Pages

Rabu, Agustus 29, 2012

TNI Kembali Siapkan Pasukan ke Kongo dan Haiti

JAKARTA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia kembali menyiapkan Satuan Tugas TNI untuk ditugaskan di Kongo dan Haiti menggantikan satgas sebelumnya. Wakil Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI Kolonel Pnb Irwan Ishak Dunggio membuka secara resmi latihan penyiapan Satgas Kompi Zeni TNI tersebut di di PMPP TNI Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/8/2012).

Dalam siaran pers Pusat PeneranganTNI, Rabu siang ini, satgas akan tergabung dalam Kontingen Garuda XX-J/MONUSCO (Mission de I'Organisation de republic des Nation Unies Pour la Stabilisation en Republique Democratique du Congo) dan Kontingen Garuda XXXII-B/MINUSTAH (Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Haïti).

Latihan penyiapan Satgas Kompi Zeni TNI ini diikuti 342 personel yang terdiri dari 175 personel Kontingen Garuda XX-J/Monusco dengan Komandan Satgas Letnan Kolonel Czi Arief Novianto dan 167 personel Kontingen Garuda XXXII-B/Minustah dengan Komandan Satgas Mayor Czi Irfan Siddiq.

Arief Novianto sehari-hari menjabat sebagai Komandan Batalyon Zeni Konstruksi 14 Direktorat Seni TNI AD, sedangkan Irfan Siddiq adalah Komandan Batalyon Zeni Tempur 9/1 Kostrad. 


Sumber : Kompas

TNI AU Susun Rencana Strategis

JAKARTA-(IDB) : Sesuai Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005–2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010–2014. Pada tataran Strategis 5 tahunan, Kementerian/Lembaga termasuk didalamnya TNI AU berkewajiban menyusun rencana strategis yang berpedoman pada RPJMN 2010-2014. 

Demikian dikatakan Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP., pada Rapat Penajaman Rencana Kerja Anggaran Kementrian dan Lembaga (RKA-KL) di Mabesau Cilangkap. Rabu (29/8), yang dihadiri Direktur Anggaran III Dirjen Anggaran Kemkeu Sambas Mulyana, Irjenau, Koorsahli Kasau, para Asisten Kasau, serta para Pejabat di lingkungan TNI AU. 

Dikatakan. Naskah Renstra Tahun 2010-2014 memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan. Dalam dokumen Renstra tersebut masih bersifat Indikatif, turunan TNI AU dari dokumen ini adalah Rencana Strategis Pembangunan TNI AU Tahun 210-2014 sebagai dokumen induk yang menjadi pedoman dalam penyusunan perencanaan pengembangan pertahanan Matra Udara. 

Selain dokumen RPJMN Tahun 2010-2014, juga dijabarkan dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang akan dijadikan pedoman perencanaan tahunan bagi Kementerian/Lembaga termasuk didalamnya Unit Organisasi TNI AU dalam menyusun rencana kerja Tahun 2013, dan RKA-KL yang sekarang akan bahas. 

Berdasarkan Pagu Anggaran Sementara TA 2013, Srenaau beserta inst`nsi terkait telah menyusun RKA-KL Unit Organisasi TNI AU berdasarkan azas skala prioritas melalui proses yang cukup panjang. Namun, sasaran rincian kegiatannya tetap perlu diteliti kembali, agar tidak menimbulkan permasalahan pada saat disahkannya APBN Tahun 2013. 

Kasau mengharapkan, kepada seluruh pejabat TNI AU, agar memahami sistem pengelolaan keuangan negara yang semakin ketat, disamping harus mengedepankan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran sehingga dapat mencegah kesalahan sekecil apapun yang berakibat pada kerugian keuangan negara.


Sumber : TNI AU

Pesawat C-130 TNI AUDukung Latihan Penerjunan

JAKARTA-(IDB) : Pesawat C- 130 Hercules A-1326 dari Skadron Udara 31 Wing 1 Lanud Halim Perdakusuma dengan Captain Pilot Mayor Pnb Beny A; memberikan dukungan latihan penerjunan Pasukan Pengendalian Pangkalan. Oleh satu peleton Pasukan gabungan Batalyon 461 Paskhas dan Yon 464 Paskhas Malang di Lanud Halim Perdanakusuma, Rabu (29/8).

Menurut Lettu Psk Yoga Gautama selaku Komandan Tim Dalpur, latihan penerjunan ini bertujuan untuk pemantapan tiap-tiap satuan. Terjun statis dari ketinggian 1300 feet. Dropping zone nya di Lapangan Terbang Aeromodelling Club Dirgantara III, Lanud Halim P.

Latihan dengan pesawat Herky ini, dikombinasikan dengan latihan Pengendalian Tempur Dalpur serta latihan untuk Jumping Master. Sehari bisa dua kali penerjunan. Setelah terjun untuk kali pertama, dilanjutkan dengan melipat payung, stand-by kemudian lanjut terjun lagi.


Sumber : TNI AU

TNI AD Lakukan Pergesean Pasukan

LAMPUNG-(IDB) : Ribuan personel peserta Latihan Antar Kecabangan (Latancab)  tingkat Brigade tahun 2012 melakukan pemindahan pasukan untuk melaksanakan Operasi Penggabungan di Lanudad Gatot Subroto Waituba, Waikanan, Lampung Utara, Selasa (28/08).

Pemindahan Pasukan dibagi menjadi tiga  kolone, yaitu kolone biru, kolone kuning dan kolone merah. Kolone merah dan kuning bergerak satu arah untuk menuju Tanjung Raya Giham, Waikanan Lampung Utara. Sedangkan kolone biru  bergerak menggunakan kereta api  juga dengan tujuan way Tuba.

Kolone biru dipimpin langsung oleh Dan BTP Letkol Inf Suparlan terdiri dari Yonif 514/R/Kostrad, Yonif 509/Kostrad, Kompi Pernika, Kompi Zeni Tempur dan Satgaspen yang bergerak dari Lapangan Saburai Bandar Lampung menuju stasiun KA. Tanjung Karang pukul 07.00 Wib dengan perjalanan kurang lebih empat jam.

Sedangkan kolone merah dan kuning dipimpin Wadan BTP Letkol Inf Erwan Subekti. Kolone merah terdiri dari Satuan Armed, Satuan Arhanud, Satuan Bantuan Administrasi (Satbanmin) sedangkan kolone kuning terdiri dari satu Kompi Mekanis dengan kendaraan Anoa, Satuan Kavaleri, Satuan Armed yang bergerak dari Yonif 143/TWEJ.

Kolone kuning  pada pukul 07.00 Wib dan Kolone merah bergerak pada pukul 08.00 Wib dengan rute terpisah setelah melewati terminal Terbanggi, kolone merah melewati rute Jalur Barat Lintas Sumatra, kolone kuning melewati rute  Ketapang-Balaraja. Kedua Kolone bertemu kembali di Simpang Negeri Baru Waikanan dan melanjutkan pergerakan menuju Waituba untuk bergabung dengan Kolone biru.

Selanjutnya pada hari Rabu (29/8) pagi sekitar pukul 06.15 Wib pasukan Yonif Linud 501 akan penerjunan taktis di Simpang Lengot way Tuba.  Sesudah penerjunan  taktis tersebut akan melaksankan perebutan sasaran di dua tempat yaitu di Bandara Lanudad Gatot subroto Way Tuba dan Jembatan Kota Baru. 


Sumber : TNI AD

Analisis : Spirit Beralutsista Dalam Pita Kebangsaaan

ANALISIS-(IDB) : Belanja militer Indonesia untuk tahun anggaran 2013 diprediksi menyentuh angka 77,7 trilyun rupiah  naik dari 72,9 trilyun rupiah tahun ini.  Dari angka 77,7 trilyun rupiah itu sebanyak 28,2 T adalah untuk belanja dan rawat alutsista.  Nah kalau disandingkan dengan program belanja alutsista selama 5 tahun (Tahun 2010 sd 2014) sebesar 150 trilyun rupiah maka angka 28,2 trilyun itu proprosional karena rata-rata 30 trilyun per tahun anggaran.
Jujur saja, ada yang berbunga dan mekar di hati kita manakala melihat keseriusan pemerintah untuk mendandani hulubalangnya yang selama ini kurang gizi alutsista alias dibiarkan tak terurus.  Gelontoran dana yang dukucurkan mulai tahun 2010 sampai saat ini mulai menunjukkan kegairahan dan spirit serta kebanggaan bagi sebuah definisi sejati tentang perkuatan alutsista TNI.  Bahwa alutsista itu adalah nafas dan libido TNI yang harus terus diperbaharui kuantitas dan kualitasnya agar tetap terjaga kepercayaan diri dan adrenalin tempur berkemampuan teknologi di setiap nadi prajurit kita.
Yang membanggakan adalah bersepakatnya semua elemen bangsa apakah dia bernama Pemerintah, DPR, DPD dan mayoritas rakyat Indonesia untuk mendukung penuh perkuatan alutsista TNI.  Dalam sebuah negara demokrasi dukungan  seluruh elemen kebangsaan ini merupakan sebuah ketakjuban yang luar biasa dan jarang ada.  AS saja sebagai negara demokrasi nomor satu di dunia tidak selalu seiring kata dan langkah pemerintah dengan parlemennya atau bahkan sebagian rakyatnya jika menyangkut hal ikhwal pengembangan alutsista mereka termasuk ekspor senjatanya.
Tank amfibi BMP-3F yang sudah dimiliki Marinir Indonesia
Inilah nilai plus yang membikin “angek” alias iri negara lain utamanya negara tetangga yang selama ini selalu meremehkan kekuatan militer Indonesia.  Spirit beralutsista di negeri ini tumbuh seirama dengan terusiknya harga diri kebangsaan karena bertahun-tahun menjadi pusat pelecehan teritori.  Spirit itu semakin berharga nilainya manakala pengambil keputusan di negeri ini tidak lagi berorientasi beli murni dalam setiap pengadaan alutsista.  Langkah cerdas Pemerintah adalah berupaya mengembangkan industri Hankam di dalam negeri sembari mengambil nafas transfer teknologi dari negara sahabat yang bermurah hati, misalnya Cina dan Korea Selatan.  Maka lihat saja geliat Pindad, PT DI dan PAL serta perusahaan swasta nasional seperti Lundin, Palindo, Koja Bahari dan lain-lain yang mendapat order trilyunan sekaligus memberikan lowongan dan ruang pekerjaan baru bagi ribuan sumber daya manusia di negeri ini.
Khusus untuk teritori udara jika nanti dan tak lama lagi kekuatan skuadron tempur kita sudah kedatangan berbagai jenis pesawat tempur dan menjadi kekuatan dengan 1 skuadron Sukhoi, 3 skuadron F16, 2 Skuadron F5E, 2 skuadron Hawk, 1 skuadron T-50, 1 skuadron Super Tucano, maka sebaran skuadron dan flight perlu dicermati sesuai kebutuhan dan gengsi teritori.  Pekanbaru misalnya setelah diperkuat dengan 2 skuadron jet tempur Hawk dan F16, sangat diharapkan memunculkan 1 flight Hawk atau F16 secara bergantian di bumi Aceh.  Ini yang disebut gengsi teritori disamping mengawal perbatasan karena di sebelah barat laut Sabang ada kekuatan besar yang mengintip, India.  Gengsi teritori udara itu bisa menimbulkan kewibawaan negara di mata rakyat Aceh karena deru jet tempur sehari-hari di wilayah ujung NKRI itu akan mampu memberikan kesan dan pesan kebangsaan yang kuat, bahwa kita berada dalam lindungan payung kekuatan udara.
Kesiapan armada RI di Pangkalan AL Surabaya
Sebagai contoh historis era akhir tahun 70an, ketika 1 flight jet tempur A4 Skyhawk di tempatkan di Lanud Polonia Medan, warga Medan dan Sumut merasa “tersanjung” dan bangga dengan kehadirannya yang setiap hari meraung dan melintas cepat disertai manuver lincah.  Ini menjadi tontonan sekaligus memberi ruang kebanggaan akan apa yang disebut perlindungan udara dan gengsi teritori.  Kehadiran jet tempur A4 Skyhawk di Medan selama beberapa tahun mampu memberikan nafas kelegaan karena sejatinya selama bertahun-tahun di seberang selat Malaka ada pangkalan Butterworth tempat berkumpulnya jet tempur FPDA pada waktu itu.
Maka tak salah jua jika di Biak yang sudah siap infrastruktur Lanud, Radar dan Paskhasnya ditempatkan 1 skuadron jet tempur, tak usah muluk-muluk dulu, jet tempur F5E sajalah. Dari jumlah 1 skuadron itu 1 flight jet tempur F5E bisa ditugasterbangkan di Merauke untuk kawal teritori udara yang berbatasan dengan Australia dan Papua Nugini.  Raungan mesin jet tempur di wilayah Papua diyakini akan memberikan spirit berbangsa dan kebanggaan sebagai bagian dari kampanye militer untuk selalu dan setiap saat memberikan perlindungan udara di ujung timur wilayah NKRI. Kehadiran jet tempur dan raungannya di ruang udara mampu memberikan kebanggaan dan kesan yang bergetar lebih luas pada ruang dada dan kalbu setiap warga melebihi dari ketika melihat parade Tank, Panser atau Kapal Perang. Betul tak ?
Demikian juga dengan Kupang sebagai pintu terdepan yang berhadapan dengan Dili dan Darwin sangat perlu ditempatkan 1 flight F16 sebagai bagian dari skuadron F16 Madiun. Kehadiran F16 di Kupang diniscayakan mampu memberikan nilai kewibawaan pada halaman belakang rumah kita sekaligus mengingatkan tetangga akan pengawalan teritori NKRI di sudut itu.  Seperti diketahui Darwin akan semakin ramai lalulintas militer laut dan udaranya sehubungan dengan penempatan Marinir AS disana, dan sejauh ini sangat layak kita menempatkan 1 flight F16 di NTT untuk kawal tdritori udara.
Formasi jet tempur F16 TNI AU dalam serial latihan
Karena diprediksi kita akan mendapatkan 3 skuadron F16 maka selain Madiun dan Pekanbaru, wilayah lain yang pantas mendapatkan 1 skuadron F16 adalah Balikpapan yang dengan radius dan jarak tempuh F16 mampu mengawal perbatasan udara Kalimantan dan Sulawesi.  Jika 1 flight di tempatkan di Tarakan maka perlindungan udara terhadap Ambalat akan semakin cepat respons dan kuat setara.  Bagi warga masyarakat yang berada di lokasi pulau Tarakan, Bunyu, Nunukan dan Sebatik kehadiran jet tempur F16 di wilayah mereka mampu memberikan rasa bangga dan percaya diri sekaligus memupuk semangat kebangsaan.
Dengan sebaran jet tempur di lokasi yang tersebar itu termasuk di Natuna dengan 1 flight jet tempur Hawk dari Skuadron Supadio Pontianak maka secara defacto kita sudah mampu menghadirkan dan mengawal teritori udara secara penuh.  Sehingga Sukhoi di Makassar tak usah ikut-ikutan patroli udara karena jet tempur kelas berat ini bukan untuk patroli udara melainkan gelut udara kelas berat dengan ongkos terbang yang lebih mahal.  Tidak ada lagi ruang udara NKRI yang blank spot apalagi mata dan telinga yang bernama radar di Indonesia Timur sudah mampu mengcover wilayah pandang.  Dan jika itu dilengkapi dengan kemampuan intersep maka lengkaplah sudah persyaratan sebuah perlindungan simkamling, ada mata untuk melihat, ada telinga untuk mendengar dan ada tangan untuk menindak.
Spirit beralutsista dalam pita kebangsaan memang harus terus digemakan di setiap wilayah NKRI utamanya wilayah perbatasan negara.  Kita sedang berada dalam perjalanan itu.  Perkuatan alutsista TNI bukanlah untuk*mengancam tetangga melainkan untuk memberikan kekuatan rasa aman dan kewibawaan teritori.  Selama ini alutsista TNI sangat jadul banget sehingga wajar jua kalau barang jadul itu diganti agar sesuai dengan perkembangan teknologi.  Negara kita ini sangat luas, negara kepulauan terbesar di dunia sekaligus pemilik teritori pantai terpanjang kedua di dunia dan pemilik ruang udara sebesar benua Eropa.  Sangat wajar dong jika RI memiliki militer dengan alutsista yang gahar karena rumah kami rumah yang besar, rumah gadang dengan sejuta pesonanya, dengan sumber alamnya yang melimpah.  Belum lagi posisi ini jika dikaitkan dengan dinamika Laut Cina Selatan. Rumah yang besar itu sangat pantas dijaga herder karana tetangga kiri kanan pun sudah menyiapkan herder jauh-jauh hari sebelumnya dan kita tak protes tuh.  Iya kan ?


Sumber : Analisis 

KKIP Menggelar Sidang Pleno Ke-VII

JAKARTA-(IDB) : Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) menggelar Sidang Pleno ke VII, Rabu (29/8) di Kementerian Pertahanan, Jakarta. Sidang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro selaku Ketua KKIP. Sidang ini dihadiri Menteri Perindustrian MS Hidayat, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono selaku Anggota KKIP dan Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin sebagai Sekretaris merangkap Anggota KKIP.
 
Sementara itu, Anggota KKIP yang lain yaitu Menteri Riset dan Teknologi, Meneg BUMN dan Kapolri berhalangan hadir. Menristek diwakili oleh Deputi Bidang Relevansi dan Produktivitas Teguh Rahardjo, Meneg BUMN diwakili oleh Deputi Bidang Usaha Industri Strategis dan Manufaktur Dwijanti Tjahjaningsih dan Kapolri diwakili oleh Asrena Kapolri Irjen Pol. Drs. Sulistyo Ishak, Msi.

Selain dihadiri oleh para Anggota KKIP, Sidang Pleno KKIP kali ini Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim. Sidang juga dihadiri Tim Kelompok Kerja (Pokja) KKIP, Tim Asistensi KKIP, Sekretaris Pokja KKIP serta beberapa pejabat perwakilan dari sejumlah instansi terkait lainnya dan pihak BUMNIP/BUMS. 
 
Sidang Pleno Ke-VII KKIP yang merupakan Sidang KKIP ketiga di Tahun 2012 meliputi dua agenda, pertama penyampaian tentang “Cetak Biru Riset Produk Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan serta Rencana Kebijakan Pembangunan Network Industri Pertahanan” oleh Kabalitbang Kemhan Prof. Dr. Eddy S. Sumarno sebagai Ketua Tim Pokja I KKIP bidang Kebijakan dan Sekaligus Ketua Komtek Hankam Dewan Riset Nasional.

Sedangkan agenda kedua adalah penyampaian tentang “Penguasaan Teknologi Pembangunan Kapal Selam Melalui Pengadaan 3 Kapal Selam Dari Korea Selatan” oleh Direktur Jenderal Potensi Pertahanan (Dirjen Pothan) Kemhan Dr. Ir. Pos M. Hutabarat.

Sidang diakhiri dengan Penandatanganan Cetak Biru Riset Produk Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan , yang selanjutnya Cetak Biru tersebut akan disampaikan kepada Presiden RI saat Acara Puncak Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, Kamis (30/8) di Gedung Merdeka, Bandung.

Cetak Biru ini dibuat dengan maksud untuk memberikan arah, kerangka kebijakan, pedoman dan prioritas utama dalam riset dan pengembangan produk alat peralatan pertahanan dan keamanan, selaras dengan rencana pencapaian kebutuhan pokok minimum hingga postur ideal alat peralatan pertahanan dan keamanan.


Sumber : DMC

Kunjungan Kerja Menhan Ke Davao City Philipina

DAVAO CITY-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dengan didampingi Duta Besar RI untuk Philipina Christiono Legowo, Konsul Jenderal RI untuk Davao Eko Hartono, Staf Khusus Menhan Bidang Kerjasama Internasional Soemadi D.M. Brotodiningrat, Karo TU Brigjen TNI Drs. Herry Noorwanto,M.A., Dirkersin Ditjen Strahan Kemhan Brigjen TNI Jan Peter Ate, M.Bus dan Waasops TNI Laksma TNI Widodo melakukan kunjungan kerja ke Davao City, Philipina. Kunjungan kerja yang berlangsung selama empat hari mulai tanggal 25-28 Agustus 2012 tersebut merupakan rangkaian kegiatan informal meeting seluruh Menteri Pertahanan ASEAN di Cebu, Philipina. 
 
Dalam kesempatan tersebut, Menhan beserta rombongan berkesempatan meninjau Kantor Satgas International Monitoring Team di Team Site 5, Davao City yang diterima hangat Dansatgas Kolonel Inf Khaerully, Wadansatgas Letkol Inf Andy Irawan dan anggota Satgas yang sedang berada di Davao City, Philipina. Seluruh delegasi Indonesia yang bertugas di Davao City Philipina berjumlah 14 orang yang terdiri dari 9 orang TNI dan 5 orang personel Kementerian Luar Negeri.

Pada kesempatan tersebut Menhan menerima laporan perkembangan situasi yang dihadapi Satgas Indonesia dalam melaksanakan tugas monitoring perjanjian perdamaian antara Pemerintahan Republik Philipina dan Front Pembebasan Masyarakat Muslim Moro atau The Moro Islamic Liberation Front (MILF). Selain menerima laporan dan berdiskusi dengan anggota Satgas, Menhan juga berkesempatan untuk memberikan penghargaan dan dukungannya kepada Satgas Indonesia dalam menjaga nama baik bangsa dan negara serta dalam pelaksanaan tugas selama berada di Davao City Philipina.


Sumber : DMC

DPR : Presiden Juga Bisa Sebagai Marketing Handal Alutsista Dalam Negeri

JAKARTA-(IDB) : Wakil Ketua Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Tubagus Hasanuddin menilai, banyaknya negara memesan senjata dan pesawat dari Indonesia adalah momentum kebangkitan industri pertahanan dalam negeri.

Sejak dulu,  produk Pindad sebenarnya sudah banyak diminati, namun marketingnya kurang bagus. "Senjata SS-2 itu ketika diadakan pertandingan internasional memang bagus, jadi relevan sekali mereka membeli produk itu," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, 29 Agustus 2012.

TB mengatakan, khusus senapan, pasukan TNI dan Polri sudah memakai senjata buatan dalam negeri. Senjata buatan Indonesia juga banyak diminati di Timur Tengah, Afrika, kemudian Asia Selatan, dan Asia Tenggara.

Untuk itu, TB meminta agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga menggunakan pesawat dalam negeri CN-235. Sebagai bentuk dukungan pada produk dalam negeri.

"Kalau perlu Presiden pakai CN-235 karena VIP di Korea Selatan dan Malaysia juga pakai CN-235," kata dia.

Ke depan, industri pertahanan di Indonesia akan diperkuat dengan RUU Industri Pertahanan. "Kita akan meningkatkan dari CN-235 menjadi CN-295, dan TNI sudah pesan 10 pesawat."

Untuk keuntungan dari penjualan senjata ke luar negeri, kata dia, bisa dicek langsung ke Kementerian BUMN. "Kalau itu bukan tugas Komisi I, kalau sudah jual beli itu sudah masuk ke BUMN uangnya," tambah dia. 


Sumber : Vivanews

Beberapa Alasan Alutsista Produk Indonesia Banyak Diminati Negara Lain

CN-235 MPA Korea Selatan
JAKARTA-(IDB) : Wakil Ketua Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan,Tubagus Hasanuddin, mengungkapkan bahwa senjata buatan anak negeri ini sesungguhnya tidak kalah dengan buatan luar negeri. Namun, senjata buatan dari dalam negeri ini jarang dipakai oleh pemerintah.

Menurut Tubagus, salah satu senjata yang mendapat reputasi baik di kancah internasional adalah senjata tipe SS-2. Senjata buatan PT Pindad itu bahkan menjadi juara dalam pertandingan menembak di Asia Pasifik.

"SS-2 itu memang senjata yang cukup akurat. Waktu dipakai pertandingan menembak di wilayah Asia Pasifik saja kita juara," kata Tubagus kepada  VIVAnews, Selasa 28 Agustus 2012.

Tubagus menjelaskan bahwa sejumlah negara mengakui senjata SS-2 itu adalah senjata yang simpel untuk postur Asia. "Dilengkapi dengan alat bidik yang akurat dan peluru ringan. Itu cocok dipakai satuan darat, kavaleri, dan lintas udara," ujarnya. Lantaran simpel, akurat dan cocok untuk semua satuan itu, senjata ini laris di sejumlah negara.

Selain senjata, lanjut Tubagus, pesawat buatan RI CN-235 pun sudah diakui internasional. Pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia dikenal dapat diandalkan. "CN-235 itu termasuk pesawat yang bandel. Setahu saya sampai sekarang baik di Spanyol maupun di Indonesia belum ada CN-235 yang jatuh," ujarnya.

Menurut Tubagus, CN-235 dapat juga dipakai untuk mengangkut pasukan sampai 2 peleton. "Bisa juga dipakai untuk menerjunkan pasukan. Pesawat serbaguna lah. Landasannya juga cukup pendek," ujarnya.
Tubagus mengaku tidak begitu terkejut  ketika mendengar Meneg BUMN Dahlan Iskan begitu gembira lantaran senjata buatan Indonesia laris di luar negeri. Sebab, katanya, sudah lama senjata dan pesawat buatan Indonesia diminati sejumlah negara di Timur Tengah.

"Beberapa negara memang minat, termasuk Irak. Sebetulnya Iran juga minta senjata SS-2 itu tapi sedang diproses di Kemenhan dan Kemenlu. Mungkin karena ada berbagai faktor politik luar negeri, saya juga tidak tahu," ujarnya.

Keberhasilan menjual produk dalam negeri ke pasar internasional, menurut Tubagus, harus didukung terus dan diharapkan akan terus meningkat.

"Menurut hemat saya kita harus tetap bersyukur. Harus diteruskan ekspansi ini untuk mampu menghasilkan bukan hanya buatan Pindad atau PT DI, tapi juga PT PAL. Kita dengan Cina juga sudah bekerja sama membuat kapal cepat rudal. Rudalnya nanti dibuat oleh Cina dan Indonesia. Dapat menjangkau hingga 100 kilometer. Kapal cepatnya nanti dibuat PT Pelindo," kata Tubagus.

Prestasi semacam ini juga mestinya didukung oleh kebijakan pemerintah. Karena pemerintah lemah dalam memasarkan produk senjata dan juga jarang memakai produk dalam negeri.

"Prestasi ini termasuk bagus. Tapi memang kita harus akui kita lemah dalam marketing. Lemahnya kenapa, justru para pejabat kita pada tidak mau pakai produk dalam negeri. Misalnya para pejabat Korea dan Malaysia pakai CN-235, tapi Presiden kita mana mau. Coba kalau Presiden kita mau pakai CN-235 dan para menteri juga pakai pesawat itu, pasti orang lain menjadi yakin," jelasnya.


Sumber : Vivanews

Prajurit KRI Ajak-653 Uji Kemampuan Nembak Terpedo

SURABAYA-(IDB) : Guna mengasah tingkat kemampuan profosionalisme prajurit, tidak ada kata lain yang harus dilakukan, yaitu melaksanakan latihan dan latihan. Dengan melaksanakan latihan secara periodik dan berlanjut, diharapkan tingkat kemampuan profesional prajurit tetap terjaga dan terpelihara.

Demikian juga yang dilakukan oleh jajaran prajurit Satuan Kapal Cepat Komando Armada RI Kawasan Timur (Satkat Koarmatim), khsususnya perwakilan perwira Korps Pelaut dan Tim Pos Informasi Tempur (PIT) prajurit KRI Ajak-653 pada minggu ke dua bulan Agustus ini, telah melaksanakan latihan prosedur penembakan Torpedo (TPO) Sut di Arsenal Batu Poron Madura.

Latihan teori dan praktek yang berlangsung selama tiga hari tersebut berjalan lancar sesuai yang dijadwalkan. Selama latihan, nampak para perwira dan Tim PIT prajurit KRI Ajak-653 sangat antusias menerima semua pembekalan yang diberikan oleh Tim instruktur dari Arsenal. Materi yang diberikan selama latihan berlangsung diantaranya, pengetahuan umum, karakteristik operasional dan pengendalian Torpedo Sut.

“Latihan ini disamping untuk meningkatkan kemampuan profesional prajurit KRI Ajak dalam melakukan prosedur penembakan Torpedo Sut secara benar dan akurat, disisi lain juga sekaligus untuk persiapan menghadapai latihan Armada Jaya XXXI yang akan digelar dalam waktu dekat ini, “kata Komandan KRI Ajak-653 Letkol Laut (P) Alan Dahlan menegaskan.


Sumber : Koarmatim

Anggaran Militer Naik Signifikan, Diharap Prioritas Belanja Alutsista Laut Dan Udara

JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan (Kemhan) diminta memprioritaskan pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) untuk wilayah laut dan udara mengingat sangat luasnya cakupan keduanya. Indonesia adalah negara maritim dan memiliki luas kekuasaan udara yang besar. Selayaknya pertahanan di dua wilayah itu diperkuat.

"Pada 2013, Kemhan harus merencanakan sungguh-sungguh anggaran untuk alutsista. Itu diperlukan agar dana yang besar tersebut dapat digunakan sebaik-baiknya guna meningkatkan pertahanan Indonesia," kata Direktur Eksekutif Imparsial, Poengky Indarti, kepada Koran Jakarta, Selasa (28/8).

Pernyataan itu menanggapi kenaikan anggaran pertahanan pada 2013 menjadi 77 triliun rupiah atau naik sekitar 5 triliun rupiah dibandingkan tahun lalu. Pernyataan itu kembali dipertegas karena Imparsial melihat, pada 2012, Kemhan justru memprioritaskan pengadaan alutsista untuk kekuatan darat.

Salah satu pengadaan alutsista yang menonjol pada 2012 ini adalah pengadaan 100 unit main battle tank Leopard dari Jerman. Dari segi alokasi anggaran saja, lanjut dia, TNI AD mendapatkan jatah anggaran hingga 30 triliun rupiah pada 2012. Bandingkan dengan TNI AL yang hanya 9 triliun rupiah dan TNI AU yang hanya 8 triliun rupiah.

Berdasarkan alokasi anggaran itu, Poengky melihat pemerintah masih mengandalkan kekuatan darat dibandingkan laut dan udara. Poengky juga berharap Kemhan meninfkatkan keterampilan prajurit, terutama prajurit yang mengawaki alutsista laut dan udara. Apalagi semakin hari teknologi alutsista semakin canggih dan modern.

Menanggapi hal ini, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, menyatakan bahwa kebijakan mengerem pertumbuhan prajurit tak akan berlaku untuk para prajurit ahli seperti pengawak. "Artinya, kalau ada 10 prajurit yang pensiun, kita harus merekrut 10 prajurit lain," kata Purnomo.

Tetap Seimbang 

Menurut dia, penting diberlakukan manajemen sirkulasi yang baik agar jumlah kekuatan personel tetap seimbang. "Bukan berarti bahwa zero growth itu nol, dan tidak berarti persis sama dengan yang keluar. Kita menyadari ke depan butuh personel banyak karena akan ada tambahan banyak skuadron tempur dan skuadron angkut," jelas dia.

Purnomo bahkan menjanjikan akan mengadakan program pendek untuk para penerbang TNI. Di samping itu, lanjut dia, akan ada dua program lagi untuk menempatkan personel dalam jumlah yang pas di bagian tertentu. Kemhan juga akan membuat standar prajurit yang lebih baik. Sebagai contoh, ketika ada restrukturisasi Kodam dan terdapat sejumlah unit baru, tak harus ada penambahan personel.

Bisa saja dengan melakukan perpindahan personel. Sebelumnya, DPR banyak menyoroti keterampilan prajurit yang kurang seiring semakin masifnya pemerintah melakukan belanja alutsista. Anggota Komisi I DPR, Susaningtyas Kertopati, menyatakan alutsista secanggih apa pun, tanpa diimbangi dengan dukungan pengawak yang profesional, hanya akan menjadi onggokan barang yang tak bernilai.

Selain itu, tambah dia, Kem han harus disiplin dalam menggunakan dana, baik untuk kegiatan strategis maupun operasional. Untuk itu, Kemhan harus transparan dalam penggunaan dananya agar publik dapat ikut mengawasi. "Kemhan harus transparan mengalokasikan dana. Yang penting, belanja alat utama sistem senjata (alutsista) harus sebanding dengan dana operasional bagi pengembangan sumber daya manusia, khususnya pengawak dan prajurit," kata dia.

Disiplin terhadap rencana strategis, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang, itu penting. Sudah transparan atau belumnya penggunaan anggaran tak akan terlaksana dengan baik jika tak didukung DPR. Kesejahteraan prajurit harus menjadi bagian yang utama. "Alutsista memang penting, tapi alutsista modern dan canggih harus sejalan dengan meningkatnya kemampuan prajurit," kata dia. 


Sumber : KoranJakarta

Belum Bisa Buat Tidak Masalah Import, Kedepan Indonesia Pasti Bisa Buat Leopard Sendiri

JAKARTA-(IDB) : Senjata buatan RI ternyata laris di luar negeri. Diminati sejumlah negara Timur Tengah, salah satunya Irak, juga Uganda, negeri nun jauh di Benua Afrika.

Ini adalah pertanda baik. Anggota Komisi I DPR, Max Sopacua menilai laris manisnya senjata buatan Indonesia di Irak sebagai sebuah kemajuan di bidang teknologi persenjataan.

"Kalau Pindad maupun perusahaan Dirgantara Indonesia bisa memproduksi itu kenapa tidak. Artinya ketika kualitas yang kita ciptakan dihargai oleh bangsa lain itu sebuah kemajuan," kata Max di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, 29 Agustus 2012.

Max berharap dengan rencana Irak dan Uganda yang akan memesan senjata dan pesawat dari Indonesia, akan ada peningkatan kerja, sehingga ke depan sumber daya manusia di Indonesia bisa memproduksi senjata dan pesawat yang lebih banyak lagi.

"Kita kan belum bisa memproduksi Leopard dan Sukhoi. Yang kita produksi di sini baru sebatas senjata-senjata ringan, ada tank tapi baru beberapa, tapi tidak menutup kemungkinan kita meningkatkan itu," kata dia, optimistis.

Max mengatakan, kemajuan teknologi di Indonesia pernah dialami ketika kepemimpinan BJ Habibie. Saat itu Spanyol memesan pesawat CN-235.

"CN-235 itu Spanyol pesan, berarti kita sudah dihargai di negara-negara Eropa. Ketika zaman Pak Habibie memimpin, itu saya kira sudah sebuah jalan yang bagus ke internasional, tinggal bagaimana kita menindaklanjuti dengan sumber daya manusia yang ada sekarang ini," ungkapnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi Pertahanan, Tubagus Hasanuddin mengisahkan sebuah ironi. Senjata buatan dalam negeri banyak dilirik negara asing, tapi justru jarang dipakai oleh pemerintah.

Misalnya, senjata tipe SS-2 buatan PT Pindad yang bahkan pernah menjadi juara dalam pertandingan menembak di Asia Pasifik. Karena akurasinya.


Sumber : Vivanews

TNI AL Gelar Operasi Bhakti Surya Bhaskara Jaya LXI/2012

JAKARTA-(IDB) : Dalam rangka Sail Morotai 2012, TNI Angkatan Laut menggelar Operasi Bhakti Surya Bhaskara Jaya (SBJ) LXI/2012, yang ditandai dengan upacara pelepasan di dermaga Jakarta International Container Terminal (JITC), Pelabuhan tanjung Priok, Selasa (28/8). Berindak selaku inspektur upacara Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) Agung Laksono, dan sejumlah menteri di jajaran Kabinet Indonesia Bersatu II, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno dan Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H. M.Hum.

Pada kesempatan itu Menkokesra menyematkan tanda peserta kepada empat Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Sail Morotai tahun 2012, yaitu Satgas Operasi Bhakti Surya Bhaskara Jaya (SBJ) LXI/2012, Satgas Ekspedisi Bhakti Nusantara ke-3, Lintas Nusantara Remaja dan Pemuda Bahari/Kapal Pemuda Nusantara ke-3 serta Satgas Ekspedisi Riset Kelautan 2012.

Selanjutnya Menkokesra melepas keberangkatan empat kapal yang tergabung dalam Satgas Terpadu Sail Morotai 2012. Satgas Operasi Bhakti (SBJ) LXI/2012, menggunakan kapal perang rumah sakit KRI dr. Soeharso-990 dari jajaran Satuan Kapal Bantu (Satban) Koarmatim, Satgas Ekspedisi Bhakti Nusantara ke-3, menggunakan kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD), KRI Banda Aceh-593, dari jajaran Kolinlamil Jakarta, Satgas Lintas Nusantara Remaja dan Pemuda Bahari/Kapal Pemuda Nusantara ke-3, menggunakan KRI Surabaya-591 dari Jajaran Satuan Kapal Amfibi (Satfib) Koarmatim serta Satgas Ekspedisi Riset Kelautan 2012 menggunakan kapal riset milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi  (BPPT) yaitu, KM. Baruna Jaya.


Melalui Sail Morotai 2012, Koarmatim ikut berperan serta melalui kegiatan Operasi Bakti Surya Bhaskara Jaya LXI /2012 (SBJ LXI/2012) di wilayah Lantamal VI dan Lantamal IX dengan kegiatan bakti sosial dan pelayanan kesehatan di Takabonerate, Bacan, Ternate dan Morotai sebagai acara puncak Sail Morotai pada hari Sabtu, 15 September 2012 mendatang.

Satgas SBJ LXI/2012 melibatkan satu kapal Rumah Sakit KRI dr. Soeharso-990 dan satu Helikopter dari Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) Juanda Surabaya. Sedangkan pasukan yang terlibat sebanyak 594 personel gabungan dari Satuan Kapal Bantu (Satban) Koarmatim, Dinas Kesehatan (Diskes), Dinas Potensi Maritim (Dispotmar), Dinas Hukum (Diskum), Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmatim, Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmatim dan Batalyon Zeni 1 Marinir Surabaya.
Operasi bhakti sosial dan kesehatan ini melibatkan tenaga medis dari Batalyon Kesehatan (Yonkes) 1 Marinir, Rumah Sakit dr. Ramelan Surabaya, Rumkit Marinir Gunugsari dan Lembaga Kesehatan Kelautan (Lakesla) Surabaya. Pelaksanaan operasi bhakti oleh TNI AL tersebut juga didukung oleh 127 pesonel Pangkalan Angakatan Laut (Lanal) Ternate dan 21 personel dari Lanal Morotai

Daerah sasaran SBJ LXI/2012 meliputi wilayah, Bonerate Propinsi Sulawesi Selatan, Labuha, Ternate dan Morotai di Propinsi Maluku Utara. Satuan tugas SBJ LXI/2012 memiliki tiga tugas pokok yaitu, pelayanan kesehatan, bhakti sosial dan pelayanan masyarakat.
Rencananya, Satgas SBJ LXI/2012, program pelayanan Kesehatan akan menangani sebanyak kurang lebih 7.000.000 pasien terdiri dari pasien bedah mayor dan minor, Vasextomi/Tubextomi, kesehatan umum, kesehatan gigi, khitan, klinik ibu dan anak serta pelayanan KB.
Kegiatan bhakti sosial dilaksanakan oleh Pasukan Marinir dari Yon Zeni 1 Marinir Surabaya, dibawah Unsur Tugas (UT) Sarana dan Prasarana (Sarpras). UT Sarpras akan merehabilitasi sebanyak 21 tempat, berupa sarana umum,  tempat ibadah dan Poliklinik Desa (Polindes). Guna menjalin komunikasi dan hubungan baik dengan masyarakat, UT Humas melaksanakan, pemutaran film, pentas musik serta olah raga bersama.


Sementara itu petugas medis melaksanakan penyuluhan bidang kesehatan diantaranya, penyuluhan tentang pola hidup dan lingkungan sehat, bahaya penyakit HIV/AIDS dan penyakit menular dan Hiperbarik. Sedangkan petugas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mengadakan penyuluhan tentang keluarga sejahtera melalui program KB.
Unsur Tugas pelayanan masyarakat, melaksanakan penyuluhan bidang Potmar meliputi, sosialisasi peran dan tugas TNI AL serta pentingnya pendidikan dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), penyuluhan bidang hukum dan bela negara. Kegiatan lainnya adalah penyerahan bahan-bahan kontak berupa jaring nelayan, alat kesehatan, peralatan olah raga, buku dan perlengkapan sekolah, alat musik dan kitab suci.

Satgas SBJ LXI/2012 juga menyalurkan sejumlah bantuan dari kementerian kesehatan RI (Kemenkes), Dinas Kesehatan Angkatan Laut (Diskesal), Pundi Amal SCTV, Dexa Medica, Alumni ITB 75, Lion Club, Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia serta bantuan dari SMP 160 No. 94 Cegar, Cipayung, Jakrta Timur.

Operasi Bhakti SBJ LXI/2012 bertujuan untuk membantu pemerintah daerah dalam rangka pembangunan daerah, meningkatkan kesejahteraan dan kualitas kesehatan masyarakat lokal, khususnya masyarakat yang berada di pesisir pantai serta pulau–pulau kecil. Sedangkan kegiatan Sail Morotai tahun 2012 dilaksanakan untuk mempromosikan potensi pariwisata yang berada di wilayah Morotai. 


Sumber : Koarmatim

TNI AL dan RSN Gelar Latma Eagle 22/12

SURABAYA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut menggelar Latihan Bersama (Latma) dengan Republik Singapore Navy (RSN). Latihan itu bersandikan Latma Eagle 22/12. Kesiapan dalam latihan ini ditandai dengan kehadiran delegasi dari RSN yang berkunjung ke Koarmatim. Selasa (28/12).

Kedatangan delegasi RSN yang dipimpin oleh Col Alan Goh, Co 188 SQN beserta tiga orang lainya itu, diterima oleh Kepala Staf Koarmatim (Kasarmatim) Laksma TNI Darwanto SH.M.Hum di ruang VVIP gedung Gajah Mada, Koarmatim, Ujung, Surabaya. Dalam menerima kunjungan delegasi RSN ini Kasarmatim didampingi oleh Kepala Staf Guspurlatim,  Asrena Pangarmatim, Asintel Pangarmatim, Asops Pangarmatim, Komandan Satkor Koarmatim, Komandan Satrol Koarmatim serta para Perwira Menengah lainnya.

Latihan Bilateral tahunan antara Angkatan Laut  Indonesia dengan Angkatan Laut Singapura digelar mulai tanggal 28 -30 Agustus 2012 di Surabaya. Latihan yang dimaksud adalah latihan Initial Planning Conference (IPC). Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat hubungan bilateral kedua Angkatan Laut pada khususnya dan kedua negara pada umumnya.

Dalam latihan bilateral kali ini Kasarmatim berharap, adanya pelaksanaan operasi bersama yang bermanfaat bagi kedua Angkatan Laut dan adanya aplikasi real di lapangan, selain itu Kasarmatim juga berharap apa yang disampaikan dalam pertemuan ini juga disampaikan kepada pimpinan yang lebih tinggi di Singapura.


Sumber : Koarmatim

TNI AD Restrukturisasi Satuan Kostrad Dan Kodam VII/Wirabuana

GORONTALO-(IDB) : Untuk memperpendek rentang kendali dan administrasi, beberapa satuan Kostrad yang bermarkas di Gorontalo dialihkomandokan ke Komando Daerah Militer VII/Wirabuana. Juga dilaksanakan restrukturisasi satuan-satuan kewilayahan setempat. 

Upacara alihkomando itu dipimpin Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Pramono Wibowo, di Markas Brigade Infantri 22/Ota Manasa, Tolongio, Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Selasa. 

Keharuan merebak di antara banyak personil yang satuannya dialihkomandokan; upacara ditandai pelepasan atribut di seragam lapangan mereka dan pemasangan atribut baru, serta serah terima duaja dan tunggul. Juga pelepasan dan penggantian baret di kepala mereka masing-masing.

Pramono menegaskan, "Tugas utama bela negara seluruh anggota TNI AD sebagai pelindung masyarakat harus tetap berjalan, dan menjaga keharmonisan seluruh satuan TNI AD maupun antar satuan khususnya yang ada di wilayah Sulawesi."

Ini upaya memperpendek rentang kendali, yang mampu meningkatkan kesejahteraan seluruh anggotanya, yang sebelumnya mengalami kesulitan memperoleh fasilitas logistik.

Beberapa satuan yang dialihkomandokan itu Brigade Infantri 22/Ota Manasa dengan tiga batalion infantrinya, dan Batalion Artileri Medan. 

Adapun batalion infantri di brigade infantri Kostrad di sana dialihkomandokan kepada komando kewilayahan. Demikian juga batalion infantri kewilayahan dialihkomandokan ke brigade infantri kostrad.

Di lingkungan Brigade Infantri 22/Ota Manasa, tiga batalion dialihkomandokan, yaitu Batalion Infantri 221/Motuliato, Batalion Infantri 222/Mootahangi, dan Batalion Infantri 223/Moe`, yang dialih statuskan menjadi Batalion Infantri 715/Motuliato, Gorontalo.

Selain itu, pengalihan komando pengendalian diterapkan untuk Batalion Infantri 713/Satyatama dari Komando Resor Militer 131/Santiago kepada Brigade Infantri 22/Ota Manasa, dan Batalion Infantri 711/Raksatama dari Korem 132/Tadulako kepada Brigade Infantri 22/Ota Manasa.
 
 
Sumber : Antara

TNI Buka Pendaftaran Untuk 128 Perwira Karier Baru

JAKARTA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia kembali membuka kesempatan kepada putra-putri Indonesia lulusan perguruan tinggi untuk bergabung menjadi seorang perwira TNI melalui Pendidikan Pertama Perwira Prajurit Karier TNI. Diperlukan 128 perwira baru.

Kepala Dinas Penerangan Umum Puspen TNI, Kolonel Cpl Minulyo Suprapto, melalui siaran persnya, di Jakarta, Selasa, mengatakan, dari jumlah perwira jalur ini, terdiri 109 pria dan 19 wanita. Pendaftaran dimulai dari 15 Agustus hingga 30 September 2012.
"Bagi para sarjana yang berminat dan menyukai tantangan/petualangan serta berjiwa patriotik, segera daftarkan diri anda di Kodam, Lanal, Lanud, Korem dan Kodim terdekat. Pendaftaran secara online serta info lebih lengkap dapat di akses melalui http://rekrutmen-tni.ilmci.com," ujarnya.

Materi seleksi meliputi administrasi, kesehatan, kesamaptaan jasmani, psikologi dan mental ideologi.

"Syarat mendaftar, antara lain, WNI, bukan prajurit TNI, Polri dan PNS, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta setia kepada NKRI, berijazah serendah-rendahnya Diploma III sesuai kebutuhan angkatan, usia maksimal 26 tahun (berijazah D-III), 30 tahun (S-1).

Persyaratan IPK untuk jurusan/program studi akreditasi A minimal 2,80 untuk S-1 (umum maupun profesi), dan minimal 2,70 untuk program Diploma (D-III). Sementara, Persyaratan IPK untuk jurusan/program studi Akreditasi B ditambah 0,20, kecuali Perguruan Tinggi binaan Kemhan/TNI.

Berstatus belum pernah menikah dan sanggup tidak menikah selama pendidikan pertama, kecuali untuk pendaftar berprofesi dokter. Bagi profesi wanita dokter belum mempunyai anak dan sanggup tidak mempunyai anak/hamil selama dalam pendidikan pertama.
"Tidak kehilangan hak untuk menjadi prajurit berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap serta sehat jasmani, rohani dan bebas narkoba," katanya.

Selain itu, tambah Minulyo, persyaratan lainnya memiliki tinggi badan minimal 163 cm bagi pria dan 157 cm bagi wanita dengan berat badan seimbang menurut ketentuan yang berlaku.
 
 
Sumber : Antara

TNI Tambah Jumlah Perwira Untuk Sekolah Di China

BEIJING-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia mulai 2012 menambah jumlah perwiranya untuk melaksanakan pertukaran studi di China.

Atase Pertahanan Kedutaan Besar RI di Bejing Kolonel Lek Surya Margono kepada ANTARA di Beijing, Selasa mengatakan masing-masing angkatan yakni darat, laut dan udara mengirimkan tiga pewira siswanya ke sekolah staf dan komando di China, dari sebelumnya hanya dua orang.

"Demikian juga untuk Universitas Pertahanan, juga mengirimkan dua hingga tiga orang untuk belajar di Universitas Pertahanan China," katanya, menambahkan.

Peningkatan jumlah perwira TNI yang belajar di Negeri Panda sejalan dengan makin meningkatkan hubungan bilateral kedua negara, terutama dalam bidang pertahanan keamanan.

Selain pertukaran perwira, Angkatan Bersenjata Cina People's Liberation Army (PLA), menawarkan kursus bahasa Mandarin bagi perwira TNI.

"Dengan makin luasnya hubungan kedua negara, utamanya dalam bidang pertahanan dan keamanan maka pemahaman kedua pihak tentang dua negara akan semakin baik dan memperkokoh hubungan serta kerja sama yang telah berjalan baik," ujar Surya.

Indonesia dan China telah membentuk forum konsultasi bidang pertahanan dan keamanan pada 2007 sebagai bagian dari kemitraan strategis yang dideklarasikan kedua pimpinan negara pada April 2005.

Sebagai tindak lanjut kerja sama pertahanan yang telah disepakati kedua negara melalui forum konsultasi bilateral itu, militer kedua negara telah melakukan sejumlah kerja sama seperti latihan bersama Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat dengan Komando Pasukan Khusus PLA.

Pertukaran perwira sekolah staf dan komando serta Universitas Pertahanan, pelatihan pilot pesawat tempur Sukhoi dan pembelian beberapa alat utama sistem senjata. Kedua negara juga telah menyepakati nota kesepahaman kerja sama industri pertahanan pada 2011.


Sumber : Antara

KRI Clurit-641 Ambil Bagian Dalam Latihan Bersama SEACAT Di Changi

JAKARTA-(IDB) : Salah satu Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) diberangkatkan ke Singapura dalam rangka mengikuti latihan bersama (latma) dengan Angkatan Laut (AL) dari negara-negara Asia Tenggara dan US Navy.

Kepala Dispen Koarmabar Letkol Laut (KH) Agus Cahyono menerangkan, latihan bersama dengan nama South East Asia Coorporation And Training (SEACAT) adalah kegiatan latihan multilateral Angkatan Laut kawasan Asia Tenggara dan US Navy di Naval Base Changi Singapura.

TNI Angkatan Laut pada latihan bersama tersebut mengikutsertakan KRI Clurit-641, kapal perang di bawah jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) yang sehari-harinya berada dibawah pembinaan Satuan Kapal Cepat (Satkat) Koarmabar dengan pangkalan di Tanjung Uban.

“Keikutsertaan KRI Clurit-641 yang dikomandani Mayor Laut (P) Lewis N. Nainggolan dalam latihan multilateral Angkatan Laut kawasan Asia Tenggara di Singapura tersebut untuk meningkatkan profesionalisme prajurit dalam kerjasama pada pelaksanaan operasi laut bersama yang dilaksanakan di wilayah perairan masing-masing negara,” ujar Kadispen di Jakarta, Selasa (38/08/2012).

Pelaksanaan kegiatan SEACAT di Changi Naval Base Singapura tersebut, tambahnya, direncanakan akan berlangsung selama lima hari dan diikuti dari beberapa peserta perwakilan Angkatan Laut Asia Tenggara diantaranya Malaysia, Thailand, Brunei, Filipina serta Singapura dan USN.

Adapun materi-materi yang terdapat dalam latihan bersama tersebut antara lain Pertukaran Informasi Antar Pusat Komando Pengendali pada saat digelar kegiatan latihan.


Sumber : PelitaOnline