JAKARTA-(IDB) : Modernisasi Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI terus
dikembangkan. Kali ini, sejata jenis SS2-V4 menjadi kebanggaan Kostrad
TNI AD. Senapan serbu ini dapat membunuh musuh dengan sekali tembakan.
Senapan
Serbu 2 Varian 4 atau SS2-V4 bakal menjadi senjata andalan Kostrad.
Yang berkesempatan pertamakali memanggul senjata seberat 3,1 Kg ini
adalah Yonif Linud 503 Kostrad TNI AD. Senjata ini dapat digunakan di
segala medan.
Dibandingkan dengan senapan generasi sebelumnya,
SS1-V4, yang jarak tembaknya hanya 400 meter, beberapa kelebihannya
SS2-V4 adalah, bisa menembak sasaran maksimum 500 meter masih sangat
akurat.
Selain itu, para prajurit Kostrad bisa menembak sasaran
dengan tepat karena senjata pabrikan PT Pindad ini menggunakan teleskop.
Jika automatic diaktifkan, 15 detik bisa memuntahkan 30 butir peluru
dalam magazine ke arah sasaran.
Ditemui di Markas Batalyon,
Komandan Yonif Linud 503 Kostrad, Letkol Inf. Teguh Pudji mengatakan,
rencana senjata ini akan digunakan untuk tugas di perbatasan Indonesia
dan Timor Leste di Atambua NTT pada Januari 2013 mendatang.
"Memang
senjata baru ini baru diberikan langsung dari Mabes TNI ke Yonif Linud
503. Semua Batalyon belum memiliki senapan serbu ini," ujarnya kepada
detiksurabaya.com di Lapangan Tembak Mayangkara, Minggu (7/10/2012)
siang.
Rencananya, sekitar 650 prajurit Yonif Linud 503 Kostrad
yang bertugas ke Atambua NTT akan menggukan senjata ini untuk menjaga
keutuhan NKRI. "Semoga Alutsista TNI semakin maju untuk mengaja
kedaulatan NKRI," pungkasnya.
JAKARTA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) belum
memastikan jenis helikopter serang yang bakal dibeli. Pasalnya, mereka
harus melakukan kajian terlebih dahulu mengenai jenis yang cocok dengan
kebutuhan.
Kepala Staf Angkatan Darat
(KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menjelaskan, sekarang ini
pihaknya sedang mempelajari jenis helikopter serang apa yang tepat untuk
dibeli.“Ada banyak yang menjadi acuan, di antaranya ketersediaan
anggaran,” katanya seusai pembukaan pameran alat utama sistem senjata
(alutsista) di Monas, Jakarta, kemarin.
Faktor kemampuan
anggaran ini memegang kendali besar dalam penentuan pilihan.Bahkan, bisa
saja pilihan berubah setelah ditentukan jika ternyata anggaran tidak
mencukupi. Dicontohkan Pramono, jika hasil kajian kebutuhan menghendaki
TNI AD membeli helikopter serang jenis Apache, belum tentu hal itu
lantas dipenuhi. “Kalau terlalu mahal, ya bagaimana.Tentu kami akan
turunkan grade-nya agar sesuai dengan anggaran,”sebut dia.
Selain
Apache produksi Amerika Serikat, ada cukup banyak jenis helikopter
serang seperti Black Hawk dan Super Cobra. Ada pula produk dari
Eurocopter. “Kami masih mengkaji semuanya, mana yang sesuai,”tuturnya.
Bahkan, TNI AD juga berencana menggunakan helikopter buatan PT
Dirgantara Indonesia bekerja sama dengan Eurocopter. Namun, ini untuk
helikopter pengganti Bolcow.
Meski begitu, mantan Pangkostrad
itu menegaskan bahwa TNI AD tidak akan membeli alutsista murahan.
Sekalipun mencari yang harganya tidak mahal, dia menjamin itu adalah
produk yang berkualitas. Alutsista yang dibeli juga harus dipastikan
cocok dengan kemampuan pengguna, baik menyangkut pengoperasiannya maupun
pemeliharaan dan perawatan.
Dia menganalogikan pengadaan sepeda
motor untuk Babinsa. “Buat apa beli barang murah tapi setelah setahun
dipakai tidak dapat digunakan lagi. Setelah rusak kita tidak bisa
memperbaiki karena spare part tidak ada,” imbuhnya.
Sementara
itu, Mabes TNI menyerahkan sepenuhnya proses penentuan pilihan jenis
helikopter serbu ini kepada TNI AD selaku pemakainya. “Di dalam konteks
pembangunan kekuatan pokok minimum (minimum essential force/MEF) memang
ada heli serang yang mau dibeli TNI AD. Heli serang itu bermacam-macam
(jenisnya), saya serahkan sepenuhnya kepada TNI AD untuk mengkaji dan
menentukan pilihannya,” kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono.
Dia
menambahkan,Indonesia sekarang ini memang membutuhkan keberadaan
helikopter jenis ini.Helikopter ini bisa digunakan untuk antigerilya
atau counter insurgency.“Jadi, memang kita masih memerlukan helikopter
tersebut,” ujarnya. Sebenarnya saat ini TNI AD sudah memiliki helikopter
jenis serupa, yakni Mi-35P dari Rusia.Namun jumlahnya masih terbatas.
Meriam 155 mm/Caesar
Di
tengah proses kajian pemilihan helikopter serang,TNI AD justru telah
membeli dua batalion meriam 155 mm/Caesar dari Prancis. Contoh dari
senjata ini sudah dipamerkan dalam ajang pameran di Monas tersebut.
Menurut KSAD, sementara ini memang baru contoh meriam yang bisa
ditampilkan. “Untuk memproduksi setelah kontrak ditandatangani itu kan
butuh waktu lama, tahun 2013 baru datang dan pada 2014 kami harap sudah
lengkap semua (dua batalion),”paparnya.
Meriam itu nantinya
menjadi kebanggaan dari satuan Artileri Medan (Armed). Sebab, meriam
seharga USD170 juta itu memiliki daya hancur, akurasi, dan daya gerak
yang mengagumkan. Sementara itu,TNI AD juga telah memesan multilauncher
rocket system (MLRS) Astros sehargaUSD405juta.Senjata ini memiliki jarak
tembak hingga 85 km dan merupakan senjata yang sangat menakutkan. Dalam
Perang Teluk, senjata ini terbukti ampuh digunakan oleh Irak dan Arab
Saudi.
Pameran
Dalam
pameran di Monas, hari pertama sudah mampu menyedot ribuan pengunjung.
Banyak dari mereka antre untuk bisa berfoto di dekat atau bahkan naik
alutsista seperti tank,meriam,dan helikopter. Pameran dalam rangka hari
ulang tahun TNI ke-67 itu dibuka secara resmi oleh Menteri Pertahanan
Purnomo Yusgiantoro dan KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo serta
dihadiri para kepala staf angkatan dan sejumlah pangdam.
TNI AD
memamerkan alutsista dari yang sudah tua hingga terbaru.Menhan
mengatakan, pameran ini menampilkan sebagian alutsista yang dimiliki TNI
AD. “Untuk Leopard belum bisa dipamerkan karena baru datang awal
November,” katanya.
Sementara itu, KSAD Jenderal TNI Pramono
Edhie Wibowo mengungkapkan, tujuan pameran itu adalah agar masyarakat
mengetahui apa saja alat tempur yang digunakan oleh TNI AD. “Sekaligus
sebagai bentuk pertanggungjawaban KSAD kepada rakyat. Peralatan apa yang
dibeli dengan menggunakan uang dari rakyat,” katanya.
Di antara
alutsista baru yang dipamerkan itu adalah artileri medan (armed)
seperti roket multiple launch rocket system (MLRS)/Astros dari Brasil
dan meriam 155 mm/Caesar buatan Prancis. Selain dua senjata baru itu,TNI
AD juga memamerkan senjata artileri lainnya seperti meriam 76/Trk
buatan Yugoslavia, meriam 155/FH 2000 buatan Singapura, dan meriam 105
AMX. Untuk senjata kavaleri,TNI AD memamerkan tank Scorpion, AMX-13,
panser VAB NG buatan Pindad, panser V 150, dan panser Anoa.
Dari
jajaran penerbangan AD ada helikopter Bell-412, MI-17, dan Mi-35P.
Pameran ini akan berlangsung hingga Senin (8/10).Masyarakat bisa melihat
secara gratis.
JAKARTA-(IDB) : Modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista)
TNI untuk memperkuat pertahanan dan keamanan negara sudah menjadi
komitmen bersama pemerintah dan DPR.
Bahkan, realisasi untuk
tujuan itu pun sudah ada dengan menaikkan anggaran pertahanan hingga
lebih 77 triliun rupiah. Khusus di lingkungan TNI AD, modernisasi
alutsista sudah direncanakan. Bahkan dalam waktu dekat ini, TNI AD
berencana memesan alutsista dari negara Eropa, di antaranya Jerman dan
Prancis.
Beberapa prototipe alutsista yang terbaru itu, di
antaranya multiple launcher rocket system (MLRS) Astros II dan meriam
155 mm Caesar, juga alat-alat lainnya, diperlihatkan dalam pameran
alutsista TNI di Lapangan Monumen Nasional (Monas), Sabtu (6/10).
Penegasan tersebut dikemukakan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD),
Jenderal Pramono Edhie Wibowo, di sela-sela pameran.
Dalam
pameran yang dibuka oleh Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, itu
pengunjung yang berasal dari kalangan masyarakat umum diperbolehkan
melihat dari dekat, berfoto, bahkan mencoba menaiki sebagian besar
alutsista yang dipamerkan. Pramono mengatakan dalam rangka memperingati
ulang tahun ke-67 TNI, khusus TNI AD ingin melaporkan diri peralatan apa
saja yang digunakan dan akan digunakan dalam waktu segera oleh TNI AD.
Pramono Edhie menyatakan melalui pameran ini, dia juga ingin memberikan
pertanggungjawabannya selaku KSAD yang diberi amanat oleh Presiden dan
rakyat untuk melakukan segala upaya dalam menjaga keutuhan bangsa.
Selain
itu, lanjut Pramono Edhie, pihaknya berkenan menerima koreksi dari
masyarakat setelah mereka melihat alutsista yang dipamerkan tersebut.
"Masyarakat
bisa menilai sendiri melalui pameran ini, apakah kami melakukan langkah
yang efi sien ataukah hanya menghabiskan anggaran yang dipungut dari
pajak mereka. Setelah acara ini, saya berharap masyarakat semakin
mengerti bahwa peralatan TNI AD seperti ini sehingga saya mohon dukung
terus kepentingan untuk melengkapi alutsista AD sehingga akhirnya kami
siap menjaga kedaulatan RI," papar Pramono.
Teknologi Militer
Sementara
itu, melalui Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang), Mabes TNI
memperkenalkan sejumlah hasil teknologi alutsista yang berhasil mereka
ciptakan, di antaranya senapan mesin multilaras (gatling gun) dan
monitor serangan panas (heat stroke monitor).
Kepala Subdinas
Materiil Utama TNI AD, Kolonel (Kav) Rihananto, saat ditemui Sabtu,
mengatakan pengembangan teknologi dilakukan untuk memenuhi minimum
essential force, yakni suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh TNI AD
dengan batas minimum yang bisa digunakan untuk pelaksanaan tugas pokok
dari TNI AD, baik masalah operasi perang maupun selain perang. Gatling
gun diciptakan Dislitbang TNI-AD untuk digunakan oleh satuan-satuan
manuver dalam rangka penyerangan maupun pertahanan diri.
"Karena
memiliki kemampuan daya tembak besar, dilihat dari segi amunisi yang
dimuntahkan itu banyak sekali, yaitu antara 3.000 - 3.500, maka ini akan
cocok menjadi aplikasi dari kecabangan lain di TNI AD," ujar dia.
Rihananto
memberikan contoh, untuk satuan Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad),
dibutuhkan senjata yang memiliki kemampuan menembak tinggi. Sementara di
kesatuan Kavaleri dan Infanteri bisa digunakan untuk pertahanan jarak
dekat.
"Ketika mereka menemukan suatu objek yang menunjukkan
indikasi untuk melakukan suatu gangguan, bisa langsung dipenetrasi
dengan senapan ini. Untuk kaliber yang digunakan bisa dari 5,56 sampe 40
mm. Senjata ini pun dapat digunakan untuk pertahanan kelompok untuk
menghadapi serangan dari udara," jelas dia.