Pages

Rabu, Agustus 22, 2012

Korps Marinir Siapkan Pasukan ke Ambalat

SURABAYA-(IDB) : Satgas Ambalat selama ini harus bertugas selama 8-12 bulan di sana.

Korps Marinir TNI AL menyiapkan prajuritnya untuk dikirim ke daerah penugasan di wilayah Ambalat, Pulau Sebatik, Kalimantan Timur, sebagai pasukan penjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.


"Sebanyak 130 orang yang tergabung dalam Satuan Tugas Marinir Ambalat XV dengan Komandan Satgas Kapten Marinir Hendro Paat itu disiapkan melalui latihan Pra Tugas di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) TNI AL Grati, Pasuruan," kata pimpinan latihan, Mayor Marinir Nioko, di Surabaya, hari ini.


Nioko menjelaskan prajurit yang tergabung dalam Satgasmar Ambalat XV itu telah menerima pembekalan-pembekalan sebelum berlatih di Puslatpur Grati. "Pembekalan yang diberikan berkisar tentang kondisi geografi dan demografi, pengetahuan keimigrasian, pengetahuan hukum HAM dan Humaniter, dan pengetahuan hukum laut internasional," tutur dia.


Menurut Nioko, latihan di Puslatpur Grati itu digelar mulai tanggal 22 hingga 28 Agustus 2012 dengan tujuan menyiapkan personel yang tergabung dalam satuan tugas untuk melaksanakan penugasan operasi, baik operasi tempur maupun operasi teritorial.


Materi latihan meliputi patroli tempur, patroli penyelidik, Navigasi darat, pengetahuan GPS, menembak, isyarat legan dan tangan, dan pertolongan pertama di lapangan. Selain itu, prosedur komunikasi, teknik menggunakan alat komunikasi, renang laut, exersisi perahu karet, dayung, motoris dan SAR laut.


"Satgasmar Ambalat XV ini disiapkan untuk menggantikan Satgasmar Ambalat XIV yang saat ini berada di daerah penugasan Pulau Sebatik," tandas perwira dengan pangkat melati dua di bahunya itu.


Untuk diketahui, Satgas Ambalat yang ditempatkan di wilayah perbatasan Indonesia dengan negeri jiran itu selama ini harus bertugas selama 8-12 bulan di sana.


Sumber : BeritaSatu

KRI Sultan Hasanuddin Laksanakan Latihan Tempur Laut

LEBANON-(IDB) : Di penghujung bulan Ramadhan 1433H/ 2012 M, prajurit Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sultan Hasanuddin-366 melaksanakan latihan bersama dengan unsur MTF disekitar perairan Lebanon. Beberapa serial latihan tempur laut yang dilaksanakan, diantaranya, peran tempur bahaya udara dengan kapal perang Brazil yaitu BRS Liberal.

Disimulasikan Helikopter Super Lynx yang onboard di BRS Liberal sebagai pesawat musuh yang sedang terbang rendah (Low Slow Flyer) mengarah ke KRI Sultan Hasanuddin-366 yang sedang berpatroli di Area of Maritime Operation Lebanon. Setelah terjadi kontak radio dengan helikopter tersebut, KRI Sultan Hasanuddin-366 memberi peringatan kepada pesawat itu agar mengubah arah, namun peringatan tersebut tidak dihiraukan.

Mengetahui terdapat ancaman bahaya udara, Komandan KRI Sultan Hasanuddin Letkol Laut (P) Dato Rusman SN, segera memerintahkan prajuritnya agar menempati pos tempur masing-masing. Setelah kontak memasuki self defence range dan derajat kontak dinyatakan merah, KRI Sultan Hasanuddin memberikan tembakan peringatan. Pesawat udara itu tak menghiraukan peringantan dari kapal, malah membalas dengan menembak secara bertubi-tubi ke arah KRI Sultan Hasanuddin.

Dalam simulasi tersebut tembakan dilakukan dengan menggunakan lampu isyarat yang dimiliki oleh kapal dan helikopter. Latihan diakhiri dengan kemampuan manuvra taktis helikopter Super Lynx di sekitar area latihan. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 2012 dilaksanakan berbagai latihan manuvra tempur laut antara KRI Sultan Hasanuddin dengan kapal perang dari Bangladesh BNS Osman serta kapal perang Turky, TCG Kilic.

Selama melaksanakan tugas operasi laut sampai saat kali ini, KRI Sultan Hasanuddin berhasil melaksanakan hailing sebanyak 23 kontak kapal permukaan dan 12 kontak udara. Setelah melaksanakan latihan bersama, pada sore harinya KRI Sultan Hasanuddin merapat di dermaga Beirut untuk melaksanakan bekal ulang logistik dan perawatan rutin.


Sumber : Koarmatim

Analisis : Prospek Cerah Industri Penerbangan Indonesia 5 Tahun Kedepan

hbb Habibie Hidupkan N250 Lewat PT RAI
JKGR-(IDB) : Mantan Presiden RI BJ Habibie berencana menghidupkan kembali pesawat N250 yang sempat dipensiunkan oleh Pemerintah RI pada tahun 1998, akibat tekanan IMF. “N250 is still the best” ujar Habibie di Jakarta, 20/8/2012. Pesawat tersebut akan terbang dalam lima tahun ke depan dengan perubahan rancangan pesawat yang serba digital. “Kami akan mendesain ulang pesawat, salah satunya mesin. Ini perlu karena ada gap teknologi kurang lebih 20 tahunan,” ujar Habibie. 

N-250 adalah pesawat regional turboprop rancangan asli IPTN, Indonesia. Pesawat ini primadona IPTN dalam usaha merebut pasar di kelas 50-70 penumpang, dengan keunggulan yang dimiliki di kelasnya, saat diluncurkan tahun 1995. 

Rencana menghidupkan kembali N-250 muncul setelah berdirinya PT Regio Aviasi Industri (RAI), kerjasama PT Ilthabi Rekatama milik putra sulung Habibie, Ilham Akbar Habibie, pemegang saham 51% dan PT Eagle Capital milik Erry Firmansyah pemegang saham 49%. BJ Habibie menjadi Ketua Dewan Komisaris di perusahaan tersebut. 

Proyek menghidupkan kembali N250 pun dimulai. Pada tanggal 11/08/2012 dilakukan penandatanganan proyek pengembalian dan penyelesaian pesawat N250. Habibie menargetkan pesawat N250 mendapatkan sertifikat Federal Aviation Administration (FAA) dalam lima tahun ke depan.

Peluang pasar N250 di Indonesia memang masih besar. Saat ini, Wings Air terus memesan pesawat sejenis N250 yakni ATR-72. Begitu pula dengan Merpati yang memilih pesawat China MA-60. Pesawat jenis ini dibutuhkan untuk penerbangan di pelosok Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Sumatera, Nusa Tenggara. Selain Indonesia, negara kawasan Asia Tenggara juga membutuhkan pesawat jenis ini.

n250 1 Habibie Hidupkan N250 Lewat PT RAI
BJ Habibie berencana mengajak sejumlah eks karyawan IPTN yang tersebar di berbagai negara, untuk merintis industri pembuatan pesawat milik swasta itu.  

“Mereka kepingin pulang,” kata Presiden Republik Indonesia ketiga ini. Habibie juga ingin melibatkan Kemenristek, BPPT, PT DI dan lainnya dalam kerjasama dengan PT RAI. 

Tentu Pak Habibie yang malang melintang di dunia penerbangan, memiliki rencana besar untuk pengembangan PT RAI.

Setelah merampungkan N250 dengan teknologi yang jauh lebih canggih, kemungkinan Habibie akan menghidupkan kembali proyek N2130 bersaing dengan: Boeing, Airbus, Embrair, Bombardier dan Sukhoi Super Jet. Perusahaan ini tidak mudah lagi ditekan oleh dunia Internasional, seperti halnya IPTN dulu, selaku BUMN. 

n250 IPTN Habibie Hidupkan N250 Lewat PT RAI

Hikmah Munculnya PT RAI

Ketika proyek pesawat N250 dihentikan oleh pemerintah, para insinyur IPTN berpencar ke seluruh dunia, termasuk bekerja di Boeing, Airbus, Embrair, CASA, Iran, dan lain sebagainya. 

Anggap saja para insinyur itu sedang beasiswa atau sekolah dibiayai pihak asing. Kini dengan ilmu tambahan yang diperoleh, Habibie mengajak mereka pulang kampung, untuk membangun industri dirgantara Indonesia yang membanggakan.

Habibie bosan berkarya dengan mengusung bendera negara lain. Tidak kurang 63 hak paten di bidang Aeronotika telah dibuat Habibie. Dia berharap para ahli penerbangan Indonesia lainnya, punya semangat yang sama, melbuat pesawat dengan bendera merah-putih.

Dengan target utama membangun N2130, tidak heran Habibie ingin melibatkan Kemenristek, BPPT, PT DI dan lainnya, bekerjasama dengan PT RAI.


n21303 Habibie Hidupkan N250 Lewat PT RAI
Disain N2130
Jika melihat rekam jejak BJ Habibie di dunia penerbangan, Indonesia memiliki harapan besar untuk kembali berkibar di bidang industri dirgantara.
Tentu pendirian perusahaan dirgantara swasta, bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika PT RAI berniat menjadi manufaktur pesawat, bukan sekedar perancangan atau biro disain. 

Untuk bisa masuk ke tahap manufaktur pesawat dibutuhkan alat produksi serta modal produksi yang besar. Kita belum tahu, sekuat apa modal PT RAI, jika benar ingin menjadi perusahaan manufaktur pesawat di Indonesia.

Rencananya, PT RAI akan menyiapkan fasilitas baru untuk menghidupkan pesawat N250. Engineering pesawat akan menjadi tanggung jawab PT Ilthabi Rekatama. Sementara permodalan menjadi urusan PT Eagle Capital. 

Sebenarnya masih ada skema bisnis lain yang bisa dijajaki agar PT RAI bisa bergerak. Untuk sementara PT RAI bisa joint production dengan PT DI dalam membangun kembali N250. Jika tahap awal PT RAI harus menanggung semua proses produksi N250, agak riskan dari sisi permodalan. Lain halnya bila N250 nanti telah terbang dan mendapatkan sertifikat FAA.

Blueprint dan lisensi N250 bisa dibayar ke PT DI dengan sistem persentase penjualan. PT DI bisa mendapatkan tambahan cashflow sementara PT RAI menghemat biaya produksi pesawat.

habibie sby Habibie Hidupkan N250 Lewat PT RAI
Sejarah industri penerbangan swasta menunjukkan, dukungan pemerintah sangat dibutuhkan agar industri tersebut hidup dan berkembang. Hal ini yang dilakukan AS terhadap Boeing, maupun Perancis dan negara Eropa lainnya terhadap Airbus.

Pemerintah diharapkan ikut membantu PT RAI, yang nota bene mencoba menghidupkan industri strategis Indonesia. Dengan nama harum Habibie di dunia penerbangan internasional, bisa saja dia menggandeng investor swasta asing. Namun yang kita butuhkan adalah tumbuhnya industri penerbanagn dalam negeri yang juga diurus anak negeri. Pak Habibie….I love you full…..!


Sumber : JKGR

Analisis : Dampak Dari Program Joint Production KF / IF - X Bagi Indonesia

kfx ri Nasib Jet Tempur IFX RI
JKGR-(IDB) : Keterlibatan Indonesia dalam pembuatan pesawat tempur KFX/IFX dengan Korea Selatan, menjadi sebuah lompatan bersejarah bagi Indonesia. Hal ini wajar dicapai Indonesia karena memang telah puluhan tahun berkecimpung di dunia perakitan dan pembuatan pesawat.

Indonesia memasuki fase baru yakni joint production pembuatan pesawat tempur sekelas F-16 dengan Korea Selatan. Adapun pesawat yang akan dibangun kira-kira memiliki spesifikasi:

Peran: Multirole Stealth Fighter
Pabrikan: KAI & PT DI
Target Operasi: 2020 (estimasi)
Populasi: Proses development
Mesin: 2 x GE F414-GE-400 (2 x 97,9 kN)/ F414 EPE
Jumlah Produksi: 250 pesawat

Rencananya pesawat ini akan dilengkapi radar AESA buatan Korsel, IRST, datalink dan memiliki kemampuan supercruise. Dua disain pesawat sedang dianalisa yakni: KFX/IFX-201 (with canards) dan KFX/IFX-101 (conventional).

Korea Selatan mengaku telah memiliki 63% teknologi untuk membuat KFX dan memiliki 60% dana untuk membangunnya. Sisanya diharapkan bisa diperoleh dari pihak asing terutama Indonesia yang mendukung pendanaan sebesar 20 persen dan berniat membeli 50 pesawat.

kfx c100 c200 11 Nasib Jet Tempur IFX RI
Apakah Pesawat KFX/IFX akan terealisasi ?

Beberapa pihak meragukan kemampuan Korsel dan Indonesia dalam membuat pesawat tempur siluman. Hal ini dikarenakan teknologi inti masih belum dikuasai, seperti: avionik, mesin, data fusion dan material komposit.

Angkatan Udara Korea Selatan mulai tergoda untuk memiliki T50 PAK FA buatan Sukhoi Rusia karena dirasa lebih tidak beresiko dan pesawat prototype-nya pun telah terbang. Jika AU Korsel memilih T50 PAK FA, bisa jadi Indonesia akan dirugikan karena terlanjur mengeluarkan dana dalam proses pengembangannya.

Jika melihat negara-negara yang mengembangkan pesawat jet tempur, track recordnya memang tidak menggembirakan. China saja yang mengembangkan pesawat tempur selama puluhan tahun, tetap saja mengandalkan pesawat dari Rusia. Begitu pula dengan India, Pakistan, Mesir dan bahkan Israel.

Perancis saja yang sudah malang melintang dalam pembuatan pesawat, tetap saja kesulitan menjual jet tempur Rafale. Hingga saat ini hanya Perancis yang menggunakan Raffale, setelah India akhirnya beralih membeli Typhoon Eurofighter.

Israel pun demikian. Pembuatan jet tempur Kfir tidak sukses. Israel tetap menggunakan F-16 dan F-15 sebagai tulang punggung Angkatan Udara mdreka. 

kfx ri2 Nasib Jet Tempur IFX RI
Apa yang terjadi dengan Israel ?

Meski Israel gagal membuat jet tempur Kfir menjadi mumpuni, namun efek positifnya banyak didapat. Kegagalan Israel dalam jet tempur Kfir, tidak membuat teknologi dirgantara mereka ikut mati. Israel berhasil menciptakan perlengkapan sensor, elektronik dan sistem senjata bagi pesawat tempur AS yang mereka beli. 

Bahkan Israel terus berkembang dengan menciptakan: military air system, ground defense system, naval system dan lain sebagainya. Bahkan Israel sangat berkembang dengan teknologi UAV serta AEW&C. Amerika Serikat tidak ketinggalan menggunakan produk UAV dan AEW&C Israel. Begitu pula Rusia yang mulai menggunakan UAV Israel. 

Track record negara baru yang mengembangkan jet tempur memang tidak bagus. Namun pembuatan jet tempur KFX/IFX akan memberi banyak efek positif bagi Indonesia dan bahkan bisa memberi efek tidak terduga (invention).

Untuk itulah PT DI telah membuat unit kerja bayangan profram KFX/IFX di Bandung. Unit bayangan ini menyalin semua aktifitas KFX-IFX yang dikerjakan para ahli KAI dan PT DI di Korsel. Hal ini untuk pelajaran bagi insinyur Indonesia lainnya maupun antisipasi jika proyek KFX di Korsel terhenti.

Dengan pembuatan KFX/IFX, Indonesia akan belajar membuat sistem senjata, sensor dan elektronik, radar dan sebagainya untuk memenuhi kebutuhan IFX yang dibangun. Tentu insinyur-insinyur Indonesia akan mempelajari sistem terbaik untuk diinstal di pesawat tempur tersebut. Kesempatan inilah yang sangat mahal. Para ahli penerbangan dan militer Indonesia, memiliki kesempatan melakukan “praktek lapangan” dengan medium IFX.

Joint production antara Korsel dan Indonesia dalam membuat jet tempur KFX/IFX merupakan langkah yang jitu.
kfxc100 Nasib Jet Tempur IFX RI

Diagram efek KFX yang dirilis Korsel


 

Kasus yang sama sebenarnya sedang terjadi dengan TNI AL. Saat ini TNI AL telah berhasil membuat berbagai jenis kapal perang, yang sistem persenjataannya dibeli dari negara asing. Hal ini sebuah kemajuan. Indonesia telah mampu meng-install rudal yakhont maupun C-802 di berbagai KRI. 

Kini Indonesia mulai melangkah dengan membuat Combat Management System (CMS) untuk kapal-kapal perang buatan dalam negeri. Indonesia bisa terus bergerak untuk mendapatkan lompatan teknologi, bukan sekedar membelinya dari negara asing. 

Hal-hal yang besar di dunia ini, diawali dengan yang kecil. Kini Indonesian bergerak dengan proyek: Pesawat Tempur IFX, Kapal Cepat Rudal Trimaran, Kapal Selam Chang Bogo, Tank Medium Pindad dan Senjata Serbu Pindad. Merdeka Indonesia 


Sumber : JKGR

Analisis : Waspadai Tawaran Hibah F-16 AS Tahap Kedua

AIR F 16s USAF Kujerat Kau dengan Pesawat F 16
F-16 Block 52 US
JKGR-(IDB) : Ketika Indonesia mulai serius membangun armada pesawat tempur Sukhoi, datanglah godaan dari Amerika Serikat yang menawarkan pesawat tempur F-16 eks USAF dengan harga miring. Indonesia ditawarkan “hibah” 30 unit F-16 Blok 32++ / 52 dengan hanya membayar biaya retrofitnya. Ditambah dengan pesawat F-16 RI yang sudah ada, total F-16 yang akan dimiliki TNI sebanyak 40 unit atau 2 skuadron plus.
 
Tentu senanglah Indonesia mendengar kabar ini dan akhirnya menyetujui penawaran dari Amerika Serikat tersebut. Kini pesawat-pesawat itu sedang diretrofit di AS, untuk kemudian dikirim ke Indonesia.

Tidak itu saja, persenjataan F-16 juga akan dipercanggih dengan hadirnya rudal AIM-120 Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile, AMRAAM.

Kehadiran F-16 ini adalah untuk mengganti F-5 tiger yang akan dipensiunkan pada tahun 2020 nanti. 

Pembelian F-16 eks USAF ini menarik, karena mulai mengubah arah pembelian alutsista Indonesia. Indonesia yang tadinya meninggalkan pembelian alutsista ke AS karena trauma diembargo, mulai masuk “pelukan” AS kembali. 

Apakah ini menguntungkan ?. Tergantung negara mana yang dianggap berpotensi sebagai ancaman oleh Indonesia. Jika Australia dan Malaysia, mungkin tidak banyak manfaatnya bahkan bisa dikatakan negatif.

Kedua negara tersebut memiliki F/A- 18 Hornet/ Super Hornet. Australia yang merupakan sekutu AS, akan tertawa lebar. Australia akan mudah memetakan kelemahan F-16 Indonesia dengan pasokan data dari AS. Lebih parah lagi Australia sedang memesan 72 jet tempur F-35 Lightning II.
Bisa jadi F-16 itu nantinya tidak dianggap ancaman oleh Australia, karena secara hitungan di atas kertas, bisa netralisir.

Belum lagi jika terjadi konflik antara Indonesia dan Australia. 

Kira kira negara mana yang akan didukung oleh AS ?. Australia merupakan Sekutu abadi AS dalam setiap peperangan dan juga sama-sama Anglo Saxon. Apakah Indonesia tidak kapok dan jera dengan embargo yang dilakukan AS ?. 

Dengan demikian apa keuntungan Indonesia yang mulai bergeser membeli pesawat dari AS ? 

f 16 52 Kujerat Kau dengan Pesawat F 16
F-16 Block 52
Proyeksi Indonesia yang membangun kekuatan udara dengan berkiblat ke Rusia sebenarnya mulai disegani oleh negara lain. Sampai-sampai Australia bolak-balik mengajak TNI AU berlatih perang udara, demi mengetahui karakter pesawat SU 27 dan SU 30.
 
Jika pesawat tempur Indonesia berkiblat ke AS, tentu tidak akan bisa menyaingi Australia dari sisi jumlah pesawat, maupun kualitas. Bisa jadi hal yang sama terjadi dengan Malaysia.

Di sisi lain, Australia tidak mungkin membeli pesawat tempur dari Rusia, karena kedekatannya yang amat sangat dengan AS.

Kelemahan posisi politis Australia itulah yang seharusnya dieksplor oleh Indonesia untuk menjadi keuntungan bagi TNI AU. 

Sebelum adanya tawaran “hibah” F-16 dari AS, para petinggi TNI berencana memiliki SU-35 BM. Semoga proyeksi pembelian SU 35 BM tidak berubah karena tawaran “hibah” pesawat usang dari AS, sehingga Indonesia terancam berada dibalik ketiak Australia.

Ada satu hal yang mencengangkan dari latihan tempur Pitch Black 2012 di Australia. 

Selama ini militer dan pakar militer Australia terus memantau pesawat tempur sukhoi dengan berbagai variannya. hasilnya secara overall, mereka menilai F/A 18 Hornet dan Super Hornet Australia tidak bisa mengimbangi kemampuan Sukhoi dari seluruh varian yang ada. 

Untuk itu militer Australia mengatur agar pensiun F/A- 18 dipercepat, dengan alasan boros secara operasional. 

Para pakar militer Australia mencoba berpikir bagaimana meng-upgrade kemampuan F/A -18 sebelum datangnya 72 jet tempur F-35 Lightning II yang dipesan ke AS.

Hasilnya cukup menggembirakan buat RAAF (Royal Australian Air Force). Untuk pertarungan jarak jauh F/A- 18 Australia memenangkan peperangan karena dibantu AWACS dalam melacak posisi Sukhoi Indonesia. Namun dalam pertarungan jarak pendek/ dog fight, Sukhoi Indonesia mengungguli F/A 18 RI.


su aus2 Kujerat Kau dengan Pesawat F 16
FA-18 Hornet Australia
Hal ini merupakan sukses tersendiri bagi F/A-18 Australia. Biarpun pesawat lawas, namun masih bisa memenangkan pertempuran jarak jauh dengan Sukhoi Indonesia. 
 
Apalagi dalam dunia modern saat ini, akan sulit dijumpai peperangan dog fight antar pesawat. Radar dan rudal pesawat sudah jauh lebih canggih. Pesawat mana yang lebih dahulu mendeteksi posisi lawan, kemungkinan besar menjadi pemenang.
 
Latihan ini juga menunjukkan perang adalah sebuah teater yang membutuhkan kerjasama dari unit-unit lain. F/A – 18 RAAF yang tua dibandingkan SU 27/30, menjadi bergigi karena dibantu AWACS. Pesawat AWACS RAAF membimbing pesawat tempur mereka dalam menemukan posisi Sukhoi Indonesia, sekaligus mencari titik lemahnya. 

Hal ini juga menunjukkan, radar Sukhoi Indonesia masih versi standar dan perlu di-upgrade dengan radar terbaru. Akibatnya pesawat Sukhoi kalah dalam Beyond-visual-Range (BVR).

su30pitcblack Kujerat Kau dengan Pesawat F 16
Indonesia membeli pesawat sukhoi secara bertahap hingga sebentar lagi menjadi satu Skuadron. 

Senjata- senjata Sukhoi akan tiba di kuartal 4 tahun 2012, bersamaan dengan datangnya gelombang pembelian 6 Sukhoi dari Rusia. Akankah Indonesia membiarkan pesawat modern Sukhoi, bertempur sendiri-sendiri tanpa ada battale of management lewat AWACS ? 

Pesawat tempur handal seperti Sukhoi akan menunjukkan kesaktiannya jika digabungkan dengan pesawat AWACS. Pesawat AEW&C atau AWACS berfungsi sebagai pembimbing bagi misil untuk menembak sasaran di luar batas cakrawala (BVR), Electronic Warfare (EW) dan Reconnaissance. Ia menjadi mata dan backbone informasi bagi armada tempur sebuah negara.

Saat ini Indonesia sedang memesan 9 pesawat C-295 dan TNI pun tertarik memesan C-295 versi AEW&C/ AWACS menggunakan budget 2014. Persoalannya adalah, apakah sistem komunikasi yang ada di pesawat Sukhoi Rusia bisa terhubung dengan C-295 Airbus Military ?. Jika ada tantangan, maka akan ada jawaban.

su 27 30 Kujerat Kau dengan Pesawat F 16
Jika Indonesia percaya dengan kemampuan pesawat Sukhoi, maka bangunlah kemampuan Skuadron pesawat itu dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai, ganti haluan politik, maka berganti haluan alutsista pula. 

Kita masih ingat ketika haluan politik berubah dari Presiden Soekarno ke Soeharto, maka haluan alutsista juga berubah. 

Hasilnya….? Kita tidak mendapatkan apa-apa, selain muter-muter gak jelas. 

Negara ini membutuhkan visi yang jelas agar tidak tersesat.


Sumber : JKGR

Kapal Perang Thailand HTMS Rattanakosin Sandar Di Tanjung Perak

SURABAYA-(IDB) : Kapal Perang milik Angkatan Laut Thailand HTMS RATTANAKOSIN type CYT-441 bersandar di Dermaga Jamrud Utara Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Rabu.

Kedatangan kapal perang tersebut tidak ada kaitannya dengan latihan gabungan atau bagian dari program kerja sama bilateral antara Angkatan Laut Indonesia dengan Angkatan Laut Thailand.

"Kapal itu sandar untuk mengisi bahan bakar dan sebagian logistik," ujar Kasubbag Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Lily Djafar kepada wartawan di Surabaya, Rabu.

Ia mengatakan, tujuan utama kapal tersebut yakni bukan Indonesia, melainkan Darwin, Australia dalam rangka latihan operasi "operations exercise kakadu 2012".

Kedatangan kapal perang yang dipimpin Komandan Kapal CDR Anan Ouprasert diterima langsung oleh Dantim Intel Lantamal V Surabaya Letkol Laut (P) Risardi pada Rabu pukul 09.00 WIB.

Kapal tersebut, kata Lily Djafar, berawak 87 orang anak buah kapal. Rencananya, kapal akan bertolak dari Tanjung Perak ke Darwin pada Kamis, 23 Agustus 2012 sekitar pukul 16.00 WIB.

"Kapal akan menginap di Jamrud Utara semalaman dan berangkat ke Darwin besok," kata dia.

Kapal perang HTMS RATTANAKOSIN type CYT-441 tersebut memiliki bobot "Displacement" seberat 96 ton, panjang 76,6 meter, lebar 9,6 meter, dan draft 4,5 meter.

Sementara itu, kedatangan kapal perang tersebut dijaga ketat oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut. Bahkan tidak semua warga bisa masuk ke area tempat bersandarnya kapal.

Meski saat ini sedang musim arus balik Lebaran dan dipenuhi oleh ribuan penumpang, namun tidak mengganggu agenda dan penumpang tidak bisa masuk ke area kapal perang.


Sumber : Antara