Pages

Jumat, Agustus 10, 2012

PT. DI Serahkan Empat Unit Helikopter Bell 412EP Ke TNI AD

JAKARTA-(IDB) : TNI Angkatan Darat menerima empat helikopter serba guna Bell 412 EP dari PT Dirgantara Indonesia (Persero). Helikopter Bell berkemampuan teknis di atas jenis seri-seri helikopter terdahulu.

Penyerahan helikopter dilakukan Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Dr. Budi Santoso kepada Asisten Logistik Kepala Staf TNI Angkatan Darat Mayor Jenderal TNI Sonny Widjaya di pangkalan Pusat Penerbangan Angkatan Darat di Skadron 21/Sena Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (10/8).


Budi Santoso berharap, empat helikopter itu akan membawa pengaruh besar bagi kemampuan TNI, khususnya TNI Angkatan Darat, dalam menghadapi tugas-tugas yang semakin berat. PT Dirgantara Indonesia menyadari kebutuhan alutsista bagi TNI akan terus meningkat.


"Hal ini tentu sejalan dengan tantangan yang semakin beragam, sehingga upaya antisipasi harus terus dioptimalkan. Kami sebagai salah satu penyedia produk alutsista, tentunya harus terus berupaya untuk dapat memenuhi tuntutan yang diminta," kata Budi Santoso.


Budi Santoso mengatakan, TNI Angkatan Darat merupakan pemakai terbesar helikopter-helikopter produksi PT Dirgantara. Di masa mendatang diharapkan TNI Angkatan Darat tetap mempercayakan dan memprioritaskan pemenuhan kebutuhan helikopternya pada PTDI.


Bell 412 EP merupakan helikopter serbaguna yang ditenagai sepasang engine, Pratt & Whitney PT6T-3D, dengan empat bilah rotor utama dan dua bilah rotor ekor. Helikopter ini termasuk kelas menengah dan diawaki oleh satu pilot dan satu ko-pilot serta mampu mengangkut 13 penumpang.


Helikopter Bell 412 EP merupakan Bell 412 generasi baru yang dapat diandalkan. Helikopter ini sebelumnya telah membuktikan kehandalannya dalam berbagai operasi baik di Indonesia maupun di negara-negara lain.


Sumber : Metrotvnews

Yonif 112/DJ Dilikuidasi Jadi Batalyon Raider Kodam IM

BANDA ACEH-(IDB) : Batalyon Infantri (Yonif) 112/Dharma Jaya (DJ) resmi dilikuidasi menjadi Batalyon Raider Kodam Iskandar Muda (IM). Likuidasi itu dipimpin Pangdam IM, Mayjen TNI Zahari Siregar di lapangan Batalyon Raider Japakeh, Aceh Besar, Rabu (8/8). Pangdam IM dalam amanatnya menyampaikan, upacara ini merupakan peristiwa penting dan catatan tersendiri dalam sejarah perkembangan organisasi Kodam IM, mengingat Yonif 112/DJ resmi dilikuidasi menjadi Yonif 112/Raider Kodam IM.

Peresmian satuan Raider ini telah melalui kajian dan evaluasi dari berbagai aspek, mengingat kondisi geografis wilayah Kodam IM yang sangat luas, memiliki lautan luas dan terbuka, dan berbatasan langsung dengan beberapa negara Asia, dan terdapat pulau-pulau kecil yang satu sama lain tersebar dalam jarak yang sangat jauh.

Batalyon Raider sebagai satuan pemukul Kodam IM mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas tempur ataupun non tempur, mengingat satuan Raider memiliki kemampuan melaksanakan operasi mobil udara. Kemampuan itu untuk menjawab tantangan kondisi geografis Aceh yang sedemikian luas.

Selanjutnya, Pangdam IM berharap kepada seluruh prajurit Raider agar memiliki kepekaan tinggi terhadap arah perkembangan situasi lingkungan, sesuai semboyan Raider "Cepat Senyap Tepat" yang memiliki mobilitas tinggi serta bergerak, bertindak dan cepat merebut sasaran.

Acara dihadiri Kasdam IM, Brigjen TNI Iskandar M Sahil, Irdam IM, Danrem 011/lW, Danrem 012/TU, Para Pa Ahli, para asisten, Danrindam IM, Lo AL dan Lo AU, Kabalak IM, Ketua Persit KCK PD IM dan para pengurus.

Tinjau Pulau Rondo


Selepas likuidasi, Pangdam IM Zahari Siregar yang didampingi Asintel, Aslog dan Waasops Kasdam IM melaksanakan kunjungan kerja ke Pulau Rondo guna meninjau kesiapan prajurit TNI yang sedang melaksanakan pengamanan.

"Dalam kunjungan itu, Pangdam memberikan bahan pokok dan bingkisan Hariraya Idulfitri sebagai wujud perhatian dan kepedulian terhadap prajurit TNI yang sedang melaksanakan tugas di pulau terluar," ujar Kapendam IM, Kolonel Subagio Irianto, Kamis (9/8).

Jenderal TNI bintang dua juga mengatakan, Indonesia adalah negara kepulauan yang berbatasan dengan negara-negara tetangga serta memiliki SDA melimpah. Ini berpotensi terjadi permasalahan di antaranya bidang pertahanan, hukum, ekonomi dan sebagainya yang semuanya memerlukan pengamanan secara serius.

Dari latar belakang itulah TNI, khususnya Korps Marinir dan dibantu Yonif 115/ML Kodam IM mengamankan Pulau Rondo yang termasuk pulau strategis dan terluar yang rawan konflik.

Di sela-sela kunjungan, Pangdam IM juga menyempatkan diri menjejaki 400 anak tangga menuju dermaga kilometer 0 RI dan baru kali ini dilakukan Pangdam IM dan belum pernah dilakukan pangdam-pangdam sebelumnya.

Zahari juga berpesan kepada personel agar selalu menjaga kesehatan agar kondisi fisik tetap prima sehingga dapat menjaga keutuhan NKRI.


Sumber : Analisa

Presiden Berharap Riset Industri Pertahanan Terus Ditingkatkan

JAKARTA-(IDB) : Peningkatan alutsista dan modernisasi TNI dalam kurun waktu lima tahun yang dilakukan secara besaar-besaran mendapat reaksi dari sejumlah pihak di tingkat internasional. Meski demikian peningkatan alutsista ini tidaklah berniat untuk melakukan tindakan agresi yang menyimpang dari semangat ASEAN. 

Peningkatan dan modernisasi alutsista ini karena semata-mata ingin meningkatkan kemampuan pertahanan baik dari tugas operasi perang terlebih lagi banyak sekali terdapat tugas operasi selain perang yang harus dilakukan.
 
Hal tersebut diungkapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat memberikan keterangan pers usai rapat koordinasi dengan Menhan, bersama jajaran Menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid 2 bidang Polhukkam, Panglima TNI dan Kapolri, Kamis (9/8) di Gedung Pimpinan Ruang Hening Mabes TNI, Cilangkap Jakarta.

Sementara itu, dalam peningkatan alutsista Presiden menginginkan untuk memiliki alutsista yang berkelas dunia melalui kemandirian industri pertahanan dalam negeri. Oleh karena itu pemerintah akan terus mendukung pengembangan program industri pertahanan dalam negeri dengan memberikan perhatian khusus terhadap pelaksanaan riset dan pengembangan dalam rangka menopang industri pertahanan.

" Agar tidak tergantung dari luar lagi, maka pemerintah terus meningkatkan dan mengembangkan industri pertahanan sehingga indonesia akan mandiri, namun tolong dipertimbangan juga dari sisi ekonomi dan bisnisnya, " jelas presiden SBY.

Sehubungan peningkatan Alutsista ini juga pemerintah juga memberikan dorongan dengan meningkatkan anggaran pertahanan yang cukup signifikan pada setiap tahunnya. Menurut Presiden peningkatan anggaran pertahanan ini seiring dengan kondisi ekonomi saat ini juga terus meningkat, sehingga memungkinkan untuk membangun Alutsista tersebut. Disampaikan Presiden mengenai peningkatan anggaran pertahanan ini yang dimulai dari Tahun 2004 sebesar 21,7 Triliun, Tahun 2009, 33,67 Triliiun, Tahun 2012 sebesar 72,54 Triliun dan untuk tahun 2013 bisa dialokasikan sekitar 77, Triliun Rupiah.

Presiden SBY menghimbau kepada jajaran Kemhan dan TNI untuk pengadaan alutsista ini dilakukan dengan mekanisme dan prosedur yang benar, sehingga mampu mencegah terjadinya penyimpangan dan penggelembungan anggaran pertahanan.

“ Saya berpesan kepada jajaran Kemhan dan TNI agar peningkatan anggaran yang cukup signifikan harus direncanakan dengan baik dan dikelola sebaik-baiknya, dan cegah dari penyimpangan, karena kalo terjadi penyimpangan maka akan timbul masalah” Harap Presiden SBY.

Tidak hanya dari pengelolaan anggaran, namun menurut Presiden setiap pengadaan alutsista maka harus terdapat kehandalan dari segi sistem dan teknologinya sehingga didalam penggunaannya dapat mendukung pelaksanaan operasi gabungan kearah yang lebih efektif.



Sumber : DMC

Mantap, Pindad Dapat Pesanan Enam Komodo Untuk TNI Dan POLRI

BANDUNG-(IDB) : PT Pindad sedang memproduksi enam unit Komodo, suatu kendaraan tempur lapis baja yang memiliki kemampuan bermanuver sangat baik, pesanan Kopassus, TNI AD dan Brimob.
 
"Sekarang  kami produksi keenamnya dan ditargetkan 5 Oktober sudah selesai," kata Manajer Pengembangan Produk PT Pindad Sena Maulana yang memajang desain buatannya di RITech Expo 2012 di Sasana Budaya Ganesha, Bandung, Kamis (9/8). 

Prototipe Komodo dipajang bersama berbagai armada lainnya seperti panser Anoa seri terbaru Pindad, roket RX-550 buatan Lapan, beberapa mobil listrik dan lain-lain di halaman gedung Sabuga.

Enam unit pesanan itu yakni, dua Komodo varian pendobrak untuk 10 personil pesanan Kopassus, tiga Komodo varian Armored (tahan peluru) Personnel Carrier (APC) atau pembawa pasukan untuk 10 personil dan satu versi rudal mistral (anti serangan udara) untuk TNI AD.

Komodo, ujar Sena, berfungsi mengintai kondisi jalan dan alam sekitar, kondisi penduduk setempat, kondisi cuaca, atau kekuatan musuh dengan kondisi medan berat seperti jalan berlumpur, berpasir, serta bergunung-gunung, dan mampu menerjang tanjakan 31 derajat dan kemiringan sisi 17 derajat.

Komodo seberat 4 ton dan berdaya jelajah 450 km ini ujarnya, selain engine, seluruhnya buatan Pindad yang selesai prototipenya sejak Maret 2012 dan bisa dipesan dan dimodifikasi sesuai keinginan.

Selain Komodo, Pindad juga mengeluarkan versi terbaru dari Anoa, suatu panser 6x6 APC, yang sebelumnya sudah selesai diproduksi sebanyak 150 unit untuk TNI, yang 13 di antaranya dipesan untuk Lebanon.


Sumber : Republika