Pages

Rabu, September 12, 2012

Sertijab Dankormar

JAKARTA-(IDB) : Bertempat di Lapangan Apel Bhumi Marinir Cilandak Jakarta Selatan, Rabu (12/9), Jabatan Komandan Korps Marinir diserahterimakan dari Letnan Jenderal TNI (Mar) Muhammad Alfan Baharudin kepada Brigadir Jenderal TNI (Mar) Achmad Faridz Washington. Brigadir Jenderal TNI (Mar) A Faridz Washington sebelumnya menjabat sebagai Kas Kormar, sedangkan Letnan Jenderal TNI (Mar) M Alfan Baharudin sejak tanggal 15 September 2012 telah menempati pos baru sebagai Kepala Badan Sar Nasional. Serahterima tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno.

Dalam amanatnya Kasal menyatakan, “Merebaknya aksi terorisme diberbagai wilayah di Indonesia seperti kejadian di Solo perlu kita waspadai bersama. Korps Marinir yang didalam struktur organisasinya terdapat satuan anti teror Detasemen Jalamangkara tidak menutup kemungkinan akan dilibatkan dalam menanggulangi aksi-aksi teror yang terus merusak. Untuk itu diharapkan Korps Marinir senantiasa memelihara kesiapsiagaan satuan melalui sistem pembinaan latihan yang terprogram dan berkesinambungan, agar dapat menjalankan tuga-tugas Negara yang dibebankan kepada Korps Marinir. Selain itu untuk senantiasa memelihara disiplin individu dan kesatuan tingkat paling tinggi agar terhindar dari tindakan-tindakan yang merugikan dan menyakiti rakyat.”


Kasal juga menyatakan, hal-hal yang telah dicapai oleh Korps Marinir merupakan bentuk profesionalisme sekaligus mantapnya pemahaman serta penghayatan tugas yang ditunjang dengan dedikasi, loyalitas dan keikhlasan yang selalu terpatri pada diri setiap prajurit seperti yang sering ditekankan oleh Letjen TNI (Mar) M Alfan Baharudin “Gembira di tengah keluarga gembira di basis, gembira di daerah latihan dan gembira di medan pertempuran”. Hal tersebut tidak terlepas dari kepemimpinan dan pembinaan yang telah dilakukan oleh Letjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin.


Sebelum mengakhiri amanat, Kasal menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas pengabdian Letnan Jenderal TNI (Mar) M. Alfan Baharudin selama menjabat sebagai Komandan Korps Marinir. Dimana berbagai kemajuan dan prestasi yang sangat membanggakan telah Letjen TNI (Mar) M Alfan Baharudin bagi perkembangan Korps Marinir. “Saya bangga dan puas atas kinerja yang jenderal tunjukkan, dan saya juga mengucapkan selamat atas jabatan baru Letjen TNI (Mar) M Alfan Baharudin sebagai Kabasarnas. Kepada Brigadir Jenderal TNI (Mar) A. Faridz Washington, Kasal mengucapkan selamat atas jabatan yang baru sebagai Komandan Korps Marinir dan berharap dapat meningkatkan profesionalisme dan kinerja jajaran Korps Marinir yang semakin berat dan kompleks. Sementara itu, kepada seluruh personel Korps Marinir, Kasal berharap agar memberikan dukungan sepenuhnya kepada Komandan Korps Marinir yang baru seperti apa yang telah diberikan kepada Komandan Korps sebelumnya.


Dalam acara serahterima tersebut diwarnai dengan defile pasukan dan ranpur serta simponi musik militer. Setelah acara serah terima jabatan (usai ramah tamah), dilanjutkan dengan acara tradisi, “Lepas Sambut “. Acara ini merupakan salah satu tradisi Korps Marinir dalam rangka mengantar atau melepas pejabat lama dan menyambut pejabat baru yang dilakukan dengan suatu upacara tradisi. Pada pelaksanaan upacara tradisi ini, pejabat lama berjalan kaki melewati lorong pasukan yang berjajar rapi di kanan kiri jalan dari tempat ramah tamah hingga pintu gerbang Kesatrian Marinir Hartono. Sebaliknya pejabat baru melewati lorong pasukan dari pintu gerbang hingga ke lapangan apel untuk selanjutnya memberikan Taklimat Awal Komandan Korps Marinir.



Sumber : Kormar

Berita Foto : Berlin Air Show 2012


BERLIN-(IDB) : Visitors look at Diehl guided missiles on display at the Internationale Luftausstellung (ILA) Air Show on September 11, 2012 in Berlin, Germany.


A European UAS EADS Cassidian drone sits on display at the Internationale Luftausstellung (ILA) Air Show on September 11, 2012 in Berlin, Germany.


Visitors look at an MBDA MEADS missile launcher at the Internationale Luftausstellung (ILA) Air Show on September 11, 2012 in Berlin, Germany.


A Northrop Grumman HALE Systems Enterprise drone sits on display at the Internationale Luftausstellung (ILA) Air Show on September 11, 2012 in Berlin, Germany


A visitor takes a lunch break in front of a Eurocopter CH-53GA helicopter at the Internationale Luftausstellung (ILA) Air Show on September 11, 2012 in Berlin, Germany.


A Sikorsky S-70i Black Hawk helicopter flies at the Internationale Luftausstellung (ILA) Air Show on September 11, 2012 in Berlin, Germany.


A reconstructed Messerschmidt Me 262 is on static display at the Berlin Air Show in Berlin, Germany, Tuesday September 11, 2012


A Eurocopter Tiger helicopter takes off at the Berlin Air Show in Berlin, Germany, Tuesday September 11, 2012. 


An Italian Navy NH-Industries NH90 helicopter takes off at the Berlin Air Show in Berlin, Germany, Tuesday September 11, 2012.


A Romanian Air Force Alenia C-27J Spartan is on static display on the flightline at the Berlin Air Show in Berlin, Germany,





Sumber : Kaskus

KRI Nanggala-402 Dan KRI Ajak 653 Gelar Latihan Penembakan Torpedo

SURABAYA-(IDB) : Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) menggelar Latihan Parsial Penembakan Torpedo Sut yang dibuka secara resmi oleh Kepala Staf Koarmatim (Kasarmatim) Laksma TNI Darwanto, S.H., M.A.P., Selasa (11/9/2012) siang, di Pusal Latihan Kapal Perang (Puslat Kaprang) Kolatarmatim, Ujung, Surabaya.
Latihan Parsial Penembakan Torpedo Sut yang dilaksanakan oleh Koarmatim ini merupakan upaya persiapan mendukung latihan Armada Jaya XXXI Tahun 2012 yang akan dilaksanakan di bulan September dan Oktober. Penembakan akan dilaksanakan dua Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Nanggala-402 dari Satuan Kapal Selam dan KRI Ajak-653 dari Satuan Kapal Cepat.
Latihan yang dibagi dalam beberapa tahap itu akan dilaksanakan di Pangkalan Surabaya dan di Perairan Laut Jawa sebelah Timur Pulau Bawean. Pelaksanaan penembakan akan berlangsung pada 27 September 2012, dengan melibatkan 355 personel yang terdiri dari pelaku, pendukung dan staf latihan. Latihan ini juga melibatkan lima kapal perang yaitu KRI Nanggala-402, KRI Ajak-653, KRI Soputan-923 dan dua KRI kelas FPB-57.
Latihan yang bertujuan untuk membina, memelihara dan meningkatkan kemampuan prajurit agar memiliki kecakapan yang memadai dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam organisasi tempur KRI itu, dibuka oleh Kasarmatim ditandai dengan penyematan tanda peserta latihan sebagai tanda resmi dimulainya latihan tersebut.
Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda TNI Agung Pramono S.H., M. Hum. dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kasarmatim antara lain mengatakan, setiap latihan yang dilaksanakan sesungguhnya memiliki arti yang sangat penting dalam rangka memelihara dan meningkatkan profesionalisme prajurit TNI AL.
Lebih lanjut menurut Pangarmatim, materi yang dilatihkan merupakan pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam kondisi yang sebenarnya. Oleh karena itu, latihan parsial penembakan torpedo sut oleh KRI Nanggala-402 dan KRI Ajak 653 sesungguhnya dipersiapkan guna mendukung Latihan Armada Jaya XXXI Tahun 2012. Dimana pada latihan tersebut akan dilaksanakan penembakan torpedo sut terhadap kapal permukaan oleh kedua kapal tersebut. 


Sumber : TNI  AL

Peringatan Ke – 53 Hari Jadi Korps Hiu Kencana

SURABAYA-(IDB) : Tanggal 12 September adalah hari jadi Satuan Kapal Selam. Selama 53 tahun Satuan Kapal Selam telah berbakti kepada nusa dan bangsa. Pada tangga 12 September 1959 bangsa Indonesia memperkokoh kejayaannya  di samudera dengan menghadirkan kapal selam kelas Whiskey yang sangat disegani saat itu. 

Kapal selam pertama tersebut diawaki oleh para prajurit TNI AL yang sebelumnya ditugasbelajarkan ke Polandia selama beberapa bulan hingga mendapatkan brevet kapal selam.   Peristiwa bersejarah ini kemudian menjadi momentum penting yang melatarbelakangi hari jadi Satuan Kapal Selam.

Sejarah mencatat bahwa kita pernah memiliki 12 kapal selam. Secara bertahap kapal-kapal selam tersebut datang memperkuat armada kita. RI Tjakra adalah kapal selam pertama yang masuk armada kita pada tanggal 12 September 1959. Empat kapal selam berikutnya masuk jajaran kita pada tanggal 29 Januari 1962; masing-masing diberi nama: RI Nagabanda, RI Tjandrasa, RI Trisula, dan RI Nagarangsang. Pada tanggal 15 Desember 1962 armada kasel diperkuat oleh RI Widjaja Danu, RI Hendra Jala, RI Bramasta, RI Pasopati, RI Alugoro, dan satu tender kapal selam yang diberi nama RI Thamrin. Selanjutnya, Armada RI diperkuat oleh kapal selam tipe SS 209/1300. Kasel jenis tersebut  datang berturut-turut. KRI Cakra dengan nomor lambung 401 hadir di Indonesia pada tanggal 27 Juli 1981. KRI Nanggala dengan nomor lambung 402 menyusul pada tanggal 9 November 1981.

Pada masa Trikora Satuan Kapal Selam Armada RI telah mampu mewujudkan dirinya menjadi kesatuan yang sangat disegani dan diperhitungkan. Peranannya sangat penting dalam mengembalikan Irian Barat ke  pangkuan NKRI;  menjadi alat untuk mendukung keberhasilan diplomasi bangsa Indonesia terhadap Belanda.

Sampai periode awal tahun 90-an, Indonesia sangat disegani karena satu-satunya negara di Asia Tenggara yang memiliki armada kapal selam. Pada perkembangan selanjutnya, Singapura dan Malaysia memperkuat armadanya dengan menghadirkan unsur kapal selam. Singapura,  negeri kota itu, telah memiliki  4 unsur kapal selam kelas Sjoormen buatan Swedia, sedang Malaysia kini juga memiliki 2 unsur kapal selam kelas Scorpene buatan Prancis.

Satuan Kapal Selam kita saat ini diperkuat oleh dua kapal selam buatan Jerman, yaitu KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402. Indonesia mulai memesan kapal selam tipe SS 209/1300 ini pada tahun 1977. Kedua kasel ini dibuat oleh galangan kapal Howaldtswerke di Kiel, kawasan Jerman Barat. Pada bulan Juni  1981 KRI Cakra-401 dan KRI Nangggala-402 mulai bertugas memperkuat armada TNI-AL.

Kapal selam memiliki nilai strategis yang sangat tinggi karena karakternya yang sulit dideteksi dan mampu membawa berbagai  jenis senjata, seperti torpedo, ranjau maupun peluru kendali.  Sejarah peperangan laut  membuktikan bahwa hanya kapal selam yang mampu masuk dan menembus jantung pertahanan lawan. Kapal selam dapat menghancurkan sebuah armada tempur  juga dapat menjadi center of gravity Angkatan Laut.

Kapal selam juga merupakan senjata strategis yang kehadirannya memberikan dampak penangkalan yang besar bagi pihak lain. Oleh karena itu, Panglima Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim), Laksda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum Rabu (12/9) dalam amantanya yang disampaikan oleh Kasarmatim Laksma TNI Darwanto, S.H., M.A.P. pada Upacara Peringatan Hari Lahir ke-53 Satuan Kapal Selam berharap agar program penambahan unsur kapal selam segera dapat direalisasikan. Menurut Pangarmatim, program penambahan kapal selam merupakan upaya mewujudkan kembali kejayaan kekuatan kapal selam seperti pada zaman yang lalu.

Pati TNI AL dengan dua bintang di pundak ini pun berharap agar dalam menyongsong kehadiran kapal selam yang baru, seluruh jajaran keluarga besar Korps Hiu Kencana selalu berupaya meningkatkan kemampuan sehingga memiliki sumber daya manusia yang profesional.

“Dengan profesionalisme yang tinggi maka kita akan mampu mengawaki alutsista tersebut dengan keyakinan dan kepercayaan diri yang tinggi,” tegasnya.

Wira Ananta Rudira...!!! Tabah Sampai Akhir...!!! 



Sumber : Koarmatim

Kesulitan Modal PT. DI Harus Segera Diatasi

JAKARTA-(IDB) : Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq berharap kesulitan modal yang dialami PT Dirgantara  Indonesia (DI) untuk membiayai pesanan pesawat dari dalam dan luar negeri sekitar 73 unit dengan modal yang dibutuhkan sekitar Rp 7 triliun secepatnya teratasi.

Selain itu, "Saya berharap kondisi itu tidak lantas menghambat pengerjaan pesanan pesawat untuk TNI karena merupakan bagian dari program modernisasi alutsista," tutur Mahfudz Siddiq di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (11/9).

Mahfudz menjelaskan bahwa saat ini setidaknya Kemenhan telah memesan sembilan unit pesawat CN 295 untuk TNI AU dan beberapa unit pesawat bel untuk TNI AD. "Kami berharap, pengerjaan tetap berjalan lancar dan bisa diselesaikan sesuai jadwal," lanjutnya.

Terkait besaran modal yang dibutuhkan PT DI untuk pengerjaan pesanan puluhan pesawat tersebut, menurut Mahfudz, anggaran negara tak akan cukup untuk menyehatkan cash flow perusahaan ini. "Kementerian BUMN diharapkan segera mengusulkan kebijakan taktis guna menyelesaikan kekurangan masalah modal itu," ujar Mahfuz.

Sementara itu, Menhan Purnomo Yusgiyantoro usai menghadiri raker yang membahas revisi UU Veteran RI menyatakan, meski saat ini PT DI kesulitan dalam permodalan, dipastikan tidak sampai mempengarui pengadaan dan penyelesaian pesanan pesawat untuk TNI.

"Kami optimis pengerjaan pesanan pesawat TNI dapat di kerjakan tepat waktu," tegas Menhan.



Sumber : Jurnamen

Indobatt Mendapat Tambahan Area Operasi Baru

LEBANON-(IDB) : Satgas Indonesian Batalion (Indobatt) TNI Kontingen Garuda XXIIIF/ UNIFIL(United Nations Interim Force In Lebanon) dalam waktu dekat akan mendapatkan area operasi baru di Lebanon Selatan, menggantikan salah satu pos dari Batalion Spanyol.

Penambahan ini membuat luas wilayah operasi Indobatt bertambah 40 kilometer persegi menjadi 160 kilometer persegi. Menurut Perwira Penerangan Satgas Konga XXIIIF/ UNIFIL Lettu Inf Suwandi, kepastian ini menyusul turunnya perintah dari Komandan Sektor Timur UNIFIL Brigadir Jenderal Manuel Romero Carril untuk mengisi pos baru.

Menindaklanjuti perintah itu, pada Kamis (6/9) tim dari Indobatt yang dipimpin oleh Kepala Staf Umum Satgas Mayor Mar Agustinus Purba melakukan peninjauan ke lapangan. Rencana area yang diserahterimakan ke Satgas Indobatt seluas 40 kilometer persegi dengan satu buah compound atau markas UN POsn 9- 15,di Kafer Killa,yang menampung satu kompi.

Dalam area tersebut, terdapat blue line garis perbatasan Lebanon-Israel sepanjang 5 kilometer.“Ini menyambung dengan blue line yang menjadi area tanggung jawab Indobatt sebelumnya sepanjang 4,7 kilometer,” katanya melalui surat elektronik, kemarin.

Dalam surat itu disebutkan, Komandan Satgas Indobatt Letkol Inf Suharto Sudarsono yang didampingi Wadansatgas Letkol Mar FJH Pardosi,seusai menerima laporan hasil peninjauan, mengatakan bahwa rencana perluasan AOR (Area of Responsibility) Indobatt ini merupakan suatu kepercayaan UNIFIL atas kinerja yang selama ini ditunjukkan oleh seluruh personel Indobatt.

“Kepercayaan ini sekaligus merupakan tantangan bagi personel Indobatt untuk lebih meningkatkan profesionalitasnya dalam melaksanakan tugas di lapangan, sehingga kepercayaan ini dapat dipertanggung jawabkan,” jelasnya.

Penyerahan AOR baru kepada Satgas Indobatt akan dilaksanakan Oktober 2012 mendatang. Dengan penambahan area operasi baru ini, Indobatt akan memiliki luas wilayah operasi keseluruhan 160 kilometer persegi dari luas sebelumnya 120 kilometer persegi. 



Sumber : Sindo

Pangkalan TNI AU Soewondo Dinilai Sangat Strategis

MEDAN-(IDB) : Panglima Komando Operasi TNI AU (Pangkoopsau I) Marsekal Muda TNI, Bagus Puruhito meminta kepada seluruh jajaran TNI dan Polri agar mencermati perkembangan situasi nasional yang belakangan ini sering terjadi di Indonesia. Hal tersebut dimintanya dalam memberikan amanat pada upacara serah terima jabatan Komandan Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Soewondo Medan, Selasa (11/9).

"Melihat perkembangan situasi nasional yang belakangan ini muncul, sesama anggota TNI dan Polri kita harus meningkatkan solidaritas, terutama dengan masyarakat dan instansi lainnya yang ada pada wilayah ini," ucap Bagus.

Saat ini dikatakan Bagus bahwa Indonesia khususnya TNI sedang dihadapkan pada upaya untuk mengatasi beberapa permasalahan tersebut. Misalnya permasalahan aksi radikalisme dan kekerasan horisontal dikalangan masyarakat saat ini.

Adanya illegal logging, illegal fishing, penyelundupan, lalu lintas narkoba yang terus berkembang, pengamanan wilayah perbatasan dengan negara tetangga serta pengamanan Selat Malaka kedepannya akan menjadi cermatan TNI dan Polri.

"Sebagai pimpinan, saya mengharapkan agar kedepannya pangkalan udara ini dapat menyelenggarakan fungsinya dengan baik, diantaranya menyelenggarakan pembinaan dan penyiapan satuan dalam jajarannya, mengumpulkan dan merekam data guna penyempurnaan taktik atau teknik operasi da latihan," ucapnya.

Apalagi ditambahkan bagus bahwa jika ditinjau dari letak geografis, Pangkalan Udara Soewondo ini sangat strategis. Posisinya yang strategis tersebut membuatnya berhadapan langsung dengan Selat Malaka.

Banyak objek vital nasional, adanya rawan konflik yang membutuhkan kesiapan operasional kekuatan udara yang optimal yang penyelenggaraannya menggunakan Pangakalan Udara Soewondo ini.

"Melihat situasi ini saya terus berharap kepada seluruh anggota Lanud Soewondo agar dalam menjalankan tugasnya tetap menonjolkan aspek moral, etika dan disiplin, serta dapat berpikir jernih dan mau melihat suatu persoalan secara proporsional dengan mempertimbangkan norma hukum dan sosial yang berlaku. Kode aetik kehormatan TNI juga harus dipegang teguh," harapnya.

Ucapan terima kasih



Dalam serah terima jabatan tersebut, pihaknya juga mengucapkan rasa terimakasih kepada Kolonel Pnb Abdul Rasyid Djauhari selama memimpin Lanud Soewondo.

"Atas kerja keras kolonel, TNI AU juga masih mempertahankan Lanud Soewondo sebagai pangkalan aju bagi pelaksanaan tugas operasinya, untuk menghadapi gangguan pertahanan dan keamanan NKRI dari ancaman yang datang dari dalam dan luar negeri," ujarnya.

Rasa ucapan terimakasih juga diberikan bagus kepada Ny, Abdul Rasyid Djauhari yang setia selalu dalam mendampingi kolonel. Sementara kepada Kolonel Pnb Sri Mulyo Handoko, S.IP, MAP yang terpilih diucapkannya selamat menjalankan amanah secara baik.

Sebelumnya pejabat lama, Kolonel Pnb A Rasyid Djauhari yang merupakan lulusan Akabri Udara tahun 1985 akan menempati jabatan baru sebagai Pamen SAHLI KASAU Bidang Air Power. 



Sumber : Analisa

TNI AL Terus Tingkatkan Profesionalisme Prajurit

SURABAYA-(IDB) : Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) terus berupaya meningkatkan profesionalisme prajuritnya melalui Latihan Dalam Dinas (LDD) yang diselenggarakan di Komando Latihan Armada RI Kawasan Timur (Kolatarmatim), hari ini. Rabu (12/9) di Kolatarmatim dibuka 5 macam LDD dan penutupan  3 macam LDD di gedung P. Gundul Kolatarmatim.

Ke 5 LDD yang dibuka hari ini adalah LDD CTT Korvet Klas Fatahillah, LDD CTT  LST Klas Teluk Banten , LDD anti kapal selam, LDD As Paga Laut dan LDD As Paga Mesin sedangkan LDD Yang ditutup hari ini adalah LDD Bintara Utama (Bama), LDD Pembinaan dan Latihan (Binlat) Emulator, Binlat Tim Penilai Uji Trampil KRI/Pangkalan .

LDD yang diselenggarakan oleh Kolatarmatim ini bertujuan untuk memberikan bekal, membina, meningkatkan dan mempersiapkan personel Koarmatim dalam upaya mengikuti  dinamika penugasan kedepan yang semakin kompleks dan menuntut kesiapan personel.

Komandan Kolatarmatim dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Letkol Laut (P) Effendy Bongkang antara lain menekankan hendaknya para siswa selalu berupaya memahami ilmu dan pengalaman yang diberikan instruktur , sehingga setelah selesai LDD dan Binlat nanti siswa dapat memperoleh peningkatan pengetahuan yang dapat diaplikasikan serta dikembangkan di Satuan Kerja masing-masing.

Selain itu Komandan Kolatarmatim juga berharap seluruh siswa yang mengikuti LDD dapat mengikuti LDD tersebut sampai dengan akhir waktu yang dialokasikan, dalam arti tidak terputus di tengah jalan. Tegasnya. 



Sumber : Koarmatim

Potret 1 : Bagian Ketiga

Panser Terrex, saingan Anoa di pasar Asia Tenggara.

Singapura, “Singa” Senjata Asia Tenggara

Industri militer Singapura masuk peringkat 50 besar di dunia.

POTRET-(IDB) : Setelah CN-235, Tank Anoa, dan lalu makin populernya senapan serbu SS-2, industri militer Indonesia seperti menggeliat, meskipun dengan anggaran terbatas. Tapi sebaiknya tak cepat juga menepuk dada. Mari tengok sebentar negeri tetangga Singapura.
 
Data Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) menunjukan, Singapura punya anggaran militer sekitar US$ 7,651 miliar, dan berada di peringkat ke-24 di dunia. Indonesia hanya sebesar US$ 6,009 miliar, dan menduduki peringkat 28.

Dengan dompet militer yang buncit, Singapura, negeri seluas 710 km persegi, menjadi negara importir senjata kelima terbesar di dunia. Singapura mengimpor 4 persen senjata. Sebagai perbandingan, India yang importir senjata terbesar, mencatat angka 10 persen.

Industri militer di negeri Singa itu pun tampak gahar. Singapore Technologies Engineering adalah produsen senjata terbesar ke-49 di dunia. Di Asia, ST Engineering hanya kalah dari Mitsubishi Heavy Industries dari Jepang (peringkat 24), serta Hindustan Aeronautis (peringkat 34) dan Indian Ordnance Factories (peringkat 46) dari India.

ST Engineering terdiri dari empat anak perusahaan, yaitu ST Aerospace, ST Kinetics, ST Electronics, dan ST Marine. Dari empat, dua terlihat menonjol, ST Aerospace dan ST Kinetics.

ST Aerospace, menjadi pusat perawatan sejumlah pesawat seperti Hercules C-130, Fokker 50, Bell, helikopter Super Puma, hingga Pesawat Tempur F-5 Tiger. Bahkan pabrik itu mampu mengembangkan sendiri A-4SU Super Skyhawk untuk Angkatan Udara Singapura.

A-4SU Super Skyhawk adalah pengembangan dari Douglas A-4S Skyhawk, besutan Douglas Aircraft Company (sekarang menjadi McDonnel Douglas) dari AS. ST Aerospace melakukan modernisasi pesawat yang menjadi andalan AS di Perang Vietnam ini.

Senapan serbu SAR 21, produk andalan ST Kinetics
Ini menjadikan A-4SU Super Skyhawk melaju dengan kecepatan maksimum 1128 km/jam dan mampu menempuh jarak 1700 nm. Pesawat digunakan AU Singapura ini juga memiliki dua senjata 20 mm Colt Mk 12 cannon, roket LAU 5003, misil AIM 9 Sidewinder dan AGM-65 Maverick, bom dengan bantuan laser dan bom mark 80.

Adapun ST Kinetics dikenal produsen sejumlah senjata dan kendaraan berat. Produk andalannya senapan serbu SAR 21, senapan serbu jenis bullpup (yang mekanisme dan magazin terletak di belakang pelatuk). Badan senapan dibuat dari bahan polimer berdaya tahan tinggi.

Senapan yang dikembangkan untuk menggantikan M16S1 ini dilengkapi optik bidik 1,5 dan 3 kali zoom. SAR 21 juga memiliki desain magazin transparan, sehingga penembaknya bisa melihat berapa sisa peluru yang tersisa untuk ditembakkan.

Ada juga senapan mesin ringan The Ultimax 100, senapan mesin 50 MG, dan pelontar mortar 120 mm, atau 120 SRAM (Super Rapid Advanced Mortar). Senapan SAR21 ini diborong oleh Brunei. Sedangkan Ultimax 100, dibeli oleh Kroasia, Peru, Filipina, Thailand, Zimbabwe, Slovenia, juga Indonesia. Bahkan Indonesia disebut mengambil lisensi senapan mesin 50 MG untuk dikembangkan menjadi Pindad SMB-QCB (Senapan Mesin Berat-Quick Change Barrel).

Untuk kendaraan berat, ST Kinetics memproduksi tank Self Propelled Howitzer 1 (SSPH 1) Primus. Tank ini canggih punya. Ia memakai  sistem loading senjata otomatis, dan mengincar sasaran berbasis GPS dan Datalink.

Tak hanya Primus, ST Kinetics juga memproduksi tank Bionix AFV. Selain dilengkapi meriam, tank jenis ini juga bisa dimodifikasi untuk dijadikan kendaraan konstruksi. Sehingga, tank ini serbaguna digunakan di medan sulit.

Untuk panser, Singapura juga memiliki panser Terrex. Ini wahana pengangkut infantri. Di pasar Asia Tenggara, tampaknya Anoa bersaing berat dengan Terrex.

Ada juga tank Bronco All Terrain Tracked Carrier. Tank itu bisa melata di berbagai medan, dan tercatat dipesan oleh Angkatan Darat Inggris Raya. Militer Inggris, menamakannya “Babi Hutan”. Selain Inggris dan Singapura, militer Thailand juga menggunakan tank ini.

Di bidang industri persenjataan, Singapura tampaknya memang menjadi “singa” di Asia Tenggara. Tak seperti Singapura yang industrinya sudah masuk peringkat 50 besar dunia, negara di Asia Tenggara lain masih bergeliat.

Untuk senjata misalnya, Thailand baru mengambil lisensi senjata HK33 dari produsen Jerman, Heckler & Koch GmbH. Ini adalah senapan serbu yang pernah menjadi andalan Indonesia. Tapi kemudian digantikan, akibat teknologinya dianggap rumit, mahal, dan tak efisien.

Sedangkan di Filipina, industri persenjataan berat belum begitu berkembang pesat. Filipina memang memiliki manufaktur senjata dan amunisi Armscorp. Tapi produk terbesar dihasilkan adalah persenjataan ringan, seperti pistol, revolver, shotgun, dan sporting rifle.

Meski Singapura berjaya, toh Indonesia tetap punya peluang.

Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mengatakan persenjataan ringan bisa dijadikan andalan ekspor. "Tak perlu bersaing dengan alutsista utama seperti pesawat tempur,” ujar Mahfudz. “Contohnya Anoa, kendaraan taktis. Itu banyak digunakan di negara-negara Afrika dan Timur tengah. Peluangnya besar," ujar Mahfudz.



Sumber : Vivanews

Potret 1 : Bagian Kedua

Infografik: Senjata Unggulan RI

 

 Sumber : Vivanews

Potret 1 : Bagian Pertama

Senapan serbu SS2 jadi andalan Pindad. <$2Fi>

Bangkitnya Senjata Buatan Indonesia

Dari senapan, tank, & pesawat terbang. Mengapa cari buatan Indonesia?

POTRET-(IDB) : Dahlan Iskan sebenarnya kurang enak badan hari itu. Badannya meriang, ada flu menyerang. Dengan mengenakan jaket melawan dingin, Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara ini memacu mobil pribadinya ke PT Pindad di Bandung. Ini kunjungan ketiga Dahlan ke BUMN produsen senjata itu di tahun 2012.
Kali ini dia ke Bandung bukan untuk urusan mobil listrik, tapi soal masa depan bisnis inti Pindad: senjata. Maka, pada Kamis, 6 September lalu, dia pun bertandang melihat pabrik pembuatan senjata di perusahaan itu. Kapasitas pabrik itu penuh, bekerja 24 jam setiap hari.

“Memang betul peminat dari negara-negara luar sangat banyak,” kata Dahlan esok harinya di k`ntornya, Kementerian BUMN, Jakarta. Dahlan pun setuju PT Pindad harus dikucuri modal baru. “Sayang sekali. Minat luar negeri begitu besar, tapi kita tidak bisa layani permintaan keterbatasan pabrik Pindad," ujar Dahlan.

Pasar agaknya terbuka bagi senjata “made in RI” itu . Dahlan menghitung, jika kapasitas PT Pindad dibuat tiga lipat pun, produksinya akan tetap terserap. Potensi pasar senjata di Asia, khususnya ASEAN saja, sudah luar biasa. Perusahaan senjata Indonesia itu hanya butuh Rp150 miliar saja. “Untuk peremajaan mesin,” katanya. “Kalau pabrik cukup sekali kapasitasnya. Di Turen, Malang, sudah 200 hektare.”

Dari senapan ke panser
Selain Baghdad, dua negara tetangga, Brunei dan Malaysia, pun jatuh hati dengan ppanser buatan Pindad, Anoa.
Pindad pun kini menggeliat. Adalah Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin yang disebut-sebut sebagai sosok di balik kebangkitan perusahaan ini. Beberapa waktu lalu Sjafrie berkunjung ke Irak, Uganda, dan Kongo, didampingi Direktur Utama Pindad, Adik Avianto.

Di Irak, jualan Indonesia lumayan. Kendaraan ringan lapis baja Anoa dipamerkan, serta senapan SS-2. Irak bahkan tertarik membeli pesawat CN-235 dan NC-212 produksi PT Dirgantara Indonesia. Delegasi militer Irak akan bertandang ke Indonesia pada 5 Oktober, saat perayaan Hari TNI, untuk meninjau pabrik persenjataan.

Sjafrie sendiri menyebut, Irak membeli senjata dari Indonesia karena sejumlah faktor. Selain empati pada Indonesia, salah satu negara dominan muslim, Irak juga melihat dukungan Indonesia membangun kembali negeri mereka.

“Saat ini Irak sedang membangun angkatan bersenjata. Banyak peralatan militer yang semula dipersiapkan pada saat perang itu kondisinya sudah tidak lagi bagus karena sering dipakai. Irak ingin melakukan revitalisasi peralatan,” kata Sjafrie.

Peralatan Indonesia dinilai tepat untuk keperluan Irak. Selain harga bersaing, kualitas juga boleh diadu. Senapan Serbu 2 (SS2) produksi Pindad misalnya, telah sukses mengantar TNI beberapa kali juara lomba menembak tingkat Asia-Pasifik.

Pada lomba tembak internasional di Australia (Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2012, Indonesia juara. Para jago tembak dari TNI Angkatan Darat mengalahkan tuan rumah Australia, dan juga negara besar seperti Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Selandia Baru.

Ajang AASAM 2012 juga diikuti oleh negara-negara ASEAN seperti, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, dan Timor-Leste. Jepang adalah peserta baru pada AASAM kali ini. Lebih dari 300 penembak militer dari masing-masing negara turut berlaga. "Kita sudah mengalahkan anggota-anggota NATO. Kualitas senjata kita juga yang menentukan," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Brigjen Hartind Asrin.

Soal kualitas, senapan serbu SS2 itu memang jadi andalan Pindad. Direktur Utama PT Pindad, Adik Avianto Soedarsono, mengatakan SS2 dikerjakan tenaga ahli dari dalam negeri. “Sisanya dibantu konsultan dari luar negeri," ujarnya kepada VIVAnews di Bandung. SS2 ini hasil evolusi dari tipe sebelumnya, SS1 yang masih lisensi dari Eropa.

�ATapi, dia bukan adopsi mentah-mentah dari model awal. SS2 adalah senapan serbu generasi baru kaliber 5,56 x 45 mm dengan laras kisar 7 inchi. Kelebihan senapan ini, dia ringan, handal dan akurasinya tinggi. Popornya model lipat, sehingga fleksibel digunakan.

Senjata ini bisa dipakai secara mekanikal, maupun optical sight. Aksesori pendukung antara lain silencer, sangkur, berbagai tipe pelontar granat, dan lain-lain. Senapan ini juga dibuat banyak variannya. Ada tipe laras panjang dan laras pendek, baik mechanical maupun optical sight. "Jika dibandingkan produk Eropa yang karakteristiknya berat bodi dan tidak ringan, Irak melihat senjata dari Indonesia ringan dan santai dibawanya," kata Adik, akhir Agustus 2012 lalu.

Selain senapan serbu, Baghdad juga terpincut panser Anoa. Kendaraan lapis baja itu  dinilai cocok untuk perkotaan. “Letak geografis Irak menjadi alasan pihak pemerintah Irak jatuh hati pada SS2 dan Anoa," ujar Adik. Dan dua negara tetangga, Brunei dan Malaysia, pun jatuh hati dengan Anoa ini.

Penjajakan dengan Irak sudah dilakukan sejak 2008 lalu. Terakhir, perdana menteri Irak berkunjung ke Indonesia untuk memastikan penjajakan kerjasama itu. Rencananya Irak akan belanja banyak. Jadi, selain Pindad, berkah ini juga akan mengucur ke PT PAL, PT Dirgantara Indonesia, serta sejumlah sentra industri militer Indonesia lainnya. Adik ditunjuk pemerintah sebagai ketua tim penjajakan. “Setelah perayaan HUT TNI Oktober mendatang, Irak dipastikan akan memulai era baru kemiliterannya,” kata Adik.

Rekor sejarah CN 235
Pesawat CN235 merupakan andalan PT Dirgantara Indonesia.
Jika PT Pindad baru bicara pemasaran, produksi PT Dirgantara Indonesia (DI) sudah lebih dulu melanglang buana. Apalagi kalau bukan dengan produk andalan pesawat CN 235.  “Itu adalah primadona”, ujar juru bicara PT DI Rahendi Triyatna.

Pesawat itu diproduksi dalam beberapa varian, baik militer, medis, patroli maritim, atau penumpang. Uni Emirat Arab misalnya, memesan khusus varian pesawat penulpang very important person (VIP) dan very very important person (VVIP).

Yang terjual lumayan banyak. Total, ada 44 pesawat CN 235 buatan PT DI terbang di luar negeri. Pesawat ini melayang di Malaysia (2 varian VIP dan 6 untuk transportasi militer); di Brunei 1 unit; di Pakistan 4 unit; di Thailand 2 unit;  di Uni Emirat Arab 3 unit VVIP, 1 unit VIP, dan 3 unit kendaraan angkut militer. Juga ada 12 unit untuk Korea Selatan, 8 unit sudah diserahkan sejak 2000, sisanya 4 unit sudah diberikan awal tahun ini.

Mengapa mereka tertarik dengan pesawat itu? Dari pengakuan sejumlah negara, serta hasil riset ahli PT DI, rupanya ada banyak kelebihan pesawat CN 235.

“Pesawat serba guna, dengan desain ringan,” kata Rahendi. Karakter pesawat itu cocok di lapangan rumput, penerbangan jarak dekat, serta untuk evakuasi dini di penerbangan perintis.

Selain CN 235, PT DI juga menerima pesanan Cassa 212-400. Kini pabrik itu menggarap dua unit pesanan Thailand. ”Kalau untuk negara seperti Filipina, Irak dan Timur Tengah lainnya masih dalam tahapan penjajakan serius," kata Rahendi. Di Asia Tenggara, Indonesia nampaknya hanya bersaing dengan Singapura 

Banjir pesanan seperti itu, tentu membuat Dahlan Iskan tersenyum lebar. Dia mengatakan BUMN ini tengah mencetak rekor sejarah: proyek terbesar sejak berdiri. Dikatakan, belum pernah dalam sejarah PT DI mendapatkan pekerjaan sebanyak sekarang ini. “Termasuk sejak waktu masih bernama IPTN," kata Dahlan.



Nilai kontrak proyek PT DI kini di atas Rp7 triliun. Semua proyek pesanan itu harus kelar dalam tiga tahun, antara lain membuat helikopter, pesawat CN-212, dan komponen bagi industri penerbangan global seperti Airbus.

Melihat tingginya pesanan, Dahlan ingin perusahaan tetap fokus merampungkan semua order. Soal pengelbangan akan dipikirkan nanti. Soalnya, kata Dahlan, PT DI kini dalam status rawat jalan, setelah sebelumnya masuk Intensive Care Unit (ICU) dan rawat inap."Pasien yang masih rawat jalan jangan disuruh laraton nanti kolaps di tengah jalan. Biarlah senam dulu, kemudian jogging, baru kelak disuruh lari," katanya.

Ironi?
 
Tapi, di balik geliat kebangkitan industri senjata Indonesia itu, ada ironi lain. Ketua Komisi Pertahanan DPR Mahfudz Siddiq, mengatakan Indonesia masih mengimpor senjata dan pesawat dari luar negeri. " Ironi jika negara lain mau beli produk Indonesia, tapi kita ramai-ramai belanja ke negara lain," kata Mahfudz dalam pesan singkat kepada VIVAnews.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera itu mengatakan, perhatian pemerintah masih lemah terhadap Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan (BUMNIP). "Perhatian Kemeneg BUMN untuk menyehatkan mereka secara korporasi juga masih lemah,” katanya.

Jika mau merevitalisasi, kata Mahfudz, sekaranglah saatnya. Pesaing utama produk Indonesia itu adalah China dan Korea Selatan. Tapi, kata Mahfudz, dua negara itu juga belum lama jualan senjata. Maka, Indonesia harus cepat masuk ke pasar. “Kalau dua tahun ini kita bisa merevitalisasi industri pertahanan, lalu setelah 2014 kapasitas produksi meningkat, saya yakin kita bisa buka pasar cukup besar di Timur Tengah, Afrika Utara, atau negara lain,” ujarnya.
$0D
Roadmap soal industri ini, kata dia, sedang digarap DPR melalui rancangan Undang-undang Industri Pertahanan.

Soal jualan senjata ke luar negeri, Menteri Dahlan sudah menyiapkan taktiknya. Di negara yang menjadi target ekspor, dibangun “markas BUMN”. Di Myanmar, dipastikan enam bulan mendatang ada tiga BUMN bermarkas di negeri itu. "Rencana selanjutnya membuka di Irak," ujar Dahlan Iskan. Markas baru di Irak itu, akan mengelola urusan senjata dan energi.



Sumber : Vivanews

TNI Belum Akan Perkuat Militer Di Natuna

NATUNA-(IDB) : Eskalasi konflik yang meningkat di kawasan Laut China Selatan disikapi dingin Tentara Nasional Indonesia (TNI).TNI belum berencana untuk memperkuat pertahanan di daerah yang berbatasan langsung dengan wilayah sengketa tersebut,yakni di Kepulauan Natuna, sebagai langkah antisipasi adanya dampak konflik.

Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul mengungkapkan, sejauh ini TNI masih mengandalkan kekuatan militer yang sudah ada di Kepulauan Natuna. “Sampai sekarang kita belum ada kajian ke sana (pemekaran),” ujarnya di sela-sela peluncuran buku Indonesia Mengukir Sejarah Selam Dunia di Jakarta, Senin (10/9) malam.


Kekuatan militer TNI di wilayah tersebut sebenarnya terbilang minim, karena hingga sekarang pangkalan yang ada di sana hanya Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara. Adapun untuk TNI Angkatan Darat dan Angkatan Laut sejauh ini berada di bawah komando kodim setempat.“Kita tidak ada perubahan.Lanal tetap tidak ada pemekaran dan sebagainya, ”bebernya.

Meski demikian, Iskandar meyakinkan bahwa kekuatan yang ada saat ini sudah cukup untuk menyikapi perkembangan eskalasi konflik. Menurut dia,TNI memiliki kesiapan untuk mengantisipasi dampak konflik di Laut Cina Selatan terhadap wilayah Indonesia yang berada di seputarannya.

“Kita mempunyai komunikasi dan intelijen yang sangat baik. Pengindraan kita juga sangat baik, sehingga kalau ada sesuatu, kita bisa dengan yang terdekat, misalnya di sana ada Tanjung Pinang, Dumai, dan sebagainya,”katanya Pada awal September lalu, TNI memusatkan latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat di daerah tersebut.

Sebanyak 2.500 personel TNI terlibat di dalamnya.TNI juga menyertakan 5 KRI, 4 pesawat tempur Hawk, 6 pesawat angkut Hercules C-130, 1 CN235, dan 2 helikopter SA332 pada latihan gabungan tersebut. Meski demikian, TNI menampik bahwa pemilihan lokasi latihan di Natuna ada kaitannya dengan konflik Laut China Selatan ataupun ancaman yang bisa mengganggu stabilitas keamanan nasional.“Ini hanya pilihan yang telah dirancang jauh-jauh hari,” kata Kepala Staf Umum TNI Marsekal Madya TNI Daryatmo.

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menerangkan, pemekaran armada laut bergantung pada strategi pertahanan dan postur. Setiap pengembangan kekuatan selalu berorientasi pada ancaman yang ada. Akan tetapi, lanjut dia,Kementerian Pertahanan selaku pembuat regulasi dan pembuat kebijakan,pemekaran itu tidak bisa serta-merta dilaksanakan. Harus dilakukan kajian-kajian yang komprehensif secara strategis.

Apalagi dilihat dari segi anggaran,sekarang ini 42% anggaran pertahanan terserap untuk belanja pegawai. Padahal, adanya pemekaran bakal membutuhkan anggaran tidak sedikit, sehingga pemekaran jika dipaksakan dikhawatirkan akan gagal.“Jadi setinggi-tingginya anggaran,kalau itu untuk belanja pegawai, nanti pembangunan kekuatan jadi turun,” papar Sjafrie.

Lantaran penguatan armada laut dibutuhkan, maka perlu dicarikan solusi. Sjafrie menilai, menanggulangi ancaman tidak harus serta-merta dengan pemekaran kekuatan. Dia menuturkan, mobilitas yang tinggi didukung kualitas alutsista yang canggih bisa menjadi solusi.



Sumber : Sindo

Penutupan PPRC TNI Kilat XXIX TA 2012 di Natuna

NATUNA-(IDB) : Kaskostrad  Mayjen TNI Harry Purdianto, S.IP, M.Sc  selaku Inspektur Upacara(Irup), telah menutup Latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI Kilat XXIX Ta. 2012  di Desa Tanjung Kabupaten Natuna.

Dalam Amanat Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono,S.E yang dibacakan  oleh Irup  mengatakan bahwa, setelah  kurang  lebih sebelas hari melaksanakan latihan PPRC TNI dengan mencurahkan segala pikiran tenaga serta kesungguhan, kini kita tiba pada tahap pengakhiran latihan.  PPRC TNI  sebagai kekuatan  respon cepat dalam penangkalan dan penindakan terhadap ancaman keamanan Negara,  memiliki peran yang amat strategis dalam sistem dan  struktur keamanan nasional.

Lebih lanjut dikatakan Panglima TNI Hal ini mengingat ancaman mendasar  dan terbesar terjhadap kedaulatan bangsa berasal dari lingkungan internasional akibat globalisasi dan pasar bebas yang secara umum datang dari kawasan terdekat Indonesia.

Sebagai alat Negara dalam menjawab tantangan  yang membutuhkan quick respon terukur dan dipersiapkan. Inilah tantangan bangsa Indonesia tantangan TNI dan tantangan  kita semua kedepan guna menghadapi perkembangan lingkungan strategis,  serta trend ancaman dewasa ini yang ditandai oleh semakin ketatnya persaingan antar Negara dalam menjaga menjamin dan memenuhi kepentingan nasional masing-masing,

Selain itu Panglima TNI menyampai, Kesemuanya menuntut besarnya daya tangggap dan  ketajaman analisis  dari seganap unsur-unsur  TNI dalam membaca gelagat perkembangan lingkungan strategis serta dibutuhkan daya kreatif menejemen operasi guna meningkatkan kemampuan dan cermat dalam mengukur  batas kemampuan, singkatnya    diperlukan kesiapan dan  kesiap-siagaan yang matang dan sempurna dari semua unsur TNI  sebagai alat dan komponen utama serta pertahanan Negara, jelasnya.

Turut hadir dalam Upacara penutupan PPRC TNI  Ta. 2012 ini  Para kotama operasi TNI, Danlanal Ranai, Dandim Natuna, Danlanud Ranai, Bupati Natuna Drs Ilyas Sabli,Msi, SKPD Kabupaten Natuna dan beberapa Tokoh masyarakat Ranai- Natuna. Pen/Ranai



Sumber : Okezone

Asean Sepakat Tingkatkan Kemampuan AU

KUALA LUMPUR-(IDB) : Angkatan Udara negara-negara ASEAN sepakat meningkatkan kemampuan perwira pertama di tingkat kapten berupa pelatihan dan pendidikan tertentu. Tujuannya bisa menjadikan mereka makin profesional sebagai perwira dan membentuk kader-kader yang tangguh. 

Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Imam Sufaat, di Kuala Lumpur, Selasa, menyatakan, "Targetnya adalah profesionalisme pada Angkatan Udara." Dia salah satu peserta kunci The 9th Asean Air Chiefs Conference yang digelar di negara itu.

Dikatakan dia, melalui pendidikan ataupun pelatihan untuk para staf junior itu, maka mereka sudah saling mengenal sejak awal, sehingga mempermudah mencari solusi apabila ada permasalahan terutama dengan sesama negara ASEAN.

Dalam pertemuan AACC itu juga dibicarakan mengenai bahasa yang akan digunakan dalam pendidikan dan pelatihan tersebut, apakah menggunakan bahasa Indonesia, Melayu ataupun Inggris. "Mengenai penggunaan bahasa masih belum ada kesimpulan mana yang dipergunakan," katanya.

Saat ini sedang dirumuskan sejumlah inisiatif yang bisa dilaksanakan antar sesama angkatan udara anggota Asean. "Bila sudah terbentuk maka tahun berikutnya akan direalisasikan," kata dia.

Pendidikan ataupun pelatihan nantinya seperti pelatihan managemen, penggunaan peralatan seperti pesawat C-130 Hercules, NAS-332 Super Puma, dan lain-lain yang dipakai sesama anggota ASEAN



Sumber : Antara

Pelanggaran Kedaulatan Masih Tinggi Di Daerah Perbatasan

Sebuah kapal perang patroli Malaysia memasuki perairan Indonesia, ini terdeteksi oleh pesawat Boing-737 intai milik TNI AU
NUNUKAN-(IDB) : Dalam kurun waktu antara Januari hingga akhir Agustus 2012, negara asing telah melakukan 14 kali pelanggaran kedaulatan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) khususnya di Kabupaten Nunukan. Pelanggaran kedaulatan yang terjadi ini secara keseluruhan dilakukan negara tetangga Malaysia. 

Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Nunukan Letkol Laut (P) Eko Vidiyantho mengatakan, Malaysia melakukan pelanggaran kedaulatan dengan melakukan aktivitas yang melewati batas teritorial wilayah NKRI. Kapal perang maupun pesawat terbang milik Malaysia memasuki teritorial NKRI.

Jika terjadi pelanggaran kedaulatan di wilayah Indonesia, pihak Lanal Nunukan melakukan pemantauan dan pengusiran terhadap kapal perang maupun pesawat terbang dimaksud. Untuk upaya itu, TNI AL melibatkan Kapal Republik Indonesia yang bertugas di perbatasan dan Pangkalan Pos TNI AL di Pulau Sebatik.

Eko mengatakan, masih seringnya terjadi pelanggaran kadaulatan negara disebabkan karena hingga kini belum tercapai kata sepakat terkait batas wilayah antara Indonesia dan Malaysia. "Yang terjadi muncul saling klaim wilayah masing–masing," ujarnya.

Sementara itu, Polres Nunukan hingga Agustus hanya memproses satu kasus pelanggaran laut yang melibatkan kapal trawl milik pengusaha Malaysia. Kapolres Nunukan AKBP Achmad Suyadi melalui Kasat Reskrim Polres Nunukan AKP Ardian Rahayudi mengatakan, pihaknya baru menindak satu kasus dimaksud.

"Yang kita amankan itu kapal trawl sama alat tangkapnya. Semuanya kita sita dan kita limpahkan ke Kejaksaan Negeri Nunukan. Untuk barang buktinya sepertit apa, pengadilan yang lebih tahu," ujarnya.

Ia tak mengerti faktor yang menyebabkan masih seringnya kapal Malaysia masuk mencari ikan di perairan Indonesia. "Saya tidak mengerti kenapa dia ambil ikan di tempat kita? Banyak ikannya mungkin. Yang pasti mereka mengambil di wilayah kita," ujarnya.

Sebenarnya, kata dia, selama ini upaya pengamanan laut sudah dilaksanakan dengan maksimal. Nyatanya aparat berhasil menangkap para pelaku pencuri ikan dari Malaysia.



Sumber : Tribunnews