Pages

Jumat, Agustus 31, 2012

Analisis : Diplomasi Pre Emptive Jangan Paksakan Kehendak

ANALISIS-(IDB) : Kunjungan Menlu AS Hillary Clinton awal September 2012 ini ke Jakarta sangat diyakini membawa upaya pre emptive diplomasi AS sehubungan dengan gerak langkah Cina dari sisi militer dan diplomasi yang sangat mengkhawatirkan posisi AS.  Hillary memulai kunjungannya tanggal 30 Agustus 2012 dari Cook Island, Timor Leste, Indonesia, Brunai, Cina dan Rusia selama 11 hari.  Di Vladivostok Rusia Clinton mewakili Presiden Obama dalam Konferensi Tingkat Tinggi APEC pekan pertama September 2012.  Entah ada kaitannya atau tidak sebelumnya tanggal 10 Agustus 2012 Menlu Cina  Yang Jiechi sudah lebih dulu berkunjung ke Jakarta, tentu juga melakukan diplomasi  pre emptive dan menjanjikan kepada seorang gadis manis bernama Indonesia.

Posisi Indonesia sangat jelas, tidak memiliki konflik dengan kawasan Laut Cina Selatan (LCS) tetapi kawasan ini bersinggungan dengan halaman depan rumah kita dan sekaligus menjadi jalan raya transportasi strategis dari dan ke Asia Timur.  Klaim Cina atas seluruh pulau dan perairan LCS membenturkan dirinya pada sejumlah negara ASEAN yang sama-sama mengaku menjadi pemiliknya.  Lalu kenapa AS menjadi sibuk dan ikut masuk pada wilayah benturan itu, padahal tak ada kaitannya dengan teritori dia.

Sibuknya AS “mengurus” Cina di LCS tidak sekedar berkaitan dengan konflik teritori.  AS sejatinya haus dengan sumber daya energi tak terbarukan yang bernama minyak bumi dan gas walau testimoninya selalu mengaku hendak membendung pengaruh Cina.  Bersamaan dengan itu sifat jagoannya muncul manakala Cina menargetkan bahwa pada tahun 2020 nanti militernya mulai berada dalam kriteria kekuatan regional yang disegani. AS tentu tak ingin kehilangan hegemoninya sebagai pemimpin klasemen liga kekuatan militer di Asia Pasifik dan dunia yang mampu memayungi Jepang dan Korsel.
Armada Kapal Perang RI pulang dari Latgab
Perkembangan terkini situasi dan kondisi maju ekonomi regional di masing-masing negara tentu tidak bisa dihindarkan.  Kemajuan ekonomi Cina merupakan efek kejut dari pola sebuah negara raksasa non demokrasi yang diprediksi akan menjadi kekuatan ekonomi nomor satu di dunia beberapa tahun ke depan.  Sejalan dengan itu Cina juga membangun kekuatan militernya secara terpadu menuju militer pre emptive di kawasan Asia Pasifik.  Prediksi kekuatan ekonomi dan militer Cina yang bakalan tak terbendung ini memberikan reaksi paranoid di mata AS sehingga ada kesan kepanikan psikologi militer.  Lalu memindahkan kekuatan armada Mediteranean dan marinir ke Asia Pasifik sembari berupaya memperbanyak sekutu.

Merapatnya kekuatan militer besar di kawasan LCS dimana teritori Indonesia sebagai garis pantai terbesar dari arah selatan mengharuskan AS melakukan lobi intensif dan sedikit menekan kepada Indonesia.  Jika terjadi konflik militer skala besar garis pantai dan teritori udara RI akan menjadi akses militer AS untuk memukul Cina dari arah selatan.  Sementara dari arah timur diprediksi armada VII AS berkonsentrasi menjaga Taiwan, Korsel dan Jepang.   Artinya AS memang butuh sekutu tambahan sebagai pemilik teritori paling depan.  Indonesia adalah pilihan satu-satunya dalam upaya mengurung Cina di LCS sehingga ini akan menutup akses militer dan ekonomi Cina ke selat Malaka, selat Sunda dan selat Lombok. 

Vietnam, Malaysia, Brunai, Filipina jelas berkonflik dengan Cina dan jika Indonesia berhasil masuk “aliansi” bersama AS dan Australia tentu sistem keroyokan yang dikenal sebagai pakemnya AS dalam menghajar lawannya menjadi sempurna dari sisi strategi militer.  Dari sisi kekuatan militer dan cakupan wilayah tempur, gabungan militer AS, Australia, Singapura, Malaysia, Vietnam, Brunai dan Filipina diyakini mampu bersaing dengan Cina.  Masalahnya adalah kedekatan Indonesia dan Cina yang terus dipupuk lewat kerjasama ekonomi dan pertahanan akan menjadi goncangan tersendiri karena posisi teritori dan pengaruhnya yang kuat di ASEAN bisa mementahkan semua prediksi dan asumsi yang dibangun AS.
Pendaratan pasukan marinir di Natuna
Diplomat Indonesia di Kemenlu dan intelijen militer tentu sudah paham dengan lagu dan langgam yang diperdengarkan AS. Kecerdasan diplomasi RI sudah teruji untuk memberikan argumen berwajah perspektif dengan menawarkan logika bersahabat pada semua negara. Tidak ingin memiliki musuh dan selalu berupaya mendekatkan kedua posisi yang berseberangan itu setidaknya akan memberikan ruang untuk mendinginkan temperatur.  Di mata AS upaya mendekati RI dengan  membawa hibah berbayar 24 F16 batch 1 dan 10 F16 batch 2, lampu hijau pembelian 8 heli Apache dan rudal serang darat jarak jauh Maverick serta latihan militer bersama merupakan pintu masuk yang bergizi. Namun pemaksaan terhadap sebuah keinginan berdasarkan logika pergaulan yang disandang sekalipun membawa “kado” tidaklah pantas dikedepankan secara tersurat.

RI ingin semua persoalan sengketa berbaju apa pun sangat terhormat dijalankan melalui jalur diplomasi dan perundingan. Dan RI sudah melakukan itu misalnya menjadi arsitek perdamaian di Kamboja dan Filipina Selatan. Nah kalau jalur ini yang dilalui pertanyaannya adalah atas dasar apa AS ikut-ikutan berunding karena dia tidak berkonflik dengan teritori Cina yang dipersengketakan.  Maka logika kita akan semakin jelas bahwa sejatinya AS ingin mendapat jatah sumber daya fosil di dasar LCS disamping agar hegemoni militernya di Asia Pasifik tetap bersinggasana. Dalam upaya menjaga hegemoni itu tentu dia tak ingin sendirian menanggung beban militer membendung pengaruh Cina. Dan salah satu upayanya tentu dengan merangkul RI agar ikut serta dalam pengaruhnya untuk kesetiakawanan.

Pesan untuk AS, bermain cantiklah terhadap republik ini karena atmosfer takdir tidak lagi mengharuskan pemaksaan kehendak dan merasa benar sendiri.  Asia Pasifik adalah masa depan dunia. Cina bersama Jepang, Korsel, Taiwan dan Singapura sudah memberikan panduannya. Indonesia pun sudah diperhitungkan dunia dengan kekuatan ekonomi terbesar ke 16 di dunia dan terbesar di ASEAN. Pergaulan kawasan yang dibangun dengan semangat saling menghormati dan tak merasa arogan adalah posisi strategis yang menjadikan ASEAN tetap bergema meski beberapa anggotanya berselisih dengan Cina. Indonesia berperan besar dalam menciptakan posisi ASEAN yang harmonis.  Kita meyakini dengan peran RI yang selalu mengedepankan diplomasi rendah hati namun ulet bisa membawa negara ASEAN yang bersengketa dengan Cina ke meja perundingan.
Batalyon Scorpion dalam sebuah Latgab TNI
Seandainya Cina mau berunding dengan ASEAN tentang masa depan LCS dan menemukan kata kuncinya, kondisi ini tentu akan memukul wajah AS sekaligus akan menjadikan Cina terhormat di mata ASEAN.  Bukankah kemajuan ekonomi Cina dan ASEAN yang sudah didapat selama ini akan menjadi kesia-siaan jika terjadi konflik militer berskala besar. Tentu pemikir strategis di masing-masing negara yang bersengketa tidak ingin masuk di wilayah itu. Jadi ingat ketika upaya RI merukunkan faksi-faksi yang bertikai di Kamboja dengan melakukan Jakarta Informal Meeting (JIM) November 1988.  Begitu alotnya mempersatukan ego keras masing-masing di Kamboja dan rasanya mustahil berdamai. Kubu Hun Sen didukung Vietnam dan Uni Sovyet sementara Heng Samrin didukung Cina.  Namun dengan kepiawaian diplomasi Menlu RI Ali Alatas kekerasan kedua kubu mencair dan akhirnya berdamai di Paris setahun kemudian.

Dengan contoh itu dalam lingkup yang lebih luas RI bisa melakukan langkah inisiatif untuk merundingkan kawasan LCS. Cina juga diharap tak kaku dengan langkah perundingan karena Indonesia sejatinya ingin kawasan regional ini menjadi kawasan yang sejuk dan damai.  Tetapi kalau kekakuan Cina terus dipanggungkan maka  ketika militer RI mulai bertaring tahun 2020 tak salah jua jika negeri ini merapat ke AS demi solidaritas ASEAN dan penyeimbang kawasan.


Sumber : Analisis

Update : Peluncuran Perdana KRI Klewang 625 Berhasil Dengan Mulus

KRI Klewang 625 berhasil diluncurkan dari galangan kapal PT. Lundin Industry Invest. Kementerian Pertahanan memesan 4 kapal trimaran dengan harga per unit Rp 114 miliar

TNI AL Luncurkan Kapal Siluman Tercanggih
KBRN, Banyuwangi: Kapal Cepat Rudal (KCR) Trimaran / KRI Klewang 625 yang merupakan kapal siluman pertama didunia, Jum'at (31/8) secara resmi diluncurkan.

Kapal yang memiliki panjang 63 meter buatan Banyuwangi tersebut diklaim sebagai kapal perang tercanggih didunia karena sulit terdeteksi oleh radar.


Wakil Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Pertama, Sayid Anwar, mengatakan peluncuran KRI Klewang merupakan prestasi yang membanggakan bagi Indonesia karena merupakan kapal jenis combatan yang sulit dideteksi oleh radar karena dibuat dari bahan komposit yang ringan sehingga memiliki kecepatan sampai 35 knot.

"KRI Klewang ini sangat ringan sehingga memiliki kecepatan yang cocok untuk misi rahasia dan tempur," ujarnya.


KCR Trimaran merupakan kapal perang tercanggih yang dikembangkan sejak tahun 2009 oleh TNI AL dan PT. Lundin, akan dilengkapi  rudal jarak tembak 120 km membuat kapal ini menjadi kapal perang kebanggaan Indonesia.


"Kapal ini akan dilengkapi 4 rudal jenis C 705 produksi cina dan perlengkapan canggih lainnya," tambah Laksamana Pertama Sayid Anwar.

KRI Klewang tersebut akan diawaki oleh 27 ABK tersebut rencanya akan memperkuat Armatim TNI AL di Surabaya.


Sumber  : RRI

Berita Video : Peresmian KCR Trimaran, Selamat Datang KRI Klewang 625

BANYUWANGI-(IDB) Sebuah kapal perang yang diklaim terinovatif di dunia diluncurkan PT Lundin Industry Invest di Selat Bali, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (31/8). Kapal bernama KRI Klewang ini diklaim menggabungkan sejumlah kecanggihan teknologi sehingga memiliki berbagai keunggulan. KRI Klewang akan melengkapi alat utama sistem persenjataan (alutsista) milik TNI Angkatan Laut. KRI Klewang diproduksi di Banyuwangi. Pemilik PT Lundin Industry Invest, Lizza Lundin, mengatakan Banyuwangi dipilih sebagai tempat produksi kapal karena ingin membangun kampung halamannya itu. "Saya orang Banyuwangi. Lokasi ini sangat baik untuk riset pembuatan kapal," kata Lizza. Bentuk kapal cukup unik. Ini merupakan hasil kolaborasi riset desain dan pengembangan antara PT Lundin dengan arsitek kapal dari Selandia Baru selama dua tahun. Kapal memiliki stabilitas amat baik. Rancangan lambung dibuat dangkal. Kapal didesain untuk bisa berpatroli di pesisir yang panjang.
Bentuk lambung kapal dirancang sedemikian rupa agar kapal dapat melaju dengan kecepatan tinggi namun tetap memperhatikan kemampuan kru. Kapal dapat beroperasi di laut curam dan pendek yang merupakan karakterisktik garis pantai di kepulauan Indonesia. Kontruksi kapal menawarkan beberapa keunggulan. Di antaranya KRI Klewang ini lebih ringan, efisien biaya perawatan, kemampuan tidak terdeteksi oleh radar, tingkat akurasi geometris yang tinggi, tidak mengandung unsur magnet, tingkat deteksi panas dan suara yang rendah. KRI Klewang juga menyediakan ruang akomodasi untuk 29 kru kapal pada tiga lantai dek. Kapal dilengkapi fasilitas dan peralatan untuk penerjunan pasukan khusus. Kapal juga dipersenjatai berbagai tipe sistem rudal. Rudal dilengkapi sensor yang dapat ditempatkan di bagian tertinggi atas dek kapal. Ini memberikan kemampuan penglihatan penembakan yang sangat baik. Kesemua hal itu tidak mengurangi stabilitas kapal. PT Lundin Industry Invest mengaku belum menemukan kendala dalam produksi kapal. Lizza Lundin mengaku memperoleh kemudahan dari pemerintah dalam produksi kapal. KRI Klewang masih mengalami pengembangan dan akan dioperasikan pada 2013 mendatang.  
Sumber : Metrotvnews

Lapan Tahun Depan Meluncurkan Satellite Lapan A2

BOGOR-(IDB) : Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) tahun depan siap meluncurkan Lapan A2, satelit kedua buatan Lapan, namun menjadi yang pertama yang dibuat di Indonesia.

"Satelit Lapan A2 telah selesai dibangun dan siap diluncurkan tahun depan," kata Kepala Bagian Humas Lapan Elly Kuntjahyowati di Bogor, Jumat (31/8).


Satelit ini akan diluncurkan dengan menggunakan roket milik India dari Sriharikota, India. Satelit Lapan A2 dirancang untuk tiga misi, yaitu pengamatan bumi, pemantauan kapal, dan komunikasi radio amatir.


Satelit ini memiliki sensor "Automatic Identification System" (AIS) untuk identifikasi kapal layar yang melintas di wilayah yang dilewati satelit tersebut. Dengan demikian, Lapan A2 akan memiliki kemampuan untuk memantau lalu lintas wilayah laut Indonesia.


Satelit dengan berat 78 kilogram ini akan mengorbit pada ketinggian 650 km. Pada orbit tersebut Lapan A2 akan melintasi wilayah Indonesia secara diagonal sebanyak 14 kali sehari dengan lama waktu melintas sekitar 20 menit.


"Pada orbit tersebut AIS Lapan A2 akan mempunyai radius deteksi lebih dari 100 km dan mempunyai kemampuan untuk menerima sinyal dari maksimum 2.000 kapal dalam satu daerah cakupan," ujarnya.


"Lapan A2 akan mengorbit secara ekuatorial. Nantinya Lapan A2 akan menjadi satelit pemantauan bumi pertama di dunia yang memiliki orbit ekuatorial," katanya.


Menurut dia, pembangunan Lapan A2 merupakan keberhasilan bangsa Indonesia dalam mengembangkan teknologi antariksa. Awal keberhasilan ini, ditandai dengan dibangunnya satelit pertama buatan Indonesia sebelumnya, Lapan-Tubsat.


Satelit yang diluncurkan pada 2007 dari India tersebut, lanjut dia, hingga kini masih beroperasi dengan baik, padahal awalnya diperkirakan usianya hanya mencapai dua tahun.


"Lapan-Tubsat murni buatan para peneliti dan perekayasa Lapan meskipun pembangunannya bekerja sama dengan Technische Universitat Berlin di Jerman," katanya.


Keberhasilan pembangunan Lapan-Tubsat ini, menurut dia, kemudian memberikan semangat bagi Lapan untuk mengembangkan satelit berikutnya yaitu Lapan A2.


"Lapan A2 ini sepenuhnya dibangun di Pusat Teknologi Satelit Lapan di Rancabungur, Bogor, Jawa Barat," tambahnya.


Lapan A2 merupakan satelit yang sama dengan Lapan-Tubsat, namun, memiliki sensor yang lebih ditingkatkan dibandingkan satelit pendahulunya.


Sumber : Metrotvnews

KCR X3K trimaran " KRI Klewang - 625 "

BANYUWANGI-(IDB) : Selamat datang KRI Klewang. Ucapan ini disampaikan terkait peluncuran kapal berlunas tiga (trimaran) yang dilakukan Banyuwangi di Jawa Timur hari ini. Kapal yang diproyeksikan sebagai kapal cepat rudal dan mampu melaksanakan operasi keamanan laut serta tempur laut ini akan melengkapi jajaran Kapal Republik Indonesia (KRI) yang sudah ada.

Kehadiran kapal yang sudah resmi mendapat nama KRI Klewang ini memang sudah ditunggu-tunggu. Proyek yang merupakan hasil garapan bareng PT Lundin Industry Invest dengan TNI AL ini memancing penasaran bagi para pemerhati dunia militer: apakah Trimaran X3K yang rancang bangunnya melibatkan putra-putri terbaik bangsa benar-benar akan menjadi kekuatan pemukul di lautan seperti yang diharapkan. Sejak program riset dan pengembangan dimulai pada 2007 hingga kemarin, jeroan kapal perang yang digadang sebagai kapal siluman (stealth) paling canggih milik TNI AL, KRI Klewang menjadi misteri karena memang dirahasiakan.

Masyarakat hanya bisa melihat purwarupa dan atau desain luarnya. Juga sejumlah spesifikasi teknis seperti ukuran kapal, kecepatan, dan beberapa spesifikasi dasar lainnya. Dari gambarnya terlihat kapal ini mempunyai bentuk lunas yang radikal, dan diklaim sebagai kapal berlunas banyak terbesar di Asia Tenggara. Dengan bentuk demikian, kapal bisa melaju dengan kecepatan lebih dari 30 knots dan mampu menembus ombak setinggi 6 meter.

Sedangkan bodinya yang memiliki panjang 63 meter dibungkus komposit berbahan dasar karbon fiber. Material ini sangat istimewa karena tidak menginduksi panas dan lebih kuat daripada baja, tapi lebih ringan hingga kapal ini tidak bisa dideteksi radar. Dengan keistimewaan dan desain ergonomis yang membuat kapal mampu beroperasi sepuluh hari secara terus-menerus, plus rudal C-802 yang berdaya jelajah hingga 120 km.

Konon persenjataan disembunyikan di dalam bodi kapal, KRI Klewang akan mampu menguasai medan lautan di Tanah Air, mendukung operasi komando, serta menjadi kekuatan pemukul yang menakutkan.

“KRI Klewang layak menjadi kebanggaan rakyat Indonesia sebagai salah satu alutsista andalan yang diproduksi industri pertahanan nasional,” demikian kata President Director PT Lundin Industry Invest John Lundin.

Sejatinya, kebanggaan terhadap kehadiran KRI Klewang bukan sekadar kecanggihan dan kemampuan tempur kapal tersebut, melainkan keberanian Indonesia membangun sendiri alutsista canggih yang selama ini hanya dikuasai segelintir negara maju. Proses yang dilalui mulai dari pembuatan keputusan, desain, hingga produksi ibarat mewujudkan sebuah mimpi besar.

Mimpi besar itu hanya akan menjadi angan jika tidak ada niat dan kesungguhan untuk mewujudkannya. Ternyata, mimpi membangun sendiri kapal cepat rudal trimaran dengan kemampuan stealth bisa terwujud. Momentum peluncuran hari ini hendaknya akan melambungkan kepercayaan diri bangsa ini menjadi reinforcing force untuk membangun mimpi-mimpi besar lainnya: membangun rudal, pesawat tempur, kendaraan tempur, tank, kapal tempur, kapal selam, dan berbagai alutsista canggih secara mandiri.

Sejauh ini pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertahanan, sudah on the right track, yakni memprioritasnya produksi dalam negeri untuk persenjataan ringan, melakukan kerja sama untuk persenjataan canggih. Tetapi ke depan hendaknya porsi belanja dalam negeri diperbesar untuk memberi kesempatan produsen lokal seperti PT DI, PT Pindad, PT Palindo, PT Lundin, Sari Bahari, dan lainnya tumbuh dan berkembang.

Mencontoh KRI Klewang, dengan dukungan dan yang besar untuk memenuhi target military essential force (MEF), pemerintah, TNI, dan produsen dalam negeri hendaknya terus dan berani membuat terobosan untuk mengembangkan alutsista sesuai karakteristik Nusantara dan perkembangan kemajuan zaman.


Sumber : Sindo

Antisipasi Klaim Negeri Jiran, TNI AL Bersiaga di Pulau Berhala

BELAWAN-(IDB) : TNI Angkatan Laut belum lama ini menggelar patroli di perbatasan Selat Malaka. Langkah ini ditempuh untuk mengantisipasi adanya pasukan asing yang ingin merebut Pulau Berhala di Kabupaten Serdang Bedagai, dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan menggunakan kapal perang Republik Indonesia (KRI) Boa, patroli digelar di perbatasan Selat Malaka antara Indonesia dan Malaysia.

Guna melengkapi peralatan tempur pasukan TNI yang ada di Pulau Berhala, Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Danlantamal) I Belawan Laksamana Pertama Bambang Soesilo menyerahkan satu unit perahu karet. Ia pun berjanji akan segera membangun landasan helikopter, sehingga akan memudahkan gerak pasukan bila terjadi hal yang tidak diinginkan.


Pada 2011, beberapa nelayan Indonesia sempat diberondong tembakan oleh pasukan patroli Diraja Malaysia. Sementara, puluhan lainnya ditangkap ketika mencari ikan di Pulau Berhala, yang masih berada di wilayah Indonesia. Pemerintah Malaysia sempat mengklaim bahwa pulau tersebut masuk ke wilayahnya.



Sumber : SCTV

Menhan Kunjungi Pabrik Parasut di Bandung

BANDUNG-(IDB) : Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro, didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahananan Marsdya TNI Eris Herryanto mengunjungi PT. Langit Biru Parasut perusahaan pembuat*parasut di Katapang, Kabupaten Bandung, Kamis (30/8/12). 

Selain Sekjen Kemhan, turut pula rombongan dari Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP). Kunjungan ini dilakukan usai menghadiri Acara Puncak Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional di Gedung Merdeka, Bandung, Kamis Pagi (30/8). 

Menhan mengungkapkan, dalam kebangkitan teknologi Nasional ini, Menhan berharap dan memiliki keyakinan bahwa industri pertahanan Indonesia juga bisa lebih maju dan berkembang. Sehingga, selain bisa di ekspor juga dapat mengurangi ketergantungan kita terhadap produk alat pertahanan dari luar negeri. 

“Kami berniat mempromosikan peralatan militer yang diproduksi di Indonesia. Seperti parasut ini, paling tidak bisa dipromosikan kepada negara-negara di Asia," ungkap Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro,

Menurut Menhan, di Indonesia hanya ada dua pabrik yang khusus memproduksi parasut. Pertama di Katapang Kabupaten Bandung dan satu lagi di Tulungagung, Jawa Timur.

Dari kualitas dan kapasitas kekuatan produksinya, Menhan merasa optimistis. "Indonesia bisa menjadi salah satu produsen alat-alat militer. Apalagi kebutuhan parasut untuk militer dalam negeri bisa dipenuhi oleh kedua produsen tersebut," ujarnya.



Sumber : DMC

Wamenhan Terima Kunjungan Dubes Korsel

JAKARTA-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin dengan didampingi Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.Ip, Kamis (30/8) menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia H.E. Mr. Kim Young Sun beserta rombongan di kantor Kemhan, Jakarta. 

Maksud kunjungan Dubes Korsel kepada Wamenhan kali ini dalam rangka membahas berbagai hal terkait dengan kerjasama pertahanan kedua negara. Dikatakan Dubes Korsel bahwa saat ini kerjasama antara Indonesia dan Korea Selatan mengalami peningkatan dalam segi kuantitas baik di institusi pemerintah maupun di sektor swasta. Untuk itulah pada bulan Mei lalu pihak Korsel mengutus Atase Industri Pertahanannya yang ahli dan profesional di bidangnya datang ke Indonesia untuk memperkuat hubungan kerjasama yang telah terjalin. 

Lebih lanjut Dubes Korsel mengatakan bahwa untuk menandatangani suatu kontrak kerjasama bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Hal yang terpenting adalah bagaimana menjaga dan melaksanakan kontrak kerjasama tersebut agar dapat berjalan dengan baik dan  hasil sesuai dengan yang diharapkan kedua belah pihak. Selain itu Hak Intelektual Properti juga menjadi perhatian pihak Korsel dalam kaitannya dengan suatu perjanjian kerjasama.

Mengingat pada bulan Desember tahun ini negara Korea Selatan akan melakukan pergantian pemerintah dengan melangsungkan Pemilihan Umum, maka selaku Dubes Korea Selatan Kim Young Sun berharap kerangka kerjasama kedua negara dapat berjalan dengan baik sehingga momentum kerjasama ini dapat semakin meningkat.  

Menanggapi hal tersebut, Wamenhan menyatakan bahwa Dubes Korsel sangat berperan dalam meningkatkan kerjasama kedua Kementerian Pertahanan. Dikatakan Wamenhan, dalam rangka kerjasama kedua negara posisi Kementerian Pertahanan saat ini berpegang pada target-target strategis yang perlu diselesaikan baik target jangka pendek maupun jangka menengah.

Ditegaskan Wamenhan, untuk tahun 2012 ini diprioritaskan kepada target menyelesaikan penandatanganan MoU itu sendiri dan bagaimana mengimplementasikan penandatanganan kontrak tersebut seperti kontrak penandatanganan kapal selam dan alutsista lainnya. 



Sumber : DMC

Menhan Serahkan Blue Print Pengembangan Alutsista Nasional Ke Presiden

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro didampingi ibu Lis Purnomo Yusgiantoro bersama Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono serta sejumlah anggota Kabinet Indonesia Bersatu II menghadiri Acara Puncak Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional Ke 17 Tahun 2012 di Gedung Merdeka, Bandung, Kamis (30/8). 

Pada acara Peringatan Harteknas ini, Menhan menyerahkan cetak biru riset dan pengembangan produk peralatan pertahanan dan keamanan kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Cetak Biru ini dibuat dengan maksud untuk memberikan arah, kerangka kebijakan, pedoman dan prioritas utama dalam riset dan pengembangan produk alat peralatan pertahanan dan keamanan, selaras dengan rencana pencapaian kebutuhan pokok minimum hingga postur ideal alat peralatan pertahanan dan keamanan. 

Sementara itu, acara puncak Harteknas yang bertema "Inovasi untuk Kemandirian Bangsa" dan dipusatkan di Bandung tersebut, antara lain menggelar berbagai kegiatan antara lain Pameran Ritech Expo, Karnaval Kreativitas Iptek dan The 10th Triple Helix International Conference.

Pada Peringatan Harteknas itu, Presiden RI bersama para Menteri juga berkesempatan menyaksikan pameran mobil listrik karya putera puteri bangsa yang berasal dari lima perguruan tinggi, yaitu Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Surabaya (ITS) dan Univesitas Sebelas Maret (UNS).

Pada kesempatan tersebut, Menristek juga memberikan penghargaan Anugerah Iptek 2012 kepada 14 orang, yang terbagi dalam lima kategori, yakni Anugerah Iptek Kategori Pemerintah Provinsi, Anugerah Iptek Kategori Kreativitas dan Inovasi Masyarakat, Anugerah Iptek Kategori Pranata Litbang, Anugerah Iptek Kategori Duta Iptek, dan Anugerah Iptek Kategori Peneliti Wanita

Dan dengan pemberian Anugerah Iptek tersebut, diharapkan penelitian dan pengembangan Iptek dapat lebih bertumpu pada kebutuhan masyarakat, mencari solusi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat serta mendorong pemenuhan kebutuhan riset yang lebih aplikatif.

Usai menghadiri Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-17, Menhan beserta rombongan kembali melanjutkan kunjungan kerjanya ke salah satu Industri Pertahanan dalam Negeri, yang berbasis pada penyiapan kelengkapan pendukung operasional bagi TNI, yakni PT Langit Biru Parasut.



Sumber : DMC

KRI Nanggala-402 Dan USS Oklahoma City Latihan Bersama Di Laut Jawa

JAKARTA-(IDB) : Bahwa kapal selam bernilai strategis sangat tinggi, semua militer dunia tahu. Di Laut Jawa, kapal selam TNI AL, KRI Nanggala-402, dan kolega bertenaga nuklirnya dari Amerika Serikat, USS Oklahoma City SSN-723, berlatih bersama dan saling bertukar perwira untuk sama-sama menambah profisiensi. Ini adalah pertama kali bagi kedua angkatan laut, satu kesempatan bersejarah dan bermakna sangat strategis.

Dalam latihan bertajuk PASSEX/Passing Exercise 2012 itu, TNI AL mengerahkan kapal pendamping, KRI Diponegoro-365 dan satu helikopter Bolkow-Blohm NBO-202.  Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama TNI Untung Suropati, "Latihan ini berlangsung dua hari, 28-29 Agustus lalu. Ini bentuk kerja sama dan kemitraan di antara dua angkatan laut, juga untuk memperluas wawasan kita tentang kesenjataan dan berbagai hal lain terkait ini."

PASSEX 2012 diawalicpertukaran perwira dari masing-masing kapal selam. Enam perwira KRI Nanggala-402 on board di USS Oklahoma City SSN-723 selama dua hari, sebaliknya empat perwira USS Oklahoma City SSN-723 on board di KRI Nanggala-402 untuk waktu sama. "Selanjutnya kedua kapal selam tersebut melakukan berbagai manuver di perairan Laut Jawa," katanya. 

USS Oklahoma City SSN-723 adalah kapal selam bertenaga nuklir kelas Los Angeles buatan galangan kapal Newport News and Dry Dock, Virginia, Amerika Serikat, pada 1981 dan diluncurkan pada 4 Januari 1984, yang telah bergabung dengan Angkatan Laut Amerika Serikat US sejak 1988. Kapal selam kelas ini, USS Dallas, pernah terlibat dalam kisah perburuan kapal selam bertenaga nuklir terbesar dan terkuat di dunia milik Angkatan Laut Uni Soviet (saat itu), Red October, dari kelas Typhoon, yang memiliki teknologi propulsi Caterpillar.

Menurut Suropati, "Latihan ini juga meningkatkan kemampuan awak KRI Nanggala-402, KRI Diponegoro-365 dan pilot Bolcow-Blohm 205 kita dalam mendeteksi, menganalisa, dan mengenali lebih jauh tentang kapal selam negara lain."

Sedangkan KRI Nanggala-402 dari kelas U-209 buatan galangan kapal Kiel, Jerman, pada 1981, yang ditenagai diesel elektrik berbobot 1.400 ton dan tidak bisa meluncurkan misil nuklir antar benua laiknya USS Oklahoma City SSN-723. KRI Nanggala-402 baru kembali dari perawatan besar di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Korea Selatan, pada 6 Februari lalu. 

Di sana, KRI Nanggala-402 diperbaiki rusuk, kulit, balast, sistem navigasi dan penjejakan, hingga sistem kesenjataannya. Seluruh proses itu memerlukan waktu dua tahun. Kapal selam ini memiliki "kembaran", KRI Cakra-401 yang sama-sama tergabung dalam Satuan Kapal Selam Komando Armada Indonesia Kawasan Timur TNI AL, di Surabaya.

Satuan yang bertanggung jawab dalam pembinaan, penyiapan, dan pengoperasian USS Oklahoma City SSN-723 adalah Skuadron Kapal Selam Armada Ketujuh Angkatan Laut Amerika Serikat, berpangkalan di Pearl Harbour, Hawaii. Kapal ini diawaki 134 personel, dengan panjang 110,3 meter, lebar 10 meter, dan kecepatan maksimal selam 20 knot perjam. Secara umum, peluru kendali Tomahawk dan Harpoon menjadi persenjataan standardnya. 

Sesuai dengan "aturan main"UNCLOS 1982, selama berada di perairan Indonesia untuk pelayaran damai, USS Oklahoma City SSN-723 berlayar di permukaan dan menunjukkan identitas kapal. Setelah misi latihan dimulai, barulah manuver militer dilakukan bersama. Selama dia hadir di perairan Indonesia, pengawalan dan panduan diberikan oleh jajaran TNI AL, termasuk oleh mitranya, KRI Nanggala-402. 


Sumber : Antara

Pangarmatim Terima Kunjungan Kasal Australia

SURABAYA-(IDB) : Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim)Laksda TNI Agung Pramono SH. M.Hum menerima kunjungan kerja Laksamana Madya  Ray Griggs, AO,CSC dari Royal Australian Navy (RAN), hari ini. Kamis sore (30/8) bertempat di Gedung VVIP Markas Panglima, Koarmatim, Ujung, Surabaya.

Kedatangan Kasal Australia diterima dalam Vallrep dan jajar kehormatan militer. Kedatanganya ke Koarmatim itu bertujuan untuk meningkatkan hubungan kerja sama bilateral kedua Angkatan Laut  pada khususnya dan kedua negara pada umumnya. Selain itu orang nomor satu di jajaran RAN itu juga berkesempatan untuk melihat langsung keberadaan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sigma Class yaitu KRI Sultan Iskandar Muda -367 yang merupakan kapal terbaru buatan Belanda yang dibeli oleh pemerintah Indonesia.

Turut serta mendampingi Pangarmatim Laksda TNI Agung Pramono SH. M.Hum dalam menerima kunjungan kerja Kasal Australia antara lain,  Asintel Pangarmatim Kolonel Laut (T) Bambang Wahyudi, Aspers Pangarmatim Kolonel Laut (P) Eko Murwanto, S.Sos dan Komandan Satkor Koarmatim Kolonel Laut (P) Bambang Supriyadi. Kunjungan kerja Kasal Australia ini diakhiri dengan foto bersama. 


Sumber : Koarmatim