Pages

Selasa, Agustus 28, 2012

Kol. Mar. R Gatot Suprapto Jabat Dan Pasmar - 1

SURABAYA-(IDB) : Kolonel Marinir R. Gatot Suprapto secara resmi memegang tampuk kepemimpinan Pasmar-1 mengantikan Brigjen TNI (Mar) Tommy Basari Natanegara melalui prosesi upacara militer yang dipimpin Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin di Bhumi Marinir Karang Pilang, Surabaya, Selasa, (28/8).

Kolonel Marinir R. Gatot Suprapto yang merupakan Alumni AAL 29 sebelumnya menjabat sebagai Kepala Staf Pasmar-2 sedangkan Brigjen TNI (Mar) Tommy Basari Natanegara menempati pos jabatan yang baru sebagai Kepala Staf Korps Marinir.


Rangkaian upacara tersebut diawali atraksi dan manuver berbagai jenis material tempur yang dimiliki Pasmar-1 serta demonstrasi 3000 pasukan upacara dengan melakukan Yel-yel Haka-haka Pasmar-1 yang dilaksanakan secara kompak dan penuh semangat yang disambut dengan tepuk tangan oleh para undangan.


Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Alfan Baharudin dalam amanatnya mengatakan pergantian pejabat dalam organisasi militer adalah hal wajar, karena merupakan bagian dari pembinaan personel secara berkesinambungan dan selalu berjalan secara dinamis sebagai bagian dari tour of duty dan tour of area. Selain itu, dengan serah terima jabatan ini, diharapkan dapat membawa semangat baru dalam lingkungan organisasi Pasmar-1 dan output yang dihasilkan akan berpengaruh positif terhadap peningkatan kualitas kinerja organisasi Korps Marinir secara menyeluruh. “Kita perlu ingat bahwa masa damai adalah masa persiapan untuk perang, dan pada masa damai seperti sekarang inilah Korps Marinir selalu menyiapkan diri dengan berlatih agar terwujud kesiapan operasional guna menghadapi tugas yang akan datang,” tegas orang nomor satu dijajaran Korps Baret Ungu itu.


Disamping itu, kendala yang ada merupakan tantangan yang harus dihadapi dan dicarikan solusinya, hal ini telah dibuktikan oleh prajurit-prajurit Pasmar-1, dimana tidak bisa dipungkiri dalam pengabdiannya kepada bangsa dan negara tercinta, Pasmar-1 telah banyak menorehkan tinta emas dengan senantiasa hadir dan berkontribusi positif dalam setiap penugasan operasi maupun tugas-tugas lainnya dengan keberhasilan yang membanggakan Korps Marinir.


Dalam kesempatan tersebut Komandan Korps Marinir, atas nama pribadi sekaligus pemimpin Korps Marinir, menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Brigadir Jenderal TNI (Mar) Tommy Basari Natanegara atas dharma bhakti dan pengabdian serta dedikasi yang tulus dalam memimpin dan memajukan Pasmar-1. Kepada ibu Sri Rejeki Tommy Basari Natanegara, Komandan juga menyampaikan ucapan terima kasih atas segala jerih payah dan pengabdiannya mendampingi suami ikut serta dalam membina organisasi istri-istri prajurit atau Jalasenastri Pasmar-1, yang juga telah memberikan kontribusi positif dalam pembinaan kehidupan dan kesejahteraan keluarga prajurit di lingkungan Pasmar-1. Selanjutnya kepada Kolonel Marinir R. Gatot Suprapto, Komandan Korps Marinir mengucapkan selamat atas kepercayaan dan kehormatan yang diberikan oleh Korps Marinir sebagai Komandan Pasmar-1. Kepada ibu Enny Kurnianingsih R. Gatot Suprapto, Komandan juga mengucapkan selamat, semoga ibu dapat mencurahkan waktu dan perhatian dalam mendampingi suami guna mewujudkan kesejahteraan keluarga prajurit di lingkungan Pasmar-1.


Turut hadir dalam kesempatan tersebut Gubernur AAL Laksda TNI Herry Setianegara, Kapolda Jatim Irjen Pol Hadiatmoko, Wadan Kobangdikal Brigjen TNI (Mar) Prang Verry Kunto, Walikota Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Sidoarjo H. Syaiful Ilah dan pejabat TNI/Polri di wilayah Surabaya dan sekitarnya.

Dankormar: Masa Damai Masa Persiapan Untuk Perang

Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Alfan Baharudin mengatakan, dalam menghadapi perkembangan situasi ke depan, diharapkan Pasmar-1 terus membina, meningkatkan dan memantapkan identitas serta jati diri prajurit Korps Marinir yang bermoral, profesional, dan dicintai rakyat.

Pada aspek peningkatan profesionalisme keprajuritan, penyelenggaraan latihan secara bertingkat dan berlanjut, harus terus dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan dengan tetap berpedoman pada prosedur binlat Korps Marinir.

“Kita perlu ingat bahwa masa damai adalah masa persiapan untuk perang, dan pada masa damai seperti sekarang inilah Korps Marinir selalu menyiapkan diri dengan berlatih agar terwujud kesiapan operasional guna menghadapi tugas yang akan datang,” ujar Mayjen TNI (Mar) Alfan Baharudin pada acara penyerahan tampuk kepemimpinan Pasmar-1 di Bhumi Marinir Karang Pilang, Surabaya, Selasa (28/08/2012).

Kolonel Marinir R. Gatot Suprapto secara resmi memegang tampuk kepemimpinan Pasmar-1 mengantikan Brigjen TNI (Mar) Tommy Basari Natanegara melalui prosesi upacara militer yang dipimpin Komandan Korps M`rinir Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin.

Kolonel Marinir R. Gatot Suprapto yang merupakan Alumni AAL 29 sebelumnya menjabat sebagai Kepala  Staf  Pasmar-2  sedangkan Brigjen TNI (Mar) Tommy Basari Natanegara  menempati pos jabatan yang baru sebagai Kepala Staf Korps Marinir.

Disamping itu, Komandan menjelaskan, kendala yang ada merupakan tantangan yang harus dihadapi dan dicarikan solusinya, hal ini telah dibuktikan oleh prajurit-prajurit Pasmar-1, dimana tidak bisa dipungkiri dalam pengabdiannya kepada bangsa dan negara tercinta, Pasmar-1 telah banyak menorehkan tinta emas dengan senantiasa hadir dan berkontribusi positif dalam setiap penugasan operasi maupun tugas-tugas lainnya dengan keberhasilan yang membanggakan Korps Marinir.

Menurutnya, pergantian pejabat dalam organisasi militer adalah hal wajar, karena merupakan bagian dari pembinaan personel secara berkesinambungan dan selalu berjalan secara dinamis sebagai bagian dari tour of duty dan tour of area.

“Dengan serah terima jabatan ini, diharapkan dapat membawa semangat baru dalam lingkungan organisasi Pasmar-1 dan output yang dihasilkan akan berpengaruh positif terhadap peningkatan kualitas kinerja organisasi Korps Marinir secara menyeluruh,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut Komandan Korps Marinir, atas nama pribadi sekaligus pemimpin Korps Marinir, menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Brigadir Jenderal TNI (Mar) Tommy Basari Natanegara atas dharma bhakti dan pengabdian serta dedikasi yang tulus dalam memimpin dan memajukan Pasmar-1. Kepada ibu Sri Rejeki Tommy Basari Natanegara, Komandan juga menyampaikan ucapan terima kasih atas segala jerih payah dan pengabdiannya mendampingi suami ikut serta dalam membina organisasi istri-istri prajurit atau Jalasenastri Pasmar-1, yang juga telah memberikan kontribusi positif dalam pembinaan kehidupan dan kesejahteraan keluarga prajurit di lingkungan Pasmar-1.



Sumber : Kormar

KRI Banda Aceh Dukung Operasi Militer Selain Perang

JAKARTA-(IDB) : Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh-593 dari jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) mendukung pelaksanaan Operasi Lintas Nusantara Remaja dan Pemuda Bahari (LNRPB) III Sail Morotai tahun 2012.

KRI Banda Aceh yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) Suratun, siap melaksanakan tugas-tugas operasi baik dalam mendukung Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

Kepala Dinas Penerangan Kolinlamil, Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman mengatakan KRI Banda Aceh melaksanakan embarkasi muatan di dermaga Markas Komando Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (25/8) lalu.

Dalam embarkasi tersebut, KRI Banda Aceh-593 ini memuat bahan-bahan dan perlengkapan yang akan dipergunakan dalam Operasi Lintas Nusantara Remaja dan Pemuda Bahari (LNRPB) III Sail Morotai 2012 dari beberapa kementerian dan beberapa instansi pemerintah.

Kementerian Kesehatan mengirimkan 297 paket sembako dan 2 dus obat-obatan. Demikian juga Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mengirim 2.000 paket sembako, Kementerian Kelautan dan Perikanan sebanyak 30 karton ikan kaleng, 18 koli ikan kering, 2 dus poster gemar makan ikan. Sedangkan Kementerian Sosial mengirim satu unit kendaraan Panther, 1 unit Ford Ranger serta Kementerian Agama mengirim 4 dus buku-buku Katolik.

Sementara itu, BKKBN mengirim 49 dus buku-buku Keluarga Berencana (KB), Perpustakaan Nasional 8 dus buku-buku, Pertamina 76 koli alat-alat sekolah dan olahraga, Dinas Pekerjaan Umum kendaraan Dum Truck 2 unit, kendaraan tangki air 3 unit, truck sampah 3 unit, kendaran beko (looder) 2 unit, truck PS 1 unit. Juga Bakor Sutanal mengirim 104 lembar peta, Bank Indonesia 7 unit genset, Perum Bulog 1.056 karung sembako, dan rumah zakat 581 karung paket sembako.

“Kegiatan Operasi Lintas Nusantara Remaja dan Pemuda Bahari (LNRPB) III Sail Morotai 2012 yang menggunakan kapal perang adalah sebagai wujud dalam membantu menyukseskan program-prorgam pemerintah dalam membina, membentuk karakter pemuda Indonesia yang mempunyai wawasan kebaharian, kepemimpinan dan nasionalis,” kata Kadispen Kolinlamil.


Sumber : Jurnas

Pasukan Kostrad Lakukan Latihan Infiltrasi

BATURAJA-(IDB) : Kelompok Depan Operasi Linud (KDOL) yang terdiri dari Tim Pengendali Pangkalan dari Batalyon 464 Paskhas dan Tim Keamanan dari Brigif 18 Kostrad melakukan penyusupan dengan cara infiltrasi ke daerah musuh melalui penerjunan malam hari agar tidak diketahui oleh pihak musuh di daerah Sidodadi, Baturaja pada pukul 21.00 (27/8).  

Tugas KDOL melaksanakan penyiapan depan untuk penerjunan satuan Linud (Lintas Udara) sehingga saat penerjunan pasukan Linud dari Batalyon 501/18 Kostrad tidak menemukan hambatan.  Tugas lainnya melaporkan situasi cuaca, medan dan musuh serta mengendalikan pesawat yang akan menerjunkan satuan Linud ke titik berkumpul dan memandu dalam rangka pembentukan rencana taktis darat. Menurut rencana Batalyon 501 akan diterjunkan di daerah latihan untuk merebut sasaran.

KDOL menerjunkan 29 personel dari Batalyon 464 Paskhas yang dipimpin oleh Lettu PSK Ridwan dan Brigif 18 yan g dipimpin oleh Letda Inf Putra Wardani.

Demikian rangkaian kegiatan Latihan Antar Kecabangan tingkat Brigade TNI AD yang saat ini sedang dilaksanakan.  Latihan berlansung pada tanggal 26 Agustus sampai dengan 4 September 2012 di Pusat Latihan Tempur Kodiklat TNI AD Baturaja Sumatera Selatan. Latihan terbesar selama 20 tahun terakhir ini mengambil tema “Brigade Tim Pertempuran melaksanakan operasi Militer untuk perang dalam rangka menjaga keutuhan wilayah NKRI”.


Sumber : TNI AD

Yon Paskhas 468 Akan Segera Dapat Tambahan 200 Personel

BIAK-(IDB) : Prajurit Paskhas di Batalyon 468 Sarotama Biak jumlahnya masih sangat kurang. Sejak diresmikan oleh Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Iman Sufaat, S.IP sejak tahun 2010 lalu, jumlahnya terus ditambah.Hingga saat ini jumlah prajurit untuk pasukan khas TNI AU itu jumlahnya kurang lebih 400-an personil. 

Jumlah prajurit sebanyak 400-an untuk level batalyon masih tergolong sangat kurang sehingga tahun 2013 rencanya masih akan ditambah. Sesuai dengan rencana pada tahun 2013 depan akan didatangkan sebanyak 200-an personil. Penambahan jumlah pasukan sebanyak itu setidaknya sudah lumayan jumlahnya meskipun dinilai masih kurang.

“Secara keseluruhan jumlah prajurit Paskas di Batalyob 468 Sarotama ada sebanyak 400 orang, jika melihat sebuah batalyon maka jumlah ini masih tergolong cukup sedikit sehingga penambahan rencananya akan dilakukan tahun depan,” kata Kamanda Batalyon Paskhas 468 Sarotama Biak Letkol. Psk I Made Pasek kepada Cenderawasih Posdi sela-sela peringatan hari bakti TNI AU ke-65 di Lapangan Putra Angksa, Minggu (29/7) kemarin.

Dikatakan, meskipun jumlah prajurit yang ada di batalyon yang dipimpinnya itu masih tergolong sedikit namun peran dan fungsi mereka tetap dioptimalkan.Demikian halnya dengan latihan-latihan rutindan khusus dilakukan secara berkesinambungan sebagai salah satu kesiagaan prajuritnya dalam menyikapi setiap gangguan jeamanan di wilayah tugasnya.

“Jumlah anggota saja memang masih terbatas, namun jumlah yang sedikit ini tetap tidak mengganggu tugas pokok dan fungsi kami .Kapanpun kami siap melaksanakan dan mempertahankan Negara ini sebagai bagian yang tak terpisahkan dari NKRI. Kami siap kapan saja memperhankan Negara ini dari berbagai gangguan baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri,” pungkasnya.


Tahun depan, Anggaran Belanja Alutsista Rp 28,2 T

KCR Trimaran siap diresmikan
JAKARTA-(IDB) : Kondisi alat utama sistem persenjataan (alutsista) negara kita sudah banyak yang uzur. Tak ada cara lain, selain melakukan modernisasi mesin tempur Tentara Nasional Indonesia (TNI).
 
Untuk itu, tahun depan, pemerintah menyiapkan anggaran untuk membeli peralatan perang baru maupun memperbaiki yang lama sebesar Rp 28,2 triliun. Ini naik 36,31% dari total bujet belanja Kementerian Pertahanan (Kemhan) yang mencapai Rp 77,7 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPBN) tahun 2013.

Jumlah tersebut meningkat sebanyak Rp 4,8 triliun atau 6,6% ketimbang anggaran belanja Kemhan di APBN Perubahan 2012 yang sebesar Rp 72,9 triliun. Bujet belanja Rp 77,7 triliun ini berasal dari keuangan negara sebesar Rp 64,4 triliun, pinjaman luar negeri sebesar Rp 12,8 triliun, dan pinjaman dalam negeri sebesar Rp 600 miliar.

Hartind Asrin, Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Keamanan, mengatakan, kenaikan anggaran dari Rp 72,9 triliun menjadi Rp 77,7 triliun akibat melonjaknya seluruh aspek anggaran, mulai dai belanja pegawai, belanja barang hingga belanja modal.

Sedang bujet belanja alutsista merupakan rencana strategis lima tahun, yakni 2010 sampai 2014. "Total anggaran belanja alutsista selama lima tahun mencapai Rp 150 triliun," katanya kepada KONTAN, Senin (27/8).

Tahun ini, Kemhan menargetkan pengadaan alutsista bisa mencapai 40%. "Kami menunggu undangan DPR untuk membahas alokasi anggaran ini. Mungkin pekan depan," imbuh Hartind.

T.B. Hasanuddin, Wakil Ketua Komisi Pertahanan (I) DPR, bilang, pembahasan RAPBN 2013 mulai awal September 2012 nanti."Butuh waktu dua tiga bulan untuk merampungkan pembahasan ini karena substansinya sangat banyak," ujarnya.

Menurut Hasanuddin, belanja alutsista sangat penting karena banyak senjata TNI yang sudah tua. "Usia senjatanya bahkan ada yang sudah 30 tahun. Maka, harus diganti dengan senjata yang lebih modern," ungkapnya.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini berharap, anggaran Kemhan bisa digunakan sesuai dengan rencana strategis yang telah ditetapkan. Selain itu, bisa terjadi transfer of technology di setiap pembelian alutsista dari luar negeri, serta mengedepankan prinsip transparansi dan akuntabel.

Hasanuddin menambahkan, pengadaan alutsista dari luar negeri antara lain pesawat yang dibeli dari Rusia, Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Brasil. Sementara, pembelian dari dalam negeri melibatkan PT Pindad, PT PAL dan PT Dirgantara Indonesia.


Sumber : Kontan

UU Industri Pertahanan Sangat Diperlukan, Agar Revitalisasi Industri Pertahanan Bisa Terarah

$0A
JAKARTA-(IDB) : Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengungkapkan Irak dan Uganda memesan persenjataan dan pesawat buatan Indonesia. Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq menilai hal ini menjadi ironi sebab Indonesia sendiri masih mengimpor senjata dan pesawat dari luar negeri.

Padahal, revitalisasi industri pertahanan mempunyai dua target, yakni pemenuhan kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista) dalam negeri dan penjualan ke luar negeri. "Memang ironi jika negara lain mau beli produk Indonesia, tapi kita ramai-ramai belanja ke negara lain," kata Mahfudz dalam pesan singkat kepada VIVAnews, Selasa, 28 Agustus 2012.

Mahfudz menilai Indonesia melalui sejumlah industri pertahanan punya kemampuan memproduksi dan mengembangkan alutsista modern, seperti senjata SS-1 dan SS-2. Dua alutsista pabrikan Pindad tersebut sangat diminati di luar negeri.
 
Sayangnya, kata dia, perhatian pemerintah masih lemah terhadap Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan (BUMNIP), yang 'dibunuh' sejak 14 tahun lalu. "Perhatian Kemeneg BUMN untuk menyehatkan mereka secara korporasi juga masih lemah."

Oleh karena itu, melalui Rancangan Undang-Undang Industri Pertahanan, DPR menjanjikan kebijakan dan roadmap jelas untuk merevitalisasi industri pertahanan nasional.

Diberitakan sebelumnya, Dahlan mengatakan pemesanan senjata dan pesawat dari Irak dan Uganda membuktikan kualitas produksi senjata Indonesia. Semua pesanan, akan diterima oleh tiga perusahaan BUMN, yaitu PT DI, Pindad, dan Dahana. 


Sumber : Vivanews

Indonesia : TOT C-705 Terhadap Konflik LCS

ANALISIS-(IDB) :Dalam beberapa waktu terakhir ini, kita disajikan berita di berbagai media massa bahwa Indonesia dan China sepakat untuk melakukan Transfer of Technology rudal C-705. Rudal ini adalah rudal anti kapal permukaan yang sudah dikembangkan oleh China. Saat ini pemerintah Indonesia dan China sedang mempersiapkan tahapan ToT ini agar bisa berjalan dengan secepatnya. Dalam kunjungannya ke Kementerian Pertahanan, tim China yang dipimpin oleh Liu Yunfeng, Deputi Direktur Umum Sains, Teknologi dan Industri Pertahanan China (SASTIND), sepakat melakukan transfer teknologi peluru kendali C-705 secara bertahap. Tahap pertama adalah: Semi Knock Down, Indonesia merakit sedikit/sebagian dari rudal C-705 dan sisanya dikirim langsung dari China. Tahap Kedua: Complete Knock Down. China mengirim semua komponen rudal secara terurai untuk dirakit di Indonesia sepenuhnya. Adapun tahap ketiga adalah riset and development. Ditahapan ini Indonesia, boleh memodifikasi peluru kendali sesuai dengan kebutuhan TNI.

Pihak China menginginkan transfer teknologi rudal C-705 ini bisa secepatnya direalisasikan. Mereka mengharapkan proposal tahapan pertama dari China bisa ditanggapi Indonesia paling lama bulan Agustus 2012. Proposal tahapan kedua, sebulan kemudian. Adapun tahapan ketiga dibicarakan setelah tahap I dan II jelas. Persetujuan kontrak itu diharapkan tercapai paling lama tahun 2013.


Laut Cina selatan yang rawan konflik


Sebagai informasi rudal C-705 ini adalah rudal anti kapal yang dikembangkan China dan sudah juga dimiliki oleh Indonesia yang di install pada kapal cepat rudal (KCR). Rudal anti kapal ini sangat dibutuhkan oleh Indonesia sebagai senjata untuk menjaga kedaulatan perairan Indonesia. Rudal C-705 akan disandingkan dengan Yakhont sebagai senjata utama Angkatan Laut Indonesia.

ToT Rudal C-705 hadir di waktu yang tidak tepat??

Seperti kita ketahui bersama, berita ToT Rudal C-705 ini dilakukan “hampir bersamaan” dengan perkembangan konflik Laut Cina Selatan yang sedang memanas. Beberapa negara ASEAN yang terlibat konflik langsung dengan China dalam masalah Laut Cina Selatan ini tentu akan memandang sedikit aneh kepada Indonesia. Hal ini dikarenakan, Indonesia sebagai sebuah negara besar dan negara paling berpengaruh di ASEAN, “kelihatannya seperti” mendekat kepada China. Negara ASEAN seperti Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Brunai tentu bertanya-tanya, ada apa gerangan Indonesia begitu dekat dengan China. Disaat mereka “menentang” China, Indonesia malah menunjukkan sikap “persahabatan” dengan China.

Apakah ToT Rudal C-705 dari China ini hadir di waktu yang salah? Untuk menjawab pertanyaan ini tentu sedikit susah, karena perlu analisa yang sangat mendalam dan panjang. Namun, sebagai Informasi, rencana Indonesia dalam membangun Rudal sendiri sudah berlangsung sejak lama, namun masih terkendala dalam membuat pemandu untuk mengarahkan rudal ke sasaran. Bahkan beberapa tahun yang lalu, ketika konflik Laut China Selatan belum panas, Indonesia sudah berencana melalukan ToT Rudal anti kapal C-802 juga dari China. Namun dari berbagai pertimbangan, akhirnya ToT rudal C-802 ini dibatalkan dan digantikan dengan ToT rudal C-705. Jadi terlihat bahwa ToT rudal C-705 ini sudah direncanakan Indonesia jauh hari sebelum memanasnya konflik Laut China Selatan. Hanya saja proses ToT ini baru mendekati kata sepakat bertepatan dengan memanasnya konflik laut cina selatan.

Rudal C-705 sebagai persiapan menghadapi potensial Konflik di masa yang akan datang.

Seperti sudah saya tuliskan sebelumnya bahwa ToT Rudal C-705 ini sudah direncanakan jauh hari sebelum memanasnya konflik LCS. Sehingga bisa dikatakan bahwa Indonesia sama sekali tidak bermaksud untuk membela China dalam konflik ini. Indonesia yang memiliki luat laut dan garis pantai yang sangat panjang, tentu memerlukan persenjataan mumpuni dalam menjaga kedaulatannya. Salah satu yang paling di butuhkan Indonesia adalah senjata anti kapal berupa rudal.

Kita mengetahui sendiri bahwa Indonesia saat ini memiliki beberapa potensial konflik dan dimasa yang akan datang bisa saja meletus kembali. Sebut saja Ambalat yang beberapa tahun lalu sangat panas dan hapir saja membawa Indonesia dan Malaysia kedalam konflik berkepanjangan. Selain itu kehadiran Marinir Amerika Serikat di Darwin, Australia berpotensi menjadi ancaman bagi Indonesia. Ditambah lagi akan hadirnya pangkalan militer AS/Australia di pulau Cocos yang cukup berdekatan dengan wilayah Indonesia. Selain itu, konflik perbatasan dengan Singapura yang masih terus melakukan reklamasi pantainya, juga berpotensi menjadi konflik Indonesia di masa yang akan datang.


Potensial konflik Indonesia di Masa yang akan datang


Selain itu, perkembangan militer China yang sedemikian pesanya membuat mereka ingin menjadi penguasa di Asia Pasifik. Amerika dan Australia yang selama ini sudah menjadi “penguasa tunggal” di Asia Tenggara, mulai kalah pengaruh di bandingkan China. Kedua kubu sedang berebut pengaruh secara ekonomi dan militer untuk menjadi penguasa di Asia Tenggara. Indonesia yang berada di tengah-tengah kedua kekuatan ini, tentunya akan menghadapi permasalahan yang besar jika suatu saat konflik antara kedua kubu terjadi. Untuk itulah Indonesia harus mempersiapkan diri jauh sebelum konflik itu terjadi.

Peningkatan kekuatan militer Indonesia adalah hal yang sangat mutlak untuk dilakukan. Dan ToT Rudal C-705 sebagai bagian dari proses menuju kemandirian Alutsista adalah sebuah langkah maju untuk menjawab tantangan tersebut diatas. Jadi jelas sekali bahwa konsern Indonesia dalam menerima ToT Rudal C-705 ini bukan untuk mendukung China dalam klaim mereka di Laut China Selatan, tetapi lebih kepada mempersiapkan Indonesia dari kemungkinan konflik di masa yang akan datang.

Ambalat, salah satu focus utama Indonesia dalam modernisasi Militer Indonesia.

Tidak bisa di pungkiri bahwa Ambalat adalah konflik paling nyata yang di hadapi Indonesia saat ini. Konflik ini memanas dari tahun 2005 sampai pada tahun 2009 yang lalu. Saat itu militer Indonesia masih sangat lemah karena pengaruh embargo militer yang dilakukan Amerika dan Sekutunya. Kini ketika militer Indonesia mulai bangkit, konflik ini mulai mereda. Bisa karena Malaysia mulai menyadari bahwa kekuatan Indonesia sudah mulai meningkat atau bisa jadi karena mereka focus kepada konflik Laut China Selatan dimana mereka harus berhadapan langsung dengan China. Namun konflik Ambalat ini, masih berpotensi pecah dalam waktu yang dekat, sehingga Indonesia harus benar-benar mempersiapkan diri apabila ini terjadi.

Dulu di tahun 2005 ketika konflik Ambalat ini pecah, Indonesia tidak siap secara militer karena masih dalam embargo militer. Maka kini Indonesia tidak boleh lagi lengah, militer Indonesia harus dikuatkan. Salah satunya adalah dengan ToT Rudal C-705 ini untuk meningkatkan efek gentar militer Indonesia khususnya angkatan laut.

Indonesia berkepentingan Mematahkan “Grand Design” Amerika atas Indonesia.

Seperti yang sudah saya tuliskan dalam artikel tentang konflik Laut China Selatan sebelumnya, selama ini terkesan bahwa Amerika menerapkan sebuah “Grand Design” agar kekuatan militer Indonesia akan selalu berada dibawah kekuatan militer Singapura, Australia dan Malaysia. Ini bisa dilihat dari sikap pemerintah Amerika dan Parlemennya, serta negara sekutu mereka yang sering sekali mempermasalahkan setiap akuisis alutsista yang hendak di beli Indonesia.

Hal ini berakibat militer Indonesia beberapa decade belakangan ini menjadi lebih lemah dari Singapura, Australia dan Malaysia. Namun kondisinya sekarang sudah berubah, Amerika yang mulai kehilangan pamor di Asia Pasifik serta China yang semakin kuat pengaruhnya membuat Amerika tidak lagi bisa memaksakan “Grand Design” tersebut kepada Indonesia. Hal ini ditandai dengan sikap AS yang bersedia memberikan Hibah 24 F-16 Block 25 ke Indonesia, bahkan dalam update terakhir hibah ini kemungkinana akan lebih dari 24 pesawat (mungkin sekitar 3 Skuadron F-16). Namun Indonesia yang sudah menghapal betul tingkah AS, tentunya tidak akan mau tunduk sepenuhnya atas “permainan” AS. Itulah sebabnya Indonesia bermain dengan China melalui program ToT Rudal C-705 ini. Ini sebagai sinyal jelas bagi Amerika bahwa Indonesia bukan lagi “mainan” AS. Indonesia tidak lagi bisa didikte dengan sesuka hati oleh Amerika. ToT Rudal C-705 adalah bukti nyatanya.

Menerima tawaran ToT Rudal dari China adalah salah satu bentuk “perlawanan” Indonesia atas “Grand Design” Amerika terhadap militer Indonesia. Dengan demikian Amerika tidak lagi bisa sembarangan mendikte Indonesia secara militer, karena kalau Amerika melakukan hal yang sama lagi, Indonesia akan berpaling kepada China yang akan membuat pengaruh Amerika di Asia Tenggara menjadi semakin lemah, sebaliknya pengaruh China akan semakin kuat.

Salahkah Indonesia mengedepankan kepentingan Nasionalnya dalam ToT Rudal C-705 ini?

Pertanyaan penting untuk kita renungkan bersama adalah Apakah Indonesia salah mengedepankan kepentingan Nasionalnya dalam ToT Rudal C-705 ini? Pertanyaan ini bukan saja di tujukan kepada warga Indonesia, tetapi juga kepada semua warga negara ASEAN terutama warga negara Malaysia, Vietnam, Filipina dan Brunai yang terlibat langsung dalam konflik Laut China Selatan. Hal ini penting untuk kita renungkan dan dalami sebelum kita menjawab apakah Indonesia sudah salah menerima ToT Rudal C-705 bertepatan dengan konflik Laut China Selatan yang sedang memanas.


Rudal c-705 yang di ToT China ke Indonesia


Mungkin bagi warga negara tetangga terutama yang terlibat langsung dalam Konflik dengan China, sikap Indonesia yang menerima ToT Rudal C-705 ini terasa sikap yang kurang bijak dan kurang menghargai perasaan negara tetangga. Namun Indonesia bukan negara yang tidak menghargai perasaan negara tetangganya. Indonesia tetap berusaha agar konflik ini bisa diselesai kan dengan cara damai dan secara diplomatis.

Berbicara mengenai menjaga perasaan tetangga, Indonesia sudah merasakan betul sakitnya hati sebuah bangsa yang disakiti oleh tetangganya. Ketika militer Indonesia sangat lemah karena embargo militer dari Amerika, para tetangga memanfaatkan kesempatan untuk “menyakiti” Indonesia. Sebut saja Malaysia yang melakukan provokasi militer di Ambalat di tahun 2005. Lalu ada Singapura yang terang-terangan melanggar kedaulatan Indonesia di perairan Natuna dengan melakukan latihan perang angkatan laut mereka dengan angkatan laut beberapa negara di wilayah Indonesia tanpa izin Indonesia. Di tambah lagi Australia yang berada dibalik lepasnya timor-timur dari Indonesia. Indonesia sudah hapal betul sakitnya disakiti tetangga. Untuk itulah Indonesia melakukan modernisasi militernya, untuk memastikan tidak ada lagi tetangga yang berani menyakiti harga diri Bangsa Indonesia.

Jadi salahkan Indonesia menerima ToT Rudal C-705? Saya rasa tidak. Rudal C-705 sangat diperlukan Indonesia untuk menjaga kedaulatan Indonesia, namun disamping itu Indonesia tetap akan menghargai perasaan negara tetangga dengan tetap mengusahakan konflik Laut China Selatan diselesaikan dengan cara damai dan tanpa kekerasan.

Kesimpulan Akhir

Bisa kita tarik kesimpulan bahwa ToT Rudal C-705 ini merupakan sebuah rencana besar Indonesia yang sudah lama sebelum konflik Laut China Selatan berkembang. ToT ini tidak dimaksudkan sebagai tanda bahwa Indonesia memihak China dalam konflik ini, Indonesia tetap berdiri pada posisi netral dan terus mengupayakan cara dan jalan damai dalam penyelesaian konflik ini. ToT Rudal C-705 ini adalah merupakan bagian dari ambisi besar Indonesia dalam mencapai kemandirian alutsista khususnya rudal yang selama ini belum di kuasai Indonesia. Selain itu, Rudal C-705 ini sangat diperlukan Indonesia dalam menghadapi potensial konflik yang sedang dan yang akan di hadapi Indonesia.



Sumber : Analisis

Kapal Perang Australia " HMAS Wollongong - 92 " Sandar Di Benoa Bali

BENOA-(IDB) : Perwira Staf beserta Anggota Pangkalan TNI AL (Lanal) Denpasar melaksanakan penyambutan kapal perang Australia HMAS Wollongong-92 yang  bersandar di dermaga pariwisata Pelabuhan Benoa Bali, (24/8).

Kedatangan kapal perang Australia tersebut dalam rangka recreational and logistic port visit yang dikomandani oleh Lieutenant Commander  Gavin Baker dengan 02 Officer dan 26 Sailor, selama tiga hari Kapal Perang Austrtalia tersebut rencana  berada di Bali dan akan bertolak meninggalkan Bali pada  hari Senin tanggal 27 Agustus  2012.
     
Guna mendukung pengamanan kunjungan kapal perang Australia tersebut Lanal Denpasar mengerahkan satu SST untuk pengamanan area dermaga, KRI Weling dan Patkamla Catamaran  untuk patroli perairan disekitar tempat sandar .


Sumber : TNI AL

TNI : Konflik Laut Cina Selatan Rawan Potensi Ancaman

JAKARTA-(IDB) : Meski Indonesia tidak terlibat dalam klaim wilayah, namun ketegangan antara Cina, Filipina dan Vietnam di laut Cina Selatan memunculkan kekhawatiran. Ditakutkan adanya kerawanan potensi ancaman yang dapat mempengaruhi stabilitas nasional.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Staff Umum (Kasum) TNI Marsekal Madya Daryatmo pada saat penyampaian amanat dari Panglima TNI dalam upacara pembukaan latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI Kilat XXIX di Cilodong, Depok, Jawa Barat, Senin (27/8/2012).

"Perkembangan situasi yang terjadi di kawasan Laut Cina Selatan mengarahkan perhatian kita terhadap munculnya kerawanan dan potensi ancaman yang dapat mempengaruhi stabilitas nasional. Karena di sana juga terletak kepentingan Indonesia, khususnya pada aspek politik, ekonomi, militer dan pertahanan," ujar Kasum TNI Marsekal Madya Daryatmo.

Dengan demikian, lanjut Daryatmo, tentu akan perlu adanya penguatan pertahanan dan gelar operasi TNI guna mengamankan kepentingan nasional. Khususnya di utara Kepulauan Natuna, yang berdekatan dengan Laut Cina Selatan.

"Hal ini dalam rangka meminimalisasi terjadinya spill over konflik laut Cina Selatan yang muncul. Dan mengamankan berbagai objek vital di zona ekonomi ekslusif Indonesia tersebut," ucapnya.

Daryatmo juga mengatakan, TNI harus melakukan analisa secara terus menerus terhadap kecenderungan perkembangan situasi serta mengevaluasi kemampuan dalam menyusun gelar kekuatan. Selain itu juga menyusun strategi atau skenario parsial dalam pengamanan objek vital nasional di kawasan Natuna, yang merupakan gerbang ekonomi Indonesia ke kawasan Asia Timur.

"Inilah situasi yang mungkin akan kita hadapi di tahun 2012 dan lima tahun ke depan. Saya berharap kepada seluruh perwira agar benar-benar dapat meningkatkan pemikiran prediktif dan langkah antisipatif dalam rangka menetapkan strategi dan memelihara skala prioritas pembangunan ekonomi dan keuangan negara," ucap Dryatmo di depan pasukan TNI.



Sumber : Detik

Koarmabar Gelar Patroli Keamanan Laut Dalam

JAKARTA-(IDB) : Sejak memasuki bulan Ramadhan  sampai dengan menjelang hari Raya  Idul Fitri 1433H/2012 M, jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) yakni Gugus Tempur Laut Koarmabar (Guspurlaarmabar) dan Gugus Keamanan Laut Koarmabar (Guskamlaarmabar) telah meningkatkan operasi keamanan laut melibatkan sejumlah  Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) secara berlanjut dalam pelaksanaan operasi pengamanan perairan wilayah barat Indonesia  sampai dengan wilayah di perbatasan perairan dengan Negara tetangga.dengan sejumlah negara tetangga seperti Singapura, Malaysia maupun Laut Cina  Selatan.

Selain itu pangkalan –pangkalan dibawah  jajaran Koarmabar melaksanakan operasi terbatas dengan sejumlah KAL (Kapal Angkatan Laut ) dan diperkuat dengan speed boat yang dimiliki Pos-pos Angkatan laut khusus nya di periran sekitar pelabuhan dan di sekitar perairan yang dijadikan lalu lintas jalur kapal-kapal angkutan mudik lebaran.

Gelar Operasi tersebut ditingkatkan dalam rangka meningkatkan  keamanan laut di perairan kawasan barat  dan  meningkatkan kesiap-siagaan unsur-unsur gelar KRI maupun unsur patroli terbatas dalam rangka mendukung tugas yang emban dari Komando Atas dan mendukung permintaan bantuan SAR  di laut.

Guspurlaarmabar dengan Komandan Laksamana Pertama (Laksma) TNI Tri Wahyudi Sukarno, S.E., menggelar Operasi Malaka Jaya 2012 atau Operasi MSSP (Malaka Strait Sea Patrol) tahun 2012 melibatkan tujuh unsur KRI dan satu  pesawat udara patrol  maritim.Sementara itu, Guskamlaarmabar dengan Komandan Laksma TNI Pranyoto, S.Pi., dalam menggelar operasi keamanan laut telah melibatkan sejumlah unsur KRI dan satu pesawat Cassa Patroli Maritim. Kegiatan operasi pengamanan laut selama Ramadhan hingga mudik lebaran 1433 H diantaranya meliputi perairan Kepulauan Riau (Kepri), Natuna dan sekitarnya.

Unsur-unsur KRI Jajaran Koaramabar yang terlibat dan disiagakan dalam operasi Guspurlaarmabar dan Guspkamlaarmabar antara lain KRI Sultan Thaha Syaifuddin, KRI Sri, KRI Kala Hitam, KRI Barakuda, KRI Kobra, KRI Cucut, KRI Anankonda, dan KRI Pulau Rangsang, KRI Todak-631dan KRI Teluk Celukan Bawang.

Sedangkan  jajaran Koarmabar yakni Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) I Belawan, Lantamal II Padang, Lantamal III Jakarta dan Lantamal IV Tanjung Pinang serta seluruh Panngkalan Angkatan Laut (Lanal) melaksanakan kegiatan operasi terbatas dalam pengamanan dipelabuhan-pelabuhan menjelang hari raya Idul Fitri seperti di pelabuhan penyeberangan Merak Banten, Bakahuni Lampung dan di beberapa  pelabuhan penyeberangan khususnya jalur lalu lintas laut yang mengangkut penumpang mudik lebaran.



Sumber : Koarmabar

Wamenhan Terima Kunjungan Security Assistance of USA Army

JAKARTA-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Senin (27/8), menerima kunjungan kehormatan Security Assistance of USA Army MG Frank D Tuner di Kantor Kemhan, Jakarta. Kedatangannya kali ini adalah bagian dari tur nya mengunjungi beberapa negara di Asia. 

Kunjungannya menemui Wakil Menhan ini diharapkan dapat membantu peningkatan kerjasama militer antara Indonesia dan Amerika Serikat yang saat ini semakin erat. 

Wakil Menhan menjelaskan bahwa saat ini yang perlu ditingkatkan dalam hubungan pertahanan dan militer kedua negara adalah capacity building dalam bidang penanggulangan bencana, counter-terorrism dan peningkatan kerjasama personal antara pejabat tinggi dan perwira menengahnya dengan pelatihan dan pendidikan serta kegiatan saling kunjung.



Sumber : DMC