakan.



Sumber : KoranJakarta

TNI Yonif 407 Padmakusuma Diberangkatkan Ke Perbatasan Malaysia

SEMARANG-(IDB) : Pasukan TNI Yonif 407 Padmakusuma diberangkatkan ke Kalimantan Timur untuk menjaga wilayah perbatasan menggunakan KRI Teluk Bone dari Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (9/10/2012). Sebanyak 650 personel akan bertugas mengamankan wilayah perbatasan selama enam bulan.

Kepala Staf Kodam IV/ Diponegoro Brigjen TNI Agus Kriswanto dalam sambutannya menekankan perlunya memahami wilayah tugas di perbatasan RI-Malaysia. Selain itu, juga harus diwaspadai berbagai kasus kejahatan yang sering terjadi di wilayah perbatasan, seperti penyelundupan, perdagangan manusia, dan pelintas batas ilegal. "Tunjukkan pengabdian, loyalitas saat bertugas, serta mengisi kegiatan di sana secara positif," kata Agus.

Nantinya pasukan ini akan menggantikan pasukan Kostrad yang bertugas sebelumnya. Nantinya pasukan Yonif 407 Padmakusuma akan menempati 29 pos di sepanjang perbatasan.



Sumber : Kompas

PT. DI Bangun Dari 14 Tahun Mati Suri

BANDUNG-(IDB) : Setelah mati suri hampir 14 tahun, PT Dirgantara Indonesia berhasil bangkit kembali dengan mengantongi nilai kontrak produksi pesawat dan suku cadang mencapai lebih dari tujuh triliun rupiah hingga 2014.

Kebangkitan pabrik pesawat terbang pertama dan satu-satunya di Asia Tenggara ini adalah salah satu di antara kisah paling dramatis dalam sejarah BUMN sejak krisis moneter menenggelamkan perekonomian Negara Asia tahun 1997-1998.

Tetapi bagaimana sebuah perusahaan produsen pesawat yang sempat membuat cetakan panci dan antena parabola untuk bertahan hidup dapat bangkit kembali begitu rupa?

"PTDI bisa bertahan karena kami melakukan berbagai hal supaya bias tetap hidup. Meskipun pengalaman sangat pahit termasuk membuat cetakan panic dan antena tersebut, kami bisa selamat," kata Rahendi Triyatna, pejabat senior Humas PTDI.

Dari sebuah perusahaan raksasa dengan pegawai hampir mencapai 16.000 orang, PTDI harus mengurangi karyawan secara drastic hingga kurang dari seperempatnya. International Monetary Fund (IMF) yang memberi dana penopang hidup untuk keuangan negara yang sedang sekarat di ujung pemerintahan Suharto, memberi syarat pengetatan anggaran habis-habisan.

BUMN dengan basis teknologi yang dianggap kurang menguntungkan seperti PTDI dinilai merupakan bentuk pemborosan.

‘Hijau’

Keuangan PTDI terus-menerus dinyatakan dalam zona merah atau mengutang sejak saat itu. Baru pada tahun lalu dengan pendapatan sekitar Rp1 triliun, perusahaan pelat merah asal Bandung itu dinyatakan sehat kembali dengan sisa utang kepada pemerintah ditulis sebagai bentuk penyertaan modal.

“Dengan demikian sekarang (keuangan) kita ‘hijau’ lagi, dan kita bias mulai agesif cari proyek baru,” tambah Rafendi berseri-seri.

PTDI antara lain memenangkan tender untuk pemesaan empat pesawat patroli pantai Angkatan Bersenjata Korea Selatan senilai sekitar US$49,45 juta.

Ini bukan tender sembarangan, kata Rafendi, karena PTDI harus bersaing dengan dua pabrikan senjata ternama dari Eropa.

“Saya tak usah sebutkan namanyalah, tapi yang jelas ini merupakan bentuk pengakuan internasional bahwa kualitas CN235 kita memang paling sesuai.”

PTDI juga memproduksi helikopter dengan lisensi Bell Textron dan Eurocopter untuk jenis Super Puma. 

Pesawat jenis CN235, bermesin ganda dan didesain mampu menampung penumpang hingga 45 orang memang andalan produksi PTDI sejak dibangun tahun 1976 oleh Bachrudin Jusuf Habibie, bapak teknologi Indonesia.

Pesawat ini dianggap handal untuk kebutuhan patroli pantai, alat angkut logistik dan penumpang jarak menengah, yang kini sedang diincar PTDI adalah pesanan CN294, lebih besar dari PTDI dan hak cipta pengembangannya didapat dari Airbus Military, sebuah perusahaan pembuat pesawat dari Spanyol.

“Kita sudah lama kerjasama dengan mereka, dan sekarang kita teken kesepakatan bahwa jika ada pesanan CN295 di kawasan Asia Pasifik maka yang kerjakan kita,” tambah Rafendi bangga.

Hingga 2014, PTDI harus menyelesaikan pesanan enam unit CN235 untuk TNI AL dan AU.

Tujuh unit helicopter N-Bell 412EP TNI AD dan AL, sedang menyelesaikan dua unit heli Superpuma untuk TNI AU, dan belasan heli lain harus dikerjakan sebelum penyerahan usai tahun 2014.

Sementara untuk CN295 PTDI akan memproduksi sembilan unit untuk TNI Al dan AU yang akan diselesaikan dalam tiga tahun mendatang.

"Yang CN295 ini kita selesaikan bersama Airbus Military," tegas Rahendi.

Yang juga jadi penopang pendapatan penting bagi PTDI adalah kontrak pemasok suku cadang yang datang dari sejumlah pabrikan besar pesawat seperti Airbus yang diproduksi di Inggris.

“Kami adalah single source untuk sayap yang melekat ke badan Inboard Outer Fixed Leading Edge untuk Airbus 380, kita sudah mengirim 137 shift set,” kata Rahendi.

Sementara untuk produksi Airbus 320-321, PTDI bertindak sebagai sub kontraktor dari Spirit Aerosystem asal Inggris yang menyediakan komponen utama pesawat.

“Kita dinyatakan sebagai subkontraktor terbaik selama tiga tahun berturut-turut dan sudah mengirim 2400 shift set komponen.”

Layanan lain yang disediakan PTDI adalah bengkel perawatan pesawat, yang saat ini menangani sejumlah pesawat dari maskapai dalam negeri dan maskapai asing Asia.

‘Tukang jahit’

Meski nampak mengalami kemajuan serius kinerja PTDI bukan tanpa cacat.

Meski standard diakui internasional, sebagian produk PTDI dinilai masih tak seideal yang diharapkan. TNI AU yang paling banyak memakai produk mereka mengeluhkan hal ini.

“Kalau produk sudah lama jadi sih, komplain kita minim. Tapi kalau produk masih baru, masih harus dikejar terus sesuai persyaratan kita,” kata Marsekal Imam Sufaat, Kepala Staf TNI AU.

Dari sekitar 4000 karyawan PTDI, 1500 diantaranya adalah lulusan sekolah kejuruan.

Imam yang juga menjabat sebagai salah satu komisaris PTDI mengakui kesulitan utama pengembangan produk di PTDI adalah pada persoalan alih teknologi dari Negara maju pada engineer PTDI

“Jadi airframe pesawat tidak sulit tapi buat engine, avionic yang canggih itu yang susah. Jadi umpamanya bikin baju kita masih tukang jahit,” tambah Imam mengajui.

Rahendi Triyatna tidak membantah masih banyak yang harus dilakukan untuk mengatrol kualitas produk akhir buatan PTDI. Apalagi waktu 14 tahun terakhir yang mestinya dipakai untuk mematangkan laboratorium teknik PTDI, harus hilang akibat krisis.

"Kita sedang bekerjasama dengan Korea Selatan untuk tahap awal pengembangan desain pesawat tempur, juga dengan Turki. Memang masih jauh tapi kita akan terus upayakan,” kata Rahendi.

Setidaknya dengan kontrak yang ada saat ini, PTDI sudah berancang-ancang untuk mulai melakukan rekrutmen baru.

Ruang untuk insinyur yang kini baru diisi 800 orang akan diperluas dengan lulusan-lulusan baru terbaik dari berbagai universitas ternama di Indonesia.

Bahkan muncul gagasan untuk menarik kembali para ahli rancang bangun pesawat eks karyawan yang pada tahun 2000 terpaksa diberhentikan dan kini tersebar di berbagai pabrik pesawat di dunia.




Sumber : Tribunnews

Menhan Optimis Penyerapan Anggaran Militer Maksimal

JAKARTA-(IDB) : DPR berkomitmen mendukung pencairan dana on top (dana yang tak diambil dari APBN, tapi langsung dianggarkan Bappenas) untuk penguatan alat utama sistem senjata (alutsista). Kementerian Pertahanan (Kemhan) mengajukan dana on top pada 2013 sebesar 18,3 triliun rupiah.

"Asalkan untuk kepentingan alutsista, kami prinsipnya no problem. Apalagi itu sudah diprogram hingga 2014 mendatang," kata Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin, di Jakarta, Senin (8/10). Permintaan pengajuan dana itu masih dibahas di Badan Anggaran DPR. "Kami di Komisi I tinggal memastikan, kalau ada penyesuaian dana on top dari Banggar, penyesuaiannya berapa?" kata Tubagus.

Total dana on top alutsista yang dianggarkan pemerintah dari 2010 hingga 2014 sebesar 57 triliun rupiah. Dana itu sebagai tambahan untuk memenuhi kekuatan pokok minimal (minimum essential forces) untuk periode lima tahun itu sebesar 156 triliun rupiah. Dana itu terdiri atas Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2010-2014 sebesar 99 triliun rupiah dan dana on top sebesar 57 triliun rupiah.

Kemhan menargetkan bisa mengadakan 45 jenis alutsista dari anggaran tersebut untuk Mabes TNI, TNI AD, TNI AU, dan TNI AL. Jumlah itu setara dengan 30 persen kekuatan MEF. Adapun MEF sendiri ditarget tercapai pada 2024 mendatang. Sebanyak 14 jenis alutsista di antaranya diperuntukkan bagi TNI AU, yang terdiri dari lima jenis pesawat tempur, tiga jenis pesawat angkut, dua jenis helikopter, dua jenis pesawat latih, serta beberapa jenis pesawat tanpa awak dan alutsista udara lain di luar radar.
Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq, justru sedikit pesimistis semua dana on top bisa cair pada 2014. "Kementerian Pertahanan seharusnya mengajukan dana on top pada 2013 lebih besar lagi karena dana tersisa masih besar. Minimal diajukan 22 triliun rupiah agar bisa terserap maksimal," kata Mahfudz.

Menanggapi hal itu, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, optimistis dana on top bisa maksimal dipergunakan hingga 2014 mendatang. "Hingga 2013 sudah cair 29 triliun rupiah. Sisanya saya optimistis bisa dicairkan pada 2014 mendatang," kata Purnomo.

Adapun rincian dana on top yang sudah cair, antara lain hingga 2012 ini keluar sebesar 17 triliun rupiah, lalu pada 2013 diajukan sebanyak dua kali masing-masing sebesar 6 trilun rupiah. Sisanya sebesar 28 triliun rupiah akan dicairkan pada 2014. "Kita upayakan untuk bisa cair semua," ujar Purnomo.

Dengan demikian, target men capai 30 persen kekuatan MEF pada 2014 bisa tercapai. Menhan bahkan optimistis bisa melampaui target MEF hingga 40 persen di masa akhir pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Ini karena kita banyak ditawarkan alutsista hibah dari negara lain," kata dia. Hibah 24 pesawat tempur F-16 dari Amerika Serikat dinilai sangat signifikan menggenjot target pemenuhan MEF. 




Sumber : KoranJakarta

12 Pilot Super Tucano Resmi Dilantik

MALANG-(IDB) : Komandan Pangkalan Udara (Lanud) Abdulrachman Saleh Malang Marsekal Pertama (Marsma) TNI Gutomo kemarin melantik 12 penerbang peserta pendidikan konversi. Mereka disiapkan menjadi penerbang khusus pesawat tempur Super Tucano.

Menurut Gutomo, pesawat super tucano merupakan tanggung jawab bersama di Lanud Abdulrachman Saleh baik dari sisi perawatan maupun operasional. Jadi, dibutuhkan tenaga terampil, terlatih, dan bertanggung jawab untuk mengelolanya. “Empat unit pesawat yang sudah ada. Ini tentunya bisa dimaksimalkan untuk latihan bersama,”ujarnya.

Dia berharap, pendidikan konversi pendidikan ini mampu membangun sumber daya manusia yang andal di lingkungan Skadron Udara 21. Sebab para penerbang ini adalah kekuatan TNI AU di masa mendatang, demi menjaga keutuhan NKRI.

Tes Urine

Sementara itu,kemarin ratusan penerbang di Lanud Abdulrachman Saleh Malang menjalani tes urine. Tes digelar mendadak seusai apel pagi.Menurut Kepala Rumah Sakit Lanud Abdulrachman Saleh Letkol Kes Muklis, tes ini bertujuan untuk mendeteksi secara dini terhadap kemungkinan terjadinya penyalahgunaan narkoba di korps penerbang.

Dia mengatakan, tes semacam ini sebenarnya sudah rutin digelar, khususnya bagi penerbang yang akan bertugas. “Narkoba sangat berbahaya. Sudah ditemukan penerbang sipil yang mengkonsumsinya. Karena itu kam harus melakukan antisipasi,”tegasnya.

Hasil tes ini akan diketahui dalam 6-8 hari ke depan. Saat ini seluruh urine penerbang yang dikumpulkan masih diuji di laboratorium rumah sakit Lanud Abdulrachman Saleh. Penerbang yang diketahui posisitif mengonsumsi narkoba akan disanksi sesuai peraturan.




Sumber : Sindo

Embarkasi Ranpur Dan Pasukan Pendarat Peserta AJ - XXXI

 

SURABAYA-(IDB) : Pasukan pendarat Marinir melaksnakan kegiatan embarkasi pasukan  dan tank amfibi serta kendaraan tempur marinir di sejumlah KRI jenis  Angkut pasukan Landing ship tank  dan di kapal Markas Komando Tugas Gabungan Amfibi  (Kogasgabfib) KRI Banjarmasin-592, Selasa (9/10/2012).

KRI jenis angkut pasukan yang dilibatkan dalam unsur tugas Angkut Komando Tugas Gabungan Amfibi dibawah  Panglima Komando Tugas Gabungan Amfibi (Pangkogasgabfib) yang dijabat oleh Pangarmabar Laksda TNI Sadiman .S.E.

Kapal jenis angkut pasukan tersebut  KRI jenis Angkut pasukan KRI Teluk Mandar -514, KRI Tdluk Ratai-509, KRI Teluk Sampit -515,KRI Celukan Bawang-532, KRI Teluk Sibolga-536 dan  dan kapal markas KRI Banjarmasin-592.

ranpur-sub

Sedangkan  Unsur Tugas Bantu dilibatkan KRI Arun- 903,KRI Soeharso-990 dan sejumlah unsur penyapu ranjau KRI  Pulau Rengat 711, KRI Pulau Rupat 712 dan KRI Teluk Sibolga-536 ditugaskan sebagai satuan aju dalam lintas laut manuver lapangan  Komando Tugas gabungan Amfibi menuju Perairan Kalimantan Timur.

 

Sementara itu di Pangkalan Angkatan Laut Ujung  Surabaya dilaksanakan kegiatan peran tempur bahaya udara yang dilaksnakan oleh seluruh unsur yang disimulasikan mendapat serangan udara.




Sumber : Poskota

Dua Unsur Parchim Koarmabar Ambil Bagian Dalam AJ - XXXI/2012

JAKARTA-(IDB) : Dua Kapal perang jenis Parchim jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) yang terlibat dalam latihan Armada Jaya XXXI/2012 dibawah Komando Tugas gabungan Amfibi (Kogasgabfib)  sebagai  Unsur Tugas Tabir, mengikuti gelar kesiapan di pangkalan  Angkatan Laut Ujung Surabaya, kemarin.

Dua kapal perang jenis parchim tersebut KRI Cut Nyak Dien -375 dengan Komandan letkol laut (P) Imam Hidayat dan KRI Wiratno 379 dengan komandan Mayor laut (P)  Budi Santosa pada saat gelar pasukan melaksanakan lego jangkar dalam rangkapengecekan  kesiapan personel.material dan dukungan logistik.

Dua Kapal perang tersebut bersama 3  unsur KRI dari jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur jenis Sigma kelas  yang tergabung dalam Unsur Tugas Tabir  Satuan Laut Komando Tugas gabungan amfibi bertugas sebagai kapal yang akan bertugas melindungi selama manuver lapangan menuju daerah operasi di perairan Kalimantan Timur.





Sumber : Koarmabar

Berita Foto : Marinir Gelar Kesiapan Pasukan

SURABAYA-(IDB) : Sedikitnya 1.837 prajurit Korps Marinir terlibat dalam operasi amfibi atau pendaratan amfibi yang bersandikan 'Armada Jaya XXXI/2012' di Sangatta, Kalimantan Timur, 9 - 22 Oktober 2012. Gelar kesiapan prajurit Korps Marinir yang dihadiri Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington tersebut diinspeksi secara langsung oleh Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno.


Prajurit Marinir gelar kesiapan latihan Armada Jaya XXXI/2012 di dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya.
Persenjataan yang akan digunakan untuk latihan juga dihadirkan dalam apel kesiapan di dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya. 
Latihan operasi amfibi atau pendaratan amfibi tersebut akan diikuti 1.837 prajurit. 
Selain melibatkan 1.837 personel, Marinir juga melibatkan 105 material tempur, seperti tank amfibi PT 76, BMP-3F, LVT-7, BTR-50, BVP-2, KAPA, roket multi laras RM 70 grad, meriam howitzer 105 mm, perahu karet, ambulans, komob, dan truck liaz. 
Jejeran tank amfibi yang akan dilibatkan dalam latihan operasi amfibi atau pendaratan amfibi yang bersandikan Armada Jaya XXXI/2012.
Prajurit Marinir mengikuti apel kesiapan latihan operasi amfibi atau pendaratan amfibi yang bersandikan Armada Jaya XXXI/2012. 
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno memeriksa persenjataan yang akan digunakan untuk latihan.


Sumber : Detik

Kapal Cruiser Amerika Singgah di Jakarta

kapal-subJAKARTA-(IDB) : Kapal jenis Cruiser dari Angkatan Laut Amerika Serikat USS Cowpens (CG-63)  tiba di dermaga 103 Tanjung Priok, Jakrta utara disambut dengan upacara militer dari Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal ) III,  Minggu (7/10).
 
Kapal perang USS Cowpens yang mempunyai panjang 173, lebar 16,8 dengan bobot 9,600 ton  memiliki persenjataan cukup lengkap antara lain memiliki  RGM-84 Harpoon Missile, Torpedo Tube MK 32, Phalanx  CIWS Blok 1B, meriam caliber 12,7 mm dan 25 mm mk 38  serta  Tomhawk BGM-109 dan ASROC Rum-139A. 

Kedatangan kapal yang  berpangkalan di Yokusoda, Jepang ke Indonesia ini dalam rangka hubungan persahabatan serta untuk lebih mempererat kerjasama antara Angakatan Laut Amerika Serikat (US Navy) dengan TNI Angkatan Laut. Kapal perang yang dapat melaju dengan kecepatan 32 knot ini dilengkapi pula dengan hellikopter.

Selama di Jakarta kapal perang dengan komandannya  Capt. Thomas C. Disy beserta 400 ABK diantaranya  33 perwira, ini akan melaksanakan kegiatan selain mengadakan kunjungan kehormatan ke pejabat TNI Angkatan laut juga akan melaksanakan kegiatan santai olahraga bersama yang diisi dengan pertandingan sepak bola dan bola volley dengan parajurit Lantamal III.




Sumber : Poskota

Indonesia Receive Armored Vehicles from Germany, Transports from Spain

BERLIN-(IDB) : Germany is expected to deliver 44 Leopard II Main Battle Tanks and refurbished Marder armored infantry fighting vehicles to Indonesia by November 2012, as part of the Indonesian National Army (TNI) effort to establish the ‘Minimum Essential Force’ (MEF). The new armored formation will comprise 103 tanks, 50 AIFVs and 10 tank support vehicles procured in Germany from German Army surplus. This force will be sufficient to establish a mechanized brigade size force, comprised of two armored and one mechanized battalions, plus enough vehicles to maintain at least two company size training formations.

Jakarta has strengthened its army in recent months with the establishment of two battalions of ASTOR multiple launch rocket systems procured in Brazil, two self-propelled artillery battalions equipped with 155mm CAESAR self propelled howitzers and an air defense battalion equipped with Mistral missiles.

Following the delivery of the first CN-295 from Spain, the Indonesian Air Force is expecting the delivery of two additional aircraft from plane manufacturer PT Dirgantara Indonesia (PTDI). The CN-295 will replace the Fokker-27 currently used for aerial transport and parachutist support. The Air Force plans to operate the CN295 for military purposes, logistics transportation and humanitarian missions across the archipelago.

The two CN295 planes are part of the nine aircraft ordered by the Defense Ministry. Airbus Military in Spain produced the two aircraft being delivered under joint production agreement with PTDI. According to an agreement signed earlier in 2012 Airbus has invested in the upgrading of infrastructure at PTDI, to prepare the facility to take a growing share in the aircraft manufacturing, for domestic and international customers.



Source : DU