Pages

Jumat, Oktober 05, 2012

Berita Foto : Acara Puncak HUT TNI Ke 67

JAKARTA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku inspektur upacara melakukan pemeriksaan pasukan pada acara HUT TNI ke-67 di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (5/10/2012). Peringatan HUT TNI tersebut bertema "Dilandasi Profesionalisme, Semangat Juang dan Soliditas TNI Bersama Segenap Komponen Bangsa Siap Menjaga Kedaulatan dan Keutuhan Wilayah.

 

 


Prajurit TNI saat upacara HUT TNI ke-67 di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (5/10/2012). Peringatan HUT TNI tersebut bertema "Dilandasi Profesionalisme, Semangat Juang dan Soliditas TNI Bersama Segenap Komponen Bangsa Siap Menjaga Kedaulatan dan Keutuhan Wilayah."
 
 
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku inspektur upacara melakukan pemeriksaan pasukan pada acara HUT TNI ke-67 di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (5/10/2012). Peringatan HUT TNI tersebut bertema "Dilandasi Profesionalisme, Semangat Juang dan Soliditas TNI Bersama Segenap Komponen Bangsa Siap Menjaga Kedaulatan dan Keutuhan Wilayah."

 

 
Prajurit TNI saat upacara HUT TNI ke-67 di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (5/10/2012). Peringatan HUT TNI tersebut bertema "Dilandasi Profesionalisme, Semangat Juang dan Soliditas TNI Bersama Segenap Komponen Bangsa Siap Menjaga Kedaulatan dan Keutuhan Wilayah."
 

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku inspektur upacara melakukan pemeriksaan pasukan pada acara HUT TNI ke-67 di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (5/10/2012). Peringatan HUT TNI tersebut bertema "Dilandasi Profesionalisme, Semangat Juang dan Soliditas TNI Bersama Segenap Komponen Bangsa Siap Menjaga Kedaulatan dan Keutuhan Wilayah."
 


 
 
 
Sumber : Okezone


Tiga Agenda Besar TNI

JAKARTA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia harus memastikan tiga agenda besar perbaikan institusi berjalan dengan baik hingga tercapai sesuai target. Sebab, kuatnya TNI di masa depan dapat menaikkan posisi dan peran Indonesia di internasional. 

Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengatakan, tiga agenda besar yang harus dihadapi TNI adalah :

Pertama

Memastikan modernisasi alutsista berjalan lancar dan tepat hingga tercapai kekuatan standar minimal pada 2025. Jika tercapai, TNI dapat menjaga NKRI. 

Kedua

Peningkatan standar profesionalisme dan kesejahteraan prajurit. Sebelumnya, pemerintah berencana menaikkan gaji anggota TNI dan Polri sebesar 7 persen tahun 2013 . Alokasi anggaran masih dibicarakan dengan Komisi I. 

Ketiga

TNI harus menjadi motor pengembangan dan pemberdayaan industri pertahanan nasional. 

"Komisi I mendukung penuh tiga agenda ini melalui Panja Alutsisa, Panja Kesejahteraan dan Saspras TNI, dan melahirkan UU Industri Pertahanan," kata Mahfudz di Jakarta menyikapi HUT Ke-67 TNI, Jumat (5/10/2012). 

Mahfudz menilai kebijakan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono sudah memberi perhatian yang besar terhadap sektor pertahanan. Politisi Partai Keadilan Sejahtera itu berharap kebijakan tersebut dilanjutkan setelah pemerintahan berganti pada 2014. 

Seperti diberitakan, TNI telah dan berencana membeli sejumlah alutsista untuk memperkuat jajarannya. Terakhir, TNI Angkatan Darat akan membeli helikopter serang. Tiga Helikopter yang masih dipertimbangkan adalah Apache, Super Cobra, atau Black Hawk. 

Sejumlah alutsista TNI AD juga akan dipamerkan kepada masyarakat di lapangan Monas. Beberapa alutsista baru yang akan dipamerkan adalah roket multiple launch rocket system (MLRS) Astros dari Brasil dan meriam 155 mm Caesar buatan Perancis. Adapula tank Scorpion, AMX-13, panser VAB NG buatan Pindad, panser V 150 dan panser Anoa.



Sumber : Kompas

SBY : Modernisasi Alutsista Untuk Menjaga Kedaulatan Negara

Indonesia Cinta Damai, Tapi lebih Cinta Kemerdekaan. Indonesia Cinta Damai, NKRI Harga Mati
JAKARTA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan, modernisasi alat utama sistem senjata (Alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI) bertujuan untuk menjaga keamanan regional mau pun kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya. Modernisasi alutsista penting agar persenjataan TNI tidak tertinggal dari negara lain dalam menegakkan supremasi kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kita melakukan modernisasi alutsista semata-mata untuk menjaga kedaulatan dan integritas negara. Itu juga sesuai dengan doktrin pengembangan militer kita," kata Presiden, dalam acara HUT ke-67 TNI, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (5/10/2012).

Menurutnya, modernisasi alutsista sebagai jawaban atas tantangan menjaga kedaulatan NKRI yang semakin berat . "TNI adalah komponen utama dalam sistem pertahanan negara. Namun, dalam pilihan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara kita, perang adalah jalan terakhir jika tidak ada cara lain," tambahnya.

Presiden menekankan, cinta damai harus dijadikan pedoman dalam menjalankan politik dalam dan luar negeri. Sikap tersebut harus senantiasa dijaga agar Indonesia tidak direndahkan oleh negara lain, mau pun gangguan disintegrasi bangsa. Dengan alutsista yang kuat, negara lain maupun kelompok separatis akan berpikir dua kali mengganggu kedaulatan negara.

"Saya tegaskan, alutsista yang modern harus dipertanggungjawabkan kepada seluruh lapisan rakyat. Kita adalah bangsa yang cinta damai, tapi NKRI harga mati," ujar Presiden.




Sumber : Kompas

Rompi SAKTI, Modernisasi Internal TNI AD

JAKARTA-(IDB) : Para kesatria (knight) di awal abad pertengahan telah mengenal baju zirah sebagai alat pelindung dalam peperangan. Perkembangan teknologi persenjataan membuat baju zirah menjadi usang sehingga ditinggalkan dan berganti dengan 'body armor' yang lebih fleksibel dan ringan.

Act of Valor (2012), film buatan Hollywood yang skenarionya ditulis oleh Kurt Johnstad dan dibintangi oleh Alex Veadov, Nestor Serrano, menampilkan pasukan khsusus Amerika Serikat (AS) yang sedang melakukan operasi di darat, laut, dan udara. Sepanjang film ini akan terlihat setiap anggota pasukannya mengenakan rompi antipeluru dalam setiap aksinya. Bahkan rompi antipeluru itu terlihat dapat memuat segala jenis peralatan taktis tempur.

Tuntutan alat tempur yang fleksibel dan efektif dibenarkan oleh Kasi 2 Brigif Linud 17/ Kostrad, Mayor (Inf) Agus Harimurti Yudhoyono. Agus menerangkan bahwa khusus untuk rompi anti peluru, pihaknya telah melakukan proses modernisasi dan pembaharuan untuk kelengkapan alat tempur ini.

“Kita menyadari bahwa dunia itu mengalami perubahan cepat, situasi yang terjadi di negara lain,” ujar Agus saat berbincang dengan detikcom saat mempersiapkan Pameran Alutsista dalam rangka HUT ke-67 TNI di Monas, Jakarta Pusat, Kamis (4/10/2012).

Dari semangat untuk melakukan perubahan dan modernisasi di tubuh TNI, selain dukungan KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo yang meminta untuk dilakukan modernisasi kelengkapan prajurit tempur lintas udara, Agus bersama rekan-rekannya membuat rompi antipeluru yang khusus bagi tentara Indonesia.

“Kebetulan waktu itu kami yang mengawaki dan mendapatkan angin segar dan kesempatan yang luar biasa untuk berbuat sesuatu,” kata Agus.

Rompi itu kemudian diberi nama SAKTI (Sistem Angkut Kelengkapan Tempur Individu). Rompi ini didesain khusus untuk keperluan tempur TNI AD. Agus menyebutkan bahwa rompi ini terbagi dalam dua bagian. Bagian pertama adalah Rompi Angkut Sakti (RAS) dan yang kedua adalah Rompi Balistik Sakti (RBS). Dengan Rompi ini, Agus ini berharap keselamatan prajurit di lapangan dapat ditingkatkan.

“Karena kita tidak punya nyawa cadangan,” ujar anak pertama dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini.

Lalu apa yang membedakan rompi SAKTI ini dengan rompi yang lain? Agus menjelaskan, secara keseluruhan rompi ini mirip dengan rompi yang dimiliki oleh negara-negara lain. Pembuatan rompi ini disesuaikan dengan kebutuhan prajurit TNI di lapangan seperti kondisi alam Indonesia dan kelompok yang bertugas.

“Ciri khasnya kan warna kita yang sesuai dengan vegetasi kita,” ucapnya.

Butuh setengah tahun untuk mendesain rompi SAKTI ini. Bahkan untuk desainnya saja, Agus menyebut timnya melakukan perombakan sebanyak sepuluh kali. Agus juga tidak segan-segan melibatkan tim dari luar untuk meminta masukan.

“Saya punya prinsip kita tidak bisa maju sendiri dan butuh masukan dari luar dan berdiskusi dengan teman-teman dan itu saya rasakan sangat baik,” terangnya.

Warna rompi SAKTI terlihat berbeda dengan warna seragam TNI pada umumnya. Warnanya mirip hijau muda dengan dasar agak putih. Setiap Rompi Balistik Sakti (RBS) dengan posisi setiap prajurit yang berbeda-beda semisal prajurit medis, prajurit telekomunikasi. "Warnanya akan mengarah ke sini nantinya,” ujarnya.



Sumber : Detik

Presiden SBY Pimpin Upacara HUT Ke-67 TNI

JAKARTA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi inspektur upacara peringatan Hari Ulang Tahun Ke-67 Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (5/10/2012). Presiden didampingi Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Kepala Staf TNI AD Jenderal Pramono Edhie Wibowo, Kepala Staf TNI AL Laksamana Soeparno, dan Kepala Staf TNI AU Marsekal Imam Sufa'at.

Dalam rangkaian upacara HUT TNI ini, Presiden menyematkan tanda kehormatan sebagai penghargaan. Mereka yang menerima tanda kehormatan Kartika Eka Pakci adalah Kolonel Laut (P) E Estu Prabowo (Jalasena Nararya), Lettu Czi P. Manurung (S. L XXI), dan Serka Warsono (Swa Buwana Paksa Nararya).

Selain itu, dalam HUT TNI kali ini turut dipamerkan sejumlah alat utama sistem persenjataan TNI, di antaranya dua pesawat Hercules C130, empat helikopter Puma, dua helikopter Bell, empat meriam, dua tank amfibi Marinir, dua panser Anoa yang dipergunakan dalam misi perdamaian PBB, dua kendaraan lapis baja, dua panser Palang Merah. Akan digelar pula fly pass pesawat Super Tucano, terjun bebas 100 orang, terjun payung statik 625 orang, pencak silat prajurit TNI, kolone senapan, dan sejumlah atraksi udara.

TNI Pamerkan Alutsista Canggih Dalam HUT 67 Ini

Tentara Nasional Indonesia (TNI) hari ini merayakan Hari Ulang Tahun ke-67. Perayaan yang digelar di Bandara Halim Perdanakusuma ini akan memamerkan sejumlah atraksi dan alat utama sistem persenjataan canggih milik TNI.

Pantauan detikcom, sejumlah alutsista berjejer di landasan Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (5/10/2012). Alutsista yang yang dipamerkan di antaranya 2 unit pesawat Hercules C 130, 4 unit Helikopter Puma, 2 unit Helikopter Bell, 4 unit pelontar meriam, 2 unit Tank Amphibi Marinir, 2 unit Panser PBB, 2 unit kendaraan lapis baja, dan 2 kendaraan aneka-medan Palang Merah Indonesia.

Sementara atraksi yang akan dilakukan di antaranya adalah helikopter pembawa banner, fly pass pesawat Super Tucano, terjun free fall 100 orang, terjun statik 625 orang, halang rintang bela diri militer dan kolone senapan.

Presiden SBY menjadi inspektur upacara dalam upacara tersebut. Presiden SBY didampingi oleh Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo, KSAL Laksamana TNI Suparno dan KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat.




Sumber : Kompas

Tiga Dari Sembilan CN-295 Dikerjakan PT. DI Mulai 2014

JAKARTA-(IDB) : PT Dirgantara Indonesia menyatakan siap membuat tiga unit pesawat angkut CN-295 pada 2014. Tiga unit itu merupakan pesawat ketujuh, kedelapan, dan kesembilan. “Proses perakitan akhir dan bagian ekor akan dibuat PT Dirgantara,” kata Direktur Aerostruktur PT Dirgantara Indonesia, Adi Alisjahbana, di Skuadron II Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis, 4 Oktober 2012.

Dalam kerja sama dengan Airbus Military Spanyol, Adi menjelaskan, porsi pekerjaan Dirgantara semakin meningkat. Dari sembilan unit pesawat, enam unit dibuat di Airbus Military Spanyol dan tiga unit lainnya dibuat di Indonesia. "Nantinya ada kolaborasi, 40 persen konten lokal, yakni bagian ekor pesawat, dan final assembling," kata Adi.


Pesawat CN-295 merupakan pesawat angkut sedang generasi baru dengan perlengkapan seperti digital avionic dan full glass cockpit. Pesawat versi militer ini mampu membawa 9 ton kargo dan 71 personel.


Pesawat ini mampu terbang sampai ketinggian 25.000 kaki dengan kecepatan jelajah maksimum 260 knot atau 480 kilometer per jam. Dengan dua mesin Turboprop Pratt dan Whitney Canada, pesawat ini mampu lepas landas dan mendarat di landasan pendek, yaitu 670 meter.


Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan pesawat CN-295 akan menambah kekuatan operasi militer perang dan operasi militer selain perang. Ia berpesan agar TNI Angkatan Udara bisa memelihara armada militer ini.



Sumber : Tempo

KSAD : Apache Belum Final

JAKARTA-(IDB) : KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menjelaskan bahwa pihaknya belum membuat keputusan final soal pemesanan heli serang Apache.Pihaknya masih terus berkoordinasi dengan Puspenerbad sebagai operator heli tersebut.

"Kami masih menimbang-nimbang antara Apache atau Blackhawk UH-60, Yang jelas kita pilih mana yang lebih murah tapi kualitas tetap baik," ujarnya tadi pagi di Mabes AD, Jakarta Pusat (4/5/2012).
Pramono juga  memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat yang ingin memberikan kritik dan masukan terhadap alutsista-alutsista terbaru yang akan dipesan TNI AD. Hal ini terkait dengan upaya TNI AD yang terus menggenjot program modernisasi alutsistanya.

"Silahkan komplain,misalnya kenapa pilih A, kenapa tidak B saja yang lebih unggul. Tapi jangan komplain karena ‘pesanan pihak tertentu’," jelasnya.


Beberapa alutsista yang telah dipesan TNI AD diantaranya Tank Leopard RI dari Jerman, roket MLRS Astros II, Fennec AS 550, dan teropong Trijicon untuk senapan SS 2 yang dipakai oleh Infanteri,

Dalam program modernisasi tersebut TNI AD berprinsip untuk memprioritaskan produk-produk buatan dalam negeri. TNI AD terus mendorong pihak-pihak terkait seperti PT Pindad dan PT DI untuk bisa mengembangkan produknya maring-masing hingga dapat digunakan oleh internal AD.

Pramono juga menjamin transparansi dalam pemilihan rekanan dan penggunaan budget. “Rekanan tetap kita pakai tapi kita pilih yang paling masuk akal harganya,” tegasnya.




Sumber : Angkasa