Pages

Kamis, Agustus 16, 2012

Presiden Bahas RAPBN 2013 Bersama DPR

JAKARTA-(IDB) : Presiden Susilo Yudhoyono menegaskan, modernisasi persenjataan dan sistem persenjataan TNI menjadi prioritas pemerintah saat ini dan ke depan. Satu hal yang jadi komitmen pemerintah adalah sumber persenjataan itu berasal dari dalam negeri.

Pensiunan jenderal TNI AD itu menyatakan hal itu di depan Sidang Paripurna DPR dalam pidato pengantar nota RAPBN 2013. Sidang paripurna dipimpin Ketua DPR, Marzuki Alie, di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis malam.

Walau tidak merinci jenis dan tipe persenjataan buatan Indonesia yang dimaksud, Yudhoyono menekankan kepentingan pengadaan senjata itu dari dalam negeri dengan sejumlah argumen pokok.

Beberapa BUMN Industri Strategis Nasional telah lama berkiprah dalam produksi senjata, sistem persenjataan, dan wahana pengangkut personel atau tempur. Di antaranya adalah PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, dan PT PAL, yang produk-produknya telah dipakai di lingkungan TNI dan beberapa negara sahabat.

CN-235 MPA dan CN-235 VIP buatan PT DI dibeli pemerintah Korea Selatan untuk kepentingan South Korean Coast Guard dan pesawat kepresidenannya.

Salah satu yang dilirik adalah armoured personnel carrier Anoa dan senapan serbu SS-2 buatan PT Pindad; yang terakhir ini ditawarkan Wakil Menteri Pertahanan, Sjahfire Sjamsuddin, kepada militer Irak, baru-baru ini.
 
 
 
Sumber : Antara

Menhan Terima Dubes Kolombia Dan China

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Rabu (15/8)  didampingi Direktur Kerjasama Internasional Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan (Dirkersin Ditjen Strahan) Kemhan Brigjen TNI Jan Pieter Ate, M.Bus, Kepala Pusat Komunikasi Publik Brigjen TNI Hartind Asrin dan Kepala Biro Tata Usaha Brigjen TNI Herry Noorwanto, M.A menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Kolombia untuk Indonesia H.E. Mr. Alfonso Enrique Garzan Mendez, di kantor Kemhan Jakarta. 

Kunjungan kepada Menhan kali ini merupakan kunjungan balasan dimana beberapa tahun yang lalu Menhan Purnomo Yusgiantoro pernah mengunjungi Kolombia dalam kapasitasnya sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Dikatakan Dubes Kolombia bahwa kunjungan Menhan sebagai Menteri ESDM waktu itu dianggap berhasil dan membawa kemajuan kearah yang positif di bidang Energi dan Sumber Daya Mineral. Dubes Kolombia berharap kunjungannya kali ini juga dapat membawa kemajuan kearah yang lebih baik dalam meningkatkan kerjasama di bidang Pertahanan.

Selain itu Dubes Kolombia juga berharap kerjasama bilateral di bidang Pertahanan dapat berjalan dengan baik sambil menunggu selesainya penyusunan draft kerjasama atau Memorandum of Understanding (MoU) bidang Pertahanan. Kerjasama Pertahanan yang dapat dijalin diantaranya kerjasama di bidang pertukaran personalia, olahraga,  pengetahuan, counter terrorism termasuk kerjasama penanganan peredaran obat-obat terlarang.

Menanggapi apa yang dikatakan Dubes Kolombia, Menhan menjelaskan khusus mengenai terorisme dimana Indonesia akan menjadi tuan rumah joint exercise counter terrorism dalam ASEAN Defence Minister’s Meeting Plus yang diikuti 18 negara. Kedelapan belas negara tersebut terdiri dari 10 negara ASEAN ditambah delapan negara plus yaitu Amerika, Rusia, China, Korea Selatan, Jepang, India, Australia dan Selandia Baru yang akan mengikuti ASEAN Defence Minister’s Meeting Plus tahun depan. Direncanakan negara-negara peserta akan mengirim pasukan anti terorisme ke Indonesia Peace and Security Center (IPSC) di Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Menhan berharap Indonesia dan Kolombia dapat bekerjasama dalam bidang sport atau military game yang akan diselenggarakan tahun depan di Rio de Janeiro, Brazil dimana Indonesia akan berperan aktif dalam committee. Selain itu juga diharapkan Kolombia dapat mengirimkan guru-gurunya untuk mengajar bahasa Spanyol di Indonesia sebagai bahasa pengantar negara Kolombia.

Dihari Yang Sama Menhan Juga Menerima Kunjungan Dubes China


Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Rabu (15/8), menerima kunjungan Duta Besar Republik Rakyat China untuk Indonesia Mr Liu Jian Chao, di Kantor Kemhan, Jakarta. 

Kedatangannya menemui Menhan untuk membicarakan mengenai isu terbaru dalam perundingan Laut China Selatan.



Sumber : DMC

DPR : Kenaikan Anggaran Militer, Untuk Modernisasi Alutsista Dan Kesejahteraan Prajurit

JAKARTA-(IDB) : Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq berharap pemerintah menaikkan anggaran Kementerian Pertahanan pada APBN 2013 dan tahun berikutnya. Hal ini demi menuntaskan proses modernisasi alutsista TNI.

Anggaran Kementerian Pertahanan pada APBN-P 2012 adalah sebesar Rp 75 triliun. Ia berharap pada tahun ini, anggarannya dinaikkan 10 persen. "Bisa naik menjadi Rp 80-an triliun untuk anggaran di Kemenhan 2013," kata Mahfudz Siddiq kepada Jurnalparlemen.com, Kamis (16/8).

Mahfudz berpendapat, kenaikan itu perlu karena upaya modernisasi alutsista TNI belum tuntas sehingga melemahkan pertahanan Indonesia. Meskipun Kemenhan mendapat anggaran paling besar, modernisasi alutsista masih jadi persoalan. Sebab, dari total anggaran di Kemenhan, hanya 30 persen yang digunakan untuk belanja alutsista.

Alhasil, kata Mahfudz, peningkatan anggaran di Kemenhan sebenarnya bukan semata untuk modernisasi alutsista. Anggaran yang ada harus juga digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI, perbaikan dan pengadaan kendaraan operasional, serta merealisasikan program perumahan prajurit.

"Perlunya anggaran Kemenhan yang besar ini, juga mesti memberi dampak bagi kesejahteraan  bagi prajurit TNI. Sehingga tidak timpang, manakala alutsistanya modern tapi kondisi prajuritnya memprihatinkan," ujarnya.


Sumber : Jurnamen

Kemhan Prioritaskan Sarana Pengamanan Perbatasan

JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan (Kemhan) menyatakan pembangunan sarana dan prasarana di perbatasan dalam upaya pengamanan perbatasan menjadi prioritas, seperti instalasi listrik, air bersih, pos penjagaan dan alat komunikasi.

"Kemhan telah melakukan beberapa pembangunan sarana dan prasarana di perbatasan. Dari kementerian pertahanan ada dan dari Mabes TNI ada sendiri programnya," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, di Jakarta, Rabu.

Ia mengaku, sudah membagikan 600 solar cell untuk pengamanan perbatasan (pamtas) di pulau-pulau terluar, terkecil, dan pamtas di darat. Solar cell ini dukungan dari Kementerian ESDM.

"Memang tidak seperti panel surya, tapi itu cukup membantu kegiatan yang butuh penerangan," kata Purnomo.

Selain itu, sudah dibangun dua sarana air bersih masing-masing di Miangas dan Dana Rote. Sekarang ini sudah direncanakan untuk membangun di 10 pulau lagi, kerja sama dengan Kementerian PDT.

Jika 10 sarana itu terwujud, maka genap 12 pulau terluar memiliki sarana air bersih. Untuk pamtas darat, dilakukan survei geologi kerja sama dengan Kementerian ESDM untuk potensi air sumur bor," ucapnya.

Sementara untuk pos perbatasan, Kementerian Pertahanan memprioritaskan pembangunan di wilayah Kodam Tanjung Pura dan Kodam Udayana. Sedangkan untuk alat komunikasi, sekarang ini sedang diproduksi.

"Keempat sarana dan prasana tersebut akan diupayakan selesai pada 2014," kata Menhan.

Asrenum Panglima TNI Laksamana Muda TNI Among Margono menuturkan, perbatasan menjadi program prioritas Mabes TNI, dimana Indonesia memiliki tiga wilayah perbatasan di darat, yakni di Kalimantan (berbatasan dengan Malaysia), Papua (berbatasan dengan PNG), dan Timor (berbatasan dengan Timor Leste).

"Pembangun pos penjagaan menjadi prioritas untuk diwujudkan karena akan digunakan sepanjang tahun, oleh karenanya pembangunannya dilakukan secara permanen. Mabes TNI juga akan melengkapi hal-hal yang masih kurang," katanya.

Mabes TNI punya program menerangi seluruh pos perbatasan, meski dengan anggaran terbatas karena jumlah pos sangat banyak. Sementara ini yang baru terealisasi untuk pos penjagaan di Kalimantan. Tahun depan rencananya di Papua dan selanjutnya di Timor, tambah Among Margono.


Sumber : Antara

Menhan : AS Kembali Tawari Hibah F-16

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengungkapkan, Amerika Serikat kembali menawari hibah pesawat tempur F-16 saat Sekjen Kementerian Pertahanan Marsekal Madya TNI Eris Herryanto berkunjung ke negara itu pekan lalu.

"Mereka (AS) positif untuk menambah hibah lagi," kata Menhan kepada wartawan di Kantor Kemhan, Jakarta, Rabu.

Pengiriman 24 pesawat F-16 bekas pakai yang sebelumnya telah direncanakan akan dihibahkan ke Indonesia, hingga kini belum terealisasikan.

Purnomo mengatakan, tawaran dari pemerintah AS itu akan dibicarakan kembali. Jika disetujui, maka akan sangat berpengaruh pada peningkatan kekuatan dirgantara karena jumlah skadron tempur TNI Angkatan Udara bisa naik hingga tiga kali lipat dari yang ada sekarang.

"Hibah ini akan mempercepat pencapaian program kekuatan pokok minimum (minimum essential force/MEF) TNI," ujarnya.

Ia mengaku tidak khawatir akan kemungkinan terjadinya halangan dalam proses realisasinya karena dimungkinkan situasi politik di Amerika Serikat berubah, jika Presiden Barack Obama gagal terpilih pada pemilihan mendatang karena rencana hibah tersebut telah melalui persetujuan parlemen setempat.

Di tempat yang sama, Sekretaris Jenderal Kemhan Marsekal Madya TNI Eris Herryanto tidak menjelaskan secara rinci berapa jumlah pesawat yang akan dihibahkan kembali oleh Amerika itu, namun pesawat yang akan dihibahkan itu memiliki spesifikasi yang sama dengan 24 unit F-16 yang lebih dulu dihibahkan.

Pesawat F-16 itu akan di `up grade` kemampuannya menjadi setara pesawat tempur F-16 Blok 52. Dengan up grade tersebut, maka pesawat akan mampu terbang dalam kurun waktu sekitar 15-20 tahun lagi.

Diperkirakan hingga 2014 nanti ada sekitar 45 alutsista bergerak, termasuk pesawat tempur maupun angkut, yang tiba di Indonesia.

Terkait penambahan jumlah pesawat tempur dan pesawat angkut yang akan dimiliki oleh TNI Angkatan Udara, Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Udara Marsda TNI JFP Sitompul mengatakan, TNI AU sudah melakukan rekruitmen penerbang setiap tahunnya sekitar 30 orang.

"Dengan rekruitmen yang berjalan tersebut, diprediksi penambahan puluhan pesawat akan tetap bisa diawaki," ujarnya.


Sumber : Antara

Indonesia Mulai Bersuara di Industri Militer Dunia Sebagai Produsen

JAKARTA-(IDB) : Indonesia kini sudah jauh berkembang. Bahkan sudah mulai dilirik sektor industri militer dunia. Bukan sebagai konsumen, melainkan produsen. Benarkah?

Teknologi militer untuk pertahanan dan keamanan tidak lagi didominasi Amerika dan Eropa. Kini Indonesia pun sudah memproduksi persenjataan militer buatan anak bangsa.

Di penghujung Maret 2012 lalu, sebanyak 50 roket R-Han 122 diluncurkan di Pusat Latihan Tempur TNI Angkatan Darat Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatra Selatan.

Wakil Menteri Pertahanan dan Keamanan Sjafrie Sjamsoeddin, Deputi Bidang Relevansi dan Produktivitas Riset Kementerian Ristek Iptek Teguh Rahardjo, Wakil Gubernur Sumatra Selatan Eddy Yusuf, Pangdam II/Sriwijaya Mayor*Jenderal Nugroho Widyotomo, dan Komandan Kodiklat TNI-AD Letnan Jenderal Gatot Numantyo ikut hadir dalam peristiwa bersejarah itu karena untuk pertama kalinya diluncurkan roket militer buatan Indonesia.

Anoa untuk satgas TNI di Lebanon
Peluncuran roket berlangsung mulus. Roket R-Han 122 ini merupakan pengembangan roket sebelumnyam D-230 tipe RX 1210 yang dikembangkan Kementerian Riset dan Teknologi, yang memiliki kecepatan maksimum 1,8 mach.

Perjalanan lahirnya roket militer R-Han 122 ini pun cukup panjang. Berawal pada 2007 saat Kementerian Riset dan Teknologi membentuk Tim D230 untuk mengembangkan roket berdiameter 122 mm dengan jarak jangkau 20 kilometer.

Prototipe roket D-230 ini dibeli Kementerian Pertahanan dan Keamanan untuk memperkuat program seribu roket. Maka pemerintah membentuk Konsorsium Roket Nasional dengan ketua konsorsium PT Dirgantara Indonesia (DI), sebagai wadah memasuki bisnis massal.

Ketua Program Roket Nasional Sonny R Ibrahim menjelaskan rencana pembuatan roket secara massal sudah ada sejak 2005. Namun, baru dikembangkan roket D-230 pada 2007 hingga terbentuk konsorsium tersebut.

Dalam konsorsium itu beranggotakan sejumlah industri strategis yang mengerjakan bermacam komponen roket.

,tr>
Panser Anoa untuk Malaysia
"Kami ditunjuk sebagai ketua konsorsium. Kami tinggal meminta kepada perusahaan-perusahaan itu untuk membuat ini itu untuk komponen roket. Kemudian dirancang di PT DI," jelas Sonny.

Disebutkannya di dalam konsorsium terdapat PT Pindad yang mengembangkan launcher dan firing system dengan menggunakan platform GAZ, Nissan, dan Perkasa yang sudah dimodifikasi dengan laras 16/ warhead dan mobil launcher (hulu ledak).

Kemudian PT Dahana menyediakan propellant. PT Krakatau Steel mengembangkan material tabung dan struktur roket. PT Dirgantara Indonesia membuat desain dan menguji jarak terbang. Pendukung lainnya seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) turut mendukung dengan menyediakan alat penentu posisi jatuh roket.

ITB menyediakan sistem kamera nirkabel untuk menangkap dan mengirim gambar saat roket tiba di sasaran. Sejumlah perguruan tinggi lainnya, yakni UGM, ITS, Universitas Ahmad Dahlan, dan Universitas Suryadharma, ikut terlibat di dalam pengembangan roket tersebut. Nama D-230 kemudian diganti menjadi R-Han 122 karena sudah dibeli Kementerian Pertahanan.

Sistem isolasi termal untuk membuat roket militer tidaklah mudah. Para periset beberapa kali melakukan uji coba hingga menemukan kesempurnaan pada roket R-Han 122 itu.

Dijelaskan Sonny, pada 2003 para periset menggunakan material kritis dengan ketebalan baja 1,2 mm, tetapi produk justru cepat jebol. "Tahun itu tahun jebol karena roket-roket yang diuji rusak atau jebol."

Kemudian para peneliti mulai memperbaiki sistem isolasi termal. Saat roket meluncur sempurna dibutuhkan suhu 3.000 derajat Celcius. Pembakaran dengan menghasilkan suhu tinggi bisa berakibat fatal apabila sistem isolasi termal tidak bekerja dengan baik. Karena itu, di ruang isolasi termal diberi karet atau polimer yang bisa menghambat panas.

Untuk material roket, dipilih bahan yang ringan, yakni aluminium, karena bisa menghambat panas. Perubahan-perubahan itu ternyata menghasilkan roket yang tidak pernah rusak saat diujicobakan.
"Karena termalnya bekerja cukup baik, roket itu bisa terbang tepat sasaran dan tidak pernah rusak selama uji roket," imbuh Sonny.

R-Han 122 berfungsi sebagai senjata berdaya ledak optimal dengan sasaran darat dan jarak tembak sampai 15 km.

Sebelumnya PT Pindad telah memproduksi panser yang merupakan hasil pengembangan riset dari BPPT sejak 2003. PT Pindad meneruskan hasil riset BPPT khususnya untuk panser Angkut Personel Sedang (APS). PT Pindad dan BPPT akhirnya mengembangkan riset APS-1 sampai ke APS-3. Pada APS-3 ini punya kemampuan bermanuver di darat, perairan dangkal dan danau.

SS2 V5 Pindad
Pengembangan riset tersebut akhirnya menghasilkan varian 4X4 dan disempurnakan untuk diaplikasikan kemampuan amfibinya pada varian 6x6. Ujicoba panser APS-3 ini dilakukan awal 2007 dan pada 10 Agustus 2008 bertepatan dengan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional.

Kementerian Pertahanan memberi nama APS3-ANOA. Sejak itu Pindad memproduksi 10 panser pertama APS-3 ANOA. Dalam perkembangannya, Pindad terus mengeluarkan seri-seri terbaru APS-3 ANOA ini.

Selain varian kombatan, ANOA juga memiliki varian lain seperti untuk angkut medis, logistik, armored recovery vehicle (penderek ranpur yang sedang mogok) dan varian mortir.

Saat ini Kementerian Pertahanan telah memesan 100 panser ANOA yang ternyata disukai negara-negara tetangga. Salah satunya Malaysia yang sudah berminat membeli sejumlah panser ANOA dari PT Pindad.

Dan tak kalah penting, panser buatan Indonesia ini juga dipakai untuk kelengkapan persenjataan Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon. 


Sumber : Inilah