Pages

Minggu, Juli 22, 2012

TNI AU Terjunkan Prajurit Brigif Linud Kostrad

MAKASSAR-(IDB) : Pesawat Angkut C-1308 Hercules TNI Angkatan Udara yang dipiloti Mayor Pnb (Penerbang) Kusmayadi, selama tiga hari, dimulai hari Rabu tanggal 18 s/d 20 Juli 2012 dan terakhir hari ini Jumat (20/7) di Lanud Sultan Hasanuddin, Tugas ini dalam rangka mendukung pelaksanaan terjun taktis Prajurit Linud III/ Kostrad Kariango yang terdiri dari Yonif Linud 432/WSI Kariango dan Yonif Linud 433/JS di daerah Kariango Kabupaten Maros.

Para prajurit Linud III/ Kostrad yang berjumlah 320 personel stanby di Base Ops Lanud Sultan Hasanuddin selama tiga hari sebanyak lima sorty setiap harinya, pelaksanaan terjun taktis yang dimulai pada pukul 06.00 Wita. kegiatan latihan terjun ini merupakan kegiatan rutin bagi anggota kostrad, dalam rangka mempersiapkan profsionalisme prajurit, yang meliputi ketangkasan, keterampilan,serta meningkatkan kemampuan prajurit, yang sekaligus meningkatkan koordinasi antar satuan bagi unsur pimpinan TNI, sehingga mempermudah didalam melaksanakan tugas operasi apabila dibutuhkan,

Menurut keterangan kapten INF Soejono salah satu perwira Kostrad menyampaikan bahwa kegiatan ini, merupakan terjun penyegaran bagi para prajurit kostrad yang dilaksanakan secara rutin dan terjadwal, selain dilaksanakan terjun taktis juga dilaksanakan terjun frefaal,


Sumber : TNI AU

Arhanudse 8 TNI AD Berlatih UST Di Unesa Surabaya

JAKARTA-(IDB) : Lapangan bola di kampus Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Ketintang yang luas ternyata menjadi pilihan tepat bagi pertahanan udara. Berdasarkan pertimbangan itu, TNI-AD menjadikan lapangan Unesa sebagai tempat pelatihan tempur pertahanan udara.

Belum lama ini, TNI asal Arhanudse 8 (Artileri Pertahanan Udara Sedang 8) Gedangan berlatih Ujian Siap Tempur (UST) tingkat Pleton di lapangan terbuka Unesa Kampus Ketintang. Terlihat beberapa alat berat tertata horizontal sesuai posisi yang telah ditetapkan.

Pucuk Meriam, alat berat yang digunakan pada latihan kali ini berjumlah empat dan ditunggangi sedikitnya delapan personal TNI. Latihan yang melibatkan para tentara handal tersebut dimaksudkan agar pasukan TNI Arhanudse 8 ini siap dalam menjalani rutinitas menjaga bumi pertiwi ini.

”Kami latihan untuk melatih kesigapan saja, juga sebagai metode agar pasukan tidak lupa dan siap nantinya ketika terjadi suasana genting,” ujar Letnan 1 Arh Yunus, seperti dilansir dari laman Unesa, Sabtu (21/7/2012).


Sumber : Okezone

Prajurit Satfib Koarmatim Tingkatkan Kemampuan Nembak Meriam

SURABAYA-(IDB) : Prajurit Satuan Kapal Amfibi (Satfib) Koarmatim meningkatkan  kemampuan dengan latihan menembak meriam kaliber 37 mm, 20 mm dan 12,7 mm.  Latihan yang dipimpin langsung Komandan Satfib Koarmatim Kolonel Laut (P)  Irwan Achmadi ini, berlangsung selama empat hari melaksanakan latihan di lapangan, mulai 17 Juli hingga 20 Juli 2012 di Batu Poron Madura.

Sebelum melaksanakan latihan di lapangan, prajurit melakukan latihan klasikal dimulai tanggal 12 Juli hingga 16 Juli 2012 bertempat di Markas Satfib Koarmatim. Latihan menembak meriam ini melibatkan 372 personel, yaitu dari personel KRI, pelatih, penilai (Kolatarmatim), staf latihan, staf pendukung, dan Arsenal Batu Poron. Dalam latihan ini juga dihadiri Kepala Arsenal Kolonel Laut (E) Endarto Pantja Irianto.

Latihan ini difokuskan kepada para Pengawak Alat Instruksi (PAI) senjata di KRI, agar dapat melakukan perawatan serta mengatasi permasalahan pada senjata. Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan   dan keterampilan prajurit Satfib Armatim untuk melaksanakan prosedur penembakan meriam 37 mm, 20 mm dan 12,7 mm dalam rangka melaksanakan tugas operasi.

Menurut Komandan Satfib Koarmatim Kolonel Laut (P) Irwan Achmadi mengatakan, bahwa kesiapsiagaan operasional dan material TNI AL merupakan kewajiban bagi tiap-tiap satuan untuk mengatasi permasalahan yang timbul di bidang maritim, baik yang bersifat ancaman negara lain, maupun ancaman militer yang bersifat selain perang. Kesiapsiagaan satuan harus didukung dengan latihan yang efektif dan berkesinambungan. Dengan begitu, kesiapsiagaan personel maupun material dapat terjaga untuk mendukung terlaksananya tugas operasi.

Dikatakan oleh Komandan Satfib Koarmatim, bahwa Satfib Koarmatim sebagai salah satu satuan kapal di jajaran Koarmatim yang secara langsung mempunyai andil dalam melaksanakan tugas menjaga wilayah perairan Indonesia, memiliki kegiatan latihan guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan prajurit, diantaranya melaksanakan latihan pemantapan dan aplikasi langsung penembakan meriam 37 mm, 20 mm, dan 12,7 mm.

“Diharapkan setelah melaksanakan latihan pemantapan dan aplikasi langsung ini, prajurit Satfib Koarmatim mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan pos tempurnya masing-masing,”kata Komandan Satfib Koarmatim.


Sumber : Koarmatim

KRI SHN-366 Dijadikan Kapal Markas MTF/ UNIFIL

LEBANON-(IDB) : Menjadi suatu kehormatan dan kebanggaan bagi Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/D UNIFIL 2012 dan seluruh prajurit KRI Sultan Hasanuddin (SHN)-366 dan juga TNI AL, karena pada on task yang ke empat ini, MTF Commander Rear Admiral Wagnen  Lopes  de  Moraes  ZAMITH  dengan tiga orang stafnya dan  Chief of Staff of LAF Navy Rear Admiral Nazih Baroudi dengan seorang stafnya onboard di KRI Sultan Hasanuddin-366 dan menjadikan KRI Sultan Hasanuddin-366 sebagai kapal markas (flag ship), belum lama ini, Jum’at (13/7).

Hal ini merupakan pertama kalinya pimpinan MTF dan LAF Navy turut dalam pelayaran kapal perang Indonesia dalam operasi di Area of Maritim Operation Lebanon, sejak Indonesia mengirimkan kapal perang untuk bergabung dengan MTF/UNIFIL pada tahun 2009. Ini merupakan bentuk penghormatan dan kepercayaan yang diberikan kepada pemerintah Indonesia dari pemerintah Lebanon dan Dewan Keamanan PBB atas partisipasi Indonesia dalam misi pemeliharaan perdamaian di wilayah perairan Lebanon.

Keberadaan dua perwira tinggi bintang dua di KRI Sultan Hasanuddin-366 tersebut bertujuan untuk meninjau kondisi keamanan perairan wilayah Lebanon (AMO) dan pelaksanaan operasi oleh unsur-unsur MTF, terkait dengan isu terkini masalah keamanan di Timur Tengah. Selain itu, kunjungan tersebut juga untuk melihat pelaksanan latihan bersama antara kapal perang angkatan laut Lebanon dengan unsur-unsur MTF (KRI Sultan Hasanuddin-366 dan TCG Meltem-334), serta menyaksikan training para Kadet LAF Navy yang onboard di KRI Sultan Hasanuddin-366. Sejak MTF dibentuk pada tahun 2006, para Kadet LAF Navy diikutsertakan dalam setiap latihan bersama unsur-unsur MTF, dan diharapkan calon pemimpin LAF Navy ini kedepan dapat menjaga wilayah perairannya sendiri dengan kekuatan angkatan lautnya.

Sehari sebelum pelaksanaan latihan didahului dengan operation briefing yang dipimpin oleh Komandan KRI Sultan Hasanuddin-366 (Komandan Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/D UNIFIL) dan Leader of The Training Trip LAF Navy  Colonel Joseph Ghrayeb dan diikuti oleh para perwira operasi masing-masing unsur dan para Kadet LAF Navy. Briefing dilakukan di Lounge Room Tamtama KRI Sultan Hasanuddin-366 saat sandar di Limasol, Ciprus. Dalam latihan ini angkatan laut Lebanon menurunkan tiga kapal perangnya, yaitu Tabarja, Sour dan Damour, sedangkan unsur dari MTF yaitu KRI Sultan Hasanuddin-366 (Indonesia) dan TCG Meltem-334 (Turki).

Latihan yang dilaksanakan kelima kapal perang tersebut yaitu meliputi Publication Exercise (Pubex) yaitu latihan untuk meningkatkan kemampuan perwira pelaut masing-masing unsur dalam memahami pembuatan, penyampaian dan penerimaan berita taktis, Comms Check yaitu latihan untuk memastikan komunikasi antar unsur terjalin dalam setiap jaringan frekwensi yang telah ditentukan, latihan peran tempur bahaya permukaan dan  Assistance Exercise (Assistex) yang meliputi latihan peran penanggulangan kebakaran, Medic Evacuation Exercise (Medevac) dan Winching Exercise (Winchex).

Selain itu dilaksanakan Boarding Exercise (Boardex) yaitu latihan pemeriksaan dan penggeledahan yang dilakukan oleh personel LAF Navy ke KRI Sultan Hasanuddin-366, yang disekenariokan KRI Sultan Hasanuddin-366 sebagai kapal niaga yang dicurigai  membawa benda berbahaya. Begitu pula sebaliknya Tim Visit Boarding Search and Seizure (VBSS) KRI Sultan Hasanuddin-366 melaksanakan Boardex ke Damour yang dianggap sebagai suspect vessel. Latihan diakhiri dengan Photo Exercise (Photoex) yaitu pengambilan gambar dari udara kelima unsur tersebut dalam berbagai manuvra laut dan formasi tempur. Pengambilan gambar ini dilakukan dengan menggunakan Helikopter Bolco-105  NV 414 yang onboard di KRI Sultan Hasanuddin-366. Saat latihan bersama ini berlangsung sempat berpapasan dengan tiga kapal perang Rusia yang sedang melintas di Laut  Mediteranean.

Setelah tiga hari melaksanakan kegiatan latihan bersama dan berjalan dengan lancar, pada tanggal 15 Juli 2012 KRI Sultan Hasanuddin-366 merapat di pelabuhan Beirut untuk debarkasi personel serta melaksanakan bekal ulang logistik dan perawatan rutin.

Menanggapi tentang pelaksanaan latihan bersama ini, Rear Admiral ZAMITH maupun Rear Admiral Baroudi menyatakan sangat puas dan bangga kepada unsur-unsur yang terlibat dalam latihan dan  kepada para Kadet LAF Navy selama mengikuti pelaksanaan latihan.  Selain itu, kedua pejabat ini menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada para prajurit KRI Sultan Hasanuddin-366 yang memiliki sikap disiplin dan pofesionalisme yang tinggi dalam mengikuti kegiatan latihan ini.

Mereka juga mengucapkan rasa terima kasih, karena selama dalam pelayaran para prajurit KRI Sultan Hasanuddin-366 menunjukkan sikap ramah dan santun dalam pergaulan di kapal, bahkan Rear Admiral ZAMITH merasa betah dan suatu saat ingin bermarkas kembali di KRI Sultan Hasanuddin-366. Dan sebagai bentuk penghargaan tersebut, bendera kapal markas (flag ship) diberikan dan ditinggalkan di KRI Sultan Hasanuddin-366 karena prestasi dan perfoma yang dimiliki sebagai peace keeper di perairan Lebanon. 


Sumber : Koarmatim

Era Rudal Indonesia Diambang Kenyataan

sm Please Jangan Meleset untuk yang Ini !
JKGR-(IDB) : Tanggal 25-26 Juli 2012 bisa menjadi hari bersejarah bagi dunia militer dan dunia teknologi Indonesia. Republik Indonesia akan memasuki babak baru dengan lompatan yang sangat signifikan di bidang peluru kendali. 

Di hari itu Kementerian Pertahanan akan kedatangan tamu istimewa dari China, untuk menetapkan perjanjian dimulainya alihteknologi pengembangan produksi bersama peluru kendali C-705 yang digunakan TNI Angkatan Laut.

China setuju untuk membangun pabrik pembuatan rudal C-705 di Indonesia dan siap berbagi teknologi sejak awal pembuatan rudal. PT Pindad telah menyiapkan lahan sebagai tempat perakitan rudal C-705. Kementerian Pertahanan juga menyiapkan pasokan bahan baku roket (propelan) yang pabriknya baru dibangun di Kalimantan.

C 705 Missile China Please Jangan Meleset untuk yang Ini !
Spesifikasi rudal C-705:

Anti-Kapal Permukaan
Jangkauan: 75 km; 170 km dengan second stage.
Penjejak: Radar, TV, Infra Merah, Mid-course guidance, GPS / GLONASS.
Warhead: 110 Kg
Engine: Solid rocket
Cruise altitude: 12.15 meter (lowest)
Ukuran Target: Kapal berbobot hingga 1500 ton.
Launching platform: Aircraft, Surface vessels, Vehicles
Kill probability: > 95.7%

Jika kerjasama itu ditandatangani pada tanggal 25 Juli 2012, maka kemampuan tempur Indonesia akan berubah secara signifikan.

bosterc705 Please Jangan Meleset untuk yang Ini !
Sudah belasan tahun pakar-pakar LAPAN bekerja menciptakan berbagai jenis roket. Tahun demi tahun ujicoba roket balistik dijalani dengan penuh ketabahan. Hasilnya diameter roket bisa diperbesar menjadi RX 420, RX 550 dan RX 750. 

Roket berdiameter besar berhasil dibangun, setelah PT Krakatau Steel menciptakan tabung roket berdiameter 0,55 meter, seperti yang diinginkan LAPAN. 

Sebelumnya bahan bakar roket pun diimpor dari luar negeri. Kini propelan itu mulai diproduksi di dalam negeri.

Namun ada satu teknologi yang belum dikuasai LAPAN, yakni bagaimana agar roket itu bisa dikendalikan alias, menjadi peluru kendali. Negara yang bisa membuat peluru kendali memang sangat sedikit. Jika Indonesia berhasil menguasai teknologi ini, maka kelas dan derajat Indonesia akan naik di mata dunia Internasional.

roket rx 550 Please Jangan Meleset untuk yang Ini !
Roket RX 550 LAPAN 500 KM
Melalui rudal C-705 diharapkan para pakar roket Indonesia mampu mengadopsi teknologi guided missile. Roket-roket Indonesia seperti RX 0707.01, RX 0707.02, RX 0807.01, RX 1110.01, RKX 100S, RKX 10C, RX1512.02, RX1515.01, RX 1712.01, RX 2428.04 DAN RX 2728.01, RX 420, RX 550,RX 750 bisa berubah menjadi peluru kendali.

Peluru-peluru kendali tersebut bisa ditempatkan di kapal ataupun di berbagai pulau di Indonesia. Ribuan pulau-pulau Indonesia akan berubah menjadi semacam destroyer atau kapal induk yang siap menyergap setiap kapal laut maupun pesawat tempur yang hendak masuk ke wilayah Indonesia.

Jika proyek kerjasama pembuatan rudal C-705 ini kembali gagal, berarti memang ada yang gak beres dengan manusia yang bernama “Orang Indonesia”. Pihak China sudah menyatakan kesiapannya dan malah balik menantang kapan proyek itu akan dimulai. “Go and get it, Mister…!”.

combo c 705 Please Jangan Meleset untuk yang Ini !
Ibarat perlombaan lari, Indonesia bisa dikatakan belum juga masuk garis finish, sementara peserta lain telah makan di rumah atau bahkan tidur ngorok. What’s wrong with us ?.

Pada tahun 1960-an, Indonesia bersama dengan India, China, Pakistan dan Korea Utara belajar membuat rudal ke Uni Soviet. 

Rudal-rudal Uni Soviet itu dibawa ke Indonesia. lebih jauh lagi, rudal itu pun dibelah dua (dibedah), agar orang Indonesia bisa mempelajarinya. Tidak itu saja, pakar rudal Uni Soviet pun didatangkan Ke Indonesia untuk membantu para teknisi Indonesia. Praktek lapangan dari para ahli rudal Uni Soviet ini, dilakukan di Pameungpeuk Garut, Jawa Barat.

Awalnya Indonesia seperti siswa yang cerdas. Munculah Roket pertama yang diberi nama Kartika I. Namun setelah roket itu berhasil diluncurkan, Indonesia memutuskan keluar dari sekolah, padahal masih sekolah di bangku SD.

Kartika Please Jangan Meleset untuk yang Ini !
Sementara China, India, Pakistan dan Korea Utara terus melanjutkan sekolah dan kini telah menjadi sarjana dengan nilai Cum Laude. Mereka berhasil membuat peluru kendali dengan hulu ledak nuklir.

Melihat teman-teman seangkatannya telah sukses, Indonesia pun berpikir ulang untuk kembali melanjutkan sekolah. Dalam hatinya berkata “Tidak ada kata terlambat dalam belajar (sambil meunuduk tersipu malu). 
Namun apa daya guru yang mengajarinya pada tahun 1960-an telah meninggal dunia (Uni Soviet). Untunglah ada teman seangkatan yang mau membantu ,dari Sekolah Jakarta-Peking-PyongYang.
“Sudah….sekarang belajar dulu membuat peluru kendali jarak pendek aja. Gak usah macam-macam deh…nanti bolos sekolah lagi”, ujar negara China.
Materi pelajaran yang disiapkan China antara lain: Alih teknologi rudal dari proses awal, Perakitan, pengujian, pemeliharaan, modifikasi, “up-grade” rudal dan pelatihan.
Produksi dan pemasaran bersama atas produk persenjataan tertentu antara lain peluru kendali C-705. Jika rudal itu berhasil dibuat, maka setiap pembeliannya oleh pihak lain harus dilakukan antarpemerintah “G to G”.
Itulah materi “sekolah” yang ditawarkan China.
China telah menawarkan les privat bagi Indonesia, untuk mengejar ketinggalannya dalam ilmu peluru kendali. Apakah Indonesia akan ikut les privat itu atau kembali mabal alias bolos seperti dulu kala. Kita lihat saja nanti.


Sumber : JKGR